AGAMA & FILM (Pengantar Studi Film Religi)

2y ago
108 Views
2 Downloads
700.62 KB
93 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Mariam Herr
Transcription

AGAMA & FILM(Pengantar Studi Film Religi)Buku Perkuliahan Program S-1 Jurusan Komunikasi DanPenyiaran IslamFakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel SurabayaPenulis:Lukman Hakim, S.Ag, M.Si, MASupported by:Government of Indonesia (GoI) and Islamic Development Bank (IDB)digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaPaket 1SIGNIFIKANSI STUDI FILM DALAM KAJIAN AGAMAPendahuluanPerkuliahan pada paket pertama difokuskan pada signifikansi studifilm dalam kajian agama atau dakwah. Kajian dalam paket ini terdiri daripengertian tentang film, film sebagai representasi budaya, film sebagaimedia dakwah, manfaat studi film dalam dakwah.Kajian dalam paket ini adalah pengertian tentang film, film sebagairepresentasi budaya, film sebagai media dakwah, manfaat studi film dalamdakwah. Untuk mengetahui urgensitas kedua subyek tersebut maka dalampaket ini juga harus dijelaskan peran film sebagai media dakwah. Hal inijuga diharapkan akan membantu mahasiswa untuk mengidentifikasi danmembedakan konsep dan hubungan agama dengan film, serta melakukaninterkoneksi. Mahasiswa diberi tugas untuk presentasi dan mendiskusikanbersama teman kelompoknya. Dengan dikuasainya paket pertama inidiharapkan mahasiswa akan mengetahui pentingnya melakukan kajian filmdalam relasinya dengan aktivitas dakwah.Media pembelajaran yang digunakan dalam paket ini adalah berupaLCD dan sound system, kertas plano, spidol dan media pembelajaranpenunjang lainnya yang mendukung kelancaran proses belajar mengajardalam kelas.Rencana Pelaksanaan PerkuliahanKompetensi DasarKemampuan memahami esensi film dalam kajian agama (dakwah)digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaIndikatorPada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:1. menjelaskan pengertian film2. menjelaskan hubungan film , budaya dan agama3. menjelaskan film sebagai representasi budaya4. menjelaskan film sebagai media dakwahWaktu2x50 menitMateri PokokEsensi Film dalam Kajian Agama1. Pengertian tentang film2. Film sebagai representasi budaya3. Film sebagai media dakwah,4. Manfaat studi film dalam dakwah.Langkah-langkah PerkuliahanKegiatan Awal (15 menit)1. Menjelaskan kompetensi dasar2. Menjelaskan indikator3. Penjelasan langkah kegiatan perkuliahan paket ini4. Brainstorming dengan mencermati tayangan gambar/skema tentangrelasi agama, budaya, dan filmKegiatan Inti (70 menit)1. Mahasiswa dibagai dalam 4 kelompok2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:Kelompok 1: Pengertian film sebagai mediakomunikasiKelompok 2: Film sebagai representasi budayaKelompok 3: Film sebagai media untuk menkonstruksi budayaKelompok 4: Interkoneksi antara film, agama dan budaya3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompokdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budaya4. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikanklarifikasi5. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen6. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menanyakansesuatu yang belum paham atau menyampaikan konfirmasiKegiatan Penutup (10 menit)1. Menyimpulkan hasil perkuliahan2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswaKegiatan Tindak Lanjut (5 menit)1. Memberi tugas latihan2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.Tabel 1.1: Daftar Nilai Praktik Kelompok Analisis Relasi Film & AgamaKELOMPOKNILAIJUMLAH1. (Pengertiantentang film)2. Film sebagaimedia dakwah,3. Manfaat studifilmdalamdakwah.4. Manfaat studifilmdalamdakwah.Keterangan Nilai:digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budaya90 sangat baik80 baik70 cukup60 kurangUraian MateriSIGNIFIKANSI STUDI FILM DALAM KAJIAN AGAMAA. Hubungan film, budaya dan agama.Stewart