METEOROLOGI INDONESIA VOLUME I - BMKG

2y ago
274 Views
32 Downloads
5.48 MB
210 Pages
Last View : 22d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Wren Viola
Transcription

METEOROLOGI INDONESIAVOLUME IKARAKTERISTIK DAN SIRKULASI ATMOSFERBayong Tjasyono HK.BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Bayong Tjasyono HK.Meteorologi Indonesia I: Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer/ Bayong TjasyonoJakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikaxvi 173 hlm: 16x21 cmISBN: -979-99507-5-91. Meteorologi1. Judul551.5Penulis: Bayong Tjasyono HK.Editor &Reviewer : SuratnoWelly FitriaDyah Lukita SariPenerbit: Badan Meteorologi Klimatologi dan GeofisikaJl. Angkasa 1 No.2 Kemayoran, Jakarta, Indonesia 10720Telp. ( 6221) 4246321; Faks. ( 6221) 4246703Cetakan I, Tahun 2006Cetakan II, Tahun 2007Cetakan III, Tahun 2009Cetakan IV, Tahun 2012 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, 2009

Kata Pengantar PenerbitCetakan ke-4Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karenahanya atas perkenanNya, buku Meteorologi Indonesia 1,Karakteristik & Sirkulasi Atmosfer dapat diterbitkan kembali untukcetakan ke-4. Buku ini diterbitkan kembali atas dasar banyaknyapermintaan dari para pengguna, yaitu peneliti, mahasiswa, dan darilingkungan BMKG sendiri.Penerbitan kembali untuk cetakan ke-4 ini dilakukan setelahproses penyempurnaan yaitu dengan mengkompilasi usulan perubahan/koreksi dari pengguna dan Reviewer yang secara khusus ditunjuk untukmemberikan masukan/koreksi baik dari segi penulisan maupunsubstansinya. Reviewer untuk buku ini adalah Drs. Suratno, M,Si yangdianggap mempunyai kompetensi di bidang ini. Usulan perubahantersebut kemudian disampaikan kepada Penulis untuk mendapatpersetujuannya.Besar harapan kami, buku ini dapat digunakan menjadi acuanbaik untuk pembelajaran maupun penelitian, sehingga dapatmempunyai andil dalam pengembangan ilmu pengetahuan, utamanyadi bidang meteorologi.Kepada Reviewer dan Penulis kami mengucapkan terimakasih, mudah-mudahan usaha penyempurnaanbuku ini bisaberlanjut, sehingga menjadi buku yang semakin berbobot.Jakarta, Agustus 2012Kepala Pusat Penelitian dan PengembanganBadan Meteorologi, Klimatologi, dan GeofisikaDr. Masturyono, M.ScMeteorologi Indonesia Volume 1i

PrakataBuku Meteorologi Indonesia disusun berdasarkanpengalaman memberi kuliah-kuliah pada Program SarjanaMeteorologi dan Program Pascasarjana (Magister dan Doktoral) IlmuKebumian bidang khusus Sains Atmosfer di Fakultas Ilmu Kebumiandan Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung. Naskah MeteorologiIndonesia juga ditunjang oleh pengalaman penelitian di bidangMeteorologi dan Sains Atmosfer yang dibiayai oleh ITB, BMG(sekarang BMKG), Depdiknas, RUT, Bank Dunia, dan lain-lain.Pada dasarnya buku ini dapat dimanfaatkan untuk umum,namun lebih khusus sebagai buku referensi operasional penelitian danpengembangan bidang Meteorologi di Badan Meteorologi dan Geofisika(BMG). Buku ini dapat dimanfaatkan sebagai buku ajar pada fakultasfakultas ilmu kebumian, kelautan, geografi, lingkungan, pertanian,kehutanan, geohidrologi, hidrologi, meteorologi, sains atmosfer, dan lainlain. Buku ini terdiri dari dua volume yaitu Volume I : Karakteristik danSirkulasi Atmosfer dan Volume II : Awan dan Hujan Monsun.Buku Meteorologi Indonesia Volume I membahas PosisiIndonesia secara geografis dan meteorologis, Aplikasi dan divisimeteorologi, Komposisi dan struktur atmosfer, Sifat fisis atmosferIndonesia, Proses transmisi panas dan pemanasan atmosfer, Insolasidan teori radiasi benda hitam, Gerak fluida atmosferik, Sirkulasiatmosfer global dan lokal, Siklon tropis di sekitar perairan IndonesiaDalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Kepala Badan Meteorologi dan Geofisika melalui PusatPenelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMG yang telahmensponsori dan mendanai penyusunan buku Meteorologi Indonesiasampai selesai. Kepada Pak Maman yang telah membantu pengetikandan Pak Otang yang membuat gambar-gambar naskah buku ini, sertakepada semua pihak yang mendukung penyelesaian buku ini kamimengucapkan terima kasih. Akhirnya penulis mengharapkan semogabuku Meteorologi Indonesia dapat mencapai sasaran danbermanfaat bagi penggunanya.Bandung, Agustus 2006Bayong Tjasyono HK.iiMeteorologi Indonesia Volume 1

