KESEHATAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

3y ago
61 Views
4 Downloads
566.82 KB
109 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Helen France
Transcription

KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAHROSELINA PANGHIYANGANILENIE MARLINAEHUSAINICV. IRDH

KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAHPenulis: Roselina PanghiyanganiLenie MarlinaeHusainiPerancang Sampul: Rojagid Ariadi MohammadPenata Letak: Tismen Yoga PradanaPenyunting: Nina UlfahMuhammad Azmi Ma’rufSherly TheanaCakti Indra GunawanPracetak dan Produksi : Yohanes Handrianus LakaHak cipta 2019, pada penulis Hak publikasi pada CV IRDHDilarang memperbanyak, memperbanyak sebagian atau seluruh isidari buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penerbit.Cetakan pertama Februari 2019Penerbit CV IRDHAnggota IKAPI No. 159-JTE-2017Office: Jl. Sokajaya No. 59, PurwokertoNew Villa Bukit Sengkaling C9 No. 1 MalangHP 081 333 252 968 WA 089 621 424 412www.irdhcenter.comemail: buku.irdh@gmail.comISBN 978-602-0726-61-8Nomor Pencatatan Ciptaan Kementrian Hukum dan Hak AsasiManusia RI: 000158620i-ivnt 104 hlm, 25.7 cm x 18.2 cm

KATA PENGANTARPuji syukur dipanjatkan kepada Tuhan YME, atas izin dankarunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan buku ajar ini yangdipersembahkan sebagai salah satu bukti pengabdian kepada ilmupengetahuan dan sebagai pengembangan keilmuan. Harapan penyusunbuku ajar ini dapat berguna untuk mahasiswa Ilmu KesehatanMasyarakat, Fakultas Kedokteran ULM, khususnya mahasiswa S2 yangmengambil Mata Kuliah “Kesehatan Masyarakat Lingkungan LahanBasah ”.Keberadaan buku ini diharapkan akan mempermudah bagimahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan memberikan pemahamanlebih awal. Namun, tidak berarti bahwa dalam mengikuti Mata KuliahKesehatan MasyarakatLingkungan Lahan Basah hanya sekadarmembaca buku ajar ini. Membaca bacaan lain yang berkaitan denganmateri yang telah disampaikan tetap diperlukan. Kepada rekan dosen,penyusun tetap mengharapkan bantuan, komentar dan koreksi terhadapbuku ini sehingga dapat bermanfaat dan kedepannya akan selalu dapatmemperbaiki atau melengkapi buku ini pada edisi berikutnya.Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan ini kamiucapkan banyak terima kasih.Banjarmasin, 30 April 2019PenulisROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAEiKESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR . IDAFTAR ISI . IIBAB 1 LINGKUNGAN LAHAN BASAH . 1BAB 2 PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN DI LINGKUNGAN LAHANBASAH . 7BAB 3 ANALISIS SITUASI KESEHATAN MASYARAKAT DI WILAYAH LAHAN BASAH . 13A.B.C.ANALISIS SITUASI KESEHATAN . 13LAHAN BASAH . 16PERMASALAHAN KESEHATAN MASYARAKAT DI LAHAN BASAH . 17BAB 4 BUDAYA MASYARAKAT DI TINJAU DARI ASPEK KESEHATAN DI LAHAN BASAH. 22BAB 5 KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT LAHAN BASAH . 30BAB 6 PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS KESEHATAN DI LINGKUNGANLAHAN BASAH MASALAH. 39BAB 7 PENYAKIT MENULAR DI LAHAN BASAH . 50A.B.PENGERTIAN. 50JENIS PENYAKIT . 50BAB 8 GIZI DAN PERMASALAHAN YANG TERJADI PADA MASYARAKAT DI WILAYAHLAHAN BASAH . 55BAB 9 PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA DAERAH LAHAN BASAH . 62A.B.C.D.E.PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN . 62RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN . 62TUJUAN DAN RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN . 63MASALAH-MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI INDONESIA . 64PENGELOLAAN KESEHATAN LINGKUNGAN PADA DAERAH LAHAN BASAH . 67BAB 10 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI LAHAN BASAH . 69A.B.DEFINISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT . 69STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI LAHAN BASAH . 70ROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAEiiKESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

