DEIKSIS PERSONA BAHASA MUSI DESA PULAU PANGGUNG

2y ago
87 Views
2 Downloads
392.60 KB
8 Pages
Last View : 14d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Genevieve Webb
Transcription

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991DEIKSIS PERSONA BAHASA MUSI DESA PULAU PANGGUNGKECAMATAN MUARA KELINGI KABUPATEN MUSI RAWASSyaiful Abid1)Dosen Prodi. Pend. Bahasa & Sastra Indonesia, Jurusan Pend. Bahasa & Seni, STKIP-PGRI Lubuklinggau(E-mail: syaiful2012abid@yahoo.co.id)1AbstrakTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk dan pemakaian deiksis persona bahasaMusi Desa Pulau Panggung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif.Sumber data dalam penelitian ini adalah tokoh masyarakat dan beberapa warga Desa PulauPanggung. Objek penelitian adalah keseluruhan bentuk dan pemakaian deiksis persona bahasaMusi Pulau Panggung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dandokumentasi. Teknik analisa data dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkanbahwa bentuk deiksis persona bahasa Musi Desa Pulau Panggung, yaitu: (1) pronominapersona pertama tunggal adalah Aku, -ku, dan –ku; (2) pronomina persona pertama jamakadalah kite‟; (3) pronomina persona kedua tunggal adalah kamu, nga, dan tubu‟;(4) pronomina persona kedua jamak adalah ponga dan pronomina ketiga jamak yaitu kataraban tubu‟ dan raban ponga; (5) pronomina persona ketiga tunggal adalah ye; dan(6) pronomina persona ketiga jamak adalah raban. Peran pemakaian deiksis persona yangditemukan meliputi peran deiksis persona pertama sebagai pembicara, peran deiksis personakedua sebagai lawan bicara, dan peran deiksis persona ketiga sebagai persona yangdibicarakan.Kata kunci: Deiksis Persona, Bahasa Musi.A. Pendahuluananak tidak hanya terbatas pada apa yangManusia dilahirkan di dalam dunia sosialdinamakan pemakaian bahasa (language usage),di mana mereka harus bergaul dengan manusiatetapi juga penggunaan bahasa (language use).lain yang ada di sekitarnya. Sejak awal hidupnyaDengan kata lain, anak harus pula menguasaidia sudah bergaul sosial terdekat, meskipunkemampuan pragmatik.bentuk masih satu arah atau orang tua berbicara,Para ahli bahasa yang berbicara tentangdan bayi hanya mendengarnya saja. Dalamdeiksis tidak menjadikan deiksis sebagai bahanperkembangan hidup selanjutnya, dia mulaipembicaraan tanpa menyertakan pragmatik lebihmemperoleh bahasa setapak demi setapak. Padadahulu di dalamnya. Hal demikian, beralasansaat yang sama, dia juga sudah dibawa ke dalammengingat bahwa salah satu aspek mendasarkehidupan sosial di mana terdapat rambu-rambudalam kajian deiksis, yakni inferensi makna yangperilaku kehidupan. Rambu-rambu ini diperlukandilakukan dengan memperhitungkan konteks.karena meskipun manusia itu dilahirkan bebas,Perubahantetap saja dia harus hidup bermasyarakat. Hal initermasuk yang dinyatakan sebagai ekspresiberarti bahwa dia harus pula menguasai norma-deiksis, akan berimplikasi pada perubahannorma sosial budaya yang berlaku dalammakna ekspresi tersebut. Peranan konteks yangmasyarakat tersebut. Sebagian dari norma-normamenentukan tersebut menyebabkan kajian deiksiskontekspenggunaantuturan,ini tertanam dalam bahasa sehingga kempetensi43

