Surveilans Difteri & Penyelidikan Epidemiologi

2y ago
46 Views
2 Downloads
1.47 MB
33 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Bennett Almond
Transcription

SurveilansDifteri &Penyelidikan EpidemiologiPertemuan NasionalEvaluasi Surveilans Epidemiologi14 - 17 November 2017Oleh: Dr. Rusipah, MKes

Kebijakan Imunisasi dalam PenanggulanganDifteri di Indonesia Imunisasi Rutin–––––1983: Dasar (bayi): DPT 1-31998: Booster BIAS – SD kl 1: DT2011: Booster BIAS – SD kl 1 s/d 3: DT & Td2014: Booster DPT pd 18 bln2017: Booster BIAS – SD kl 1, 2 & 5: DT & Td Imunisasi pada KLB:– sasaran sampai dengan usia tertua kasus– Jenis vaksin disesuaikan dengan usia: 3 th: DPT 3 – 7 th: DT 7 th: Td– Luas wilayah disesuaikan kajian epidemiologi– Metode pemberian disesuaikan kajian cakupanimunisasi

Epidemiologi DifteriaKuman PenyebabCorynebacterium diphtheriaeSumber penularanManusia (Penderita/Carrier)Cara penularan Kontak dengan penderita pada masainkubasi Kontak dengan CarrierMelalui pernafasan (droplet infection,muntahan, luka (difteri kulit)- Mencemaritanah sekitarnya.Masa Inkubasi2 – 5 hari (1 – 5 hr)Masa penularan Dari penderita : 2 – 4 minggu (sejak masainkubasi) Dari Carrier bisa sampai 6 bulanKematian Komplikasi (Myocarditis) Rata2: 5-10% Umur 5 th & 40 th: bisa mencapai 20 %

DEFINISI (OPERASIONAL) DIFTERI(WHO-2003):Kasus klinis Probable:Faringitis, Laringitis atau tonsilitis danditemukannya membran yang melekat yangmudah berdarah pada faring/laring ataumucosa hidung.Kasus konfirm Kasus klinis yang ditemukan kumandifteri pada pemeriksaan spesimen, atau Kasus klinis yang ada hub epidemiologidg kasus konfirmasi lab.

DEFINISI OPERASIONAL DIFTERI Kontak (erat):Kontak Serumah atau sepermainan atau kontakdengan sekret penderita Karier :Hasil lab positif tetapi tidak adamanifestasi klinis

Klasifikasi Kasus Difteri Kasus Probable Kasus konfirm Lab Kasus konfirm hub Epiddengan kasus konfirm Lab

Tatalaksana Kasus (1) Difteri Laring/Faring/Tonsil– Diisolasi– Anti toksin: ADS (test sensitivitas lebih dulu)– Terapi Curative selama 14 hari: Eritromysin 40 - 50 mg/kgbb/hr mak 2 g/hr Atau PP-G 25rb – 50rb U/kgbb/hr max 1.2 jt dibagi dalam 2dosis– Suportif Difteria kulit– cleansing dan terapi antimikrobial 10 hari

Tatalaksana KasusKasus Probable/Lab konfirmMengeluarkanToksinBakteri: Corynebacterium diphtheriaeAntibiotikDarahADS(Anti Difteri Serum)Menyebabkan Kematian MiokarditisSusunansyaraf &Pusat lumpuhGagal ginjal

Pemberian Anti Toksin (ADS)Kondisi PenyakitRentang Dosis Antitoksin(Unit)Lesi kulit saja20.000 – 40.000Penyakit faring/laring dalamdurasi 48 jam20.000 – 40.000Lesi nasofaring40.000 – 60.000Penyakit yang meluas dalamdurasi 72 jam80.000 – 100.000Pembengkakan difus padaleher80.000 – 100.000

Tatalaksana Kasus (Suportif) Tirah rebah 2-3 minggu (lebih lama bila terjadimiokarditis) Diet makanan lunak kalori tinggi yang mudahdicerna Prednison 1,0-1,5 mg/kgbb/hari, tiap 6-8 jampada kasus berat selama 14 hari Satu bulan setelah sembuh, Imunisasi 0,5 mL i.m.: DPT anak 5 thn, DT anak 5-7 tahun, Td anak 7 tahun (tanpa melihat status imunisasisebelumnya)

Tatalaksana Kontak & Karier* ERITROMISIN secepatnya dosis waktu pemberian lama pemberian cara pemberian anak-anak dewasa pantauan side efek: 50 mg/kg BB/hari: 4xsehari: 7 – 10 hari: sehabis makan: sirup 250 mg x 4 /hari: 500 mg x /hari: PMO: mual dan diare

Tatalaksana Kasus (2) Kultur ulang dilakukan minimal 2 minggusetelah terapi terhadapkasus/kontak/karier, bila masih positifdiberikan terapi ulang selama 10 hr.

