PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI

2y ago
119 Views
2 Downloads
249.41 KB
7 Pages
Last View : 27d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Brenna Zink
Transcription

PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSIKEUANGAN DAERAH(Studi Pada SKPD Kabupaten Sleman)Arindra Devi SusilawatiSri WidodoABSTRACTThis research was conducted to determine the effect of behavioral factorstrainingorganization, clarity of purpose and support superiors of the usefulness of regional financialaccounting system (SAKD) on the local work unit of study on SKPD Sleman. Population in thisresearch is unit of work device area (SKPD) Sleman. This research is a quantitative research. Thetype of data used in this study is the primary data. Data collection method was done by usingquestionnaire. The sampling technique used is purposive sampling. The data analysis techniqueused is multiple linear regression with the help of SPSS program.The results of this study indicate that the training, clarity of purpose and support ofsupervisors have a significant effect on the usefulness of regional financial accounting system. Theresult of hypothesis testing in this research is the training has a significant effect on the use ofSAKD with significance level 0,05. The clarity of purpose has significant effect on the use ofSAKD with significance level 0,05 and superior support significantly influence the use of SAKDwith significance level 0,05. In this study independent variables (training, clarity of purpose andsupport of superiors) able to explain the dependent variable (usability of regional financialaccounting system) of 91.7%.Keywords: Training, Clarity of Purpose, Support Bosses and Regional Financial AccountingSystem.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pegaruh pelatihan, kejelasan tujuan dandukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) pada satuankerja perangkat daerah studi pada SKPD Kabupaten Sleman. Populasi dalam penelitian ini yaitusatuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metodepengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yangdigunakan adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu regresi linearberganda dengan bantuan program SPSS.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan, kejelasan tujuan dan dukungan atasanberpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hasil pengujianhipotesis dalam penelitian ini adalah pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan SAKDdengan tingkat signifikansi 0,05. Kejelasan tujuan berpengaruh signifikan terhadap kegunaanSAKD dengan tingkat signifikansi 0,05 dan dukungan atasan berpengaruh signifikan terhadapkegunaan SAKD dengan tingkat signifikansi 0,05. Dalam penelitian ini Variabel independen(pelatihan, kejelasan tujuan dan dukungan atasan) mampu menjelaskan variabel dependen(kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah) sebesar 91,7%.Kata kunci : Pelatihan, Kejelasan Tujuan, Dukungan Atasan dan Sistem Akuntansi KeuanganDaerah.

