LAPORAN HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI KASUS

2y ago
30 Views
3 Downloads
221.17 KB
20 Pages
Last View : 3d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

LAPORAN HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI KASUS PENDIDIKAN DISEKOLAH MENENGAH PERTAMATugas ini disusun sebagai pengganti ujian akhir semester .Dosen Pengampu: DjumaliDisusun oleh:Nama: Fajar NugrahaNim: A 2100 90 173Semester/Kelas: II. DJurusan: Pend. Ekonomi AkuntansiPENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSIFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2010

BAB ILATAR BELAKANG MASALAHLAPORAN HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI KASUS PENDIDIKAN DISEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) MUHAMMADIYAH 1SURAKARTAA. IDENTITAS SISWANama: Puguh Maulana TetukoTempat & Tanggal Lahir: Surakarta, 25 September 1995Alamat Rumah: Jl. Salak 3 no 86 Perumnas Palur,Karanganyar,Jawa TengahJenis Kelamin: Laki-lakiUmur: 15 TahunAgama: IslamKelas:9GNIS: 12088Orang tua: Lombo Tetuko/ Tri WahyuniPekerjaan: Swasta/Ibu rumah tanggaB. PELANGGARAN YANG DILAKUKANSering berkelahi dengan teman satu sekolahC. SUMBER INFORMASIInformasi diperoleh dari siswa tersebut. Berdasar dari pengakuan pribadi.

D. TUJUAN DILAKUKANNYA WAWANCARA DAN OBSERVASI1. Tujuan khusus : Untuk mengetahui latar belakang perilaku berkelahi saudaraPuguh dan untuk menentukan langkah-langkah penanganannya.2. Tujuan umum : Hasil wawancara dan observasi ini, nantinya akan digunakansebagai dasar dalam menentukan sebuah program yang bertujuan untukmeminimalisasi prevalensi perilaku perkelahian sekolah pada siswa-siswi SMPMuhammadiyah 1 Surakarta. Mengingat sebagai suatu komunitas, tentunya antarasiswa yang satu dengan siswa yang lain banyak memiliki kesamaan, baik dari segifase perkembangan, status sosial orang tua, dan tingkat ekonomi. Sehingga hasilwawancara dan observasi terhadap saudara Puguh ini nantinya akan dapatdigunakan sebagai dasar yang relevan dalam menentukan sebuah programpenanganan untuk mengurangi prevalensi perilaku perkelahian pada siswa-siswiSMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

TEORI RUJUKANMasa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebihhanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahaptahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhanmemiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yangpaling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiranbagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar.Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalamhidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remajasebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua pararemaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkansemangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikansependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namunmasih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari polahidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-cobawalaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkankekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Halini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas.Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebutsebagai kenakalan remaja.Dewasa ini, kenakalan remaja telah menjadi penyakit ganas di tengah-tengahmasyarakat, mengingat remaja merupakan bibit pemegang tampuk pemerintahan negaradi masa depan. Lebih parah, berbagai kasus kenakalan remaja tersinyalir telahmeresahkan masyarakat, semisal kasus perkelahian, kasus asusila seperti free sex,

pemerkosaan, bahkan pembunuhan. Oleh berbagai praktisi media bahkan para pemerhatisosial hal ini telah banyak digubris dan dicari benang merahnya. Hanya saja, sejauh iniusaha tersebut belum terlihat goal dan terkesan hanya sebagai bahan berita di mediamassa dan diskursus oleh berbagai kalangan yang belum ada realisasi khusus.Sejatinya, kenakalan semacam itu normal terjadi pada diri remaja karena pada masaitu mereka sedang berada dalam masa transisi: anak menuju dewasa. Seperti pemikiranEmile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985: 73), perilaku menyimpang atau jahatkalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal. Terkaitdengan kenakalan remaja, dalam bukunya yang berjudul “Rules of Sociological Method”disebutkan bahwa dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidakmungkin dihapusnya secara tuntas. Dengan demikian, perilaku dikatakan normal sejauhperilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebutterjadi dalam batas-batas tertentu dan dilihat pada suatu perbuatan yang tidak disengaja.Namun, kontras dengan pemikiran tersebut, kenyataan yang akhir-akhir ini terjadi adalahkenakalan remaja yang disengaja, yakni dilakukan dengan kesadaran.Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalamrangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannyadi sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentukpositif hingga negative yang serng kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalanremaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukummaupun norma sosial. Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut PaulMoedikdo,SH adalah :1. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anakanak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, sepertimencuri, menganiaya dan sebagainya.2. Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok tertentu untukmenimbulkan keonaran dalam masyarakat.3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

