PENGARUH SUPLEMENTASI Fe, ASAM FOLAT, DAN VITAMIN B12 .

3y ago
80 Views
2 Downloads
277.07 KB
10 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxine Vice
Transcription

WAHANA INOVASIVOLUME 3 No.2JULI-DES 2014ISSN : 2089-8592PENGARUH SUPLEMENTASI Fe, ASAM FOLAT, DANVITAMIN B12 TERHADAP PENINGKATAN KADARHEMOGLOBIN (Hb) PEKERJA WANITA DI PTPN-IVKEBUN AEK NAULI KABUPATEN SIMALUNGUN 2012Lusyana Gloria DoloksaribuDosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes MedanABSTRACTThe incident of anemia in femaleworkers is still a serious health problem inIndonesia. The prevalence of anemia infemale workers in Indonesia is 30% to46.6%, and especially in PTPN IV, KebunAek Nauli, it is 66.8%. Therefore, thishealth problem should be paid moreattention.The research was an experimentwith randomized control trial design. Theobject of the research was to find out theinfluence iron, folic acid, and vitamin B12supplementation on hemoglobin level inworkers. Intervention was done withineight weeks by giving de-wormingmedicine of single dosage before takingand giving the iron, folic acid and vitaminB12 supplementation. In accordance withthe inclusive samples criteria, 49 Subjektswere divided into three groups: the controlgroup which consisted of 25 Subjekts tookplacebo; the treatment group whichconsisted of 24 Subjekts took supplementcontaining Iron, folic acid and vitamin andvitamin B12.Hemoglobin was measured by usingCyanmethemoglobin. The consumption ofenergy, protein, iron, folic acid, vitamin A,vitamin B12, and vitamin C were obtainedthrough the method of food recall. Thedata were analyzed by using PairedSample T-test.The result of the research showedthat before supplementation of iron, folicacid, and vitamin B12 was given, theaverage consumption of energy wasadequate/good, protein and folic acidwere adequate, vitamin A and vitaminB12 were inadequate, and vitamin C wasdeficit. However, after supplementationwas given, the average consumptions ofiron, folic acid, and vitamin B12 graduallybecame good because there wasadditional intake from the supplementsgiven to female workers.Statistic analysis showed thatsupplementation of iron,folic acid, andvitamin B12 can increase haemoglobinlevel of the female workers significantly (p 0.05). The supplements of iron, folicacid, and vitamin B12 was effective andsuccessful in increasing hemoglobin levelof 1.85 g/dl.Keywords: Iron, Folic Acid, and VitaminB12 Supplementation, Hemoglobin Level, Female workersPENDAHULUANAnemia merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia yang berakibatburuk bagi penderita terutama golonganrawan gizi yaitu anak balita, anak sekolah,remaja, ibu hamil dan menyusui sertapekerja terutama yang berpenghasilanrendah. Berdasarkan hasil penelitianWHO tahun 1998, diketahui bahwaprevalensi anemia defisiensi besi di Asia 75%, di Afrika Timur 47%, Afrika Baratsebesar 56%, Australia dan New Zealandsebesar 20% (ACC/SCN, 2000). DiIndonesia, kasus anemia gizi mencapai63,5%. Pada pekerja wanita prevalensianemia masih cukup tinggi yaitu berkisar30-46,6%. Hal ini dapat menyebabkanpenurunan produktivitas kerja, sehinggapekerja yang menderita anemia produktivitas kerja 20% lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang sehat dengangizi baik (Suharno, 1993).Pekerja wanita merupakan salahsatu kelompok yang rentan terhadapanemia gizi. Hal ini disebabkan olehkurangnya zat besi dalam makanan danpekerjaan yang berat, serta secaraalamiah wanita setiap bulan mengalamihaid. Penyebab langsung terjadinyaanemia adalah defisiensi asupan gizi dari

