PSIKOLOGI SASTRA NEW - UNESA

2y ago
94 Views
23 Downloads
591.81 KB
127 Pages
Last View : 6d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Cade Thielen
Transcription

PSIKOLOGISASTRAAnas Ahmadi

Sanksi Pelanggaran Pasal 27 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hakcipta(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatansebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat(2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)bulan dan atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), ataupidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hakcipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana denganpidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).ii

PSIKOLOGISASTRA

PSIKOLOGI SASTRAPenulisAnas AhmadiEditorNuria Reny Hariyati., S.Pd., M.Pd.Desain SampulAlek SubairiLayoutAlek SubairiGambar coverdiolah dari rupishem nigustraxbolshogo obema itUnesa University PressJl. Ketintang, Surabaya 60231Telp. 031-8288598; 8280009 ext.109Fax. 031-8288598Email: unipressunesa@yahoo.comwww.unesa.ac.idCetakan pertama, Maret 2015ISBN: 978-979-028-756-3Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDTAhmadi, A.Psikologi Sastra: Penulis Anas Ahmadi, Editor Nuria RenyHariyatixii 114 halaman, 14.5 x 21 cmISBN: 978-979-028-756-31. Psikologi Sastra II. Judul III. Nuria Reny HariyatiHak cipta dilindungi undang-undangDilarang memperbanyak isi buku ini dengan bentuk dan dengan cara apapuntanpa izin tertulis dari penerbit.Isi buku di luar tanggung jawab penerbit dan percetakaniv

KATA PENGANTARPenulis mengucapkan alhamdulilah yang sebesar-besarnyakepada Allah Swt. karena buku referensi yang berjudulPsikologi Sastra ini bisa terselesaikan. Psikologi sastra sebagaisebuah disiplin dalam wilayah sastra memang menarik danmenyenangkan sebab di dalamnya berbicara tentang sisihumanisme. Psikologi sastra menawarkan dunia dalamkepada manusia dalam kaitannya dengan sisi permukaanataupun sisi dalam manusia yang belum terbongkar. Bukuini, Psikologi Sastra, merupakan sebuah alternatif dalammenggali dunia sastra melalui sisi psikologi.Mulanya, buku ini adalah hasil dari pemikiran penulisyang sedikit demi sedikit dikumpulkan menjadi satu.Lama-kelamaan, pemikiran tersebut semakin meluber dantampaknya memang harus dituangkan menjadi buku. Ya,buku tentang psikologi sastra. Buku tentang psikologi sastraini bukanlah buku psikologi sastra yang konsern pada salahsatu psikologi, tetapi psikologi sastra yang lebih mengarahpada hal yang umum. Dengan konteks yang umum,diharapkan pembaca lebih mudah memahami isi buku ini.v

Buku Psikologi Sastra ini berisikan tentang (1) studi psikologidalam studi sastra, (2) psikologi kepribadian, (3) psikologisosial, (4) psikologi perkembangan, (5) psikologi komunitas,(6) psikologi konsumerisme, (7) psikologi ekologi, dan (8)teknik penyusunan proposal penelitian yang berkait denganpsikologi sastra.Penyelesaian buku ini tentunya tidak lepas dari bantuandari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak berikut.1.Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., Dekan FakultasBahasa dan Seni, yang memberikan motivasi kepenulisandan juga masukan berkait dengan konteks kelogikaandalam metode penelitian.2.Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. yang mengajari penulisdalam memantapkan, menguatkan, dan mendalamistudi sastra. Terima kasih banyak atas segala masukandan bimbingan yang telah beliau berikan kepada penulis.3.Dr. Syamsul Sodiq, M.Pd., Wakil Dekan III, yangmemberikan semagat, kesabaran dalam menghadapiberbagai masalah, terutama masalah kepenulisan. Beliaudengan sabar memberikan masukan dan wejangandalam hal kepenulisan.4.Drs. Parmin, M.Hum., Kajur Bahasa dan Sastra Indonesia,yang berkenan memberikan masukan dan wejanganberkait dengan studi dalam psikologi sastra.vi

