Hubungan Antara Self Regulated Learning Dan Kelekatan .

2y ago
24 Views
2 Downloads
480.92 KB
10 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Amalia Wilborn
Transcription

Jurnal Psikologi Udayana2016, Vol. 3 No. 1, 54-63Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas UdayanaISSN: 2354 5607Hubungan antara Self Regulated Learning dan Kelekatan Remaja Awal terhadap Ibu dengan PrestasiBelajar Siswa SMP N 6 DenpasarPutu Riana Artyanti Putri dan I Made RustikaProgram Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas h satu pencapaian yang menjadi tujuan utama remaja adalah prestasi belajar. Para remaja memandangkeberhasilan dan kegagalan dalam mencapai prestasi akan menjadi suatu prediksi bagi keberhasilan dan kegagalanketika dewasa nanti. Prestasi belajar dipengaruhi oleh banyak faktor yang berasal dari faktor internal maupun faktoreksternal siswa. Salah satu faktor internal siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah kemampuan siswadalam menerapkan self regulated learning dan dari faktor eksternal, kelekatan remaja awal terhadap orangtua terutamaibu dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui hubungan self regulated learning dan kelekatan remaja awal terhadap ibu dengan prestasi belajar remajaawal di sekolah. Subjek dalam penelitian adalah siswa siswi kelas VIII SMP N 6 Denpasar yang dipilih denganstratified random sampling sebanyak 150 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah skala self regulated learning,skala kelekatan dan data raport siswa. Pada data raport siswa data yang diperoleh tidak berdistribusi normal, makaanalisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis korelasi Spearman’s. Hasil analisis korelasiSpearman’s menunjukkan koefisien korelasi self-regulated learning dengan prestasi belajar sebesar 0,320 (p 0,000)dan koefisien korelasi kelekatan remaja terhadap ibu dengan prestasi belajar sebesar 0,196 (p 0,016). Hasil analisisyang dilakukan menunjukkan bahwa koefisien korelasi self-regulated learning dengan prestasi lebih besardibandingkan dengan koefisien korelasi kelekatan remaja terhadap ibu.Kata kunci: Prestasi belajar, self regulated learning, kelekatan remaja awal terhadap ibu, remaja awalAbstractOne of the main aims the achievement of adolescents is the achievement of learning. The teens looked at the successesand failures in achieving the feat would be a prediction for the success and failure when adult. Accomplishment oflearning is influenced by many factors that originate from internal factors or external factors of students. One of theinternal factors that may affect the achievement of student learning is the ability of the students in applying selfregulated learning and from external factors, adolescents against parental attachment to mother can be one of thefactors that affect the achievement of student learning. The purpose of this research is to know the relationship of theself regulated learning and adolescents attachment against the mother with the learning achievements of theadolescents in school. The subject in this study is students of class VIII SMP N 6 Denpasar chosen with stratifiedrandom sampling as many as 150 students. Instrument in this study is self regulated learning scales, attachment scaleand scale data student report cards. Student report cards data on the research data is unnormal distribution, then theanalysis of the data used in this research is the analysis of correlation Spearman's. From the results of the analysis ofcorrelation Spearman's correlation coefficient shows the value of self-regulated learning with the learning achievementsof 0,320 (p 0.000) and the correlation coefficient adolescents attachment against the mother with the learningachievements of 0,196 (p 0,016). From the results of the analysis performed looks that the correlation coefficients ofSelf-regulated learning with greater achievements as compared with correlation coefficient of adolescents attachmentagainst the mother.Keywords: Achievements, self regulated learning, early adolescents attachment with mother , early adolescents54