Penyelidikan KLB Tujuan:– Memastikan KLB– Mencegah/memutus rantai penularan Mencari kasus tambahan Menentukan karier dan kontak Memberikan pengobatan yang tepat– Menentukan faktor resiko– Mengetahui gambaran Epidemiologi– Memberikan rekomendasi pengendalian kejadiandifteria

Alur Penyelidikan Epidemiologi KLB DifteriKasus dilaporkan(dg Format W1)Manajemen Kasus(Rujuk ke RS)Ambil spesimen, Pengobatan (AB &ADS), dan vaksinasi setelah 1 blnADSPenyelidikanEpidemiologiPengawasan minum obat(PMO) thdp ESO dan DO!Kontak Erat KasusIdentifikaksi KarierAmbil spesimen, Prophylaxis, dan vaksinasi(Form PE)Identifikasi Faktor Resiko:-Status vaksinasi kasus, kontak & Karier-Cakupan imunisasi di wilayah terjangkit,berdasarkan laporan rutin maupun survei.-Manajemen ColdchainOutbreak ResponseImmunization (ORI)Kontak Erat KarierIdentifikaksi penularan/karier lainAmbil spesimen, Prophylaxis, dan vaksinasiPemberian vaksinasi dengan jenis vaksin sesuaiumur sasaran dan dosis sesuai kebutuhan.Deteksi kasus secara dini di komunitas danfasilitas kesehatan.

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.5.6.7.8.9.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjut

Langkah Investigasi KLB1. Konfirmasi awal KLB2.3.4.5.6.7.8.9.Pelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanUmpan Balik dan rencana tindak lanjut Memastikan KLB– Klinis/Probable– Lab konfirm:sample swabfaring dan nasal

Langkah Investigasi KLB1.Konfirmasi awal KLB2. Pelaporan Segera KLB3.4.5.6.7.8.9.Persiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjut SMS/Telp/Email dlm24 jam pertama:1. Pusk Kab/Kota2. Kab/Kota Prov3. Prov Pusat Tindak lanjuti dg W1

Langkah Investigasi KLB 1.2.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLB 3. Persiapan investigasi4.5.6.7.8.9.Investigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjut Tentukan tim investigasi dan siapkan suratTugasMengumpulkan informasi awal– Area KLB (dataran rendah/tinggi)– Total Populasi dan populasi rentan diarea KLB– Buat mapping kasus sementara untmenentukan luas investigasi– Sarana & Prasarana Kesehatanterdekat sistem rujukan– KeamananPersiapan alat penyelidikan KLB– Form pendataan kasus & kontak,pedoman, bahanKIE, dll.)– Alat ambil spesimen dan mediatransport spesimen– Obat-obatanInformasikan rencana investigasike pihak berwenang (Kec RT & sekolah,kantor)

Langkah Investigasi KLB1.2.3.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasi4.Investigasi lapangan.5.6.7.8.9.Mengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjutMencegah Penularan Mencari kasus tambahan dan kontakdari rumah ke rumah Memberikan pengobatan sesuaiklasifikasinya Pendataan dilanjutkan ke area ygmempunyai hub epid dg kasus dankarier yg ditemukan. Ambil sample (swab tenggorok)pada kasus, kontak erat kasus &karier

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapangan5.Mengumpulkan Informasi FaktorRisiko6.7.8.9.Tatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjut Cakupan imunisasi DPT/DT/Td(bayi, booster) di tingkatpuskesmas, desa terjangkitdan desa sekitar beresikoselama? Tergantung sebaranusia kasus. Status imunisasi: kasus,kontak, karier Ketersediaan vaksin danpenyimpanan vaksin

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.5.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor Risiko6.Tatalaksana kasus & kontak7.8.9.Pengolahan dan Analisa dataPelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjut Kasus Difteri Laring/Faring/Tonsil– Diisolasi– Anti toksin: ADS (test sensitivitaslebih dulu)– Antibiotik selama 14 hari:– Suportif Kontak dan karier– Antibiotik selama 7 – 10 hr

AlgoritmeTatalaksana Kasus, Kontak dan KarierKasusIndeksCari kasus lain& karier Serumah , Tetangga, Sekolah, Tempat kerja,PertemuanGejala dantanda ( )Antibiotik yang sesuaiAmbil spes(-)( )Kasus Kasusklinis KonfirmTest ResistensiTanpa gejala& tanda( )Karier(-)KontakPengobatan Eritromisin,Kasus: 14 hr , Karier & Kontak: 7 - 10 hr( )( )Ambil spes ulang(-)Sembuh sebulanDPT: 5 th , DT 5 – 7 th , Td 7 th

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.5.6.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasus7.Pengolahan dan Analisa data8.9.PelaporanRekomendasi dan rencana tindak lanjutMengetahui letak masalah 1.Menghitung angka serangan (AttackRate AR), berdasarkan:–Gol umur–Area KLB–St. imunisasi di vaksin/tidak sesuaiusia2.Angka kematian CFR3.Efikasi vaksin EV 1 –AR di vaksin sakitAR tidak di vaksin sakitBila EV 0,95 ada masalah dg cold chain.4.Periode KLB, buat grafik berdasarkantgl demam Stop KLB bila 2 x 5 hr tdkada kasus baru5.Populasi rentan dapat memprediksibesar KLB/terulangVE 1 - % divaksin sakit% tak divaksin sakit