C.D.PRINSIP-PRINSIP PEMBERDAYAAN . 71KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT . 74BAB 11 PROGRAM-PROGRAM KESEHATAN YANG APLIKATIF UNTUK WILAYAHLAHAN BASAH . 77BAB 12 PENGKAJIAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PARTISIPATIF PROGRAMKESEHATAN MASYARAKAT DI LAHAN BASAH . 83BAB 13 PRESPEKTIF PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT LINTASSEKTOR DI LAHAN BASAH . 88DAFTAR PUSTAKA . 91GLOSARIUM . 96INDEKS . 100TENTANG PENULIS . 102ROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAEiiiKESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

BAB 1LINGKUNGAN LAHAN BASAHFrasa lahan basah seringkali digunakan oleh masyarakat diIndonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia secara harfiah, frasalahan basah berasal dari dua kata yaitu lahan yang bermakna ‘tanahterbuka’. Kemudian basah bermakna (1) mengandung air atau cair, (2)belum kering, dan (3) banyak mendatangkan keuntungan. Maka dapatdiketahui bahwa lahan basah merupakan lokasi suatu daerah yang dapatmendatangkan banyak keuntungan. Sementara Konvensi Ramsar (1971)mendefinisikan lahan basah dalam pasal 1(1) sebagai wilayah daerahpaya, arwa, gambut, atau perairan, baik alami maupun buatan, permanenatau temporer (sementara), dengan air yang mengalir atau diam, tawar,payau, atau asin, termasuk pula wilayah dengan air laut yangkedalamannya di saat pasang rendah (surut) tidak melebihi 6 meter. Danpasal 2(1) menyebutkan bahwa lahan basah dapat pula mencakupwilayah riparian (tepian sungai) dan pesisir yang berdekatan dengansuatu lahan basah, pulau-pulau, atau bagian laut yang dalamnya lebihdari 6 meter yang terlingkupi oleh lahan basah (Anggara, 2018).Konvensi Ramsar merupakan konvensi internasional yang secaraspesifik mengatur tentang konservasi dan pemanfaatan lahan basahsecara bijak (Anggara AS, 2018). Pengertian lingkungan dapat diartikansebagai elemen biologis dan abiotik yang mengelilingi organismeindividual atau spesies, termasuk banyak yang berkontribusi padakesejahteraannya. Lingkungan juga dapat didefinisikan sebagai semuakomponen alami bumi (udara, air, tanah, vegetasi, hewan, dll.) besertaROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAE1KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

semua proses yang terjadi di dalam dan di antara komponen tersebut(Effendy dkk, 2018).Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakupkeadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, sertaflora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusanbagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. (Effendi dkk, 2018).Lingkungan lahan basah merupakan kondisi alam (lingkungan) yangbenar-benar terjadi di suatu daerah. Oleh sebab itu pemahaman mengenaiisu-isu yang ada di lingkungan lahan basah menjadi kebutuhan bagiseorang pencari pekerjaan sebab lokasi wilayah yang strategis tentunyaakan menguntungkan banyak orang dan masyarakat. Maka pengelolaanpotensi dan peluang lingkungan lahan basah sangat dibutuhkan sebagaipemanfaatan wilayah yang produktif dalam mendukung kehidupanmanusia (Effendi R dkk, 2018).Istilah “Lahan Basah”, sebagai terjemahan “wetland” baru dikenaldi Indonesia sekitar tahun 1990. Sebelumnya masyarakat Indonesiamenyebut kawasan lahan basah berdasarkan bentuk/nama fisik masingmasing tipe seperti: rawa, danau, sawah, tambak, dan sebagainya.Disamping itu, berbagai departemen sektoral juga mendefinisikan lahanbasah berdasarkan sektor wilayah pekerjaan asiRamsar,diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama, yaitu: lahan basah pesisirdan lautan, lahan basah daratan, dan lahan basah buatan. Diantara ketigakelompok utama lahan basah tersebut, lahan basah buatan (human-madewetlands) mungkin bisa dianggap sebagai satu-satunya kelompok lahanbasah yang memiliki posisi paling dilematis, karena di satu sisiROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAE2KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

