BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK

2y ago
187 Views
4 Downloads
365.28 KB
43 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Camden Erdman
Transcription

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIKBab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian,meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagaiTransaksi, Komunikasi sebagai Tindakan Sosial, dan Teori Tindakan Komunikatif,serta penelitian-penelitian yang menggunakan teori Tindakan Komunikatif yangpernah dilakukan.2.1.Komunikasi Sebagai InteraksiPandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi denganproses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Bila yang satusebagai pengirim maka yang satunya lagi sebagai penerima, begitu pula sebaliknya.Model interaktif (juga dikenal sebagai model konvergensi) berkaitan denganpertukaran gagasan dan pesan yang terjadi baik dari pengirim ke penerima maupunsebaliknya.Dalam model Interaktif, kapan pun sebuah sumber mengirim pesan kepenerima (sumber), dia akan mengkodekan pesannya terlebih dahulu. Pesan yangdikodekan kemudian diterima oleh penerima di mana ia diterjemahkan untukmendapatkan informasi asli. Sekali lagi, penerima bertindak sebagai sumber,mengkodekan pesan lain (juga tahu sebagai umpan balik) dan mengirimkannyakembali ke pengirim.

Pembentukan pesan kedua sumber dipengaruhi oleh field of experiencemereka. Field of experience adalah faktor perubahan pola komunikasi sepertibudaya, sosial, psikologi, situasi dan saluran yang digunakan. Field of experienceyang tumpang tindih memulai percakapan dan percakapan, pada gilirannya torinijugamempengaruhi tafsir pesan.Model interaktif juga memiliki konsep gangguna (noise) dan hambatankomunikasi seperti bahasa, masalah jaringan, dll yang mempengaruhi proseskomunikasi. Ada jalur komunikasi terbuka dalam model komunikasi interaktif.Menjadi interaktif dianggap aspek yang sangat penting dari komunikasi yangefektif. Dua model yang layak dikemukakan adalah Model Schramm dan Westleyand MacLean.Wilbur Schramm (1965) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses duaarah dimana pengirim dan penerima bergiliran mengirim dan menerima pesan.Pesan hanya dikirim setelah pengkodean sehingga pengirimnya juga disebutEncoder dan pesan yang dikodekan akan dikodekan dalam penerimaan olehpenerima, membuatnya menjadi decoder.Model Schramm diadaptasi dari teori Osgood, sehingga juga dikenalsebagai Osgood dan Schramm Model Komunikasi atau Encode-Decode Model.Osgood menggantikan model komunikasi linier dengan proses komunikasimelingkar dan Schramm menambahkan konsep bidang pengalaman ke dalamnya.Model ini dijelaskan Schramm sebagai berikut.

Gambar 1Model Komunikasi Scrammsumber: Scramm (1965)Gambar 1 menunjukkan bahwa encoding dan decoding adalah dua bagianterpenting dari sebuah proses komunikasi.Encoding (pengkodean) mengasumsikan bagian penting dalam memulaiprosedur korespondensi dengan mengubah data menjadi informasi. Encodingdilakukan oleh pengirim (transmitter) dan dikirim ke penerima. Ketika datamencapai ke penerima, penerima menerjemahkan dan menafsirkan data (decoding).Data ini disebut pesan, dan ditransmisikan melalui media.Model ini menunjukkan bagaimana makna ditransfer dari satu orang ataukelompok ke orang lain, menggambarkan komunikasi sebagai proses yang tidakpernah berakhir yang merupakan pesan dan masukan. Setiap orang adalah pengirimdan penerima, jadi harus ada interpretasi pesan di setiap belokan. Data yangdiinterpretasikan dikenal sebagai informasi. Hal ini membuat komunikasi menjadiefektif namun bisa menimbulkan masalah juga karena pesan yang dikirim setelahpengkodean mungkin tidak sama saat diterjemahkan oleh penerima.