PengantarMeteorologi berkembang dari negara-negara maju yangpada umumnya terletak di daerah subtropis dengan 4 musim yaitumusim panas (summer), musim gugur (autumn), musim dingin (winter)dan musim semi (spring). Meteorologi Indonesia mempunyaikeistimewaan dan keunikan tersendiri. Wilayah Indonesia adalahbagian sistem bumi sebagai kesatuan alam antara : i). atmosfer yaitulapisan gas yang sangat cepat tanggap terhadap gaya eksternalseperti matahari, (ii). biosfer yaitu lapisan kehidupan termasuk tumbuhtumbuhan, hewan dan manusia yang aktivitasnya mempunyai efekterhadap iklim lokal maupun global, (iii). hidrosfer yaitu lapisan airpermukaan yang mempunyai kapasitas panas besar, (iv). kriosfer yaitubagian permukaan bumi dengan temperatur rata-rata di bawah titikbeku seperti di Puncak Jaya Wijaya (Papua), (v). pedosfer yaitu lapisanpadat permukaan. Kelima komponen lapisan bumi ini dimiliki oleh bumiIndonesia dan interaksi kelima komponen ini menghasilkan cuaca daniklim Indonesia yang khusus terutama keunikan pembentukanawannya dan kompleksitas atmosfernya.Bumi sebagai anggota sistem matahari (tata surya) berevolusimengelilingi matahari melalui orbit eliptik dengan eksentrisitas 0,017 danperiode 1 tahun (365,3 hari). Bumi juga berotasi mengelilingi sumbuimaginernya dengan periode 1 hari (23 jam, 56 menit, 42 sekon),-5-1sehingga kecepatan sudut rotasinya adalah 7,29 x 10 rad.s . Duagerakan revolusi dan rotasi bumi menyebabkan migrasi tahunan (geraksemu) matahari dari lintang tropis Cancer (23,5 U) pada tanggal 22 Juni,ke lintang ekuator (0 ) pada 23 September, ke lintang tropis Capricorn(23,5 S) pada tanggal 22 Desember dan ke ekuator kembali padatanggal 21 Maret. Dampak dari migrasi tahunan matahari adalah 4musim. Tetapi meteorologi Indonesia tidak mengenal 4 musim yangdisebutkan di atas karena kita pada umumnya tidak tahu kapan bulanterpanas dan kapan bulan terdingin, sebaliknya kita lebih tahu bulandengan jumlah curah hujan berlimpah dan bulan dengan jumlah curahMeteorologi Indonesia Volume 1iii