SELF-REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJAR34 Semarang tahun ajaran 2010/2011. Prestasi belajar yangdiperoleh di masa sekolah sangat berperan bagi siswa dan arahkarir mereka ke depannya. Akan tetapi dilihat dari fakta yangada di lapangan, tidak semua siswa yang berada di masaremaja awal yang biasanya sedang duduk dibangku SekolahMenengah Pertama (SMP) memiliki prestasi belajar yang baikdi sekolah. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internalmaupun faktor eksternal siswa itu sendiri. Faktor yang bersifatinternal misalnya adalah intelegensi, motivasi belajar, minat,bakat, sikap, persepsi diri dan konsep diri. Sedangkan faktoryang bersifat eksternal adalah lingkungan keluarga,lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (dalam Akbar& Hawadi, 2004).Teori perkembangan kognisi piaget (dalam Slavin,2011) menyebutkan bahwa masa remaja adalah tahapperalihan dari penggunaan penalaran operasi konkret kepenerapan operasi formal. Pada tahap ini para remaja sudahmampu berfikir abstrak, remaja mulai mampu berfikirmembayangkan apa yang mungkin terjadi. Pada tahap operasiformal akan membuat remaja mampu mengintegrasikan apayang telah dipelajari dengan tantangan di masa depan danmampu membuat rencana untuk masa mendatang. Dengantahap perkembangan oprasi formal memungkinkan pararemaja untuk menerapkan self-regulated learning (SRL) untukmembantu remaja dalam mencapai prestasi belajar yang lebihbaik.Bandura (dalam Feist, 2010) meyakini bahwamanusia menggunakan strategi proaktif maupun reaktif untukmelakukan regulasi diri. Regulasi diri memandang belajarsebagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk diri merekasendiri dengan cara aktif dalam mencari informasi mengenaipelajaran yang mereka dapat dan bukan sebagai akibat daripengalaman pembelajaran (Zimmerman & Schunk, 2001).Teori metakognitif menjelaskan regulasi diri merupakansebuah proses pembelajaran dalam hal memilih strategi yangtepat, menguji pemahaman dan pengetahuan seseorang,mengoreksi kekurangan seseorang, dan mengakui kegunaanstrategi kognitif. Teori metakognitif mengkategorikanpendekatan regulasi diri menjadi pengetahuan deklaratif ataufaktual dan pengetahuan prosedural. Kedua pendekatantersebut merupakan langkah-langkah yang biasa digunakandalam memecahkan suatu masalah (Bandura, 1997).Schunk dan Zimmerman (dalam Slavin, 2011)menyebutkan pembelajaran regulasi diri adalah prosespembelajaran yang berasal dari bagaimana siswa berfikir danberperilaku untuk dapat mencapai tujuan dari pembelajaransiswa. Dengan menggunakan strategi pembelajaran inimemungkinkan siswa untuk dapat mengendalikan tujuanbelajar mereka sendiri dan mengembangkan strategi umumbagi diri mereka masing-masing untuk menentukan danmencapai tujuan pribadi dan standar pribadi mereka.LATAR BELAKANGPrestasi menjadi suatu hal yang sangat didambakanoleh banyak orang di era globalisasi saat ini. Ketika seseorangmampu mencapai prestasi yang baik maka akan memunculkanrasa kepuasan pada diri orang tersebut. Seseorang yangmampu berprestasi maka kebutuhan akan penghargaanmenjadi terpenuhi. Akan tetapi untuk dapat memenuhikebutuhan akan penghargaan atau aktualisasi diri makaseseorang harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhanfisiologis, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akancinta dan ntifikasikan kebutuhan akan penghargaan menjadireputasi dan harga diri. Ketika seseorang mampu berprestasimaka orang tersebut akan mendapatkan reputasi berupapengakuan dari orang lain akan keberadaannya, sertamemperoleh penghargaan terhadap diri akan keberhasilanseseorang dalam mencapai prestasi. Penghargaan yangseseorang terima dari lingkungan sekitarnya akan memotivasiorang tersebut untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri.Pada masa remaja pencapaian merupakan salah satuhal yang dianggap penting oleh para remaja, salah satupencapaian yang menjadi tujuan utama remaja adalah prestasibelajar. Hal ini dikarenakan prestasi belajar yang merekaperoleh akan menjadi awal bagi para remaja untuk menempuhlangkah-langkah selanjutnya. Masalah prestasi kemudianmenjadi suatu permasalahan yang lebih serius ketika pararemaja mulai memandang keberhasilan dan kegagalan merekadalam mencapai prestasi akan menjadi suatu prediksi bagikeberhasilan dan kegagalan ketika mereka dewasa nanti(Santrock, 2007). Prestasi belajar yang siswa peroleh di masasekolah akan dapat mempengaruhi ke mana siswa itu akanmelanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Semakin tinggiprestasi belajar yang siswa peroleh, maka akanmemungkinkan siswa untuk dapat bersekolah di sekolah yangbaik dan favorit. Jika dari awal memulai pendidikan siswasudah dapat memperoleh prestasi yang baik maka prestasibelajar tersebut akan membantu siswa dalam menentukankarier mereka kedepannya. Seperti misalnya prestasi belajaryang diperoleh siswa di masa remaja juga dapatmempengaruhi pengambilan keputusan karier, ini terlihat darihasil penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono (2009) yangmenyatakan bahwa, prestasi belajar yang tinggi pada siswaberkaitan dengan tingginya kematangan karier siswa yangberujung pada kemampuan siswa dalam melakukanpengambilan keputusan karier.Selain itu prestasi belajar mempengaruhi beberapaaspek dari diri siswa, diantaranya seperti rasa percaya diri darisiswa itu sendiri. Pernyataan ini didukung oleh hasil penelitianyang dilakukan oleh Roring (2011) yang menyatakan bahwaadanya hubungan yang positif dan signifikan antara prestasibelajar dengan kepercayaan diri siswa kelas VIII – A SMP N55