Umpan balik juga merupakan komponen yang sangat penting karenamemungkinkan pengirim mengetahui apakah receiver telah menafsirkan pesansesuai kebutuhan atau tidak. Pesan menjadi tidak berguna jika penerima tidakmemahaminya membuat umpan balik berbeda dari hasil yang diharapkan.Komunikasi tidak lengkap jika tidak ada umpan balik. Artikulasi yang disengajadan menyampaikan pesan kepada orang lain memastikan komunikasi.Sebelumnya, model komunikasi Schramm berasal dari model komunikasiShannon Weaver. Model Shannon-Weaver lebih matematis dan teknologis,sedangkan model Schramm lebih bersifat psikologis. Schramm percaya bahwa latarbelakang individu yang terlibat memainkan peran penting dalam komunikasi.Orang dengan berbagai pengetahuan, pengalaman dan praktik budaya menafsirkanpesan dengan cara yang berbeda dari yang lain. Seorang pengirim meneruskaninformasi tersebut ke penerima. Penerima menginterpretasikannya sesuai denganpengetahuan, pengalaman dan memberi umpan balik kepada pengirim.Menurut Scramm bidang Pengalaman adalah hal-hal yang memengaruhipemahaman dan interpretasi pesan seperti budaya, latar belakang sosial,kepercayaan, pengalaman, nilai dan peraturan. Pesan yang sama bisa ditafsirkansecara berbeda oleh orang yang berbeda. Jika kata-kata dan tanda yang merekagunakan (pengirim dan penerima) umum, mereka berkomunikasi dengan lebihefisien. Orang-orang yang terlibat harus memiliki kesamaan untuk dibicarakan.Pesan itu harus menjadi sesuatu yang penting bagi keduanya. Komunikasi akanlebih mudah jika hubungan antara pengirim dan penerima sudah dekat.Orang berkomunikasi sesuai situasi mereka. Orang bertindak danberkomunikasi sesuai dengan tempat, waktu, alasan dan setting yang mereka

hadapi. Orang yang sama akan bertindak berbeda saat mereka bertemu dengansantai atau untuk tujuan resmi. Metafora digunakan dari pengalaman dan itumembuat komunikasi menjadi lebih mudah. Bila seseorang menghubungkan satusama lain, menjelaskan dan menafsirkannya menjadi lebih mudah. Bidangpengalaman tumpang tindih karena pengkondisian mental dan pengkondisian sosialseseorang.Komunikasi sebagai interaksi pada kalangan keluarga dengan anakpenyandang autism dilakukan dengan sesama anggota keluarga, para pakar yangmeliputi dokter, psikiater, therapist, guru, dan masyarakat tentu saja didasari olehlatar belakang yang berbeda-beda. Para pakar yang mempelajari autism dari teoridan perkembangan Ilmu Pengetahuan, tidak selalu karena pengalaman dalammenangani anak penyandang autism. Bisa juga karena kedua hal, yakni IlmuPengetahuan dan Pengalaman terlibat. Latar belakang tersebut membawakonsekwensi terminologi bahasa dan istilah yang berbeda dengan terminologi paraorang tua. Begitupula komunikasi antara therapist, guru dengan orang tua.Perbedaan referensi dan pengalaman bisa jadi disampaikan dan ditangkap secaraberbeda. Irisan komunikasi akhirnya akan ditentukan oleh seberapa akurat atautepat pengubahan simbol Bahasa yang digunakan dan diterima.Pada awal diagnosis dan awal intervensi penanganan anak penyandangautis, orang tua cenderung menyerahkan pada para pakar karena masih minimnyapengetahuan. Sehingga komunikasi kadang juga belum bersifat dialogis. Orang tuacenderung mendengarkan dan mencoba mencerna apa yang disampaikan oleh parapakar.

2.2.Komunikasi Sebagai TransaksiMenurut William I.Gordon yang dikutip oleh Mulyana (2009: 76)“Komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan sebagai transaksi dinamis yangmelibatkan gagasan dan perasaan”.Komunikasi adalah transaksi dimana peserta menciptakan makna melaluipertukaran simbol, (Fielding, 2004). Definisi ini menekankan beberapa poin utama:Komunikasi sebagai transaksi, yaitu melibatkan dua atau lebih orang yangmembangun yaitu saling memperhitungkan dan bekerja sama menurut seperangkataturan. Orang yang bekerja sama, yaitu orang-orang untuk bekerja sama, harusbelajar. Kembangkan harapan bersama Hal ini memungkinkan orang untuk bekerjasama. Penciptaan makna, yaitu, orang harus memastikan bahwa orang lain mengertiapa mereka mengatakannya Komunikasi yang efektif mengharuskan orang bekerjasama. Pastikan bahwa makna yang diciptakan sama untuk semua orang. Pertukaransimbol, yaitu pertukaran ini, memungkinkan orang menciptakan makna. Simbol inibisa lisan, non verbal atau grafisKomunikasi sebagai transaksi dipahami sebagai pertukaran pesan antarapengirim dan penerima dimana masing-masing bergiliran mengirim atau menerimapesan. Jadi, baik pengirim maupun penerima pesan dikenal sebagai komunikator.Barlund (1970) dikutip oleh West & Turner (2008) menggaris bawahi bahwa ituberarti proses pengiriman dan penerimaan pesan berlangsung terus menerus.Komunikasi bersifat tranksaksional berarti proses tersebut kooperatif; pengirim danpenerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efeltifitaskomunikasi yang terjadi. Model transaksional dengan demikian bertujuan

