PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASAN DAN

2y ago
160 Views
2 Downloads
1.34 MB
24 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaden Thurman
Transcription

PENGARUH RISIKO PADA PROYEK PERLUASANDAN RENOVASI HOTEL DI BALI TERHADAPBIAYA, MUTU, DAN WAKTU PELAKSANAANPROYEKTESISBAB IIKAJIAN PUSTAKAPROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI TEKNIK SIPILPROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANADENPASAR2015

BAB IIKAJIAN PUSTAKA2.1 Definisi RisikoMenurut Barnes (1983), risiko biasanya dianggap sebagai kejadian di masadepan yang tidak pasti, yang mana jika itu terjadi akan menyebabkan peningkatanbiaya yang signifikan serta keterlambatan. Menurut Al-Bahar dan Crandall(1990), risiko didefinisikan sebagai pemaparan kemungkinan terjadinya peristiwanegatif atau positif yang dapat mempengaruhi tujuan proyek sebagai konsekuensidari ketidakpastian. Dalam Norken, et al (2015), disebutkan bahwa risiko dapatdiartikan sebagai peluang timbulnya kerugian (probability of loss), kesempatantimbulnya kerugian (chance of loss), sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), danpenyimpangan dari hasil yang diharapkan (the dispersion of actual from expectedresult).Smith, et al (2006) menyebutkan bahwa dalam proyek konstruksi, masingmasing dari tiga target utama proyek yaitu biaya, mutu, dan waktu akancenderung menjadi subyek risiko dan ketidakpastian. Barnes (1983) jugamenyebutkan bahwa tiga risiko utama pemilik proyek adalah keseluruhan darisemua risiko individu yang berhubungan dengan biaya, mutu, dan waktu.Sedangkan menurut Thompson dan Perry (1991), dikatakan bahwa dampak risikoyang paling serius dalam pelaksanaan proyek konstruksi adalah gagaldipertahankannya estimasi biaya yang direncanakan, gagal dipenuhinya targetwaktu yang telah ditetapkan, dan gagal tercapainya kualitas yang telah ditetapkan.6

7Jadi dapat dikatakan bahwa risiko dalam proyek konstruksi adalah kemungkinanterjadinya peristiwa negatif di masa depan pada suatu proyek yang dapatmempengaruhi biaya, mutu, dan waktu pelaksanaan proyek sebagai konsekuensidari ketidakpastian.2.2 Manajemen RisikoManajemen risiko dapat didefinisikan sebagai seperangkat metode dankegiatan yang dirancang untuk mengurangi gangguan yang terjadi selamapelaksanaan proyek (Skorupka, 2003). Sedangkan menurut Smith, et al (2006),manajemen risiko adalah tentang cara menghindari, mengurangi, menyerap ataumentransfer risiko dan memanfaatkan peluang potensial. Menurut Thompson danPerry (1991), proses manajemen risiko ini sebenarnya dibagi menjadi dua yaituanalisis risiko dan manajemen risiko. Analisis risiko, dapat berupa kualitatif dankuantitatif, merupakan proses yang diawali dengan mengidentifikasi sumber risikokemudian dilanjutkan dengan menilai dan menganalisis dampak dari risikotersebut. Sedangkan manajemen risiko merupakan respon dan kebijakan yangdiambil untuk mengurangi dan mengontrol risiko yang telah dianalisis tadi.Dalam analisis risiko terdapat dua tingkatan analisis risiko seperti yangdisebutkan dalam Norken, et al (2015), yaitu analisis risiko kualitatif dan analisisrisiko kuantitatif. Analisis risiko kualitatif difokuskan pada identifikasi risiko danpenilaian awal risiko. Tujuannya adalah untuk menyusun sumber risiko utama danmemaparkan derajat konsekuensi yang sering terjadi. Keputusannya diambilberdasarkan rangking, perbandingan, maupun analisis deskriptif. Sedangkan