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014digolongkanISSN : 0216-9991sebagaisub-bidangkajianpragmatik.B. Landasan Teori1. DeiksisSalah satu ciri kehidupan manusia diKata deiksis berasal dari kata yunanitengah masyarakat ditandai dengan pemakaian“deiktikos” yang berarti hal penunjukkan secarabahasa. Bahasa memegang peranan pentinglangsung dan telah dipakai dalam tata bahasadalamalatsejak zaman kuno, kemudian diperkenalkankomunikasi. Setiap anggota masyarakat dankembali oleh Karl Buhler pada abad ke- omunikasi, baik bertindak sebagai komunikatorpragmatik. Kridalaksana (2001) mengartikan(pembicara) maupun komunikan (mitra bicarabahwa deiksis merupakan hal atau fungsi yangatau pendengar). Bahasa yang dipakai manusiamenunjukkan sesuatu di luar bahasa yangterdiri atas beraneka, baik bahasa etnis sukuberkaitan dengan kata tunjuk promina danbangsa di berbagai daerah, nasional maupunmemiliki ketakrifan yang mempunyai fungsiinternasional.deiksis. Deiksis didefinisikan sebagai ungkapanMengingat pentingnya bahasa daerahyang terikat dengan konteksnya. Contohnyadalam menunjang pembinaan dan pengembangandalam kalimat “Saya mencintai dia”, informasibahasa nasional, perlu diadakan usaha-usahadari kata ganti “saya” dan “dia” hanya dapat dinyata. Usaha nyata yang dapat dilakukan antaratelusuri dari konteks ujaran. Ungkapan-ungkapanlain dengan penelitian, baik dalam bidangyang hanya diketahui hanya dari konteks ujaranstrukturitulah yang disebut deiksis.bahasa,pragmatik,sosiolinguistik,maupun pengajaran bahasa.Purwo (1984:19) dan Maksan (1994:82)Kata-kata seperti ku, nga, ye merupakansama-sama membagi deiksis ke dalam tiga jenis,kata-kata yang bersifat deiksis. Rujukan kata-yaitu: (1) deiksis persona, (2) deiksis waktu, dankata tersebut barulah dapat diketahui jika(3) deiksis tempat (ruang). Kemudian, jenisdiketahui pula siapa, di mana, dan pada waktudeiksis persona, sebagai berikut.kapan kata- kata itu diucapkan. Di desa Pulaua. Persona PertamaPanggung, kata- kata tersebut bisa .Dalam bahasa Indonesia, kata personapertama tunggal adalah saya, aku, dan daku.Bentuk saya, biasanya digunakan dalam tulisanBerdasarkan rasa ingin tahu mengenaiatau ujaran yang resmi. Persona pertama aku,keunikan deiksis bahasa daerah Musi tersebut,lebih banyak digunakan dalam situasi non formalmaka penulis tertarik untuk meneliti bahasa didan lebih banyak menunjukkan keakraban antaraDesa Pulau Panggung dengan difokuskan padapembicara/penulismasalah deiksis khususnya deiksis persona.Sedangkan untuk pronomina persona pertamadanpendengar/pembaca.daku, pada umumnya digunakan dalam karyasastra.Selainpronominapersonapertama44

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991tunggal, bahasa Indonesia mengenal pronominatindak komunikatif. Faktor-faktor tersebut yaitupersona pertama jamak, yakni kami dan kita.siapa yang berbahasa, dengan siapa, untuk tujuanb. Persona Keduaapa, dalam situasi apa, dalam konteks apa, jalurPronominapersonakeduatunggalyang mana, media apa dan dalam peristiwa apamempunyai beberapa wujud, yakni engkau,sehingga dapat disimpulkan bahwa pragmatikkamu, anda, kau– dan –mu. Sedangkan bentukpada hakikatnya mengarah pada perwujudanpronomina persona kedua jamak adalah kalian.kemampuanPronomina persona kedua tunggal „engkau‟ danmenggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-„kamu‟, kedua bentuk kata ganti persona keduafaktor penentu dalam tindak komunikatif dantunggal tersebut masing- masing mempunyaimemperhatikanbentuk variasi kau– dan mu–.secara tepat.c. Persona Ketiga3. ta ganti persona ketiga tunggal terdiriKonteks adalah bagian suatu uraian atauatas ia, dia, nya, dan beliau. Sedangkan katakalimat yang dapat mendukung atau menambahganti persona ketiga jamak adalah mereka.kejelasan makna situasi yang ada hubungannyaDalam posisi sebagai subjek, atau di depandenganverba, “ia” dan “dia” sama-sama dapat dipakai.(2001:4) menjelaskan konteks adalah pijakanAkan tetapi, jika berfungsi sebagai objek, atauutama dalam analisis pragmatik. Konteks initerletak di sebelah kanan dari yang diterangkan,meliputi penutur dan petutur, tempat, waktu, danhanya bentuk dia dan –nya yang dapat muncul.segala sesuatu yang terlibat di dalam ujaran“beliau”tersebut. Preston (dalam Supardo, 2000:46)digunakan untuk menyatakan rasa hormat, yaknimenjelaskan bahwa konteks sebagai seluruhdipakai oleh orang yang lebih muda atauinformasi yang berada di sekitar pemakai bahasaberstatus sosial lebih rendah daripada orang yangtermasuk pemakaiandibicarakan. Dari keempat pronomina tersebut,sekitarnya. Dengan demikian, hal- hal sepertihanya -nya dan beliau yang dapat digunakansituasi, jarak tempat dapat merupakan konteksuntuk menyatakan milik.pemakaian2. Kajian Pragmatikpentingnya konteks dalam bahasa, yaitu asaHaliniyangPurwoadadimenekankanmenentukan makna dan maksud suatu ujaran.telaahSupardo (2000:46) membagi konteks menjadimengenai, “hubungan tanda-tanda dengan parakonteks bahasa (linguistik) dan konteks di luarpenafsir”. Tanda-tanda yang dimaksud di sinibahasa (nonlinguistik). Konteks bahasa berupaadalah tanda-tanda bahasa bukan yang lain.unsur yang membentuk struktur lahir, yakniPragmatikbunyi, kata, kalimat, dan ujaran atau menggunakan bahasa dalam berkomunikasi yangmenghendaki adanya penyesuaian tanda (bahasa)atau ragam bahasa dengan faktor-faktor penentu45