Adapun gejala-gejala yang dapat memperlihatkan hal-hal yang mengarahkepada kenakalan remaja :1. Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebutmenyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau disekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidakmenyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkandiri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalahyang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya. Anak seperti inisering terbawa kepada kegoncangan emosi.4. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yangberbeda dengan ketakutan anal-anak normal.5. Anak-anak yang suka berbohong.6. Anak-anak yang suka menyakiti atau mengganggu teman-temannya di sekolahatau di rumah.7. Anak-anak yang menyangka bahwa semua guru mereka bersikap tidak baikterhadap mereka dan sengaja menghambat mereka.8. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.Remaja adalah mereka yang berusia antara 12 - 21 tahun. Remaja akan mengalamiperiode perkembangan fisik dan psikis sebagai berikut :1. Masa Pra-pubertas (12 - 13 tahun)2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)3. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)4. Dan periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)

1. Masa pra-pubertas (12 - 13 tahun)Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak keremaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak lakilaki. Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnyahormon seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organreproduksi remaja. Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jgaterjadi pada fase ini. Akibatnya, remajaremaja ini cenderung bersikap suka mengkritik(karena merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkanganataupun pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yangdianggapnya baik, serta menjadikannya sebagai "hero" atau pujaannya. Perilaku ini akandiikuti dengan meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gayabicara, sampai dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut. Selain itu, pada masa ini nhatinya,lebihberanimengemukakan pendapatnya, bahkan akan mempertahankan pendapatnya sekuatmungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang tua sebagai pembangkangan. Remajatidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi. Mereka lebih senang bergaul dengankelompok yang dianggapnya sesuai dengan kesenangannya. Mereka juga semakin beranimenentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno dan tidak/kurang berguna, maupunperaturan-peraturan yang menurut mereka tidak beralasan, seperti tidak boleh mampir ketempat lain selepas sekolah, dan sebagainya. Mereka akan semakin kehilangan minatuntuk bergabung dalam kelompok sosial yang formal, dan cenderung bergabung denganteman-teman pilihannya. Misalnya, mereka akan memilih main ke tempat teman karibnyadaripada bersama keluarga berkunjung ke rumah saudara. Tapi, pada saat yang sama,mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang selalu siap sedia dari orang tuanya, jikamereka tidak mampu menjelmakan keinginannya. Pada saat ini adalah saat yang kritis.Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan psikisnya untuk mengatasi konflikyang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari orang lain. Orang tua harus ingat,bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalahsepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang sangat-sangat berat. Orang tua tidakboleh berpikir, "Ya ampun. itu kan hal kecil. Masa kamu tidak bisa menyelesaikannya ?

Bodoh sekali kamu !", dan sebagainya. Tetapi perhatian seolah-olah orang tua mengertibahwa masalah itu berat sekali bagi remajanya, akan terekam dalam otak remaja itubahwa orang tuanya adalah jalan keluar ang terbaik baginya. Ini akan mempermudahorang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya.2. Masa pubertas (14 - 16 tahun)Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka begitumenonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga bahwahal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini, emosiremaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya yangbegitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini. Pada remajawanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama, sedangkan pada remaja prisditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama. Remaja akan merasa bingung danmalu akan hal ini, sehingga orang tua harus mendampinginya serta memberikanpengertian yang baik dan benar tentang seksualitas. Jika hal ini gagal ditangani denganbaik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender danseksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengangagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di samping itu, remaja mulai mengertitentang gengsi, penampilan, dan daya tarik seksual. Karena kebingungan merekaditambah labilnya emosi akibat pengaruh perkembangan seksualitasnya, remaja sukardiselami perasaannya. Kadang mereka bersikap kasar, kadang lembut. Kadang sukamelamun, di lain waktu dia begitu ceria. Perasaan sosial remaja di masa ini semakin adanmembuatperaturanperaturan dengan pikirannya sendiri.3. Masa akhir pubertas (17 - 18 tahun)Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akandapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka jugabangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa iniberlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat

daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapaidibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudahtercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.4. Periode remaja Adolesen (19 - 21 tahun)Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna,baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam halyang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiranmereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripadamenjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya,minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjolakan terlihat jelas pada fase ini. Kenakalan remaja Kenakalan remaja biasanya dilakukanoleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya,baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masaremaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yangbegitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflikkonflikyang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja parapelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasardan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisilingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dansebagainya. Mengatasi kenakalan remaja, berarti menata kembali emosi remaja yangtercabik-cabik itu. Emosi dan perasaan mereka rusak karena merasa ditolak olehkeluarga, orang tua, teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnyaproses perkembangan jiwa remaja tersebut. Trauma-trauma dalam hidupnya harusdiselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus diselesaikan, danmereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan sebelumnya.