8analisis risiko kuantitatif merupakan lanjutan dari analisis risiko kualitatif.Analisis secara kuantitatif dilakukan dengan analisis probabilitas, sensitivitas,skenario, dan simulasi.Ada beberapa tahapan dalam manajemen risiko seperti yang dikemukakanoleh beberapa ahli yang berbeda-beda. Menurut Barkeley, et al (1991) dalamjurnal Zhi (1995), disebutkan ada empat tahap manajemen risiko yaitu klasifikasirisiko, identifikasi risiko, penilaian risiko, dan respon risiko. Model yangdikemukakan oleh Al-Bahar dan Crandall (1990) yaitu Construction RiskManagement System (CRMS), menyebutkan ada empat proses manajemen risikoyaitu identifikasi risiko, analisis dan evaluasi risiko, manajemen respon, sertasistem administrasi.Model lainnya yaitu Risk Management Practice Methodology (RMPM)dalam Kim dan Bajaj (2000), menguraikan tujuh tahap utama yangdirekomendasikan. Ketujuh tahap RMPM tersebut antara lain definisi tujuan,identifikasi risiko, pengukuran risiko, pengembangan respon risiko, dokumentasirencana manajemen risiko, mitigasi risiko, dan penilaian hasil. Sedangkanmenurut Merna dan Lamb (2004) dalam Smith, et al (2006), dijelaskan bahwamodel standar manajemen risiko terdiri atas empat bagian. Empat bagian darimodel standar manajemen risiko tersebut yaitu identifikasi risiko, analisis risiko,respon risiko, dan ulasan risiko. Adapun Flanagan dan Norman (1993),menyebutkan suatu model manajemen risiko yang bernama Risk ManagementSystem (RMS). Model RMS ini terdiri atas lima tahapan seperti yang dapat dilihatpada Gambar 2.1.

9Identifikasi RisikoKlasifikasi RisikoAnalisis RisikoMenyikapi RisikoRespon TerhadapRisikoGambar 2.1Tahap-tahap Sistem Manajemen Risiko(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)Tahap-tahap Risk Management System (RMS) menurut Flanagan danNorman (1993) pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:1.Identifikasi risikoPada tahap ini dilakukan identifikasi sumber-sumber dan tipe risiko.2.Klasifikasi risikoPada tahap ini dipertimbangkan mengenai jenis risiko beserta dampaknyaterhadap individu atau organisasi.3.Analisis risikoDilakukan evaluasi terhadap konsekuensi terkait dengan jenis-jenis risikoatau kombinasi risiko, dengan menggunakan teknik analisis. Kemudiandilakukan penilaian terhadap dampak dari risiko dengan menggunakanberbagai macam teknik pengukuran risiko.4.Menyikapi risikoSegala macam keputusan terhadap risiko akan terkait dengan sikap dariindividu atau organisasi yang membuat kebijakan.

105.Respon terhadap risikoPada tahap ini dilakukan pertimbangan mengenai cara risiko ituseharusnya dikelola dengan mentransfernya pada kelompok lain ataumembiarkannya saja.2.3 Identifikasi RisikoIdentifikasi risiko pada proyek konstruksi adalah proses mengidentifikasi,mengkategorikan, dan menilai secara sistematis dan berkelanjutan terhadapsignifikansi awal risiko yang terkait dengan proyek konstruksi (Al-Bahar danCrandall, 1990). Dalam buku ajar Norken, et al (2015) disebutkan identifikasirisiko adalah tahap paling pertama dalam manajemen risiko yang memiliki tujuanuntuk memaparkan dan merinci jenis-jenis risiko yang bisa saja terjadi darikegiatan yang sedang dilakukan. Tahap identifikasi risiko ini adalah tahapanpaling sulit sekaligus merupakan tahap yang paling menentukan dalammanajemen risiko.Menurut Flanagan dan Norman (1993), kegiatan identifikasi risikodifokuskan pada sumber risiko (source of risk) dan dampak (effect) dari suatukegiatan (event). Hubungan sumber dari risiko serta dampak dari suatu kegiatandalam proyek konstruksi dapat dijelaskan dalam rangkaian seperti yangditunjukan oleh Gambar 2.2.SumberKegiatanGambar 2.2Rangkaian Proses Identifikasi Risiko(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)Dampak