P. R. A. PUTRI DAN I. M. RUSTIKASiswa yang memiliki regulasi diri dalam prosespembelajaran akademik maka siswa akan memperolehpengetahuan dan mampu meningkatkan keterampilan kognitifmereka dengan menggunakan strategi metakognitif dalammenyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka.Penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan MartinezPons menyatakan bahwa self-regulated learning merupakansalah satu faktor yang menyebabkan terjadinya perbedaanprestasi belajar antar siswa. Penelitian lain yang dilakukanoleh Schunk menyatakan bahwa self-regulated learning dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa yang memilikikemampuan yang beragam (dalam Zimmerman & Schunk,2011). Sebuah penelitian eksperimen yang berjudul SelfRegulated Leraning (SRL) dalam Meningkatkan PrestasiAkademik pada Mahasiswa yang dilakukan oleh Fasikhah &Fatimah (2013) menunjukkan terdapat perbedaan nilai prestasiakademik yang signifikan antara kelompok eksperimen yangdiberi pelatihan SRL dengan kelompok kontrol yang tidakdiberi pelatihan SRL, kelompok yang diberi pelatihan SRLmemiliki nilai prestasi akademis (IP) lebih tinggi dengan mean 2,78 dibandingkan kelompok yang tidak diberi pelatihandengan mean 2,47. Sehingga dapat disimpulkan bahwa,pelatihan SRL berpengaruh secara signifikan terhadappeningkatan prestasi akademik pada mahasiswa.Salah satu ciri dari remaja awal yaitu mulaimendekatkan diri dengan teman sebaya dan berusaha bebasdari ketergantungan orangtua (Monks dkk., 2004). Pentingnyaarti penerimaan oleh teman sebaya pada usia remaja akanmembuat para remaja lebih memilih menggunakan barangyang sering digunakan oleh teman sebayanya atau melakukanhal-hal yang dilakukan oleh teman sebayanya dibandingkandengan apa yang dipilihkan oleh orang tua mereka (Slavin,2011). Melihat pentingnya penerimaan teman sebaya padamasa remaja awal orangtua harus tetap mengarahkan anaknyayang masih remaja agar tidak terjerumus pada pergaulanataupun lingkungan teman sebaya yang dapat memberipengaruh negatif terhadap prestasi belajar remaja di sekolah.Orangtua tetap berusaha memberikan otonomi bagi anaknyadalam menemukan dan memahami diri mereka, akan tetapidalam prosesnya orang tua harus tetap menjaga kelekatannyadengan para remaja agar remaja tidak terjerumus pada hal-halyang negatif (Santrock, 2003).Santrock (2003) menyatakan bahwa orang tuaterutama ibu harus mengetahui kapan para remaja memangharus tetap di kontrol dan kapan remaja dapat dibiarkanbereksplorasi dengan dunianya sendiri, meskipun remajamemilik kebebasan dalam mengeksplorasi dunianya, adabaiknya secara psikologis remaja harus memiliki kelekatanyang kuat dengan orang tuanya. Kelekatan remaja denganorang tua terutama ibu merupakan salah satu faktor eksternalyang dapat mempengaruhi prestasi belajar remaja di sekolah.Orang tua terutama ibu dapat mempengaruhi prestasi belajaranak mereka dengan melibatkan diri dalam pendidikan anakdengan bertindak sebagai penasehat bagi anak mereka danmemberi kesan pada guru tentang keseriusan target pendidikanyang harus dicapai di dalam keluarga (Papalia, 2008). Hasilpenelitian yang dilakukan oleh Dwija (2008) yang menelititentang hubungan antara konsep diri, motivasi berprestasi, danperhatian orang tua dengan hasil belajar sosiologi,menunjukkan terdapat hubungan yang positif dan signifikanantara perhatian orang tua dan hasil belajar Sosiologi.Penelitian lain yang dilakukan oleh Rahmi (2011)menunjukkan adanya dukungan orang tua dan motivasi belajarsecara signifikan memberikan sumbangsih pada prestasibelajar n prestasi belajar anak dapat dilakukan denganmemberi perhatian dan dukungan terhadap anak remajamereka dengan tetap menjaga kelekatan antara anak dan orangtuanya. Seperti hasil penelitian yang dilakukan olehMaentiningsih (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yangsignifikan antara secure attachment dengan motivasiberprestasi pada remaja. Remaja dengan secure attachmentakan terpenuhi rasa aman dan kasih sayang dari orangtuasehingga mampu memenuhi kebutuhan penghargaan dariorang lain (aktualisasi diri) khususnya dalam bentuk prestasi.Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2008) sosok ibumenjadi tokoh sentral dan memiliki peran penting dalammembangun relasi antar remaja dan orang tuanya. Setiap ibumemiliki peran pemeliharaan, pengasuhan dan pendidikanyang baik sebagai dasar dalam pembentukan kepribadiananak. Oleh karena itu ibu dikatakan memiliki fungsi yangfundamental dalam perkembangan anak secara keseluruhan.Ibu memberi rangsangan dan pelajaran, rangsangan yang ibuberikan telah dimulai sejak anak masih bayi denganmelakukan percakapan dengan bayi. Setelah anak mulaibersekolah ibu menciptakan suasana belajar yangmenyenangkan agar anak lebih giat untuk belajar. Dengankasih sayang yang ibu tunjukkan pada anak akan memberikanrasa aman tidak hanya bagi anak tetapi bagi seluruh anggotakeluarga, jadi dapat dikatakan hubungan ibu dan anak sangatpenting. Ibu yang memberikan kasih sayang dan perhatianyang baik bagi anak remaja akan mampu membuat anakremaja merasa nyaman, aman dan percaya kepada ibunyakarena telah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti inginmengetahui hubungan self-regulated learning dan kelekatananak remaja terhadap orang tua terutama ibu yang biasanyamenjadi figur lekat dari seorang anak dengan prestasi belajaryang diperoleh anak di sekolah.56

