Desember 2018 PEREMPUAN DALAM NOVEL BUMI MANUSIA

2y ago
105 Views
2 Downloads
212.69 KB
11 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Helen France
Transcription

p-ISSN: 2088-6991e-ISSN: 2548-8376Desember 2018Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)PEREMPUAN DALAM NOVEL BUMI MANUSIAKARYA PRAMOEDYA ANANTA TOERAhsani TaqwiemFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa IndonesiaUniversitas Lambung Mangkuratahsanitaqwiem@ulm.ac.idABSTRACTThis study aimed to describe the picture of feminist ideology in the novel Bumi Manusia.This research is a qualitative research with descriptive method that uses words as datasource. Sources of research data is derived from the text of the novel Bumi Manusiawritten by Pramoedya Ananta Toer. Instrument research is the researcher himself becausethe researcher as data collector and also as data analyzer. Based on the results it is foundthat Bumi Manusia is a novel that contains the ideology of colonial feminism with the aimof reconstructing the position of women in society.Keywords: feminist, novel, women, Pramoedya Ananta ToerABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan gambaran ideologi feminis di dalam novelBumi Manusia. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metodedeskriptif yang menggunakan kata-kata sebagai sumber data. Sumber data penelitian iniberasal dari teks novel Bumi Manusia karya Penulis Ananta Toer. Instrument penelitianadalah peneliti sendiri karena peneliti sebagai alat pengumpul data sekaligus menjadipenganalisis data. Berdasarkan hasil analisis Bumi Manusia merupakan sebuah novel yangmengandung ideologi feminisme poskolonial dengan tujuan merekonstuksi posisiperempuan di dalam masyarakat.Kata kunci : feminis, novel, perempuan, Pramoedya Ananta ToerPENDAHULUANSastra bukanlah sesuatu yangkosong. Ia adalah produk kebudayaan darizaman yang membidaninya. Karya sastrabersifat representatif sebab dunia di dalamkarya sastra dapat digunakan sebagaisalah satu cara melihat keadaanmasyarakat di mana karya sastra itu lahirdan tumbuh.Sebuah karya dapat digunakanuntukmelihatbagaimanaposisiperempuan di dalam masyarakat. Kajianyang melihat sesuatu dari sudut pandangperempuandanbertujuanuntukmenunjukkan adanya ketidaksetaraanperlakuan terhadap perempuan dan priaadalah salah satu fungsi kajian feminis.Annette Kolodny (dalam Djajanegara2000) mendefinisikan kritik sastra feminissebagai upaya membeberkan perempuanmenurut stereotipe seksual, baik dalamkesusastraan maupun dalam kritik sastra,dan juga menunjukkan bahwa aliran-aliranserta cara-cara yang tidak memadai telahdigunakan untuk mengkaji tulisanperempuan secara tidak adil dan tidakpeka.Bumi Manusia menjadi novel yangpenting karena mampu menggambarkansuasana masyarakat yang akhirnyamenjadi cikal bakal pergerakan nasionalmenyongsong kemerdekaan. Berdasarkanhasil pembacaan dapat kita ketahui novelini berlatar awal abad-20. Tahun-tahuntersebut terjadi pergolakan pemikiranmengenai keadaan masyarakat dankeadaan terjajah yang pada Bumi Manusia133