11Penjelasannya, suatu risiko dapat dikenali dari sumber risiko (source),kegiatan (event), dan dampak kegiatan itu (effect). Sumber risiko ini adalahkeadaan-keadaan yang dapat meningkatkan peluang terjadinya risiko, sedangkanevent adalah kegiatan yang menimbulkan dampak atau akibat (effect) yangsifatnya bisa menguntungkan maupun merugikan.Masih menurut Flanagan dan Norman (1993), alur langkah identifikasirisiko diawali dengan menentukan sumber-sumber risikonya. Sumber risiko adayang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak dapat dikontrol. Sumber risiko yangdapat dikontrol dimaksudkan disini adalah segala risiko-risiko yang dapatdikontrol oleh manajemen dan berada dibawah pengaruh manajemen, sedangkanpada risiko yang tidak dapat dikontrol terjadi hal yang sebaliknya. Selain itu,sumber risiko ada yang tidak bebas (bergantung) dan ada yang bebas (tidakbergantung). Dua sumber risiko dikatakan bergantung jika salah satu sumberrisiko akan memberi pengaruh terhadap sumber risiko yang lain, sehingga adakemungkinan satu kelompok sumber risiko yang tidak dapat dikontrol akanbergantung pada satu kelompok risiko terkontrol.Smith, et al (2006), mengemukakan ada beberapa cara yang dapatdilakukan dalam proses identifikasi risiko, yaitu:1. BrainstormingSesi brainstorming ini melibatkan beberapa personel kunci dari proyekyang secara bersama-sama berdiskusi untuk mengidentifikasi sertamemprioritaskan risiko pada proyek itu.

122. Wawancara (interview) personel proyekSeperti halnya brainstorming namun dilakukan perseorangan. Dilakukanwawancara dari masing-masing personel proyek dari setiap bidang dan stafdalam organisasi yang memiliki pengalaman pada proyek sejenis.Memastikan bahwa pengetahuan dan pengalaman pribadi dari masingmasing personel ini digunakan dalam proses identifikasi risiko.3. Pemeriksaan data proyek sebelumnyaPemeriksaan dari data-data historis proyek-proyek sebelumnya yangsejenis.4. Daftar-daftar risikoDaftar risiko berupa dokumen, sistem database atau spreadsheet yangmendata risiko dari proyek bersangkutan beserta atribut yang terkait.Kemudian menurut Thompson dan Perry (1991), untuk mengatasikesulitan dalam mengidentifikasi risiko dapat digunakan beberapa cara, yaitu:1. Menyusun daftar (check list) berdasarkan pengalaman dari proyek-proyeksebelumnya.2. Wawancara dengan personil kunci (expert) yang terlibat di proyek itu.3. Melakukan brainstorming dengan tim proyek.Sementara itu Godfrey (1996), mengemukakan beberapa cara yang bisadilakukan dalam proses identifikasi risiko, diantaranya adalah:1. “What can go wrong” analysisAnalisis dengan membuat daftar atau uraian tentang “apa yang dapat tidaksesuai dari apa yang dilakukan”.

132. Free and structured brainstormingDilakukan diskusi bebas maupun terstruktur, yang dilakukan dalam suatukelompok yang tidak melebihi lima orang, dengan membahas danmencatat hal yang mungkin bisa salah dari tiap jenis pekerjaan.3. Promt listMembuat daftar yang membantu identifikasi risiko-risiko yang spesifik.4. Use of recordMemanfaatkan catatan-catatan yang sudah pernah dibuat tentangkesalahan-kesalahan, lalu dibuat daftarnya.5.Structured interviewedDilakukan wawancara terstruktur dan terencana dengan baik kepada paraahli (expert) di bidangnya.6.Hindsight reviewsMelihat ke belakang dari hal-hal yang telah dilakukan dan didiskusikanhal-hal yang kurang dan yang lebih baik yang telah dilaksanakan,kemudian memperbaharui dan menambah daftar “what can go wrong”dari kegiatan yang ko-risikodapatdiidentifikasi berdasarkan sumber-sumber risikonya. Menurut Smith, et al (2006),masing-masing proyek memiliki banyak risiko, namun sumber-sumber utamarisiko dalam proyek pada dasarnya adalah sama. Beberapa sumber-sumber risikodari beberapa hasil penelitian terdahulu terangkum dalam Tabel 2.1.

14Tabel 2.1Rangkuman Risiko-risiko dari Hasil Penelitian TerdahuluNo.Sumber RisikoGodfrey(1996)1Teknis/ ProyekKelengkapan Desain, spesifikasi, detail-detailPersyaratan perijinanKebijakan dan PraktikTata guna lahanDefinisi ProyekStrategi pengadaanPersyaratan untuk kinerjaStandar-standarPerencanaan dan pengendalian kualitasRencana kerjaDesain kurang memahami peraturan/standar daerah setempatKondisi lapangan yang berbedaPerencanaan dan estimasi biaya tak tepatStudi kelayakan proyek yg tidak tepatFasilitas bangunan eksisting yang tidak mencukupiEfisiensi operasionalKeandalan, Kepemimpinan, dan Kewenangan Manajer ProyekOrganisasi (kedewasaan, komitmen, kompetensi, pengalaman)Struktur organisasi proyek yang tidak tepatMetode kerja yang kurang tepatTenaga kerja dan sumber dayaKomunikasi dan budaya organisasiKerusakan struktur Al Bahar &Crandal(1990) LITERATURKim & AugustineBajajdkk(2000)(2013) ZhiDharmika(1995)(2014) Thompson& Perry(1991)