A. PENDAHULUANOtonomi daerah merupakan bagiandalammenciptakan sistemyangpowersharepadasetiaplevelpemerintahan serta menuntut kemandiriansistem manajemen di daerah. Distribusikewenagan atau kekuasaan, disesuaikandengan kewenagan pusat dan daerahtermasukkewenagankeuangan.Pengambilan keputusan mengenai ekonomi,politik dan sosial diperlukan informasiakuntansi, yang salah satunya berupalaproan keuangan (Latifah dan Sabeni,2007). Pemberian otonomi daerah padakabupaten dan kota, pengelolaan keuangansepenuhnya berada ditangan pemerintahdaerah. Sejalan dengan pelaksanaanotonomidaerah,sistempengelolaankeuangan daerah yang baik difokuskanuntuk mengelola sistem dana secaradesentralisasi dengan transparan, efisien,dan dapat dipertanggung jawabkan kepadamasyarakat luas.Sistem akuntansi pemerintahan padatingkat pemerintahan pusat diatur dalamPeraturanMenteriKeuanganNomor59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansidan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.Sistem akuntansi pemerintah pada tingkatpemerintahdaerahdiaturdenganPermendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentangPedoman pengelolaan Keuangan Daerahyang merupakan perubahan kedua atasPermendagri Nomor 13 tahun 2006 tentangSistem Akuntansi Keuangan Daerah. Olehsebab itu penerapan standar akuntansipemerintah dan penerapan sistem akuntansikeuangan daerah menjadi salah satu syaratdan pedoman bagi pemerintah untukmenghasilkan laporan keuangan daerahyang berkualitas.Pemerintah selaku pengelola danapublik harus mampu menyediakan informasikeuangan yang diperlukan secara akurat,relevan, tepat waktu dan dapat dipercayasehingga dituntut untuk memiliki sisteminformasi yang andal. Dalam rangkamemantapkanotonomidaerahdandesentralisasi pemerintah daerah hendaknyasudah mulai memikirkan investasi untukpengembangan sistem informasi akuntansi(Sri Dewi, 2001).Pada organisasi pemerintah daerah,sistemakuntansidilaksanakan olehSatuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).SKPD selaku entitas akuntansi akanmelaksanakansistemakuntansipemerintah daerah sekurang-kurangnyameliputi prosedur akuntansi penerimaan kas,prosedurakuntansipengeluaran kas,prosedur akuntansi aset tetap/barang milikdaerah dan prosedur akuntansi selain kas.SistemAkuntansi KeuanganDaerah(SAKD)yang digunakan pada saatsekarang ini adalah sistem akuntansi yangmengacu pada kebijakan perundanganyaitu Permendagri No. 13/2006 yangkemudiandirevisipadaPermendagriNo.59/2007 dan direvisi kembali padaPermendagriNo.21/2011.Suatukeberhasilan penerapan sistem tidakhanya ditentukan pada penguasaan teknisbelaka, namun dari beberapa penelitianmenunjukan bahwa faktor perilaku dariindividupenggunasistem sangatmenentukan kesuksesan penerapan suatusistem (Bodnar dan Hopwood : 2003).Agardapat meningkatkankegunaanSAKD ini maka perlu adanya faktorperilaku dalam suatu organisasi yangmendukungdalam penerapan SAKDtersebut,diantaranya adanya kejelasantujuan suatu organisasi sertaadanyadukungan atasan dalam penerapan sistemakuntansi keuangan daerah agar dapatmeningkatkan kegunaan SAKD tersebutdalam memenuhituntutan masyarakattentang transparansidanakuntabilitaslembaga sektor publik, karena SAKDdapat berguna untuk mengelola danasecara transparan,ekonomis,efektif,efisien dan akuntabel (Latifah dan Sabeni,20017).Pengembangan sistem sangat perludilakukan untuk menggantikan sistem lamayang selama ini digunakan pemerintahdaerah yaitu Manual Administrasi KeuanganDaerah (MAKUDA) yang telah diterapkansejak 1981.Krumweide (1998) menunjukan bahwafaktor organisasional seperti pelatihan,kejelasan tujuan, serta dukungan atasan,berpengaruh positif terhadap implementasiinovasi sistem maupun perubahan modelakuntansi manajemen.Peneliti tertarik melakukan penelitian inikarena belum banyak yang melakukanpenelitian mengenai Faktor KeperilakuanOrganisasi Terhadap Kegunaan SistemAkuntansi Keuangan Daerah, terutama padaSatuan Kerja Perangkat Daerah KabupatenSleman. Perbedaan penelitian ini denganpenelitian sebelumnya terletak pada variabelyang digunakan dan tempat dilakukannya

