UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA

2y ago
30 Views
3 Downloads
260.75 KB
14 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Abby Duckworth
Transcription

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMAMELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B DI KBAL HIDAYAH TANGGALAN SRINGIN JUMANTONO KABUPATENKARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013Naskah PublikasiUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Mencapai DerajatSarjana S-1PENDIDIKAN ANAK USIA DINIDi Susun Oleh :SITI NUR KHASANAHA520091023PENDIDIKAN ANAK USIA DINIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2013

ABSTRAKUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMAMELALUI METODE PROYEK PADA ANAK KELOMPOK B DI KBAL HIDAYAH TANGGALAN SRINGIN JUMANTONO KABUPATENKARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012-2013Siti Nur Khasanah, A 520091023, Program Studi Pendididkan Anak UsiaDini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas MuhammadiyahSurakarta, 2013, 116 halaman.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja sama melaluimetode proyek pada anak kelompok B di KB Al Hidayah Tanggalan tahunpelajaran 2012-2013. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas.Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B KB Al Hidayah Tanggalan SringinJumantono berjumlah 20 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti,guru kelas dan kepala sekolah. Data yang dikumpulkan berupa kemampuankerjasama anak dan proses penerapan metode proyek dalam pembelajaran.Pengumpulan data melalui metode observasi dan catatan lapangan. Analisis datayang digunakan adalah analisis diskritif komparatif yang membandingkan hasilamatan dari kondisi prasiklus sampai siklus III. Hasil penelitian menunjukkanbahwa kemampuan kerjasama anak melalui penerapan metode proyek mengalamipeningkatan pada setiap siklusnya. Hal ini dapat terbukti bahwa terjadipeningkatan rata-rata prosentase pencapaian dari siklus I sampai dengan siklusIII. Kemampuan kerjasama anak meningkat dari prasiklus 47% menjadi 62,87%pada siklus I, Siklus II menjadi 72,5% dan siklus III menjadi 81,87%. Dengandemikian dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metodeproyek dapat meningkatkan kemampuan kerja sama anak.Kata kunci: metode proyek, kemampuan kerjasama.1

PendahuluanPendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam didikan.Interaksipendidikan tersebut dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, masyarakat,atau pun sekolah (Sukmadinata, 2004: 1). Berbicara mengenai jenjang PendidikanAnak Usia Dini agak berbeda dengan jenjang pendidikan lain karena anak didikberada pada usia0-6 tahun. Pendidikan usia dini dapat dikatakan sebagaipengenalan awal sebelum anak mulai mendapat pendidikan dasar dan menengah.Strategi yang digunakan oleh guru juga berbeda dengan jenjang pendidikan lain.Masa usia dini atau usia nol sampai enam tahun merupakan satu bagian dariperiode sensitif yang dialami oleh seorang anak. Pada periode ini anak mengalamimasa keemasan di mana otak tumbuh dengan sangat pesat. Oleh karena ituperiode ini harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan mengkondisikan anakdalam situasi pembelajaran yang disesuaikan dengan dunia anak yaitumemberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif dengan menerapkankonsep belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. Salah satu kemampuanyang harus dikembangkan adalah kemampuan bersosialisasi sehingga anak didikdapat saling mengenal dan menciptakan kerja sama yang baik. Kerja sama jugadapat dibina melalui permainan. Permasalahan yang muncul pada anak KelompokB di Kelompok Bermain Al Hidayah Sringin Kecamatan Jumantono KabupatenKaranganyar adalah terdapat 12 anak yang belum mampu bekerja sama denganbaik antara anak didik, mereka cenderung bersifat individual. Dalam pelaksanaanpembelajaran mulai bulan Juli tahun pelajaran 2012/2013 penulis menjumpaipermasalahan pada anak didik yang berhubungan dengan kemampuan anak dalamberinteraksi dengan sesama teman maupun dengan guru agar dapat melaksanakanpembelajaran dengan baik.Sebagian anak yang lain bahkan segera bermain sendiri dengan teman danmembuat keramaian sehingga mengganggu jalannya pembelajaran. Ada jugabeberapa anak yang belum mau bergabung bermain dengan temannya.Permasalahan ini karena pendidik belum menerapkan metode yang menarik bagi2

