ANALISIS AKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

2y ago
158 Views
2 Downloads
331.94 KB
19 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Azalea Piercy
Transcription

ANALISIS AKTIVITAS PEMBERDAYAAN MASYARAKATDALAM MENINGKATKAN MINAT BACA PADA KOMUNITASINSAN BACARafi Ramadhan070810126AbstrakFenomena mengenai kurang tingginya minat dan budaya baca masyarakat Indonesia,mendorong keinginan beberapa kelompok masyarakat untuk turut serta berpartisipasisecara sosial dan swadaya untuk mengupayakan mengatasi permasalahan rendahnyaminat baca di masyarakat. Salah satunya adalah Komunitas Insan Baca. KomunitasInsan Baca merupakan salah satu kelompok masyarakat yang peduli dengan minatbaca serta mempunyai visi untuk menciptakan insan yang berbudaya baca.Perwujudan kepedulian dan visi Insan Baca diimplementasikan melalui aktivitas –aktivitas yang dapat mendorong minat baca di masyarakat sejak tahun 2007 hinggasekarang. Dalam skripsi ini peneliti melakukan penelitian mengenai aktivitas –aktivitas yang dilakukan oleh Insan Baca dengan menggunakan pendekatanpemberdayaan masyarakat. Rumusan maslah yang dikaji dalam skripsi ini adalahbentuk pemberdayaan msyarakat yang dilakukan oleh Insan Baca, denganmenggunakan metode penelitian kuantitatif dan tipe penelitian deskriptif.Kata kunci: komunitas, pemberdayaan masyarakat, pengembangan masyarakat, minatbaca, literasi.PendahuluanIndonesia termasuk negara sedang berkembang yang masih memiliki budayabaca rendah. Kenyataan tersebut bisa dibuktikan dengan perbandingan jumlah judulbuku baru yang ada di Indonesia dengan Negara Vietnam yang merdeka pada tahun1968. Dalam buku berjudul Gempa Literasi menyebutkan bahwa di Indonesia hanyaada 35 judul buku baru per 1 juta penduduk, sedangkan di Vietnam jumlah judulbuku baru bisa mencapai 187 judul buku baru per 1 juta penduduk. Fakta tersebutdapat menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal jauh dalam budaya membacawalaupun tingkat keberaksaraan di Indonesia bisa dikategorikan tinggi, yakni 98,7%untuk penduduk yang berusia 15 -24 tahun (Agus M. Irkham: 2012).Berdasarkan fakta – fakta mengenai kurangnya minat baca serta rendahnyatingkat partisipasi masyarakat di bidang perpustakaan di Indonesia, membuat paraaktvis yang peduli dengan minat baca tergerak untuk terjun langsung ke masyarakatdengan berbagai cara untuk satu tujuan yakni menanamkan budaya membaca dikalangan masyarakat. Salah satu upaya untuk menumbuhkan budaya membaca danmeningkatkan peranan masyarakat dalam pemberdayaan di Indonesia adalahmendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM). TBM merupakan tempat untuk1