penelitian. Maka dari itu peneliti bermaksudmeneliti kembali dengan judul ”PengaruhFaktorKeperilakuanOrganisasiTerhadap Kegunaan Sistem AkuntansiKeuangan Daerah”.B. Tinjauan pustakaKeperilakuan organisasiFaktor organisasi dalam implementasisistem ada tiga aspek, meliputi dukunganatasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan.Faktor-faktor tersebut didefinisikan sebagaiberikut (Chenhall, 2004) : Dukungan Atasandiartikan sebagai keterlibatan manajerdalam kemajuan proyek dan menyediakansumber daya yang diperlukan, KejelasanTujuan didefinisikan sebagai kejelasan darisasaran dan tujuan digunakannya SistemAkuntansi Keuangan Daerah di semualevel organisasi, dan Pelatihan merupakansuatu usaha pengarahan dan pelatihan untukmeningkatkan pemahaman mengenai sistem.Pelatihan adalah suatu proses belajarmengenai sebuah wacana pengetahuan danketerampilanyangditujukanuntukpenerapan hasil belajar yang sesuai dengantuntutan tertentu.Kejelasan tujuan diartikan ketika akanmenerapkan SIKD, tujuan implementasiSIKD tersebut telah dijelaskan dandisepakati. Kejelasan tujuan nSIKDtujuanimplementasi sistem tersebut harus jelasdan ringkas, dan telah ada persetujuantentang tujuan implementasi SIKD, sertaSIKD bermanfaat bagi semua bagian dalamDepartemen atau Dinas.Chenal (2004) mengungkapkan bahwadukunganatasandiartikansebagaiketerlibatan manajer dalam kemajuan proyekdan penyediaan sumber daya yangdiperlukan.Sistem Akuntansi Keuangan DaerahAkuntansi adalah suatu sistem. Sistemadalah suatu kesatuan yang terdiri atassubsistem-subsistem atau kesatuan yangterdiri atas kesatuan yang lebih kecil, yangberhubungan satu sama lain dan mempunyaitujuan tertentu. Suatu sistem mengolah input(masukan) menjadi output (keluaran). Inputsistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksidalam bentuk dokumen atau formulir. Outputnya adalah laporan keuangan. Sistemakuntansipemerintahdaerahmeliputiserangkaian proses atau prosedur, yangdimulai dari pencatatan, penggolongan, danperingkasan transaksi dana atau keterjadiankeuangan serta pelaporan keuangan dalamrangka pertanggung jawaban pelaksanaanAnggaran Pendapatan Belanja Daerah.Berdasarkan penjelasan KepmendagriNo. 29 Tahun 2002 dan Kepmendagri No. 13Tahun 2006 dapat ditarik kesimpulan bahwasistemakuntansikeuangandaerahmerupakan serangkaian prosedur yang salingberhubungan disusun sesuai dengan skemayang menyeluruh, yang ditinjau untukmenghasilkan informasi dalam bentuk laporankeuangan yang akan digunakan oleh pihakintern dan pihak ekstern pemerintah daerahuntuk mengambil keputusan ekonomi.Kerangka tansiDukunganKeuanganatasanMETODOLOGI PENELITIANPenelitian dilakukan selama lima bulanmulai tanggal 08 Mei – 07 Agustus 2017.Lokasi yang di ambil dalam penelitian iniadalah Satuan Kerja Perangkat Jumlahsampelsebanyak 130 kuesioner yang disebar dilingkungan SKPD Kabupaten Sleman.Setelahterkumpul,datadiprosesmenggunakan analisis regresi linerarbergandauntukmengukurpengaruhlangsung dan tidak langsung pelatihan,kejelasan tujuan dan dukungan atasanterhadap kegunaan sistem akuntansikeuangan daerah.HASIL DAN PEMBAHASANKuesioner yang disebar sebanyak 130dan yang kembali sebanyak 95 dan yangtidak kembali sebanyak 35 serta yang dapatdiolah hanya 45 kuesioner. Hasil uji validitasdapat dilihat dari nilai p value untuk setiappertanyaan variabel pelatihan dibawah 0,05,