membangun makna. Komunikasi sehari-hari merupakan contoh yang baik untukmemahami komunikasi sebagai proses transaksional.Model transaksional menghubungkan komunikasi dengan realitas sosialindividu atau sekelompok orang dalam konteks sosial, budaya dan relasional.Tanggapan mereka tidak bisa diprediksi karena mereka semua memiliki latarbelakang dan kondisi mental yang berbeda. Pola komunikasi bergantung padaberbagai faktor seperti fisik, budaya, lingkungan, sosial, psikologis, emosional, dll.Sistem budaya, sistem sosial dan situasi relasional adalah unsur komunikasiyang paling over-powering dalam model transaksional, sedangkan konteks fisik danpsikologis memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap komunikasi,meningkatkan atau merusaknya.Konteks sosial dalam komunikasi mengacu pada norma, nilai, hukum danbatasan masyarakat lainnya untuk berkomunikasi dalam batas tertentu. Ini jugamencakup aturan yang mengikat kemampuan orang untuk berkomunikasi.Masyarakat membentuk cara seseorang berkomunikasi. Beberapa contohnyaadalah: menyapa orang saat bertemu, berterima kasih, meminta maaf, dll.Orang juga bisa belajar komunikasi dari metode trial and error, dankonsekuensinya berkisar dari pengucilan sosial hingga rasa malu. Model ini jugamenambahkan bahwa bukan hanya realitas sosial yang membantu orang dalamproses komunikasi namun komunikasi juga membentuk realitas diri dan sosialsebagai gantinya. Komunikasi tidak hanya untuk bertukar pesan tapi juga untukmenciptakan dan membangun hubungan membantu orang dalam pembentukansebuah komunitas.

Konteks budaya adalah gaya hidup dan identitas seseorang. Kasta, kelas,ras, etnisitas, jenis kelamin, dan sebagainya adalah konteks yang mempromosikankomunikasi. Jika dua orang berasal dari kelompok budaya yang sama, mereka akanmemiliki komunikasi yang lebih baik satu sama lain.Identitas budaya dibuat melalui komunikasi. Ini mengubah pola komunikasiseseorang. Marjinalisasi kelompok budaya menindas komunikasi mereka denganbagian lain masyarakat. Orang menjadi tidak yakin pada diri mereka sendiri saatmereka berkomunikasi dengan kelompok antar budaya. Beberapa orang jugamenganggapnya tidak dapat diterima.Orang memiliki pola pikir tertutup tentang kelompok orang lain yangmereka komunikasikan dengan menampilkan sifat Etnosentrisme. Pengalaman,sikap, suasana hati, kepercayaan budaya, pola pikir, rasa realitas, dan banyak faktorlainnya mempengaruhi tanggapan dan pertukaran pesan.Konteks komunikasi relasional berhubungan dengan sejarah hubungan danperilaku. Seseorang berbicara dengan seorang teman lama berbeda dari orang asing.Manners mengambil peran komunikasi saat berada bersama orang asing. Mannersberasal dari norma dan nilai yang sudah mapan, dan lebih banyak scripted membuatinteraksi menjadi sulit. Jenis hubungan dan peran orang menciptakan perbedaandalam cara orang berkomunikasi. Komunikasi selalu terjadi pada sistem umumkedua belah pihak.Model transaksional adalah proses perubahan dan transformasi terusmenerus dimana setiap komponen berubah seperti masyarakat, lingkungan danmedia yang digunakan. Dua model komunikasi transaksional yang layakdikemukakan adalah Model Barlund dan Model Mosaic Berker.

Dean Barnlund mengajukan model komunikasi transaksional pada tahun1970 untuk komunikasi interpersonal dasar yang mengartikulasikan bahwapengiriman dan penerimaan pesan terjadi bersamaan antara orang-orang yangdikenal sebagai Model Transaksional Komunikasi Barlund (West, R. and Lynn,2008). Model ini adalah sistem umpan balik berlapis-lapis. Ini adalah proses yangterus menerus dimana pengirim dan penerima mengganti tempat mereka dankeduanya sama pentingnya. Pengiriman pesan berlangsung dengan umpan balikkonstan diberikan dari kedua belah pihak. Umpan balik untuk satu adalah pesanuntuk yang lain. Komponen Model Barlund, sbb.:Gambar 2Komunikasi Transaksional Model BarlundSumber: West R. and Lynn Turner (2008) Tanda umum (Cpu) bersifat fisik, lingkungan atau buatan dan alami ataubuatan manusia.