Hoover dan Knut Lundby menyatakan bahwa antara agama,budaya dan media saling terhubung satu dengan lainnya. (Abdullah 2010:pp12).Film merupakan bagian dari sistem budaya & agama yang berkonstribusi dalammenkonstruk realitas, sekaligus berperan sebagai cermin dari realitas, yangmengartikulasikan, menyiarkan, mendiskusikan serta menegosiasikan nilai-nilaimasyarakat. (Newcomb and Hirsch 1994:505).Trikhotomi 'Agama Jawa' –Santri, Abangan dan Priyayi--yangdiperkenalkan Clifford Geertz dapat menjelsskan relasi agama, budaya dan filmmasyarakat Indonesia. Sebenarnya antropologi film religi tidak beranjak jauhdari kerangka teoritik tersebut, meskipun dengan beberapa revisi dan kritik.Pertautan antara varian Santri, Priyayi dan Abangan telah membangun karakterdunia perfilman horor dan religi yang khas. Representasi Islam dalam film-filmtersebut kadang bercorak Islam akulturatif, sinkretik ataupun simbolik.Misalnya dalam film-film bergenre horor, hampir selalu melibatkansimbol-simbol agama (Islam), seperti kehadiran kyai yang berfungsi untukmengusir setan, bacaan ayat-ayat al-Qur'an, tasbih yang diputar-putar kyai dansebagainya. Ini bisa terlihat dalam film Sundel Bolong (nominasi ketiga diIndonesia pada 1981), Nyi Blorong (nonimasi pertama 1982), Kisah Cinta NyiBlorong (keempat 1987), Buaya Putih, dan Ratu Pantai Selatan.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaSebaliknya, dalam film dan sinetron bernuansa agama, juga tidak lepasdari keterlibatan cerita-cerita setan, unsur-unsur mitis, dan hal yang berbausupra-natural, seperti terlihat dalam film Syech Siti Jenar, Sunan Bonang danFatahillah, serta sinetron Pintu Hidayah, Rahasia Ilahi and Astaghfirullah, dansebagainya. Ada juga karakter film religi tidak melibatkan unsur mitis, sepertifilm Nada dan Dakwah (1993), Al-Kautsar (1975), Titian Serambut DibelahTujuh,, do'a yang mengancam, 3 Cinta 3 Doa (2009), Ayat-ayat Cinta,Perempuan Berkalung Sorban (2008), sinetron Islam KTP, Cinta dan Anugrah,Cinta Fitri, dan sebagainya.Sealin itu, beberapa hasil penelitian ahli, seperti Muzayyin (2008:pp 1)tentang representasi Islam dalam sinetron religi Indonesia mengafirmasi realitasserupa. Menurutnya bahwa dengan melihat sinetron TV, berarti melihatIndonesia. Apa yang digambarkan dalam tayangan sinetron televsisi Indonesia,sebenarnya merupakan representasi budaya masyarakat setempat, yakni sinetronreligi yang banyak mengedepankan sajian magis adalah merepresentasikan polaberfikir kebanyakan masyarakat Indonesia yang juga tradisional, pasrah,memegang budaya patriarki.Namun demikian, sajian film bukan hanya merepresentasikan budayasetempat, tetapi sebaliknya film atau tayangan televisi juga berkontribusi dalammenkonstruk pola pikir dan budaya masyarakat yang diinternalisasikan melaluisimbol-simbol yang dihadirkan dalam film tersebut. Berbagai teori yangdikembangkan oleh pakar komunikasi massa telah menjelaskan efek mediamassa bekaitan dengan efek positif dan negatifnya, diantaranya adalah teorikultivasi 1 dan teori katarsis 2.1Teori kultivasi diperkenalkan oleh George Gebner yang menganggap media massa,khususnya televisi, mampu membentuk realitas dan membangun keyakinan dalamdiri, pikiran, dan persepsi khalayak. Misalnya hasil penelitian Iver Peterson perihalpenyakit Antrax di di AS pada 2001. Meskipun kasus antrax dalam kenyataan riilsangat jarang terjadi, namun karena publikasi soal antrax di TV sangat massiv, makakecemasan warga AS terhadap antrax cukup tinggi. Hal serupa juga terjadi dengandigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaKuantitas tayangan keagamaan yang kian meningkat pada layar kaca yangmenerpa penonton di belahan nusantara secara tidak langsung juga akan mampumembentuk persepsi dan perilaku keberagamaan masyarakat. Misalnya, modeljilbab yang sangat variatif dan dipakai oleh masyarakat luas, setidaknya