ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI DAN PDRB

2y ago
30 Views
2 Downloads
262.83 KB
12 Pages
Last View : 11d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Philip Renner
Transcription

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI DAN PDRB TERHADAPTINGKAT PENGANGGURAN DI WILAYAH SULAWESIPERIODE 2010-2014Nur Fitri Yanti¹, Haerul Anam dan Harnida Wahyuni Adda²Nurfitriyanti.fitri@yahoo.co.idMahasiswa Program Studi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan Pascasarjana Universitas TadulakoAbstractThis research was conducted in Sulawesi region, It aims at finding out: 1) The simultaneousand partial influence of inflation, invesment, and PDRB on the unemployment rate in Sulawesi. 2)The partial influence of inflation on the unemployment rate in Sulawesi. 3) The partial influence ofInvesment on the unemployment rate in Sulawesi. 4) The partial Influence on the unemploymentrate in Sulawesi. Panel data regression was used to analyze the data. The result show that first, theinflation, invesment, and PDRB simultaneously gives significant influence on the unemploymentrate in Sulawesi in the period of 2010-2014. Second, the inflation gives insignificant negativeinfluence on the unemployment rate in Sulawesi in the period of 2010-2014. Third, the invesmentgives insignificant positive influence on the unemployment rate in Sulawesi in the period of 20102014. Fourth, PDRB gives insignificant negative influence on the unemployment rate in Sulawesiin the period of 2010-2014.Keywords: Inflation, Investment, Gross Regional Domestic Product, and UnemploymentPengembangan perekonomian dalamsuatau negara sangat dibutuhkan untukmengatasiberbagaipermasalahanpembangunan dan sosial kemasyarakatanseperti pengangguran. Selain pertumbuhanekonomi, salah satu aspek penting untukmelihat kinerja pembangunan adalah seberapaefektif penggunaan sumber-sumber daya yangada sehingga lapangan kerja dapat menyerapangkatan kerja yang tersedia. Pertumbuhanekonomi yang semakin meningkat berartiproduksibarang/jasayangdihasilkanmeningkat. Dengan demikian, diperlukantenaga kerja yang besar untuk memproduksibarang/jasa tersebut sehingga pengangguranberkurang atau menurun.Tingkat pengangguran yang tinggimenyebabkanmasyarakattidakdapatmemaksimalkan kesejahteraannya, sehinggakeberhasilan pembangunan ekonomi suatudaerah dapat dilihat dari kondisi inflasi,investasi dan pertumbuhan ekonomi, dapatmeningkatkankesejahteraan masyarakat (Baeti, 2012).Salah satu penyebab ketidakmampuanekonomi adalah status pengangguran yangtinggi. Tingginya tingkat pengangguran dalamsuatu negara dapat membawa dampak negatifterhadap perekonomian negara tersebut. Dimana, pengangguran akan menjadi bebantersendiri, tidak hanya bagi pemerintah, namunjugaberdampakterhadapkeluarga,lingkungan, dan lain sebagainya. Angkapengangguranyangrendahdapatmencerminkan pertumbuhan ekonomi yangbaik, serta dapat mencerminkan adanyapeningkatan kualitas taraf hidup penduduk danpeningkatan pemerataan pendapatan, olehkarena itu kesejahteraan penduduk meningkat.Tingkat inflasi menjadi salah satupenentu dari tingkat pengangguran. Inflasimerupakan kenaikan harga-harga secaraumum. Inflasi yang terjadi karena adanyatarikan permintaan (demand pull) secara uaidenganhukumpermintaan, apabila permintaan akan suatubarang meningkat, maka harga barang itusendiriakanmeningkatdikarenakan138