313Lusyana Gloria Doloksaribu : Pengaruh Suplementasi Fe, Asam Folat .makanan (zat besi, asam folat, protein,vitamin C, ribovlavin, vitamin A, seng danvitamin B12), konsumsi zat-zat penghambat penyerapan besi, penyakit infeksi,malabsorpsi, perdarahan dan peningkatankebutuhan (Ramakrishnan, 2001). Faktortidak langsung yang mempengaruhianemia adalah sosial ekonomi, pendidikan, pengetahuan gizi, umur, dan statusperkawinan.Penanganan anemia defisiensi giziyang paling efektif dalam jangka pendekadalah suplementasi. Beberapa penelitianmenunjukkan bahwa defisiensi besi bukansatu-satunya penyebab anemia, tetapikarena defisiensi zat gizi mikro lain,seperti asam folat, vitamin A dan vitaminB12.Berdasarkan survey pendahuluanyang dilakukan oleh peneliti di PTPN-IVKebun Aek Nauli pada pekerja wanitayang berjumlah 176 orang, bekerjaselama 8 jam/ hari. Dari hasil skriningpada 120 orang yang dapat diperiksakadar hemoglobinnya terdapat 73 orang(60,8%) yang mempunyai kadar hemoglobin 12 g/dl. Mereka bekerja di perkebunan sawit yang terpapar dengantanah sehingga beresiko kecacingan.Untuk makan siang, mereka membawabekal dari rumah atau makan setelahpulang dari pekerjaan karena pihakperusahaan tidak menyediakan makansiang/ makanan tambahan. Perusahaanjuga tidak pernah melakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, tidak pernahmemberikan tablet tambah darah (TTD).Keluhan seperti lelah, pusing dan pegalpegal juga diungkapkan oleh beberapapekerja. Berdasarkan gambaran konsumsi makanan yang diperoleh melaluifood recall pada 10 orang pekerja wanitamenunjukkan bahwa tingkat konsumsiuntuk energi tergolong baik, proteincukup, zat besi, asam folat, vitamin A danvitamin B12 tergolong kurang.Untuk mencegah keluhan di atas,dan memenuhi kebutuhan akan kekurangan zat gizi yang ada, maka perluadanya upaya pemberian suplemen tablettambah darah mengingat pekerja wanitamerupakan aset perusahaan yang harusdijaga kesehatannya. Dalam penelitian ini,peneliti memberi suplemen tambah darahyang berisi Fe, asam folat, vitamin A danvitamin B12. Dengan demikian diharapkandapat meningkatkan kadar hemoglobinyang akhirnya akan meningkatkan pro-duktivitas kerja. Jika produktivitas meningkat, maka keuntungan yang diperolehperusahaan pun akan meningkat sehingga target perusahaan tercapai.METODE PENELITIANDesain, Subjek, dan WaktuPenelitian ini adalah experimendengan desain acak terkendali (randomized controlled trial) (Sastroasmoro,2002). Intervensi diberikan kepada pekerja wanita PTPN-IV Kebun Aek Nauli.Subjek dibagi menjadi 3 kelompok yaitukelompok kontrol (mendapat plasebo),kelompok perlakuan (mendapat suplemenFe, asam folat dan vitamin B12). Dosisplasebo yaitu laktosa 1 mg (berdasarkanatas laktosa 1 mg tidak mengandung zatgizi apapun sehingga tidak memengaruhiasupan pada kelompok kontrol), Fe 60 mgdan asam folat 0,25 mg (berdasarkankandungan Fero Sulfat), vitamin vitaminB12 0,72 µg berdasarkan atas kekurangandari rata-rata asupan vitamin B12 pekerjawanita hasil food recall pada surveipendahuluan setelah dibandingkan dengan AKG 2004.Penentuan Subjek didasarkan ataskriteria inklusi dan ekslusi pada ujipendahuluan, populasi 49 orang (40,8%)semuanyadijadikanSubjek(totalsampling). Cara penarikan Subjek dilakukan secara simple random sampling yaitukelompok kontrol sebanyak 25 orang,kelompok perlakuan sebanyak 24 orang.Waktu penelitian dilakukan selama 3bulan dari bulan Nopember 2012 sampaiJanuari 2013.Jenis dan Cara Pengumpulan DataData dalam penelitian terbagi atas 2,yaitu data primer dan data sekunder. Dataprimer meliputi kadar hemoglobin (Hb),konsumsi makanan, umur, pendapatandan pendidikan dan data sekunder adalahgambaran umum perusahaan. Kadar Hbdiperoleh dengan metode Cyanmethemoglobin, konsumsi diperoleh melalui foodrecall, umur, pendapatan dan pendidikandiperoleh dengan wawancara dan gambaran umum perusahaan diperoleh daribagian administrasi, pihak manajemenperusahaan, dan asisten kepala perusahaan.