SELF-REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJARMETODE PENELITIANPopulasi dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelasVIII SMP Negeri 6 Denapasar, Bali yang berusia 12 sampai15 tahun yang berjumlah 625 siswa. Teknik pengambilansampel pada penelitian ini adalah teknik stratified randomsampling. Pengambilan sampel dengan teknik stratifiedrandom sampling merupakan suatu cara pengambilan sampeldengan cara mengambil sampling dari kelompok yanghomogen yang dilakukan secara random (Nazir, 2003).Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalaharsip raport semester 2, serta dua skala yaitu, skala selfregulated learning dan skala kelekatan remaja terhadap ibu.skala self-regulated learning yang di modifikasi dari skalayang dikembangkan oleh Wolters (2003) disusun berdasarkantiga dimensi self-regulated learning yang diungkapkan olehZimmerman. Skala yang dipergunakan untuk menentukantinggi rendahnya kelekatan remaja awal terhadap ibu merekaadalah dengan memodifikasi skala IPPA (Inventory of Parentand Peer Attachment) yang telah diadaptasi kedalam bahasaIndonesia oleh Dewi (2013) disusun berdasarkan tiga dimensidari Armseden & Greenberg dengan menggunakan modelskala likert. Skala self-regulated learning terdiri dari 28 itempernyataan, skala kelekatan remaja terhadap ibu terdiri dari 24item pernyataan. Skala self-regulated learning dan kelekatanremaja terhadap ibu disusun dalam bentuk pernyataanfavorable dan unfavorable yang diberi skor mulai dari 1sampai 4. Pada skala konsep diri, kerharmonisan keluarga, danpenerimaan teman sebaya terdapat 4 respon jawaban, yaitusangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangattidak setuju (STS). Pada pernyataan dalam aitem favorablejawaban sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju(STS) diberi skor 1. Sedangkan dalam pernyataan dalam aitemunfavorable jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju(S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangattidak setuju (STS) diberi skor 4.Pada pengujian validitas skala self-regulated learningkoefisien korelasi item total bergerak dari 0,278 sampaidengan 0,650. Hasil reliabilitas skala self-regulated learningdengan menggunakan Cronbach Alpha (α) adalah sebesar0.872. Alpha (α) sebesar 0,872 menunujukkan bahwa skala inimampu mencerminkan 87,2% variasi skor subjek adalah skormurni. Hasil tersebut menggambarkan skala self-regulatedlearning dapat digunakan untuk mengukur self-regulatedlearning.Pada pengujian validitas skala kelekatan remaja awalterhadap ibu koefisien korelasi item total bergerak dari 0,327sampai dengan 0,740. Hasil reliabilitas skala kelekatan remajaawal terhadap ibu dengan menggunakan Cronbach Alpha (α)adalah sebesar 0.911. Alpha (α) sebesar 0,911 menunujukkanbahwa skala ini mampu mencerminkan 91,1% variasi skorsubjek adalah skor murni. Hasil tersebut menggambarkanskala kelekatan remaja awal terhadap ibu dapat digunakanuntuk mengukur kelekatan remaja awal terhadap ibu.Tempat PenelitianTeknik Analisis DataProses pengambilan sampel dilakukan di SMPN 6Denpasar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni2015.Alat UkurTeknik analisis yang digunakan untuk dapat mengujihipotesis mayor dan minor dalam penelitian ini adalah analisisregresi berganda. Teknik analisis regresi berganda digunakanVariabel dan Definisi OperasionalVariabel bebas pada penelitan ini adalah selfregulated learning dan kelekatan remaja terhadap ibusedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasibelajar. Adapun definisi operasional dari variabel penelitianini ialah sebagai berikut:1. Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelahmengikuti proses belajar untuk mencapai tujuan belajar yangtelah ditetapkan, dimana hasil belajar siswa dapat meliputiaspek kognitif (teori), afektif (sikap), dan psikomotorik(keterampilan). Pencapaian hasil belajar diukur denganmenggunakan tes prestasi belajar yang dirangkum dalam bukuraport. Taraf prestasi belajar ditentukan berdasarkan nilai ratarata total raport siswa yang diperoleh pada semester 2.Semakin tinggi nilai total subjek, maka semakin tinggi prestasibelajar siswa.2. Self-regulated learning adalah kegiatan dimana individubelajar secara aktif sebagai pengatur proses belajarnya sendiri,mulai dari merencanakan, memantau, mengontrol danmengevaluasi dirinya secara sistematis untuk mencapai tujuandalam belajar. Taraf Self-regulated learning diukur denganskala self-regulated learning. Semakin tinggi skor yangdiperoleh menunjukkan semakin tinggi kemampuan selfregulated learning siswa3. Kelekatan remaja terhadap ibu adalah hubungan yanghangat dan penuh rasa percaya dengan ibu atau penggantinyamembuat anak memiliki rasa aman dan rasa percaya dirisehingga anak lebih kompeten dalam membangun relasi sosialdan memperoleh kesejahteraan. Taraf kelekatan remajadengan ibu diukur dengan Skala Kelekatan Remaja terhadapIbu. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkansemakin tinggi kelekatan remaja awal terhadap ibunya.Responden57