5.Dr. Suhartono, M.Pd., Sekjur Bahasa dan SastraIndonesia, yang memberikan inspirasi dalam menulis danmenulis. Menulis yang tiada henti sebagai konkretisasidari pengajar plus penulis.Semoga dengan terbitnya buku referensi PsikologiSastra ini mampu memberikan kontribusi yang positif dalamperkembangan studi ilmu psikologi sastra di Indonesia. Amin.Surabaya, Maret 2015Penulisvii

viii

DAFTARISIKATA PENGANTAR. vDAFTAR ISI . ixPENDAHULUANSASTRA, PSIKOLOGI, MANUSIA.1BAB ISTUDI PSIKOLOGI DALAM STUDI SASTRA .7Perkembangan Psikologi .8Fungsi Studi Psikologi . 13Mitos dalam Psikologi . 19Ilmu Psikologi dalam Studi Sastra . 21Sisi Lain Studi Psikologi Sastra . 23BAB IIPSIKOLOGI KEPRIBADIAN . 27Psikologi Eksistensial . 29Psikologi Behavioral . 31Psikologi Humanisme . 32ix

BAB IIIPSIKOLOGI SOSIAL . 35Interaksi Sosial . 38Konformitas . 39Psikologi Sosial Erikson. 40Psikososial Erich Fromm . 42Biofilia dan Nekrofilia . 43BAB IVPSIKOLOGI PERKEMBANGAN. 49Kontribusi Psikoanalisis dalamPsikologi Perkembangan . 53Kontribusi Psikologi Kognitifdalam Psikologi Perkembangan. 56Psikologi Kognitif Jean Piaget . 56Teori Psikologi Kognitif Vygotsky . 57BAB VPSIKOLOGI KOMUNITAS . 59Psikologi Individual vs Psikologi Kolektif . 60Konteks dan Perubahan . 63BAB VIPSIKOLOGI KONSUMERISME . 65Perilaku Konsumerisme . 67Makanan dan Prestise . 69x

BAB VIIPSIKOLOGI EKOLOGI . 71Psikologi dan Lingkungan. 72Filosofi Psikologi Ekologi . 73BAB VIIITEKNIK PENYUSUNANPROPOSAL PSIKOLOGI SASTRA . 77Pendahuluan . 79Rumusan Masalah . 81Tujuan dan Manfaat . 81Kajian Pustaka . 83Metode Penelitian . 85Teknik Analisis Pengumpulan Data . 86Teknik Analisis Data . 87DAFTAR RUJUKAN . 89GLOSARIUM . 96INDEX .103BIODATA.107xi

xii

PENDAHULUANSASTRA,PSIKOLOGI, MANUSIAAnas Ahmadi1

Sastra adalah representasi jiwa manusia untuk memahamijiwa yang lain. Sastra adalah dunia yang tak banyakdidekati oleh manusia sebab sastra memang seperti itu.Mitos menunjukkan bahwa sastra adalah sesuatu yangkurang penting. Mempelajari sastra adalah mempelajarisesuatu yang kurang menghasilkan. Jika dibanding denganmempelajari ilmu hukum, ilmu ekonomi, ataupun ilmuadministrasi, memang sastra kalah tanding dengan ilmu-ilmutersebut. Sastra tidak menawarkan kesuksesan di dalamnya.Sastra tidak mewarkan ilmu praktis di dalamnya. Sastramenawarkan ilmu kebudiluhuran, ilmu humaniora, danilmu tentang kemanusiaan. Dengan begitu, sastra memangmemiliki jalan sendiri dalam hal fungsinya sebagai karya yangestetis.Sastra sebagai ilmu humaniora memiliki berbagai macamaliran sebagai wilayah kajian, mulai dari filsafat, psikologi,sosiologi, antropologi, dan religi. Psikologi merupakan bagiandari studi sastra yang di dalamnya mengaji masalah psikologismanusia (tokoh) yang terdapat dalam karya sastra, baikdalam perspektif karya, pengarang, dan juga pembacanya.Melalui psikologi sastra seseorang bisa mempelajari psikologitanpa harus bersusah payah belajar psikologi murni yang didalamnya menggunakan bahasa akademis dan teknis yangkadang tidak membuat manusia kurang begitu menyukainya.Studi psikologi pada masa lalu terkesan diabaikansebab psikologi dianggap belum kokoh sebagai sebuah ilmu2PSIKOLOGI SASTRA

