BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Perilaku Organisasi

2y ago
80 Views
6 Downloads
319.20 KB
45 Pages
Last View : 16d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Asher Boatman
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Konsep Perilaku OrganisasiTeori atau ilmu perilaku organisasi (organization behavior)pada hakekatnya mendasarkan kajiannya pada ilmu perilaku itu sendiri(akar ilmu psikologi), yang dikembangkan dengan pusat perhatiannyapada tingkah laku manusia dalam organisasi.18 Dengan demikian,kerangka dasar teori perilaku organisasi ini didukung oleh duakomponen pokok, yakni individu-individu yang berperilaku danorganisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut.Jadi, perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkutaspek- aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatukelompok tertentu. Aspek pertama meliputi pengaruh organisasiterhadap manusia, sedang aspek kedua pengaruh manusia terhadaporganisasi. Pengertian ini sesuai dengan rumusan Kelly dalam bukunyaOrganizational Behavior yang menjelaskan bahwa perilaku organisasidi dalamnya terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satupihak dan perilaku individu di lain pihak.19 Kesemuanya ini memilikitujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia itu kepadaupaya-upaya pencapaian tujuan.18Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta. 2000.Wexley, Kenneth. M. And Gary A. Yuki. Perilaku Organisasi dan PsikologiPersonalia. Rineka Cipta: Jakarta 2005.1921

221. Devinisi OrganisasiOrganisasi dalam pandangan beberapa pakar seolah-olahmenjadi suatu “binatang” yang berwujud banyak, namun tetapmemiliki kesamaan konseptual. Atau dengan kata lain, rumusanmengenai organisasi sangat tergantung kepada konteks danperspektif tertentu dari seseorang yang merumuskan tersebut.20Dari beberapa definisi atau pembatasan mengenai organisasi ini,dapat dikemukakan sebagai berikut :1. Organisasi merupakan suatu pola kerja sama antaraorang-orang yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yangsaling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.2. Organisasi adalah sekelompok orang yang terbiasamematuhi perintah para pemimpinnya dan yang tertarikpada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dankeuntungan yang dihasilkan, yang membagi diantaramereka praktek-praktek dari fungsi tersebut yang siapmelayani untuk praktek mereka.3. n kekuasaan dan kebiasaan orang-orang dalamsuatu sistem administrasi.4. Organisasi adalah suatu sistem dari aktivita-aktivitaorang20Ibid, hal 35yangterkoordinasikansecarasadar,atau

23kekuatan-kekuatan yang terdiri dari dua orang ataulebih.5. Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-cirikhusus : secara sadar dibentuk pada suatu waktutertentu, para pendirinya mencanangkan tujuan gan antara anggotanya dan sumber nseringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubaholeh para anggota-anggotanya yang membutuhkankoordinasi atau pengawasan.6. Organisasi adalah suatu kesatuan (entity) sosial yangdikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasanyang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atasdasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatutujuan bersama atau sekelompok tujuan.7. Organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari kelompokmanusia, yang saling berinteraksi menurut suatu ifungsi dan tugasnya masing-masing, yangsebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu danmempunyai batas-batas yang jelas, sehingga bisadipisahkan secara tegas dari lingkungannya.

248. Organisasi merupakan suatu alat untuk pencapaiantujuan dari orang- orang yang berada diluar organisasitersebut, sebagai suatu alat untuk pencapaian tujuan.Untuk itu organisasi harus dibuat rasional dalam roperasidanberdasarkanperhitungan-perhitungan efisiensi.21Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwaorganisasi sesungguhnya merupakan kumpulan manusia yangdiintegrasikan dalam suatu wadah kerjasama untuk umenurutSudarsono Hardjosoekarto, pengertian yang dapat menyamakanpersepsi tentang organisasi adalah bahwa organisasi merupakanjalinan kontrak (a nexus of contracts).22Dan oleh karena organisasi merupakan jalinan kontrak,maka faktor penting bagi keberadaan organisasi adalah sejauhmanaorganisasi tersebut mampu mengadakan kontrak dengan pihak lain.Sedangkan hal yang membedakan organisasi yang satu denganorganisasi lainnya dalam kerangka teori Mc. Kinsey, adalahstructure, strategy, style (leadership), skill, staff, share value, dansystem.23 Dalam hal struktur, beberapa organisasi lebih senang21Ibid, hal 43Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta. 2000.23Ibid, hal 2222