P. R. A. PUTRI DAN I. M. RUSTIKAuntuk meramalkan nilai variabel tergantung apabila variabelbebas minimal dua atau lebih (Santoso, 2003). Analisisdilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 16.00.Sebelum melakukan analisis dengan teknik regresi berganda,peneliti melakukan uji normalitas, multikolinieritas, danlinieritas terlebih dahulu. Uji normalitas sebaran datapenelitian akan menggunakan teknik Kolmogorov–SmirnovGoodnessof Fit Test, uji multikolinearitas dalam penelitian inidapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (VarianceInflation Factor) dari model regresi, dan uji normalitas denganmenggunakan teknik Compare Means.perbedaan antara mean empiris dan mean teoritis pada prestasibelajar. Rentang skor subjek penelitian antara 62 sampaidengan 96.Uji AsumsiBerdasarkan data pada tabel 2, diketahui bahwavariabel self regulated learning memiliki nilai sebesar 1,036dengan signifikansi sebesar 0,233 (p 0,05). Nilai tersebutmenunjukkan bahwa data pada variabel self regulated learningmemiliki distribusi yang normal. Data dari kelekatan remajadengan ibu memiliki nilai sebesar 0,975 dengan signifikansisebesar 0,297 (p 0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwadata pada variabel kelekatan remaja dengan ibu memilikidistribusi yang normal. Data dari prestasi belajar memilikinilai sebesar 2,359 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p 0,05).Nilai tersebut menunjukkan bahwa data pada variabel prestasibelajar tidak berdistribusi normal.Namun apabila terdapat salah satu data penelitiantidak memnuhi syarat uji asumsi, maka uji hipotesis yangdigunakan adalah analisis korelasi spearman’s.HASIL PENELITIANBerdasarkan hasil data karakteristik subjekpenelitian, diketahui bahwa subjek penelitian berjumlah 150orang dengan laki-laki berjumlah 63 orang dan perempuanberjumlah 87 orang, rentang usia dari 13 tahun sampai 15tahun, dan dari data pekerjaan ibu diketahui sebanyak 60orang siswa memiliki ibu yang tidak bekerja, 25 orang siswamemiliki ibu yang bekerja sebagai pegawai swasta, 20 orangsiswa memiliki ibu yang bekerja sebagai pegawai negri sipil,serta terdapat 45 orang siswa yang memiliki ibu yang bekerjasebagai wiraswasta.Deskripsi Data PeneltianHasil analisis uji linieritas dengan menggunakanCompare Means diatas, terlihat bahwa nilai signifikansiliniarity pada kedua variabel lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar0,000 dan 0,016. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapathubungan yang linier antara variabel self regulated learningdengan prestasi belajar, dan juga terdapat hubungan yanglinier antara variabel kelekatan remaja dengan ibu denganprestasi belajar.Hasil uji normalitas dan linieritas yang telah penelitilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat salah satudata variabel penelitian yaitu data prestasi belajar tidakmemenuhi syarat uji asumsi karena data tersebut tidakberdistribusi normal. Oleh karena tidak terpenuhinya salahsatu uji asumsi maka selanjutnya akan dilakukan uji hipotesispenelitian dengan mengubah uji regresi berganda menjadi ujikorelasi spearman’s.Perbedaan mean empiris dan mean teoritis padavariabel self regulated learning adalah 16,36. Mean empirislebih tinggi dari mean teoritis, menunjukkan bahwa terdapatperbedaan antara mean empiris dan mean teoritis pada selfregulated learning. Rentang skor subjek penelitian antara 60sampai dengan 110.Perbedaan mean empiris dan mean teoritis padavariabel kelekatan remaja terhadap ibu adalah 20,86. Meanempiris lebih tinggi dari mean teoritis, menunjukkan bahwaterdapat perbedaan antara mean empiris dan mean teoritispada kelekatan remaja terhadap ibu. Rentang skor subjekpenelitian antara 62 sampai dengan 96.Perbedaan mean empiris dan mean teoritis padavariabel prestasi belajar adalah 0,727. Mean empiris lebihtinggi dari mean teoritis, menunjukkan bahwa terdapatUji HipotesisUji hipotesis yang selanjutnya akan digunakan adalahuji korelasi Spearman’s.58