hujan sedikit. Jadi, Indonesia Iebih lazim mempunyai musim hujan (rainyseason) dan musim kering (dry season).Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di bumiyang mempunyai garis pantai 80.791 km, terdiri dari 17.508 pulaubesar dan kecil, dibatasi oleh lintang tempat sekitar 7 U atau vortisitas-5 -1-5-1bumi 1,8 x 10 s dan 10 S atau vortisitas bumi 2,5 x 10 s , terletakantara dua benua (Asia dan Australia) dan antara dua osean (Pasifikdan Hindia), dilalui oleh ekuator geografis, dilalui oleh ekuatorklimatologis (atau zona konvergensi intertropis), dilalui oleh arus lintasIndonesia (Arlindo) dari samudera Pasifik ke Hindia, menerima insolasimaksimum dan panas laten dalam jumlah besar, dikuasai oleh monsunAustralasia dan arus monsun Indonesia (The Indonesian MonsoonCurrent), dan terjadi ekinoks 2 kali setahun. Ekinoks adalah kedudukanmatahari tepat pada ekuator terjadi pada tanggal 21 Maret dan 23September yang disebut hari kulminasi. Di Pontianak wisatawanmancanegara berdatangan pada hari kulminasi untuk membuktikanbahwa pada jam 12.00 di tugu ekuator tidak terjadi bayangan. Ketikaekinoks panjang siang dan malam hari sama yaitu 12 jam, insolasimaksimum di ekuator dan menuju nol di kutub-kutub bumi.Indonesia sebagai daerah ekuatorial (10 U 10 S)menerima surplus energi panas untuk segala musim. Dampak ekinoksterlihat pada distribusi curah hujan bulanan yang menunjukkanmaksima ganda seperti di Pontianak. Energi panas ini dipakai untukmenggerakan atmosfer secara global ke daerah-daerah lintangmenengah dan tinggi melalui awan Cumulus tinggi (Cumulonimbus)yang terbentuk di daerah ekuatorial. Ada tiga daerah ekuatorial dimanakonveksi troposfer dan formasi awan Cumulusnya menjadi penting,yaitu Indonesia, Afrika ekuatorial (Afrika Tengah), dan Amerikaekuatorial (Amerika Selatan). Tetapi diantara ketiganya, Indonesiaadalah daerah konvektif sangat aktif, pembentukan awan Cumulusnyabervariasi secara musiman dan non musiman ataupun tahunan olehfenomena monsun, El Nino/La Nina, Osilasi Selatan, Osilasi Madden Julian, oleh fenomena lokal seperti angin laut darat, arus anabatik katabatik, angin seperti Föhn dan lain-lain.ivMeteorologi Indonesia Volume 1

Curah hujan maksimum dalam musim panas berkaitan denganintensifikasi tekanan rendah panas (heat low). Curah hujan di daerahmonsun disebabkan : a) oleh Cumulus bermenara atau Cumulonimbusjika geser angin (wind shear) vertikal dan konvergensi troposferik bawahkeduanya kecil, hujannya disebut "hujan deras" (shower), atau b) olehNimbostratus kuat (deep Ns) dengan dibarengi Cumulonimbus jikageser angin vertikal dan konvergensi troposferik bawah keduanyabesar. Meskipun intensitas hujan cukup besar tetapi pada umumnyalangit mendung dan hujannya disebut "hujan biasa" (rain).Sebagai wilayah kepulauan (benua maritim) yangberpegunungan, cuaca dan iklim Indonesia dipengaruhi oleh sistemangin lokal seperti angin darat - laut dan angin lembah - gunung. Sistemangin harian (diurnal) sangat penting dalam klimatologi karena terjadisecara reguler dan sering. Kasus ini terjadi di beberapa tempat dibenua maritim Indonesia. Perubahan panas antara slang dan malammerupakan gaya penggerak utama sistem angin harian, karena adabeda panas yang kuat antara udara di atas darat dan di atas laut atauantara udara di atas tanah tinggi (pegunungan) dan tanah rendah.Karena durasinya terbatas, maka sistem angin harian biasanya hanyaefektif pada area-area relatif kecil, dan jarang meluas atau menembuske daerah yang jauh, karena itu sistem angin ini kebanyakanmenyebabkan variasi lokal. Ada dua tipe utama lokasi angin harianyaitu: daerah pantai, sepanjang laut, dan dekat danau besar dimanasistem angin darat dan laut (atau danau) sering terjadi, dan daerahpegunungan dimana beda tipe lembah dan gunung menyebabkanterjadinya angin lembah dan gunung.Cuaca mempengaruhi kehidupan baik terhadap manusia,binatang maupun tanaman. Karena itu memanfaatkan cuaca dan iklimdengan balk dan tepat merupakan suatu usaha meningkatkan produksi.Banjir merupakan masalah yang kompleks dan tidak bisa ditinjau darisatu segi saja. Jumlah curah hujan yang sama mungkin menyebabkanbanjir di tempat yang satu tetapi belum tentu di tempat lain. Menjagakeseimbangan air (water balance) merupakan salah satu langkah yangsebaiknya dilakukan. Perkembangan kota misalnya tanpa ditunjang dataMeteorologi Indonesia Volume 1v