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)terwakilkan oleh Minke sebagai tokohutama.Melaluiuraianyangtelahdipaparkan di atas bahwa penelitian iniakan mengkaji teks Novel Bumi Manusiakarya Penulis Ananta Toer denganmemperhatikan segi-segi feminisme yangdigunakan untuk menemukan bagaimanagambaranbudayapatriarkiyangmerugikan perempuan serta gambaranideologi feminis yang terkandung didalamnya. (Djajanegara, 2000)KAJIAN PUSTAKAIdeologi sebagai sebuah sekumpulanide dan gagasan banyak mempengaruhiaspek-aspek dalam kehidupan. Banyakdefinisi mengenai ideologi. Definisi yangnetral mengatakan ideologi adalah sebuahcara berpikir untuk mengatur . (Adams, 2004)Secaraetimologis,feminismeberasal dari kata Femme (woman),perempuan (tunggal) yang bertujuan untukmemperjuangkanhak-hakkaumperempuan (jamak) sebagai kelas sosial.Feminisme adalah paham perempuan yangberupaya memperjuangkan hak-haknyasebagai kelas sosial. Adapun dalamhubungan ini perlu dibedakan antara maledan female (sebagai aspek perbedaanbiologis dan hakikat alamiah), masculinedan feminine (sebagai aspek perbedaanpsikologis dan cultural). Sementaraitu,masculine–feminine mengacu kepadajenis kelamin atau gender sehingga he danshe. (Selden dalam Sugihastuti, 2000)Feminismemengusahakanperwujudan sebuah masyarakat idealdengan perempuan sebagai salah satuaspek di dalamnya. Hal tersebut dapatditelusuri baik oleh para penulisperempuan maupun para penulis laki-lakiyang peduli akan nasib perempuan.Memahami ideologi sebagai sebuah dasarpemikiran dapat membantu penelitian inimenemukangambaran-gambaranmengenai perempuan di dalam novelBumi Manusia.134METODE PENELITIANMetode adalah cara yang digunakanuntuk mencapai tujuan penelitian ataumencapai pokok permasalahan. Penelitianini termasuk jenis penelitian kualitatifdengan menggunakan deksirpsi sebagaipendekatan. Bogdan dan Taylor (dalamMoleong,2000)mendefinisikanmetodologi kualitatif sebagai prosedurpenelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata tertulis ataulisan dari orang-orang dan perilaku yangdapatdiamati.Menurutmereka,pendekatan ini diarahkan pada latar danindividu tersebut secara holistik (utuh).Kualitatif deskriptif menggunakan datayang tidak berupa angka atau koefisiententang hubungan variabel (Aminuddin,1990). Berkaitan dengan penelitian ini,data yang dikumpulkan berupa kutipankata, kalimat, dan wacana dari novel BumiManusia.PEMBAHASANBanyak aliran feminisme yangberkembang saat ini, namun semuanyabertujuan pada satu pemikiran bahwabagaimanapunperempuanadalahmakhluk rasional, karena itu ia berhakmendapatkan hak, menentukan diri sendiriyang sama sebagaimana laki-laki.(Adams, 2004)NovelBumiManusiadapatdikategorikan ke dalam novel dengangambaranaliranideologifeminisposkolonial. Aliran ini berdasar padapemikiran bahwa pengalaman perempuandi negara dunia ketiga atau di negarabekas jajahan berbeda dengan pengalamanperempuan di negara bagian pertama.Bumi Manusia mengambil latar awal abadke-20 tepatnya sekitar tahun 1898 saatIndonesia masih menjadi daerah jajahanBelanda dengan nama Hindia Belanda.Ideologi feminis poskolonial cobaditelusuri dari kutiapan kata, tindakanserta pemikiran tokoh utama kepadadirinya serta kepada tokoh lain.Feminismeposkolonialberpandangan bahwa perempuan di dunia

