PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT NYITDAH-

2y ago
57 Views
3 Downloads
578.16 KB
12 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Adele Mcdaniel
Transcription

96PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT NYITDAHTABANAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGANSISTEM RANGKA BREISING DAN TANPA BREISINGI Made Wika Darmawan1), Putu Aryastana1), I Made Ardantha1)1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Balidarmawan.wika@yahoo.comABSTRACTNyitdah Hospital Building - Tabanan is planned to use steel structure by utilizingskeleton brace system and without brace. This planning is done to find out the comparisonof dimensions that occur when a Steel Structure in the add framework brace. The steelstructure of this Hospital is based on SNI 1729 - 2015 Specifications for structural steelbuilding buildings. The method used in this planning is using Load Resistance FactorDesign (LRFD) method. The LRFD method is a method of planning by means of nominalcapacity to anticipate uncertainties in the material used, while with the resistance factor toanticipate uncertainty in the variation of work load. The loads that work on the structure ofthe Hospital Building, calculated and analyzed the results obtained that the steel structurewithout brace experiencing a large shear force. The shear force occurs greatest in thebeam with a ratio of 89.7% of the allowable shear force. After added brace framework, isbrace type X and V inverted obtained a decrease of shear force. For brace type X shearforces that can be retained up to 30.65% of the shear force of the structure without brace.And for inverted breeding V can hold up to 21.33%, preferably 9.32% of brace type X. Butthe force that occurs not only sliding, the beam occurs moment and the column is pressed.In this case the type X breeders can withstand both the moment force on the beam and thecompression force in the column, while the breed of type V is reversed, the moment thatoccurs on the beam becomes large. Brace Type X was chosen for the redesign of NyitdahHospital Building - Tabanan by considering the dimensions used in bias smaller than thestructure without brace. The shear, moment and tap forces that occur in the structure canalready be retained by the main structural frame and additionally the type X brace frame.Key word: steel, brace, LRFDPADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

97ABSTRAKGedung Rumah Sakit Nyitdah – Tabanan direncanakan menggunakan struktur bajadengan memanfaatkan sistem rangka breising dan tanpa breising. Perencanaan inidilakukan untuk mengetahui perbandingan dimensi yang terjadi bila suatu Struktur Baja ditambahkan rangka breising. Struktur baja Rumah Sakit ini didasarkan pada SNI 1729 –2015 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural. Metode yang digunakan dalamperencanaan ini menggunakan metode Load Resistence Factor Design (LRFD). MetodeLRFD adalah metode perencanaan dengan cara kapasitas nominal untuk mengantisipasiketidak pastian dalam material yang digunakan, sementara dengan faktor tahanan untukmengantisipasi ketidak pastian didalam variasi beban yang bekerja. Beban-beban yangbekerja pada struktur Gedung Rumah Sakit, dihitung dan dianalisa maka diperoleh hasilbahwa Struktur baja tanpa bresing mengalami gaya geser yang besar. Gaya geser tersebutterjadi paling besar pada balok dengan perbandingan 89.7% dari gaya geser yangdiijinkan. Setelah ditambahkan rangka breising, yaitu breising tipe X dan V terbalikdiperoleh penurunan gaya geser. Untuk breising tipe X gaya geser yang dapat ditahansampai 30.65% dari gaya geser struktur tanpa breising. Dan untuk breising V terbalikdapat menahan sampai 21.33%, lebih baik 9.32% dari breising tipe X. Tetapi gaya yangterjadi tidak hanya geser saja, pada balok terjadi momen dan pada kolom terjadi tekan.Dalam kasus ini breising tipe X dapat menahan dengan baik gaya momen pada balok dangaya tekan pada kolom, sedangkan breising tipe V terbalik, momen yang terjadi padabalok menjadi besar. Breising Tipe X dipilih untuk redesain Gedung Rumah Sakit Nyitdah– Tabanan dengan mempertimbangkan dimensi yang dipakai bias lebih kecil dibandingkanstruktur tanpa breising. Gaya geser, momen dan tekan yang terjadi pada struktur sudahdapat ditahan oleh rangka struktur utama dan juga tambahan rangka breising tipe X.Kata kunci: baja, breising, LRFDPADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