iklim terutama curah hujan dapat dilanda banjir jika jalan ataubangunan tidak dilengkapi dengan saluran yang memadai. Jalanberaspal dan bangunan beton di suatu kota jika tidak diimbangi denganlahan-lahan yang disediakan untuk tanaman, maka daya resap tanahterhadap air hujan makin lama makin berkurang dan ini menyebabkanpori-pori permukaan tidak mampu lagi meresapkan air hujan yangmempunyai ukuran tetes lebih besar.Faktor meteorologi utama yang menyebabkan banjir adalahcurah hujan. Jenis hujan akan mempengaruhi hidrologi air pemukaan,misalnya hujan gerimis (drizzle) biasanya mempunyai diameter teteshujan kurang dari 1 mm, dan intensitas curah hujan kecil, sehingga airhujan mempunyai banyak kesempatan untuk meresap ke dalam poripori tanah, tetapi hujan deras (shower) yang mempunyai diameter tetesantara 4 - 6 mm dengan intensitas curah hujan tinggi, memungkinkantertutupnya pori-pori tanah oleh tetes hujan besar, sehingga banyak airhujan yang tidak sempat meresap ke dalam tanah dan terjadi air bahatau banjir. Faktor lain yang bukan meteorologis adalah sifat-sifat tanahitu sendiri, misalnya tanah gundul, tanah dengan tutupan tanaman,tanah miring, tanah datar, tanah lembap, tanah keras, pendangkalansungai, semuanya akan mempengaruhi terjadinya banjir. Analisisfrekuensi banyak dipakai dalam menanggulangi banjir yaitu dalamperencanaan bendungan atau waduk, gorong-gorong dan sebagainya.Secara praktis suatu keharusan untuk membuat kantong-kantong air,meningkatkan daya serap tanah terhadap air hujan yang berartimenjaga keseimbangan air dan daur hidrologi.Memang curah hujan merupakan salah satu bagian yangpenting bagi semua aspek kemasyarakatan baik dalam pertanian,hidrologi dan lain-lain. Curah hujan ditempat yang tinggi mempunyaienergi potensial yang dapat diubah menjadi energi lain, misalnya energilistrik. Karena itulah kesadaran umat manusia terhadap kelestarian alamsangat didambakan agar setiap tetes hujan yang jatuh ke permukaanbumi dapat dikelola dengan baik dan tepat sehingga mendatangkanmanfaat bagi kita semua dan bukan sebaliknya mendatangkanmalapetaka (katastrol) dan menimbulkan bencana alam kebumian.viMeteorologi Indonesia Volume 1

Daftar HalamanPenampang vertikal bagian-bagian bumiIndonesia yang interaksinya membentuk sistemcuaca dan iklim yang khas.4Posisi geografis dan meteorologis bumiIndonesia terhadap samudera dan benua lain5Perubahan fasa air menjadi fasa uap dan fasaes.Komponen atmosferik yang berubah denganketinggian.Lapisan atmosfer berdasarkan profit temperaturvertikal.Tropopause dalam bidang meridian.Lapisan troposfer dan stratosfer yangdibatasitropopause.Lapisan homosfer dan heterosfer yang dibatasiturbopause.Daerah ionosfer dan profil densltas elektronSumber radiasi yang menyebabkan ionisasi diionosfer.Pengukuran ionosfer dengan ionosonde.Struktur ionosfer.Distribusi bulanan tinggi isoterm 0 C dantropopause di atas Jakarta.Distribusi spektral penampang absorpsiPengukuran konsentrasi rata-rata tahunan ozontroposferik dan stratosferik di Jerman.Definisi stabilitas udara.(a).Sifat sinar cahaya dalam proses refraksi.(b). Sudut kritis dan refleksi total.Variasi jalannya sinar terhadap indeks refraksi.Meteorologi Indonesia Volume 12223252627293233353638424856657070vii