25memilih tipe garis atau lini, sementara organisasi lain memilih tipegaris dan staf, tipe kepanitian, atau tipe fungsional.Dalam aspek strategi, dapat ditemukan perbedaan mengenaipencapaian tujuan organisasi dalam jangka panjang dan jangkapendek. Kemudian dalam aspek gaya kepemimpinan atau style, adapemimpin organisasi yang menonjolkan sifat-sifat karismatik,otoriter, partisipatif demokratik, dan sebagainya. Selanjutnya dalamaspek keahlian, jelas bahwa setiap organisasi akan membutuhkankeahlian yang spesifik sesuai dengan misi dan tujuan yang akandiraihnya.Begitu juga dalam aspek staff, organisasi yang bergerakdibidang pengantaran (delivery) misalnya, akan sangat berbedakualifikasi staff-nya dibanding dengan organisasi konsultansi.Sedangkan aspek share value artinya bahwa seluruh aspek yangtelah disebutkan diatas, pada akhirnya difokuskan kepadasuperordinate goals, atau tujuan organisasi yang lebih tinggi.Dalam kaitan ini, jelas bahwa tujuan yang lebih tinggi dari setiaporganisasi akan berbeda-beda pula.24Adapun aspek sistem, antar organisasi juga cenderungberbeda, baik mengenai pemanfaatan sistem annya,dansebagainya. Dari beberapa pengertian tentang organisasi tersebut24Winardi. J., Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Rajawali Pers: Jakarta.2002.

26diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa cakupan organisasi tidakhanya meliputi bentuk- bentuk kelembagaan formal sepertipemerintah maupun organisasi bisnis, tetapi lebih dari itu jugameliputi setiap kontrak (perjanjian) yang terjadi antara dua orangatau pihak atau lebih.25Dengan kata lain, organisasi tidak hanya diartikan sebagaiwujud saja tetapi juga sebagai proses interaksi berbagai pihak.Kontrak atau perjanjian yang membentuk organisasi ini sendiriterdiri dari tiga macam, yaitu :1. Spot Contract,Yaitu kontrak yang terjadi karena adanya transaksi dadakan(spot transaction). Kontrak jenis ini bersifat tidak fleksibel(inflexible) dalam pengertian bahwa para pihak yangmengadakan kontrak tadi tidak memiliki kebebasan untuksaling mengajukan penawaran. Termasuk dalam jeniskontrak ini adalah belanja di supermarket, ketaatan terhadapperaturan lalu lintas, menonton sepakbola di stadion, dansebagainya.2. Relational Contract,Yaitu kontrak yang terjadi dari adanya hubungan atau relasiantar dua orang atau lebih. Kontrak jenis ini lebih fleksibelsifatnya karena memberikan kesempatan kepada pihak-25Ibid, hal 33

27pihak yang bersangkutan untuk mencapai kesepakatan yangmenguntungkan kedua belah pihak. Dengan kata lain,kontrak ini mengenal adanya clausul escape atau klausulyang berhubungan dengan diadakannya kontrak tersebut.Contohnya adalah pengangkatan seorang pekerja denganterlebih dahulu membuat kontraknya, pegawai negeri yangtunduk pada aturan tentang hak dan kewajiban pegawai, dansebagainya. Khususnya mengenai posisi pegawai negeri ini– dilihat dari ketidakbebasan untuk menentukan pilihan –sesungguhnya bisa dikelompokkan kedalam spot contract.Namun karena sifat relasionalnya yang lebih kuat danproses untuk menjadi pegawai juga panjang (tidak bersifatdadakan), maka ini lebih tepat dikelompokkan dalamrelational contract.3. Implicite Contract,Ini merupakan jenis kontrak yang paling fleksibel, dimanatanpa adanya ikatan kontrak secara formal, seseorang dapatmenjadi anggota suatu organisasi. Seorang warga negaramisalnya, tanpa melakukan sesuatu tindakan telah melekatdalam dirinya perasaan bangga sebagai anggota masyarakatserta memiliki sense of belonging yang tinggi terhadapnegaranya. Kelemahan dari kontrak implisit ini adalah