BAB IIPEMBAHASANWAWANCARA & OBSERVASIDasar-dasar teori diatas kemudian dijadikan sebagai acuan untuk membuat guideinterview & check-List untuk mendapatkan informasi mengenahi latar belakang masalahyang sedang dihadapi oleh saudara Puguh.1. HASIL OBSERVASICHECK LIST UNTUK OBSERVASI KONDISI SUBJEK SAAT INIAspek Yang diobservasiPenilaian1. Sopan Santunbaik2. Pergaulancukup3. Keseriusan dalam mengikuti pelajarancukup4. Mematuhi peraturan sekolahkadang25. Mengikuti kegiatan ekstrasering6. Mencatat materi pelajaranselalu7. Membolos sekolahtdk pernahCHECK LIST UNTUK OBSERVASI HUBUNGANSUBJEK DENGAN ORANG TUAAspek Yang ditelitiPenilaian1. Perhatian orang tuaBaik2. Menghormati orang tuaSelalu3. Cara orang tua berinteraksi dengan anak.Baik4. Cara anak berinteraksi dengan orang tua.Baik5. KomunikasiBaik6. Patuh terhadap aturan orang tua.Selalu

Observasi rumah dilakukan pada tanggal 1 Juni, adapun untuk aspek penelitianperkelahian diperoleh dari pengakuan kakak Puguh. Hasil observasi menunjukkan Puguhadalah Sering melakukan tindakan berkelahi dengan teman sebayanya. Namun tindakanitu sebagian besar dilakukan karena pengaruh dari orang lain, bukan dari diri sendiri.Orang tua Puguh pun sangatlah perhatian kepada setiap tingkah lakunya. Setiap adapermasalahan yang dirasa membutuhkan bantuan, orang tua nya pun selalu ada untukmembantu menyelesaikan masalah Puguh. Orang tua nya memperlakukan secara baikdan bijak. Tidak ada penekanan dalam cara berkomunikasi antara orang tua denganPuguh. Sehingga Puguh pun merasa bebas namun mempunyai tanggung jawabmelakukan kebebasannya.2. HASIL WAWANCARAWawancara dilakukan pada tanggal 1 Juni, karena keterbatasan waktu wawancarahanya dilakukan kepada Puguh untuk melengkapi hasil observasi. Adapun hasilwawancara dengan Puguh disajikan seperti dibawah ini : Selamat siang guh Siang mas maaf mengganggu waktumu sebentar tidak apa-apa mas terima kasih. Kalau noleh tahu, apa saja kegiatan kamu di sekolah selain belajar? biasanya saya ke masjid. Daripada hanya diam dan canda tawa saja. kenapa kamu tidak bercanda dengan teman teman kamu lainnya? saya juga meluangkan waktu untuk bercanda dengan teman teman saya, namun adabatasannya. uwh. Dengar dari kakak kamu, kamu sering berkelahi ya? iya mas. kenapa bisa kayak gitu guh? sebetulnya kalau berkelahi saya jarang untuk memulainya. maksudnya?

Terkadang teman saya terlebih dahulu untuk memulai perkelahian antara kami. dapat diberikan contoh? contohnya. Pada waktu sholat saya diganggu oleh teman saya. kenapa anda malah berkelahi di waktu sholat guh? karena begini mas. Saya tidak tenang jika sholat saya diganggu, apalagi denganketerlaluan. maksudnya? Apakah teman anda melakukan dengan tindakan fisik ? iya mas, pada saat saya sholat terkadang dia mencolek colek saya dan kadangmembisikkan perkataan yang tidak baik yang tidak patut didengar. anda langsung tersulut? jelas donk mas. Apalagi waktu itu saya juga baru gak mood bercanda apa reaksi teman teman lainnya? mereka mendukung saya mas, karena saya dalam posisi benar namun juga salah. dapat diperjelas maksudnya? salah saya karena belum bisa mengendalikan diri dengan baik. Setelah itupun orangtua dipanggil di sekolah. bagaimana reaksi kedua orang tua kamu? marah pastinya mas. menurut informasi dari teman, kamu juga sering keluar masuk saat jam pelajaran? iya mas .hehe kok bisa begitu? ajakan teman saya seringnya kalau keluar di waktu jam pelajaran kemana? biasa mas, jajan di kantin. reaksi guru kamu gimana? Melihat kelakuanmu seperti itu? dimarahinlah mas. lalu apa yang membuat Puguh sering keluar di waktu jam pelajaran? Bosan maksud mu? Apakah di rumah tidak pernah dimarahin orang tua? Mereka selalu marah ketika mendengar laporan dari guru saya mas. kenapa gak mencoba merubah sikap?

sensasi mas. Hehe. tapi tidak dengan hal itu saja kan cara membuat sensasi. sekali kali mas. apakah tidak pernah mendengarkan wejangan orang tua? selalu mendengarkan mas. Pada dasarnya saya anak yang baik. kenapa Puguh bisa seyakin itu? karena saya kalau tidak diwarai tidak pernah memulainya berarti kurang proteksi diri? hehe iya sih mas. menurut Puguh, apakah orang tua telah penuh mendidik anda dengan baik? Sudah mas. Tapi saya nya yang bleler. apakah gak malu ma orang tua, kalau mereka selalu dipanggil sekolah? malu mas, tapi gimana lagi. Seperti yang saya jelaskan tadi. Saya gak pernahmenyulut permasalahan / tidak pernah mendahului masalah. Saya selalu membela diriwalau dengan tindakan. bagaimana dengan tugas tugas kamu di sekolah jika melihat kelakuan kamu seperti iniguh? kadang baik, kadang jelek. Hehe banyak jeleknya mesti? hehe. Tentu donk mas. dengar dengar disukai banyak cewek di sekolahan? kata siapa mas (malu). ya sudah untuk sementara waktu cukup dahulu ya guh. Makasi telah meluangkanwaktu. sama sama mas.Kesimpulan dari wawancara tersebut adalah :1. Pribadi baik2. Mampu membagi waktu3. Belum mampu mengendalikan diri

4. Faktor lain yang menyebabkan perkelahian.5. Ikut ikutan teman6. Tidak suka pelajaran yang lama7. Ingin terkenal8. Mudah terpengaruh9. Tidak mampu memahami saran orang tua dan pengendalian diri rendahHasil wawancara menunjukkan bahwa perilaku berkelahi di sekolah yang dilakukansaudara Puguh disebabkan oleh beberapa factor diantaranya:1. Faktor internalFaktor emosi, dalam hal ini adalah ketidakmampuan subjek secara emosi dalammensikapi sikap teman teman dia yang selalu menggoda dan selalu mengusikketenangan yang Puguh rasakan. Faktor emosi yang belum begitu stabil sangatberpengaruh dalam pembentukan diri.2. Faktor eksternalLingkungan sekolah. Kondisi sekolah yang belum sesuai dengan harapan Puguhjuga sangat berpengaruh. Terutama teman teman Puguh yang selalu menjahilinyadengan segala cara. Sehingga tidak salah apabila Puguh melakukan perlawananterhadap mereka yang mengganggu kehidupannya.Pengaruh kawan sepermainan. Di kalangan remaja, memiliki banyak kawanadalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makintinggi nilai mere

baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini. Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, pena

Related Documents:

LEMBAR HASIL OBSERVASI No. Aspek yang dinilai Indikator Hasil Observasi 1. Keadaan Lingkungan 1. Lokasi Sekolah Lokasi kurang strategis karena tempatnya didalam dan menuju sekolah jalan dari panti berbelok - . LEMBAR HASIL WAWANCARA GURU Nama : Hadianto Status : Guru Kelas VIII 15. Apakah anda sebagai guru memahami karakter yang dimiliki .

Psikotes Psikotes merupakan suatu tes yang bertujuan untuk menggali potensi psikologis yang tidak bisa diungkap dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi saja. Selain itu, psikotes juga penting digunakan untuk melengkapi dan membandingkan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi. Wawancara

6 VI LAPORAN KEUANGAN DAN ARUS KAS 1. sejarah akuntansi dan laporan keuangan 2. neraca 3. laporan laba rugi 4. laporan arus kas 5. laporan arus kas 7 VII LA PORAN KEUANGAN DAN PERPAJAKAN 1. manfaat dan keterbatasan laporan keuangan 2. memodifikasi data akuntansi untuk kepetusan investor dan manajerial 3. MVA dan EVA 4. sistem pajak penghasilan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian . 4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan . 1. Hasil Identifikasi Permasalahan Pelatihan . Studi pendahuluan dalam penelitian. dan . pengembangan ini, seperti telah dipaparkan pada Bab III, dilakukan dengan teknik wawancara dan studi dokumen. Studi dokumen laporan bulanan data

merealisasikan kegiatan observasi maka dibuatlah lembar observasi. Implikasi pembuatan lembar observasi dapat mendukung keabsahan dan menghindarkan hasil PTK dari unsur bias. Secara khusus lembar observasi dimaksudkan guna mengukur keberhasilan peneliti, dalam hal ini guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

standar laporan keuangan 4.20 Membuat laporan keuangan 3.20.1 Menjelaskan standard laporan keuangan 3.20.2 Menganalisis standard laporan keuangan usaha produk barang/ jasa 4.20.1 Menyusun laporan keuangan Penyususnan laporan keuangan - Mengamati untuk mengidentifikasi dan menganalisis penyusunan laporan keuangan usaha

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan model dari Kurt Lewin. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah . 4.3 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I . 67 4.4 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I

Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) dengan . perbaikan, membuat lembar observasi, membuat alat evaluasi, menyiapkan media dan alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Adapun langkah- . Hasil observasi aktivitas Guru dan Siswa siklus II.