3.4.3.5.Refraksi gelombang radioelektrik oleh atmosfer.Bagan sinar radar pada bumi nil (a) dan bumifiktif (b).3.6. Kesalahan sudut elevasi (a) akibat refraksiatmosfer.3.7. Distribusi vertikal stabilitas statis di atas Jakarta.3.8. Histogram indeks stabilitas Showalter menurutmusim di atas Jakarta3.9. Profit vertikal temperatur potensial ekivalen.3.10. Distribusi vertikal refraktivitas radio dalam bulanJanuari dan Oktober di atas Jakarta.3.11. Variasi harian refraktivitas radio di atas 4.10.4.11.4.12.4.13.4.14.viiiKonveksi dalam zat cair yang dipanasi.Deret waktu jumlah noda matahari reratatahunan dalam beberapa ratus tahun yang laluInsolasi dan eteknya terhadap atmosfer.Sudut inklinasi dan intensitas insolasiLintang tempat dan insolasi.Sudut jatuh sinar matahari di lembah(pegunungan).Panjang slang sepanjang tahun untuk berbagailintang tempat.Keseimbangan panas bumi.Insolasi di kutub selatan.Kedudukan ekinoks.Hubungan inklinasi dengan perubahan musimdi BBU.Solstis musim panas di BBU.Solstis musim panas di BBS.Distribusi energi yang dipancarkan benda hitampada 6000 K (vertikal kiri dan horizontal bawah)dan pada 300 K (vertikal kanan dan 07109111112113114117Meteorologi Indonesia Volume 1

1.5.12.5.13.5.14.5.15.5.16.5.17.5.18.Sistem angin dan tekanan terestrial idaman(ideal).Rata-rata tekanan dan angin di Indonesiaa). Januari dan b). Juli.Model sel Hadley. 5.4.I l u s t r a s i s k e m a t i kdistribusi tekanan dan angin yang diamati.Ilustrasi skematik distribusi tekanan dan anginyang diamati.Pola sirkulasi atmosfer meridional skematik diBBU.Gaya gradien tekanan dalam musim dingin danmusim panas.Bagan gaya gravitasional monsun.Sirkulasi zonal ekuatorial tahun non El Nirio.Sirkulasi zonal ekuatorial tahun El Nino.Bagan sirkulasi dasar dalam tahun El Nino.Pola dasar angin darat dan lautPerbedaan temperatur permukaan darat lautdan hubungannya dengan kecepatan angin laut.Pola dasar angin lembah dan gunung.Beth area zona konvektif lepas pantai sekitarPapua New Guinea dalam monsun barat lautdan monsun tenggara.Terjadinya angin Föhn.Jumlah global badai tropis bulanan.lsoterm permukaan taut.Garis arus udara pukul 12.00 waktu universal,14 Januari 1982.Meteorologi Indonesia Volume 53153ix

Daftar TabelTabel 2.1.2.2.2.3.HalamanGas dalam udara kering.20Data Radiosonde di alas Jakarta.40Hubungan tinggi geometrik dan tinggi geopotensial. 40Tabel 3.1.3.2.3.3.Kategori stabilitas atmosfer.Stabilitas atmosfer termodifikasi menurut Pasquill.Stabilitas troposfer rata-rata (derajat per km)Januari 1979, Jakarta3.4. Stabilitas troposfer rata-rata (derajat per km) Juli1979, Pukul 19.00 W.L, Jakarta3.5. Stabilitas rata-rata bulanan (derajat per km) di atasJakarta, 19793.6. Distribusi frekuensi indeks stabilitas Showalter (I.) diatas Jakarta,19803.7. Interval kelas predominan indeks stabilitasShowalter (I.) di atas Jakarta, 1980.3.8. Refraktivitas radio rata-rata bulan Januari, di atasJakarta.3.9. Refraktivitas radio rata-rata bulan Oktober, di atasJakarta.3.10. Simpangan baku (SB) refraktivitas radio troposfer diatas Jakarta.3.11. Refraktivitas radio dalam lapisan troposfer bawah.Tabel 4.1.4.2.4.3.4.4.Tabel 5.1.5.2.6364737475787882838485Karakteristik fisis Planet terestrial.93Sumber radiasi lain relatif terhadap energi matahariyang diterima bumi.97Energi total berbagai fenomena dan proses lokaldalam atmosfer.98Lamanya slang hari paling panjang.110Skala gerak atmosfer.123Jumlah curah hujan di beberapa stasiun terpilihdalam dasarian ke 2, Januari 1982.154Meteorologi Indonesia Volume 1xi