pengetahuan. Psikologi dianggap sebagai pseudoilmiahsebab di dalamnya masih belum mampu menunjukkan kadarkeilmiahan yang tinggi. Namun, kini hal tersebut sebenarnyasudah berbeda. Psikologi sebagaimana yang dipaparkan olehFuchs & Milar (2003) “psychology as a science”. Dengandemikian, hal ini menunjukkan bahwa saat ini psikologi sudahmampu bersanding dengan ilmu pengetahuan yang lain yangsudah kokoh, misal sosiologi ataupun antropologi, bahkandengan ilmu eksakta.Studi yang dilakukan oleh McIntire (2014), Goldie (2005),William (1975), Jennifer (2012) Rachel & Michelle (2004), Lyle(2009) merupakan fakta yang menunjukkan bahwa ilmupsikologi bisa digunakan dalam studi sastra. Ilmu psikologisebagai ilmu yang mempelajari tentang karakter manusiabisa digunakan secara komprehensif untuk memahami tokohyang terdapat dalam karya sastra. Dalam perkembangansaat ini, sastra tidak hanya terkategorikan sastra genre novel,cerpen, drama, ataupun puisi. Sastra yang bisa dikaji melaluiperspektif psikologi juga bisa menggunakan sastra yangterkategorikan dalam sastra elektronik, yakni sastra yangsudah dimunculkan dalam layar lebar/film ataupun memangfilm yang digunakan sebagai studi psikologis.Salah satu film, misal A Beautiful Mind (2001) yang sangatkuat berbicara tentang tokoh utama, John Nash, sosok dosenyang menderita skizoprenia, tetapi dia adalah sosok yangjenius (Simpson, 2009). Film ini memang sangat bagus jikaAnas Ahmadi3

diangkat melalui perspektif psikologi. Studi yang dilakukanCapp (2015) menghasilkan temuan bahwa sang tokohmengalami tiga tahapan dalam skizoprenia, yakni pradelusi,delusi, dan postdelusi. Melalui film tersebut, tidak hanyapenonton yang disuguhi materi tentang psikologi, ternyatapsikolog, kritikus sastra juga bisa mendapatkan pergulatanpsikologis tokoh utama yang bertarung dengan skizphreniayang terdapat dalam dirinya. Sang tokoh utama bergulatdengan keterpecahbelahan jiwa dalam diri. Mulanya, iatidak mampu membedakan antara kenyataan dan realitayang terdapat dalam dirinya sebab skizophrenia merupakanpenyakit mental yang bercirikan pasien tidak mampumembedakan antara pikiran dan realita yang terdapat dikenyataan. Namun, pada akhirnya sang toko utama bisamelawan skizophrenia tersebut dan ia pun sembuh dariketakutan dan halusinasi yang menghinggapi dirinya. Ituadalah sebagian kecil tentang studi psikologi dalam film.Dalam konteks sastra murni, sastra teks, di Indonesia,kita bisa melihat novel Olenka (1990) karya Budi Darma.Novel tersebut memunculkan pergulatan sang tokoh dalamkarya sastra. Pergulatan tersebut berkait dengan pergulatanpsikis tokoh dengan dirinya sendiri dan pergulatan tokohdengan orang lain. Melalui novel tersebut sang penikmat bisamemahami dunia psikologis melalui perspektif yang berbeda.Budi Darma sebagai pengarang menawarkan hal lainberkait dengan psikologi manusia. Jika dalam dunia nyata,4PSIKOLOGI SASTRA

karakterisasi seseorang tidak dimunculkan secara terbukasebab manusia memiliki topeng psikologis. Melalui duniasastra, karakterisasi manusia bisa dimunculkan dan digalisecara mendalam tanpa harus takut dengan aturan-aturanyang terdapat dalam dunia nyata. Ahmadi (2011, 2012) jugamenunjukkan bahwa sastra, baik tulis dan lisan bisa dikajimelalui perspektif psikologi. Melalui studi psikologi itulahkarya sastra semakin terlihat sebagai karya yang memilikinilai humanisme yang tinggi, bukan hanya sebagai artefaksaja.Pemahaman tentang dunia psikologiyang bisaditemukan dalam sastra juga sangat banyak. Bahkan,psikolog pun belajar tentang psikologi juga dari kontekskesastraan. Hal tersebut tampak pada pemikiran SigmundFreud, Cael Gustav Jung, Erich Fromm, yang mempelajaripsikologi dan juga mempelajari karya sastra. Ide mereka jugabeberapa di dapat dari studi terhadap karya sastra, baik karyasastra klasik ataupun modern. Karena itu, muncul beberapateori psikologi yang diangkat dari konteks sastra, misal sayaoedipus compleks dan elektra kompleks. Seorang pembacasastra bisa mengenal istilah psikologi juga bisa melaluisastra, misal saja dejavu, dejamais vu, delusi, ilusi, dan istilahpsikologi lainnya.Anas Ahmadi5