15No.Sumber RisikoGodfrey(1996)Kerusakan dan kegagalan peralatanKesalahan dan kelalaian SDMSDM tidak kompeten atau tidak ahliTenaga kerja kelelahanBekerja di kondisi gelapPerselisihan tenaga kerjaProduktivitas tenaga kerjaPekerjaan cacatPerubahan desainKurangnya material dari segi kualitas dan kuantitasKetidaktahuan situasi proyekMasalah internal manajemenTidak adanya kerjasama timPenggantian top level manajemenTransportasi material dan peralatan akibat kemacetan lalulintasPembatasan akses proyekKeterlibatan pihak luarJam kerja proyek yang berbenturanTerlambatnya kepemilikan lahan proyekSisa berlebihan material konstruksiKeterbatasan lahan2Keamanan& K3Kurangnya keamananPerusakanPencurianKerusakan & kehilangan selama transportasiPenipuan Al Bahar &Crandal(1990) LITERATURKim & AugustineBajajdkk(2000)(2013) Thompson& Perry(1991)ZhiDharmika(1995) (2014)

16No.Sumber RisikoPeraturan K3Zat-zat berbahayaKebakaran dan ledakanKeruntuhanCedera/ Kecelakaan tenaga kerjaLingkungan kerja yang sehat34LingkunganRegulasi& PolitikGodfrey(1996) Bencana alam (Gempa, Tanah longsor, Angin, Petir, Banjir)Kondisi tanah di luar perkiraanPenemuan situs arkeologiPerubahan cuaca dan iklimHilangnya lahan terbuka hijauKebisinganPencemaran/PolusiPerijinan berkaitan lingkunganOpini PublikKebijakan internal/ perusahaanPeraturan yang berkaitan dengan lingkunganDampak lingkunganKebakaranWabah penyakitKebersihanKebijakan pemerintah / Perubahan kebijakan Opini Publik / PetisiPerubahan IdeologiDogma Al Bahar &Crandal(1990) LITERATURKim & AugustineBajajdkk(2000)(2013) Thompson& Perry(1991) (1995) (2014) Dharmika Zhi

17No.Sumber RisikoPerundang-undanganKekacauan (perang, terorisme, kerusuhan)Syarat-syarat untuk ijin dan persetujuannyaPerampasan / Pengambil alihanPelarangan ekspor-impor dan embargoBirokrasi yang kompleksKorupsiSistem arbitrase yang tak kompatibelPelanggaran kontrak oleh partner proyekVerifikasi yang tidak sah dari dokumen kontrakKlausa hukum arbitrase dalam kontrakKurangnya penegakkan hukumPerselisihan/ SengketaKesulitan contractual dikarenakan kesalahan interpretasi/Kurang memahami isi kontrakBentuk kontrak tidak sesuai standarKontrak yang tidak menguntungkan satu pihakKebijakan keuangan5Finansial& EkonomiPerpajakanFluktuasi InflasiFluktuasi tingkat Suku bungaFluktuasi Nilai tukarKebangkrutan kontraktor, subkon, supplierArus kas yang tidak balanceKeuntunganAsuransiRisk shareGodfrey(1996) Al Bahar &Crandal(1990) LITERATURKim & AugustineBajajdkk(2000)(2013) Thompson& Perry(1991) Dharmika(1995)(2014) Zhi

18No.Sumber RisikoGodfrey(1996)Ketersediaan dana dari ownerNon-konvertibilitasKenaikan harga BBMPerubahan formalitas/peraturan bankPenghubung antar beberapa penyandang danaPendapatan (GDP) menurunPendapatan per kapita tidak samaAsuransi tidak mencukupiEstimasi biaya yang tidak akuratKenaikan upah kerjaKenaikan harga materialKompetisi atau Persaingan67Pasar(Market)Sosial &Budaya Prediksi Permintaan pasarKeusanganKepuasan PelangganModeKesulitan pemasaran Dampak sosialBudayaAdat istiadat setempatHambatan bahasaAgama Sumber: Hasil Studi Literatur, 2015Al Bahar &Crandal(1990) LITERATURKim & AugustineBajajdkk(2000)(2013) Thompson& Perry(1991) ZhiDharmika(1995) (2014)

