ANALISA SPERMA - Atlas Adalah Angkatan Tahun 2014 Di .

2y ago
285 Views
55 Downloads
1.17 MB
27 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 7d ago
Upload by : Julius Prosser
Transcription

Kepada Yth:Rencana baca :Tempat:Tutorial Kimia KlinikANALISA SPERMAHaerani Harun, Nurahmi, Ibrahim Abd SamadBagian Ilmu Patologi Klinik FK UNHAS RSUP DR Wahidin SudirohusodoI.PENDAHULUANPerkembangan sel sperma matur merupakan suatu proses yang kompleksyang melibatkan beberapa tempat dalam traktus gentalia pria. Proses maturasisperma terjadi dalam skrotum terutama pada testis dan epididimis. Di dalamtestis terdapat tubulus seminiferus dimana terjadi pematangan sel sperma(spermatogenesis). Spermatozoa kemudian dibawa ke epididimis. Spermatozoamemasuki tahap akhir maturasi dan menjadi sperma motil di epididmis. Spermamatur tetap berada dalam epididimis hingga terjadi ejakulasi.1Gambar 1. Organ reproduksi pria(Sumber: male sexual organ accessed at http://sexualityandu.ca)Spermatozoa dihasilkan oleh testis dengan pengaruh testosteron, dan menjadimatur dalam epididimis. Sekitar 60 % cairan semen dihasilkan oleh vesikaseminalis dan sekitar 20 % dihasilkan oleh prostat. Sisanya sekitar 15 - 20 %Tutorial Kimia Klinik1

dihasilkan oleh epididimis, vas deferens, glandula bulbouretralis. Selamaejakulasi, produk ini akan bercampur menjadi suatu spesimen yang kental ataudisebut ejakulat.2Gambar 2. Glandula assesori pada organ reproduksi pria(Sumber: male sex organ accessed at http://iupucbio2.iupui.edu )Cairan semen terdiri atas sekresi dari testis, epididimis, vesikula seminalis,dan glandula prostat. Sel spematozoa terdapat kurang lebih 5% dari volumeejakulat / semen. Cairan semen merupakan larutan kompeks protein dan enzimyang mengandung asam fosfatase, asam sitrat, zink, fruktose, dan fibrinogen-likecoagulated protein.3Pada saat ini dianggap bahwa abnormalitas pada pria adalah penyebab utamaterjadinya infertilitas dari 20% pasangan infertil dan merupakan faktor pentingpada 20 -40% pasangan dengan gangguan reproduksi.2Indikasi untuk analisa cairan semen yaitu:1. Merupakan salah satu tes awal pada pemeriksaan infertilitas2. Kualifikasi donor untuk program inseminasi buatan3. Untuk memberikan informasi kelengkapan dokumentasi vasektomi4. Evalusai kualitas semen untuk peyimpanan sperma di bank spermaTutorial Kimia Klinik2

5. Jika dibutuhkan untuk studi forensik pada kasus kriminal seksual sepertiperkosaan.6. Studi forensik dalam penyelidikan paternitas.3,4II. TUJUANTujuan tes analisis semen adalah untuk mendapatkan informasi objektifmengenai kualitas dan kuantitas semen yang merupakan bagian terpenting dalammendiagnosis infertilitas pada pria.2III. METODEA. PRA ANALITIKPersiapan pasienPasien harus diberi penjelasan tertulis tentang cara pengumpulan danpengiriman semen ke tempat pemeriksaan, terutama jika pengambilan sampeldi luar tempat pemeriksaan dan tidak menempatkan sampel semen dalamsuasana perubahan suhu drastis selama pengiriman ke laboratorium.1. Sebaiknya sampel diambil setelah abstinensi sedikitnya 48 jam dan tidaklebih dari 7 hari. Nama, masa abstinensi dan waktu pengambilan harusdicatat pada formulir yang dilampirkan pada setiap semen yang akandianalisis2. Catat riwayat mumps, penyakit akut dan demam yang lama, penyakitsistemik (DM), riawat pembedahan, trauma testis, keterpaparan dengan zattoksik atau bahan kimia, pengobatan dengan anabolik steroid, alkohol.3. Melakukan pemeriksaan fisik terhadap penis, meatus uretra, testis, vasadeferens dan duktus epididimis, memeriksa ada tidaknya verikokel,memeriksa tanda-tanda seks sekunder dan colok dubur. 2,5Persiapan sampelUntuk evaluasi awal harus dilakukan pemeriksaan dua sediaan. Waktu antarakedua pemeriksaan tersebut bergantung pada keadaan setempat tetapi tidakTutorial Kimia Klinik3