jugaakibat terpaan media yang sering menampilkan artis-artis berjibab denganberbagai modelnya. Di kalangan remaja atau ibu-ibu muslimah dikenalbeberapa jilbab yang dikonotasikan dengan nama sebuah program TV, judulfilm, atau nama artis tertentu, seperti jilbab Ayat-ayat Cinta, jilbab Inneke,jilbab Saskia, jilbab KCB (Ketika Cinta Bertasbih) dan sebagainya.Realitas di atas sejatinya meneguhkan apa yang telah dinyatakanO’Shaugnessy dan Stadler (2005:22), bahwa media saat berinteraksi dengankhalayak massa berfungsi ganda, yakni media melalui proses penandaanberupaya menampilkan wajah budaya masyarakat, dan disisi lain jugamengkonstruksi budaya mereka.Secara garis besar, relasi film dan agama, menurut Gregory J Watkins(2008:17-27) ada empat hal. Pertama, penggunaan agama untuk interpretasifilm. Disini agama dipahami sebagai seperangkat pengetahuan yang digunakan2kasus flu burung di Indonesia yang kemudian memunculkan istilah ‘suspect’ sebagairasa khawatir dan kecemasan akibat terpaan berita flu burung di TV Indonesia. BacaMarissan dkk,”Teori Komunikasi Massa,” Ghalia Indonesia, Bogor, 2010, hal.107.Berbeda dengan dengan analisis kultivasi, teori katarsis lebih menunjukkan efekpositif media massa terhadap audien. Diadopsi dari metode analisis sastra Aristotlesdan psikoanalisis Sigmend Freud, teori katarsis berasumsi bahwa menontontayangan kekerasan dan hal-hal tragis dapat membersihkan rasa cemas dan takutbagi audien (By watching the characters in the play experience tragic events, thenegative feelings of the viewer were presumably purged and cleansed. Thisemotional cleansing was believed to be beneficial to both the individual andsociety). Terkait dengan ini, maka seorang direktur film psycho, Alfred Hitchcockmengatakan bahwa sumbangan terbesar TV adalah membawa pembunuhan di jalanmasuk dalam rumah, karena dengan melihat adegan pembunuhan di TV merupakanterapi yang cukup bagus untuk mengiliminir antagonisme (Seeing a murder ontelevision can be good therapy. It can help work off one‘s antagonism). Lihat Brad J.Bushman & Colleen M. Phillips, “Catharsis Theory and Media Effects ,” dalamJorge Reina S(Eds), “Encyclopedia of Communication and Information”, ThomsonLearning, USA, 2002, hal.148digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budayamanusia untuk berinteraksi dan menafsirkan realitas di sekitarnya. Agamaperfungsi semacam ideologi, seperti marxisme, feminisme yang biasadigunakan untuk menafsirkan film. Dalam konteks ini mengandaikan hubunganpararel perspektif film dan agama tertentu, seperti dalam film The Matrix (1999)yang terjadi hubungan pararel antara karakter Thomas Anderson dengan figurYesus. Kedua, penggunaan film untuk mengkritik agama. Hal ini bisa didapatidalam beberapa film yang memberikan berbagai komentar terhadap agama,seperti Priest (1994), Passion of Christ (2004), Last Temptation of Christ (1988,Agnes of God (1985). Ketiga, penggunaan film untuk menampilkan nilai-nilaibudaya. Jenis ketiga ini sama dengan poin kedua di atas. Bedanya, agamaberada pada wilayah yang sakral, sedangkan budaya berada di lokus yangprofan. Keempat, film untuk memotivasi dan mendorong kepercayaan ataukehidupan beragama (religion uses the movies).Film sebagai Media DakwahMedia merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan darisumber kepada penerima. Media komunikasi dakwah banyak sekali jumlahnyamulai yang traditional sampai yang modern misalnya kentongan, bedug,pagelaran kesenian, surat kabar, papan pengumuman, majalah, film, radio dantelevisi. Dari kesemuanya itu, pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagaimedia tulisan atau cetak, visual, aural, dan audovisual.Film sebagai salah satu media komunikasi, tentunya memiliki pesan yang akandisampaikan. Maka isi pesan dalam film merupakan dimensi isi, sedangkanFilm sebagai alat (media) berposisi sebagai