6

BAB ISTUDI PSIKOLOGIDALAMSTUDI SASTRAAnas Ahmadi7

Perkembangan PsikologiPerkembangan studi psikologi di era modern sangat pesatdan muncul dalam berbagai disiplin baru yang menguatkaneksistensi psikologi. Diakui atau tidak, perkembangan studipsikologi yang semakin merambah ke berbagai studi yang lain,yang dikenal dengan studi interdisipliner, transdisipliner, danmultidisipliner. Karena itu, saat ini muncul studi ecopsychology,yakni psikologi yang memfokuskan riset pada lingkungan(Nemeth, 2015), psikologi feminisme, yakni psikologi yangmemfokuskan riset pada konteks keperempuanan (Segal,2003), ataupun psikologi spiritual, yakni psikologi yangmemfokuskan kajiannya pada riset spiritual (Johansen,2010). Hal itu menunjukkan bahwa studi psikologi memangpatut diakui eksistensinya sebagai disiplin ilmu yang semakinberkembang di era modern, bukan malah tenggelam ditelanoleh waktu. Bersepakat atau tidak memang saat ini sangatbanyak studi psikologi, baik studi monodisipliner maupunyang interdisipliner. Hal ini menunjukkan antusiasme manusiaterhadap perkembangan psikologis manusia.Jika diamati secara kefaktaan, ilmu psikologi semakinmenaik dan semakin menguat. Sebagaimana prinsiplogika dalam ilmu pengetahuan ketika ilmu pengetahuantersebut menaik dan semakin menguat, akan banyakyang menggunakannya dan mempelajarinya. Hal tersebutmengindikasikan bahwa psikologi sebagai ilmu pengetahuan8PSIKOLOGI SASTRA

memiliki banyak kontribusi bagi umat manusia dan ilmupengetahuan tersebut banyak yang mendukungnya, mautidak mau ilmu tersebut akan survive dalam dunia ilmupengetahuan. Sebaliknya, ilmu pengetahuan yang tidakmenaik dan tidak menguat di konteks penelitian yang terdapatdi kalangan masyarakat akademis maupun nonakademis,akan tenggelam dengan sendirinya sebab tidak ada yangmendiskusikannya dan mempelajari secara simultan.Pada awalnya, psikologi merupakan bagian yang masukdalam wilayah filsafat sebab keduanya berbicara tentangjiwa. Dalam perjalanannya, psikologi melepaskan diri darikonteks filsafat sebab psikologi sudah mampu berdiri sendiri.Psikologi berusaha menguatkan diri dengan mencari bentukyang berkait dengan konsep yang berkait dengan teoretik danmetodologik. Menurut Godwin (2003:13), psikologi sebagaisebuah ilmu yang masih baru, waktu awal kemunculannya,memang meminjam bidang ilmu yang lainnya untukkepentingan metodologisnya, misalnya dari bidang fisiologi(cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang kehidupanmanusia). Studi psikologi memang merupakan studi yangmenarik perhatian sebab selain mempelajari ilmu jiwa denganfokus manusia, tetapi psikologi juga memiliki perhatian padabinatang sebagai studi orientasi. Purdy, et al (2003:161)menunjukkan bahwa psikologi melakukan riset denganmenggunakan binatang sebagai bahan eksperimentasi, misaltikus, burung, primata, anjing, ataupun kucing. Studi psikologiAnas Ahmadi9

yang menggunakan binatang sebagai bahan eksperimentasijuga memengaruhi psikologi behavioral yang menggunakanbinatang sebagai bahan eksperimentasi. Berdasarkan hasilpengamatan pada binatang (anjing), Paplov sebagai tokohbehavioral bisa melahirkan teori stimulus respon, jika responmenghasilkan efek yang memuaskan, akan terjadi penguatan.Jika respon menghasilkan efek yang tidak memuaskan, akanmenghasilkan penurunan.Disiplin ilmu psikologi adalah disiplin ilmu pengetahuanyang berbicara tentang tingkah laku dan proses mental.Istilah kepribadian berkait dengan persona yang digunakanseseorang dalam kehidupan seseorang (Feist & Feist, 2014).Persona tersebut digunakan untuk menyelamatkan diri ketikaseseorang berhadapan dengan orang lain ataupun beradadalam suatu lingkungan.Melalui psikologi, seseorang bisa memahami dirinyasendiri. Tidak hanya itu, seseorang bisa memahami karakterisasi orang lain melalui tes psikologi. Namun, pemahamantentang karakter psikologis seseorang tersebut semuanyabergantung kepada kemampuan orang yang menggali danmengukur karakter psikologi orang tersebut. Untuk itu,psikologi bukanlah ilmu yang dianggap sebagai alat ramalkarakter seseorang. Psikologi hanya ingin memahamikarakter seseorang dengan instrumen tertentu sehinggamenghasilkan laporan tertentu yang berkait dengan psikologiseseorang. Namun, sebagai seorang peneliti, hasil penelitian10PSIKOLOGI SASTRA