314Lusyana Gloria Doloksaribu : Pengaruh Suplementasi Fe, Asam Folat .Pengolahan dan Analisis DataAnalisa data diperoleh denganmenggunakan perhitungan uji statistikmemakaiprogramSPSS.AnalisaUnivariat, untuk mendeskripsikan setiapvariabel penelitian. Analisis bivariat,dilakukan untuk uji perbedaan kadar Hbawal dan Hb akhir pada masing-masingkelompok.HASIL PENELITIANAdapun karakteristik pekerja wanitasebagai Subjek meliputi umur, pendidikandan pendapatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwaumur pada kelompok perlakuan yaituyang diberi suplemen Fe, asam folat danvitamin B12 kelompok umur terbanyakadalah 30-40 tahun yaitu sebesar 54,2%.Pada kedua kelompok perlakuan, rerataumur Subjek yaitu kelompok perlakuandengan rata-rata umur 41,42 tahun dankelompok kontrol dengan rerata umur40,68 tahun. Uji Anova perbedaan umurdari masing-masing kelompok tidakberbeda secara signifikan dimana nilai p(0,502) 0,005. Umur termuda 32 tahundan umur tertua 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur Subjek di PTPNIV Kebun Aek Nauli masih tergolong usiaproduktif.Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar Subjek memiliki tingkatpendidikan rendah (SD). Pada kelompokperlakuan sebanyak 58,3% dan kelompokkontrol sebanyak 72%. Uji Anova tingkatpendidikan dari masing-masing kelompoktidak berbeda secara signifikan dimananilai p (0,135) 0,005.Rerata pendapatan Subjek adalah diatas Upah Minimum Regional PropinsiSumatera Utara Tahun 2012 (Rp.1.250.000), yaitu Rp.1.924.841,7.-, Pendapatan ini adalah pendapatan keluargakarena seluruh Subjek sudah menikah.Walau berada di atas UMR, karena pendapatn merupakan pendapat keluarga,jika rerata pendapatan tersebut dibagidengan jumlah anggota keluarga minimal2 orang (suami istri pekerja) dalam satukeluarga maka pendapatan perkapita perbulan sebesar Rp. 962.420,8,-. Berdasarkan rerata pendapatan per kapita perbulan tersebut, maka pendapatan keluarga masih berada di bawah reratakebutuhan hidup layak (KHL) yaitusebesar Rp. 1.035,028,-. (SK. GUBSUNo. 