9811.1menggunakanPENDAHULUANLatar BelakangBadan Rumah Sakit Daerah Tabananstrukturbajadengan sistem rangka breisingdan tanpa breising.untuk melaksanakan pelayanan prima,2. Membandingkanmelakukan perencanaan rumah sakit yanghasildesainstruktur dengan sistem rangkaakan menjadi pusat kesehatan di tabananbreising dan tanpa breising padabahkan menjadi pusat pelayanan kesehatankonstruksi Gedung Rumah Sakitdi Bali. (Susila I. W., 2016).Nyitdah-Tabanan.Konstruksi gedung Rumah Sakitdengan 4 lantai dengan berisi RuanganManfaat PerencanaanManfaat dari perencanaan gedungrawat inap dengan tempat tidur. DalamRumah Sakit Nyitdah – Tabanan denganrencana awal, rumah sakit di Nyitdah nantistrukturakan diisi dengan 400 tempat tidur.penerapan ilmu ketekniksipilan di bidang(Jayaprana P., 2016).struktur baja dan sebagai pilihan rencanaNyitdahmenggunakanStrukturBajaPenggunaan Struktur Baja dipilihkarena baja memiliki kuat tarik tinggi danlebih menjamin kekuatan struktur denganbentang panjang. Dibandingkan denganbeton bentang tinggi memerlukan dimensi1.3bajaadalahsebagaisuatustruktur yang dapat digunakan dalamproyek Pembangunan Rumah Sakit diTabanan.22.1yang besar. Dan keunggulan baja lainyaKAJIAN PUSTAKATinjauan UmumPerencanaan gedung struktur baja didalam pengerjaan baja memerlukan waktuIndonesialebih“Spesifikasi untuk bangunan gedung bajasedikitdibandingkandenganpengerjaan beton. (Widana P. KB., 2010).1.2Tujuan PerencanaanTujuan dari perencanaan gedungharusdidasarkanpadastruktural” SNI 1729 – 2015.Beberapa aspek yang perlu ditinjaudalam perancangan gedung, antara lain:Rumah Sakit Nyitdah – Tabanan dengan1.Pedoman perencanaan struktur.struktur baja sebagai berikut:2.Konsep pembebanan struktur.3.Perencanaan komponen struktur.1. Menentukan dimensi itdah–untukRumahTabananPADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 20172.2Tinjauan KhususStruktur rangka bresing merupakansistemstrukturyangdidesainuntukP-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

99menahan beban lateral berupa gempa.2.5Elemen bresing berperilaku sebagai rangkaPerencanaan Komponen StrukturPerencanaanstrukturbajabatang yaitu hanya menerima gaya tarikmenggunakan metode perencanaan Loadatau tekan. Rangka bresing dikategorikanResistence Factor Design (LRFD). Metodemenjadi rangka bresing konsentrik danLRFD adalah metode perencanaan denganrangka bresing eksentrik.carakapasitasmengantisipasi2.3Pedoman Perencanaan StrukturDalam perencanaan gedung strukturbaja, pedoman yang digunakan sebagaiacuan n,dalamsementaratahananuntukmengantisipasi ketidak pastian didalamvariasi beban yang bekerja.1. Spesifikasiuntukbangunangedung baja struktural (SNI1729 - 2015).gempa untuk struktur bangunangedung dan non gedung (SNI1726 - 2012).minimum2.5.1 Properti Komponen StrukturUntuk kondisi tekan, penampangdiklasifikasikan2. Tata cara perencanaan ketahan3. Bebanmaterialnominalsebagaielemennonlangsing atau penampang elemen angsebagaipenampangkompak, non kompak atau penampanguntukelemen-langsing.perancangan bangunan gedungdan struktur lain (SNI 1727 2013).2.5.2 Desain Komponen Struktur TarikUnruk mendesain struktur Tarik halyang perlu diperhatikan adalah rasio2.4Konsep Pembebanan StrukturDalam melakukan analisis desainsuatu struktur, perlu ada gambaran yangkelangsingan L/r lebih baik tidak melebihi300, Kekuatan tarik desain ϕtPn, dan Luasbruto Ag, dan luas neto An.jelas mengenai perilaku dan besar bebanyang mendasar adalah pemisahan antara2.5.3 Desain KomponenStrukturTekanDesain struktur tekan yang harusbeban-beban yang bekerja. Beban yangmemperhatikan adalah Kekuatan tekandiperhitungkan adalah beban mati, bebandesain, cPn, Faktor panjang efektif, danhidup, beban angin, beban hujan dan bebanKekuatanyang bekerja pada struktur. Hal pentingtekannominalPn,harusgempa.PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