pada variabel kejelasan tujuan dibawah 0,05dan variabel dukungan atasan secarakeseluruhan dibawah 0,05, pertanyaanvariabelkegunaansistemakuntansikeuangan daerah secara keseluruhandibawah 0,05, maka setiap pertanyaankuesioner dapat dikatakan valid.Hasil uji reliabilitas pada masing-masingvariabel nilai cronbach alpha untuk masingmasing variabel 0,70 yaitu variabelpelatihan 0,923, kejelasan tujuan 0921,, dandukungan atasan 0, dan kegunaan kan reliabel karena memiliki nilaicronbach alpha lebih dari 0,70.Uji hipotesisa. Analisis Regresi Linear BergandaAnalisis linear berganda dilakukanuntukmengetahuipengaruhvariabelindependen yaitu pelatihan, kejelasan tujuandan dukungan atasan terhadap kegunaansistem akuntansi keuangan daerah. Hasilanalisis regresi linear berganda ditunjukanpada tabel dibawah ini :Tabel 4. 9Hasil Analisis Regresi Linier BergandaCoefficientsUnstandar Std.Berorr(consta 3,56 1,272,806 0,000nt)618Pelatiha 0,32 0.102,942 0,000n095Kejelas0,26 0,12an2,134 0,03986tujuanDukung0,18 0,07an2,489 0,01785atasanF hitung0,000 162,268Adj R2 0,917Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh persamaanregresi pada penelitian ini sebagai berikut:Y 3,566 0,320X1 0,268 X2 0,188X3 eDimana:Y kegunaan sistem akuntansi keuangandaerahA konstantaB koefisien arah regresiX1 pelatihanX2 kejelasan tujuanX3 dukungan atasane ErrorPersamaan diatas dapat dijelaskanbahwa konstanta sebesar 3,566 yang artinyajika pelatihan (X1), kejelasan tujuan (X2), dandukungan atasan (X3) nilainya 0, makakegunaansistemakuntansikeuangandaerahb (Y) nilainya adalah 3,566.Nilai koefisien pada variabel X1 bernilaipositif yaitu sebesar 0,320, hal inimenunjukkan peningkatan pelatihan atau X1sebesar 1% maka akan meningkatkankegunaan sistem akuntansi keuangan daerahsebesar 32% dengan asumsi bahwa variabelyang lain dianggap tetap. Nilai koefisienbertanda positif dan nilai signifikansi 0,05menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruhpopsitif signifikan terhadap kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah.Nilai koefisien pada variabel X2bernilai positif yaitu sebesar 0,268, hal inimenunjukkan peningkatan kejelasan tujuanatau X2 sebesar 1% maka akan meningkatkankegunaan sistem akuntansi keuangan daerahsebesar 26,8% dengan asumsi bahwavariabel yang lain dianggap tetap. Nilaikoefisien bertanda positif dan nilai signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa kejelasan tujuanberpengaruh popsitif signifikan terhadapkegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.Nilai koefisien pada variabel X3 bernilaipositifyaitu sebesar 0188, hal inimenunjukkan peningkatan dukungan atasanatau X3 sebesar 1% maka akan meningkatkankegunaan sistem akuntansi keuangan daerahsebesar 18,8% dengan asumsi bahwavariabel yang lain dianggap tetap. Nilaikoefisien bertanda positif dan nilai signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa dukungan atasanberpengaruh popsitif signifikan terhadapkegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.b. Uji t ( Partial Individual Test)Uji t digunakan untuk mengujipengaruh variabel independent secaraparsialterhadapvariabeldependen.Probabilitas lebih kecil dari 0,05 makahasilnya signifikan berarti terdapat pengaruhyang signifikan dari variabel independensecara parsial terhadap variabel dependen (