anak sehingga anak kurang tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran, semua itumenjadi sebab kurangnya rasa sosial dan kerjasama yang tinggi pada diri setiapanak didik. Berdasarkan pemikiran tersebut peneliti akan mengadakan PenelitianTindakan Kelas dengan tujuan sebagai upaya untuk meningkatkan kerjasama padaanak didik melalui kegiatan bermain secara berkelompok yang dilakukan denganmetode proyek. Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, penulismerasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana penerapanmetode proyek dalam mengembangkan kerjasama anak usia dini di KB AlHidayah. Guru harus mempunyai kreatifitas untuk mengembangkan metodepembelajaran melalui penerapan metode proyek sehingga anak dan guru terlibatsama-sama aktif.Landasan TeoriKemampuan (Chaplin, 2000:1) dapat diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan,bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan sesuatu perbuatan.Sedangkan menurut Sternberg (1994: 3) kemampuan adalah suatu kekuatan untukmenunjukkan suatu tindakan khusus atau tugas khusus, baik secara fisik maupunmental. Senada dengan pendapat Sternberg, Warren (1994: 1) Kerjasama menurutHafsah sering juga disebut dengan istilah kemitraan, yang berarti suatu strategikegiatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentuuntuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan salingmembesarkan (Hafsah, 2008). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwakemampuan kerjasama adalah aktivitas dua orang atau lebih untuk mencapaitujuan yang telah disepakati bersama dalam jangka waktu tertentu. Dalampendidikan anak usia dini, kerja sama dapat diartikan sebagai usaha bersamadalam menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan antara anak dengan anakataupun antara anak dengan orang dewasa. Oleh karena itu kemampuan kerjasamadapat diartikan suatu kecakapan atau kesanggupan yang sangat diperlukan siswauntuk melakukan suatu tindakan atau aktivitas untuk mencapai tujuan yang telahdisepakati bersama dalam jangka waktu tertentu.3

Adapun indikator Kemampuan Kerjasama dalam lingkup sosial emosionalmenurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 yaitu : 1) Menunjukkan antusiasmedalam melakukan permainan secara positif; 2) Menunjukkan rasa kepedulian dankerjasama; 3) Berkomunikasi dengan teman. Faktor yang dapat mempengaruhiproses sosialisasi anak, menurut Soetarno (1989) berpendapat bahwa ada duafaktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor darilingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar lingkungan keluarga.Metode proyek merupakan salah satu strategi yang dapat dipilih untukmengembangkan prinsip bermain sambil belajar dan menjadikan anak sebagaipusat dalam pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini. Hal ini sesuai denganpernyataan Dockett (2002; 241, dalam Christianti, 2011:2) yaitu salah satuprogram yang dapat dilakukan untuk mengembangkan strategi bermain danberpusat pada anak yaitu dengan metode proyek. Adapun pembelajaran proyek initerbagi atas tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan informasi, dantahap penutup (Quinn, 2009: 1, dalam Christianti, 2011:9). Tahap 1 adalah tahappersiapan, anak diminta untuk memilih topik apa yang ingin diselidiki. Kegiatanini dilakukan dengan bimbingan guru. Dalam berdiskusi tentang topik tersebut,guru membantu anak untuk merekam setiap ide-ide atau pertanyaan yang munculdalam pikiran anak. Selama kegiatan pembelajaran anak diminta untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan yang telah di daftar sebelumnya.Kedua adalah tahapmengumpulkan informasi tentang topik yang ingin dipilih sebagai bahan bermainsambil belajar. Ketiga adalah tahap penutup. Pada tahap ini anak membahas buktibukti temuan mereka dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah didaftarpada tahap pertama. Guru membantu anak membandingkan apa yang telahdipelajari dengan apa yang mereka ketahui sebelum proyek dimulai. Anak dapatmemilih sendiri caranya untuk menunjukkan hasil temuannya. Langkah-langkahyang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan media pembelajaran :pasir, air, tanah, tanah liat, playdough dari adonan tepung dan pewarna, daundaunan, ranting, stik, lidi atau balok unit dengan assesorinya; 2) Guru menyiapkantempat pembelajaran; 3) Salam, menanyakan kabar, baca kalender, presensi; 4)Apersepsi: Menggali pengalaman anak sehubungan dengan tema; 5) Guru4

