EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI

2y ago
73 Views
4 Downloads
350.59 KB
12 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Angela Sonnier
Transcription

EVALUASI SKOR DEHIDRASI WHO MODIFIKASI“UNIVERSITAS HASANUDDIN’ PADA PENDERITADIARE AKUTTHE EVALUATION OF “HASANUDDIN UNIVERSITY”MODIFIED WHO DEHYDRATION SCORE IN ACUTE DIARRHEAPATIENTSPauzin Mupidah, Setia Budi Salekede, Dasril DaudIlmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, MakassarAlamat Korespondensi :Pauzin MupidahIlmu Kesehatan Anak, Fakultas KedokteranUniversitas HasanuddinMakassar, 90245HP : 085342184469(Email : pauzinmupidah@gmail.com)

AbstrakAngka kematian dan kesakitan pada diare akut masih tetap tinggi. Penelitian ini bertujuan untukmengevaluasi penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “Universitas Hasanuddin (UNHAS)”dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO. Desainpenelitian ini adalah cross sectional dan dilakukan di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo danjejaring dari bulan Oktober 2013 hingga bulan Desember 2013. Sampel penelitian adalah pasiendiare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian derajat dehidrasi denganmenggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi “WHOdilakukan pada semua penderita diare akut yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan.Analisis dari 140 sampel penelitian, menunjukkan adanya perbedaan penilaian skor dehidrasiWHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi WHO dalam menentukan pasien tanpadehidrasi dan dehidrasi berat (p 0,00). Pada penentuan dehidrasi ringan sedang tidak ditemukanperbedaan penilaian antara skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasiWHO (p 0,864) dengan kesesuaian bersifat sedang (kappa 0,45). Penelitian ini juga menunjukkanskor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” lebih teliti menentukan derajat dehidrasi dibandingkanpenilaian WHO.Kata kunci. Diare, dehidrasi, penilaian dehidrasi WHO, skor WHO modifikasi “UniversitasHasanuddin”AbstractDiarrhea remain a leading cause of pediatric morbidity and mortality in the world. The aim of thisstudy is to evaluate the diffrences between“Hasanuddin University” – modified WHO dehydrationscore in assessing dehydration state in children with acute diarrhea compared with WHOdehydration assesment. The study design was a cross sectional study was conducted at dr.Wahidin Sudirohusodo hospital and satelit hospital from October 2013 until December 2013. Thepopulation included children with acute diarrhea that fullfill inclusion and exclusion croteria. Thesubjects were observed using both UNHAS-modified WHO dehydration score and WHOassesment. From analyzing a total of 140 samples, there are differences between UNHASmodified score and WHO assesment in determinity subjects without dehydration and severedehydration (p 0,00). There is no diffrence between UNHAS modified score with WHO assesmentin determining mild to mederate dehydration (p 0,084, kappa value 0,45). The study also showedthat “Hasanuddin University” modified score was more accurate than WHO assessmentKey word : Diarrhea, dehydration, WHO dehydration assesment, Hasanuddin University-modifiedWHO dehydration score.

PENDAHULUANSaat ini, diare masih menjadi masalah global dan merupakan salah satupenyebab utama tingginya angka morbiditas dan mortalitas anak di dunia. Dinegara berkembang, diare masih merupakan penyebab utama kesakitan denganperkiraan 1,5 milyar episode dan 1,5–2,5 juta kematian setiap tahun pada anak dibawah 5 tahun (Black dkk., 2003; Kosek dkk., 2003).Di Indonesia, diare juga masih menjadi penyebab utama morbiditas danmortalitas balita. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdirektorat DiareDepartemen Kesehatan tahun 2000-2010 terlihat kecenderungan peningkataninsiden yaitu 301/1000 penduduk pada tahun 2000, 374/1000 penduduk padatahun 2003, naik menjadi 423/1000 penduduk pada tahun 2006, dan mencapai411/1000 penduduk pada tahun 2010 (Kementerian Kesehatan, 2011). DiSulawesi Selatan angka morbiditas diare adalah 7,19/1000 penduduk dan 23,3%diantaranya di bawah umur 5 tahun (Hira, 2002).Selama diare akan terjadi peningkatan kehilangan cairan dan elektrolitmelalui feses. Kehilangan cairan yang terus berlangsung dan tidak diimbangidengan penggantian yang cukup, maka akan berakhir menjadi dehidrasi. Dan jikakeadaan ini berlangsung terus maka dapat terjadi dehidrasi berat dan bahkankematian (WHO, 2005). Resiko dehidrasi pada anak balita lebih besar karenakomposisi cairan tubuh yang besar dan ketidakmampuan untuk memenuhikebutuhan sendiri secara bebas (Huang dkk., 2012).Cara terbaik untuk menentukan derajat dehidrasi adalah persentasekehilangan volume cairan yang bisa dihitung dari selisih berat badan sebelumsakit dan berat badan saat sakit dibagi dengan berat badan sebelum sakit. Namundata berat badan sebelum sakit masih sulit diperoleh terutama di negara-negaraberkembang termasuk juga Indonesia (National collaborating centre for women’s& children’s health, 2009; Liebelt, 1998; Freedman dkk., 2008).Melihat pentingnya penentuannya derajat dehidrasi dalam penangananpasien diare dan sulitnya menghitung penurunan berat badan selama dehidrasimaka World Health Organization (WHO) telah membuat penilaian derajatdehidrasi berdasarkan empatparameter penilaian gejala klinik yaitu keadaan