dimensi hubungan. Dalam hal ini,digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budayapengaruh suatu pesan akan berbeda bila disajikan dengan media yan berbeda.Misalnya, suatu cerita yang penuh dengan kekerasan dan seksualisme yangdisajikan oleh media audio-visual (Film dan Televisi) boleh jadi menimbulkanpengaruh yang jauh lebih hebat, misalnya dalam bentuk peniruan oleh anakanak atau remaja yang disebabkan oleh tontonan sebuah film, bila dibandingdengan penyajian cerita yang sama lewat majalah dan radio, karena filmmemiliki sifat audio visual-visual,sedangkan majalah mempunyai sifat visualsaja dan radio mempunyai sifat audio saja. Berkenaan dengan ini, tidaklahmengejutkan bila Marshall Mcluhan mengatakan The medium is the message.Film sebagai salah satu produk kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yangbesar terhadap arus komunikasi yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Biladilihat lebih jauh film bukan hanya sekedar tontonan atau hiburan belaka,melainkan sebagai suatu media komunikasi yang efektif. Melalui film kitadapat mengekspresikan seni dan kreativitas sekaligus mengkomunikasikannilai-nilai ataupun kebudayaan dari berbagai kondisi masyarakat. Dengandemikian melalui film bisa disampaikan identitas suatu bangsa. Layaknyasebuah pemandangan, Film tidak hanya sebagai tontonan belaka. Akan tetapidalam film terkandung pesona dan kehebatan: melalui cerita-cerita yang sangatlokal, para pembuat film yang tahu kehidupan, mengerti masyarakatnya, bisamenyampaikan pesan-pesan universal untuk seluruh umat manusia. Film tidakmengenal batasan geografis, yang memang dibuat orang bukan untukkepentingan politik. Bahasa film cuma satu, bahasa umat manusia.Padahal jika diamati, dewasa ini kalangan masyarakat penonton Indonesiasemakin kritis dalam memilih jenis tontonan film. Mereka tidak hanya mencaritontonan yang menghibur tetapi juga pengalaman batin. Akan tetapi,sayangnya kenyataan ini belum dapat disadari oleh para produser film kita.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaPara pengusaha film kita masih dalam tahap euforia kebangkitan kembaliperfilman nasional pasca ”mati suri” dua belas tahun yang lalu. Anggapanbahwa eksploitasi tubuh, sadisme, hedonisme serta tontonan-tontonan budayapop lainya masih menjadi kebutuhan mayoritas masyarakat kita, tercermin dariproduk-produk film nasional yang beredar saat ini. Inilah yang menyebabkantema film-film kita tidak pernah beranjak dari lingkaraan klise. Ini juga yangmenjadi indikasi, bahwa film-film di Indonesia belum mampu bertutur danbercerita yang sesuai dengan karakter masyarakat dengan ke-IndonesiaanyaFilm-film yang baik, tentunya akan memberikan pengalaman batin danpengalaman audio visual baru mengenai sebuah masyarakat, suatu kebudayaan,yang unik dan sering tak terduga bagi orang yang menontonya. Filmmerupakan media komunikasi yang efektif dalam mengkomunikasikan nilainilai kepada masyarakat sehingga prilaku penonton dapat berubah mengikutiapa yang disaksikannya dalam berbagai film yang disaksikannya. Melihat haldemikian film sangat memungkinkan sekali digunakan ssebagai saranapenyampai syiar Islam kepada masyarakat luas. Dalam penyampaian pesanmelalui Film terjadi proses yang berdampak signifikan bagi para penontonnya.Ketika menonton sebuah film, terjadi identifikasi psikologis dari diri penontonterhadap apa yang disaksikannya. Penonton memahami dan merasakan sepertiapa yang dialami salah satu pemeran. Pesan-pesan yang termuat dalamsejumlah adegan film akan membekas dalam jiwa penonton, sehingga padaakhirnya pesan-pesan itu membentuk karakter penonton. Seperti apa yangdiungkapkan Aep Kusnawan (2004) yang mengutip Onong Uchayana E (2000),film merupakan medium komunikasi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan,tetapi juga untuk penerangan dan pendidikan. Dengan demikian lebih jauh filmdiharapkan dapat memperbaiki kondisi masyarakat melalui pesan-pesan yangdisampaikannya.