membacakan buku sesuai tema; 6) Guru menunjukkan gambar-gambar bangunansesuai tema; 7) Guru memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya jawab; 8)Guru membagi anak menjadi beberapa kelompok (anak mengambil kartu bentukgeometri segitiga, segiempat, lingkaran, dan persegi. Sehingga anak denganbentuk geometri sama berkumpul menjadi satu kelompok); 9) Guru menjelaskancara bermain kelompok : Proyek membangun suatu bangunan sesuai tema denganmedia balok/pasir dan cara menggunakan alat atau bahan main; 10) Gurumengajak anak membicarakan aturan bermain kelompok; 11) Guru mendoronganak dan memberi waktu 60 menit untuk bermain dalam kelompok dalamproyek membuat bangunan dengan balok/pasir; 12) Guru berkeliling mengamatikegiatan bermain anak; 12) Guru berkeliling mengamati kegiatan bermain anak;13) Guru memberi pijakan-pijakan dengan memberikan gagasan, pertanyaantentang bangunan yang sedang dibangun oleh anak; 14) Guru memberi modellingatau percontohan hingga anak bisa mendapat konsep pemahaman dari kegiatanbermain mereka; 15) Guru mengingatkan alokasi waktu; 16) Anak diajak bekerjasama dalam kelompok membereskan alat main sesuai klasifikasi jenis, bentukalat main; 17) Guru memotivasi anak untuk menggambar bangunan yang telahmereka buat; 18) Guru bertanya siapa yang mentaati aturan main dan siapa yangmelanggar; 19) Guru memberi kesempatan kepada tiap kelompok menyampaikanLaporan/presentasi kegiatan bermain kelompok mereka; 20) Guru memotivasianak untuk mereview kegiatan dan menyimpulkannya.Metode PenelitianDalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas(PTK). Hopkins (dalam Suwandi, 2007 : 6) menyatakan bahwa penelitiantindakan kelas (classroom action research) adalah kajian sistematik tentang upayameningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melaluitindakan praktis yang mereka lakukan dan melalui refleksi atas hasil tindakaantersebut.Dijelaskanoleh Stephen KemmisdanRobbin MC Taggart(Santyasa,2009: 7) dalam setiap siklusnya PTK terdiri dari empat komponen5

yaitu: 1) Perencanaan (planning), 2) Aksi/tindakan (acting), 3) Observasi(observing), 4) Refleksi (reflecting). Kemudian sesudah suatu siklus selesaidiimplementasikan, khususnya setelah ada refleksi, selanjutnya diikuti denganadanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam siklus tersendiri.Seting penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Bermain Al Hidayah TanggalanSringin Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar. Waktu penelitian adalahdi mulai bulan oktober 2012 dengan rincian bulan oktober 2012 adalah, persiapan,koordinasi persiapan tindakan, bulan november dan desember 2012 adalahpelaksanaan tindakan siklus tiap-tiap siklus. Subjek penelitian ini adalah anakkelompok B di KB Al Hidayah sejumlah 20 anak.Jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah; 1) KemampuanKerjasama; 2) Penerapan Metode Proyek dalam Pembelajaran. Pengumpulan datadilakukan melalui teknik observasi dan catatan lapangan. Observasi yaitumelakukan pengamatan secara langsung dengan teliti dan hati-hati nuntukmengetahuikemampuan kerjasama, dan Observasi ditujukan untuk mengetahui pelaksanaanpembelajaran oleh guru dengan metode proyek sedangkan catatan lapangandigunakan untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh penelitiyang tidak teramati dalam lembar observasi. Dalam penelitian ini instrumen yangdigunakan yaitu: 1) Lembar observasi, lembar observasi yang digunakan adalahlembar observasi Kemampuan Kerjasama dan lembar observasi proses penerapanmetode proyek dalam pembelajaran; 2) Lembar Catatan lapangan. gmelakukanpengamatan/observasi. Catatan ini digunakan untuk mengamati berbagai aspekpada saat pembelajaran, suasana saat pembelajaran berlangsung meliputipengelolaan kelas, hubungan interaksi siswa dan guru, interaksi siswa dengansiswa (Wiriatmadja, 2005: 125 )Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptifkomparatif untuk membandingkan data dari prasiklus, siklus I, siklus II, siklus III.Analisis data kemampuan kerjasama digunakan untuk melakukan refleksi, agar6

