KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT LAMINA SERAT RAMI EPOKSI .

3y ago
115 Views
2 Downloads
540.09 KB
6 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Giovanna Wyche
Transcription

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 96-101KARAKTERISTIK MEKANIK KOMPOSIT LAMINA SERAT RAMIEPOKSI SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF SOKET PROSTESISTresna P. Soemardi1, Widjajalaksmi Kusumaningsih2, dan Agustinus Purna Irawan1*)1. Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia2. Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia*)E-mail: agustinus01@yahoo.comAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik mekanik komposit serat alam khususnya serat rami denganmatriks epoksi yang akan diaplikasikan sebagai bahan alternatif pada desain soket prostesis. Fokus penelitian adalahpengujian komposit lamina serat rami epoksi mengacu standar American Society for Testing Material (ASTM) D3039/D 3039M untuk pengujian tarik dan ASTM D 4255/D 4255M-83 untuk pengujian geser. Serat rami yangdigunakan adalah serat kontinyu dengan kode produksi 100% Ne 14’S, menggunakan matriks berupa Epoxy ResinBakelite EPR 174 dan Epoxy Hardener V-140. Metode pembuatan sampel uji komposit lamina dengan cara hand lay upterhadap serat rami kontinyu pada suhu kamar. Hasil pengujian karakteristik mekanik komposit serat rami epoksi akandibandingkan dengan standard ISO untuk bahan plastik/polymer yang diaplikasikan pada bidang kesehatan, khususnyauntuk Prosthetics dan Orthotics. Analisis dilengkapi dengan hasil pengamatan berbantuan Scanning ElectronMicroscope (SEM) untuk mengetahui modus kegagalan dan kriteria kegagalan. Berdasarkan hasil pengujian dapatdisimpulkan bahwa komposit lamina serat rami epoksi berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai materialalternatif dalam pembuatan soket prostesis atas lutut pada Vf 40-50%. Hasil penelitian akan dibahas secara lebih detaildalam makalah ini.AbstractMechanical properties of ramie fiber reinforced epoxy lamina composite for socket prosthesis. This paper presentsan investigation into the application of natural fiber composite especially ramie fiber reinforced epoxy laminacomposite for socket prosthesis. The research focuses on the tensile and shear strength from ramie fiber reinforcedepoxy lamina composite which will be applied as alternative material for socket prosthesis. The research based onAmerican Society for Testing Material (ASTM) standard D 3039/D 3039M for tensile strength and ASTM D 4255/D4255M-83 for shear strength. The ramie fiber applied is a fiber continue 100 % Ne14'S with Epoxy Resin Bakelite EPR174 as matrix and Epoxy Hardener V-140 as hardener. The sample composite test made by hand lay up method.Multiaxial characteristic from ramie fiber reinforced epoxy composite will be compared with ISO standard forplastic/polymer for health application and refers strength of material application at Prosthetics and Orthotics. Theanalysis was completed with the mode of the failure and the failure criterion observation by using Scanning ElectronMicroscope (SEM). Based on results of the research could be concluded that ramie fiber reinforced epoxy compositecould be developed further as the alternative material for socket prosthesis on Vf 40-50%. Results of the research willbe discussed in more detail in this paper.Keywords: mechanical properties, ramie fiber reinforced epoxy lamina composite, socket prosthesispada material plastik dan komposit dengan serat sintesisseperti yaitu fiberglass, serat carbon dan serat nyglass[5-6]. Pengembangan prostesis atas lutut denganmenggunakan bahan komposit dengan serat alam belumdilakukan. Jika dilihat dari potensi serat alam yangbesar di Indonesia seperti serat rami, dan isu tentangpenggunaan bahan-bahan alami yang dapat didaur ulangdan ramah lingkungan, maka pengembangan prostesis1. PendahuluanProstesis merupakan produk tiruan yang berfungsisebagai komponen pengganti bagian tubuh yangmengalami kerusakan atau trauma. Salah satu produkprostesis yang dikembangkan secara berkelanjutanadalah prostesis atas lutut [1-4]. Pengembanganprostesis atas lutut berteknologi menengah terfokus96

97MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 96-101Craig [8] merekomendasikan bahan prostesis dengankriteria dasar: 1) low cost, 2) locally available, 3)capable of manual fabrication, 4) considerate of localclimate and working conditions (barefoot or sandalwear including rice farming in flooded fields), 5)durable, 6) simple to repair, 7) simple to process usinglocal production capability, 8) reproducible by localpersonnel, 9) technically functional, 10) biomechanically appropriate, 11) as lightweight aspossible, 12) adequately cosmetic, and atan material lokal seperti serat rami yangbanyak tersedia di Indonesia dengan harga yang murahmerupakan salah satu pilihan yang tepat.Pemilihan serat rami sebagai bahan penelitiandidasarkan pada pertimbangan atas potensi serat rami diIndonesia yang berlimpah dan belum termanfaatkansecara baik. Termasuk didalamnya adalah isu tentanglingkungan, dimana saat ini berkembang pandanganbaru tentang go green, kembali ke alam dan isu tentangpengurangan limbah yang berbahaya. Serat rami yangberasal dari serat alam sangat berpotensi untukdikembangkan dan memenuhi kriteria penggunaanbahan alami. Demikian juga jika dilihat dari kasikan oleh peneliti sebelumnya menunjukkanbahwa serat mempunyai rasio kekuatan yang baik danringan. Sifat ini sangat diperlukan dalam pengembanganbahan untuk soket prostesis [9-17].Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materialkomposit berpenguat serat alam dengan matriks epoksiyang akan diimplementasikan dalam pembuatan soketprostesis kaki palsu. Fokus penelitian adalah untukmenghasilkan karakteristik mekanik komposit laminaserat rami epoksi yang akan digunakan sebagai bahanalternatif pada soket prostesis.2. Metode PenelitianPenelitian dilaksanakan dengan membuat dan mengujisampel uji komposit dengan mengacu ASTM D 3039/D3039M untuk uji tarik dan ASTM D 4255/D 4255M-83untuk uji geser [18]. Jumlah masing-masing sampel ujisebanyak 6 buah dengan fraksi volume serat, Vf: (10%,20%, 30%, 40%, 50%). Serat rami yang digunakanberupa serat kontinyu jenis ramie 100% Ne.14’S yangdiperoleh dari pabrik di Tangerang. Matriks yangdigunakan berupa Epoxy Resin Bakelite EPR 174dengan Epoxy Hardener V-140 dan Mirror Glaze/MGHNo. 8. Perbandingan resin dan hardener adalah 1 : 1.Metode pembuatan sampel uji adalah hand lay-up.Hasil uji sampel komposit disajikan dalam bentukhubungan antara kekuatan tarik (σt), kekuatan geser (τ),modulus elastistas (E), modulus geser (G) vs fraksivolume serat (Vf). Hasil pengujian dibandingkandengan hasil perhitungan teoretik data komposit seratrami [19]. Observasi kegagalan dilakukan dengan SEM(Scanning Electron Microscope) untuk mengamatimodus kegagalan dan kriteria kegagalan. Hasil akhirpenelitian dibandingkan dengan Standard ISO untukbahan plastik/polimer yang diaplikasikan pada bidangkesehatan [20] dan mengacu penelitian yang berkaitandengan bahan prostesis.3. Hasil dan PembahasanBerdasarkan pengujian dengan mengacu standar ASTM,diperoleh karaktersitik mekanik komposit lamina seratrami epoksi (Tabel 1). Hasil pengujian tarik dan geserlamina longitudinal dan transversal, dapat dilihat padaGambar 1 dan Gambar 2.Uji Tarik Lamina Longitudinal (0 ). Hasil pengujiantarik sampel uji lamina arah longitudinal terlihat bahwakenaikan fraksi volume serat sampai 50%.Hasil pengujian tarik sampel uji lamina arahlongitudinal terlihat bahwa kenaikan fraksi volume seratsampai 50% menghasilkan tegangan tarik maksimumsampai 260 MPa dengan modulus elastisitas terbesar,yaitu 11,23 GPa. Kecenderungan kenaikan tegangantarik dan modulus elastistas sesuai dengankecenderungan secara teoretik. Jika data pada Tabel 1dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teoretik,maka perbedaan yang terjadi rata-rata 19%. SedangkanTabel 1. Kekuatan Tarik dan Geser Matriks dan SeratNoKarakteristik1 Kekuatan tarik fiber maksimum, σuf2 Kekuatan geser fiber maksimum, τuf3 Elongation fiber4 Kekuatan tarik matriks maksimum, σum5 Kekuatan geser matriks maksimum, τumTensile Stress (MPa)atas lutut dengan bahan komposit serat rami mempunyaipeluang yang cukup besar untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut [7].Harga560 MPa36 MPa2,87%40 MPa34 50000.1Test0.2Theoretic0.30.40.50.6Fiber Volum e Fraction (Vf)Gambar 1. Grafik σ1 vs Vf Lamina Longitudinal