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaSelanjutnya film sebagai media komunikasi, film juga dapat berfungsi sebagaimedia dakwah yang bertujuan mengajak kepada kebenaran. Dengan berbagaikelebihan yang terdapat dalam film menjadikan pesan-pesan yang ingindisampaikan melalui media ini dapat menyentuh penonton tanpa merekamerasa digurui. Kelebihan yang terdapat dalam film sebagai media komunikasimassa diantaranya adalah film merupakan bayangan kenyataan hidup seharihari, film dapat lebih tajam memainkan sisi emosi pemirsa dan menurutSoelarko (1978) efek terbesar film adalah peniruan yang diakibatkan olehanggapan bahwa apa yang dilihatnya wajar dan pantas untuk dilakukan olehsetiap orang. Maka tidak heran bila penonton tanpa disadari berprilaku miripdengan peran dalam suatu film-film yang pernah ditontonya.Kondisi masayarakat Indonesia yang multikultural dan kepercayaan tentumenjadikan setiap seni dan budaya memiliki nilai-nilai luhur yang harusdilestarikan “kesakralanya”, dalam konteks ini tidak semua tema film dapatdiproduksi di negeri ini, dan juga tidak semua tema film yang diproduksi olehnegara luar terutama barat, dapat diapresiasi dan ditonton oleh masyarakatIndonesia mengingat bangsa Indonesia memiliki tradisi kearifan lokal yangsantun dan harus dipertahankan agar tidak terkontaminasi oleh budaya dantrend barat yang masuk melaui film, sebagai transmisi pesannya. Kebangkitankembali film Indonesia tentunya memberikan harapan akan hadirnya kembalihiburan alternatif berupa tontonan sinematography yang diproduksi sendirioleh sineas dalam negeri. Setelah sebelumnya film-film yang banyak diputarbaik di bioskop atupun televisi Indonesia didominasi oleh produksi-produksiyang berasal dari luar negeri, seperti; Amerika Serikat (Hollywood), India(Bollywood) China dan Hongkong (mandarin) mangaka Jepang dan dramaKorea. Kondisi ini tentu saja sedikit banyak telah membawa dampak negatifdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budayaterhadap budaya masyarakat Indonesia sekarang. Karena kebanyakan film-filmtersebut dianggap tidak sesuai dengan karakter dan budaya masyarakat diIndonesia.Televisi sebagai salah satu produk ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK)dalam bidang komunikasi telah hadir ditengah-tengah kehidupan umatmanusia. Sebagai sarana informasi televisi dapat dijadikan media dakwahmelalui acara-acara yang disajikan lewat tayangan-tayangan hiburan, talkshaw, dan film. Dalam tulisan ini akan diketengahkan tentang peran filmsebagai sarana untuk menyiarkan dakwah islamiyah. Dakwah mengandungpengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalamusaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secarakelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikappenghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yangdisampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengandemikian maka esensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan(motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerimaajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinyasendiri bukan untuk kepentingan juru dakwah atau juru penerang.Film itu seperti diketahui merupakan salah satu acara yang ditayangkantelevisi. Terdapat beberapa pesan moral yang dapat diangkat atau diambilmaknanya dari tayangan-tayangan film yang disesuaikan dengan alur atau jalancerita dari isi film tersebut. Sebab film memberikan peluang untuk terjadinyapeniruan apakah itu positif ataupun negatif. Dikarenakan dampak yangditimbulkan lewat acara-acara film begitu besar maka sungguh pas dan tepatjika proses dakwah pun dilakukan melalui film-film yang bertemakan dakwah.