menunjang kebutuhan informasi masyarakat. Kegiatan utama TBM secara umumsama seperti perpustakaan yakni mengumpulkan sumber informasi dalam berbagaibentuk baik tertulis maupun terekam atau dalam bentuk lainnya yang dapatmemberikan daya kepada masyarakat melalui membaca. Informasi tersebut kemudiandiproses, dikemas, dan disusun untuk bisa disajikan kepada masyrakat hingga tingkatRT/RW. Awal mulanya istilah TBM dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1990sebagai program untuk memberantas buta huruf di Indonesia. Seiring denganberjalannya waktu TBM saat ini tidak hanya sebatas untuk memberantas buta hurufdalam artian hanya untuk mengajari masyarakat agar bisa membaca, namun sudahlebih jauh lagi yakni menumbuhkan budaya membaca dan melek informasi dikalangan masyarakat yang dikemas dalam berbagai bentuk kegiatan (Agus M.Irkham: 2012).Menurut Prita HW (2012), di Kota Surabaya saat ini terdapat kurang lebih200 taman bacaan masyarakat yang dikelola oleh pemerintah (Baperpus Surabaya).Selain milik pemerintah di Surabaya juga banyak TBM dan perpustakaan independenyang dikelola oleh lembaga yang didirikan oleh masyarakat baik itu berupa yayasan,LSM, maupun organisasi berbasis komunitas yang ada dikalangan masyarakatSurabaya. Beberapa TBM dan perpustakaan independen yang sudah cukup lama aktifyakni Kedai Baca Walhi, Taman Bacaan Kawan Kami di Dolly, PerpustakaanMedayu Agung, dan Lebah Rumah Baca. Pada tahun 2007, keempat pengelola tamanbaca dan perpustakaan independen tersebut yakni Prita HW (Kedai Baca WalhiJatim), Kartono (Taman Baca Kawan Kami), Harun (Perpustakaan Medayu Agung),dan Zafan (Lebah Rumah Baca) mempunyai inisiatif untuk mendirikan sebuahkomunitas jaringan taman baca dan perpustakaan independen yang saat ini dikenaldengan Komunitas Insan Baca.Komunitas Insan Baca membentuk sebuah jaringan taman baca bertujuanuntuk mengembangkan taman baca – taman baca yang menjadi anggota jaringannya.Berbagai aktivitas- aktivitas yang dikemas untuk meningkatkan minat baca dimasyarakat telah banyak dilakukan oleh Insan Baca mulai sejak awal berdiri tahun2007 hingga saat ini. seiring berjalannya waktu, Insan Baca berhasil menjaring 28anggota taman bacaan dan perpustakaan independen untuk bergabung menjadianggota jaringan. Keberadaan Komunitas Insan Baca yang sudah lebih dari 5 tahuntetap aktif menjalankan misinya menunjukkan bahwa Komunitas Insan Baca inimerupakan sebuah komunitas yang berhasil bertahan dan berkembang. Hal inilahyang kemudian menarik minat peneliti untuk mengkaji lebih dalam mengenaiaktivitas komunitas insan baca dalam mewujudkan insan berbudaya baca, kayapengetahuan, serta peduli melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat.Pertanyaan Penelitian1. Bagaimana gambaran aktivitas pemberdayaan masyarakat dalammeningkatkan minat baca masyarakat yang digunakan oleh komunitas InsanBaca?2

Pemberdayaan MasyarakatKata pemberdayaan dalam bahasa Indonesia diadaptasi dari bahasa Inggrisyaitu empowerment. Empowerment sendiri dalam bahasa Inggris berasal dari katapower yang berarti daya atau kekuatan. Menurut Kartasasmita (1996 : 3) power dapatdiartikan sebagai kekuasaan (seperti dalam executive power), atau kekuatan (sepertipushing power), atau daya (seperti horse power). Power dalam kataempowerment diartikan sebagai daya maka empowerment dapat diartikan sebagaipemberdayaan.Ife (1995: 182) menjelaskan bahwa empowerment means providing peoplewith the resources, opportunities, knowledge and skills to increase their capacity todetermine their own future, and to participate in and affect the life of their community(pemberdayaan berarti menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan,pengetahuan, dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas diri di dalam menentukanmasa depan mereka, serta berpartisipasi dan mempengaruhi kehidupan komunitasmereka sendiri. Ife juga menambahkan bahwa pemberdayaan bertujuan untukmeningkatkan kekuatan dari mereka yang tidak beruntung.Berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinyamembahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrolkehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuaidengan keinginan mereka (Shardlow dalam Adi, 2012: 54).Konsep tentang pemberdayaan mengarah pada satu tujuan utama yaitukeberpihakan dan kepedulian dalam memerangi pengangguran, kemiskinan,kebodohan, dan keterbelakangan masyarakat, dengan cara membuat mereka untukberdaya, punya semangat bekerja untuk membangun diri mereka sendiri.Berdasarkan konsep demikian, maka pemberdayaan masyarakat harus mengikutipendekatan sebagai berikut (Kartasasmita, 1997: 11) :1. Upaya pemberdayaan harus terarah (targetted). Ditujukan langsungkepada yang memerlukan, dengan program yang dirancang untukmengatasi masalah dan sesuai kebutuhan.2. Program harus langsung mengikutsertakan dan dilaksanakan olehmasyarakat yang menjadi sasaran. Hal ini bertujuan agar bantuan tersebutefektif karena sesuai dengan kehendak dan kemampuan serta kebutuhanmereka. Selain itu juga meningkatkan keberdayaan (empowering)masyarakat dengan pengalaman dalam merancang, melaksanakan,mengelola, dan mempertanggung jawabkan upaya peningkatan diri danekonominya.3. Menggunakan pendekatan kelompok, karena secara sendiri-sendirimasyarakat miskin sulit dapat memecahkan masalah-masalah yangdihadapinya dan juga lingkup bantuan menjadi terlalu luas kalaupenanganannya dilakukan secara individu. Karena itu seperti telahdisinggung di muka, pendekatan kelompok adalah yang paling efektif, dandilihat dari penggunaan sumber daya juga lebih efisien.3