Ghozali,2005). Hasil uji t dapat dilihat padatabel 4.9.Berdasarkan tabel 4.9 variabelpartisipasi penyusunan anggaran (X1)memiliki p value sebesar 0,000 (signifikan),karena p-value 0,05 dan memiliki nilaikoefisien bertanda positif ( ) ,hal ini itifterhadapkinerjaaparatur pemerintah daerah. Variabelkomitmen organisasi (X2) memiliki p-valuesebesar 0,032 (signifikan), karena p-value 0,05 dan memiliki nilai koefisien bertandapositif ( ) hal ini berarti komitmen organisasiberpengaruh terhadap kinerja aparaturpemerintah daerah.c. Uji F (overall significance test)Uji F digunakan untuk menguji variabelindependen secara simultan terhadahvariabel dependen.Pengujian hipotesissecara simultan dengan uji F bertujuan untukmengetahui secarasimultan dari variabel X1,X2, dan X3 terhadap variabel terkait Y. Jikahasil pengujian diperoleh hasil nilai signifikan 0,05 dapat disimpulkan bahwa variabelindependensecarakeseluruhanberpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil uji F pada tabel 4.9 menghasilkannilai F hitung sebesar 162,268. Nilaisignifkan dari hasil pengujian yangditunjukkan tabel 4.9 menunjukkan nilai0,000 maka secara keseluruhan variabelpelatihan, kejelasan tujuan, dan dukunganatasan mempunyai pengaruh terhadapkegunaan sistem akuntansi keuangandaerah.d. Koefisien determinasi (R2)Tabel 4.9 diperoleh hasil pengujianpelatihan, kejelasan tujuan,dukunganatasan dan kegunaan sistem akuntansikeuangan daerah memiliki nilai Adjusted R2sebesar 0,917. Artinya variabel independentmampu menjelaskan variabel dependensebesar 91,7% sedangkan yang 8,3%sisanya dijelaskan variabel lain yang tidakdimasukkan dalam model regresi penelitianini (tidak diteliti).Pembahasan1. Pelatihanberpengaruhsignifikanterhadap kegunaan SAKDPengujian hipotesis 1 yang dilakukandengan menggunakan program SPSSdiketahui nilai sig (H1) adalah 0,005dibawah 0,05 sehingga (H1) yangmenyatakan bahwa pelatihan berpengaruhsignifikan terhadap kegunaan SAKDdidukung atau diterima. Hasil penelitian inisejalan dengan penelitian yang dilakukanAzlina (2012) yang menyatakan bahwapelatihan berpengaruh positif terhadapkegunaan sistem akuntansi keuangandaerah. Artinya semakin tinggi intensitaspelatihan,makakegunaansistemakuntansi keuangan daerah akan semakintinggi.Sebaliknyasemakinrendahintensitas pelatihan maka kegunaan sistemakuntansikeuanganakansemakinberkurang. Menurut Notoatmodjo (2009)pelatihanadalahsuatukegiatanpeningkatan kemampuan karyawan ataupegawai dalam suatu institusi. Programpelatihan adalah salah satu strategiperusahaanatauorganisasidalammeningkatkan kualitas kompetensi parapegawainya.2. Kejelasan tujuan berpengaruh signifikanterhadap kegunaan SAKDPengujian hipotesis 2 yang dilakukandengan menggunakan program SPSSdiketahui nilai sig (H2) adalah 0,039dibawah 0,05 sehingga (H2) yangmenyatakan bahwa kejelasan tujuanberpengaruh signifikan terhadap kegunaanSAKD didukung atau diterima. Semakintinggi kejelasan tujuan maka kegunaansistem akuntansi keuangan daerah jugaakan semakin tinggi. Hal ini sejalandengan hasil penelitian Carolina (2012)dan Kayati (2016) yang menyatakankejelasan tujuan berpengaruh signifikanpositif terhadapKegunaan SistemAkuntansi Keuangan Daerah (Zahro,2012).3. Dukunganatasanberpengaruhsignifikan terhadap kegunaan SAKD.Pengujian hipotesis 3 yang dilakukandengan menggunakan program SPSSdiketahui nilai sig (H3) adalah 0,017dibawah 0,05 sehingga (H3) yangmenyatakan bahwa dukungan atasanberpengaruh signifikan terhadap kegunaanSAKD didukung atau diterima. Hasilpengujian ini sejalan dengan hasilpenelitian Putranto (2014) dan Solichin(2015) yangmenyatakan bahwaDukungan Atasan berpengaruh signifikanpositif terhadapKegunaanSistemAkuntansi Keuangan Daerah.Artinyasemakin tinggi tingkat dukungan atasanmakakegunaansistemakuntansikeuangan daerah akan semakin tinggi.

Sebaliknya semakin rendah dukunganatasan maka kegunaan sistem akuntansikeuangan daerah semakin i pengaruh faktor keperilakuanorganisasi terhadap kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut :1. Pelatihan berpengaruh signifikanterhadap kegunaan SAKD. SehinggaH1yangmenyatakanbahwapelatihan berpengaruh signifikanterhadap kegunaan sistem akuntansikeuangan daerah dapat didukung.Dengan demikian dapat disimpilkanbahwapelatihanberpengaruhsignifikan terhadap kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah.2. Kejelasantujuaberpengaruhsignifikan terhadap kegunaan SAKD.Sehingga H2 yang menyatakanbahwa kejelasan tujuan berpengaruhsignifikan terhadap kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah dapatdidukung. Dengan demikian dapatdisimpilkanbahwapelatihanberpengaruh signifikan terhadapkegunaansistemakuntansikeuangan daerah.3. Dukunganatasanberpengaruhsignifikan terhadap kegunaan SAKD.Sehingga H3 yang menyatakanbahwadukunganatasanberpengaruh signifikan terhadapkegunaansistemakuntansikeuangan daerah dapat didukung.Dengan demikian dapat disimpilkanbahwadukunganatasanberpengaruh signifikan terhadapkegunaansistemakuntansikeuangan daerahSaran1. Agar dapat memastikan bahwakuisioner yang dikirim benar-benardiisi oleh objek yang diinginkanpeneliti, maka penelitian selanjutnyamemperkuatdenganmetodewawancara atau observasi secaralangsung.2. uksesan sistem tidak hanyaditentukan oleh faktor teknis dan dana,namun faktor perilaku dari penggunajuga perlu diperhatikan.Tindak LanjutPenelitian ini menguji pengaruh faktorkeperilakuanorganisasiterhadapkegunaan sistem akuntansi keuangandaerah yang melibatkan sampel 25 SKPD.Penelitian dapat ditindak lanjuti denganmenguji seluruh SKPD di KabupatenSleman dan menambah faktor lain yangbisa meningkatkan kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah dengan caramenambah variabel independen yangberhubungan dengan kegunaan sistemakuntansi keuangan daerah.DAFTAR PUSTAKAChenhall, RH. (2004), The Role of Cognitif andAffectiveConflictinEarlyimplementation of Activity –Based CostManagement. Behavioral Reaserch inAccounting iprogramAnalisisSPSS.Semarang : Badan Penerbit UniversitasDiponegoroLatifahdan ional Akuntansi 10. Makasar.Kayati.(2016). Skripsi Pengaruh FaktorKeperilakuanOrganisasiTerhadapKegunaan Sistem Akuntansi KeuanganDaerah ( Studi Kasus Pada BadanKetahanan Pangan Provinsi JawaTengah). Universitas Negri Semarang.Krumweide, K. (1998). The Implementationstages of activity based costing andimpact of contextual and organizationalfactors,JournalofmanagemenAccounting Reasearch 10Nurlaela, Siti dan Rahmawati. (2010). PengaruhFaktor Keperilakuan Organisasiterhadap Kegunaan Sistem AkuntansiKeuagan Daerah. Jurnal Simposium