tentang karakter seseorang bukanlah hal yang paten ataupunblue print karakter orang tersebut sebab bisa jadi karakterorang tersebut mengalami dinamika kepribadian. Artinya,ketika awal dites psikologi dia adalah sosok orang yang baik,tetapi faktanya di lapangan dia adalah orang yang jahat. Haltersebut disebabkan alat tes yang terkadang gagal untukmengukur psikologi seseorang.Psikologi hadir dalam kehidupan manusia, mulai darizaman dulu, sekarang, dan masa depan. Pada masa lalu,psikologi memang berdekatan dengan filsafat sehinggapsikologi lebih banyak dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Hal itulah yang menyebabkan kajianpsikologi banyak disejajarkan dengan dunia orang-orang yangmengalami masalah kejiwaan. Tentunya, hal itu tidak salahjika image tentang psikolog adalah orang yang dekat dengandunia kejiwaan terutama pada masa lalu disebut denganorang gila –yang saat ini istilah gila sudah mulai dieliminasisebab dianggap terlalu sarkastis dalam memaknai seseorangyang mengalami masalah kejiwaan. Pada masa lalu, psikologjuga berdekatan dengan cenayang sebab keduanya samasama berbicara dan membahas tentang masalah kejiwaan.Dalam konteks psikolog, orang yang berbicara ngelantur,mengalami ilusi, delusi, dan memunculkan waham, dianggapsebagai orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Namun,dalam pandangan cenayang, orang yang berbicara ngelantur,mengalami delusi dan ilusi, adalah orang yang kerasukan rohAnas Ahmadi11

halus. Karena itu, mereka harus disebutkan dengan teknikyang berasal dari konteks kerokhanian atau keagamaan.Dalam kehidupan nyata, memang ditemui bahwaseseorang yang memunculkan ilusi, delusi, dan wahamyang neologisme, bagi sebagian orang dianggap sebagaiorang yang kesurupan. Orang yang kesurupan tersebutbisa dianggap dirasuki oleh jin ataupun setan. Karena itu,cara penyembuhannya bukan ke psikolog melainkan ketokoh agama yang memiliki kemampuan dan kredibilitasdalam menyembuhkan orang-orang yang kerasukan.Padahal, belum tentu juga semua orang yang kelihatannyakesurupan adalah orang yang kesurupan sebab bisa jadikarena dia memang memiliki masalah kejiwaan. Bertolakdari fenomena tersebut dibutuhkan kemampuan yang lebihmendalam untuk memahami kondisi kejiwaan seseorangapakah kategori kesurupan ataupun kategori gangguan jiwa.Jika diagnosisnya mendalam dan benar, tentunya orangyang mengalami kesurupan ataupun mengalami gangguanjiwa bisa terselamatkan dan tertangani dengan baik sebabdiagnosisnya juga baik.Pada masa lalu, diagnosis dan pengobatan dalamkonteks kejiwaan sangat tidak manusiawi jika ditinjau dariperspektif saat ini. Pada waktu itu, pemahaman tentangpsikologi manusia memang belum begitu mendalam. Karenaitu, dalam menangai seseorang yang mengalami gangguankejiwaan, ada yang pasung, diikat, ataupun dikurung di12PSIKOLOGI SASTRA