boleh kurang dari 7 hari atau lebih dari 3 bulan. Jika hasil kedua pemeriksaantersebut banyak berbeda, maka perlu dilakukan pemeriksaan sediaantambahan karena variasi yang besar dalam produksi sperma dapat terjadi padaseseorang.1.Sediaan sebaiknya dipeoleh dengan cara masturbasi dan ditampung dalambotol kaca atau plastik yang bermulut lebarGambar 3. Botol sampel untuk semen2.Masturbasi dilakukan dalam sebuah kamar yang tenang di laboratoriumdekat ruang pemeriksaan. Jika tidak maka sediaan harus diantar dalamwaktu 1 jam setelah dikeluarkan dan jika motilitas sperma sangat rendah(kurang dari 25% bergerak maju lurus), sediaan kedua harus diperiksasesegera mungkin.3.Kondom biasa tidak dianjurkan dipakai untuk menampung semen karenadapat mengganggu viabilitas sperma. Jika karena suatu hal masturbasisulit dilakukan, maka dapat digunakan kondom plastik khusus nuntukmendapatkan sediaan karena ada kemungkinan bagian pertama ejakulatyang mengandung paling banyak sperma akan tercecer. Selain itu jugaakan terjadi kontaminasi selular dan bakteri pada sediaan, dapat pulaterjadi pengaruh kurang baik terhadap motilitas sperma akibat pH cairanvagina yang asam.4.Sediaan yang volumenya sedikit sebaiknya tidak diperiksa, terutama jikabagian pertama ejakulat tercecer.Tutorial Kimia Klinik4

5.Sediaan harus dilindungi terhadap suhu ekstrim selama pengangkutan kelaboratorium. Suhu sebaiknya berkisar antara 20-40 C6.Botol harus diberi label dengan nama penderita, tanggal pengumpulan,lamanya abstinensi dan cara perolehan sediaan 2,4,5Gambar 4. Pengumpulan sampel sperma(Sumber: sample colection of sperm accessed at http://kinderwunsch.aimhamburg.de )Tutorial Kimia Klinik5

B. ANALITIKTES MAKROSKOPIKAlat dan bahan1.Pipet 5 ml2.pH strip3.Gelas ukur2ANALITIKCara kerja1. Warna: Amati dan catat warna yang terlihatNilai rujukan : Putih keabu-abuan atau putih2. Volume: Ukur dengan gelas ukur, catat volume sperma dalam mlNilai rujukan : 1,5 – 5 mlGambar 5. Pengamatan warna dan volume semen(Sumber : sperm sample accessed at http://lipstickkalley.com )3. Bau: Spesimen segar memberikan bau yang khasNilai rujukan : Khas4. pH: Celup pH meter strip ke dalam cairan sperma bandingkanwarna yang terdapat pada strip dengan warna pH standarNilai rujukan : 7,2 - 8Tutorial Kimia Klinik6

Gambar 6. Pengukuran pH semen dengan pH strip5. Viskositas : Aspirasi sampel ke dalam pipet 5 ml dan kemudian biarkanmenetes karena gaya gravitasi dan ukur panjang benang tetesan tersebut(cm)Nilai rujukan : 2 cmGambar 7. Penentuan viskositas sperma6. Liquifaksi : Liquifaksi sperma normal pada suhu ruangan terjadi dalam30 menit. Catat waktu sperma menjadi cair.Nilai rujukan : Terjadi dalam 10 – 20 menit dan lengkap dalam 30 menit.Konsistensi berubah menjadi encer dan bening.2Tutorial Kimia Klinik7

Gambar 8. Liquifaksi sperma(sumber : Likuifaksi sperma accessed at http://www.totinx.com )Nilai rujukan tes makroskopik1. Warna: putih keabu-abuan atau putih2. Volume: 1,5 - 5 ml/ejakulat3. Bau: Khas4. pH: 7,2 – 85. Viskositas: 2 cm6. Liquifaksi: Terjadi dalam 10 – 20 menit dan lengkap dalam 30menit. Konsistensi berubah menjadi encer dan bening.2,5Tutorial Kimia Klinik8

TES MIKROSKOPIKTes mikroskopik meliputi motilitas, hitung jumlah spema / ml, hitung jumlahsperma total, aglutinasi dan hitung leukosit. Tes dilakukan setelah liquifaksilengkap dalam 1,5 – 2 jam. Suhu optimal 37 C1. MotilitasMotilitas adalah presentasi sperma yang bergerak dalam sampel,dilakukan minimal dua kali penilaian motilitas (replikat).Alat dan bahana. Kaca objekb. Kaca penutupc. MikroskopCara kerja :a. Campur sampel semen hingga homogenb. Ambil sedikit sampel segera setelah homogen dan teteskan 10 µlsemen ke atas gelas objekc. Tutup dengan gelas penutup 22 x 22 mm (tinggi chamber 20 µm)d. Hindarkan gelembung udarae. Periksa sediaan setelah tidak ada lagi aliran (60 detik)f. Baca sediaan dengan perbesaran 200 x atau 400 xGambar 9. Cara kerja penilaian motilitas spermag. Hitung setidaknya 200 spermatozoa per replikath. Bila hasil antara replikat sesuai lanjutkan kalkulasi hasil. Bila tidakbuat sampel baru.Tutorial Kimia Klinik9

i. Laporkan hasil rata-rata persentase tiap tingkatan motilitasHitung rata-rata sperma yang motil dan yang tidak motil paling sedikitlima lapangan pandang.6,7Gambar 10. Penilaian motilitas spermatozoa(Sumber : Mikroscope image of sperm sample accessed at http://hullivf.org.uk )Untuk memudahkan penilaian motalitas sperma dapat digunakan alatbantu (a) eyepiece reticle dan (b) pemilihan lapangan pandang yangsistematis kurang lebih 5 cm dari tepi kaca penutupGambar 11. Metode untuk memudahkan penilaian motilitas sperma.6Kategori pergerakan sperma yaitu:a. Motilitas Progresif (PR) : Spermatozoa bergerak aktif, baik linearataupun dalam lingkaran besar tanpa melihat kecepatannya.Tutorial Kimia Klinik10

b. Motilitas Non progresif (NP) : semua pola gerakan lain tanpaprogresi, seperti berenang dalam lingkaran kecil atau hanya terlihatgerakan ekor.c. Immotil (IM) : tidak ada pergerakan.6Nilai rujukanPR NP 40%PR 32%Tabel 1. Perbedaan maksimal persentase rata-rata yang dapat diterima.6Contoh penilaian motilitas sperma :Hasil perhitungan motilitas 200 spermatozoa secara replikat (sampelyang sama) yaitu : PR 37% dan 28%; NP 3% dan 6%; IM 60% dan 66%.Kategori yang paling banyak adalah immotil dengan rata-rata 63%. Daritabel 1 diatas terlihat bahwa untuk rata-rata 63%, perbedaan yang dapatditerima adalah sampai 10% (66% - 60% 6%). Karena perbedaannyakurang dari 10% maka hasil dapat diterima dan nilai rata-rata dilaporkanPR 32%, NP 4%, IM 63%.6.7Tutorial Kimia Klinik11

2. Hitung jumlah spermaAlat dan bahana. Hemositometer atau kamar hitungb. Pipet lekositc. Diluent:Natrium bikarbonat5gFormalin1 mlAqua steril sampai100 mlabGambar 12. Alat untuk pemeriksaan hitung sperma(Sumber: Pipet throma leukosit accessed at http://nannananot.com )Cara kerja:a. Spesimen diisap ke dalam pipet leukosit sampai tanda 0,5 dan ganmenggunakan tangan. Pengenceran ini adalah 1 : 20. Apabilamenggunakan pipet sahli, campur 0,95 ml pengencer dengan 50 mlcairan semenb. Sampel diisi ke dalam kamar hitung Improved Neubauer dan dibuatdua replikat.Gambar 13. Pengisian kamar hitung Improved NeubauerTutorial Kimia Klinik12

c. Dibiarkan selama 4 menit pada suhu ruang dan lembabd. Masing-masing replikat dihitung sekurang-kurangnya 200 sperma perreplikat.Gambar 14. Pemeriksaan hitung sperma dengan mikroskope. Waktu menghitung pastikan yang dihitung adalah spermatozoa yanglengkap yaitu yang mempunyai kepala dan ekor.f. Bila hasil antara replikat sesuai lanjutkan kalkulasi hasil. Bila tidakbuat sampel baru.g. Perhitungan:Jumlah sperma /nl (N/n) x (1/100) x faktor pengenceranN: Jumlah spermatozoan: Jumlah grid.2,6Gambar 15. Hitung jumlah sperma dengan hemositometer Improved Neubauer.6Tutorial Kimia Klinik13

Nilai rujukanJumlah sperma : 20 juta/ml. 2,6Tabel 2. Perbedaan jumlah spermatozoa yang dapat diterima.6Contoh hitung jumlah spermaPengenceran 1:20Pada replikat pertama ditemukan 210 spermatozoa pada tiga grid danpada replikat kedua ditemukan 200 spermatozoa pada tiga grid. Jumlahtotal (210 200) 410 dalam enam grid dengan perbedaan (210-200) 10. Berdasarkan tabel 2 jumlah 410 dapat diterima dengan perbedaan 10.Konsentrasi sperma pada sampel spema yaituJumlah sperma /nl (N/n) x (1/100) x faktor pengenceran (410/6) x (1/100) x 20 13,6 spermatozoa /nl 13,6 x 106 spermatozoa /ml3. Jumlah sperma total :Jumlah sperma total yaitu jumlah sperma hasil perhitungan dikalikanvolume spermaNilai rujukanJumlah total sperma : 40 juta/ejakulat.2Tutorial Kimia Klinik14

4. Morfologia. Fiksasi dan pewarnaan cairan semen memudahkan untuk melihatmorfologi normal dan abnormal spermab. Morfologi sperma dievaluasi dengan cara membandingkan jumlahspermatozoa yang morfologinya normal dan abnormal (ukuran danbentuk)c. Sperma yang abnormal adalah yang tidak lengkap atau yangmempunyai struktur abnormald. Ada 2 metode pewarnaan yang bisa dipakai yaitu Giemsa dan WrightAlat dan bahana. Mikroskopb. Kaca objekc. Kaca penutupd. Pipet pasteure. Kaca geserf. Zat warna Giemsa atau WrightCara Kerjaa. 1 tetes sperma diteteskan di atas kaca objekb. Dibuat sediaan apus kemudian diwarnai dengan zat warna Giemsaatau Wright dan dibuat dua replikat, lalu diperiksa dibawahmikroskop (pembesaran 100x)c. Dilihat pada 200 spermatozoa per replikat dan tentukan morfologidalam persen. 6,7Gambar 16. Pembuatan sediaan apus sperma.6Tutorial Kimia Klinik15