pembangunan lahan basah buatan memang perlu dilakukan untukmemenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu (misal habitat mangrovediubah jadi tambak) sementara di sisi lain pembangunan lahan basahbuatan dianggap menjadi penyebab berkurangnya (atau bahkanhilangnya) fungsi dan nilai (manfaat) lahan basah alami (Arinal, I. 2003).Lahan Basah adalah “Daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut,dan perairan; tetap atau sementara; dengan air yang tergenang ataumengalir; tawar, payau, atau asin; termasuk wilayah perairan laut yangkedalamannya tidak lebih dari enam meter pada waktu surut” (KonvensiRamsar) Lahan basah memiliki peranan yang sangat penting bagikehidupan manusia. Fungsi lahan basah tidak saja dipahami sebagaipendukung kehidupan secara langsung, seperti sumber air minum danhabitat beraneka ragam mahluk, tapi juga memiliki berbagai fungsiekologis seperti pengendali banjir, pencegah intrusi air laut, erosi,pencemaran, dan pengendali iklim global. Kawasan lahan basah jugaakan sulit dipulihkan kondisinya apabila tercemar, dan perlu bertahuntahun untuk pemulihannya (Murdiyarso dan Suryadiputra, 2003).Dengan demikian, untuk melestarikan fungsi kawasan lahan basahsebagai pengatur siklus air dan penyedia air permukaan maupun air tanahperlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaranair secara bijaksana dengan memperhatikan keseimbangan ekologis dankepentingan generasi sekarang dan mendatang. Pengelolaan lahan basahsecara lestari tidak hanya penting bagi ekosistem setempat saja tapi jugabagi kepentingan nasional, regional dan bahkan internasional; misalnyasaja lahan gambut Indonesia yang memiliki luasan 16 juta ha merupakancadangan karbon terestrial yang penting dan sangat berperan dalamROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAE3KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

mengendalikan iklim global. Jika diasumsikan bahwa kedalaman ratarata gambut di Indonesia adalah 5 m dan bobot isinya 114 kg/m3 makacadangan karbon di lahan gambut Indonesia adalah sebesar 46 Gt(Murdiyarso dan Suryadiputra, 2003).Akumulasi pengelolaan lahan basah Indonesia yang keliru selamaini menyebabkan kerusakan yang sangat besar. Danau-danau di Sulawesimisalnya yang hingga 10 tahun lalu masih kaya akan ikan-ikan endemikkini didominasi oleh invasive alien spesies seperti Mujair. Kualitas airpada berbagai kawasan lahan basah terutama sungai mengalamipenurunan yang sangat signifikan, diperkirakan 60% sungai di Indonesiadalam keadaan tercemar. Jutaan hektar rawa gambut di Sumatera danKalimantan terbakar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir danmenyebabkan kehancuran keanekaragaman hayati rawa gambut,kerusakan tata air kawasan, dan lepasnya jutaan ton karbon ke udara.Akibat berbagai tekanan tersebut, hingga tahun 1996 WetlandsInternational - Indonesia Programme (WI-IP) memperkirakan Indonesiakehilangan lahan basah alami sekitar 12 juta ha. Kehilangan tersebut jugadiperparah oleh tingginya kegiatan perambahan hutan dan alih fungsilahan basah menjadi pemukiman, industri, pertanian, dan perkebunan.Kerusakan-kerusakan yang terjadi secara langsung atau tidaklangsung akan berpengaruh pada kehidupan sosial ekonomi masyarakatseperti meningkatnya angka kemiskinan serta menurunnya tingkatpendidikan dan kualitas hidup. Untuk itu diperlukan upaya sesegeramungkin untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan meningkatkankomunikasi dan koordinasi antar para pemangku kepentingan melaluiberbagai cara (Murdiyarso dan Suryadiputra, 2003).ROSELINA PANGHIYANGANIHUSAINILENIE MARLINAE4KESEHATAN MASYARAKATDI LINGKUNGAN LAHAN BASAH