188.44/988/KPTS/2011). Uji Anovaperbedaan pendapatan dari kedua kelompok tidak berbeda secara signifikandimana nilai p (0,733) 0,005.Sebelum suplementasi, dilakukanfood recall dengan cara wawancara danmencatat jenis, jumlah bahan makananyang dikonsumsi pada periode 24 jamyang lalu pada Subjek yang dituliskan kedalam formulir food recall. Kemudiansetelah suplementasi selama 8 minggudilakukan kembali food recall, sehinggadiperoleh hasil konsumsi energi, protein,Fe, asam folat, vitamin A, vitamin B12 danvitamin C.Rerata konsumsi energi sebelumsuplementasi pada masing-masing kelompok perlakuan yaitu pada kelompok perlakuan sebesar 1903 kkal/hr dan kelompok kontrol sebesar 1822,3 kkal/hr.Berdasarkan AKG 2004 dari keduakelompok perlakuan tersebut sebagianbesar memenuhi kecukupan yang dianjurkan (1900 kalori). Uji Anova konsumsi energi sebelum suplementasi kedua kelompok perlakuan tidak ada perbedaan yang signifikan p (0,151) 0,05.Rerata konsumsi energi sesudahsuplementasi pada masing-masing kelompok perlakuan yaitu pada kelompokperlakuan sebesar 1908 kkal/hr dan padakelompok kontrol sebesar 1820,3 kkal/hr.Berdasarkan AKG 2004 dari kedua kelompok perlakuan tersebut sebagianbesar memenuhi kecukupan yang dianjurkan (1900 kalori). Uji Anova konsumsienergi sesudah suplementasi dari keduakelompok perlakuan tidak ada perbedaanyang signifikan p (0,098) 0,05.Hasil uji Paired-Sample T testataupun Wilcoxon test terhadap konsumsienergi sebelum dan sesudah suplementasi pada kelompok perlakuan I, kelompokperlakuan II dan kelompok kontrol menunjukkan (p 0,05) hal ini berarti tidakada perbedaan yang signifikan antarakonsumsi energi sebelum dan sesudahsuplementasi.Rerata konsumsi protein sebelumsuplementasi kedua kelompok yaitu kelompok perlakuan sebesar 48,13 g/hr danpada kelompok kontrol sebesar 46,56g/hr. Berdasarkan AKG 2004, rerata konsumsi kedua kelompok tersebut sebagianbesar tidak memenuhi standar kecukupanyang dianjurkan (50 g/hr). Uji Anovakonsumsi protein sebelum suplementasikedua kelompok perlakuan tidak ada