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991C. Metode PenelitianD. Hasil dan PembahasanPenelitianinimenggunakan1. Hasilpendekatan kualitatif. Penelitian ungan dengan keadaan atas statuspronominakedua,fenomena yang berupa kata- kata tertulisMasing- masing pronomina memiliki bagianatau lisan dari orang-orang dan prilaku yangtunggal dan jamak. Pronomina pertama tunggaldiamatiObjekadalah aku, -ku, dan ku-. pronomina pertamapenelitian ini adalah deiksis persona bahasajamak adalah kite‟. Selanjutnya, pada pronominaMusiSubjekkedua tunggal yaitu nga, kamu, dan tubu‟.penelitian ini terdiri atas tokoh masyarakatSedangkan pronomina kedua jamak adalahdan beberapa warga yang ditunjuk sebagaiponga. Terakhir pada pronomina ketiga tunggalinforman.adalah ye, dan pronomina ketiga jamak ng.pengumpulandatayangDeiksis persona bahasa Musi Desa .digunakan berupa wawancara, dan dokumentasi.Wawancara yang digunakan dalam penelitian inidilakukandenganmembuatpertanyaan-2. Pembahasana. Pronomina Persona PertamaDalampertanyan yang sifatnya terbuka, dengan bantuanalat perekam suara, alat tulis, dan catatan agardatayangdiperolehmemilikivaliditas.Kemudian, teknik dokumentasi n proses dan hasil-hasil dari tekniklain yang digunakan dalam penelitian ini.Teknik analisis data pada penelitian iniadalah teknik deskriptif kualitatif. Menurut Milesand Huberman (dalam Sugiyono, 2010: 91),mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisisdata kualitatif dilakukan secara interaktif danberlangsung secara terus menerus sampai tuntas,sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalamanalisis data mencakup: reduksi data, displaydata, dan kesimpulan atau verifikasi.MusiDesaPulauPanggung, pronomina persona pertama tunggaladalah Aku, -ku, dan ku-. Pronomina PersonaPertama Tunggal Aku, -ku, dan ku- digunakanpembicara untuk menunjuk dirinya sendiri.Biasanya bentuk ini dipakai dalam situasinonformal.Pronomina persona pertama aku, lebihDokumentasi dalam penelitian ini adalah petaletak wilayah desa Pulau r/pembaca.Bentuk pronomina persona pertama tunggal akumerupakan kata ganti orang pertama yang asli.Perhatikan contoh percakapan berikut.(1) “Aku rase perlu nian mbahas gawe kak, kite‟isek rapat lagi”, kata pak kades.(Saya rasa perlu sekali membahas kegiatan ini,kita besok rapat lagi.)(2) “Aku dak pacak miluk pak, isek Aku ade gaweduma”, kata kadus 1.(Saya tidak bias ikut pak, saya ada pekerjaan dirumah.)(3) “Aku pulek pak, dak pacak datang isek”,sambung kadus 2.46