139 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 138-149terbatasnya ketersediaan barang tersebut. Padakondisi tersebut produsen akan apasitasproduksinya.Peningkatan kapasitas produksi ini berdampakpada penyerapan tenaga kerja. Adanya dampakinflasi yang melebihi batas moderat adalahmeningkatnya jumlah pengangguran.Investasi juga merupakan salah satuindikatoryangdapatmengatasipenggangguran adalah terwujudnya peluangkepada pihak swasta untuk menanamkaninvestasinya, agar terciptanya lapanganpekerjaan bagi masyarakat yang padaumumnya masih menganggur. Investasimerupakan input suatu kegiatan ekonomi yangnantinyaakanmempengaruhijumlahpenyerapan tenaga kerja. Investasi yangsemakin tinggi maka akan semakin besarmempengaruhi rendahnya pengangguran.Sebaliknya jika jumlah investasi menurunmaka tingkat pengangguran akan meningkat.Selain mempengaruhi jumlah pengangguran,investasi juga berperan dalam peningkatan lajupertumbuhan ekonomi.Selain inflasi dan investasi, salah satuindikator tingkat kesejahteraan penduduk suatuwilayah adalah angka PDRB. PDRB adalahnilai bersih barang dan jasa akhir yangdihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi disuatu daerah dalam suatu periode. PDRBmempunyai pengaruh terhadap jumlahangkatan kerja yang bekerja dengan asumsiapabila nilai PDRB meningkat, maka jumlahnilai tambah barang dan jasa akhir dalamseluruh unit ekonomi di suatu wilayah akanmeningkat. Barang dan jasa akhir yangjumlahnyameningkattersebutakanmenyebabkan terjadinya peningkatan terhadapjumlah tenaga kerja yang diminta (Sukirno,2006).Berdasarkan uraian latar belakang yangada, penulis tertarik untuk melakukan suatupenelitian yang berjudul tentang “AnalisisPengaruh Inflasi, Investasi dan PDRBTerhadap Tingkat Pengangguran di WilayahSulawesi Periode 2010-2014”.ISSN: 2302-2019METODESesuai dengan tujuan penelitian, makastudi ini adalah penelitian deskriptif, menurutKuncoro (2003:8) tipe penelitian deskriptifadalah pengumpulan data untuk di uji hipotesisatau menjawab pertanyaan mengenai statusterakhir dari subjek penelitian.Lokasi penelitian dilakukan di wilayahSulawesi yakni, Provinsi Sulawesi Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, SulawesiTenggara, Sulawesi Barat dan Gorontalo.Jenis data yang digunakan dalampenelitia ini adalah data sekunder yaitu datayang telah dikumpulkan oleh lembagapengumpul data dan dipublikasikan kepadamasyarakatpenggunadata(Kuncoro,2003:127). Data yang digunakan dalampenelitian ini bersumber dari Badan PusatStatistik Indonesia, Bank Indonesia CabangPalu, dan literatur lain yang mendukung.Teknik pengumpulan data dalampenelitian ini yaitu menggunakan teknikdokumentasi;penelitimengumpulkansejumlah data tertulis dari dokumen yangdimiliki oleh berbagai instansi yang terkaitdengan penelitian ini.Analisis data yang digunakan adalahanalisis deskriptif yaitu untuk mendeskripsikanfenomena-fenomena yang berkaitan denganpermasalahan yang diteliti, data disajikandalam bentuk tabel dan grafik. Data yangdipergunakan dalam analisis ekonometrikaterdiri dari tiga jenis, yaitu data time series,data cross section, dan data panel (Widarjono,2005). Pada data time series, beberapa variabelakan diobservasi dalam kurun waktu tertentu,sedangkan untuk data cross section, beberapavariabel dikumpulkan dari beberapa unitsampel dalam titik waktu tertentu. Data panelmerupakan gabungan antara data deret waktu(time series) dan data penampang silang (crosssection).