315Lusyana Gloria Doloksaribu : Pengaruh Suplementasi Fe, Asam Folat .perbedaan yang signifikan p (0,688) 0,05.Rerata konsumsi protein sesudahsuplementasi dari kedua kelompok yaitukelompok perlakuan sebesar 52,13 danpada kelompok kontrol sebesar 41,08g/hr. Berdasarkan AKG 2004, kedua kelompok tersebut sebagian besar tidakmemenuhi standar kecukupan yang dianjurkan (50 g/hr). Uji Anova konsumsiprotein sesudah suplementasi dari keduakelompok perlakuan ada perbedaansignifikan p (0,024) 0,05.Hasil uji Paired-Sample T test terhadap konsumsi protein sebelum dansesudah suplementasi pada kelompokperlakuan I, kelompok perlakuan II dankelompok kontrol menunjukkan (p 0,05)hal ini berarti tidak ada perbedaan yangsignifikan antara konsumsi protein sebelum dan sesudah suplementasi.Rerata konsumsi Fe sebelum suplementasi pada masing-masing kelompokadalah pada kelompok perlakuan sebesar5,41 mg/hr dan pada kelompok kontrolsebesar 5,66 g/hr. Berdasarkan AKG2004, konsumsi Fe pada kedua kelompoktersebut tidak memenuhi standar kecukupan yang dianjurkan (26 mg/hr). UjiAnova konsumsi Fe sebelum suplementasi dari kedua kelompok perlakuan tidakada perbedaan yang signifikan p (0,510) 0,05.Rerata konsumsi Fe sesudah suplementasi pada kelompok perlakuan sebesar 65,59 m/hr, sementara rerata konsumsi Fe pada kelompok kontrol 6,36mg/hr. Berdasarkan AKG 2004, konsumsiFe pada kelompok perlakuan sudahmemenuhi standar kecukupan yang dianjurkan (26 mg/hr) sedang pada kelompok kontrol tidak memenuhi standar.Uji Anova konsumsi Fe sesudah suplementasi dari kedua kelompok perlakuanada perbedaan yang signifikan p (0,000) 0,05.Sesudah suplementasi, terdapat peningkatan yang sangat tinggi pada kelompok perlakuan, hal ini dikarenakanadanya konsumsi tambahan melaluisuplementasi yang mengandung Fe. UjiPaired Sample T-test konsumsi Fe sebelum dan sesudah suplementasi terdapat adanya perbedaan yang signifikanp (0,000) 0,05.Tabel 1. Distribusi Konsumsi Fe SubjekKelompokKonsumsi Fe (mg)P.ValueSebelumSesudahPerlakuan 5,41 1,35 65,59 1,30 0,000Kontrol5,66 1,356,36 1,280,019Hasil uji Paired-Sample T test terhadap konsumsi Fe sebelum dan sesudah suplementasi pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan (p 0,05), artinya ada perbedaanyang signifikan konsumsi Fe sebelum dansesudah suplementasi.Rerata konsumsi asam folat sebelumsuplementasi pada masing-masing kelompok perlakuan yaitu pada kelompokperlakuan sebesar 345 µg/hr dan padakelompok kontrol sebesar 333 µg/hr. Jikadibandingkan dengan AKG 2004, makarerata konsumsi asam folat sebelumsuplementasi tergolong cukup. Uji Anovakonsumsi asam folat sebelum suplementasi dari kedua kelompok perlakuantidak ada perbedaan yang signifikan p(0,593) 0,05.Rerata konsumsi asam folat sesudahsuplementasi pada kelompok perlakuansebesar 597,08 µg/hr, sementara reratakonsumsi asam folat pada kelompokkontrol 338,64 µg/hr. Berdasarkan AKG2004, maka rerata konsumsi asam folatsesudah suplementasi tergolong cukup.Uji Anova konsumsi asam folat sesudahsuplementasi kedua kelompok perlakuanada perbedaan yang signifikan p (0,000) 0,05.Sesudah suplementasi, terdapatpeningkatan konsumsi asam folat yangsangat tinggi pada kelompok perlakuan,hal ini dikarenakan adanya konsumsitambahan melalui suplementasi yangmengandung asam folat. Uji PairedSample T test konsumsi asam folat sebelum dan sesudah suplementasi darikedua kelompok perlakuan ada perbedaan yang signifikan p (0,000) 0,05.Berdasarkan AKG 2004, kelompok perlakuan telah memenuhi standar kecukupan yang dianjurkan (400 μg/hr), sementara pada kelompok kontrol ada yangtidak memenuhi standar kecukupan yangdianjurkan.Tabel 2.KelompokPerlakuanKontrolDistribusi Konsumsi Asam FolatSubjekKonsumsi Asam folat (μg)SebelumSesudah345,83 72,35 597,08 67,88333,60 85,9338,64 85,6P. Value0,0000,054