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)ketiga menanggung beban penindasanlebih berat karena selain mengalamipenindasan berbasis gender, mereka jugamengalami penindasan antar bangsa, suku,ras, dan agama. Fokus utama dari aliranini adalah menggambarkan kaumperempuan.Penjajahan yang terjadi baik fisik,pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang,maupun mentalitas masyarakat oh-tokohBumiManusiadigambarkan sebagai seorang tokoh yangkritis dan peduli terhadap nasib kaumperempuan. Semangat feminis tidak hanyabisa disematkan kepada tokoh perempuan,tetapi juga kepada tokoh laki-laki.“Kaumimpi.Akutakkan jadi bupati.”“Dengarkanlahdulu.Aku akan bertanya: Hai,philogynik,matakeranjang, buaya darat,mana Jawayangbelum beradab.”“Mana ada Jawa, bupatipula,bukanbuayadarat?”(Toer, 2009: 23)Persoalan seksual menjadi latarbelakang bagi banyak struktur pemikiranyang mencirikan masa kolonial (Mills,2009). Hal ini memberikan pemahamankepada kita bahwa memang kolonialismemeninggalkan dampak negatif dalamaspek seksual terutama kepada perempuanyang lebih banyak menjadi objekpenindasan, meskipun dalam beberapaperistiwa baik dalam fakta sejarah atau didalam beberapa karya sastra ditemukanadanya kekerasan seksual antarlelaki.Kutipan paragraf di atas adalahpercapakan Minke dengan RobertSuurhof. Robert menyebut Minke sebagaimata keranjang, buaya darat, danmenanyakan keberadaan harem kepadaMinke.Minkemembantahdanmelemparkan perkataan yang tersiratmengatakan bahwa hanya orang jawayang belum beradab yang punyakelakukan seperti itu. Sebab jauh sebelumkolonialisme menginjakkan kakinya,praktek gundik, harem, bahkan pelacuransudah lebih dulu ada.Penulismelaluitokohnyamemberikan pemikiran feminis bahwaorang-orang yang mata keranjang danmempunyai perempuan simpanan sebagaiorang yang tidak punya norma kesopanan,tidak memiliki adab. Kata adab adalahsifat yang menandakan seseorang punyaaturan dalam bertindak, tidak sekehendakhati dan semaunya, sesuai dengan nilainilai kemanusiaan. Hal ini sejalan dengantujuan feminis yang menghendakipenghapusan penindasan dan perbuatankesewenang-wenanganterhadapperempuan. Minke menyebut merekayang masih melakukan hal-hal tersebutsebagai manusia jawa yang belum beradabbukan tidak beradab. Hal ini menandakanbahwa kenyataan pahit ini bisa diubahdengan memberikan pengertian bahwaperempuanjugamanusiayangmempunyai hak-hak hidup sama sepertikaum laki-laki.Seorang pelayan wanitamenghidangkansusucoklat dan kue. Danpelayan itu tidak datangmerangkak-rangkakseperti pada majikanpribumi. Malah diamelihat padaku sepertimenyatakan keheranan.Tak mungkinyangdemikian terjadi padamajikan Pribumi: diaharusmenunduk,menunduk terus. Danalangkahindahkehidupantanpamerangkak-rangkak dihadapan orang lain.(Toer, 2009: 35)135

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)Kutipan di atas diambil pada bagiancerita Minke telah berada di dalam rumahNyai Ontosoroh. Pada akhir kutipanMinke mengungkapkan perasaannyatentang betapa indah hidup jika tidakharus merendahkan diri di hadapan oranglain. Sesuai konteks di atas pelayanwanita mewakili perempuan-perempuanpekerja pada masa itu.Bumi Manusia melawan budayamerendahkanperempuanyangditandakan kepada budaya merangkaksepertidilakukanparapembantuperempuan. Minke terlihat berandai-andaijika semua pekerja rumahan mendapatkebebasan dan tidak harus merangkakseperti yang selama ini dia ketahui.Merangkak adalah simbol rendah, karenasubjekyangmerangkakharusmemposisikan dirinya lebih rendahdaripada orang lain. Meskipun secarakonteks budaya merangkak adalah budayadengan tujuan menghormati orang lain,namun bagi individuyang menganutpaham Eropa seperti Minke merangkaksudah tidak pantas lagi dilakukan karenasemua manusia seharusnya setara.Kutipan di atas juga menguatkanbahwaadaperbedaanperlakuanperempuan pada negara dunia ketiga dannegara dunia pertama yang dicontohkandalam ruang lingkup yang kecil.Perlakuan perempuan di negara duniapertama atau negara yang merdekadicontohkan oleh keluarga-keluarga Eropamemperlakukanpekerjaperempuanmereka secara bebas dan dihormati hakhaknya sebagai manusia. Sedangkanpengalaman perempuan di dunia ketigadirepresentasikanmelaluiperlakuanterhadap pembantu perempuan padakeluarga-keluargapribumi.Merekadiposisikan sebagai seorang individupekerja dengan kaharusan tunduk secarapenuh dan menyeluruh.“Kau heran melihatperempuanbekerja?Aku mengangguk. Iamenatap aku seakan136hendakmembacakeherananku.(Toer, 2009: 44)Keheranan Minke di dalam novelberlanjut saat muncul perasaan heranmelihat pekerja perempuan yang bekerjapada perusahaan Nyai Ontosoroh. Bekerjaadalah tanda untuk kegiatan-kegiatanmencari nafkah dan bertahan hidup. Padazaman kolonial bekerja adalah milik lakilaki, perempuan tidak berhak serta dirasakurang pantas untuk bekerja. Hal ini tidakberlaku di dalam novel Bumi Manusia,Penulismemberikancontohdankebiasaaan Eropa yang menerima danmembolehkankaumperempuanmendapatkan haknya untuk bekerja. Tidakada perbedaan antara laki-laki danperempuanuntukmendapatkanpenghidupan selama perempuan itusanggup dan tidak melanggar normanorma yang berlaku. Minke sepertiseorang feminis yang mengemukakanbagaimana seharusnya masyarakat idealdibentuk dengan menyediakan tempatbagi perempuan untuk eksis danberkembang.Bekerja adalah sebuah pintu untukmengurangi kesengsaraan perempuan.Faktor ekonomi adalah faktor pentingyang membuat posisi perempuan sulitdiangkat di dalam masyarakat. Zamankolonial hanya membatasi perempuanmengurusi urusan dapur, karena itulahuntuk mencari uang para perempuan relamenjadi gundik atau Nyai dari paraserdadu kolonial. Bahkan perempuanmasa itu menjadi gundik bukan ataskehendak sendiri melainkan kehendakorang tua yang menjual anaknya demiuang. Fakta sejarah memperlihatkanbahwa tulisan-tulisan R.A Kartini (18791904) membantu usaha membuka jalanbagi perempuan mendapatkan pendidikansaat mulai dipublikasikan.Bumi Manusia dalam beberapabagianberusahamenggambarkanbagaimana keadaan masyarakat idealmeletakkan perempuan sebagai makhlukyang dihormati hak-haknya. Menjadi