Lahan Basah adalah daerah buatan atau alami berair yang bersifattetap atau sementara. Airnya bersifat stagnan/menetap atau punmengalir. Airnya bersifat tawar, asin, payau. Lahan basah mencakupkawasan mangrove, kawasan lumpur lepas pantai (mudfat), lahangambut, dataran banjir, waduk dan sawah. Lahan basah mempunyaimanfaat untuk lingkungan sekitarnya. Seperti menjamin persediaan airbersih, berguna untuk menyimpan sementara air limpas berlebih, dapatmengukuhkan garis tepi laut sehingga mencegah erosi, pada beberapakejadian, lahan basah dapat membantu mendampar lahan, menunjangkehidupan satwa liar.Tetapi karena dilihat pemanfaatan lahan basah kurang baik. Dandianggap sebagai sumber penyakit seperti tempat berkembang biaknyanyamuk. Sehingga banyak menimbulkan penyakit co

mengambil Mata Kuliah “Kesehatan Masyarakat Lingkungan Lahan Basah ”. Keberadaan buku ini diharapkan akan mempermudah bagi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan dan memberikan pemahaman lebih awal. Namun, tidak berarti bahwa dalam mengikuti Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat Lingkungan Lahan Basah hanya sekadar membaca buku ajar ini. Membaca bacaan lain yang berkaitan dengan materi yang .

Related Documents:

KondisiPertanian Indonesia nSumber Daya Alam(SDA) - Lahan Sawah Sempit - Lahan Sawah Luas - Lahan Kering Sempit - Lahan Kering Luas - Lahan Gambut - Lahan Marjinal - Lahan dalamagroforestry - Lahan perkebunan Belumterciptanya sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs pengusahaan)

penggunaan lahan harus sesuai dengan kemampuan lahan supaya lahan tidak rusak dan dapat memberikan manfaat pada kehidupan masyarakat. Berdasarkan analisis data dengan metode matching dan skoring di dapatkan evaluasi kemampuan lahan dengan tingkat sebagian besar lahan dapat di gunakan untuk pertanian. . Kata

sengketa batas luas pemakaian lahan adat masyarakat Gampong Cot Mee dan Cot Rambong, kebijakan pemerintah daerah dalam penyelesaian sengketa batas luas pemakaian lahan adat masyarakat Gampong Cot Mee dan Cot Rambong, serta analisis penyelesaian sengketa terhadap batas luas pemakaian lahan adat masyarakat menurut konsep al-ṣulḥu . Penulisan .

Pemberdayaan masyarakat Peningkatan keberdayaan Sehingga diharapkan tercipta kondisi: Tumbuh kembangnya berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat Adanya upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat Masyarakat menjadi peserta dana sehat (JPKM) Seluruh anggota masyarakat (individu, kelompok, tokokh masyarakat)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul "Advokasi Kesehatan Masyarakat Dalam Mengatasi Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah Pabrik Dan Limbah Rumah Tangga Di Desa Baujeng Kecamatan Beji . Masalah kesehatan lingkungan meliputi: kualitas udara, keamanan hayati, perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap kesehatan, kesiapsiagaan dan .

Usaha kesehatan masyarakat yang betul2 tertuju pada penduduk pribumi dimulai oleh Dr.J.L. Hydrich pada thn1924 ketika ia memulai pendidikan kesehatan masyarakat utk daerah pedesaan di Pulau Jawa. Terlantar pada masa pendudukan Jepang. Hidup kembali dengan bantuan UNICEFF (1950) Pada thn1952 Di departemen Kesehatan dibentuk Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan mulai 1956 dibentuk Usaha .

kemampuan lahan V terdapat di satuan lahan S1VAnRS, S4IIIAnRKb, S5IIILcS, S6IIIAnRS, S7IIAnRS, S8IILckS, F1ILckS. Kelas kemampuan lahan VI terdapat di satuan lahan S2IVAnRS, S3IVAnRKb, S3IVAnRS, S4IIIAnRS. Faktor pembatas dominan adalah tekstur tanah, pH tanah, per

Introduction to Takaful Prepared by: Dr. Khalid Al Amri 6 Conventional Insurance (non-mutual) Takaful Insurance Five Key Elements Speculation Uncertainty Prohibited activities Mutual Guarantee: The basic objective of Takaful is to pay a defined loss from a defined fund. Liability and all losses are divided between policyholders. The policyholders are both the insurer and the insured Ownership .