316Lusyana Gloria Doloksaribu : Pengaruh Suplementasi Fe, Asam Folat .Hasil uji Paired-Sample T testterhadap konsumsi asam folat sebelumdan sesudah suplementasi pada kelompok perlakuan I dan II menunjukkan(p 0,05) hal ini berarti ada perbedaanyang signifikan antara konsumsi asamfolat sebelum dan sesudah suplementasi,sementara pada kelompok kontrol hasil ujiPaired-Sample T test menunjukkan(p 0,05), artinya tidak ada perbedaanyang signifikan antara konsumsi asamfolat sebelum dan sesudah suplementasi.Rerata konsumsi vitamin A sebelumsuplementasi, yaitu pada kelompok perlakuan yang diberi suplemen Fe, Asamfolat dan Vitamin B12, rerata konsumsivitamin A sebesar 399,67 RE/hr dan padakelompok kontrol yang diberi plaseborerata konsumsi vitamin A sebesar396,08 RE/hr. Berdasarkan AKG 2004,kedua kelompok tersebut sebahagiankomsumsi vitamin A Subjek tidak memenuhi standar kecukupan gizi (500RE/hr). Uji Anova konsumsi vitamin Asebelum suplementasi kedua kelompokperlakuan tidak ada perbedaan yangsignifikan p (0,948) 0,05.Rerata konsumsi vitamin A sesudahsuplementasi pada kelompok perlakuansebesar 399,13 RE/hr, sementara reratakonsumsi vitamin pada kelompok kontrol397,80 RE/hr. Berdasarkan AKG 2004,kedua kelompok tersebut sebahagiankomsumsi vitamin A Subjek tidak memenuhi standar kecukupan yang dianjurkan(500 RE/hr). Uji Anova konsumsi vitaminA sesudah suplementasi dari keduakelompok perlakuan ada perbedaan yangsignifikan p (0,980) 0,05.Uji Paired-Sample T test konsumsivitamin A sebelum dan sesudah suplementasi dari kedua kelompok perlakuantidak ada perbedaan yang signifikan p(0,735) 0,05.Tabel 3. Distribusi Konsumsi Vitamin ASubjekKelompokPerlakuanKontrolKonsumsi Vitamin A (RE)SebelumSesudah399,67 193,92 399,13 190,21396,08 186,9397,80 185,83P.Value0,9090,404Hasil Uji Paired-Sample T test terhadap konsumsi vitamin A sebelum dansesudah suplementasi pada kelompokperlakuan dan kelompok kontrol menunjukkan (p 0,05), artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara konsumsivitamin A sebelum dan sesudah suplementasi.Rerata konsumsi vitamin B12 sebelum suplementasi dari masing-masingkelompok perlakuan sebesar 1,69 μg/hrdan pada kelompok kontrol sebesar 1,82μg/hr. Berdasarkan AKG 2004, keduakelompok tersebut sebahagian komsumsivitamin B12 Subjek tidak memenuhistandar kecukupan yang dianjurkan (2,4μg/hr). Uji Anova konsumsi vitamin B12sebelum suplementasi dari kedua kelompok perlakuan tidak ada perbedaanyang signifikan p (0,260) 0,05.Rerata konsumsi vitamin B12 sesudah suplementasi pada kelompok perlakuan sebesar 2,57 μg/hr, sementararerata konsumsi vitamin B12 padakelompok kontrol 1,99 μg/hr. Uji Anovakonsumsi vitamin B12 sesudah suplementasi dari kedua kelompok perlakuanada perbedaan yang signifikan p (0,000) 0,05.Sesudah suplementasi, terdapat peningkatan yang sangat tinggi pada kelompok perlakuan, hal ini dikarenakanadanya konsumsi tambahan melaluisuplementasi yang mengandung vitaminB12. Berdasarkan AKG 2004, kelompokperlakuan tersebut sebagian besar telahmemenuhi standar kecukupan yang dianjurkan (2,4 μg/hr), sementara padakelompok kontrol ada yang tidak memenuhi standar kecukupan yang dianjurkan. Uji Paired-Sample T test konsumsi vitamin B12 sebelum dan sesudahsuplementasi menunjukkan p 0,005 artinya ada perbedaan yang signifikan antarakonsumsi vitamin B12 sebelum dan sesudah suplementasi.Tabel 4. Distribusi Konsumsi Vitamin B12SubjekKelompok Konsumsi Vitamin B12P.(µg)ValueSebelumSesudahPerlakuan1,69 0,44 2,57 0,44 0,000Kontrol1,82 0,33 1,99 0,51 0,078Hasil uji Paired-Sample T test terhadap konsumsi vitamin B12 sebelum dansesudah suplementasi pada kelompokperlakuan II menunjukkan (p 0,05) hal iniberarti ada perbedaan yang signifikanantara konsumsi vitamin B12 sebelum dansesudah suplementasi, sementara padakelompok kontrol hasil uji Paired-SampleT test menunjukkan (p 0,05), artinya tidak