98Shear Stress (MPa)Elasticity Modulus (GPa)MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 50.6Fiber Volume Fraction (Vf)Gambar 3. Grafik σ2 vs Vf Lamina Transversal heoretic0.30.40.50.30.40.50.6Fiber Volume Fraction 51.21.210.8500.1Test0.2Theoretic0.30.40.50.6Fiber Volume Fraction (Vf)Gambar 6. Grafik G12 vs Vf Laminavolume serat peningkatan Vf 50%, tegangan geser yangdiperoleh adalah sebesar 20 MPa. Hasil ini mendekatihasil perhitungan teoretik, yaitu sebesar 22 MPa.650.2TheoreticGambar 5. Grafik τ12 vs Vf LaminaFiber Volume Fraction (Vf)Shear Modulus (GPa)504540353025201510500.1Test0.6Gambar 2. Grafik E1 vs Vf Lamina LongitudinalTensile Stress (MPa)13.852Elasticity Modulus (GPa)22201916.80.6Fiber Volume Fraction (Vf)Gambar 4. Grafik E2 vs Vf Lamina Transversal (900)modulus elastisitas yang diperoleh dari pengujian padaVf 50% mempunyai perbedaan sebesar 20% dari hasilteoretik. Hal ini dapat terjadi karena dalam perhitunganteoretik, kondisi yang digunakan adalah kondisi ideal.Pada kenyataannya, pembuatan lamina yang sesuaidengan kondisi ideal sulit untuk dilakukan dankemungkinan terjadi retak mikro dan void. Demikianjuga dengan penggunaan bahan-bahan yang langsungdiperoleh dari pasaran umum tanpa perlakukantambahan terhadap benang serat rami sangatmempengaruhi kondisi ideal yang bisa dicapai.Uji Geser Lamina. Hasil pengujian geser laminamenunjukkan kecenderungan kenaikan tegangan geserseiring dengan kenaikan fraksi volume serat. Pada fraksiPerbedaan yang terjadi rata-rata untuk semua pengujiansebesar 18%. Perbedaan yang terjadi dari modulus geseryang diperoleh dari pengujian juga tidak terlalu besar,yaitu 20%. Tegangan geser dan modulus geser yangdihasilkan melalui pengujian lebih rendah jikadibandingkan dengan kondisi ideal secara teoretik.Kondisi ideal seperti pada perhitungan teoritis sulitdicapai karena serat rami yang digunakan merupakanserat berupa benang yang tersedia di pasaran bebastanpa memperoleh perlakuan lanjutan sebelumdigunakan. Kondisi riil sesuai yang ada di pasaran bebasini mempermudah dalam proses berikutnya tanpamengurangi kemampuan dan kekuatan yang dihasilkanoleh komposit serat rami epoksi.Modus Kegagalan. Untuk mendapatkan gambaranyang lebih nyata terhadap modus kerusakan sampel ujikomposit serat rami epoksi, dilakukan foto SEM(Scanning Electron Microscope) terhadap sampel ujitarik. Foto SEM dilakukan terhadap sampel uji yangbelum rusak dan dibandingkan dengan bagian sampeluji yang telah rusak akibat beban yang diterima.Melalui pembesaran 40X (Gambar 7) terlihat bahwasampel uji yang dibuat mempunyai bagian yangmengalami cacat awal akibat proses pembuatan berupa