28sifatnya yang tidak lengkap (incomplete) dan susah terukur,sehingga ada baiknya jika diadakan clausul escape.262. Ruang Lingkup Perilaku OrganisasiPerilaku Organisasi, sesungguhnya terbentuk dari perilakuperilaku individu yang terdapat dalam organisasi tersebut. Olehkarena itu pengkajian masalah perilaku organisasi jelas akanmeliputi atau menyangkut pembahasan mengenai perilaku individu.Dengan demikian dapat dilihat bahwa ruang lingkup kajian ilmuperilaku organisasi hanya terbatas pada dimensi internal dari suatuorganisasi.27Dalam kaitan ini, aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur,komponen atau sub sistem dari ilmu perilaku organisasi antara lainadalah: motivasi, kepemimpinan, stres dan atau konflik, pembinaankarir, masalah sistem imbalan, hubungan komunikasi, pemecahanmasalah dan pengambilan keputusan, produktivitas dan ataukinerja (performance), kepuasan, pembinaan dan pengembanganorganisasi (organizational development), dan sebagainya.28Sementara itu aspek-aspek yang merupakan dimensieksternal organisasi seperti faktor ekonomi, politik, sosial,perkembangan teknologi, kependudukan dan sebagainya, menjadikajian dari ilmu manajemen strategik (strategic management).2926Winardi. J., Teori organisasi dan Pengorganisasian, Rajawali Pers: Jakarta 2003.Ibid, hal 4528Ibid, hal 4729Ibid, hal 5627

29Jadi, meskipun faktor eksternal ini juga memiliki pengaruh yangsangat besar terhadap keberhasilan organisasi dalam mewujudkanvisi dan misinya, namun tidak akan dibahas dalam konteks ilmuperilaku organisasi.3. Pendekatan dalam Perilaku OrganisasiDengan adanya interaksi atau hubungan antar individudalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasiharuslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber katanproduktivitas dan pendekatan sistem. Pendekatan sumber dayamanusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar berprestasilebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dankemudian berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapatmenyumbang sampai pada batas kemampuan yang mereka miliki,sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan pelaksanaantugas.Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baikakan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan u,pendekatan kontingensi mengandung pengertian bahwa adanyalingkungan yang berbeda menghendaki praktek perilaku yangberbeda pula untuk mencapai keefektifan.30 Disini pandangan lama30Ibid, hal 65

30yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifatuniversal dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidakdapat diterima sepenuhnya. Disisi lain, pendekatan produktivitasdimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu organisasidapat menghasilkan keluaran yang diinginkan.Jadi, produktivitas yang lebih baik merupakan ukuran yangbernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber daya produktivitas tidak hanya diukur dalam kaitannya dengan masukandan keluaran ekonomis, tetapi masukan manusia dan sosial jugamerupakan hal yang penting.31 Dengan demikian, apabila perilakuorganisasi yang lebih baik dapat mempertinggi kepuasan kerja,maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan padaakhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yangdiinginkan.Adapun pendekatan sistem terutama diterapkan dalamsistem sosial, dimana di dalamnya terdapat seperangkat hubunganmanusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak cara. Iniberarti, dalam mengambil keputusan para manaer harus mengkajihal-hal diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya31Ibid, hal 68