Nasional Akuntansi 13. Universitasislam Batik dan Universitas SebelasMaret. SurakartaPeraturan Mentri Dalam Negri No. 13 Tahun2006 tentang Pedoman PengelolaanKeuangan Daerah.Peraturan Mentri Dalam Negri No. 21 Tahun2011tentangPerubahanAtasPermendagri No. 13 tahun 2006 tentangPedomanPengelolaanKeuanganDaerah.Solihin, Ahmad Nur. (2015). Pengaruh FaktorKeperilakuanOrganisasiTerhadapSistem Akuntansi Keuangan Daerah diKabupaten Grobogan Jawa Tengah.NaskahPublikasi.UniversitasMuhammadiyah Surakarta.

Keperilakuan organisasi Faktor organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek, meliputi dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan. Faktor-faktor tersebut didefinisikan sebagai berikut (Chenhall, 2004) : Dukung

Related Documents:

Variabel komitmen organisasi tidak berhasil memediasi pengaruh budaya organisasi terhadap OCB karena nilai total pengaruh tidak langsung sebesar 0.1639 0.554, dimana 0.554 adalah nilai pengaruh langsung budaya organisasi terhadap OCB. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi

lintas diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengendara, faktor kendaraan, faktor lingkungan dan faktor jalanan yaitu sarana dan prasarana.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Safety Riding Remaja di SMAN 7 Kota Bengkulu.

penurunan pada tahun 2019. Hal yang mendasari ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (ANC) pada ibu hamil selama masa pandemi COVID-19 di Kota Makassar.

Dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan sekolah, faktor sekolah mempunyai pengaruh paling besar kemudian diikuti oleh faktor lokasi dan paling kecil pengaruhnya adalah faktor ekonomi. Sementara berdasarkan hasil analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan

2007) menemukan ada lima faktor yang mempengaruhi peran ayah dalam pengasuhan, yakni: faktor ibu, faktor ayah sendiri, faktor anak, faktor coparental dan faktor kontekstual. Semua faktor saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam penelitian Simons, dkk ditemukan bahwa sikap, harapan dan dukungan ibu

dirasakan dan perilaku kewargaan organisasi menurut hasil penelitian Robbins dan Judge (2015) dukungan organisasi yang diberikan oleh perusahaan meliki pengaruh positif terhadap perilaku kewargaan organisasi. Menurut Miao (2011), menyatakan bahwa dukungan organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepu

pengurusan masa (min 4.02) dan diikuti oleh faktor kewangan (min 3.69), faktor persekitaran pembelajaran (min 3.03) dan akhir sekali faktor persekitaran pekerjaan (2.56). Ujian-T menunjukkan tidak terdapat perbezaan yang signifikan antara faktor-faktor stres yang mempengaruhi stres berdasarkan jantina dan status perkahwinan.

The American Revolution: a historiographical introduction he literary monument to the American Revolution is vast. Shelves and now digital stores of scholarly articles, collections of documents, historical monographs and bibliographies cover all aspects of the Revolution. To these can be added great range of popular titles, guides, documentaries, films and websites. The output shows no signs .