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 96-101retak mikro dan sedikit terdapat void. Setelah dilakukanpengujian terlihat bahwa sebagian serat terputus dantercabut dari matriks dan mengalami debonding.Retak99VoidMelalui pembesaran 70X (Gambar 8) terlihat bahwasampel uji sebelum diuji kondisinya cukup baik, terlihatsedikit void dan retak mikro. Setelah dilakukanpengujian tarik terlihat sebagian serat terputus dantercabut dari matriks dan mengalami debonding.Berdasarkan analisis hasil pengujian, modus kegagalanyang terjadi pada komposit rami epoksi meliputi brittlefailure (getas) untuk Vf 10-30%, debonding dandeleminasi Vf 40-50%. Hasil analisis didukung datapengujian SEM terhadap sampel sebelum dan setelahdiuji. Sebagian sampel uji mengalami retak mikro,terutama pada daerah antar lapisan komposit,mengalami sedikit void yang dapat berpengaruhterhadap kekuatan komposit yang dibuat, sertaterjadinya serat patah, tercabut dari matriks, terjadinyadebonding dan delaminasi antara serat dan matriks. [19]Pada Vf 10-30%, penyebab kerusakan utama karenaserat yang tidak mampu menahan beban tarik sehinggaterjadi patah getas. Sedangkan pada Vf 40-50%,Cacat awalRetak Mikro(a)Rusak, tercabut danDebondingVoid(b)Gambar 8. Foto SEM Sampel Uji Tarik Vf 20% Sebelum(a) dan Setelah Diuji (b)(a)Debondingkerusakan disebabkan oleh ketidakmampuan matriksuntuk menerima beban tarik yang lebih besar sehinggaterjadi deleminasi dan debonding.Hal ini harus menjadi perhatian pada saat pembuatanprototipe soket prostesis sehingga prototipe yang dibuattidak mengalami retak mikro, void dan mempunyaipermukaan yang baik. Perlu dilakukan perencanaanproses produksi prototipe soket secara teliti denganmempertimbangkan modus dan penyebab kegagalanyang terjadi pada komposit serat rami epoksi.(b)Gambar 7. Foto SEM Sampel Uji Tarik Lamina Vf 50%Sebelum (a) dan Setelah Diuji (b)Fraksi volume serat (Vf) yang digunakan dibatasisampai 50%. Hal ini mempertimbangkan kemampuanmatriks untuk membasahi (diserap) oleh serat yangmakin menurun dengan bertambahnya Vf. Jika Vfdiberikan lebih dari 50% maka kegagalan yang akanterjadi pada komposit adalah debonding dan delaminasi,pada beban yang rendah akibat ikatan antara serat danmatriks yang lemah. Kecenderungan penurunan

100MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 96-101kekuatan terlihat pada grafik hasil pengujian tarik dangeser di atas [16].Kriteria Kegagalan. Berdasarkan hasil penelitianaksial tarik dan geser yang telah dilakukan, maka dapatdibuat envelope kegagalan multiaksial semi eksperimentalkomposit rami epoksi. Kriteria kegagalan yangdipergunakan meliputi Maximum Stress Failure Theory,Maximum Strain Failure Theory, Tsai-Hill FailureTheory.Maximum Stress Failure Theory. Persamaan umumMaximum Stress Failure Theory adalah: (σ 1C ) ult σ 1 (σ 1T ) ult atau (σ 2C ) ult σ 2 (σ 2T ) ult atau(1) (τ 12 ) ult τ 12 (τ 12 ) ultKegagalan terjadi jika salah satu dari komponentegangan: σ1, σ2, τ12 mencapai tegangan yang diizinkan.Maximum Strain Failure Theory. Persamaan umumMaximum Strain Failure Theory adalah: (ε 1C ) ult ε 1 (ε 1T ) ult atau (ε 2C ) ult ε 2 (ε 2T ) ultatau (γ 12 ) ult γ 12 (γ 12 ) ult(2)Kegagalan terjadi jika salah satu dari komponenregangan: ε1, ε2, γ12 mencapai tegangan yang diizinkan.Tsai Hill Failure Theory. Persamaan umum:222 σ 1 σ 1σ 2 σ 2 τ 12 2 1 X X Y S (3)Kegagalan terjadi jika salah satu dari komponentegangan: σ1, σ2, τ12 mencapai tegangan yang diizinkan.Envelope kegagalan komposit serat rami epoksiberdasarkan kriteria kegagalan seperti pada Gambar 9,10 dan 11 dapat dijadikan acuan untuk menghitungkekuatan dalam menerima beban. Jika tegangan yangterjadi masih berada dalam envelope, maka strukturkomposit yang dirancang dapat menerima beban denganaman [19].Berdasarkan ISO 10328-3:1996: Structural testing oflower limb posthesis, beban pengujian pada komponenprosthesis atas lutut yang harus diberikan adalah lebihbesar atau sama dengan 100 kg [20]. Jika diasumsikanketebalan dinding socket yang akan dibuat sebesar 4-6mm, maka pada Vf 50%, bahan socket prosthesis masihmampu menerma beban dengan aman atau masih beradadi dalam envelope kegagalan.Perbandingan terhadap kekuatan bahan soket prostesisberdasarkan standar ISO untuk bahan plastik/polimeryang diaplikasikan pada bidang kesehatan (Gambar 2)[20].Gambar 11. Envelope Kegagalan Tsai Hill Failure TheoryGambar 9. Envelope Kegagalan Maximum Stress FailureTheory3212608013.711.23Teoretik : Rami/Epoksi Pengujian : Rami/Epoksi(Vf 50%)(Vf 50 %)Kekuatan Tarik (MPa)Gambar 10. Envelope Kegagalan Maximum Strain FailureTheory3Referensi :Plastic/PolymerModulus Elastisitas (GPa)Gambar 12. Perbandingan Lamina Hasil Uji-TeoretikReferensi

MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 2, NOVEMBER 2009: 96-101Secara umum, hasil uji terhadap sampel uji kompositlamina serat rami epoksi (Gambar 12) memenuhikriteria minimal yang dijadikan referensi dalampenelitian ini, yaitu bahan plastik/polimer yangdiaplikasikan di bidang kesehatan dengan kekuatan tarikminimal 80 MPa dan modulus elastisitas 3 GPa [20].Berdasarkan hasil pengujian tarik komposit rami epoksilamina longitudinal fraksi volume serat 40% diperolehkekuatan tarik sebesar 232 MPa dengan moduluselastisitas 9,7 GPa dan pada fraksi volume serat 50%diperoleh kekuatan tarik 260 MPa dengan moduluselastisitas 11,23 GPa. Dapat disimpulkan bahwa darisisi kekuatan tarik dan modulus elastisitas, kompositserat rami epoksi sangat berpeluang untukdikembangkan lebih lanjut sebagai bahan alternatifuntuk membuat soket prostesis atas lulut.Hasil penelitian ini perlu ditindaklanjuti denganmelakukan pengujian komposit laminat dan membuatprototipe soket prostesis atas lutut, melakukanpengujian statik dan dinamik untuk mengetahuikemampuan sebagai bahan alternatif soket prostesis danmembandingkan dengan bahan komposit serat sintetikyang biasa digunakan sebagai bahan prosthetics danorthotics.4. SimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapatdisimpulkan bahwa komposit lamina serat rami epoksiberpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagaimaterial alternatif dalam pembuatan soket prostesis ataslutut pada fraksi volume serat 40-50%. Karakteristikmekanik komposit lamina serat rami epoksi longitudinalpada fraksi volume serat 40% yaitu tegangan tarik 232MPa dan modulus elastisitas 9,7 GPa, sedangkan padafraksi volume serat 50% tegangan tarik 260 MPa danmodulus elastisitas 11,23 GPa. Harga ini masih lebihbesar dibandingkan dengan harga referensi padapenelitian ini, yaitu bahan polimer yang diaplikasikan dibidang kesehatan dengan harga minimal kekuatan tarik80 MPa dan modulus elastisitas 3 GPa. Moduskegagalan yang terjadi pada komposit lamina ramiepoksi meliputi brittle failure (getas) untuk fraksivolume serat 10-30%, debonding dan deleminasi fraksivolume serat 40-50%. Karakteristik mekanik kompositlamina rami epoksi memenuhi persyaratan sebagaibahan soket prostesis, mengacu pada Standard ISO:plastic/polymer for health application.Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasih kepada DRPMUniversitas Indonesia yang telah membiayai penelitianini dengan Kontrak No. 242G/DRPM-UI/N1.4/2008.101Daftar Acuan[1] G. Stark, JPO 17/4S (2005) 18-22.[2] H. van der Linde, J.H. Cheriel, A.C.H. Geurts, JRRD41/4 (2004) 555-570.[3] W.C.C. Lee, Z. Ming, A.B. David, C. Bill, JRRD41/6A. (2004) 775-786.[4] F. Prince, A.W. David, S. Gary, P. Corrie, K.W.Robyn, JRRD 35/2 (1998) 177-185.[5] S.L. Phillips, W. Craelius, JPO 17/1 (2005) 27-32.[6] J.A. Campbell, Engineering Material, DepartmentEngineering, ANU, Canberra, 2002.[7] F.G. Torres, R.M. Diaz, Polymers & PolymerComposites 12/8 (2004) 705-718[8] John Craig, JPO 17/4S (2005) 27-49.[9] H. Ling-Ping, T. Yong, W. Lu-Lin., AdvancedMaterials Research 41-42 (2008) 313-316.[10] J.W. Kaczmar, J. Pach, R. Kozlowski, InternationalPolymer Science and Technology 34/6 (2007)T/45–T/50.[11] J. Biagiotti, D. Puglia, L. Torre, J.M. Kenny, PolymerComposites 25/5 (2004) 470-479.[12] M. Jacob, B. Francis, S. Thomas, K.T. Varughese,Polimer Composites (2006) 671-680.[13] S. Panthapulakkal, S. Law, M. Sain, R. Perrinaud,R. Shermet, Composites in Manufacturing 22/4(2006).[14] A. Saidah, Tesis Magister Teknik, DepartemenTeknik Mesin, Universitas Indonesia, Indonesia,2004.[15] D. Yulianto, Tesis Magister Teknik, DepartemenTeknik Mesin, Universitas Indonesia, Indonesia,2004.[16] K. Diharjo, S.H. Nuri, Prosiding Seminar NasionalTeknik Mesin, Universitas Petra, Surabaya,Indonesia, 2006.[17] K. Diharjo, Jurnal Teknik Mesin 8/1 April,Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia,(2006) 8-13.[18] ASTM, Annual Book of ASTM Standard, WestConshohocken, 2003.[19] A.K. Ka

