BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Coping Stres 1. Pengertian

2y ago
44 Views
2 Downloads
599.19 KB
39 Pages
Last View : 18d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Camryn Boren
Transcription

10BAB IIKAJIAN PUSTAKAA. Coping Stres1. Pengertian Coping StresCoping merupakan suatu proses yang dilakukan setiap waktu dalamlingkungan keluarga, lingkungan kerja, sekolah maupun masyarakat. Copingdigunakan seseorang untuk mengatasi stress dan hambatan–hambatan yangdialami.Dalam kamus psikologi (Chaplin, 2002 ; 112), coping behavior diartikansebagai sembarang perbuatan, dalam mana individu melakukan interaksi denganlingkungan sekitarnya, dengan tujuan menyelesaikan sesuatu (tugas ataumasalah).Lazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) mengartikan coping adalahsuatu proses dimana individu mencoba untuk mengatur kesenjangan persepsiantara tuntutan situasi yang menekan dengan kemampuan mereka dalammemenuhi tuntutan tersebut.Sedangkan(dalam Smet 1994 ;143)Lazarus danFolkmanmendefinisikan coping sebagai sesuatu proses dimana individu mencoba untukmengelola jarak yang ada antara tuntutan-tuntutan, baik itu tuntutan yang berasaldari individu maupun yang berasal dari lingkungan dengan sumber-sumber dayayang mereka gunakan dalam menghadapi stress.

11Rasmun mengatakan bahwa coping adalah dimana seseorang yangmengalami stres atau ketegangan psikologik dalam menghadapi masalahkehidupan sehari-hari yang memerlukan kemampuan pribadi maupun dukungandari lingkungan, agar dapat mengurangi stres yang dihadapinya. Dengan kata lain,coping adalah proses yang dilalui oleh individu dalam menyelesaikan situasistressful. Coping tersebut adalah merupakan respon individu terhadap situasi yangmengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. (Rasmun, 2004 ; 29)Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa coping adalah segalausaha individu untuk mengatur tuntutan lingkungan dan segala konflik yangmuncul, mengurangi ketidaksesuaian/kesenjangan persepsi antara tuntutan situasibaik yang berasal dari individu maupun lingkungan dengan sumber daya yangmereka gunakan dalam menghadapi stress.Berdasarkan beberapa pengertian diatas coping stress merupakan suatubentuk upaya yang dilakukan individu untuk mengatasi dan meminimalisasikansituasi yang penuh akan tekanan (stress) baik secara kognitif maupun denganperilaku.2. Macam-Macam Copinga. Coping psikologisPada umumnya gejala yang ditimbulkan akibat stres psikologistergantung pada dua faktor, yaitu:1) Bagaimana persepsi atau penerimaan individu terhadap stressor, artinyaseberapa berat ancaman yang dirasakan oleh individu tersebut terhadapstressor yang diterima

122) Keefektifan strategi coping yang digunakan oleh individu; artinya fektifmakamenghasilkan adaptasi yang baik dan menjadi suatu pola baru dalamkehidupan, tetapi jika sebaliknya dapat mengakibatkan gangguan kesehatanfisik maupun psikologis.b. Coping psiko-sosialAdalah reaksi psiko-sosial terhadap adanya stimulus stres yang diterimaatau dihadapi oleh klien. Menurut Struat dan Sundeen mengemukakan (dalanRasmun ; 2004) bahwa terdapat 2 kategori coping yang bisa dilakukan untukmengatasi stres dan kecemasan:1) Reaksi yang berorientasi pada tugas (task-oriented reaction).Cara ini digunakan untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan konflikdan memenuhi kebutuhan dasar. Terdapat 3 macam reaksi yang berorientasipada tugas, yaitu:a. Perilaku menyerang (fight)Individu menggunakan energinya untuk melakukan perlawanan dalamrangka mempertahankan integritas pribadinyab. Perilaku menarik diri (withdrawl)Merupakan perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari lingkungandan orang lain.c. KompromiMerupakan tindakan konstruktif yang dilakukan individu untukmenyelesaikan masalah melalui musyawarah atau negosiasi.