192.4 Klasifikasi RisikoKlasifikasi risiko merupakan tahap lanjutan setelah dilakukannyaidentifikasi risiko. Menurut Flanagan dan Norman (1993), ada tiga jalur dalammelakukan klasifikasi risiko yaitu mengidentifikasi konsekuensi risiko, jenisrisiko, dan dampak dari risiko itu, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.Klasifikasi RisikoKonsekuensiRisikoJenis RisikoRisiko murni(spesifik)- Tidak ada potensiuntungRisiko spekulatif(pasar)- Potensi untung/rugiBerkaitan denganaset (risiko bisnis)FrekuensiKeparahan/DampakDampak RisikoBerkaitan denganmodal(risiko riGambar 2.3Klasifikasi Risiko(Sumber: Flanagan dan Norman, 1993)Jadi dapat dilihat bahwa risiko diklasifikasikan menurut konsekuensirisiko, jenis risiko, dan dampak atau pengaruh risiko. Risiko berdasarkankonsekuensinya dapat diklasifikasikan lagi menurut frekuensi (seringnya)Proyek/Individu

20kejadian, dampak atau tingkat keparahan dari risiko, dan prediksi ataukemungkinan. Menurut jenis risikonya, dapat diklasifikasikan lagi ke dalam risikomurni (pure risk/ static risk) dan risiko spekulatif (speculative risk). Risiko murnimerupakan risiko tanpa adanya kemungkinan untung, seperti risiko yang biasanyatimbul dari kemungkinan kecelakaan atau kegagalan teknis. Risiko spekulatifmerupakan risiko dengan kemungkinan untung atau rugi yang bisa saja secarafinansial, teknikal, dan fisik. Menurut dampak atau pengaruh risikonya, risikodapat diklasifikasikan menjadi risiko yang berdampak terhadap perusahaan,lingkungan, pasar atau industri, dan proyek atau individu.2.5 Analisis RisikoAnalisis risiko menurut Thompson dan Perry (1991), memiliki duamaksud yaitu identifikasi risiko dan penilaian risiko. Namun di beberapa literaturseperti misalnya dalam Flanagan dan Norman (1993), analisis risiko merupakantahap tersendiri yang dipisahkan dari identifikasi risiko. Pada dasarnya analisisrisiko memiliki kegiatan utama yaitu melakukan penilaian (assessment) risiko danpenerimaan risiko. Menurut Flanagan dan Norman (1993), tujuan dari analisisrisiko adalah melakukan penyusunan daftar sumber risiko utama danmendeskripsikan tingkat konsekuensi yang terjadi, mungkin termasuk pendekatanpertama terhadap dampak risiko yang potensial pada estimasi biaya dan waktu.Langkah-langkah analisis risiko menurut Flanagan dan Norman (1993),terdiri atas enam langkah yaitu:i.Mempertimbangkan seluruh opsi atau pilihan.

21ii.Mempertimbangkan cara menyikapi risiko dari pembuat keputusan.iii.Mempertimbangkan risiko mana saja yang telah teridentifikasi, yang manasaja yang dapat dikendalikan, dan dampak yang mungkin terjadi.iv.Pengukuran risiko, secara kuantitatif maupun kualitatif.v.Interpretasi dari hasil analisis dan pengembangan strategi untuk menanganirisiko.vi.Memutuskan risiko mana yang dibiarkan dan risiko mana saja yangdialokasikan ke pihak lain.Dalam melakukan pengukuran risiko baik secara kuantitaif maupunkualitatif terdapat beberapa cara. Pengukuran risiko secara kualitatif dilakukandengan keputusan langsung yang didasarkan juga pada ranking, perbandingan,maupun analisis deskriptif. Sedangkan pengukuran risiko secara kuantitatifdilakukan dengan analisis probabiltas, analisis sensitivitas, analisis skenario,analisis simulasi, dan analisis korelasi.Norken, et al (2015), menyebutkan bahwa penilaian risiko pada dasarnyaadalah melakukan kalkulasi atau penilaian terhadap dampak dari risiko yang telahteridentifikasi, sehingga diketahui yang mana saja yang merupakan risiko tingkatutama (major risk) yang memiliki dampak besar dan luas sehingga membutuhkanmitigasi atau penanganan serta yang mana saja yang merupakan minor risk, yangtidak memerlukan penanganan khusus karena masih ada dalam batas-batas yangdapat diterima. Menurut Zhi (1995), dalam penilaian risiko terdapat beberapakriteria yang digunakan untuk menilai tingkat risiko itu tinggi atau rendah, sepertikemungkinan kejadian yang tidak diinginkan, tingkat keseriusan, dan dampak