317Lusyana Gloria Doloksaribu : Pengaruh Suplementasi Fe, Asam Folat .ada perbedaan konsumsi vitamin B12sebelum dan sesudah suplementasi.Rerata konsumsi vitamin C sebelumsuplementasi pada masing-masing kelompok perlakuan yaitu pada kelompokperlakuan yaitu yang diberi suplemen Fe,Asam folat dan Vitamin B12 37,86 mg/hrdan pada kelompok kontrol yang diberiplasebo 34,94 mg/hr. Berdasarkan AKG2004 dari kedua kelompok perlakuantersebut sebagian besar tidak memenuhikecukupan yang dianjurkan (75 mg).Berdasarkan uji Anova konsumsi vitaminC sebelum suplementasi dari kedua kelompok perlakuan tidak ada perbedaanyang signifikan p (0,460) 0,05.Rerata konsumsi vitamin C sesudahsuplementasi pada kelompok perlakuansebesar 41,37 mg/hr, sementara reratakonsumsi vitamin C pada kelompokkontrol 35,76 mg/hr. Berdasarkan AKG2004, kedua kelompok perlakuan tidakmemenuhi standar

Fe, asam folat dan vitamin B 12). Dosis plasebo yaitu laktosa 1 mg (berdasarkan atas laktosa 1 mg tidak mengandung zat gizi apapun sehingga tidak memengaruhi asupan pada kelompok kontrol), Fe 60 mg dan asam folat 0,25 mg (berdasarkan kandungan Fero Sulfat), vitamin vitamin B 12 0,72 µg berdasarkan atas kekurangan

Related Documents:

menentukan kadar asam folat. Fortifikan yang ditambahakan asam folat sebanyak 1100 mcg/100 gr bahan dan Fe-fumarat 43.4 mg/100 gr bahan. Dari hasil penelitian didapatkan hasil kadar asam folat pada adonan sebesar 1078,51 mcg/100 gr, pada pemanggangan I sebesar 1067,97 mcg/100 gr,

Konsumsi asam folat, vitamin B12 dan vitamin C pada ibu hamil tergolong masih rendah, sehingga konsumsi sumber vitamin perlu ditingkatkan untuk mencegah masalah selama kehamilan, seperti anemia, prematur, dan kematian ibu dan anak. Kata kunci: asam folat, ibu hamil, vitamin B12, vitamin C *Korespondensi: Telp: 628129192259, Surel: hardinsyah2010@gmail.com J. Gizi Pangan, Volume 12, Nomor 1 .

Asam folat dalam tubuh berfungsi sebagai co-enzym mempunyai dua efek fisiologis utama yaitu sebagai faktor enzim sintesis deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) yang berperan pada replikasi sel. Asam folat berfungsi untuk pembentukan materi genetik di dalam sel tubuh, selain itu asam folat juga berfungsi untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang .

Asam folat dapat diperoleh dari daging, sayuran berwarna hijau, dan susu. Gizi buruk (malnutrisi) merupakan penyebab utamanya. Anemia jenis ini jugaberkaitan dengan pengerutan hati (sirosis). Sirosis hati menyebabkan cadangan asam folat di dalamnya menjadi sedikit sekali. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat. Gejala-gejalanya hampir sama .

kadar asam folat di bawah normal, yaitu folat serum 3 ng/ml dan folat eritrosit 130 ng/mL (Mayes, 2007). Defisiensi folat ini dapat terjadi karena akibat langsung dari kurangnya konsumsi .

hubungan antara asupan asam folat dengan kadar Hb dengan nilai p 0,64. Kata Kunci : asupan fe, asupan folat, kadar hb, tb paru . Abstract . Tuberculosis pulmonary can lead to various metabolic disorders and system disturbances in the body, one of which is synthetic disorder of Hemoglobin levels. Some nutrients which can influence the synthetic of Hemoglobin levels are iron (Fe) and folic .

History of ASAM Criteria 1991: First edition of ASAM’s Patient Placement Criteria for the Treatment of Psychoactive Substance Use Disorders 1996: ASAM PPC-2 : Included Continuing Stay and Discharge Criteria 1998/99 ASAM PPC endorsed by 30 states, Dept of Defense, & some MCOs 2001: ASAM

Automotive EMC Guide. from . Interference Technology. We hope you enjoy the informative articles and helpful resources and refer-ences we have featured in this guide. Mitigating issues with electromagnetic interference (EMI) is crucial in the automotive indus - try, especially as vehicles become more connected and include high-level and demand- ing electronic systems. It is now commonplace for .