Penyelidikan KLB (3) Mengetahui gambaranEpidemiologi– Time, Place, PersonStatus Im Kasus16141210ImunTidak864Kurve Lokasi KLB:RT/RW, Desa, Kec, Kab - PropKasus – Gol Umur

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.5.6.7.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa data8.Pelaporan9.Rekomendasi dan rencana tindak lanjut Latar BelakangMetodologiAnalisa kasus :– Distribusi kasus menurut waktu (Time),Tempat (Place) dan orang (person).– Kurva epidemi kasus, Mapping kasus,Grafik kasus menurut kelompok umurdan status imunisasi– Attack rate menurut kelompok umur– Menghitung vaksin evikasi bilamemungkinkanAnalisa pelaksanaan program imunisasi(Manajemen, logistik, cakupan)Upaya yang sudah dilakukanOutbreak responseKesimpulan dan rekomendasi

Langkah Investigasi KLB1.2.3.4.5.6.7.8.Konfirmasi awal KLBPelaporan Segera KLBPersiapan investigasiInvestigasi lapanganMengumpulkan Informasi Faktor RisikoTatalaksana kasusPengolahan dan Analisa dataPelaporan9.Rekomendasi dan rencana tindaklanjutIdentifikasi faktor resiko:1. Umur2. Status im3. Cakupan Imunisasi areaKLBAnalisa dataTindak Lanjut– Sweeping/BLF untuk melengkapistatus imunisasi dasar atau booster– ORI tanpa melihat st imunisasi– Imunisasi tanpa melihat st. imunsebelumnya– Perbaikan cold chain– Sistem surveilans yang lebih sensitifdalam deteksi dan laporan dini.

Outbreak Response Immunization (ORI) Usia sasaran:– Jenis vaksin (DPT, DT, Td) Luas wilayah dipengaruhi oleh sebaran kasus dankarier Lokasi: di masyarakat atau Sekolah ORI:– Tanpa melihat status imunisasi sebelumnya, pemberian3 kali dengan interval usia 1 th: 0-1-1 bln atau usia 1 th: 0-1-6 bln

DIFTERIA FARING – LARING

Tatalaksana bedah:tracheostomi untuk mengatasi sumbatan

DIFTERIA KULIT & MUKOSATumpukannanah danmembranpada dasartukak

DIFTERIA MATA,SECRET SEROSANGUINEUS

DIFTERIA KULIT

Terima Kasih

Pertemuan Nasional Evaluasi Surveilans Epidemiologi 14 - 17 November 2017 Oleh: Dr. Rusipah, MKes Su

Related Documents:

surveilans, penyelidikan epidemiologi lapangan, sumber data sur-veilans, desain sistem surveilans, pedoman evaluasi sistem evaluasi surveilans, indikator kesehatan, aplikasi sistem surveilans, simulasi penyelidikan KLB, dan studi kasus pelaksanaan surveilans dan de-terminan malaria. B

Surveilans Epidemiologi Penyiapan bahan perencanaan, Pemantauan, Evaluasi, Penyusunan laporan dan Koordinasi pelaksanaan kekarantinaan, Surveilans Epidemiologi penyakit, penyakit menular potensial wabah, penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, Pengawasan A

pengelolaan tersendiri oleh tim surveilans meliputi perencanaan kegiatan, pengorganisasian, pembiayaan dan penjadwalan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi hasil pengumpulan data. Pengumpulan data pada Surveilans Epidemilogi Terpadu pada unit surveilans

Surveilans Epidemiologi 2015 Ade Heryana Page 3 identifikasi faktor risiko. Setelah faktor risiko diketahui, selanjutnya adalah melakukan evaluas

(2) Seksi Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, peman-tauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit, pen-yakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang mun

outbreak penyakit dengan lebih segera dan lengkap daripada sistem yang mengandalkan pelaporan sindroma dari klinik-klinik (DCP2, 2008). 5. Surveilans Terpadu Surveilans terpadu (integrated surveillance) menata dan memadukan semua kegiatan surveilans di suatu wilayah yurisdiksi (negara/ provinsi/ kabupaten/ kota) sebagai sebuah pelayanan publik .

diseminasi informasi, umpan balik surveilans, dan monitoring serta evaluasi kegiatan surveilans gizi masih belum berjalan lancar. Sedangkan output dari surveilans gizi berupa gambaran masalah gizi secara nasional dan pemanfaatan output tersebut dalam perumusan kebijakan te

Paper-and-Pencil Assessments INCLUDING Reading Comprehension Items English/Language Arts (ELA) Directions for Administering the Part 1 ELA Paper Practice Test- Section 1 . If the Mathematics practice test was previously administered, make sure you redistribute the practice test books to the correct students according to their names on the front covers. The passage and questions in this section .