umum, mata, rasa haus dan penilaian turgor kulit. Penilaian derajat dehidrasiWHO sangat mudah digunakan oleh masyarakat awam sehingga diharapkan dapatmengurangi komplikasi dehidrasi. Namun penilaian dehidrasi WHO ini padaumumnya bersifat subjektif. Sebagai akademisi dan pelayan kesehatan tentu perlusuatu penilaian dehidrasi dengan menggunakan kriteria objektif. Atas dasar ini,maka dibuat skor dehidrasi dehidrasi WHO modifikasi “Universitas Hasanuddin(UNHAS) yang merupakan modifikasi dari penilaian derajat dehidrasi WHO.Yang membedakan skor dehidrasi UNHAS dengan penilaian WHO adalah sistempenggunaan skor dan ditambahnyadua parameter penilaian dehidrasi yangbersifat obyektif yaitu penilaian frekuensi napas dan frekuensi nadi serta penilaianmembran mukosa mulut (Abbas, 2003).Selama ini, penggunaan skor dehidrasi modifikasi UNHAS untuk menilaiderajat dehidrasi belum pernah diteliti keakuratannya. Oleh karena itu perludilakukan suatu penelitian untuk menilai keakuratan skor dehidrasi modifikasiUNHAS.BAHAN DAN METODELokasi dan Rancangan PenelitianPenelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUNHAS/RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar dan jejaringnya. Merupakansuatu penelitian cross sectional untuk mengevaluasi penilaian skor dehidrasiWHO modifikasi "UNHAS”dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHOdalam menentukan derajat dehidrasi pada penderita diare akut.Populasi dan SampelPopulasi penelitian adalah penderita diare akut yang dirawat di bagian anakRSUP Wahidin Sudirohusodo dan RS jejaring. Cara pengambilan sampel adalahConsecutive Sampling yaitu subjek penelitian diperoleh berdasarkan urutanmasuknya di rumah sakit. Subyek penelitian adalah umur 1 bulan sampai dengan15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan bersedia menjadisubyek penelitian (mendapat izin dari orang tua) serta menandatanganipersetujuan informed consent. Selanjutnya dilakukan penilaian dehidrasi dengan

menggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasiWHO.Metode Pengumpulan DataSemua sampel yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan pencatatanumur, jenis kelamin, status gizi, tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah,pernapasan, kesadaran). Selanjutnya dilakukan penilaian derajat dehidrasi denganmenggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasiWHO dengan urutan penilaian berdasarkan table random sampling. Analisisdilakukan dengan menggunakan Uji X2 (Chi square) untuk analisis jenis kelamindan status gizi dan hubungannya dengan penilaian skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” dan penilaian dehidrasi WHO. Uji McNemar untuk melihatkesesuaian penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dan penilaiandehidrasi WHO.HASILKarakteristik SampelTabel 1 memperlihatkan karakteristik sampel penelitian. 140 subyekpenelitian terdiri dari 78 laki-laki (55,7%) dan 62 perempuan (44,3%). 103 subjekpenelitian memiliki status gizi baik (73,6%) dan 37 subyek merupakan gizi kurang(26,4%). Berdasarkan penilaian derajat dehidrasi WHO didapatkan 30 subyekdiare diare akut tanpa dehidrasi (21,4%), 93 subyek dehidrasi ringan sedang(66,4%) dan 17 subyek diare akut dehidrasi berat (15,7%). Penilaian dengan skordehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” didapatkan 12 subyek diare akut tanpadehidras Umur rata-rata subyek penelitian (mean) 29,59 bulan dengan umurmedian 12,5 bulan (1 tahun 5 bulan). Subyek penelitian termuda berumur 2 bulandan tertua berumur 14 tahun.Tabel 2 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi dan tanpadehidrasi. Hasil analisis menunjukkan frekuensi penderita tanpa dehidrasi dandehidrasi yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” adalahberbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,00).

