TUTORIAL IREGISTRASI PETASubjek Matter: 1.1 GEOFERENSING1.2 COORDINAT GEOMETRIK (COGO)A. Dasar TeoriPeta dasar yang digunakan sebagai sumber dalam pemetaan yang berupa gambarcitra/peta hasil proses scanning belum memiliki system referensi geografi. Tujuandari pemberian system referensi pada peta/citra adalah untuk memposisikancitra/peta sesuai dengan posisi di lapangan, sehingga dapat digunakan dalam analisis.Sistem referensi citra/peta dapat dibedakan atas beberapa karakteristik yaitu:Georeferencing, koreksi geometric, rektifikasi, dan registrasi. Istilah tersebutmemiliki kemiripan, namun dari keiripan tersebut antara satu dengan yang lain dapatdibedakan sebagai berikut:1. Georeferencing merupakan proses pemberian reference geografi dari objekberupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat kedalam sistem koordinat dan proyeksi tertentu ((Prasetyo, 2011 : 11)).2. Koreksi geometric, merupakan proses dimana data raster yang masihmentah ditransformasi ke dalam sistem proyeksi tertentu, sehingga nilaikoordinatnya dapat ditumpangsusunkan dengan data spasial lain. Data rastertersebut dapat berupa perekaman foto udara, citra satelit, atau peta lain, yangakan diproses melalui on screen maupun automatic digitizing untukmenghasilkan data vektor.Koreksi Geometrik, merupakan proses dimana data raster yang masih mentahditransformasi ke dalam sistem proyeksi tertentu, sehingga nilaikoordinatnya dapat ditumpangsusunkan dengan data spasial lain. Data rastertersebut dapat berupa perekaman foto udara, citra satelit, atau peta lain, yangakan diproses melalui on screen maupun automatic digitizing untukmenghasilkan data vektor. Biasanya proses koreksi geometrik membutuhkanbeberapa titik kontrol sebagai acuan dalam menginputkan nilai koordinat.Untuk daerah yang memiliki topografi datar atau landai disyaratkan minimalterdapat empat hingga enam buah GCP (Ground Control Point). Sedangkanuntuk topografi yang berbukit atau terjal membutuhkan titik kontrol lebihbanyak lagi, bisa 15 atau lebih tergantung kondisi medan.Titik acuan atau GCP yang digunakan dapat bermacam-macam, terpentingtitik bersifat statis tidak mudah berubah kondisi dalam jangka waktu lama.Sebagai misal di daerah perkotaan dapat digunakan sebuah perempatan ataupertigaan jalan raya sebagai acuan, tugu monumen, jembatan, atau alun-alunkota. Jika di daerah pegunungan atau desa dapat dipilih pertemuan sungai,singkapan batuan, atau igir pegunungan yang memiliki pola yang khas. Kiniteknologi semakin berkembang. Beberapa perusahaan / lembaga besar yangModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20171 A
bergerak di bidang data spasial menyediakan fasilitas yang memudahkan kitadalam mendapatkan titik kontrol. Sebagai contoh data peta dari google, bing,OSM, nokia map, maupun Badan Informasi Geospasial (klik linkhttp://srgi.big.go.id/peta/jkg.jsp ).3. Rektifikasi, adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satusistem grid menggunakan suatu transformasi geometric. Rektifikasi jugadapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkankoordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisadilakukan dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukanpeta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objekyang sudah diketahui pada citraTerdapat sedikit perbedaan antara georeferensi dan rektifikasi. Georeferensiadalah proses penyamaan sistem koordinat dari peta ke citra, dari cita ke citramaupun dari peta ke peta, sedangkan rektifikasi adalah proses transformasi darisuatu sistem grid kedalam grid yang lain menggunakan persamaan polinomialtertentu. Jadi proses rektifikasi citra dengan peta akan meliputi proses georeferensi,karena sistem proyeksi berkaitan juga dengan sistem koodinat. Georeferensi