kamar. Perlakuan tersebut disebabkan oleh rasa takut yangberlebihan terhadap orang-orang yang mengalami masalahkejiwaan. Berdasarkan pengalaman, beberapa orang yangmengalami gangguan jiwa memang ada yang melakukantindakan di luar kendali, misalnya menyakiti orang laindengan cara memukul ataupun menganiaya. Tindakantersebut disebabkan si pelaku yang memang mengalamigangguan jiwa sehingga dia tidak memahami jiwa dirinyatersebut melakukan tindak kejahtan yang sebenarnya haltersebut dilakukan oleh dirinya sendiri.Pada masa sekarang ini, penanganan terhadap orangmengalami gangguan jiwa sudah mengalami perubahanyang drastis. Saat ini, penanganan terhadap orang-orangyang mengalami masalah kejiwaan sudah tidak lagi ekstrimdan kejam, tetapi penanganannya lebih diarahkan padakonteks humanisme. Mereka, orang-orang yang mengalamigangguan jiwa, dianggap dan disejajarkan dengan orangorang biasa. Karena itu, penanganannya pun juga tidakboleh ekstrim dan kejam layaknya penyiksaan terhadappenjahat.Fungsi Studi PsikologiIlmu pengetahuan sebagai sebuah hasil pemikiranmanusia yang didasarkan pada pemikiran logis dan diperkuatdengan evidensi-evidensi, baik empiris maupun nonempiris,Anas Ahmadi13

memiliki fungsi bagi kehidupan manusia. Karena itu, setiapilmu pengetahuan memang harus memiliki kata kunci yangberkait dengan aksiologis, filosofi kemanfaatan bagi manusia.Psikologi sebagai disiplin ilmu pengetahuan yang masukdalam wilayah humaniora juga memiliki kemanfaatan bagikehidupan manusia. Manfaat mempelajari psikologi, yaknisebagai berikut.Pertama, sebagai sebuah ilmu pengetahuan, psikologimemberikan jawaban tentang kondisi psikologis manusiadalam kaitannya dengan kesehatan mental. Pada zamandahulu, orang tidak bisa berbicara dengan normal ‘ngelantur’dianggap sebagai orang yang tidak waras atau kerasukan rohhalus. Pada saat ini, orang-orang yang mengalami masalahmental tersebut didiagnosis dengan menggunakan teskesehatan mental. Setelah dilakukan tes kesehatan mental,barulah didiagnosis apakah orang tersebut mengalamimasalah kesehatan mental atau tidak. Jika mengalamigangguan kesehatan mental, orang tersebut kiranya perluuntuk direhabilitasi dengan cara memasukkan ke rumah sakitjiwa ataupun ditangani oleh dokter yang ahli jiwa agar orangyang bersangkutan (mengalami gangguan mental) bisatertangani dan bisa disembuhkan dengan segera.Kedua, ilmu psikologi membantu seorang pemimpinperusahaan ataupun lembaga dalam memahami anakbuahnya ataupun calon pelamar. Sebagaimana diketahuibersama, saat ini perusahaan ataupun lembaga lainnya,14PSIKOLOGI SASTRA

menggunakan psikotes untuk memahami karakter psikologiscalon pekerjanya. Seorang calon dosen, akan dites psikologiuntuk memahami kondisi kejiwaannya. Begitu juga denganseorang militer, mereka dites psikologi untuk memahamikarakter kejiwaan mereka. Tes psikologi dalam kaitannyadengan pemahaman calon pekerja, pelamar, ataupun tenagaahli adalah agar tidak terjadi hal yang diingin di kemudianhari. Misalnya, terjadi penyalahgunaan senjata api yangdilakukan oleh seorang anggota militer. Ternyata, setelahdidiagnosis, anggota militer tersebut memang mengalamimasalah kejiwaan. Dengan demikian, jika dilakukan diagnosisterlebih dahulu, kemungkin terburuk dari hal-hal yang tidakdiinginkan bisa dicegah dan diminimalisasi.Ketiga, untuk memberikan solusi dalam kaitannyadengan masalah proses hukum. Jika pada suatu kejadianada seseorang yang melakukan pembunuhan dan peristiwatersebut merupakan hal yang di luar kendali sang pembunuh.Artinya, sang pembunuh tersebut beralibi bahwa dia tidakmerasa membunuh orang tersebut. Dengan demikian,orang tersebut bisa jadi diasumsikan mengalami gangguankejiwaan. Jika mengalami gangguan kejiwaan, ketika diamelakukan tindak pidana dia tidak akan dikenai sanksi pidanasebab mengalami gangguan jiwa. Beberapa fakta terjadidi lapangan, seorang pembunuh mengaku tidak sadar jikadia membunuh. Dalam kasus ini, apakah sang pembunuhtersebut memang benar-benar tidak sadar ataupun puraAnas Ahmadi15