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991(Saya juga pak, tidak bias dating besok.)Berdasarkan contoh percakapan di atasdapat kita perhatikan bahwa pronomina personapertama tunggal Aku digunakan komunikatoruntuk menunjuk dirinya sendiri, dan sifatnyaterlihat lebih akrab antar komunikator dankomunikan.Selanjutnya,bentukpronominapersona pertama tunggal aku pada bahasa MusiDesa Pulau Panggung memiliki dua variasibentuk lain, yakni -ku dan ku–. Berdasarkandistribusi sintaksisnya, bentuk –ku merupakanbentuk lekat kanan, sedangkan bentuk ku–merupakan bentuk lekat kiri. Bentuk lekat kananseperti itu dalam bahasa Indonesia seringdijumpai. Perhatikan contoh berikut.(4) “Pinjam senku bae, kebetulan senku masihade”. (kadus 4,.).(“Pakai uang saya saja, kebetulan uang sayamasih ada”.)(5) “Kumiluk pulek nyumbang untuk kelancarangawe kak.”(Saya ikut juga menyumbang demi kelancarankegiatan ini.)Implikasi kalimat (6) adalah bahwabukan hanya pembicara/orang pertama saja yangturut serta dalam perkumpulan besok, tetapi jugapendengar/ lawan tutur akan ikut. Perhatikancontoh data lainnya.(8) “Pak kades, pacak kite‟ ngomong lagi dumahpak gek?”kata kadus.(pak kades, bisakah kita bicara lagi di rumahbapak nanti?)Padakalimattersebutjelasbahwapronomina kedua jamak kite‟ melibatkan duaorang yaitu pak kadus dan pak kades saja.b. Pronomina Persona KeduaPronomina persona kedua pada bahasaMusi desa pulau panggung yaitu nga, tubu‟,kamu, dan ponga. bentuk pronomina keduatunggal nga, tubu‟, dan kamu digunakan dalamsituasi konteks yang berbeda. Bentuk pronominakedua tunggal nga biasanya digunakan oleh:1. Orang tua terhadap orang yang lebih mudayang telah dikenal dengan baik dan lama.Berdasarkan contoh (4) dan (5) tepatnya2. Orang yang mempunyai status sosial yangpada kata bercetak miring dapat kita lihat bahwalebih tinggi untuk menyapa lawan bicarapronomina –ku dan ku- dipakai dalam kalimatyang statusnya lebih rendah.berbeda dan makna penyampaian yang jugaberbeda.Sedangkan pronomina persona pertamajamak pada bahasa Musi Desa Pulau Panggungadalah kite‟. Pronomina persona pertama jamakbentuk kita bersifat inklusif. Artinya, pronominaitu mencakupi tidak saja pembicara/penulis,tetapi juga pendengar/pembaca, dan mungkinpula pihak lain. Perhatikan beberapa data berkut:(6) “Kurase ape yang dilakukan kadus 4 kak perlukite tiru, meken wang laen niru pule”. (Kadus1) (“Saya rasa apa yang dilakukan kadus 4 iniperlu kita contoh, supaya orang lain dapatmengikuti juga”.)(7) “Kite bekumpul isek di sikak lagi,,”.(Kita besok berkumpul lagi di sini.)3. Orang yang mempunyai hubungan akrabatau sesama teman sebaya.Perhatikan contoh percakapan berikut!(9) Pak kades : “Ton, sikakla nga kudai, sapenamek kanti nga kak?”(Ton,kemarilah engkau sebentar, siapanama temanmu ini?)Anton: (Bergegas anton mendekat ke arahpanggilan) Ao, ye kak amin. (Ya,dia ini Amin)Pak kades : Ape nga baru nian di sikak? (Apakau memang baru tinggal di sini?)Amin: Ao, pak. Kurencane ndak buatKTP, mangke e mintek kanti ngenanton nemui pak ka sikak. (Ya,pak. Saya rencananya inginmembuat KTP, makanya sayaminta tolong ditemani dengananton untuk menemui bapak kesini.)47