Isyarat pribadi (Cpr) juga dikenal sebagai objek orientasi pribadi yangmencakup indra seseorang. Kedua isyarat ini bisa bersifat verbal maupunnon verbal. Satu set isyarat lainnya adalah isyarat perilaku. Isyarat perilaku bisa bersifat verbal (Cbehv) maupun non-verbal(Cbehnv).Tanda panah dan arahnya menunjukkan bahwa pesan tersebut sengaja dikirim dandiambil secara aktif di mana penerima memainkan peran kunci dalam memberikanumpan balik. Panah juga menunjukkan proses produksi encoding teknis,interpretasi dan decoding.Garis bergerigi menunjukkan bahwa ketersediaan isyarat tidak terbatas dandilambangkan dengan VVVV.Tanda valensi, , 0 dan - juga melekat pada isyarat jenis ini yang menggambarkanjumlah / derajat / kekuatan daya tarik isyarat dalam pesan.Pidato mengacu pada contoh komunikasi tertentu dalam model.Filter adalah realitas orang yang terlibat dalam komunikasi. Di sini filter pribadipengirim dan penerima mungkin berbeda sesuai dengan budaya, tradisi, isi pesan,dll.Kebisingan adalah masalah yang muncul dalam arus komunikasi dan mengganggualiran pesan.Berbeda dengan komunikasi sebagai interaksi, keluarga dengan anakpenyandang autism dalam kerangka komunikasi sebagai transaksional mulai lebihaktif mencari dan membagi pengetahuan dan pengalamannya kepada pihak-pihakyang dilibatkan dalam proses penanganan anak penyandang autism. Dalam proses

komunikasi ini orang tua maupun pakar bertindak sebagai komunikator sekaliguskomunikan (pengirim dan penerima pesan),2.3.Komunikasi sebagai Tindakan SosialKomunikasi sebagai tindakan sosial dipahami bahwa komunikasi bukansekedar membawa pesan dari satu orang ke orang atau sekelompok orang semata,melainkan pesan tersebut mampu menggerakkan seseorang atau sekelompok oranguntuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu. Begitu juga si pembawa pesan,menyampaikan pesan merupakan bentuk tindakan sosial karena dia harusbertanggung jawab atas konsekwensinya.Bagian ini membahas komunikasi interpersonal sebagai tindakan sosialberdasarkan teori Speech Act Austin Teori ini mempertautkan komunikasi denganlinguistic atau Bahasa. Dasar penting untuk studi komunikasi sebagai bentuktindakan telah diletakkan oleh Austin (1962) dan Grice (1957), yang memulai duatradisi utama dalam studi tindakan komunikatif: Speech Act Theory, berdasarkankonsep tindakan pidato Austin , dan teori komunikasi Gricean, berdasarkankonsepsi Grice tentang makna pembicara (Carassa & Colombeti, 2015). Speech ActTheory memiliki beberapa asumsi dasar: bahasa itu digunakan untuk melakukanjenis tindakan tertentu , yang disebut "tindakan-tindakan bicara"; bahwa denganmenghasilkan ucapan linguistik tunggal, seorang pembicara biasanya melakukanbeberapa tindakan ujaran pada tingkat logis yang berbeda (menurut Austin adalahtindakan lokatif, ilokusi, dan perlokusi).Perhatian utama teori Austin adalah analisis tindakan ilokusi (sepertimisalnya menginformasikan, meminta, berjanji, menyapa, dan sebagainya); dan

bahwa kekuatan tindakan ilokusi berasal dari konvensi khusus yang dimiliki olehanggota komunitas linguistik. Poin terakhir adalah yang paling bermasalah. Austintidak menjelaskan dengan jelas apa maksudnya dengan sebuah konvensi; Yangpaling masuk akal, dia ingin mengklarifikasi perbedaan antara tindakan ilokusi danperlokusi: antara menginformasikan dan meyakinkan, meminta dan memberidorongan, mengancam dan menakut-nakuti. Satu kemungkinan interpretasimengapa Austin menganggap tindakan illocutionary sebagai sesuatu yangkonvensional adalah bahwa untuk memberi tahu, meminta, atau mengancamseseorang, sangat penting bahwa penerima berbicara mengenai tindakan ucapantersebut sebagai kasus untuk menginformasikan, meminta, atau mengancam;Sebaliknya, pemahaman tidak cukup untuk meyakinkan, menginduksi, ataumenakut-nakuti: ini adalah kemungkinan efek lebih lanjut pada penerima, yangmungkin gagal dicapai oleh seorang pembicara meskipun tindakan ilokusi merekatelah dipahami dengan benar. Hal ini tampaknya menjadi apa yang ada dalampikiran Austin ketika mengatakan bahwa untuk melakukan tindakan illocutionary,penting untuk "mengamankan serapan" (Austin, 1962: 138).Satu kemungkinan interpretasi mengapa Austin menganggap tindakanillocutionary sebagai sesuatu yang konvensional adalah bahwa untuk memberi tahu,meminta, atau mengancam seseorang, sangat penting bahwa penerima berbicaramengenai tindakan ucapan tersebut sebagai kasus untuk menginformasikan,meminta, atau mengancam; Sebaliknya, pemahaman tidak cukup untukmeyakinkan, menginduksi, atau menakut-nakuti: ini adalah kemungkinan efeklebih lanjut pada penerima, yang mungkin gagal dicapai oleh seorang pembicarameskipun tindakan ilokusi mereka telah dipahami dengan benar. Hal ini tampaknya