22selanjutnya yang terjadi. Tingkat risiko tersebut tersebut dapat dirumuskan dalampersamaan (2.1).R P x I .(2.1)Keterangan:R tingkat atau derajat risiko,P kemungkinan risiko itu terjadi,I tingkat dampak dari suatu risiko.Sedangkan menurut Godfrey (1996), disebutkan bahwa dampak dari suaturisiko merupakan hasil perkalian dari kecenderungan atau frekuensi (likelihood)dengan konsekuensi (consequence) dari risiko itu. Kecenderungan secara teknisadalah kemungkinan terjadinya kejadian yang merugikan, biasanya dinyatakandalam jumlah kejadian tiap tahunnya. Sedangkan konsekuensi, kadang disebutkerugian (damage), sering dinyatakan sebagai kerugian dalam nilai uang.Jenis-jenis penerimaan risiko dapat dibagi menjadi empat tingkatanpenerimaan risiko, yaitu:1.Unacceptable, yaitu risiko yang tidak dapat diterima dan harusdihilangkan, dihindari,

manajemen risiko adalah tentang cara menghindari, mengurangi, menyerap atau mentransfer risiko dan memanfaatkan peluang potensial. Menurut Thompson dan Perry (1991), proses manajemen risiko ini sebenarnya dibagi menjadi dua yaitu analisis risiko dan manajemen risiko. Anal

Related Documents:

dikelola. Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko sehingga proyek tersebut dapat bertahan, atau barangkali mengoptimalkan risiko.(Hanafi, 2006) Manajemen risiko proyek mencakup proses melakukan perencanaan manajemen risiko, identifikasi, analisa, perencanaan respon, dan pemantauan dan pengendalia

BAB I MANAJEMEN PROYEK 1 Tujuan Instruksional Umum 1 1.1 Manajemen Proyek 1 1.1.1 Definisi Manajemen Proyek 1 1.1.2 Tujuan Manajemen Proyek 2 1.1.3 Fungsi Manajemen Proyek 3 1.1.4 Aspek-aspek dalam Manajemen Proyek 5 1.1.5 Elemen Penting dalam Manajemen Proyek 6 1.1.6 Manajer Proyek 7 1.1.7 Tim Proyek 10 1.1.8 Hubungan Kerja 12

mengelola risiko. 4. Proses atau tahapan dalam pengelolaan risiko. 5. Enterprise Risk Management (pengelolaan risiko dalam suatu . sebagian besar instrumen keuangan atau komoditas di dunia. Dengan . risiko: risiko murni dan risiko spekulatif, risiko subjektif dan objektif, dan dinamis dan statis. Gambar 1.2.

tetap diadakan analisis risiko. 2.3 Manajemen Risiko 2.3.1 Pengertian Manajemen Risiko Definisi tentang manajemen risiko banyak sekali pendapat dari berbagai pakar, seperti: 1. Menurut Darmawi, (2000). Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan

likuiditas. Risiko kredit adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak memenuhi kewajibannya.9 Selain risiko-risiko tersebut, bank syariah juga menghadapi satu risiko yang mempengaruhi tingkat keuntungan bank, yaitu risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan adalah

Tata Kelola Risiko 30 4. Sumber Daya Penerapan Manajemen Risiko 36 BAB III ASPEK OPERASIONAL 38 1. Pengantar 38 2. Manajemen Perubahan 40 3. Panduan Manajemen Risiko 42 4. Implementasi Manajemen Risiko 44 5. Komunikasi dan Konsultasi 45 6. Menentukan Konteks 46 7. Asesmen Risiko 51 8. Perlakuan Risiko 60 9. Monitoring dan Review 62 10.

Tim Pembimbingan dan Konsultasi Manajemen Risiko Kementerian Keuangan Formulir 1.0 Piagam Manajemen Risiko 33 9. Selera Risiko Ditetapkan oleh Komite Manajemen Risiko Persepsi UPR terhadap tinggi rendahnya risiko Tingkat risiko yang bersedia diambil oleh sebuah organisasi (instansi) da

Keep in mind that all trading involves a risk of loss, and this will always be the situation, regardless of whether we are discussing strategies that are intended to limit risk. Also MasterMind Traders’ personnel are not subject to trading restrictions. I and others at MasterMind Traders could have a position in a security or initiate a position in a security at any time. Print to PDF .