Pada akhirnya, pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkanpotensi masyarakat agar mampu meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagiseluruh warga masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang mengarahkan masyarakatuntuk mendapatkan daya dan kemampuan.Pemberdayaan masyarakat pada komunitas insan baca, yakni sebuahkomunitas yang lahir dilandasi oleh visi untuk menciptakan insan berbudaya baca,aktivitas pemberdayaan masyarakat dalam komunitas insan baca didorong oleh fakta– fakta yang menggambarkan rendahnya tingkat minat baca di Indonesia. Komunitasinsan baca berupaya untuk meningkatkan daya dari kelompok – kelompok yangmemiliki minat baca rendah dan perpustakaan komunitas yang kurang aktif yangdiasumsikan sebagai kelompok yang perlu diberdayakan dengan melakukanperencanaan kegiatan atau program yang dapat mendukung perwujudan visikomunitas insan baca, yakni membentuk insan yang berbudaya baca. Karena denganterciptanya budaya baca di masyarakat maka terwujud pula pengembangan ilmu dimasyarakat sebagai unsur penunjang pembangunan dalam sebuah negara.Faktor Penghambat dan Pendorong Peningkatan Minat BacaBudaya baca tidak akan tercipta apabila tidak ada minat baca yang tumbuh didalam diri seseorang. Dalam menumbuhkan minat dan budaya baca masyarakat, adabeberapa faktor penyebab rendahnya minat baca, Menurut Novita (2006), beberapafaktor yang menghambat adalah:a. Mudjito (2001) mengemukakan bahwa derasnya arus hiburan melalui mediaelektronik seperti televisi. Saat ini teknologi semakin canggih dan anak-anakcenderung kecanduan dengan berbagai macam permainan berbasis teknologiseperti video game, playstation, dan lain-lainb. Budaya bangsa Indonesia baik remaja maupun orang tua lebih seringmenghabiskan waktu dengan mengobrol daripada membaca.c. Kuatnya daya tarik luar yang bersifat hura-hura sangat kuat menggodagenerasi muda seperti ngeband, nongkrong di mall, menonton film, dansebagainya.d. Tingkat pendapatan masyarakat atau perekonomian bangsa Indonesia yangrelatif rendah dapat mempengaruhi daya beli atau prioritas kebutuhan utama.Buku bukan sebagai salah satu kebutuhan primer, hanya dipenuhi bilakebutuhan sehari-hari mereka telah tercukupi.e. Kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca. Masih rendahnya kesadarankeluarga Indonesia akan pentingnya membaca bagi anak. Misalnya kurangnyaperhatian orang tua dalam pemanfaatan waktu senggang dapat memberidampak terhadap minat baca sejak masa kanak-kanakf. Dalam beberapa taraf, kemampuan masyarakat untuk berbahasa Indonesiamasih dipermasalahkan seperti masyarakat yang masih buta huruf atau yangtidak mengerti Bahasa Indonesiag. Sistem pendidikan yang lebih menekankan pada transfer ilmu pengetahuandari guru ke murid. Kedudukan guru sebagai sumberutama informasi serta4