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991(10) Pak Kades: Pak, tolong nga njuk formulir kabudak kak! (Pak, tolong andakasih formulir ke anak ini!)Sekdes : Ao, pak. (Ya, pak)(11) Anton: Dem yek, kuantat nga sampai ikakbae, kubalek kudai. (Sudah ya,saya antar kamu sampai di sinisaja, saya pulang dulu)Amin: Ao ton, mekasi banyak yek. (Yaton, terima kasih banyak, ya).yang dimaksud adalah orang yang lebih tua dariPada contoh (9), pronomina keduaPada contoh (12) menggambarkan bahwatunggal nga dipakai oleh Pak Kades selaku orangsi Anton bertanya kepada bapaknya dengantuasantun perihal apakah bapaknya sudah makanuntuk memanggil anaknya si Anton.Berikutnyapadapercakapan(10)penanya, isteri terhadap suaminya, dan lainnya.Perhatikan contoh berikut:(12) “Bak, ape tubu‟ la dem makan?”, TanyaAnton. (Ayah, apa engkau sudah makan)(13) “Maaf pak, men boleh nanye tubu‟ kaksape?” (Maaf pak, kalau boleh tanyasiapakah engkau ini?)bentukatau belum. Begitu juga dengan contoh (13),pronomina kedua tunggal nga dipakai oleh Pakmenyatakan bahwa seseorang dalam pernyataanKades untuk memerintah anak buahnya yaitu Paktersebut sedang menanyakan perihal keadaan diriSekdes. Begitu juga pada percakapan (11),dari seorang tua yang tak begitu dikenalnya.pronomina kedua tunggal nga biasa juga dipakaiSedangkan untuk bentuk pronominauntuk menegur/ menyapa teman sebaya. Perlukedua jamak kamu pada bahasa Musi Desa Pulauditekankan bahwa pronomina kedua tunggal ngaPanggung mempunyai makna yang agak kasarmempunyai makna inklusif, artinya kapan, didibandingkan pronomina nga dan tubu‟. Namun,mana, dan siapa yang terlibat dalam pembicaraanpronomina nga dapat juga dikategorikan kasardapat disesuaikan dengan konteks. Pronominaapabila dihadapkan pada orang tua seperti yangnga lebih pantas jika dipakai untuk komunikatortelah saya papar terdahulu. Jadi, pronominayang sebaya dengan komunikan. Namun, akankedua bahasa Musi Desa Pulau Panggung initerdengar kasar atau tidak pantas apabiladapat berubah- ubah bergantung pada konteks.dihadapkan pada orang yang lebih tua.Perhatikan contoh berikut!Selanjutnya, bentuk pronomina keduatunggaltubu‟hanyadapatdigunakan(14) “ Ape gawe kamu di sikak!” tanya kades.(Apa kerja engkau di sini!)Pada contoh pronomina kamu di atasberdasarkan konteks tertentu saja, misalnya:1. Anak terhadap orang tua.dapat2. Anak muda terhadap orang tua yang tidakberdasarkan bentuk kalimat dan keterangannyabegitu dikenal.3. Si isteri terhadap suami.kitalihatbahwakalimattersebutmenunjukkan sikap marah dalam menegur yangdilakukan bapak kepala desa terhadap sekdesBentuk pronomina kedua tunggal tubu‟(bawahan kades). Hal ini dikatakan kasar karenamempunyai sifat lebih santun dari pada katapenggunaan pronomina kamu sangat tidak pantasganti nga, sehingga pronomina ini hanya dapatuntuk kalangan tua termasuk rekan kerja.dipakai dengan melihat konteks dari siapa yangSedangkan bentuk pronomina kedua jamak padamenjadi lawan bicara, biasanya lawan bicarabahasa Musi Desa Pulau Panggung yaitu ponga.Perhatikan beberapa data berikut.48