100ditentukan berdasarkan keadaan batas dari2. Primertekuk lentur.Data primer berupa foto lokasikegiatan yang digunakan sebagai2.5.4 Perencanaan Struktur LenturKetentuan lentur desain, bMn, dankekuatan lentur yang diizinkan, Mn / Ωb,pedoman dalan perencanaan.3.3Flow Chart Perencanaan4HASIL DAN PEMBAHASANrumah sakit, adapun jenis data yang4.1Perhitungan Pembebanandipakai ialah:4.1.1 Beban MatiBeban mati yang diterima olehharus ditentukan dengan ketahanan untuklentur ( b) 0.90 dan faktor keamananuntuk lentur (Ωb) 1.67.2.5.5 Perencanaan Struktur GeserKetentuan geser desain, vVn, dankekuatan lentur yang diizinkan, Vn / Ωv,harus ditentukan menggunakan ketahananuntukgeser( v)0.90danfaktorkeamanan untuk geser (Ωv) 1.67.3METODE PENELITIAN3.1Lokasi PerencanaanLokasi perencanaan gedung RumahSakit Nyitdah – Tabanan beralamatkan diJl. Pantai Kedungu No.19, Nyitdah, Kediri,Kabupaten Tabanan, Bali 82121.3.2Data PerencanaanUntuk merencanakan sebuah gedung1. SekunderData yang digunakan adalahgambar perencanaan rumah sakitempat lantai RS Nyitdah - Tabanandan data sondir.PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017struktur adalah pada masing-masing basianstruktur yaiut sebagai berikut:1. Rangka atap adalah sebesar 0.35kN/m2.P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