daricitra ke citra tidak terektifikasi kalau citranya sama-sama belum di rektifikasi, dansebaliknya bila salah satu citra sudah direktifikasi maka georeferensi citra ke citrasama dengan rektifikasi. Berikut ini contoh proses georefencing pada peta/citra.Gambar 1. Ilustrasi Proses georeferencingPada SIG, ada 2 sistem koordinat, yang digunakan sebagai dasar georencing yaitusistem koordinat geografi (geographic coordinate system) dan sistem koordinatproyeksi (projected coordinate system). Untuk memudahkan dalam menentukansistem koordinat yang akan digunakan bisa ditandai dengan penggunaanderajat/degree pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinatModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20172 A
proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada kedua sistem koordinattersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secaramudah, sedangkan kelebihan dari sistem koordinat proyeksi adalah lebih detailkarena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah.Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitungluasan/panjang pada sistem SIG dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tingkaterror yang dihasilkan pun akan tinggi. Sedangkan kekurangan dari sistem koordinatproyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter maka hanya bisamenganalisis satu kawasan saja (Aprianto, 2013).Proses input data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu georeferensingdan coordinat geometric (COGO) ataupun teknik lainnya. Georeferensing koreksimendasarkan pada koreksi geometrik yang mendasarkan pada posisi koordinatpeta/citra yang dilakukan dengan cara on screen. Coordinat geometric, merupakanproses koreksi geometric/geoferensing yang mendasarkan pada koordinat dilapangan. Pada teknik ini koreksi didasarkan dari hasil ploting posisi di lapangandengan Global Position System (GPS).B. TUJUANTujuan dari kegiatan praktikum berikut adalah:1. Mahasiswa mampu melakukan proses georeferensing dengan teknik on screenpada aplikasi ArcGIS 10x2. Mahasiswa mampu melakukan proses georeferensing dengan teknik COGOmenggunakan Global Posistion System pada ArcGIS 10x.C. ALAT DAN BAHANa. Alat1. Software ArcGIS 10X2. Global Position System (GPS)b. Bahan1. Peta Administrasi Kabupaten Bondowoso skala 1:300.0002. Peta/Citra satelit lingkungan kampus Univeristas Negeri MalangD. LANGKAH KERJAa. Georeferensing dengan teknik On Screen1. Pilih File Add data atau Klick tanda2. Pilih peta yang akan di georeferensing dengan cara pilih Select Oke3. Setelah peta muncul pada view project, selanjutnya aktifkan toolbargeoreferensing dengan cara pilih menu Customize Toolbars PilihGeoreferensing, sehingga muncul kotak dialog Georeferencing sebagaimanaberikut.Modul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20173 A
Pilih “Add ControlPoints”3. Perbesar tampilan titik koordinat yang akan digunakan sebagai titik ikatdengan cara: Pilih Add Control Points Klick Kiri Klick Kanan PilihInput X dan Y Muncul kotak dialog “Enter Coordinate”.4. Isikan koordinat yang ada di peta pada kotak dialog tersebut, kemudian KlickOke1. Klick: Add Control Points2. Klick kiri KlickKanan Input X dan Y3. Masukan TitikKoordinat pada kotakdialog berikutGambar 2. Proses input koordinat5. Lakukan proses yang sama pada 3 titik koordinat berikutnya.6. Setelah 4 titik koordinat diinputkan, tampilkan data koordinat yang telahinputkan dengan cara: Klick Menu View Kink Table sebagaimana gambarberikut ini.Modul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20174 A