SELF-REGULATED LEARNING DAN KELEKATAN REMAJA AWAL TERHADAP IBU DENGAN PRESTASI BELAJAROleh karena peneliti mengubah uji hipotesis, maka hipotesisdari penelitian ini adalah sebagai berikut:Ha1: Self-regulated learning berhubungan dengan prestasibelajar siswa di SMPN 6 DenpasarHa2: Kelekatan remaja awal terhadap ibu berhubungan denganprestasi belajar siswa SMPN 6 DenpasarPEMBAHASAN DAN KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis data dengan menggunakanteknik analisa korelasi Spearman’s, dapat disebutkan bahwapengujian terhadap dua hipotesis yang diajukan yaitu adanyahubungan self regulated learning dengan prestasi belajar siswakelas VIII di SMPN 6 Denpasar serta adanya hubungankelekatan remaja dengan ibu dengan prestasi belajar siswakelas VIII di SMPN 6 Denpasar dapat diterima. Hal tersebutdapat dilihat dari nilai koefisien korelasi self regulatedlearning dengan prestasi belajar sebesar 0,320 dengan tarafsignifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasikelekatan remaja dengan ibu dengan prestasi belajar sebesar0,196 dengan taraf signifikansi sebesar 0,016. Dilihat darihasil analisis yang dilakukan terlihat bahwa nilai koefisienkorelasi self regulated learning dengan prestasi belajar lebihbesar dibandingkan dengan koefisien korelasi kelekatanremaja dengan ibu.Besarnya koefisien korelasi self regulated learningdengan prestasi belajar lebih tinggi dari besarnya nilaikoefisien korelasi kelekatan remaja terhadap ibu denganprestasi belajar disebabkan oleh kemampuan siswa dalammenerapkankan self regulated learning merupakan salah satufaktor internal dari diri siswa. Siswa yang mampumengoptimalkan self regulated learning akan belajar daripengalaman yang telah dialami. Dari pengalaman yang telahdialami, siswa akan mengatur strategi untuk dapatmeningkatkan prestasi belajarnya.Selanjutnya dilihat dari kelekatan remaja terhadapibu, siswa yang memiliki kelekatan terhadap ibu yang baiktentu akan mendapatkan rasa aman dan rasa percaya dariibunya. Rasa aman dan rasa percaya yang diberikan oleh ibuakan menjadi motivasi eksternal bagi siswa sertamemunculkan rasa percaya diri akan kemampuan yangdimiliki. Akan tetapi jika siswa tidak memiliki motivasiintrinsik yang tinggi untuk berprestasi maka rasa percaya sertamotivasi yang diberikan oleh ibunya tidak terlalu kuatpengaruhnya terhadap peningkatan prestasi belajar siswa disekolah. Ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukanoleh Cahyo (2010) yang menunjukkan bahwa faktor internalsiswa yang terdiri atas intelegensi, minat, bakat dan motivasisiswa berperan sebesar 26,9% terhadap prestasi belajarsedangkan faktor eksternal yang terdiri atas lingkungankeluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakatberperan sebesar 19,5%. Jadi dapat dikatakan faktor internalHasil analisis korelasi spearman’s terlihat nilaikoefisien korelasi antara self regulated learning denganprestasi belajar sebesar 0,320 dengan angka probabilitas 0,000( 0,001). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapatkorelasi yang positif dan signifikan antara self regulatedlearning dengan prestasi belajar siswa kelas VIII siswa SMP N6 Denpasar dengan nilai korelasi sebesar 0,320 dan tarafsignifikansi 0,000, jadi semakin tinggi skor self regulatedlearning yang diperoleh oleh siswa kelas VIII siswa SMP N 6Denpasar maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswatersebut.Hasil analisis korelasi spearman’s terlihat nilaikoefisien korelasi antara kelekatan remaja terhadap ibu denganprestasi belajar siswa kelas VIII siswa SMP N 6 Denpasarsebesar 0,196 dengan angka probabilitas 0,016 ( 0,005). Makadari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasiyang positif dan signifikan antara kelekatan remaja dengan ibudengan prestasi belajar yang menunjukkan nilai korelasisebesar 0,196 dan taraf signifikansi 0,016, jadi semakin tinggiskor kelekatan remaja dengan ibu yang diperoleh oleh siswakelas VIII siswa SMP N 6 Denpasar maka akan semakintinggi prestasi belajar siswa tersebut.59