menjadi apa yang ada dalam pikiran Austin ketika mengatakan bahwa untukmelakukan tindakan illocutionary, penting untuk "mengamankan serapan.Menghasilkan efek ilokusi tertentu berdasarkan fakta bahwa "makna dari barangyang dia maksudkan secara konvensional mengaitkannya dengan memproduksiefek itu. Konvensi yang mengatur makna dianggap sebagai peraturan konstitutifdari institusi sosial, institusi bahasa. Menurut Searle, bahasa adalah "institusi sosialdasar", karena memainkan peran penting dalam penciptaan dan pemeliharaansemua institusi manusia lainnya (Searle, 1995).Apa yang bisa kita sebut teori komunikasi kelembagaan, seperti Austin danSearle's, memiliki dua keunggulan penting. Yang pertama adalah bahwa merekamemberikan perawatan terpadu untuk semua jenis tindakan berbicara, apakahmereka mengandaikan institusi nonlinguistik yang kompleks (seperti tindakanberbicara yang terlibat dalam membaptis seseorang atau menembaki seseorang daripekerjaan) atau tindakan komunikatif yang sederhana dan bersifat linguistik (sepertimemberi informasi atau meminta). Selain itu, teori kelembagaan cukupmengakomodasi tindakan bicara yang memiliki efek normatif (seperti janji,undangan, kesepakatan, dll.) Karena efek tersebut khas tindakan institusional.Sebagai rangkuman, tindakan teori tindak tutur illocutionary bersifat sosialsetidaknya dalam dua cara yang berbeda: pertama, mereka bersifat sosial karenamereka adalah tindakan institusional, dan karena itu mengandaikan penerimaanbersama terhadap peraturan konstitutif institusi bahasa; Kedua, mereka bersifatsosial karena kinerjanya dapat menghasilkan konsekuensi sosial, seperti misalnyaefek normatif (yang dianggap sebagai fakta kelembagaan yang diciptakan olehpembicara di dalam institusi bahasa). Komunikasi interpersonal, oleh karena itu,

dapat dipandang sebagai fenomena sosial berskala besar, karena pada dasarnyamelibatkan bentuk normativitas tingkat ikasi.Mengomunikasikannya adalah untuk mengekspresikan sikap tertentu, dan jenistindak tutur yang dilakukan sesuai dengan jenis sikap yang diungkapkan. Misalnya,sebuah pernyataan mengungkapkan sebuah keyakinan, sebuah permintaanmengungkapkan sebuah keinginan dan permintaan maaf mengungkapkanpertobatan. Sebagai tindakan komunikasi, sebuah tindakan wicara berhasildilakukan jika penonton mengidentifikasikan sesuai maksuddan sikap yangdiungkapkan oleh pembicara.Sosiolog George Herbert Mead memahami komunikasi sebagai interaksisimbolik dan dengan demikian sebagai praktik dimana manusia mereproduksidirinya dalam sejarah dan budaya tertentu (Krotz, 2009). Dalam teorinya, interaksisimbolis juga berlaku untuk komunikasi. Secara khusus, Mead menganalisiskomunikasi sebagai bentuk aksi sosial dengan konsekuensi bagi peserta, situasi,masyarakat dan budaya. Dan, dia juga mencoba unt

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

2 advanced bookkeeping tutor zone 1.1 Link the elements of the accounting system on the left with their function on the right. FINANCIAL DOCUMENTS BOOKS OF PRIME ENTRY DOUBLE-ENTRY SYSTEM OF LEDGERS TRIAL BALANCE FINANCIAL STATEMENTS 1 The accounting system Summaries of accounting information