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaSalah satu film yang memberikan pesan dakwah adalah Kiamat Sudah Dekat,dalam film itu menceriatakan tentang pemuda modern yang funky dan gaul danjauh dari agama. Ia mencintai seorang gadis muslimah anak Pak Haji. Padaakhir cerita ini pemuda tersebut akhirnya dapat menikahi gadis muslimahtersebut dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh orang tuanyayang pada akhirnya membuat pemuda itu menjadi sadar dan taat beribadah.“Kiamat Sudah Dekat” bukan satu-satunya film televisi yang mengandungunsur dakwah, sebagaimana film-film yang lainnya. Bahkan bila kita amatimasih banyak lagi film-filam yang dikonsumsi oleh pemirsa (mad’u) sepertifilm Rahasia Illahi, Demi Masa, Insyaf, Taubat, dan masih banyak lagi filmyang lain yang diwarnai oleh pesan-pesan dakwah islamiyah. Salah satu fungsifilm yang ditayangkan oleh televisi yaitu sebagai alat komunikasi. Sebabkomunikasi adalah salah satu faktor yang penting bagi perkembangan hidupmanusia sebagai makhluk sosial. Tanpa mengadakan komunikasi individu tidakmungkin dapat berkembang dengan normal dalam lingkungan sosialnya. Olehkarena tak ada manusia individu yang berkembang tanpa komunikasi denganmanusia individu yang lainnya.Sejak manusia dilahirkan, oleh tuhan diberinya kemampuan-kemampuan dasaruntuk berkomunikasi denngan orang lain atau dengan situasi lingkungandengan menggunakan berbagai macam media yang salah satunya melaluiacara-acara yang ditayangkan oleh televisi. Dengan melihat permasalahan diatas maka bisa dikatakan bahwa komunikasi dakwah lewat film bisamempengaruhi kondisi psikologis pemirsa yang menyaksikannya sehinggadapat menerima ajaran-ajaran Islam. Hal ini sesuai dengan sasaran dakwahyang menjadi tujuan dakwah yaitu :” Amar ma’ruf nahi Munkar“.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaKelebihan Film Sebagai Media Dakwaha)Secara Psikologis, penyuguhan secara hidup dan nampak yang dapatberlanjut dengan animation mempunyai kecenderungan umum yangunik dalam keunggulan daya efektifitasnya terhadap penonton. Banyakhal-hal yang abstrak dan samar-samar serta sulit diterangkan, dapatdisuguhkan pada khalayak secara lebih baik dan efisien oleh media filmini.b)Bahwa media film yang menyuguhkan pesan yang hidupakanmengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingatdan mengurangi kelupaan.c)Khusus bagi khalayak anak-anak dan sementara kalangan orang dewasacenderung menerima secara bulat, tanpa lebih banyak mengajukanpertanyaan terhadap seluruh kenyataan situasi yang disuguhkan filmFilm juga dapat mempengaruhi emosi penonton ini memang sangatmengesankan, seperti film tentang Risalah Muhammad “THE MESSAGE”,film Sejarah Wali Songo, dan sebagainya yang pernah ditayangkan di tengahtengah masyarakat dapat seolah-olah menghidupkan kembali kenangan sejarahIslam yang ada. Di samping itu dalam perkembangan sekarang pengajaranshalat, menasik haji, dan ibadah-ibadah praktis lainnya dapat dengan mudahdiajarkan melalui video dan sebagainya. Akan tetapi yang perlu diingat bahwadakwah meelalui media ini memerlukan biaya yang cukup mahal.Rangkuman1. Film merupakan bagian dari sistem budaya & agama yangberkonstribusi dalam menkonstruk realitas, sekaligus berperansebagai cermin dari realitas, yang mengartikulasikan, menyiarkan,mendiskusikan serta menegosiasikan nilai-nilai masyarakatdigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar Budaya2. Efek terbesar film adalah peniruan yang diakibatkan oleh anggapanbahwa apa yang dilihatnya wajar dan pantas untuk dilakukan olehsetiap orang. Maka tidak heran bila penonton tanpa disadari berprilakumirip dengan peran dalam suatu film-film yang pernah ditontonya3. Kelebihan film sebagai media dakwah secara psikologis adalahpenyuguhan secara hidup dan nampak yang dapat berlanjut dengananimation mempunyai kecenderungan umum yang unik dalamkeunggulan daya efektifitasnya terhadap penonton. Selain Selain iu,bahwa media film yang menyuguhkan pesan yang hidup akanmengurangi keraguan apa yang disuguhkan, lebih mudah diingat danmengurangi kelupaan. Khusus bagi khalayak anak-anak dan sementarakalangan orang dewasa cenderung menerima secara bulat, tanpa lebihbanyak mengajukan pertanyaan terhadap seluruh kenyataan situasiyang disuguhkan film.Latihan1. Jelaskan bahwa film meruapakan representasi realitas?2. Jelaskan bahwa film mampu mengkonstruk realitas?3. Apa efek film terhadap khalayak?4. Mengapa film cukup efektif sebagai media dakwah?Daftar PustakaBisri, Hasan. 