Jurnal Perspektif PendidikanVol. 8 No. 2 Desember 2014ISSN : 0216-9991(15) “Men ponga dak keberatan, kubalek duluyek?”, kata pak kades. (Kalau kalian tidakkeberatan, saya pulang dulu ya?)siapapun karena tidak memiliki sifat khas sepertiPada contoh (15) di atas bahwa PakSedangkan pronomina ketiga jamak padaKades menyatakan pamit kepada rekan sesamabahasa Musi Desa Pulau Panggung yaitu raban.pengurus masyarakat desa setempat untuk pulangPronomina jamak ini biasanya dapat dipakaiterlebihdahulu.kepada semua orang tanpa memandang isapamerekapronomina nga atau tubu‟.sosial,jeniskelaminatauumurantarmemiliki usia yang berbeda-beda. Hal inikomunikator dan komunikan, sama halnyadianggap wajar karena komunikator adalahdenganatasan dari para komunikan.percakapan berikut.c. Pronomina Persona KetigaPronomina persona ketiga tunggal padabahasa Musi Desa Pulau Panggung yaitu ye.Pronomina ye biasanya dapat dipakai kepadasemua orang tanpa memandang status sosial atauumurantarkomunikatordankomunikan.Perhatikan contoh berikut.(16) “Ye tadi kak pegi ke sekdes, ade rapat kate ejerung bae”, jawab Anton. (Dia tadi pergi kesekdes, ada rapat katanya sebentar saja)(17) “ Medis e ye tadi dak ninggal kanti e suhangdi sikak.”, ucap kadus 2. (Semestinya diatadi tidak meninggalkan temannya ini sendiridi sini)Pada contoh kalimat (16) pronomina yedapat dipakai untuk menyatakan kata ganti orang(dia) yang status usianya lebih tua daripronominaye.Perhatikancontoh(18) Pak Kades : “Jingok, raban tu lagi ape?”(Lihat, rombongan itu sedangapa?)Ibu kades : Ntah, dak kutau nian. Cubo tubu‟tanye dengan bak bae, ye lebihpahak ngen raban tu.(Entah, saya tidak begitu tahubetul. Coba engkau tanya dgayah saja, dia lebih dekat denganrombongan itu)(19) Pak kades : “Ton, cubo nga omongke nangnga mintek jingok raban tu lagiape di situ?(Ton, coba engkau kasih tahukakekmu minta tolong lihatrombongan itu sedang apa)(20) Anton : “Nang, kate bak mintek tolongnang jingoke raban tu lagi ape!”,(Seraya menunjuk ke arah wargayang sedang kumpul di depankantor sekdes).(Kakek, kata ayah minta tolonglihat rombongan itu sedang apa!)tuaPada contoh (18), (19), dan (20) dapat(komunikan) yang dimaksud adalah Pak Kadeskita lihat bahwa pemakaian pronomina rabandan komunikatornya adala

Peran pemakaian deiksis persona yang ditemukan meliputi peran deiksis persona pertama sebagai pembicara, peran deiksis persona kedua sebagai lawan bicara, dan peran deiksis persona ketiga sebagai persona yang dibicarakan. Kata kunci: Deiksis Persona, Bahasa Musi

Related Documents:

deiksis persona, (3) deiksis waktu, (4) deiksis sosial, dan (5) deiksis tempat. Di antara deiksis-deiksis tersebut, deiksis yang sering muncul yaitu deiksis wacana dan deiksis persona, sedangkan deiksis yang jarang ditemukan yaitu deiksis persona, pronomina orang ketiga

Selain itu (Levinson,1983) membagi deiksis menjadi lima bentuk: deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana dan deiksis sosial. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada deiksis tempat. 2.3 Deiksis

Deiksis ada lima macam, yaitu deiksis orang, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana dan deiksis sosial. Chaniago, dkk (2007:225) menjelaskan bahwa deiksis merupakan penggunaan bentuk dalam sebuah tuturan. Sebuah kata dikatakan bersifat deiksis

dan deiksis tempat adalah deiksis jabaran. Hal ini didasarkan atas pendapat Becker dan Oka dalam Purwo (1984:21) bahwa deiksis persona merupakan dasar orientasi bagi deiksis ruang dan tempat serta waktu. F. Sistem Deiksis Persona dalam Komunikasi Sistem p

d. Penggunaan deiksis persona kedua bentuk jamak kalian 20 penemuan. e. Penggunaan deiksis persona ketiga bentuk tunggal dia 50 penemuan, ia 42 penemuan, dan – nya 377 penemuan. f. Penggunaan deiksis persona bentuk jamak mereka 75 penemuan. Penggunaan deiksis persona

FIRST SEMESTER SECOND SEMESTER Subj/Area/Course Title Crs Subj/Area/Course Title Crs MUSI 305 Analysis Global Trad Music 3 MUSI 404 Music History Seminar 3 MUSI--- Elective 2 MUSI 370 Composition 3 MUSI 309 Electronic Music 2 MUSI 3-- Major Applied Instrument 1 MUSI 170 Composition 2 MUSI 2-- Ensemble 1 MUSI 3—

Selain itu, jenis deiksis persona, penunjuk, dan waktu yang terdapat dalam novel Sunset Bersama Rosie jenisnya bervariasi. Diantaranya, deiksis persona pertama dan kedua, deiksis pronomina demonstratif, serta deiksis waktu. Deiksis persona pertama yang digunakan dalam novel Sunset Bersam

I am My Brother’s Keeper (2004) As our New Year’s celebration draws near, I once again find myself pondering the enigmatic story that our tradition places before us at this time—the story of the Binding of Isaac. Once again, I walk for those three long days with father Abraham and ponder the meaning of his journey with his son to the mountain. And once again, I find fresh meaning in the .