P. R. A. PUTRI DAN I. M. RUSTIKAsiswa memberi peran lebih besar terhadap prestasi belajardibandingkan dengan fekator eksternal siswa.Siswa yang menerapkan self regulated learning akanmengobservasi diri untuk melakukan pengamatan atas apayang telah dilakukan untuk mencapai prestasi belajar yangtelah ditetapkan. Selain melakukan observasi diri, siswa jugaakan melakukan proses penilaian yang berdasarkan padastandar pribadi, pencapaian sebelumnya, pemberian sertaatribusi terhadap performa. Siswa memiliki standar pribadiuntuk mengevaluasi pencapaian prestasi yang telah diperolehtanpa membandingkan dengan orang lain. Selain itu siswajuga menggunakan taraf pencapaian prestasi sebelumnyasebagai pembanding untuk mengevaluasi performa yangditunjukkan saat ini. Proses penilaian pada self regulatedlearning juga tergantung dari bagaimana siswa menilai alasandari perilaku yang dimunculkan. Apabila siswa mempercayaibahwa keberhasilan yang dicapai merupakan hasil dariusahanya sendiri maka siswa akan berusaha lebih keras untukmencapai tujuan yang ingin dicapai. Jika siswa percaya bahwadirinya bertanggung jawab atas kegagalan atau performa yangtidak maksimal, maka siswa tersebut akan lebih siap untukberusaha ke arah regulasi diri daripada menyalahkan faktorfaktor di luar kendali sebagai sebab kegagalan dan ketakutan.Siswa yang memiliki kemampuan Self-regulatedlearning yang baik akan menyebabkan siswa lebih bisabertanggung jawab atas tindakannya sendiri, menjadi lebihterarah, dan bisa memberi kontribusi bagi masyarakat. Ketikasiswa mulai menerapkan Self-regulated learning dalamkegiatan belajar, mereka akan mulai mengubah cara berfikirmereka untuk lebih fokus pada tujuan mencapai prestasibelajar yang lebih baik, ketika siswa mulai memikirkantujuannya, maka akan muncul motivasi dari dalam diri siswauntuk mencapai tujuan tersebut, motivasi yang dimiliki siswaakan mendorong siswa untuk memunculkan perilaku-perilakuyang dapat membuat siswa mampu mencapai prestasi belajarsesuai dengan target yang telah mereka buat. Pernyataan ini didukung oleh pendapat Zimmerman & Martinez–Pons yangmendefinisikan self regulated learning sebagai tingkatandimana partisipan secara aktif melibatkan metakognisi,motivasi, dan perila