Tabel 3 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi ringan sedangdan bukan dehidrasi ringan sedang (dehidrasi berat dan tanpa dehidrasi). Hasilanalisis menunjukkan frekuensi penderita dehidrasi ringan sedang dan bukandehidrasi ringan sedang yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi“UNHAS” adalah tidak berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasiWHO (p 0,864). Nilai kappa 0,45.Tabel 4 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi berat danbukan dehidrasi berat (dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi). Hasil analisismenunjukkan frekuensi penderita dehidrasi berat dan bukan dehidrasi berat(dehidrasi ringan sedang dan tanpa dehidrasi) yang dijaring oleh skor dehidrasiWHO modifikasi “UNHAS” adalah berbeda bila dibandingkan dengan penilaiandehidrasi WHO (p 0,00).Penilaian secara keseluruhan menunjukkan skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” lebih cepat dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingpenilaian dehidrasi WHO.PEMBAHASANDi kalangan UNHAS selama ini menggunakan skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” yang merupakan pengembangan dari penilaian dehidrasiWHO. Penelitian ini dilakukan untuk melihat keakuratan skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” dalam menentukan derajat dehidrasi bila dibandingkandengan penilaian dehidrasi WHO. Pemilihan penilaian dehidrasi WHO sebagaibaku emas didasarkan karena penggunaan yang luas serta sulitnya mendapatpersentase penurunan berat badan saat dehidrasi sebagai baku emas yangsebenarnya.Pada penelitian yang kami lakukan ternyata menunjukkan adanyaperbedaan penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dibandingkandengan penilaian WHO yaitu dalam menentukan pasien tanpa dehidrasi danpasien dehidrasi berat (p 0,00). Meskipun dalam penilaian dehidrasi ringansedang, penilaian skor dehidrasi WHO modifikasi UNHAS adalah tidak berbedabermakna dibandingkan penilaian dehidrasi WHO (p 0,864), namun uji

kesesuaian antara skor dehidrasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menilaidehidrasi ringan sedang menunjukkan kesesuaian yang bersifat sedang antarakeduanya (nilai kappa 0,45).Secara umum penelitian ini juga menunjukkan bahwa penilaian skordehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dalam menentukan derajat dehidrasi lebihteliti dibanding penilaian dehidrasi WHO (gambar 1). Hal ini didasarkan padapenelitian yang menunjukkan bahwa dari 30 subyek yang diklasifikasi sebagaipenderita diare tanpa dehidrasi oleh penilaian dehidrasi WHO, 18 subyek (60%)diantaranya sudah dianggap telah mengalami dehidrasi ringan sedang oleh skordehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”.Begitu pula pada penilaian dehidrasiringan sedang, terlihat bahwa dari 93 subyek penelitian yang diklasifikasikan olehpenilaian dehidrasi WHO sebagai dehidrasi ringan sedang, ternyata 16 subyek(17,2 %) telah dianggap dehidrasi berat oleh skor dehidrasi WHO modifikasi“UNHAS”. Namun dari semua penderita yang dinilai sebagai dehidrasi berat olehpenilaian WHO, juga dinilai sama sebagai dehidrasi berat oleh skor dehidrasiWHO modifikasi “UNHAS”.Berdasarkan penelitian ini dan fakta bila parameter skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” lebih banyak menilai secara objektif, maka kita bisamenyimpulkan bahwa skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” mungkin lebihterpercaya dan lebih teliti dalam menentukan derajat dehidrasi dibandingkanpenilaian WHO. Namun penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”juga memiliki keterbatasan karena adanya penilaian frekuensi nadi dan napasyang hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis terlatih. Karena keterbatasanpenilaian skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” ini pada akhirnya penelitimenyarankan penggunaan penilaian dehidrasi WHO tetap digunakan olehmasyarakat awam. Namun bagi medis dan paramedis lebih disarankan untukmenggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” karena ketelitian yanglebih tinggiBagi tenaga medis maupun paramedis perlu memperhatikan penilaianparameter frekuensi napas dan nadi dengan hati-hati. Di samping kekuranganvolume plasma akibat dehidrasi tentu juga ada beberapa faktor lain yang dapat

mengakibatkan perubahan frekuensi nadi dan napas, antara lain penyakit lain as(penyakitkardiovaskuler dan paru), faktor umur dan stres (saat anak tidak tenang, ipertimbangkanpadapenggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”Pada penelitian ini, semua faktor perancu yang bisa mempengaruhipenilaian skor dehidrasi telah disingkirkan. Pasien-pasien yang mengalami diaredisertai penyakit penyerta lain telah dikeluarkan dari sampel penelitian. Begitupula penilaian frekuensi nadi dan napas dilakukan saat anak dalam keadaan tenangsehingga mengurangi bias dalam penelitian. Umur juga akan mempengaruhi nilaifrekuensi nadi dan napas, namun pada penelitian tidak terlihat adanya hubunganumur dan jenis kelamin dengan skor UNHAS.Keterbatasan penelitian ini adalah skor dehidrasi WHO modifikasi“UNHAS” tidak diuji dengan baku emas yang sebenarnya yaitu persentasekehilangan cairan tubuh selama dehidrasi. Sehingga peneliti tetap menyarankanadanya penelitian lebih lanjut untuk menguji kedua penilaian tersebutdibandingkan dengan baku emas sebenarnya.KESIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penilaian derajat dehidrasiberdasarkan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” adalah berbeda biladibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO yaitu dalam menentukan pasientanpa dehidrasi dan dehidrasi berat. Namun penilaian skor dehidrasi WHOmodifikasi “UNHAS” tidak berbeda dengan penilaian dehidrasi WHO untukmenentukan pasien dehidrasi ringan sedang dengan nilai kappa 0,45. Penelitianini juga menunjukkan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” lebih telitimenentukan derajat dehidrasi dibandingkan penilaian WHO. Berdasarkanpenelitian, maka dapat disarankan bagi tenaga medis terlatih disarankan untukmenggunakan skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” dalam menentukanderajat dehidrasi penderita diare. Penggunaan skor dehidrasi WHO modifikasi

“UNHAS” perlu hati-hati digunakan bila diare disertai penyakit lain (penyakitparu dan kardiovaskuler).Penilaian frekuensi nadi dan napas harus dilakukandalam kondisi anak tenang.Untuk kalangan awam tetap dianjurkan menggunakanpenilaian dehidrasi WHO.Perlunya penelitian lanjut untuk menilai skor dehidrasiWHO modifikasi UNHAS dan penilaian WHO dalam menentukan derajatdehidrasi dengan membandingkan dengan gold standar (persentase penurunanberat badan).DAFTAR PUSTAKAAbbas N.(2003). Disentri. Dalam: Diktat gastroenterologi. Makassar. BIKA FKUNHAS.Black, R.E., Morris, S.S., and Bryce, J. (2003).Where and why are 10 millionchildren dying every year. Lancet, 361: 2226-2234.Freedman SB, Thull-Freedman JD.(2008). Pediatric dehydration assessment andoral rehydration therapy. Pediatr Emerg Med Rep, 13:13–28Gorelick MH, Shaw KN, Murphy KO. (1997). Validity and reliability of clinicalsigns in the diagnosis of dehydration in children. Pediatrics, 99(5):E6.Hira, A.M. (2002). Analisis Faktor Resiko terhadap kejadian diare pada anakBalita di Kecamatan bantimurung Tahun 2002: Analisis Faktor KejadianDiare.Huang, Lennox H.(2012). Dehydration. eMedicine. Diakses 6 Mei 2012.Available from: http//emedicine.medscape.comKementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendeladan Info Kesehatan.Kosek, M., Bern, C., and Guerrant, R.L.(2003). The global burden of diarrhoealdisease, as estimated from studies published between 1992 and 2000. BullWorld Health Organ, 81: 197-204.Liebelt EL. (1998). Clinical and laboratory evaluation and management ofchildren with vomiting, diarrhea, and dehydration. Curr Opin Pediatr,10(5):461–469

National Collaborating Centre for Women’s and Children’s Health.(2009).Diarrhoea and vomiting caused by gastroenteritis: diagnosis, assessment andmanagement in children younger than 5 years: Commissioned by theNational Institute for Health and Clinical Excellence; April 2009; London,UK. London, UK: RCOG PressWorld Health Organization.(2005). The treatment of diarrhea: a manual forphysicians and other senior health worker. Jenewa; Swiss; 14.