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)seutuhnya manusia yang hidup denganhasil keringat sendiri, tidak perlu hanyabertumpu pada nasib dan kemurahankaum laki-laki.Iamenengokkebelakang padaku denganinsyarat menyuruh akumendekat. Aku purapuratakmengerti.Sebaliknya aku mulaimemperhatikanparapekerja yang nampakterheran-heran ang,menggosok dengan sapuyangpanjangtangkainya. Semuanyawanita.(Toer, 2009: 46)Akhir kutipan di atas Penulismenegaskan dengan kata-kata semuanyawanita, pekerjaan-pekerjaan laki-laki yangdia sebutkan terdahulu dia tegaskan semuaitu disaksikannya dikerjakan olehperempuan.Penulismenginginkanpembaca menerima kenyataan danmemahami bahwa layat novel pada zamanMinke hidup perempuan bekerja bukansesuatu yang lazim dan bebas ditemukan.Minke menjadi stereotipe manusiayang baru mengenal dan memahamibagaimana perempuan harus ditempatkan.Satu bagian dirinya merasa hal ini kurangbisa diterima sisi hidupnya yang jawa danpriyayi, namun sisi lain dirinya yangpenuh ilmu pengetahuan serta didikanEropa membuatnya menerima kemajuanpemahaman yang terjadi dihadapannya.Mama kdisampingkudanmengajak aku bicaratentang perusahaan danperdagangan. Ternyatapengetahuankutentangnya tiada arti. Iamengenal banyak istilahEropa yang aku tak tahu.Kadangiamalahmenerangkansepertiseorang guru. Dan iabisa menerangkan! Nyaiapa pula di sampingkuini?(Toer, 2009: 58)Penulismemberikansemangatkepada setiap orang untuk belajar danmenghormati siapapun yang berkualitassekalipun menyandang status sebagaiseorang perempuan simpanan atau nyai.Bumi Manusia mengingatkan pembacaagar mau belajar pada siapapun karenailmu tidak dipengaruhi gender dan jeniskelamin. Ilmu adalah bagi mereka yangmau maju dan belajar. Nyai apa pula disampingku ini menggambarkan betapaMinke terheran menemui seorang Nyaiyang notabene seorang yang rendahmuncul sebagai individu yang sama sekaliberbeda.Tokoh Nyai di dalam Bumi Manusiaadalah sebuah anomali. Banyak novelmenempatkan tokoh perempuan adalahsosok yang lemah dan tertindas, namunsosok Nyai Ontosoroh adalah sosok yangsama sekali berbeda dibandingkanmisalnya dengan tokoh perempuan didalam novel Siti Nurbaya karya MarahRusli. Tokoh wanita pada novel SitiNurbaya digambarkan tidak relevan untukmempunyai pendidikan ataupun wawasanyang luas. Tokoh Siti Nurbaya danAlimah merupakan representasi kondisiwanita yang jauh mengalami ketimpangandalam emansipasi pendidikan dengan lakilaki pribumi. (Anwar, 2009)Pendidikanmemangmenjadisorotan utama dalam perspektif feminis,apalagi akhir-akhir ini muncul istilahpendidikan feminis dan pedagogis kritis.Novel-novel awal Indonesia yang dimulaisejak tahun 1920-an seperti Azab danSengsara (1920) dan Sitti Nurbaya (1922)tidak terlalu mengedepankan masalahpentingnya pendidikan bagi perempuan.Hal ini menjadi maklum sebab karya137