Hubungan antara Self Regulated Learning dan Kelekatan Remaja Awal terhadap Ibu dengan Prestasi . and failures in achieving the feat would be a prediction for the success and failure when adult. Accomplishment of . signifikan antara secure attachment dengan motivasi berprestasi pada

Related Documents:

Gambar 2.1 Grafik hubungan antara nilai opsi jual-beli dan harga saham . 16 Gambar 2.2 Grafik hubungan antara nilai opsi jual-beli dan harga penyerahan 16 Gambar 2.3 Grafik hubungan antara nilai opsi jual-beli dan jangka waktu 17 Gambar 2.4 Grafik hubungan antara nilai opsi jual-beli terhadap Volatility . 18 Gambar 2.5 Grafik hubungan .

tingkat pendidikan responden sebagian besar rendah 56,1%. Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p value 0,02), tidak ada hubungan antara usia ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar (p value 0,1) dan ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan frekuensi konsumsi bakso tusuk mengandung boraks digabung dengan sig α 0,05, didapatkan hasil ada hubungan antara pengetahuan dengan frekuensi konsumsi bakso tusuk mengandung boraks ditandai dengan nilai(p α ) dimana nilai p adalah 0,002. b. Hubungan antara pemberian uang

0,265 Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan keluhan CVS 4 Hubungan antara pola kerja dengan keluhan CVS Uji Rank Spearman 0,008 Ada hubungan antara pola kerja dengan keluhan CVS PEMBAHASAN 1. Perbedaan Skor Keluhan CVS Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin merupakan salah satu f

Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan diet (p 0,05). Hasil uji Fisher’s Exact menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet (p 0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan yang bermakna antara tingkat

HUBUNGAN ANTARA RASA PERCAYA DALAM HUBUNGAN ROMANTIS DAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA PEREMPUAN DEWASA MUDA DI JAKARTA Sheila Grace1, Pradipta Christy Pratiwi, & Grace Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas Pelita Harapan, Jl. MH. Thamrin Boulevard

korelasi Pearson Product Moment dan diperoleh hasil r 0,390 dengan signifikansi 0,000 (p 0,01), menunjukan ada hubungan positif yang signifikan antara religiusitas . dan keraguan dalam pemahaman agama (Hurlock dalam Ghufron & Risnawita, 2010), . hubungan antara agama dan SWB, penting untuk menjelaskan pengaruh keberagamaan. 6

AMERICAN BOARD OF RADIOLOGY, ) ) CLASS ACTION ) Trial by Jury Demanded Defendant. ) CLASS ACTION COMPLAINT Plaintiff Sadhish K. Siva, (“Plaintiff”), for his Complaint against Defendant American Board of Radiology (“ABR” or “Defendant”) hereby alleges as follows: INTRODUCTION 1. This case is about ABR’s illegal and anti-competitive conduct in the market for initial board .