Spermatozoa terdiri dari kepala, leher, middle piece (midpiece), principalpiece dan end piece.Kepala : mulus dan berbentuk ovalAkrosom : 40-70% daerah kepala, tidak mempunyai vakuola besar, danvakuola kecil tidak lebih dari dua, menempati tidak lebih dari 20%daerah kepala sperma.Midpiece : ramping, reguler, panjang sama dengan kepala sperma, axismidpiece sejajar dengan kepala sperma. Residu sitoplasma abnormal bilamelebihi 1/3 ukuran kepala sperma.Principal piece : ukuran uniform dam lebih tipis dari midpiece. Panjang 45 µm ( 10x ukuran kepala sperma)End piece : sulit terlihat dengan mikroskop cahaya. 6,7Gambar 17. Struktur sel sperma matur(Sumber: The structure of mature human sperm accessed athttp://biology.lifeeasy.org )Penilaian morfologi sperma normal dapat dilakukan denganmempelajari berbagai variasi bentuk spermatozoa. Spermatozoa pada semendapat ditemukan dengan berbagai malformasi. Spermatogenesis yang tidakTutorial Kimia Klinik16

sempurna dan keadaan patologis pada epididimis umumnya berhubungandengan peningkatan persentase spermatozoa yang abnormal.6Gambar 18. Skema morfologi sperma abnormal.6Tutorial Kimia Klinik17

Contoh penilaian morfologi spermaGambar 19. Contoh penilaian morfologi sel sperma.6Tutorial Kimia Klinik18

Nilai rujukanMorfologi normal : 4% normal (WHO 2010)6Contoh penilaian persentase morfologi normal spermaDari penilaian 200 spermatozoa per replikat diperoleh hasil 10% dan14%. Rata-rata adalah 12% dengan perbedaan (14% - 10%) 4%.Berdasarkan tabel 1 perbedaan 4% dapat diterima untuk rata-rata 12%.Maka morfologi spermatozoa normal dilaporkan 12%.6,7Tutorial Kimia Klinik19

5. AglutinasiAglutinasi dilihat dibawah mikroskop dan dicatat persentase rata-rataspermatozoa yang berlengketanGambar 20. Tingkat aglutinasi pada sperma.6Tutorial Kimia Klinik20

6. Hitung LeukositHitung leukosit dilakukan bersamaan dengan perhitungan jumlah spermaGambar 21. Leukosit (monosit dan PMN) pada sediaan sperma.6Nilai Rujukan2,6Konsentrasi spema: 20 juta / mlJumlah sperma total: 40 juta / ejakulatMotilitas: PR NP 40 % , PR 32% (rata-rata)Morfologi normal: 4 % normalAglutinasi:-Lekosit: 1 x 106/mlEritrosit:-TES KHUSUS1. Pengujian terhadap antibodi pelapis spermatozoaAntibosi pelapis spermatozoa merupakan tanda khas dan patognomonikuntuk inferilitas yang disebabkan oleh faktor imunologi. Pengujian inidilakukan pada sediaan semen segar dan menggunakan cara reaksiantiglobulin campuran yaitu uji MAR (Mixed antiglobulin reaction) ataucara butir imun (immunobead)Tutorial Kimia Klinik21

a. Uji MAR (Mixed antiglobulin reaction)Dilakukan dengan mencampur semen segar dengan butirlateks atau sel eritrosit biri-biri yang dilapisi dengan IgG, kemudianpada campuran ini dibubuhkan antiserum IgG manusia yangmonospesifik. Bila terbentuk gumpalan menunjukkan adanyaantibodi IgG pada spermatozoa. Infertilitas didiagnosis bila 40% ataulebih spermatozoa motil mempunyai partikel yang melekatb. Uji butir oglobulin manusia yang terikat secara kovalen. Adanya IgG danIgA dapat diteliti sekaligus dengan uji ini. Spermatozoa dicuciterlebih dahulu agar bebas dari cairan semen dengan carasentrifugasi dan kemudian diresuspensi dalam larutan dapar.Proporsi spermatozoa dengan antibodi permukaan kemudianditentukan dan kelas antibodinya diidentifikasikan dengan 2 jenisbutir imun. Uji dianggap positif jika 10% atau lebih spermatozoamotil dilekati butir2. Biakan semenBiakan semen dilakukan bila semen menunjukkan tanda infeksikelenjar asesori atau semen mengandung lekosit lebih dari 1 juta/ml3. Analisis BiokimiaPetanda biokimia untuk fungsi kelenjar asesori yaitu asam sitrat,gammaglutamil transpeptidase, untuk kelenjar prostat : asam fosfatase,untuk epididimis : L-Karnitin bebas dan alfaglukosidasi, untuk vesikaseminalis : fruktosa. Kadar fruktosa yang rendah dapat terjadi padaanomali kongenital atau obstruksi yang melibatkan vesika seminalis, vasdeferens atau duktus ejakulatorius.4. Uji oosit bebas zona hamsterDengan menggunakan medium BWW (Biggers, Whitten & Witingham),spermatozoa dalam hitungan 100 ml yang sudah dieram dengan biakaninduk BWW, dibubuhi 30 oosit bebas zona hamster, kemudian diperiksaTutorial Kimia Klinik22

dibawah mikroskop. Tes oosit kemudian dilakukan untuk menentukanberapa persen mengandung spermatozoa dalam sitoplasma danperhitungan rata-rata jumlah spermatozoa dalam tiap oosit.5. Uji migrasi spermatozoaPengumpulan spermatozoa motil dari semen6. Sel kelamin belum matangAdanya sel kelamin yang belum matang dalam semen biasanyamerupakan tanda adanya gangguan spermatogenesis. Pengenalan inidipermudah dengan penggunaan pulasan Bryan-Leishman.1,2,5Tutorial Kimia Klinik23

C. PASCA ANALITIK1. Motilitas sperma 40% (PR NP) berhubungan dengan peningkatanresiko infertilitas2. Oligospermia : Jumlah sperma 20 juta berkaitan dengan peningkatanresiko infertilitas akibat kelainan pada testis, obstruksi pada duktusejakulatorius, riwayat terapi radiasi pada testis, atau akibat pemakaianobat-obatan (seperti Azathiopirin atau simetidin)3. Azoosperma : bisa akibat adanya obstruksi (produksi sperma normal)seperti pada infeksi berat, trauma iatrogenik atau pembedahan inguinal,anomali kongenital vas deferens. Tanpa obstruksi (spermatogenesis tidakterjadi atau menurun) akibat gangguan intrinsik pada testis atauendokrinopati4. Adanya aglutinasi menunjukkan adanya penyebab imunologik padainfertilitas.5. Morfologi spermatozoa dinyatakan sebagai morfologi normal, immatur,atau abnormal. Apabila sperma normal 4% atau immatur berkaitandengan adanya peningkatan resiko infertilKelainan morfologi yang sering adalah:a. Kelainan kepala : ukuran besar atau kecil, lonjong, kepala tidakberbentuk, bentuk kerucut, kepala ganda, bentuk vakuolab. Kelainan leher / midpiece : bengkok atau tipisc. Kelainan ekor : Ukuran pendek, ganda, bentuk gulungan, kusut atauekor panjang6. Jumlah lekosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi.2Jika sperma memperlihatkan adanya pola konsisten aglutinasi padapemeriksaan mikroskopik, hal ini dapat menandakan suatu penyebabimunologik, seperti adanya antibodi antisperma.1Hasil analisa semen dapat mengindikasikan adanya abnormalitas anatomisaluran genital pria. Azoosperma atau oligosperma pada analisa semen dapatmenandakan adanya obstruksi pada vas deferens atau duktus ejakulatorius.Tutorial Kimia Klinik24

Hasil tes tersebut dapat menjadi dasar untuk evaluasi urogenital yang lebihkomprehensif pada pasien. 1Tabel 2. Istilah yang dipakai dalam pelaporan analisa semen. )(juta/ml)1. Normospermia 20 40 42. Oligospermia 20 40 43. Ekstrim oligospermia 5 40 44. Stenospermia 20 40 45. Teratozoospermia 20 40 46. Oligoastenospermia 20 40 47. Oligoastenoteratozoospermia 20 40 48. Oligoteratozoospermia 20 40 49. Astenoteratozoospermia 20 40 410. Polizoospermia 250 40 411. AzoospermiaBila spermatozoa tidak ada dalam semen12. NekrozoospermiaBila semua sperma tidak ada yang hidup13. AspermiaBila tidak ada cairan semen yang keluarsaat ejakulasiTutorial Kimia Klinik25

ALGORITMA ANALISIS SEMEN 2,6CAIRAN SEMENMAKROSKOPIWarna: Putih kelabu normal jernih sperma kecoklatan eritrosit Liquefeksi: mencair dalam20-60 menit NormalViskositas : tetesan-tetesankecil N membentukbenang 2cm abNVol : 2 – 4 N 2 ml : hipospermia 6 ml : hiperspermiatidak ada semen : aspermiaBau : Khas seperti bungaakasia NBusuk infeksipH : 7,2 – 7,8 N 7,8 infeksi 7,2 disgenesisMIKROSKOPITES KHUSUSMAKROSKOPIMAKROSKOPIJ 20Mot 40Morf 4NormospermiaJ 20Mot 40Morf 4OligospermiaJ 5Mot 40Morf 4EkstrimOligospermiaJ 20Mot 40Morf 4SternospermiaJ 20Mot 40Morf 4TeratospermiaJ 20Mot 40M

Perkembangan sel sperma matur merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan beberapa tempat dalam traktus gentalia pria. Proses maturasi sperma terjadi dalam skrotum terutama pada testis dan epididimis. Di dalam testis terdapat tubulus seminiferus dimana terjadi pematangan sel sperma .

Related Documents:

2. BESAR BEBAN GEMPA RENCANA 37 3. POLA PEMBEBANAN DALAM ANALISA PUSHOVER 45 3.1 Gaya Statik Lateral Hasil Analisa Beban Statik Ekivalen . 45 3.2 Gaya Statik Lateral Hasil Analisa Ragam Spektrum Respons 48 V. INPUT DATA UNTUK PROGRAM SAP2000 53 1. INPUT DATA UNTUK STRUKTUR YANG DITINJAU 53 2. INPUT DATA UNTUK ANALISA PUSHOVER PADA PROGRAM .

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisa dan Pembahasan Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua karyawan staff PT Bakrie Metal Industries yang berada di Unit Bekasi yang berjumlah 66 orang. Oleh karena populasinya sudah diketahui, maka dengan menggunakan rumus Slovin berikut adalah jumlah sampel yang diambil : n 66 1 .

ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN DENGAN ANALISA BOW, HSPK, DAN LAPANGAN (STUDI KASUS PEKERJAAN BETON BERTULANG PADA GEDUNG SERBA GUNA ATKP SURABAYA) Oleh : Mei Suci Wulan Sari 0753010049 Bahwa pada kenyataan dilapangan terjadi perbedaan dalam suatu perhitungan biaya, maka dilakukan analisa perhitungan biaya dengan menggunakan perbandingan

15. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI, terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, adalah alat negara yang bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. 16. Kepolisian Daerah yang selanjutnya disebut P

perhitungan berdasarkan analisa pekerjaan galian yang telah baku sesuai dengan analisa BOW atau analisa SNI. Data yang diperlukan untuk menghitung harga 1m3 galian tanah adalah : 1. Harga satuan dasar upah terbaru di tempat kita untuk pekerja dan mandor 2. Analisa pekerjaan galian tanah (sesuai BOW atau SNI)

TPAK merupakan persentase jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. Untuk memperoleh nilai TPAK dengan cara membagi jumlah angkatan kerja dengan jumlah penduduk usia kerja dikalikan dengan 100 persen. TPAK mengindikasikan besarnya persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Adapun yang dimaksud dengan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi lingkungan home industri baik internal maupun eksternal home industri. Dalam analisis SWOT ini menggunakan pendekatan secara kualitatif dan pendekatan kuantitatif.

accounting and bookkeeping principles, practices, concepts and methods featured in the unit and there was good evidence of preparation and practice with regard to structure, format and presentation of accounting data and information among the sound financial statements, double-entry bookkeeping and cash budgets submitted. That said, this is not a unit solely of numbers or arithmetic and there .