Gambar 3. Kotak Dialog View Link Table7. Pada kotak dialog Link, perhatikan RMS Error dengan nilai 47.2895. Jika nilaitersebut di bawah atau setengah dari nilai piksel maka, tingkat ketelitianproses georeferensi memiliki akurasi yang bagus. Namun jika masih di atas 1piksel maka perlu diperbaiki. Nilai RMS error akan semakin baik jikamendekati nilai Nol. Demikian halnya dengan Transformasi yang dipilih padalevel ini adalah “1st Order Polynomial (Affine).8. Langkah berikutnya Klick Menu Georeferensing dari toolbars PilihRectify Muncul kotak dialog Save As. Pada kotak dialog tersebut Settinglahfolder penyimpanan di Output location, nama file dan format dan klick Save.Modul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20175 A
Gambar 4. Proses georeferensing9. Setelah selesai proses “rectify ”, settinglah spatial reference peta peta yangtelah direktify dengan cara: Click Catalog pilih Folder Peta dengan nama“Admin1” Klick Kanan, Pilih Properties sehingga muncul kotak dialog“raster dataset properties” Pilih Spatial Reference Klick EDIT Projected Coordinat System Pilih UTM Pilih WGS 1984 SouthernHemisphere Pilih WGS 1984 UTM Zone 49 S Oke Aplly.Modul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20176 A
Gambar 5. Prosedur Mengatur Spatial Reference10. Proses selanjutnya menampilkan peta hasil “Georeferencing “ pada viewproject dengan cara: Klick Add data Pilih Peta Hasil Rectify Klick Add.SkalaMap Unit: meterGambar 6. Tampilan Peta hasil proses georeferensing, di mana skala dan map unit dengansatuan meter sudah tampakb. Georeferensing Map to Map1. Tampilkan peta/citra yang telah terkoreksi dan yang belum terkoreksidengan cara Add data2. Klick kanan layer peta yang akan dikoreksi pilih menu Zoom tolayer Identifikasi kenampakan objek yang unik dan mudah dikenalipada peta yang telah terkoreksi.3. Aktifkan toolbars georeferensing Klick Add control point Klickobjek yang digunakan sebagai titik ikat (GCP) kemudian Klick Kananlayer peta terkoreksi Klick zoom to layer double Klick pada objekyang sama pada peta terkoreksi.Modul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20177 A
Gambar 7. Peta Hasil Proses Rektifikasi4. Langkah berikutnya lakukan langkah pada point 2 dan 3, pada titikikat/GCP berikutnya. Peta akan bertampalan sempurna bisa di atas 2titik ikat yang dimasukan.5. Setelah peta bertampalan proses berikutnya proses rectify, yaitu dengancara Klick Georeferensing Rektify sebagaimana langkah ke 8, 9 dan10 pada tutorial I Georeferensing.c. Koreksi Geometrik dengan Teknik Coordinat Geometrik (COGO)Koreksi geometrik dengan teknik COGO, pada dasarnya mengguna titikikat lapangan atau Ground Control Point (GCP). Teknik ini didasarkan padadata citra atau peta yang koordinatnya belum diketahui atau tidak ada di peta.GCP diperoleh secara langsung hasil identifikasi objek di lapanganModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20178 A
menggunakan Global Position System (GPS). Proses koreksi geometrik dengancara ini dapat di lakukan sebagai berikut:1. Tampilkan peta/citra pada view project di ArcGIS 10xGambar 8. Tampilan Citra yang akan dikoreksi geometrik2. Identifikasilah objek/lokasi pada citra yang akan diinputkan titikkoordinatnya dengan cara melakukan zoom.3. Aktifkan toolbars georeferencing Pilih Add Control point4. Klick kiri dan klick kanan Input X dan Y masukan titik koordinatsesuai dengan sumbu x dan y.Gambar 9. Proses Input titik Control/GCPModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 20179 A
5. Lakukan proses tersebut pada sejumlah titik GCP yang telah diambil dilapangan. Berikut ini contoh hasil input GCP sebanyak 10 titik. Semakinbanyak titik kontrol/GCP yang dimasukan idealnya akan memilikiakurasi yang tinggi. Namun dalam hal ini perlu disesuaikan lagi denganmodel tranformasi. Jika titik kontrol di atas 10 gunakan tranformasi 3rdOrder Polynomial untuk memperoleh presisi tinggi.Gambar 10. Model tranformasi dalam georeferensingLebih jelas pengaruh tingkatan transformasi terhadap ketelitian koreksigeometrik dapat dilihat pada gambar berikut ini.a. 1st Order Polynomial (affine)a. 2st Order Polynomiala. 3st Order PolynomialGambar 11. Tingkat ketelitian pada mode tranformasi koordinatModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 201710 A