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)sastra adalah tiruan dari keadaanmasyarakatnya.Pendidikanbagiperempuan kala itu sangat minim danmemprihatinkan.Pendidikan feminis sebenarnyamerupakan bagian dari pedagogis kritis.Hal ini karena kedua aliran pemikiranpendidikan tersebut memahami persoalanpendidikan tidak dapat melepaskan diridari realitas, konteks sosio-kultural yangterjadidalammasyarakatyangmengandung dikriminasi, ketidakadilan,dan bahkan penindasan. Keduanyamemandang pendidikan memiliki peranuntuk melakukan pembebasan menujukeadilan dan kesetaraan. (Wiyatmi, 2015)Perempuan dapat menjadi luar biasaasal ada kemauan belajar serta terusmengembangkan diri. Hal ini sesuaidengan keinginan gerakan feminis agarsemua perempuan percaya bahwa dirinyabisa menjadi lebih baik dengan membukadiridanmenerimapengetahuanpengetahuan baru tanpa melupakan kodratmereka sebagai perempuan. Kutipan diatas mengingatkan agar jangan pernahmemandang seseorang dari status sosialdan dari anggapan umum masyarakatsebelum menelaah dan memastikansendiri. Minke tetiba merasa kerdilpengetahuannya ketika berada di sampingperempuan yang awalnya dipandangsebelah mata.Meskipunmeniupkannafaskesetaraan gender dalam novel yangditulisnya,namunPenulistidakmelupakan kodrat dari perempuan.Tersirat dari kutipan di atas bahwabagaimanapun seorang nyai ia tetaplah ibubagi anak-anak yang dilahirkannya.Bagaimanapun cerdas dan berkualitasnyapengetahuan yang dimilikinya. Laki-lakidan perempuan memang diciptakanberpasangan dan saling melengkapi.“Dia pembenci Pribumi,kecualikeenakannya,kata Mama. Bagi dia takada yang lebih agungdaripada jadi orangEropadansemua138Pribumi harus tundukpadanya.Mamamenolak tunduk. Diamau mengeasai seluruhperusahaan.Semuaorang harus bekerjauntuknya,termasukMama dan aku.”(Toer, 2009: 97)Kutipan di atas adalah kutipan saatAnnelies menjelaskan kakaknya RobertMellema kepada Minke. Tersuratkanbagaimana dalam konteks seorang Nyaimelawan ketidakadikalan yang inginmenguasai dan menindasnya. Mamamenolak tunduk menyuarakan perlawananyang begitu sarat. Melawan ketidakadilanyang terjadi kepada perempuan adalahsalah satu tujuan dari feminisme. Hal inibegitu jelas tergambar pada diri seorangNyai n penindasanyang ditujukan kepada dirinya bahkan darianaknya sendiri, meskipun pada akhirnyadia akan kalah namun kekalahan denganperlawanan jauh lebih terhormat daripadakekalahan dibarengi kepasrahan.MamamuhanyaperempuanPribumi,akan tidak mempunyaisuatu hak atas semua,juga tidak mempunyaisesuatuhakuntukanakku sendiri, kau,Ann.(Toer, 2009: 112)Perjuanganterhadaphak-hakperempuan memang sangat sulit pada saatMinke hidup, lebih lagi saat itu Indonesiabelum merdeka seperti sekarang. Hukumyang berlaku adalah hukum negeripenjajahyangjelas-jelastidakmenghormati mereka yang pribumi.Perempuan pribumi bahkan tidak punyahak terhadap anaknya jika hanya menjadiseorang gundik. Apa yang lebihmenyengsarakan selain ibu yang tidakdiakui keibuannya.

Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah KependidikanVol. 7 No. 2. Juli – Desember 2018 (133-143)Perempuan pribumi menandakanperempuan kebanyakan yang hidup padamasa tersebut. Secerdas apapun, sebaikapapun pengetahuannya, sekali pribumimaka dia harus tunduk terhadap aturannegara jajahan yang berlaku. Merekamelawan hanya saja memang belumpunya dukungan dan dasar kuat untukmenang. Hak perempuan yang tertindascoba digambarkan agar perempuanperempuan bisa mengerti dan sadar betapamereka harus berjuang demi diri merekasendiri.Lebih menyedihkan lagi penindasanterhadap hak-hak perempuan tidak hanyadilakukan orang asing, dalam hal inibangsa penjajah, tetapi juga dilakukanoleh budaya dan orang-orang sendiri.Ibuku tak punya hakbicara seperti er, 2009: 119)Orang tua ikut membenarkanpenindasan hak-hak perempuan kepadaanak mereka. Hal ini menjadi anggapanumum yang dibenarkan dan diturunkanturun temurun. Perempuan pribumiumumnya terus mengalami penindasandan tekanan yang menyebabkan merekadihadapkan pada kenyataan pahit. Hal inidigambarkan sebagai bentuk edukasi agarpembaca mengenal dan menelaahbagaimanaseharusnyaperempuandiperlakukan dan dihormati hak sertakewajibannya sama seperti kaum laki-laki.Bumi Manusia menginginkan hakhak perempuan dihormati. Karena itu didalam novel digambarkan bagaimanakeadaan seorang perempuan ketika hakhak tersebut direnggut. Nyai Ontosorohmenganggap dirinya tidak punya orangtua karena dia dijadikan barang dagangan.Dia dijual hanya untuk kepentingan

written by Pramoedya Ananta Toer. Instrument research is the researcher himself because the researcher as data collector and also as data analyzer. Based on the results it is found that Bumi Manusia is a novel that contains the ideology of colonial feminism with th

Related Documents:

Peran perempuan dalam rumah tangga pada saat ini telah bergeser ke ranah luar rumah, dalam arti perempuan keluar rumah untuk bekerja membantu sang suami. Fenomena peran dan kontribusi perempuan bekerja sangat besar, dapat di lihat dari semangat para perempuan dalam bekerja. perempuan di D

1975 Rencana aksi dunia bagi pemajuan perempuan dengan tema "Kesetaraan, Pembangunan, dan Perdamaian" . pasal yang memberi perhatian peran serta perempuan dalam masyarakat dan . Kekerasan Terhadap Perempuan Perempuan di Era Otonomi Daerah Komnas Perempuan, Jakarta, him. 15 . 5 4.

perempuan dalam dimensi strukturasi adalah gambaran yang ada sekarang, perempuan masih menghadapi tindak kekerasan. Strukturasi kekerasan terhadap perempuan prosesnya berjalan dimulai dengan penandaan atau signifikasi terhadap perempuan sebagai kelas sosial nomor dua setelah laki-laki diberbagai bidang kehidupan. Penandaan tersebut kemudian

Citra perempuan muslimah menjalankan kewajibannya terhadap suami pada scene 113 dan 157. Citra perempuan muslimah menjalankan kewajiban terhadap teman pada scene 126 dan 161. Citra perempuan muslimah menjalankan kewajiban terhadap masyarakat pada scene 42. Kata kunci: Citra Perempuan, Semiotika Roland Barthes, Film Hijab.

serta perlindungan HAM, penegakan, dan pemajuan hak-hak asasi perempuan; 5. Mengembangkan kerja sama regional dan internasional guna meningkatkan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan Indonesia, serta perlindungan, penegakan dan pemajuan hak-hak asasi perempuan. Peran Komnas Perempuan:

banyak aktivis yang bergerak dalam isu hak-hak perempuan untuk bekerja demi memperkuat organisasi-organisasi perempuan yang sudah berkembang, serta untuk menciptakan organisasi-organisasi perempuan baru. Selama periode rekonstruksi, jumlah organisasi perempuan telah meningkat secara signifikan.

Kekerasan terhadap Perempuan mencatat terdapat 93.960 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan. Ini berarti setiap harinya ada 20 perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Pada 2011 tercatat KDP (kekerasan dalam pacaran) dan KTAP (kekerasan terhadap anak perempuan) cukup tinggi, yaitu 1.299 korban KDP, dan 600 KTAP.

Produktivitas Ekonomi Perempuan(PPEP) yang merupakan salah satu prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan peningkatan produktivitas ekonomi perempuan. Aktivitas PPEP sendiri telah dilakukan sejak tahun 2002, namun kebijakan PPEP yang dapat menjadi landasan pelaksanaan pemberdayaan perempuan