pura tidak sadar, sang psikologlah yang memiliki keahliandalam menentukan bahwa orang ini memang mengalamigangguan jiwa ataupun tidak berdasarkan pada diagnosisyang dia lakukan.Keempat, untuk memahami karakter diri sendiri.Terkadang, ada seseorang yang merasa tidak memahamidirinya sendiri. Karena itu, dia memerlukan psikolog ataupunmempelajari buku/materi tentang psikologi. Melalui langkahlangkah tersebut seseorang bisa memahami dirinya. Jikademikian, dia bisa mengoptimalkan sisi positif yang terdapatdalam dirinya dan meminimalisasi sisi negatif yang terdapatdalam dirinya. Saat ini, banyak psikolog ataupun rumah sakityang menyediakan unit untuk tes psikologi yang berkaitdengan psikologi kepribadian dalam hal untuk memahamidan merefleksi diri sendiri.Kelima, psikologi digunakan untuk mengetahui minat danbakat seseorang. Untuk masuk ke perguruan tinggi ataupunmasuk ke dunia kerja, seseorang perlul untuk mengikutites bakat dan minat. Tes ini dilakukan untuk mengenali danmemahami bakat dan minat seseorang dalam kaitannyadengan bidang keilmuan. Seseorang melakukan tes bakatdan minat agar dia tahu bakat dan minat yang terdapat dalamdirinya dan dia bisa memilih jenis pekerjaan ataupun studi diperguruan tinggi yang bisa dia sesuaikan. Meskipun demikian,seseorang tidak boleh berpegang teguh bahwa tes bakat danminat adalah hal yang benar seratus persen. Manusia yang16PSIKOLOGI SASTRA

menciptakan alat untuk tes bakat dan minat, namun tetapsaja manusia yang harus mampu memahami lebih dalambahwa alat itu adalah sekadar instrumen untuk memahamidiri tidak seratus persen percaya kepada instrumen tersebut.Mengapa demikian? Sebab dengan percaya kepada haltersebut secara seratus persen sangatlah berbahaya sebabinstrumen pun bisa salah dalam memahami data apalagi datatentang kepribadian manusia.Keenam, untuk mengenali seseorang melakukan tindakkebohongan. Dalam konteks hukum, terkadang terdapatseseorang yang melakukan tindak kebohongan dalam hal alibiagar dia bisa terbebaskan dari ancaman pidana. Kebohongantersebut digunakan untuk menutupi perilaku yang telah atauakan dilakukan diri sendiri ataupun orang lain/kelompok.Kejahatan yang berkait dengan kebohongan memang banyakmuncul terutama dalam hal kejahatan kerah putih (whitecollar crime). Kejahatan tipe ini memang sangat kuat danterkadang memang mendapatkan kekuatan pembelaan daripihak-pihak tertentu yang memang memiliki kepentingan.Pihak-pihak tertentu tersebut biasanya adalah orang yangmemang memiliki kekuatan besar di pemerintahan. Untukitu, dimunculkannya tes kebohongan guna mengenali danmengetahui apakah orang tersebut berbohong ataupun tidak.Namun, ada hal yang perlu diketahui bahwa ilmu psikologibukanlah ilmu yang pasti kebenarannya terutama dalamhal tes kebohongan sebab orang yang sudah memahamiAnas Ahmadi17

seluk-beluk psikologi –terutama tes kebohongan—dia akanmudah untuk mengelebui tes kebohongan tersebut. Dengandemikian, alat tes kebohongan yang digunakan dalamkonteks psikologi memberikan jalan sebagian kecil dalamkaitannya dengan informasi kejahatan yang berkait dengankebohongan.Keenam, memberikan gambaran tentang perkembanganmanusia mulai dari kecil sampai tua. Ketika manusiadilahirkan dengan kondisi psikis yang memang belum pahamapa-apa, kemudian beranjak pada psikis anak-anak, remaja,dewasa, dan tua. Dalam konteks ini, terdapat perubahankondisi psikologis manusia. Jika pada masa kecil, manusialebih memikirkan dunia yang realistis, ketika manusiaberanjak pada usia remaja ataupun dewasa mereka mampumemikirkan dunia yang abstraktif. Jika pada masa mudakondisi psikologis seseorang lebih banyak mengandalkanpsikologi estetis yang lebih banyak mengandalkan padakonsep kesenangan, pada masa dewasa seseorang mulaimengarah pada psikologi etik yang mengandalkan konsepspiritualitas. Bahkan, dalam konteks yang lebih dalammuncul psikologi kematian. Pada psikologi kematian dibahasdan didiskusikan tentang jenis kematian, karakter kematian,dan bagaimana cara menghadapi kematian (Hidayat, 2011).Bahkan, kehidupan pascakematian. Tentunya, psikologi jenisini lebih banyak dibahas oleh kalangan orang-orang yangmengarah pada psikologi manusia dewasa.18PSIKOLOGI SASTRA