31terhadap sistem yang lebih besar, sehingga memerlukan analisisbiaya dan manfaat (cost – benefit npendekatan produktivitas diatas, memiliki kaitan yang sangat erat,dimana adanya dorongan pimpinan terhadap karyawan untukmelakukan tugasnya sebaik mungkin, secara langsung akanmendorong tingkat produktivitas organisasi.33 Untuk dapatmendorong karyawannya kearah tujuan yang diharapkan, seorangpimpinan harus dapat mengetahui kebutuhan karyawan yangbersifat pribadi dan internal. Atau dengan kata lain, disini terjadihubungan antara kebutuhan dengan prestasi kerja.B. Konsep Kaderisasi PMII1. Pengertian KaderisasiKaderisasi adalah proses pendidikan jangka panjang er.34Sedangkan kader adalah anggota, penerus organisasi. Adapun nilainilai yang diyakini bersama sebagai pembentuk watak dan karakterorganisasi. Organisasi, apapun itu mutlak mensyaratkan kaderisasi.Kecuali bila organisasi anda adalah organisasi diri sendiri, yanganggotanya anda sendiri. Organisasi terpimpin sekalipun, dimana si32Ibid, hal 77Ibid, hal sasi-organisasi-sebuah-proses.html.Dijelaskan pula dalam A. Effendy Choiri dan Choirul Anam, Pemikiran PMII dalamBerbagai Visi dan Persepsi, Penerbit Majalah Nahdlatul Ulama Aula, Surabaya tahun1991.33

32Ketua menjadi Ketua sepanjang hidupnya tetap saja membutuhkanregenerasi untuk rekan kerjanya.35Sebuah organisasi dapat kita analogikan sebagai sebuahbangunan. Sebuah bangunan tentunya harus memiliki pondasi yangkuat agar bangunan tersebut dapat tetap kokoh. Dalam sebuahorganisasi salah satu pondasi yang diperlukan adalah kaderisasi.Kaderisasi dalam sebuah organisasi dapat kita artikan sebagaiproses penurunan nilai kepada individu dimana nilai atau anuntukmenyiapkan individu tersebut melaksanakan tujuan organisasi yangmengkadernya.Kaderisasi merupakan merupakan inti dari kelanjutanperjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangatsulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakukantugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis. Kaderisasiadalah sebuah keniscayaan mutlak membangun struktur kerja yangmandiri dan berkelanjutan. 36Fungsi dari kaderisasi adalah mempersiapkan calon-calon(embrio) yang siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan sebuahorganisasi. Kader suatu organisasi adalah orang yang telah dilatihdan dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan disiplin ilmu,sehingga dia memiliki kemampuan yang di atas rata-rata orang35Ibid,Diswana, Peranan Pendidikan Kader PMII Terhadap Pemahaman Kebangsaan, KasusPada Anggota PMII Cabang Tasikmalaya STIT, Tasikmalaya, 1991, halaman 3336

33umum. Bung Hatta pernah menyatakan kaderisasi dalam kerangkakebangsaan, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanambibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan,pemimpin pada masanya harus menanam.”Pandangan umum mengenai kaderisasi suatu organisasidapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum. Pertama, pelakukaderisasi (subyek). Dan kedua, sasaran kaderisasi (obyek). Untukyang pertama, subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasiadalah individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikandalam sebuah organisasi dan kebijakan- kebijakannya yangmelakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugasorganisasi. Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi,dengan pengertian lain adalah individu-individu yang dipersiapkandan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi.Sifat sebagai subyek dan obyek dari proses kaderisasi pembentukan dan pembinaan kader-kader organisasi yang handal,cerdas dan matang secara intelektual dan psikologis. Sebagaisubyek atau pelaku, dalam pengertian yang lebih jelas adalahseorang pemimpin. Bagi Bung Hatta, kaderisasi sama artinyadengan edukasi, pendidikan. Pendidikan tidak harus selaludiartikan pendidikan formal, atau dalam istilah Hatta “sekolahsekolahan”, melainkan dalam pengertian luas. Tugas pertama-tama