murid sebagai penerima pengetahuan dengan anggapan hadiah atau sesuatuyang dibeli.h. Kurang tersedianya bahan bacaan dan fasilitasnya. Buku yang bermutu masihlangka karena penerbit melihat pangsa pasar yang lebih suka bacaan ringanseperti komik, novel, atau majalah bahkan majalah pornoi. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan baik dalam hal koleksi maupunsistem pelayanan yang dapat juga memberi pengaruh negatif terhadapperkembangan minat baca. Contohnya, jumlah perpustakaan yang kondisinyakurang memadai dan sumber daya pustakawan yang minim.j. Mental anak dan lingkungan keluarga/masyarakat yang tidak mendukung (ItaDwaita Lantari, 2004 dalam kompas.com).Di sisi lain dari faktor – faktor penghambat minat baca, terdapat faktor –faktor pendorong yang dapat mengatasi permasalahan. Menurut N.S Sutarno (2003),ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat.Faktor-faktor tersebut adalah:a. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan daninformasib. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaanyang menarik, berkualitas, dan beragamc. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yangdapat dimanfaatkan untuk dapat membaca.d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktuale. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.Seperti yang tercantum di Pusat Perbukuan, vol. 5, 2001 dalam N.S Sutarno(2003), faktor–faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, di dalam diriyang tertanam komitmen bahwa dengan membaca dapat memperoleh keuntunganilmu pengetahuan, wawasan, dan kearifan.Terwujudnya kondisi yang mendukungterpeliharanya minat baca, adanya tantangan dan motivasi untuk membaca, sertatersedianya waktu untuk membaca baik di rumah, perpustakaan ataupun di tempatlain.Metode PenelitianPendekatan dan Tipe PenelitianPenelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif.Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran ataulukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat sertahubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir: 2005). Tipe penelitian deskriptif inidimaksudkan untuk memberikan gambaran jelas mengenai suatu fenomena.Berdasarkan pengertian diatas maka dalam penelitian ini peneliti mencobamemberikan gambaran sejelas mungkin mengenai aktivitas pemberdayaanmasyarakat dalam meningkatkan minat baca pada komunitas insan baca.5

Lokasi PenelitianYang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah organisasi komunitas InsanBaca di Surabaya, serta pendiri dan pengurus Insan Baca di Surabaya. KeberadaanKomunitas Insan Baca yang mulai didirikan pada April 2007 hingga saat ini yangsudah lebih dari 5 tahun tetap aktif menjalankan misinya menunjukkan bahwaKomunitas Insan Baca ini merupakan sebuah komunitas yang berhasil bertahan danberkembangPopulasi dan SamplingPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subyek atau obyek yangmempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dankemudian ditarik sumpulannya (Sugiyono, 1999). Populasi yang digunakan dalampenelitian ini adalah pengurus komunitas insan baca. Tekhnik penentuan populasiyang digunakan adalah purposive sampling atau sampel bertujuan. Sugiyono jugamenyebutkan sampling purposive adalah tekhnik penentuan sampel denganpertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011: 85). Untuk itu peneliti memiliki kriteriasampel sebagai acuan dalam penentuan sampel, kriteria tersebut adalah sebagaiberikut :1. Relawan Insan Baca yang terlibat aktif dalam kegiatan dan program diInsan Baca2. Relawan Insan Baca yang terlibat dalam kepengurusan secara administratifdalam Insan Baca3. Relawan Insan Baca yang terlibat aktif dalam perumusan programpemberdayaan di Insan BacaDari kriteria tersebut peneliti menentukan sampel dalam penelitian ini adalahpengurus dari komunitas Insan Baca yang meliputi Koordinator Insan Baca,Sekretaris, Bendahara, dan Koordinator Divisi. Sampel tersebut dipilih karena peransampel dalam komunitas Insan Baca sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitianini terkait dengan kegiatan dan program dari komunitas Insan Baca.Tekhnik Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain:1. Data primerData primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang akanditeliti atau responden (Suyanto dan Sutinah: 2007). Data primer dalam penelitianini diperoleh secara langsung dari pengurus komunitas insan baca yang terpilihsebagai sampel. Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan tekhnikwawancara. Sugiyono menyebutkan bahwa wawancara dilakukan apabila penelitiingin mengetahua hal – hal dari responden yang lebih mendalam atau dilakukanapabila jumlah respondennya sedikit (Sugiyono, 2011 : 137).Tekhnik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur denganpertanyaan – pertanyaan terbuka dengan tatap muka secara langsung. Menurut6

Sugiyono, wawancara tidak terstrukur adalah wawancara bebas, pedomanwawancara yang digunakan berupa garis – garis besar permasalahan yang akanditanyakan (Sugiyono, 2011: 140). Data primer ini berupa data kualitatif yangnantinya digunakan oleh peneliti untuk analisis data.2. Data sekunderData sekunder yaitu data yang diambil dari lembaga atau institusi (Suyantodan Sutinah: 2007). Pengumpulan data melalui observasi, carapengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dengan melihat langsungke lapangan terhadap obyek yang akan diteliti. Data yang diperoleh akandigunakan oleh peneliti untuk menjelaskan gambaran umum lokasipenelitian. Pengumpulan data melalui studi pustaka dengan memanfaatkanpenelitian terdahulu, jurnal dan buku.Tekhnik Pengolahan Dan Analisis DataProses analisis data dilakukan dengan model interkatif, yaitu denganmelakukan analisis data dalam sebuah proses yang berlangsung terus menerus mulaidari tahap pengumpulan data sampai tahap penarikan kesimpulan. Model interaktif inidipaparkan oleh Miles dan Huberman dalam Idrus (2009: 147) yang terdiri dari 3 halutama yaitu :1. Reduksi dataYaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,pengabstrakan, dan transparansi data „kasar‟ yang muncul dari catatan dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, danmegorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan– kesimpulan dapat ditarik dan diverivikasi.2. Penyajian dataMerupakan sekumpulan informasi yang telah tersusun secara terpadu danmudah dipahami yang memberi kemungkinan adanya penarikankesimpulan atau pengambilan tindakan. Kegiatan reduksi data danpenyajian data adalah aktivitas – aktivitas yang terkait langsung denganproses analisis model interaktif. Dengan begitu, kedua proses ini punberlangsung selama proses penelitian berlangsung dan belum berakhirsebelum laporan disusun.3. Verifikasi dan penarikan kesimpulanDimaknai sebagai penarikan arti data yang ditampilkan. Kesimpulandiambil berdasarkan analisa data – data di lapangan dengan konsep teori.Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses ini adalah denganmelakukan pencatatan untuk pola – pola dan tema yang sama,pengelompokan, dan pencarian kasus – kasus.Analisis Data7

Komunitas Insan Baca memiliki aneka ragam aktivitas dan program yangtelah dilakukan sejak berdirinya yakni tahun 2007, aktivitas dan program itu sendirimereka tuangkan dalam program kerja, selain itu juga ada kegiatan – kegiatan yangbersifat insidentil. Insan Baca melakukan pertemuan rutin setiap 1 bulan sekalidengan para relawan dan juga anggota jaringan Insan Baca, namun dalam pertemuantersebut tidak selalu semuanya hadir, meskipun begitu pengurus Insan Baca tetapmenjalin komunikasi dengan relawan dan anggota yang tidak hadir dalam pertemuandengan memaparkan hasil diskusi ataupun pertemuan ke dalam media social InsanBaca serta mailing list Insan Baca, dengan begitu komunikasi dengan relawan dananggota jaringan akan tetap terjalin.Secara garis besar aktivitas Insan Baca dibagi menjadi 3 divisi, yakni : DivisiTaman Baca, Divisi Perbukuan, dan Divisi Relawan. Adapun berbagai macamaktivitas – aktivitas Insan Baca dalam kurun waktu 2007 hingga 2010 dirangkum olehpenulis dalam tabel berikut ini :NO12345Tabel 1Kegiatan Insan BacaAktivitas / KegiatanLokasiTaman BacaFestival Ayo MembacaKawan Kami“Dolly”Perumusan Tata Kelola IBLire en Fete / Pesta BacaCCCLRekrutmen Relawan danKampanye LiterasiDeklarasi Kotak Wanbuk(Dermawan Buku)WaktuAgustus 2007Oktober 2007November 2007Balai PemudaApril 2008Balai PemudaApril 20086Aksi Hari Buku NasionalJalanan KotaSurabayaMei 20087Deklarasi Surabaya BangkitMembacaKampung IlmuMei 20088Smart Camp910Pelatihan Membuat BlogUndangan Publik “NarasumberKongres HMPII”DesaPesanggrahan,BatuTelkom KetintangUniv. Airlangga8Juli 2008Agustus 2008November 2008