Nur Fitri Yanti, dkk. Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi Dan PDRB Terhadap Tingkat .140HASIL DAN PEMBAHASANHasilGambaran Umum Tingkat Penganggurandi Wilayah Sulawesi Periode 2010-2014Perkembangan tingkat pengangguran diwilayahSulawesiperiode2010-2014ditunjukkan pada Tabel 1 berikut:Tabel 1. Tingkat Pengangguran (Orang) di Wilayah Sulawesi Periode 4920,919Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)Jika dilihat dari grafik perkembangantingkat pengangguran yang ada di wilayahSulawesi periode 2010-2014 terlihat jelasbahwayangmendominasitingkatpenggangguran adalah propinsi SulawesiSelatan yang diakibatkan kurangnya lapanganpekerjaan yang memicu pada meningkatnyajumlah pengangguran yang ada. Hal ini jugadikarenakan jumlah penduduk yang ada diSulawesi Selatan lebih besar dari wilayahSulawesi lainnya yakni sebesar 8.342.027jiwa.Gambaran Umum Inflasi di WilayahSulawesi Periode 2010-2014Perkembangan laju inflasi di wilayahSulawesi elama periode 2010-2014 selanjutnyaberdampak pada kondisi pengangguran yangada di berbagai wilayah Sulawesi. Hal inidihitung dengan menggunakan laju inflasi atasdasar harga konstan 2010 yang di tunjukanpada Tabel 2 berikut:Tabel 2. Laju Inflasi ADHK 2010 (%) di Wilayah Sulawesi Periode .225.925.915.8420149.678.858.617.407.886.14Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)Berdasarkan Tabel 2 bahwa inflasi diwilayah Sulawesi tahun 2010-2014 setiaptahunnyamengalamifluktuasiyangmenunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Utaramemiliki laju inflasi yang cukup tinggidibandingkan dengan wilayah Sulawesilainnya yakni sebesar 9,67 persen pada Tahun2014.

141 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 138-149Gambaran Umum Investasi di WilayahSulawesi Periode 2010-2014Perkembangan investasi pada wilayahSulawesi periode 2010-2014 setiap tahunnyaISSN: 2302-2019mengalami fluktuasi. Data perkembangantersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:Tabel 3. Investasi (Miliar Rupiah) di Wilayah Sulawesi Periode 0Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)Berdasarkan Tabel 3 selama tahun 2010Perkembangan PDRB di wilayah2014 realisasi investasi tertinggi adalahSulawesi periode 2010-2014 dapat dilihat padaProvinsi Sulawesi Selatan dan terendah adalahTabel 4 berikut:Provinsi Gorontalo.Gambaran Umum PDRB di WilayahSulawesi Periode 2010-2014Tabel 4. PDRB (Miliar Rupiah) di Wilayah Sulawesi Periode alo201018,376.80 17,626.20 51,199.9011,650.204,744.302,917.50201119,734.30 19,239.90 55,116.9012,661.903,141.503,141.50201220,344.80 18,709.40 19,465.5015,785.7011,828.909,563.00201326,445.92 24,481.12 26,086.9426,817.4718,010.3117,640.56201427,804.68 25,316.32 27,760.8527,898.8819,211.1418,627.37Sumber: BPS Indonesia, 2010-2014 (diolah)Selamaperiode2010-2014perkembangan PDRB atas dasar harga konstantertinggi adalah Provinsi Sulawesi Selatantahun 2010 dan terendah adalah ProvinsiGorontalo. Tahun 2014 PDRB tertinggi adalahProvinsi Sulawesi Tenggara dan terendaadalah Provinsi Gorontalo.Hasil Analisis Data PanelUji Signifikansi Model Fixed EffectPengujianinibertujuanuntukmenentukan model yang lebih baik, antaramodel fixed effect atau common effect. Teknikpengujian yang digunakan adalah dengan ujiChow, menggunakan statistik uji F. Pengujiandilakukan dengan taraf uji 5% (α 0,05)dengan derajat bebas (5;21). Uji Chowdilakukan dengan hipotesis sebagai berikut:H0 : model common effectH1 : model fixed effect