34seorang pemimpin adalah mendidik. Jadi, seorang pemimpinhendaklah seorang yang memiliki jiwa dan etos seorang pendidik.Memimpin berarti menyelami perasaan dan pikiran orangyang dipimpinnya serta memberi inspirasi dan membangunkeberanian hati orang yang dipimpinnya agar mampu berkaryasecara maksimal dalam lingkungan tugasnya. Sedangkan sebagaiobyek dari proses kaderisasi, sejatinya seorang kader memilikikomitmen dan tanggung jawab untuk melanjutkan visi dan misiorganisasi ke depan. Karena jatuh-bangunnya organisasi terletakpada sejauh mana komitmen dan keterlibatan mereka secara intensdalam dinamika organisasi, dan tanggung jawab mereka untukmelanjutkan perjuangan organisasi yang telah dirintis dandilakukan oleh para pendahulu-pendahulunya. Faktor lain yangperlu dipertimbangkan dalam hal kaderisasi adalah potensi dasarsang kader.Potensi dasar tersebut sesungguhnya telah dapat dibacamelalui perjalanan hidupnya. Sejauh mana kecenderungannyaterhadap problema-problema sosial lingkungannya. Jadi, di sanaada semacam landasan berfikir atau filosofi kaderisasi yang ataupergerakan. Yaitu: harus ditemukan upaya mencari bibit-bibitunggul dalam kaderisasi. Subyek harus mampu menawarkan visidan misi ke depan yang jelas dan memikat, serta menawarkan

35romantika dinamika organisasi yang menantang bagi para kaderyang potensial, sehingga mereka dengan senang hati akan terlibatmencurahkan segenap potensinya dalam kancah organisasi.Untuk dapat menjalankan peran tersebut, maka organisasiatau sebuah pergerakan harus terlebih dahulu mematangkan visimisi mereka; dan termasuk sikap mereka terhadap persoalanmendesak dan aktual kemasyarakatan; serta pada saat yang samatersedianya para pengkader yang handal, untuk menggarap bibitbibit potensial tadi. Kader-kader potensial, setelah merekamemahami dan meyakini pandangan dan sistem yang telahdiinternalisasikan, maka jiwanya akan terpacu untuk bekerja,berkarya dan berkreasi seoptimal mungkin. Maka, di sini,organisasi atau pergerakan dituntut untuk dapat mengantisipasi danmenyalurkannya secara positif. Dan memang sepatutnya organisasiatau pergerakan mampu melakukannya, karena bukankah yangnamanya organsiasi atau pergerakan berarti terobsesi progresifbergerak maju dengan satu organisasi yang efisien dan efektif,bukan sebaliknya.Apabila kaderisasi gagal, yang akan terjadi adalah, nilainilai organisasi tidak sampai kepada generasi berikutnya. Generasitua akan selalu memikul beban sejarah sendiri, selamanya. Gejalayang tampak dari luar, antara lain: rangkap jabatan, sulit suksesi(pergantian) pengurus karena tidak ada yang mau mengabdi bagi

36organisasi sosial, anggota yang merasa tertipu karena kenyataantidak semanis yang dijanjikan lalu meninggalkan organisasi,kegiatan atau program kerja tidak berjalan, eksistensi di masyarakatmenurun, dan akhirnya bila tidak ada perbaikan, organisasi tersebutakan dilupakan kemudian mati.2. Kaderisasi PMIILazimnya hakikat pendidikan dan kegiatan di dalamnya,kaderisasi juga memiliki hakikat yang sama, yaitu; aktifitastranformasi nilai yang memiliki tujuan perubahan tingkah lakukader dengan ditandai pencapaian kompetensi yang sejalan yerapan,pemahaman, dan penghayatan terhadap nilai-nilai organisasi,aktualialiasi dalam laku individu dan organisasi, serta penerapansecara konsisten tujuan organisasi.38 Pemetaan kompetensi tersebutdapat dilihat melalui tabel di bawah anKetajamanintelektual,Pengetahuan, Sintesis, Analisis.Penghayatan dan Internalisasi nilai¾ Kepekaan normatif (moral dan ahklak)¾ Menerima, peduli, mendengar,menggunakan¾ Melengkapi, melibatkan, sukarela,memberitahukan¾ Menghargai, menyatakan peduli,mempertimbangkan kebenaran,menunjukan lebih senang¾ Berpartisipasi, mempertahankan,Reformulasi Tata Kaderisasi Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan MahasiswaIslam Indonesia (PKC PMII) DKI Jakarta.38Ibid,

37menyatu

perilaku organisasi. 3. Pendekatan dalam Perilaku Organisasi Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan sumber daya manusia (supportif), pendekatan kon

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis