DARI ILMU TAUHID/ILMU KALAM KE TEOLOGI: ANALISIS

2y ago
127 Views
2 Downloads
203.26 KB
15 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Anton Mixon
Transcription

DARI ILMU TAUHID/ILMU KALAMKE TEOLOGI:ANALISIS EPISTEMOLOGISSyafiiIAIN Walisongo Semarangimamsa fii@yahoo.comArtikel ini membahas tentang paradigma baru dalam kajianilmu tauhid dan ilmu kalam ke arah teologi denganmengusung berbagai kepentingan kehidupan manusia di erakekinian. Kajian yang ada dalam ilmu tauhid dan ilmukalam secara epistemologis dapat dijadikan sebagai modalkeagamaan. Namun, dalam sejarahnya kajian yang adamenjadi sesuatu yang cenderung mengada-ada dan kurangmenyentuh pada persoalan praktis umat manusia. Apa yangdigagas oleh ulama terdahulu merupakan respon kesejarahan dan konsekuensi logis terhadap kebutuhan umatsaat itu. Pergeseran epistemologis merupakan suatukeharusan dan mutlak dilakukan untuk menjadikankeagamaan manusia lebih segar dan dinamis.Kata Kunci: ilmu tauhid, ilmu kalam, teologi, paradigma baruPENDAHULUANIslam sebagai agama (din) mempunyai dua dimensi, yaitu keyakinan(‘aqidah) dan sesuatu yang diamalkan. Amal perbuatan merupakan perpanjangan dan implementasi dari ‘aqidah tersebut. Islam adalah agama samawiyang bersumber dari Allah swt., yang diwahyukan kepada Nabi Muhammadsaw. yang berintikan keimanan dan perbuatan. Untuk alasan ini, MuhammadSyaltout menulis al-Islam ‘Aqidah wa Syari’ah yang membahas pentingnyadua dimensi ‘aqidah dan Syari’ah dalam ajaran Islam.1Dalam sejarah peradaban Islam, paling tidak ada empat ilmu yangperkembangannya sangat berpengaruh satu dengan yang lain, yakni Ilmu Fiqhyang membahas masalah hukum dalam peribadatan dan kemasyarakatan;

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis EpistemologisIlmu Kalam, yang membicarakan tentang Tuhan beserta derivasinya; Tasawufmembahas penghayatan kepada keberadaan Tuhan dan cara untukmemperolehnya secara maksimal; dan Falsafah yang merupakan telaahspekulatif yang mendasar tentang segala masalah, terutama tentang hidup danlingkungannya.2Keimanan dalam Islam merupakan dasar atau pondasi, yang di atasnyaberdiri syariat Islam. Antara keimanan dan perbuatan atau ‘aqidah danSyari’ahkeduanya sambung menyambung, tidak dapat dipisahkan antarayang satu dengan yang lain sebagaimana pohon dan buahnya. Keimanan atau‘aqidah dalam dunia keilmuan (Islam) dijabarkan dalam suatu disiplin ilmuyang sering diistilahkan dengan Ilmu Tauhid, Ilmu ‘Aqa ’id, Ilmu Kalam,Ilmu Ushuluddin, Ilmu Hakikat, Ilmu Makrifat, dan sebagainya. Sementaradimensi lain menyangkut syariah dimuat dalam ilmu hukum Islam yangterdiri atas syariah dan fikih.Problem kekinian muncul seiring dengan kebutuhan manusia dalamkehidupan keseharian untuk hidup yang lebih nyaman. Kebutuhan adanyasebuah idiologi yang jelas di tengah-tengah pertarungan global antaraberbagai idiologi, pentingnya teologi baru ini bukan semata pada sisiteoritisnya, melainkan juga terletak kepada kepentingan praktis untuk secaranyata mewujudkan idiologi sebagai gerakan dalam sejarah, salah satukepentingan praksis idiologi Islam (dalam teologi) adalah memecahkankemiskinan dan keterbelakangan di negara-negara muslim dan kepentinganteologi yang bersifat praksis, yaitu secara nyata diwujudkan dalam realitasmelalui realisasi tauhid dalam dunia Islam.3Artikel ini akan membahas tentang persoalan ilmu tauhid atau ilmukalam dan teologi secara epistemologis. Pembahasan akan dilakukan denganmerujuk bangunan epistemology ilmu tauhid dan ilmu kalam dan bangunanteologi dalam konteks kekinian. Apa yang dikaji dna dibahas ini diharapkanmampu memberikan jawaban real dari kebutuhan manusia di era sekarangdengan menjadikan kehidupan kesehariannya bermakna dan dilandasi fondasikeberagamaan. Secara tidak langsung akan dijadikan upaya internalisasiajaran agama dalam kehidupan keseharian. Tentu, kebahagiaan abadi akanmenjadi tuuan utama terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia secaraumum.ILMU TAUHID DAN ILMU KALAMIstilah ilmu Tauhid berasal dari bahasa Arab. Secara harfiah, tauhidialah mempersatukan berasal dari kata wahid yang berarti satu. Menurutistilah agama Islam, Tauhid ialah keyakinan tentang satu atau Esanya Tuhan2TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2012

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologisdan segala pikiran dan teori berikut dalil-dalilnya yang menjurus kepadakesimpulan bahwa Tuhan itu satu, disebut Ilmu Tauhid. Di dalamnyatermasuk soal-soal kepercayaan dalam agama Islam.4 Kepercayaan itudisebut dengan rukun iman yang jumlahnya ada enam macam.Syekh Muhammad Abduh mendefenisikan Ilmu Tauhid ialah Ilmuyang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib bagi-Nya, sifatsifat yang jaiz yang disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekaliwajib ditiadakan dari-Nya (mustahil). Juga membahas tentang Rasul-rasulAllah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padadirinya, hal-hal yang jaiz dihubungkan (dinisbatkan) pada diri mereka dan halhal yang terlarang menghubungkanya pada diri mereka.5Ilmu Tauhid adalah ilmu yang memberikan bekal-bekal pengertiantentang pedoman keyakinan hidup manusia, di dalam mengarungi samudradan gelombang hidup. Secara kodrati manusia diciptakan Allah di dunia ini,berkekuatan berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.Tidak sedikit manusia di dalam mengarungi samudera hidup yang luas itu,kehilangan arah dan pedoman, sehingga ia menjadi sesat. Di situlah ilmuTauhid berperan untuk memberi pedoman dan arah, agar manusia selalu tetapsadar akan kewajibanya sebagai makhluk terhadap khaliknya.Mempelajari Ilmu Tauhid sebagai ilmu yang mempelajari pokok-pokokagama yang sangat penting itu hukumnya wajib. Sebab dengan mempelajariIlmu Tauhid kita akan mengetahui yang baik dan yang buruk, maka yangbaik itu harus dijadikan pedoman dalam keyakinan dan beri tikad dan yangburuk ditinggalkan. Setelah umat manusia memeluk berbagai macam dasarkepercayaan dan menganut bermacam-macam faham (isme), kemudianmereka berpecah-pecah dan saling bermusuh-musuhan, maka Allahmengetahui akan kemaslahatan para hamban-Nya, menurunkan perintah-Nyakepada pesuruh-Nya yaitu Nabi Muhammad saw. Perintah suci itu telahdisampaikan kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini, baik kepadabangsa Arab atau bangsa lain dengan segala kebijaksanaan. Allahmemerintahkan supaya para hamba-Nya memeluk agama Islam danbertauhid kepada Allah. Menghabiskan seluruh hidupnya untuk meyakini danmematuhi ajaran agama Islam yang sempurna.Mempelajari ilmu tauhid biasanya didorong oleh keinganan untukmengetahui lebih banyak dan lebih mendalam pengertian tentang Tuhan.Sebelum itu orang sudah memilki kepercayaan (Iman) kepada Tuhan, tetapimasih hanya secara samar-samar. Hal itu disebabkan karena memang setiapmanusia lahir dengan membawa benih Iman dalam jiwanya.6Kalau Tauhid sudah masuk dan meresap ke dalam jiwa seseorang,TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 20123

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologismaka akan tumbuhlah dalam jiwa perasaan rela atas pemberian Allah untukdirinya mengenai rezeki kedudukan dan lain-lain, rasa harga diri danmenghargai orang lain, sebab orang bertauhid memandang semua manusiasama derajat, berasal dari satu keturunan dan tidak ada yang berhak di pertuanatau di perhamba, rasa kasih saayang terhadap sesama manusia. Orangbertauhid memandang semua manusia bersaudara, umat yang bertauhid ituhidup berdasar peri kemanusiaan dan persaudaraan, selalu bersikap terbuka,kerjasama dan gotong–royong.Sepanjang sejarah agama-agama wahyu, Ilmu Tauhid yang digunakanuntuk menetapkan dan menerangkan segala apa yang diwahyukan Allahkepada Rasul-Nya tumbuh bersama tumbuhnya agama ini. Para tokoh agamaberusaha memelihara dan meneguhkan agama dengan berbagai macam caradan dalil yang mampu mereka ketengahkan. Ada yang kuat, ada yang sempit,ada yang luas, sesuai dengan masa dan tempat serta hal-hal yangmempengaruhi perkembangan agama. Perkembangan Ilmu Tauhidmengalami beberapa tahapan sesuai dengan sesuai dengan perkembanganIslam, yang dimulai pada masa Rasulullah saw.,7 masa Khullafaurrasyidun,8masa Daulah Umayyah,9 masa Daulah Abbasyiah10 dan masa sesudahkemunduran Daulah Abbasyiah.11Adapun kehadiran Ilmu kalam dalam sejarahnya dipicu oleh persoalanpolitik yang menyangkut peristiwa pembunuhan ‘Ustman bin affan yangberbuntut pada penolakan Mu’awiyyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.Ketegangan antara Mu’awiyyah dan Ali bin Abi Thalib mengkristal menjadiperang siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Aliyang menerima tipu muslihat Amr bin Al-Ash, utusan dari pihakMu’awiyyah dalam tahkim, sungguhpun dalam keadaan terpaksa, tidakdisetujui oleh sebagian tentaranya.12Mereka berpendapat bahwa persoalan yang terjadi saat itu tidak dapatdiputuskan melalui tahkim. Putusan hanya datang dari Allah dengan kembalikepada hukum-hukum yang ada dalam al-Qur’an. La hukma illa lillah (tidakada hukum selain dari hukum Allah) atau La hukma illa Allah (tidak adaperantara selain Allah) menjadi semboyan mereka. Mereka memandang Alibin Abi Thalib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkanbarisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan nama Khawarij,yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri atau secerders.Senada dengan hal tersebut, T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy menyebutkanalasan disebutnya ilmu tauhid dengan nama ilmu kalam, yaitu problema yangdiperselisihkan para ulama dalam ilmu ini yang menyebabkan umat Islamterpecah kedalam beberapa golongan adalah masalah kalam Allah atau al4TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2012

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis EpistemologisQur’an; apakah ia diciptakan (makhluk) atau tidak (qadim), materi-materiilmu ini ialah teori-teori (kalam); tidak ada yang diwujudkan ke dalamkenyataan atau diamalkan dengan anggota, ilmu ini, di dalam menerangkancara atau jalan menetapkan dalil pokok-pokok akidah serupa dengan ilmumantik. Ulama-ulama mutaakhirin membicarakan di dalam ilmu ini hal-halyang tidak dibicarakan oleh ulama salaf, seperti penakwilan ayat-ayatmutasyabihat, pembahasan tentang qada, kalam dan lain-lain.Perkataan Kalam berarti pembicaraan; yang dimaksud adalahpembicaraan dengan menggunakan nalar yang mendalam. Ini merupakanpadanan dari istilah Yunani logos yang juga berarti pembicaraan. Dariperkataan logos diturunkan istilah logika, yang berarti nalar yang teratur.Dalam logika Yunani sangat dikenal rumusan Silogisme (logika formal) yangdisusun oleh Aristoteles. Ilmu logika formal ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Arab dan dikenal sebagai Ilmu Manthiq. 13Dengan demikian mudah dipahami bahwa Ilmu Kalam, bersama-samadengan Falsafah banyak menggunakan manthiq sebagai cara pendekatannya.Sesuai dengan isi bahasannya, Ilmu Kalam disebut pula dengan beberapanama lain, yaitu Ilmu Aqa'id (ilmu tentang simpul-simpul kepercayaan, IlmuTauhid (ilmu tentang ke-Esaan Allah), dan Ilmu Ushuluddin (ilmu tentangpokok-pokok agama).14Di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara pada umumnya, Ilmu Kalamyang berkembang luas adalah yang diajarkan oleh Asy'ariyah. Sifat dua puluhadalah sesuatu yang khas Asy'ariyah yang dikenal oleh banyak orang. Inidisebabkan umat Islam di kawasan ini berfaham Ahlu as- Sunnah walJama 'ah sedangkan Al-Asy'ari merupakan tokoh penting dari golongan inidi bidang Ilmu Kalam.Ilmu Kalam belum dikenal ketika Nabi Muhammad saw. masih hidup.Proses pengkajian agama berlangsung terus setelah Rasul wafat, sehinggamuncul beberapa ilmu yang setelah menjadi besar kemudian memecahmenjadi cabang-cabang yang lebih sempit tetapi kajiannya semakinmendalam. Ilmu Kalam sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri terwujudpada masa Khalifah Al Ma’mun (wafat 218 H). Sebelum itu ilmu tersebuttermasuk dalam Fiqh.Ilmu Kalam ini kemudian mencakup beberapa obyek pembahasan.Yang pertama adalah kepercayaan terhadap Allah di dalam segala seginya,termasuk wujud-Nya, keesaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Yang kedua,hubungan antara Allah dengan alam semesta, yang mencakup kekuasaanAllah, proses penciptaan alam, pengaturan Allah terhadap alam, penciptaanserta kedudukan malaikat dan jin. Yang ketiga adalah hubungan Allah secaraTEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 20125

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologiskhusus dengan manusia, yang mencakup keadilan dan kebijaksanaan Allah,kasih sayang Allah, keadilan Allah, pengutusan Rasul-rasul dan wahyu yangditurunkan kepada mereka, hari Kiamat dan pemeriksaan atas semua sikapdan perilaku setiap orang, pembalasan Allah atas perbuatan baik dan burukyang dilakukan manusia selama hidup di dunia.15Nama-nama yang dapat dinisbatkan pada Ilmu Tauhid/ilmu kalamadalah Ilmu Aqa ’id atau Aqa ’d a-’ilm. Aqa’id artinya ilmu ikatankepercayaan (kebundelaning tekad jawa). Karena dalam pengetahuan ini adapasal-pasal yang harus diikat, dibutuhkan erat-erat dalam hati kita yang harusmenjadi kepercayaan yang teguh. Selain itu, dapat disebut juga dengan IlmuUshuluddin. Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang membahas pokok agama.Dinamakan demikian karena objek pembahasan utamanya adalah dasar-dasaragama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran Islam. Masalahkepercayaan itu betul-betul menjadi dasar pokok lain dalam agama Islam.16Nama lain juga ditemukan yaitu Ilmu Hakikat dan ilmu makrifat. Ilmuhakikat adalah Ilmu sejati, karena ilmu ini menjelaskan hakikat segala sesuatu,sehingga dapat meyakini akan keercayaan yang benar (hakiki). Adapunistilah Ilmu Ma’rifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui benarbenar akan Allah dan segala sifat-sifat-Nya dan dengan keyakinan yangteguh.17Istilah ilmu tauhid/ilmu kalamNamaIlmu tauhidIlmu kalamPengertianIlmu tentang ke-Esaan AllahIlmu tauhid yang dibingkaidalam kajian filsafatIlmu Aqa ’id atau Aqa ’id Ilmu ikatan kepercayaanal- ilmIlmu UshuluddinPokok-pokok agamaIlmu HakikatIlmu sejatiIlmu makrifatPengetahuanMeskipun nama yang diberikan berbeda-beda, inti pokok pembahasanIlmu Tauhid adalah sama, yaitu Wujud Allah SWT. Aspek terpenting dalamIlmu Tauhid ialah keyakinan akan adanya Allah Yang Maha Sempurna danMahakuasa. Keyakinan ini pada giliranya akan membawa kepada keyakinanterhadap adanya Malaikat, Kitab-kitab, Nabi dan Rasul, Hari Akhir danmelahirkan kesadaran akan tugas dan kewajiban terhadap khalik (pencipta).6TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2012

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis EpistemologisPARADIGMA BARU TEOLOGIIstilah teologi bukan barasal dari tradisi Islam. Dalam Islam, istilahtersebut lebih dikenal dengan sebutan ilmu tauhid dan ilmu kalam. Atauvariasi lain sebagaimana diungkap dalam pembahasan sebelumnya. Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,18 pengertian dari teologi adalahilmu yang membicarakan tuhan atau pengetahuan ketuhanan. Theologia yangberasal dari bahasa latin dan bahasa grik tua, terdiri dari dua kata theo danlogia. Theo (theos jamaknya) dalam mitologi roma adalah pamanggilan bagidewata dan para dewa.Adapun kata theos itu dalam ajaran setiap agama adalah panggilanuntuk kodrat-kodrat samawi yang berada di bawah kekuasaan tuhan, dansetiap agama mempunyai panggilan-panggilan tersendiri terhadap kodratkodrat samawi itu misalnya “malaikat” (agama Islam), “angelos” (agamaKristen), “mallak” (agama Yahudi), “ahuras” (agama Zarathusra), “daivas”(agama Hindu), dan “boddhisatvas” (agama Buddha) dan seterusnya. Kata logiayang dalam bahasa grik tua berasal dari kata logos (akal) berarti ajaran pokok(doctrin) atau teori (theory) atau ilmu (science).19Ilmu Tauhid secara umum diartikan dengan ilmu yang membicarakantentang cara-cara menetapkan aqidah agama dengan menggunakan dalil-dalilyang meyakinkan, baik dalil naqli, dalil aqli maupun dalil perasaan (wujdan).Sarjana barat menterjemahkan Ilmu Tauhid ke bahasa mereka dengan“Theologi Islam”. Secara etimologi “Theologi” itu terdiri dari dua kata yaitu“theos” berarti “Tuhan” dan “Legos” berarti ilmu. Dengan demikian dapatdiartikan sebagai ILMU KETUHANAN. Sedangkan secara terminologi(istilah), theologi itu diartikan:201. “The discipline which concert God or Devene Reality and GodsRelation to the world”, maksudnya suatu pemikiran manusia secarasistematis yang berhubungan alam semesta.2. “Sciense of religion, dealing therefore with God and Man in hisrelation to God”, maksudnya pengetahuan tantang agama yangkarenanya membicarakan tentang Tuhan dan Manusia serta manusiadalam hubungannya dengan Tuhan.3. “The sciense which treats of the facts and fenomena of religion andthe relationship between God and Man”, maksudnya ilmu yangmembahas fakta-fakta dan gejala agama dan hubungannya antaraTuhan dan Manusia.Dari beberapa pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa theologiitu merupakan ilmu yang membicarakan tentang Tuhan dan hubungannyaTEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 20127

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologisdengan manusia, baik berdasarkan kebenaran agama (wahyu) ataupunberdasarkan penyelidikan akal murni. Inilah sebabnya theologi itu bukanhanya berupa uraian bersifat pikiran tentang agama semata (the intelectualexpression of religion) tetapi dapat juga bercorak agama (reaviled theologi) or(filosophical theologi). Untuk itu siapa saja bisa menyelidiki sesuatu agamadengan semangat penyelidikan bebas tanpa harus dari orang-orang yang beragama tersebut atau mempunya hubungan dengan agama yang ditelitinya.Ranah kajian teologi sebagaimana tergambar dari penjelasan di atasadalah sama dengan apa yang dikaji dalam tradisi Islam, ilmu tauhid dan IlmuKalam. Ilmu kalam mengalami perkembangan yang pesat, kajian atas ilmukalam tidak hanya membahas seputar tentang ketuhanan21 semata melainkantelah ke ranah kehidupan manusia. Apalagi di era sekarang, yang mengharuskanmanusia mampu survive di era global dengan tanpa meninggalkan jaketkeislamannnya. Rekonstruksi teologi Islam (ilmu Kalam) agar teologi Islambenar-benar menjadi ilmu yang bermanfaat bagi manusia dan umat masakini.22Namun, apakah istilah teologi dan ilmu kalam merupakan istilah yangpararel yang dapat dijadikan subtitusi keilmuan? Hal ini masih menimbulkanberbagai perbincangan. Konsep yang diusung oleh teologi agaknya berbedadengan konsep ilmu kalam klasik. Padanan lain yang bias diartikulasikandengan teologi adalah fiqih bukan ilmu kalam atau ilmu tauhid. Istilah fiqihdari sisi bukan menggambarkan obyek kajian yang ada di fiqih yakni hukum,melainkan merupakan awal lahirnya disiplin fiqih sebagaimana kajian yangdilakukan oleh Abu Hanifah.23Beliau menulis tentang al-fiqh al-akbar yang isinya bukan tentangilmu fiqih, tapi justru tentang aqidah yang menjadi obyek bahasan ilmukalam atau tauhid. Boleh jadi, ilmu fiqih seperti yang berkembangsekarang ini dalam kerangka pemikiran Imam Abu Hanifah adalah al-fiqhal-asgar. Hal ini disebabkan oleh antara ilmu kalam atau ilmu tauhid denganilmu fiqih pada dasarnya adalah fiqih atau pemahaman yangtersistematisasikan. Yang pertama, menyangkut bidang ushuliyah (tentangyang prinsip atau yang pokok), sedangkan yang kedua menyangkut bidangfuru'iyah (detail atau cabang). Akan tetapi perjalanan sejarah dan tradisikeilmuan Islam telah menyingkirkan pengertian fiqih sebagaimanadipergunakan Imam Abu Hanifah.Teologi sebagai suatu disiplin ilmu yang membicarakan tentang“Tuhan” dalam tradisi keilmuan Islam terhitung sangat baru sekali. Ilmu inidipopulerkan di Indonesia sejak Harun Nasution memasukkannya menjadimata kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sejak tahun 1975. Berbeda8TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2012

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologisdengan ilmu Tauhid, yang hanya mengajarkan cara bertuhan atau caraberiman menurut satu model atau satu aliran pemikiran saja, yang olehseorang guru Tauhid saat itu di pandang sebagai doktrin, tetapi Teologi,mengajarkan banyak cara menuju Tuhan. Artinya dalam ilmu ini diajarkanberbagai aliran atau mazhab yang membicarakan Tuhan atau membicarakanbagaimana Tuhan berhubungan dengan manusia, menurut persepsi manusia.Dan tentu saja seorang guru yang mengajarkan ilmu ini harus menjadi liberalsekaligus plural dalam arti bahwa ia tidak dapat mengindoktrinasi bahwaaliran atau mazhab yang satu adalah benar, sementara alira

SYAFI’I: Dari Ilmu Kalam/Tauhid ke Teologi: Analisis Epistemologis 2 TEOLOGIA, VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2012 Ilmu Kalam, yang membicarakan tentang Tuhan beserta derivasinya; Tasawuf me

Related Documents:

Kitab At-Tauhid 1. At-Tauhid (The Oneness of Allah 2. The superiority of Tauhid and what it removes of sin 3. Who purified Tauhid will enter Paradise without giving an Account 4. Fear of Shirk (Polytheism) 5. The Call to Testification of La ilaha ilia-Allah 6. Explanation of Tauhid and

- Wings of Fire: An Autobiography by A P J Abdul Kalam, Arun Tiwari; Universities Press, - Ignited Minds: Unleashing the Power Within India by A P J Abdul Kalam; Viking, 2002. - The Luminous Sparks by A P J Abdul Kalam, by; Punya Publishing Pvt Ltd., 2004. - Mission India by A P J Abdul Kalam, Paintings by Manav Gupta; Penguin Books, 2005

a) Ilmu syar'i yang dibutuhkan untuk menegakkan agama, diantaranya: menghafalkan Al Qur'an, ilmu hadits, ilmu ushul fikih, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu tentang ijma dan khilaf, dll. b) Ilmu duniawi yang dibutuhkan untuk menegakkan dunia dan kemaslahatan kaum Muslimin, diantaranya: ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2009 DIKTAT MATA KULIAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL . 2 BAB I FILSAFAT ILMU A. Filsafat Ilmu Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang . politik, dan estetika. Alfarabi : 870-950 : Ilmu pengetahuan .

Ilmu-ilmu yg dilahirkan oleh filsafat, shg ilmu-ilmu cabang itu dpt pula disebut sbg “anak”-nya filsafat. Dalam perkembangannya, ilmu-ilmu cabang itu dpt melaju pesat shg nampak seolah-olah sudah terlepas sama sekali dari induknya. Bahkan ada kesan, bahwa ilmu-ilm

Filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus. Tetapi perkembangan berikutnya ilmu-ilmu khusus itu satu demi satu memisahkan diri dari induknya yakni filsafat. Sejarah ilmu yang mula-mula melepaskan diri dari filsafat adalah matematika dan fisika pada zaman Renaissance, kemudian diikuti

Filsafat pemerintahan (politik) Filsafat agama Filsafat ilmu Filsafat pendidikan Filsafat hukum Filsafat sejarah Filsafat matematika. Filsafat Ilmu Filsafat ilmu sering dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial ka

P, produced by A02. Next, A01 asks A03 for every such component to get offers from companies that are able to supply the component. So, a number of exploring transactions T03 may be carried out within one T01, namely as many as there are components of P which are not produced by the tier n company. In order to execute