Mitos dalam PsikologiPemahaman tentang psikologi terkadang tidak lepasdari mitos yang terdapat dalam masyarakat. Istilah mitoslebih dekat dengan hal yang merupakan pandanganmasyarakat awam terhadap sesuatu terutama yang berkaitdengan psikologi. Pandangan tersebut mengakar dan diakuioleh sebagian masyarakat sebab dianggap sebagai sebuahkebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiahbaik secara ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dalamsuatu peristiwa keseharian yang terdapat di masyarakat,seorang ayah yang barusan memiliki bayi, ari-ari bayi tersebutharus dik

Buku Psikologi Sastra ini berisikan tentang (1) studi psikologi dalam studi sastra, (2) psikologi kepribadian, (3) psikologi sosial, (4) psikologi perkembangan, (5) psikologi komunitas, (6) psikologi konsumerisme, (7) psikologi ekologi, dan (8) teknik penyusunan proposal peneliti

Related Documents:

psikologi dan sastra, juga di bagian mana kedua disiplin ilmu itu akan bertemu, sehingga melahirkan pedekatan atau tipe kritik sastra yang disebut psikologi sastra. B. Hubungan antara Psikologi dan Sastra 1. Psikologi Sebelum menguraikan hubungan antara psikologi dan sastra, yang melahirkan pendekatan psikologi sastra,

E. Pembelajaran Apresiasi Sastra Indonesia di SD 12 1. Pengertian Apresiasi Sastra 12 2. Kegiatan Apresiasi Sastra 13 3. Tingkat-tingkat apresiasi sastra 15 F. Tahap Pembelajaran Apresiasi Sastra di SD 15 G. Konsep Dasar Sastra dan Manfaat Sastra dalam Pendidikan 18 . KONSEP DASAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA iii BAB III 28 FONOLOGI 28

pendekatan sosiologi Sastra 3. Analisis puisi dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra 5% 13 Mahasiwa mampu memahami: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis Kritik Sastra Feminis 1. Latar belakang munculnya kritik sastra feminis 2. Pengertian kritik sastra feminis Ekspositori penugasan, tanya jawab 150 menit Ketepatan dalam menjelaskan: 1. Konsep pendekatan Kritik Sastra Feminis 2. Jenis-jenis 5%

kita mengenal ada penelitian filologi, sastra bandingan, sosiologi sastra, psikologi sastra, hermeneutika, strukturalisme, antropologi sastra, resepsi sastra, feminisme, sastra lisan, poskolonial, studi budaya, dan lain-lain. Banyaknya jenis penelitian membuat masing-masing penelitian memiliki metode dan teknik yang berbeda pula.

KATA PENGANTAR DEKAN FAKULTAS PSIKOLOGI Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka telah dapat diterbitkan Buku Pedoman Pendidikan Doktor Psikologi, . PSC721 Psikologi Klinis Anak dan Remaja 2 Konsentrasi Psikologi Klinis 6. PSC722 Psikologi Klinis Komunitas 2 7. PSC723 Stres dan Kecemasan 2 8. PSC724 Psikologi .

Pengantar Psikologi : . Cabang dari psikologi yang perhatiannya tertuju pada penyelidikan perilaku dalam setting kerja dan penerapan prinsip-2 psikologi utk mengubah perilaku kerja tersebut Psikologi Industri & organisasi : . Psikologi klinis . Psikologi Industri dan Organisasi

Pendekatan Psikologi Sastra 0 Analisis psikologi sastra bukanlah sesuatu yang berlebihan. Semua membicarakan manusia. 0 Analisis psikologis suatu tokoh harus mendasarkan teori dan hukum-hukum psikologi yang menjelaskan perilaku dan karakter manusia. 10/4/2014 26

P, produced by A02. Next, A01 asks A03 for every such component to get offers from companies that are able to supply the component. So, a number of exploring transactions T03 may be carried out within one T01, namely as many as there are components of P which are not produced by the tier n company. In order to execute