1998. Ilmu Dakwah. Diktat. Surabaya: Biro Penerbitan danPengembangan IlmiahGeertz, C. 1961, ‘ The religion of Java’, In Reading on Islam in South Asia, edsA. Ibrahim, S. Siddique & Y. Hussain, Institute of Southeast Asian Studies,Singapore, pp. 271-277.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Pengertian Komunikasi Antar BudayaHall, Stuart (eds). 2003, Representation : cultural representations and signifyingpractice, Open University, London.Keraf, Gorys. 1979. Komposisi. Jakarta: Nusa IndahMohamad, Goenawan. 1974. Film Indonesia. Jakarta: Sastra KitaMuttaqin, E.Z. 1982. Peranan Dakwah Dalam Pembanguna Manusia. Surabaya: Bina IlmuNazaruddin, M. 2008, Islam representation in religious electronic cinemas /politics/research/./CP MuzayinNazaruddin.pdfNewcomb, H & Hirsch, P. 1994, Television as a cultural forum, inNewcomb, H (ed.), Television: The Cultural View, Oxford University Press,London and New YorkTasai, S. Amran dan Zaenal Arifin. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untukPerguruan Tinggi. Edisi Revisi 2008. Jakarta: AkarpressTasmara, Toto. 1997. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaya Media Pratamadigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Perbandingan Komunikasi Antarbudaya Dengan Komunikasi InternasionalPaket 2PENGERTIAN GENRE FILM RELIGI & PERKEMBANGANNYAPendahuluanPerkuliahan pada paket pertama difokuskan pada pengertian tentanggenre film religi yang di fokuskan pada aspek pengertian genre, prosesmunculnya genre, fungsi genre film, dan sejarah genre film religi diIndonesia.Kajian dalam paket ini adalah pengertian genre film religi. Untukmemahami secara utuh perlu mengetahui proses munculnya genre danmanfaatnya. Diharapkan mahasiswa pada pertemuan selanjutnya mudahmembedakan pembagian genre film religi. Untuk itu mahasiswa diberitugas untuk presentasi dan mendiskusikan bersama teman kelompoknya.Dengan dikuasainya paket pertama ini diharapkan akan menjadi landasandasar dan bahan informasi untuk melangkah pada paket selanjutnya.Media pembelajaran yang digunakan dalam paket ini adalah berupaLCD dan sound system, kertas plano, spidol dan media pembelajaranpenunjang lainnya yang mendukung kelancaran proses belajar mengajardalam kelas.digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Perbandingan Komunikasi Antarbudaya Dengan Komunikasi InternasionalRencana Pelaksanaan PerkuliahanKompetensi DasarKemampuan memahami genre film religi secara baik, proses danmanfaatnya.IndikatorPada akhir perkuliahan mahasiswa-mahasiswi diharapkan mampu:1. Memahami pengertian tentang genre film2. Memahami proses perkembangan genre film3. Memahami manfaat genre film religi4. Menjelaskan ruang lingkup genre film religi yang ada di lingkunganmereka.Waktu2x50 menitMateri PokokPengertian genre film religi1. Pengertian tentang genre film2. Proses perkembangan genre film3. Manfaat genre film religi4. Perkembangan genre film religi di IndonesiaLangkah-langkah PerkuliahanKegiatan Awal (15 menit)1. Menjelaskan kompetensi dasar2. Menjelaskan indikator3. Penjelasan langkah kegiatan perkuliahan paket ini4. Brainstorming dengan mencermati tayangan gambar tentangpraktik komunikasi sosialKegiatan Inti (70 menit)1. Mahasiswa dibagai dalam 4 kelompok2. Masing-masing kelompok mendiskusikan sub tema:Kelompok 1: Setting