132) Reaksi yang berorientasi pada EgoReaksi ini sering digunakan oleh individu dalam menghadapi stres, atauancaman, dan jika dilakukan dalam waktu sesaat maka akan dapat mengurangikecemasan, tetapi jika digunakan dalam waktu yang lama akan knyahubunganinterpersonal dan menurunkan produktifitas kerja. (Rasmun, 2004 ; 30-34)3. Bentuk – Bentuk CopingLazarus dan Folkman (dalam Sarafino ; 1997) secara umummembedakan bentuk dan fungsi coping dalam dua klasifikasi yaitu sebagaiberikut:a. Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalahstrategi untuk penanganan stress atau coping yang berpusat pada sumbermasalah, individu berusaha langsung menghadapi sumber masalah, mencarisumber masalah, mengubah lingkungan yang menyebabkan stress dan berusahamenyelesaikannya sehingga pada akhirnya stress berkurang atau hilang.Untuk mengurangi stressor individu akan mengatasi dengan mempelajaricara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru. Individu akan cenderungmenggunakan strategi ini bila dirinya yakin akan dapat mengubah situasikarena individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untukmenghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stress. Strategi ini akancenderung digunakan seseorang jika dia merasa dalam menghadapi masalahdia mampu mengontrol permasalahan itu.

14b. Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) adalah strategipenanganan stress dimana individu memberi respon terhadap situasi stressdengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadapstress. Pengaturan ini melalui perilaku individu bagaimana meniadakan faktafakta yang tidak menyenangkan. Bila individu tidak mampu mengubah kondisiyang menekan individu akan cenderung untuk mengatur emosinya dalamrangka penyesuaian diri dengan dampak yang akan ditimbulkan oleh suatukondisi atau situasi yang penuh tekanan. Individu akan cenderungmenggunakan strategi ini jika dia merasa tidak bisa mengontrol masalah yangada.Berawal dari pendapat yang dikemukakan Lazarus mengenai tipe copingstres, suatu studi lanjutan dilakukan oleh Folkman, dkk (dalam Smet, 1994 ;145) mengenai variasi dari kedua strategi terdahulu, yaitu problem-focusedcoping dan emotion focused coping. Hasil studi tersebut menunjukkan adanyadelapan bentuk coping yang muncul, yaitu :1. Problem focused coping, antara lain;a. Planful Problem SolvingMenggambarkan usaha pemecahan masalah dengan tenang dan berhati-hatidisertai dengan pendekatan analisis untuk pemecahan masalah.b. Confrontive an,menggambarkan pula derajat kebencian dan pengambilan resiko.yang

15c. Seeking Social SuportMenggambarkan usaha untuk mencari dukungan dari pihak luar, baikberupa informasi, bantuan nyata maupun dukungan emosional.2. Emotion focused copinga. DistancingMenggambarkan reaksi melepaskan diri atau berusaha tidak melibatkan diridalam permasalahan, disamping menciptakan pandangan-pandangan yangpositif.b. Self-ControlMenggambarkan usaha-usaha untuk meregulasi perasaan maupun tindakan.c. Accepting ResponsibilityYaitu usaha-usaha untuk mengakui peran dirinya dalam permasalahan yangdihadapi dan mencoba untuk mendudukkan segala sesuatu dengan benarsebagaimana mestinya.d. Escape-AvoidanceMenggambarkan reaksi berkhayal dan usaha menghindar atau melarikan diridari masalah yang sedang dihadapi.e. Positive ReappraisalMenggambarkan usaha untuk menciptakan makna yang positif denganmemusatkan pada pengembangan personal dan juga melibatkan hal-hal yangbersifat religius.Lahey (2004 ; 519-521) mengemukakan coping yang efektif antara lain :1. Menjauhi sumber-sumber stress (removing stressor)