Nur Fitri Yanti, dkk. Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi Dan PDRB Terhadap Tingkat .142Tabel 5. Hasil Uji ChowRedundant Fixed Effects TestsEquation: FIXEDTest cross-section fixed effectsEffects TestStatisticd.f.Prob.Cross-section FCross-section umber: Lampiran 3Berdasarkan output pengolahan ujirandom effect. Pengujian dilakukan denganChow, nilai probabilitas Cross section F danmenggunakanUjiHausmanyangChi square adalah 0,0000 yang lebih kecil darimenggunakan statistik uji H. Pengujianα 0,05. Hasilnya tolak Ho, jadi model yangdilakukan pada taraf uji 5% (α 0,05) denganterbaik fixed effect.derajat bebas 3 (db 3). Hipotesis dari ujiHausman ini adalah sebagai berikut:Uji Signifikansi Model Fixed Effect atauH0: model random effectRandom EffectPengujianinibertujuanuntukH1: model fixed effectmenentukan model yang lebih baik, antaramodel fixed effect atau model fixed effect atauTabel 6. Hasil Uji HausmanCorrelated Random Effects - Hausman TestEquation: RANDOMTest cross-section random effectsTest SummaryChi-Sq. StatisticChi-Sq. d.f.Prob.Cross-section random8.10508030.0439Sumber: Lampiran 3Nilai prob.Cross section random sebesar0,0439 lebih kecil dari α 0,05 sehinggaterima H1. Model terbaik pemilahan adalahmodel fixed effect. Pada penelitian ini, uji LMtidak digunakan karena pada uji Chow modelyang paling tepat adalah Fixed Effect Modeldan uji Hausman model yang paling tepatadalah Fixed Effect Model. Uji LM digunakanjika pada uji Chow menunjukkan model yangdigunakan adalah Common Effect Model,sedangkan pada uji Hausman menunjukkanmodel yang paling tepat adalah Fixed EffectModel, maka tidak diperlukan uji LM.Estimasi ModelBerdasarkan serangkaian pengujiansignifikansi model yang telah dilakukan, dapatditetapkan bahwa model yang digunakanuntuk mengestimasi model regresi pengaruhinflasi, investasi, dan PDRB terhadap tingkatpengangguran di wilayah Sulawesi periode2010-2014 adalah Fixed Effect:

143 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 138-149ISSN: 2302-2019Tabel 7. Hasil Uji Fixed ModelVariableCoefficientStd. 74790.59340.6323Effects SpecificationCross-section fixed (dummy variables)R-squaredAdjusted R-squaredS.E. of regressionSum squared residLog 03750.0729530.11176441.32022119.73660.000000Mean dependent varS.D. dependent varAkaike info criterionSchwarz criterionHannan-Quinn criter.Durbin-Watson 95518Sumber: Lampiran 3Berdasarkan Tabel 7, maka modelestimasi persamaan regresi berdasarkan fixedeffect model pada kolom Coefficient dalampenelitian ini adalah:LogY 4.722803 – 0.021838LogINFit 0.017014LogINVit – 0.032744LogPDRBitInterpretasi hasil persamaan regresipengaruh inflasi, investasi, PDRB terhadaptingkat pengangguran di wilayah Sulawesiperiode 2010-2014 adalah sebagai berikut:1. Nilai konstanta sebesar 4.722803, yangberarti bahwa apabila variabel inflasi,investasi, PDRB dalam keadaan konstan(tetap), maka pengangguran di wilayahSulawesi sebesar 4.72%.2. Koefisien regresi variabel inflasi sebesar 0.021838, yang berarti bahwa setiapkenaikan 1% inflasi, maka pengangguran diwilayah Sulawesi akan menurun sebesar 0.02%.3. Koefisien regresi variabel investasi sebesar0.017014, yang berarti bahwa setiapkenaikan 1% investasi, maka penganggurandi wilayah Sulawesi akan meningkatsebesar 0.02%.4. Koefisien regresi variabel PDRB sebesar 0.032744, yang berarti bahwa setiapkenaikan 1% PDRB, maka pengangguran diwilayah Sulawesi akan menurun sebesar 0.03%.Uji Asumsi KlasikUji NormalitasUntuk mengui apakah data terdistribusinormal atau tidak, dilakukan Uji Jarque-Bera.Hasil Uji J-B Test dapat dilihat pada Gambar4.1 berikut:6Series: Standardized ResidualsSample 2010 2014Observations 3054321MeanMedianMaximumMinimumStd. y1.0716050.5852000-0.10-0.050.000.050.100.15Gambar 1. Hasil Uji Normalitas DenganJarque-BeraPada model persamaan pengaruh inflasi,investasi, dan PDRB terhadap tingkatpengangguran di wilayah Sulawesi periode2010-2014 dengan n 30 dan k 3, diperolehdegree of freedom (df) 27, dan menggunakanα 5% diperoleh nilai χ2 tabel sebesar40,1133. Nilai Jarque-Bera pada Gambar 4.1