Padanan KataIndonesia — Inggrisair cair kelewat dinginangin ributangin ribut mendadakarusarus keluararus masukarus udara keatasarus udara kebawahawan indukawan panasbadai guruhbadai guruh konvektifbawah permukaanbayangan hujanbelalai airbutirancuaca buruk (bengis)curah hujandewasaes lapis, hujan yang membekuendapan (presipitasi) konveksigaya gabunggaris awan badaigaris badai guruhgaris-garis arusgelombang timurangemagerimisguruh, gunturhujan campur saljuhujan lebatMeteorologi Indonesia Volume 1supercooled liquid ftmother cloudwarm cloudthunderstormconvective thunderstormssubsurfacerain shadowwaterspoutdropletsevere weatherrainfallmatureglazeconvectional precipitationaffinitysquall lineline of thunderstormstream lineseasterly waveechodrizzlethundersleetheavy rainfallxiii

hujan meteorhujan torensial (amat lebat)jalurjeda waktujutaan tahunkabus, kabut tipiskabut n gizikelembapankelewat jenuhkelistrikan, elektrisitaskeping saijukestabilan, stabilitasketakstabilan bersyaratketakstabilan,labilitasketinggiankilat, halilintarkondisi keringkondisi mantapkorban jiwakristal embun bekukumpulan kristallabil, tak mantaplempung (tanah liat)lenyapluah listrik, pelucutan listrikIuah listrik penghubunglubang cangkulannisbah (perbandingan) percampuranolakan bergolakpadang rumputxivmeteor showertorrential rainstracktime owflakestabilityconditional dy state conditionsvictimrimed crystalcrystal g dischargeswathmixing ratioturbulent eddysteppeMeteorologi Indonesia Volume 1

paras peleburanparas lautpeluncuran elektronpembekuanpemicuanpemuatan listrik, elektrifikasipenakar hujanpenakar hujan pencatat otomatikpeng-es-anpengumpulanperintis berlangkahperintis lembingpertambahanpuing-puing awan, runtuhan awanputing beliung, belalai gajahribuan tahunratusan tahunrerata (rata-rata) tahunansambaran baliksambaran gandasambaran utamaserpihan embun bekusetan-setan debusetarastabil, mantaptak berhenti - hentitangkapantidak bergeraktitik awaltetestetes hujantumbukanMeteorologi Indonesia Volume 1melting levelsea levelelectron gerecording raingageicing

Meteorologi dan Sains Atmosfer yang dibiayai oleh ITB, BMG (sekarang BMKG), Depdiknas, RUT, Bank Dunia, dan lain-lain. Pada dasarnya buku ini dapat dimanfaatkan untuk umum, namun lebih khusus sebagai buku referensi operasional penelitian dan pengembangan bid

Related Documents:

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI JUWATA TARAKAN Jln. Mulawarman Tarakan 77111 Kalimantan Utara Telp.(0551) 21629, 3801941 Fax. (0551) 51606 Email : stamet.tarakan@bmkg.go.id, BMKG II. DATA PENGAMATAN CURAH HUJAN DI STASIUN METEOROLOGI TARAKAN P

badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika bmkg keputusan kepala badan meteorologi, klimatologi, dan geofisika nomor: kep.145/kb/ix/2013 tentang pelimpahan sebagian wewenang pengelolaan barang milik negara kepada kepala satuan kerja oj lingkungan badan meteorologi

Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Nasional Penangg

badan meteorologi klimatologi dan geofisika stasiun meteorologi kelas i i gusti ngurah rai bmkg penginderaan jauh maret dan angin timuran berkurangnya hujan di bu-lan april remote sensing dan pemanfaatannya pada satelit cuaca foto : google meteodrome, maret 2019 berkur

meteorologi dan klimatologi. Kepada Reviewer dan Penulis kami mengucapkan terima kasih, mudah-mudahan usaha kita dalam menyediakan buku-buku referensi bidang meteorologi dan klimatologi ini dapat bermanfaat bagi berbagai kalangan. Tentu saja buku ini masih memerlukan penyempurnaan

Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, hamper setiap hari di bulan Januari 2018 terjadi hujan dengan intensitas yang lebih sering dibanding dengan bulan Desember 2017. Suhu udara rata-rata bulan Januari 2018 di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai Denpasar Hal ini senada dengan k

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pegawai di Lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika yang selanjutnya disebut Pegawai adalah . Kepala Pusat Meteorologi Maritim II.a 15 12. Kepala Pusat Meteorologi Publik II.a 15 13. Kepala Pusat Infor

23. Sharma, P. D. [1991] : The Fungi (Rastogi & Co. Meerut) 24. Vasishta, B. R. [1990] : Fungi (S. Chand & Co. New Delhi) 25. Sharma, O. P. : Fungi (TMH)