162. Melakukan penyesuaian dalam pemikiran ketika menghadapi suatupermasalahan (cognitive coping)3. Mengatur reaksi yang ditimbulkan karena stress atau segala tekanan(managing stress reaction)Sedangkan coping yang tidak efektif antara lain :1. Penghindaran (withdrawal)2. Bersikap agresi (aggression)3. Mengobati diri sendiri, seperti minum-minuman keras dan pelarian padaobat terlarang (self-medication)4. Melakukan ego pertahanan diri (defends mechanism) seperti melakukandisplacement, sublimasi, proyeksi, reaksi formasi, regresi, rasionalisasi, represi,denial, dan intelektualisasi.Smet (1994 ; 146) juga berpendapat bahwa, tidak ada satupun metodeyang dapat digunakan untuk semua situasi stress. Tidak ada coping stres yangpaling berhasil. Menurut Rutter (dalam Smet, 1994 ; 146) coping yang palingefektif adalah strategi yang sesuai dengan jenis stress dan situasi. Keberhasilancoping lebih tergantung pada penggabungan strategi coping yang sesuai denganciri masing-masing kejadian yang penuh stress, daripada mencoba menemukansatu strategi yang paling berhasil.4. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Coping stresBeberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi sebabkecenderungan seseorang akan coping stres yang dipilihnya telah dilakukan olehbeberapa tokoh. Diantaranya Bandura (dalam Pergament, 1997 ; 100) yang

17mengatakan bahwa optimisme yang muncul dari efikasi diri dalam hidupseseorang memiliki hubungan dengan banyak konskuensi positif, termasuk dalamkemampuan menghadapi kondisi yang sulit sehingga menimbulkan ketenanganemosional dalam copingnya.Menurut Pergament (1997 ; 101) beberapa hal yang menjadi sumbercoping. Dalam hal ini, sumber coping meliputi hal-hal yang memiliki pengaruhterhadap pemilihan seseorang atas coping stres tertentu. Hal-hal tersebut antaralain sebagai berikut :a. Materi (seperti makanan, uang);b. Fisik (seperti vitalitas dan kesehatan);c. Psikologis (seperti kemampuan problem solving);d. Sosial (seperti kemampuan interpersonal, dukungan sistem sosial); dane. Spiritual (seperti perasaan kedekatan dengan Tuhan).Sedangkan Mu‟tadin (2002) mengatakan bahwa cara individu menanganisituasi yang mengandung tekanan ditentukan oleh sumber daya individu sendiriyang meliputi :a. Kesehatan fisik; kesehatan merupakan hal yang penting karena selama dalamusaha mengatasi stress individu dituntut untuk mengesahkan tenaga yangcukup besar.b. Keyakinan atau pandangan positif; keyakinan menjadi sumber dayapsikologis yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locusof control) yang mengerahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan

18(helplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipeproblem-focused coping.c. Ketrampilan memecahkan masalah; ketrampilan ini meliputi kemampuanuntuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi akan,kemudianmempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan dengan hasil yang ingindicapai, dan pada akhirnya melaksanakan rencana dengan melakukan suatutindakan yang mampuanuntukberkomunikasi dan bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilainilai sosial yang berlaku di masyarakat.e. Dukungan sosial; dukungan ini meliputi dukungan pemenuhan kebutuhaninformasi dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua,anggota keluarga lain, saudara, teman dan lingkungan masyarakat sekitarnya.f. Materi; dukungan ini meliputi sumber daya berupa uang, barang-barang ataulayanan yang biasanya dapat dibeli.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang memilikipengaruh terhadap pemilihan seseorang atas coping stressnya, antara lain : materi(seperti makanan, uang); fisik (seperti vitalitas dan kesehatan); psikologis (sepertikemampuan problem solving); sosial (seperti kemampuan interpersonal, dukungansistem sosial); dan spiritual (seperti perasaan kedekatan dengan Tuhan).

195. Proses CopingProses Coping menurut Lazarus dalam (Syamsu yusuf, 2004 ; 115) dapatdilihat pada bagan berikut :Faktor EksternalSumber yang nampak,seperti uang dan waktuDukungan sosialKegiatan coping :1. Mengurangikondisilingkungan yangberbahaya2. Bersikap toleran(penyesuaian)terhadap peristiwa/kenyataan yangnegatif3. Memelihara citradiri yang positif4. Memeliharakeseimbangan emosi5. Memeliharahubungan yangpositif dengan oranglain1. Penaksirandan penafsiranStressorstressor2.Evaluasitentangpilihan dankemampuancopingResponresponcoping danstrategiuntukpemecahanmasalah danregulasiemosiGaya coping yangsudah biasa dilakukanFaktorkepribadianFaktor InternalGambar ISkema Proses ukkesembuhandari penyakit