1012. Beban mati pada pelat lantai2sebesar 1.17 kN/m .4.1.5 Beban GempaBeban gempa adalah hasil analisa3. Beban tembok ruangan adalahinput koefisien faktor keutamaan gempa8.925 kN/m dan beban tembok(Ie) 1.5, SS Tabanan 1.0, S1 Tabananatas dak adalah 2.805 kN/m.0.4, Kelas lokasi SD dan R 4.5, Cd 4,4. Bebanuntukrailingtanggaadalah 0.30 kN/m.Ω 3 pada SAP 2000.4.2Kombinasi PembebananKombinasipembebananyang4.1.2 Beban HidupBeban hidup untuk gedung rumahdigunakan dalam perencanaan struktursakit adalah sebagai berikut:baja adalah Kombinasi pembebanan pada1. Beban hidup pada atap, bebanmerata2.88kN/m2,bebanterpusat 1.33 kN.SNI 1727-2013. Kombinasi 5 dan 7disesuaikan dengan SNI 1726- 2012.2. Beban hidup pada pelat lantai,4.3Hasil Gaya DalamUntuk menghitung gaya dalam yangbeban merata pada ruang operasibekerja pada struktur gedung rumah sakit,dan laboratorium sebesar 2.87analisis dilakukan menggunakan bantuan22kN/m , ruang pasien 1.92 kN/mprogram SAP 2000 V15. Dengan hasil2dan koridor 3.83 kN/m , bebangaya dalam yang disajikan pada tabel-tabelterpusat sebesar 4.45 kN.berikut:3. Beban hidup pada tangga, bebanmerata adalah 1.92 kN/m2 danTabel 1. Gaya Dalam rangka atapLokasi No.Batang Nama L (m)bebanterpusatsebesar2.44kN/m2 .LokasiGordingKuda-kuda4.1.3 Beban HujanBeban hujan yang terjadi padarangka struktur sebesar 0.0392 kN/m24.1.4 Beban kan kecepatan angina rata-ratadiwilayah Tabanan adalah untuk angindatang -4.706 N/m2 dan angin pergi 0.13422621146A1A2Mmaks (Nmm)3.502.20SectionKomb.K 125.65.6.8IWF 150x1002a1Ma (Nmm)7,886,830.00-7,402,470.00-Mb (Nmm)7,416,300.00-V (N)9,535.0821,487.02Mc (Nmm)Sumber: Hasil AnalisaTabel 2. Gaya Dalam pada balokLokasi No.Batang Nama L (m)Dak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1LokasiDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1SectionKomb.422B58.00 IWF 200x15011864B48.00 IWF 250x12531242B38.00 IWF 300x150560B28.00 IWF 350x17551507B18.00 IWF 400x2005Mmaks (Nmm) Ma (Nmm)Mb 0)(14,016,710.00)V 43Mc 1,500.00)(33,409,300.00)Sumber: Hasil AnalisaN/m2.PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P (N)3,610,560.0053,849.25P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

102Tabel 3. Gaya Dalam pada kolomLokasi No.Batang Nama L (m)Dak atapK54.00782Lantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai b.H 150x150H 175x175H 200x200H 250x250H 300x3005a5555Tabel 8. Gaya Dalam pada balok V terbalikV (N)P 7Lokasi No.Batang Nama L ,013.56Sumber: Hasil AnalisaLantai 4Lantai 3Lantai 2M.Lap ,481.60M.Tum .Lap (N)V.Tum (N)40,865.1981,521.52M.Lap (Nmm) M.Tum (Nmm)9,178,871.006,850,816.00Lantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1Hasil Gaya Dalam Dengan RangkaBreisingDari hasil analisis gaya pada strukturgedung rumah sakit yang ditambah denganrangka breising. Gaya geser, gaya momendan gaya tekan yang terjadi lebih kecil,Gaya-gaya yang berubah besar terjadi padakolom dan balok.LokasiGordingKuda-kudaA1A2Mmaks nKomb.H 150x150H 175x175H 200x200H 250x250H 300x3005a5555V (N)P 944.81Lokasi No.Batang Nama L (m)K54.00782Dak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai b.H 150x150H 175x175H 200x200H 250x250H 300x3005a5555V (N)P 263.58Sumber: Hasil AnalisaTabel 11. Gaya Dalam Pada Pelat LantaiLokasiDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2M.Lap ,481.60M.Tum ,877.55Sumber: Hasil AnalisaLokasi No.Batang Nama L 0)29,942,520.00(35,614,240.00)Tabel 10. Gaya Dalam pada kolom VterbalikTabel 12. Gaya Dalam pada sloofTabel 6. Gaya Dalam rangka ,412.4464,597.96Mc (Nmm)Sumber: Hasil AnalisaSumber: Hasil Analisa4.4V (N)Tabel 9. Gaya Dalam pada kolom XTabel 5. Gaya Dalam pada sloof252Komb.46,450,740.00 (21,993,240.00)(60,724,850.00) (19,266,560.00) (60,724,850.00)57,764,990.00 (57,944,659.00)34,210,671.00(150,180,840.00) (21,001,990.00) (150,180,840.00)Lokasi No.Batang Nama L (m)Dak atapK54.00782Lokasi No.Batang Nama L (m)Section8.00 IWF 200x15018.00 IWF 250x12538.00 IWF 300x15058.00 IWF 350x17558.00 IWF 400x2005Ma (Nmm)Mb (Nmm)Sumber: Hasil AnalisaSumber: Hasil AnalisaSloof422B51864B41242B360B21507B1Mmaks (Nmm)Dak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1Tabel 4. Gaya Dalam pada pelat lantaiLokasiDak atapDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1Lokasi3.502.20SectionKomb.K 125.65.6.8IWF 150x1002a1Ma (Nmm)7,886,830.00-Mb (Nmm)7,402,470.00-7,416,300.00-V (N)9,535.0821,487.02Mc (Nmm)P (N)3,610,560.0053,849.25Lokasi No.Batang Nama L (m)Sloof252LokasiSloofSSection6.00M.Lap (Nmm) M.Tum Lap (N)V.Tum (N)40,865.1981,521.52Sumber: Hasil AnalisaSumber: Hasil Analisa4.5Tabel 7. Gaya Dalam pada balok XLokasi No.Batang Nama L (m)Dak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1LokasiDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1SectionKomb.422B58.00 IWF 200x15011864B48.00 IWF 250x12531242B38.00 IWF 300x150560B28.00 IWF 350x17551507B18.00 IWF 400x2005Mmaks (Nmm) Ma (Nmm)Mb 00)15,938,500.00(25,600,660.00)(38,605,060.00)V Mc (Nmm)6,117,890.00 00) (6,708,320.00)(14,213,170.00) (10,100,840.00)(20,287,740.00) (13,335,010.00)Hasil Gaya Dalam Dengan RangkaBreising Setelah RedesainKarena gaya pada balok dan kolommengalami penurunan setelah ditambahkanbatang bresing dengan jenis X dan Vterbalik,makabesarpenampangdisesuaikan dengan jenis bresing yangSumber: Hasil AnalisaPADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

103dipilih adalah Bresing Jenis X dandiperoleh gaya sebagai berikut:Tabel 13. Gaya Dalam pada balok redesainLokasiMmaks (Nmm)Dak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 2,430.00)(138,886,400.00)Ma 6,893,960.00)(26,893,960.00)Mb 62,780.00)(131,627,800.00)Mc ,720.00)(6,735,720.00)Tabel 14. Gaya Dalam pada kolom redesainLokasi No.Batang Nama L 0SectionKomb.H 150x150H 175x175H 200x200H 250x250H 300x3005a5555V 88P ,944.81Sumber: Hasil Analisa4.6Perhitungan Kekuatan4.6.1 Perhitungan Kekuatan PelatDarihasilanalisadenganmenggunakan SAP 2000 V15,di dapat:Mx tumpan 75,214,100.00 NmmMx lapangan 23,828,000.00 NmmMy tumpuan 63,594,000.00 NmmMx lapangan 24,091,700.00 NmmB5B4B3B2B1 Vu(N)Nama PengakuSumber: Hasil AnalisaDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2Lantai 1Tabel 16. Perhitungan Kekuatan Balokuntuk Struktur tanpa breisingTidakTidakTidakTidakTidakSyarat 0432,000.00NamaRasio KelangsinganMu (Nmm) Mn arat Gaya 36.2369.29Sumber: Hasil AnalisaTabel 17. Perhitungan Kekuatan Balokuntuk Struktur dengan breisingB5B4B3B2B1 Vu(N)Nama PengakuTidakTidakTidakTidakTidakSyarat 30,750.00NamaRasio KelangsinganMu (Nmm) Mn rat Gaya 66.9696.71Sumber: Hasil AnalisaTabel 15. Perhitungan Pelat Lantai untukStruktur breising dan breisingLokasiDak atapLantai 4Lantai 3Lantai 2MutuTebal PelatBeton(mm)(Mpa)180302503025030250304.6.3 Perhitungan Kekuatan KolomKolom yang digunakan WF 300x300TulanganJarakJenis(mm)wiremessM 12 - 150M 12 - 150M 12 - 150M 12 - 150Sumber: Hasil Analisa4.6.2 Perhitungan Kekuatan BalokBalok yang digunakan WF 400x200PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017P-ISSN: 2303-2693E-ISSN: 2581-2939

104Tabel 18. Perhitungan Kekuatan KolomStruktur tanpa breisingK5K4K3K2K1TidakTidakTidakTidakTidak Vu(N)Nama PengakuSyarat 405,000.00OkeOkeOkeOkeOkeNamaRasio KelangsinganPu (N) Pn (Nmm)SyaratKeekonomisan(%)K5K4K3K2K1Elemen non langsingElemen non langsingElemen non langsingElemen non langsingElemen non 7964.30Sumber: Hasil AnalisaTabel 19. Perhitungan Kekuatan KolomStruktur dengan breisingNama PengakuK5K4K3K2K1TidakTidakTidakTidakTidak Vu(N)Syarat 0405,000.00OkeOkeOkeOkeOkeNamaRasio KelangsinganPu (N) Pn (Nmm)SyaratKeekonomisan(%)K5K4K3K2K1Elemen non langsingElemen non langsingElemen non langsingElemen non langsingElemen non 9567.37Sumber: Hasil Analisa4.6.4 Perhitungan Kekuatan SloofSloof yang digunakan 15x20cmTabel 20. Perhitungan TulanganLongitudinal SloofLokasiNamaSloofSJumlahJumlahTulangan Atas TulanganLapangan T. Breising

Elemen bresing berperilaku sebagai rangka batang yaitu hanya menerima gaya tarik atau tekan. Rangka bresing dikategorikan menjadi rangka bresing konsentrik dan rangka bresing eksentrik. 2.3 Pedoman Perencanaan Struktur Dalam perencanaan gedung struktur baja, pedoman yang digu

Related Documents:

A. Pengertian Limbah Rumah Sakit . 1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dati kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terditi d

Pertimbangan Estetika dan Kenyamanan 36 BAB 11 PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH SAKIT Prinsip dan Implementasi 37 Perencanaan Infrastruktur 38 BAB 12 PERENCANAAN FISIK DAN STRATEGIS RUMAH SAKIT Arti Penting Manajemen Rumah Sakit 47 Tujuan dan Sasaran Perencanaan Fisik 47 Kerangka dan Konsep Kerja 48 Kriteria Umum 50 Produk 53 BAB 13 KONSEP .

Pelaksanaan audit internal bisa dilakukan untuk memonitoring tingkat kepatuhan rumah sakit dalam mengikuti peraturan eksternal yang salah satunya dengan pelaksanaan . serta tertuang dalam sasaran mutu rumah sakit. 3. Rumah Sakit dan Sertifikasi ISO 9001: 2008 . Rumah Sakit Panti Rapih telah mulai

IPAL rumah sakit dibangun dengan maksud untuk mengolah limbah cair yang dihasilkan oleh rumah sakit agar dapat mengurangi, menghilangkan dan menurunkan bahan-bahan yang berbahaya yang terkandung dalam air limbah (Mulia, 2005). Rumah Sakit Kelas D merupakan rumah sakit umum bentuk

a. Limbah Cair 1) Pengertian Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan meng

produksi limbah cair rumah sakit sebanyak 48.985 ton/hari1. Pengelolaan limbah medis padat rumah sakit diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit bahwa pengelolaan limbah med

rumah sakit umum (RSU), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dan rumah sakit khusus (RSK), yaitu rumah sakit yang memberikan pelayanan . (mekanikal dan elektrikal) digedung. Ketiganya satu sarna lain saling terkait. Jika struktur mengedepan

Annual Day. Since that year, we have raised money to subsidize our conference claims which support many missions of the Christian Methodist Episcopal Church. Among them are our institu- tions of higher learning: Lane College Miles College Paine College Phillips School of Theology Thank you for your continuous support! We are proud to be CME! Sister Patricia McKinney Lewis 17 Sis. Hattie Hicks .