film religiKelompok 2: Ikonografi film religiKelompok 3: Tema film religiKelompok 4: Narasi film religidigilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Perbandingan Komunikasi Antarbudaya Dengan Komunikasi Internasional3. Presentasi hasil diskusi dari masing-masing kelompok4. Selesai presentasi setiap kelompok, kelompok lain memberikanklarifikasi5. Penguatan dan feedback hasil diskusi dari dosen6. Dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untukmenanyakan sesuatu yang belum paham atau menyampaikankonfirmasiKegiatan Penutup (10 menit)1. Menyimpulkan hasil perkuliahan2. Memberi dorongan psikologis/saran/nasehat3. Refleksi hasil perkuliahan oleh mahasiswaKegiatan Tindak Lanjut (5 menit)1. Memberi tugas latihan2. Mempersiapkan perkuliahan selanjutnya.Lembar Kegiatan MahasiswaMahasiswa diminta untuk mengamati film religiTujuanMahasiswa mengerti dan memahmi unsur-unsur genre film religiBahan dan alatLembar kegiatan, DVD film, lembar penilaian, dan solatip, LCD.Langkah-langkah kegiatan1. Masing-masing kelompok, menca

(Pengantar Studi Film Religi) Buku Perkuliahan Program . S-1 Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya . Penulis: Lukman Hakim, S.Ag, M.Si, MA . Supported by: Governm

Related Documents:

Lahirnya Program Studi Perbandingan Agama di Fakultas Ushuluddin dan Filsafat adalah pada tahun 1962. Prodi Perbandingan Agama sudah bertukar nama ke Prodi Studi Agama-Agama di atas keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

MAKNA DAN URGENSI AGAMA BAGI MANUSIA A. Mencari Makna Agama, Perspektif Ontologis . Dalam wacana pemikiran modern Barat, persoalan pendefinisian kata agama telah mengundang perdebatan dan polemik yang tidak berkesudahan, baik di bidang Ilmu Filsafat Agama, Teologi, . Problematika Agama dalam Kehidupan Manusia (Jakarta: Kalam Mulia, 1989), 1

Contoh Silabus dan RPS SILABUS Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam Kode : SKS : 2 SKS Program Studi : Pendidikan Agama Islam Bahan Ajar: 1.Urgensi perkuliahan PSI 2 Urgensi agama bagi manusia 3. Studi agama sebagai Suatu Disiplin Pengetahuan 4. Esensi dan karakteristik ajaran Islam 5. Dasar dan Sumber ajaran Islam 6. Pengertian dan urgensi ijtihad dalam ajaran Islam 7. Sejarah perkembangan .

STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 2 PEKUNCEN BANYUMAS Miftahudin, NIM. 082338040, udin miftah132@gmail.com Progran Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto) ABSTRAK Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang sangat penting bagi

Meskipun sebagian besar di antara orang Tionghoa secara resmi menganut agama Buddha dan ada sebagian kecil menganut agama Katolik, Kristen yang tertera di dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP). Namun banyak di antara mereka yang apabila ditanya agama yang dianut, mereka menyatakan diri bahwa menganut agama Khonghucu dan Tao.

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri Bengkulu untuk memenuhi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu TarbiyahPendidikan Agama Islam (S.Pd). Oleh SHOIBATUL ASLAMIA NIM. 131 6210713 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

karunia-Nya, buku ajar Pengantar Studi Islam ini bisa hadir sebagai buku panduan perkuliahan mahasiswa di lingkungan UIN Sunan Ampel Surabaya. Buku perkuliahan ini disusun sebagai salah satu sarana pembelajaran pada mata kuliah Pengantar Studi Islam. Secara paket penting meliputi; 1) Studi Islam dan Prob

Welcome to San Antonio for the 2019 ASME Pressure Vessels & Piping Conference! The PVP Conference is known as an outstanding international technical forum through which participants can exchange opinions and ideas with leading experts from industry and academia, and deepen their knowledge base through exposure to diverse topics. The conference, built with a pioneering spirit, helps disseminate .