Tabel 1. Karakteristik Sampel penelitianNo12345Karakteristik sampel PenelitianJenis kelamin:Laki-lakiPerempuanKeterangan (n 140)78 (55,7 %)62 (44,3 %)UmurMeanMedianMinimunMaximun29,59 bulan12,5 bulan2 bulan168 bulanStatus GiziGizi baikGizi kurang103 (73,6 %)37 (26,4 %)Penilaian WHODiare akut tanpa dehidrasiDiare akut dehidrasi ringan sedangDiare akut dehidrasi berat30 (21,4 %)93 (66,4 %)17 (12,1%)Skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS”Diare akut tanpa dehidrasiDiare akut dehidrasi ringan sedangDiare akut dehidrasi berat12 (8,6%)95 (67,9 %)33 (23,6 %)Tabel 2. Analisis Kelompok dehidrasi dan tanpa dehidrasiWHOUNHASTanpa DehidrasiDehidrasiTotalMc NemarTanpa DehidrasiDehidrasi12 (8,6 %)18 (12,8 %)30 (21,4%)0 (0%)110 (78,6%)110 (78,6%)Total12 (8,6%)128(91,4%)140 (100%)p 0,00

Tabel 3 Analisis kelompok dehidrasi ringan sedang dan bukan dehidrasi ringansedangWHOUNHASRinganSedangRingan Sedang77 (55%)Tanpa Dehidrasi Dehidrasi Berat16(11,4%)Total93(66,4%)McNemarp 0,864TanpaDehidrasi TotalDehidrasiBerat18 (12,9 %)95(67,9%)29 (20,7%)45 (32,1%)47 (33,6%) 140(100%)Nilai kappa 0,45.Tabel 4 Analisis Kelompok Dehidrasi Berat Dan Bukan Dehidrasi BeratWHOTanpaDehidrasi Ringan SedangTotal17 (12,1 %)16 (11,5 %)33(23,6%)0 (0%)107 (76,4%)107(76,4%17(12,1%)123 (87,9%)p 0,00140(100%)DehidrasiBeratUNHASDehidrasi BeratTanpa Dehidrasi RinganSedangTotalMcNemar

dehidrasi ringan sedang yang dijaring oleh skor dehidrasi WHO modifikasi “UNHAS” adalah tidak berbeda bila dibandingkan dengan penilaian dehidrasi WHO (p 0,864). Nilai kappa 0,45. Tabel 4 menunjukkan kesesuaian penilaian pasien dehidrasi berat dan bukan dehidrasi berat (dehidrasi

Related Documents:

dehidrasi yang akan berdampak pada prestasinya, karena dehidrasi juga dapat menyebabkan atlet mudah mengalami kelelahan dan sulit berkonsentrasi sehingga mengakibatkan performa olahraga seorang atlet tidak optimal. Penelitian ini membahas tentang tingkat dehidrasi yang d

Dehidrasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:21 a. Dehidrasi isotonik Dehidrasi isotonik adalah kehilangan air lebih besar daripada kehilangan elektrolit. Dehidrasi jenis ini terjadi akibat adanya pemekatan cairan ekstraseluler. Cairan dari intraseluler akan memasuki ekstras

Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih dari 10% berat badan (Yusuf, 2012). Evaluasi klinis pada umumnya difokuskan pada penilaian keparahan dehidrasi serta identifikasi penyebab berdasarkan riwayat dan temuan klinis. Kegagalan menegakkan diagnosis dehidr

Daftar Isi ix Bab VEvaluasi Kebijakan Pendidikan 101 A. Konsepsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 101 B. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 104 C. P ermasalahan dalam Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 106 D. Manfaat Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 108 E. Monitoring Evaluasi Kebijakan Pendidikan — 109 F. Kriteria Evaluasi Program Kebijakan Pendidikan — 111

Aplikasi ini juga dilengkapi dengan uraian materi, animasi, soal evaluasi serta permainan berupa teka-teki silang. Aplikasi ini telah divalidasi oleh validator dan dinyatakan valid dengan skor ahli materi sebesar 40 dan skor validasi ahli media sebesar 46 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya, skor hasil persepsi siswa terhadap aplikasi mobile learning yaitu 50,35 dan .

Reaksi dehidrasi di atas berjalan dengan rumit, dimana reaksi gula dengan asam sulfat pekat membentuk karbon melibatkan pembentukan ikatan karbon-karbon. Reaksi ini didorong oleh reaksi eksotermik antara asam sulfat

Dehidrasi pada anak Penelitian menunjukkan bahwa penurunan 1% massa tubuh akibat kehilangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi, sedangkan kehilangan 8 - 10% cairan tubuh dapat mengancam jiwa.4,9,10 Dehidrasi ringan dapat menurunkan konsentrasi dan

Archaeological illustration. Cambridge Manuals in Archaeology. Cambridge University Press, 1989. A clearly presented manual describing the various purposes, approaches, conventions, and techniques for archaeological drawings. The number of different types of drawings explained is impressive and necessary for anyone attempting to understand such drawings, especially if attempting to use such .