Nur Fitri Yanti, dkk. Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi Dan PDRB Terhadap Tingkat .144sebesar 1,071605, dapat ditarik kesimpulanbahwa probabilitas gangguan vi regresitersebut terdistribusi secara normal karenanilai Jarque-Bera lebih kecil dibanding nilaiχ2 tabel.PengangguranInflasiInvestasiPdrbUji MultikonieritasBerikut hasil uji multikolinearitasdengan menggunakan program eviews:Tabel 8. Hasil Uji .5690220.0939070.5554381.000000Sumber: Lampiran 3Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihatkoefisien korelasi antar variabel independen dibawah 0,80 dengan demikian data itas.Uji Signifikan Serempak (Uji F)Untukmengujiapakahvariabelindependen (inflasi, investasi, PDRB) secaraserempak berpengaruh signifikan terhadapvariabel dependen (pengangguran), makadigunakan uji F dengan cara membandingkanF-statistik dengan F-tabel pada tingkatkepercayaan α 5% (0,05) dengan degree offreedom for denominator sebesar 27, dengan(n – k) (30 – 3 27), dan degree of freedomfor nominator sebesar 2 (k– 1 2), makadiperoleh F-tabel, maka diperoleh F-tabelsebesar 3,35.Hasil estimasi dengan uji F menunjukanbahwa F-statistik 119,7366 F-tabel 3,35 padaα 0,05 yang berarti semua variabelindependen (inflasi, investasi, PDRB) secaraserempak berpengaruh signifikan terhadaptingkat pengangguran di wilayah Sulawesiperiode 2010-2014.Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)Pengujian ini dilakukan untuk mengujiapakah variabel independen (inflasi, investasi,PDRB) secara parsial berpengaruh terhadapvariabel dependen (pengangguran), yaitudengan membandingkan masing-masing nilait-statistik dari regresi dengan t-tabel padatingkat kepercayaan α 5% (0,05) dan degreeof freedom (df) 27 (n-k 30-3), makadiperoleh t-tabel sebesar 1,7033.Tabel 9. Nilai ansiInflasi-0,3257220,74791,7033Tidak SignifikanInvestasi0,5422260,59341,7033Tidak SignifikanPDRB-0,4856000,63231,7033Tidak SignifikanSumber: Lampiran 3Hasil estimasi dari uji t-statistik padaUji Kesesuaian Model (Koefisien Determinasi2Tabel 9 menunjukan bahwa secara parsialR )variabel inflasi, investasi, PDRB berpengaruhHasil regresi panel pengaruh inflasi,tidak signifikan terhadap tingkat pengangguraninvestasi,PDRBterhadaptingkatdi wilayah Sulawesi periode 2010-2014 karenapengangguran di wilayah Sulawesi periodenilai t-statistik t-tabel dan nilai prob sig. 2010-2014 diperoleh nilai R2 sebesarα 0,05.0.978547. Angka ini menunjukkan bahwa