3039/D 3039M untuk pengujian tarik dan ASTM D 4255/D 4255M-83 untuk pengujian geser. Serat rami yang digunakan adalah serat kontinyu dengan kode produksi 100% Ne 14’S, menggunakan matriks berupa .

Related Documents:

kawat 12% naik 17,36 MPa. Pada uji kuat tarik belah, beton serat kawat juga mengalami peningkatan dibandingkan beton normal (0% serat kawat). Beton serat kawat 8% naik 1,66 MPa, serat kawat 10% naik 2,01 MPa, dan serat kawat 12% naik 2,5 MPa. Beton serat kawat 12% mengalami kenaikan paling tinggi pada kuat tekan dan kuat tarik belah.

Klasifikasi Indonesia sebagai tolak ukur standar ujinya. Pengujian komposit berpenguat serat daun nanas membandingkan arah serat sudut 0 , 11.25 , 22.50 dan 45 , perlakuan serat pola anyaman, fraksi volume 70% matriks polyester dan 30% serat daun nanas, dengan m

mengenai sejarah Serat Wedhatama, meliputi; Biografi penulis Serat Wedhatama, Setting sosial, dan karya-karyanya. Bab III : DESKRIPSI ANATOMI NASKAH Pada bab ini penulis akan menguraikan mengenai bagian dari naskah Serat Wedhatama dari mulai sampul, preliminaries, text matter, postliminaries yang terdapat dalam Serat Wedhatama.

Kompetensi Fisika Kelas XII Semester 1 1 BAB 1 GELOMBANG MEKANIK Pada pembelajaran pertama ini kita akan mem- pelajari gelombang mekanik. Gelombang mekanik dapat kita pelajari melalui gejala g pada slinky dan tali g digetarkan. Ya. Setelah itu kita n mempelajari persamaan g berjala nda

Serat Centhini Jilid 01 - Halaman : 1 SÊRAT CÊNTHINI (SULUK TAMBANGRARAS) Yasandalêm Kangjêng Gusti Pangeran Adipati Anom Amêngkunagara III (Ingkang Sinuhun Pakubuwana V) ing Surakarta PRAWACANA Sêrat Cêthini aksara Latin punika aslinipun sêratan aksara Jawi, cacahipun 12 jilid, kandêlipun langkung saking 3.500 kaca.

Serat Centhini Warisan Sastra Dunia. Buku ini menceritakan hal-hal penting yang ada di dalam serat Centhini. Apa yang dilakukan ini mirip dengan apa yang dilakukan Djoko Dwiyanto pada tahun 2008. Ia menulis Eksiklopedi Serat Centhini. Buku ini berupa rangkuman data, fakta, dan analisis beberapa hal yang dianggap penting dalam serat Centhini. Namun,

b. isi serat wedhatama. 34 c. naskah serat wedhatama. 44 bab iii kajian teoritik nilai materi pendidikan akhlak untuk penguat pendidikan karakter dalam serat wedhatama karya k.g.p.a.a mangkunegara iv

3 Predicate Logic 4 Theorem Proving, Description Logics and Logic Programming 5 Search Methods 6 CommonKADS 7 Problem Solving Methods 8 Planning 9 Agents 10 Rule Learning 11 Inductive Logic Programming 12 Formal Concept Analysis 13 Neural Networks 14 Semantic Web and Exam Preparation . www.sti-innsbruck.at Agenda Motivation Technical Solution – Introduction to Theorem Proving .