6. Berikut ini hasil proses koreksi geometrik sebagaimana gambar di bawahini.a. Belum terkoreksib. TerkoreksiGambar 12. Posisi citra sebelum dan setelah terkoreksiE. Hasil PraktikumHasil dari kegiatan praktikum disajikan dalam bentuk laporan. Laporanpraktikum yang disusun terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:1. Cover (Satuan Tutorial, matakuliah, dosen, nama mahasiswa, NIM, logo um,dan Instansi)2. Tema Praktikum3. Dasar Teori4. Tujuan5. Alat dan bahan6. Langkah Kerja7. Hasil8. Pembahasan9. Kesimpulan10. Daftar RujukanF. Kriteria PenilaianModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 201711 A
Kriteria penilaian kegiatan praktikum terdiri beberapa kriteria sebagaiberikut:No1.2.3.Kiteria PenilaianKetepan Waktu dalam menyerahkan laporanKedalaman dan Ketepatan dalam menyajikanhasil:- Dasar Teori- Tujuan- Metode- Langkah Kerja- Penyajian Hasil dan Kedalamanpembahasan- Kesimpulan dan RujukanAktivitas Praktikum- Sikap, perilaku, kesopanan Saat Praktikum- Ketertiban selama mengikuti praktikum- Aktivitas saat PraktikumJumlahNilai10Bobot %10%101010102065%5551510025%G. Daftar PustakaModul Pengabdian Kepada MasyarakatMeningkatkan Ketrampilan Guru Geografi Melalui Pelatihan Sistem Informasi Geografi PadaMGMP Geografi Di Kabupaten TulungagungBy. Purwanto, S.Pd., M.Si Jurusan Geografi FIS UM 201712 A
Input X dan Y Muncul kotak dialog Enter Coordinate ó. 4. Isikan koordinat yang ada di peta pada kotak dialog tersebut, kemudian Klick Oke dialog berikut Gambar 2. Proses input koordinat 5. Lakukan proses yang sama pada 3 titik koordinat berikutnya. 6. Setelah 4 titik
oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional). 2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan, peta kecamatan. 3.
Spesifikasi. penyajian peta desa - bagian 1: peta citra . 1 Ruang lingkup . Standar . ini menetapkan spesifikasi teknis serta prosedur penyajian peta desadalam bentuk peta citra. 2 Acuan normatif SNI. 8202 - Ketelitian peta dasar . 3 Istilah dan definisi . peta . gambaran unsur-un
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : masing parameter pengaruh Gambar 3.1 Metode Penelitian YA AHP Sintesa prioritas Uji konsistensi CR 0.1 ? Perbandingan berpasangan TIDAK Pengumpulan Data Peta Hidrologi Peta Curah Hujan tahun Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan Peta Jenis
Texts of Wow Rosh Hashana II 5780 - Congregation Shearith Israel, Atlanta Georgia Wow ׳ג ׳א:׳א תישארב (א) ׃ץרֶָֽאָּהָּ תאֵֵ֥וְּ םִימִַׁ֖שַָּה תאֵֵ֥ םיקִִ֑לֹאֱ ארָָּ֣ Îָּ תישִִׁ֖ארֵ Îְּ(ב) חַורְָּ֣ו ם
Mind42.com adalah sebuah aplikasi online peta konsep atau peta pikiran berbasis web dan tidak berbayar. Dengan Mind42.com tidak diperlukan menginstalasi program pemetaan konsep atau
Peta indikasi lokasi budidaya Aren di Kab. Tanah Datar dan di Kota Sawahlunto dalam wilayah KPHL Bukit Barisan 76 Gambar 5.5. Peta indikasi lokasi budidaya Gaharu dalam wilayah KPHL Bukit Barisan 78 Gambar 5.6. Peta indikasi lokasi pemanfaatan lahan dibawah tegakan pohon KPHL Buk it Barisan 79 .
Jelaskan secara singkat yang sdr ketahui tentang: 1. PETA PETAK (LAYOUT) 2.PETA IKHTISAR SKALA 1 : 25.000 3.SKEMA DAERAH IRIGASI 4.DIMENSI SALURAN 5.RENCANA ELEVASI MUKA AIR
Agile methods in SWEP Scrum (mainly) XP Head First Software Development Process The Scrum process follows the agile manifesto is intended for groups of 7 consists of simple rules and is thus easy to learn 15.04.2012 Andreas Schroeder 9