145 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 138-149sebesar 97,85% variasi tingkat penganggurandi wilayah Sulawesi dapat dijelaskan oleh tigavariasi variabel independennya yakni inflasi,investasi, PDRB, sedangkan sebesar 2,15%dijelaskan oleh variabel lain di luar model.PembahasanVariabel Inflasi, Investasi, PDRB TerhadapTingkat PengangguranBerdasarkan hasil penelitian melalui ujiF (uji secara simultan), variabel n terhadap tingkat pengangguran diwilayah Sulawesi periode 2010-2014. Hal inimenunjukkan bahwa jika variabel inflasi,investasi, PDRB berubah secara bersamasama, maka perubahan jumlah pekerjamerefleksikan perubahan pada tingkatpengangguran. Apabila tingkat inflasi yangdihitung adalah inflasi yang terjadi pada hargaharga secara umum, maka tingginya tingkatinflasi yang terjadi akan berakibat padapeningkatan pada tingkat bunga (pinjaman).Oleh karena itu, dengan tingkat bunga yangtinggi akan mengurangi investasi untukmengembangkan sektor-sektor yang produktif.Besarnya investasi yang terjadi di masyarakatakansangatmempengaruhibesarnyakesempatan kerja yang tercipta dalammasyarakattersebut.Investasiakanmeningkatkan kegiatan produksi sehinggaakan membuka kesempatan kerja baru.Adanya kesempatan kerja ini akan menyerapjumlah angkatan kerja yang bekerja sehinggajumlah nilai tambah output dalam seluruh unitekonomi disuatu wilayah yang digambarkandalam bentuk PDRB akan n penyerapan tenaga l penelitian ini sesuai denganpenelitian yang dilakukan oleh Nur Fitri Yanti(2009) bahwa inflasi, investasi, PDRB secarasimultan berpengaruh signifikan terhadapISSN: 2302-2019tingkat pengangguran di Indonesia gangguranHasil penelitian bahwa variabel inflasiberpengaruh tidak signifikan terhadap tingkatpengangguran di wilayah Sulawesi dengannilai koefisien bernilai negatif. Secara teori halini pernah dijelaskan oleh AW Philips padatahun 1958 tentang hukum Philips. Dalamteori tersebut Philips menjela

Pengaruh Inflasi, Investasi dan PDRB Terhadap Tingkat Pengangguran di Wilayah Sulawesi Periode 2010-2014”. METODE Sesuai dengan tujuan penelitian, maka studi ini adalah penelitian deskriptif, menurut Kuncoro (2003:8) tipe penelitian desk

Related Documents:

ANALISIS PENGARUH INFLASI, INVESTASI, UPAH MINIMUM DAN . lapangan usaha dan jumlah angkatan kerja. Ketidakseimbangan . inflasi,upah minimum dan jumlah penduduk mempengaruhi tingkat pengangguran diKaresidenan Surakarta tahun 2010-2014. Rsquare sebesar 0,391 atau 39,1 persen, artinyavariasi tingkat pengangguran dapat dijelaskan .

―Analisis pengaruh investasi, inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia‖, (Thesis, 2011). 10Rovia Nugrahani Pramesthi, Hendry Cahyono. ―Pengaruh pengangguran dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek‖, Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), vol 1, Mo 3,(2013). 5 5.5 6 .

1) Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang dilakukan tidak lebih dari 12 bulan. 2) Investasi jangka menengah, yaitu investasi yang memiliki rentang waktu antara 1 hingga 5 tahun. 3) Investasi jangka panjang. b. Menurut risiko Setiap pilihan investasi akan berkaitan dengan dua hal, risiko dan return.

break pada fungsi pertumbuhan ekonomi dan inflasi, yang diperkirakan berada pada tingkat inflasi 8%. Dengan kata lain, ketika berada di bawah 8%, inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya ketika berada di atas 8%, maka inflasi memiliki

untuk menurunkan tingkat inflasi adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga agar dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi.8 Berikut data inflasi dan suku bunga tahun 2013-2015. 6 Vidyarini Dwita dan Rose Rahmidani, “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar

Wasilaputri, F. R. (2016). Pengaruh Upah Minimum Provinsi, PDRB, dan Investasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Pulau Jawa. Jurnal Pendidikan Dan Ekonomi. Zuhri, S. (2014). Analisis Pengaruh PDRB, Investasi, d

Pengaruh PDRB, Investasi, Inflasi dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kota Semarang (1995-2015) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun oleh : MUHAMMAD FAISAL RIFAI NIM. 12020113120043File Size: 1MB

Achieved a high qualification In Radiology such as American Board, ABRMI or equivalent. Has an experience of at least 3 years after the higher qualification. Of the rank of Consultant Radiologist. Is employed on a full time basis , in the selected training hospital/ center -6-4.2 - Responsibilities and Duties of the Trainer Responsible for the actual performance of the trainee. Look after the .