peneliti dapat menentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya.Analisis data penerapan pembelajaran melalui metode proyek untuk menilai aspekkinerja guru dalam pembelajaran melalui metode proyek dengan menggunakancheck list.Indikator Pencapaian Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin denganadanya peningkatan yang signifikan terhadap kemampuan kerja sama anak denganindikator dan butir pengamatan yang telah ditetapkan. Adapun prosentasekeberhasilan penelitian tiap siklus ini adalah apabila sekurang-kurangnya 80%dari seluruh jumlah anak telah mencapai prosentase keberhasilan yang ditetapkanyaitu sebesar 80% pada akhir siklus.Hasil PenelitianUntuk mengetahui posisi awal sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukankegiatan prasiklus. Guru melakukan observasi terlebih dahulu terhadap kondisiawal kemampuan kerjasama anak kelompok B KB Al Hidayah Tanggalan tahunpelajaran 2012-2013. Kemampuan kerjasama kerjasama anak pada prasiklusmencapai 18,8 dengan persentase pencapaian sebesar 47%.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus Isetelah dilakukan tindakan ke siklus 1 rata-rata prosentase kemampuan kerjasamaanak menjadi 62,87%, (meningkat 15,87%). Anak yang sudah tuntas ataumencapai prosentase pencapaian keberhasilan yang ditetapkan bertambah 4menjadi 6 anak (30%). Hasil observasi pada siklus I anak masih bingung danberebut alat main dalam pelaksanaan pembelajaran proyek.Berdasarkan hasil penelitian siklus II sudah ada peningkatan kemampuankerjasama anak dari peningkatan prosentase kemampuan kerjasama anak yaitudari siklus I mencapai 62,87% meningkat menjadi 72,5% pada siklus II.Peningkatan tersebut karena pembagian kelompok dengan mengumpulkan namanama anak yang mempunyai kedekatan satu sama lain.7

Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tindakan siklus III sudah adapeningkatan kemampuan kerjasama anak yaitu dari siklus II 72,5% menjadi81,87% pada siklus III. Peningkatan ini sudah cukup optimal, hasil observasisiklus III anak lebih semangat karena pembagian kelompok secara acak dengankartu gambar geometri sudah dapat diterima anak karena anak sudah merasa lebihdekat satu sama lain.Pembahasan Hasil PenelitianDari hasil analisis dan refleksi seluruh tindakan diketahui bahwa kemampuankerjasama anak kelompok B KB Al Hidayah Tanggalan mengalami peningkatandari persentase 47% pada kondisi prasiklus meningkat menjadi 62,87% padasiklus I, 72,5% di siklus II dan 81,87% di siklus III. Hal itu terjadi karena karenaanak bisa menikmati pembelajaran dan menemukan makna pembelajaran melaluipengalamannya dalam melakukan kegiatan membangun bentuk dengan pasir danbalok melalui metode proyek. Kinerja guru dalam menerapkan metode proyekdalam pembelajaran mengalami peningkatan secara signifikan di tiap siklusnya.Pada siklus I prosentase penerapan metode proyek adalah 65%, meningkat disiklus II menjadi 85% dan di siklus III 95%. Optimalisasi penerapan metodeproyek dalam pembelajaran terbukti mampu meningkatkan kemampuankerjasama anak.SimpulanBerdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui beberapatindakan dari siklus I, II, III maka dapat ditarik kesimpulan, dengan penerapanpembelajaran melalui metode proyek pada anak kelompok B KB Al HidayahTanggalan dapat meningkatkan kemampuan kerjasama anak. Hal ini dapatditunjukkan dari adanya peningkatan kemampuan kerjasama anak dari Siklus Isampai dengan Siklus III. Rata-rata prosentase pencapaian kemampuan kerjasamaanak meningkat berturut-turut dari prasiklus, sikus I, siklus II, hingga siklus III8

47% menjadi 62,87%, 72,5% dan 81,87%. Sedangkan jumlah anak yang tuntasbelajar atau mencapai prosentase keberhasilan sebesar 80% juga terus meningkatyaitu 10% di pra siklus, 30% di siklus I, 50% di siklus II dan 80% di siklus III.Dengan demikian hipotesis yang berbunyi bahwa metode proyek dapatmeningkatkan kemampuan kerjasama anak kelompok B KB Al HidayahTanggalan teruji kebenarannya. Kesimpulan di atas memberikan implikasi bahwamelalui penerapan metode proyek dapat meningkatkan kemampuan kerjasamaanak kelompok B di KB Al Hidayah Tanggalan Sringin Jumantono.Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas dalam usahameningkatkan kemampuan kerjasama anak di KB Alhidayah Tanggalan, makapeneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Kepala Sekolah hendaknya selalumemfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksanaan metodeproyek, misalnya penyediaan media dan alat-alat yang diperlukan dalampenerapan metode di dalam maupun luar kelas sehingga kegiatan pembelajarandapat berjalan dengan lancar, 2) Kepada guru hendaknya Guru harus benar-benarmenguasai langkah-langkah pembelajaran secara urut dan benar agar pelaksanaanpembelajaran bisa berlangsung dengan lancar sesuai dengan tujuan yang hendakdicapai, 3) Kepada Peneliti selanjutnya dapat mengadakan penelitian yang sama,dengan menggunakan strategi, model, pendekatan, serta materi pembelajaran yangberbeda untuk memperoleh temuan yang lebih baik.9