206. Fungsi Coping StresFolkman dan Lazarus (Rahmatus Sa‟adah, 2008 ; 65-66), coping yangberpusat pada emosi (emotion-focused coping) berfungsi untuk meregulasi responemosional terhadap masalah. Coping ini sebagian besar terdiri dari proses-proseskognitif yang ditujukan pada pengukuran tekanan emosional dan strategi yangtermasuk di dalamnya adalah :a. Penghindaran, peminiman atau pembuatan jarakb. Perhatian yang selektifc. Memberikan penilaian yang positif pada kejadian yang negatifSedangkan coping yang berpusat pada masalah (problem-focused coping)berfungsi untuk mengatur dan merubah masalah penyebab stres. Strategi yangtermasuk di dalamnya adalah :a. Mengidentifikasikan masalahb. Mengumpulkan alternatif pemecahan masalahc. Mempertimbangkan nilai dan keuntungan alternatif tersebutd. Memilih alternatif terbaike. Mengambil tindakan7. Coping menurut IslamDalam hidup, manusia tidak akan pernah terlepas dari berbagaipermasalahan, ujian, cobaan dari Allah swt. Allah menjelaskan bahwa kehidupanmanusia akan selalu diuji atau cobaan sebagaimana dalam firman-Nya surat AlBaqarah ayat 155-156, yang berbunyi :

21 Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikitketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buahbuahan. Danberikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu)orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun” (Depag RI, 2005)Sebagai makhluk yang memiliki kesadaran, manusia menyadari adanyaproblem-problem yang mengganggu aspek-aspek kejiwaannya. Oleh karena itu iaakan berusaha mengatasi problem atau melakukan coping stres dengan berbagaimacam upaya.Agama Islam dengan berpedoman pada Al-Qur‟an dan Haditsmenawarkan solusidengan memberikan penyelesaianyang benar danmenyembuhkan segala masalah yang dihadapi manusia, salah satunya adalahmasalah psikologi. Prof. Dr. Nurholis Madjid (dalam Adnan Syarif, 2002 ; 11)mengatakan, “Menjadikan agama sebagai pijakan ilmu sebenar-benarnya suatu halyang sangat mungkin, karena agama merupakan peraturan-peraturan, termasukhal-hal mengenai manusia”Banyak jalan yang bisa dilakukan manusia untuk membentuk perilakucoping, antara lain dengan membaca Al-Qur‟an, karena sesungguhnya Al-Qur‟anmemiliki keuntungan yang sangat besar untuk menjernihkan hati, penawar

22keraguan dan kegoncangan jiwa serta sebagai media untuk membersihkan jiwa.Allah swt berfirman dalam surat Al-Isra‟ ayat 82 : Artinya : “Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar danrahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklahmenambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Depag RI,2005)Selain membaca al-Qur‟an, cara lain untuk melakukan coping stresadalah dengan membaca doa karena sesungguhnya sebuah doa memilikikeuntungan yang sangat besar. Keuntungan tersebut berupa penjernihkan hatiserta sebagai media untuk membersihkan jiwa. Firman Allah swt yang bisadijadikan doa oleh umatnya adalah Q.S. al-Baqarah ayat 286, yang berbunyi : Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengankesanggupannya.iamendapatpahaladiusahakannya dan ia mendapatsiksa(darikebajikan)yang(dari kejahatan) yangdikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkauhukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami,

ebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. YaTuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang taksanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; danrahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kamiterhadap kaum yang kafir." (Depag RI, 2005)Kata yang memiliki makna “beban”, dapat diberi pengertian berupatuntutan yang diberikan kepada menusia yang mampu menimbulkan stress(stressor). Tuntutan tersebut dapat berupa apa saja yang diharapakan oleh tiapmanusia tidak diberikan oleh Allah kepadanya seperti Allah memberikannyakepada orang lain.Tuntutan tersebut dapat dikelola dengan dua macam cara, antara laindengan pengelolaan dari dalam diri sendiri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik).Pengelolaan secara intrinsik berupa bermunajat di hadapan Allah tanpa mengenalwaktu, siang dan malam. Sedangkan pengelolaan stressor secara ekstrinsik adalahdengan adanya bantuan dari orang lain dan adanya hidayah dari Allah sebagaiPencipta.Bermunajat di hadapan Allah yang merupakan salah satu coping stresdapat berupa melaksanakan shalat tahajjud. Seperti yang telah dikabarkan olehAllah kepada umatnya dalam surat al-Isra‟ ayat 79, yang berbunyi :

24Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamusebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mumengangkat kamu ke tempat yang Terpuji. .” (Depag RI, 2005)Sholat tahajjud dikatakan sebagai salah satu coping stres dalam Islamkarena dalam prosesi tahajjud itu sendiri menunjukkan keunggulan tersendiriberupa kesempatan yang tepat untuk mengelola stressor yang ada. Tahajjud yangdilakukan di malam hari dengan suasana yang tenang dapat dijadikan momentersendiri bagi manusia untuk menenangkan pikiran, sehingga mampumenganalisa sebuah permasalahan, merencanakan penyelesaian permasalahan danhal-hal lain yang dijadikan pendukung dalam coping stres seseorang. Tahajjuddijadikan pilihan coping stres karena pelaksaan tahajjud di malam harimenunjukkan bahwa manusia dapat menggunakan sumber dayanya tidak hanya disiang hari tetapi dapat pula di malam hari dengan situasi yang lebih tenang.Dengan tahajjud pula, manusia akan mendapatkan yangakan menjadi ketahanan manusia dalam menghadapi suatu permasalahan yangdapat mendukung semakin baiknya kemampuan coping stres seseorang.Selain dari semua hal diatas, coping stres yang dapat juga dilakukansetiap orang ketika menghadapi suatu tekanan atau masalah dalam hidupnyaadalah dengan bersabar dan bertawakkal kepada Allah, karena dengan bersabarseseorang akan ikhlas menanggung masalah yang dihadapinya. Seseorang tersebuttidak akan bersedih dan merasa terpuruk dengan keadaannya. Firman Allah SWT

25yang menyerukan kepada umatnya agar bersabar dalam Q.S Al-Baqarah: 45sebagai berikut: Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnyayang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yangkhusyu'.” (Depag RI, 2005)Orang-orang yang tidak bisa menerima kenyataan serta berlarut-larutdalam kesedihan adalah orang-orang yang tidak mendapat rahmat Allah sehinggamenghadapi kesulitan hidup dengan kesedihan. Orang tersebut merupakan salahsatu dari yang tidak dapat menggunakan coping yang tepat dalam menghadapipermasalahan hidup.B. Kecerdasan Spiritual1. Pengertian Kecerdasan Spiritual (SQ)Manusia yang cerdas adalah manusia yang mengoptimalkan danmenggunakan segenap sumber daya yang dimilikinya untuk mengatasi persoalandan memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Menurut Colman (2003) kecerdasandapat dirumuskan dengan beberapa definisi, yaitu; 1) kemampuan menghadapidan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat d

Coping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) adalah strategi penanganan stress dimana individu memberi respon terhadap situasi stress dengan cara emosional. Digunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress. Pengaturan ini melalui perilaku individu

Related Documents:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Gaya Hidup 2.1.1.1 Definisi Gaya Hidup Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2016:187) "A lifestyle is a person pattern of life as expressed in activities, interests, and opinions. It portrays the whole person interacting with his or her environment." .

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN TEORETIK Bab ini membahas kajian teori yang bisa memotret fenomena penelitian, meliputi kajian tentang Komunikasi sebagai Interaksi Sosial, Komunikasi sebagai . penyandang autism dalam keran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran SBDP . etika dan estetika, dan multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhada

12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan Karakter 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Karakter Secara etimotologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlah (Agus

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

1.2 Permasalah Kajian 4 1.3 Kajian Terdahulu 8 1.4 Skop Kajian 21 1.5 Objektif Kajian 21 1.6 Kepentingan Kajian 22 1.7 Metodologi Kajian 26 1.7.1 Sumber-Sumber Primer 27 1.7.2 Sumber-Sumber Sekunder 28 1.7.3 Metode Analisis Data 28 1.8 Huraian Istilah Tajuk Kajian 29 .