11Belajar Daur Ulang Kertas Yuk! :Goes to Taman Baca12Workshop Hak – hak anak dantrafickingSmart Camp 2Magang Relawan131415Undangan Publik : SebagaiNarasumber di 6 Seminar16Guiding Perpustakaan KelilingBali road to East Java1718Outbond Liburan CeriaPeluncuran Program WanBukOnlineTBM @ MallVolunteering WorkshopTalkshow hardiknasRead n Write ClubKlub karyakuBukCin (Buku Cinema) KlubWorkshop Be A WriterBedah buku dan Talkshow Hak –hak PerempuanBedah Novel ExistereP

seperti komik, novel, atau majalah bahkan majalah porno i. Kurang meningkatnya mutu perpustakaan baik dalam hal koleksi maupun sistem pelayanan yang dapat juga memberi pengaruh negatif terhadap perkembangan minat baca. Contohnya, jumlah perpustakaan yang kondisinya

Related Documents:

(1) Dalam rangka melaksanakan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pemerintah Daerah menyusun perencanaan program Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. (2) Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada program prioritas pembangunan desa yang akan dilaksanakan berdasarkan model Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

Semoga buku ini dapat menjadi bahan bacaan dan acuan bagi mahasiswa, untuk mata kuliah yang terkait dengan pembangunan, pemberdayaan masyarakat maupun materi manajemen. Bagi pemerhati pemberdayaan masyarakat, pelaku pemberdayaan masyarakat (penyuluh, fasilitator, aparat atau agen) dan LSM. Buku

Komunitas Insan Baca merupakan salah satu kelompok masyarakat yang peduli dengan minat baca serta mempunyai visi untuk menciptakan insan yang berbudaya baca. Perwujudan kepedulian dan visi Insan Baca diimplementasikan melalui aktivitas – aktivitas yang dapat mendorong minat

Dari analisis komparatif persepsi masyarakat Urban (Kelurahan Pelabuhan Baru) dan masyarakat Rural (Desa Kayu Mani) terhadap Perbankan Syariah dari segi persamaan di mana ke 2 masyarakat ada keinginan untuk menabung di Bank Syariah, dan perbedaan terletak pada pengetahuan masyarakat Urban dan masyarakat Rural terhadap Perbankan Syariah (B ank .

Pemberdayaan masyarakat Peningkatan keberdayaan Sehingga diharapkan tercipta kondisi: Tumbuh kembangnya berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat Adanya upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat Masyarakat menjadi peserta dana sehat (JPKM) Seluruh anggota masyarakat (individu, kelompok, tokokh masyarakat)

Modul pemberdayaan masyarakat ini merupakan perangkat yang diharapkan menjadi ‘jembatan’ pengetahuan agar masyarakat lebih berdaya dan berpartisipasi dalam menyusun rencana pembangunan dan pelaksanaannya. Masyarakat menjadi aktor utama dari pembangunan yang sedang dilaksanakan. Pemberdayaan masyarakat desa diimplementasikan melalui proses

kendala pemberdayaan masyarakat nelayan di desa Air Payang yaitu, sulitnya merubah pola pikir dan paradigma masyarakat nelayan, Adanya keterbatasan dana, dan Tingkat pendidikan rendah dan kurang terampilnya masyarakat nelayan dalam melakukan inovasi dan kreasi terhadap pengelolaan sumber perikanan.

dasar itu maka pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan perlu dilakukan untuk menciptakan kemadirian, kemajuan, kesejahteraan dan keadilan. Menurut Soleh (2014:105) paling tidak ada dua sasaran pemberdayaan yang dapat dicapai yaitu pertama, terlepasnya mereka dari belenggu kemiskinan dan keterbelakangan.