Daftar PustakaAqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Guru. Bandung: Yrama Widya.Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.Christianti, Martha. 2011.Pembelajaran Anak Usia Dini dengan PendekatanProyek. Dopublikasikan Majalah Dinamika. Tersedia %20%28Autosaved%29.pdf (diakses tanggal 4 Oktober 201219.39)Djamarah, 2007. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.Rineka Cipta.Direktotat PAUD. 2006. Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond Centers andCircle Time” (BCCT) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : DitjenPendidikan Luar Sekolah, Depdiknas.Essa, Eva L. 2003. Introduction to Early Childhood Education. Canada:Thomson Learning, Inc.Jamaris, Martini. 2010. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta:Yayasan Penamas Murni.Masitoh, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: UT.Madya, Suwarsih. 1994. Panduan Penelitian Tindakan. Yogyakarta: LembagaPenelitian IKIP. Marzuki.Mantja, W. 2005. Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Malang: Elang Mas.Miles B. Matthew dan Huberman A. Michael, 1992. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press.Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:Rineka Cipta.10

Moleong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakaryaMonks. 2002. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversityPress.Musfiroh T. 2005. Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan.Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat PembinaanPendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tingga.Jakarta.Prasetyono, 2007. Membedah Psikologi Bermain Anak. Yogyakarta: PenerbitThink.Puskur. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta :Depdiknas.Rahman, 2002. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: PGTKIPress.Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan. UsahaKeluarga Yogyakarta.Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,Jakarta:IndeksSutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. UNS Press.Suwandi, Sarwiji. 2007. ”Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) Penulisan KaryaIlmiah”. Modul Pendidikan dan La

III. Kemampuan kerjasama anak meningkat dari prasiklus 47% menjadi 62,87% pada siklus I, Siklus II menjadi 72,5% dan siklus III menjadi 81,87%. Dengan demikian dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa penerapan metode proyek dapat meningkatkan kemampuan kerja sama anak. Kata ku

Related Documents:

antara lain: motivasi kerja, kemampuan kerja, dan disiplin kerja. Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan, motivasi kerja, kemampuan kerja dan disiplin kerja memiliki peran penting. Widodo (2015: 187) mengemukakan bahwa motivasi adalah kekuatan yang ada

Kemampuan kerja sama sangat penting bagi anak karena kemampuan tersebut akan berpengaruh pada anak dalam bermasyarakat. Setiap orang memiliki kemampuan kerja sama yang berbeda-beda termasuk pada anak, karena dalam seb

Kemampuan kerja adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Dimana kemampuan individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik (Robbins, 2006:52). Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang

kemampuan kerja dan semangat kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja. Kata Kunci: Kemampuan Kerja, Semangat Kerja, Kepuasan Kerj

kerja terlalu padat, lingkungan kerja kurang bersih, berisik, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja (Tanjung, 2016). Dari uraian mengenai beban kerja dan lingkungan kerja, dapat saya simpulkan bahwa pengaruh beban kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sangat berpengaruh, dimana pemberian beban kerja

Kemampuan matematis terdiri dari kemampuan pemecahan masalah, kemampuan penalaran matematis, kemampuan komunikasi matematis, kemampuan koneksi matematis, dan kemampuan representasi matematis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan matematis siswa dalam memahami materi eksponen dan logaritma.

kerja tinggi, dan 4 orang pegawai termasuk dalam kategori beban kerja sedang. Kata kunci: beban kerja, IFRC, kelelahan kerja, NASA-TLX, SSRT 1. Pendahuluan Beban kerja adalah salah satu permasalahan yang dihadapi pada setiap pegawai. Beban kerja dapat dibagi kedalam beban secara fisik maupun mental. Rizqiansyah (2017), menganalisis beban kerja .

I felt it was important that we started to work on the project as soon as possible. The issue of how groups make joint decisions is important. Smith (2009) comments on the importance of consensus in group decision-making, and how this contributes to ‘positive interdependence’ (Johnson 2007, p.45). Establishing this level of co-operation in a