BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Afinitas

2y ago
132 Views
3 Downloads
1.59 MB
43 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ronan Orellana
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 AfinitasMenurut Ludwig dan Reynolds (1988) dalam Fatria (2013) afinitas spesiesmerupakan metode untuk mengukur derajat tumpang tindih penggunaan sumberdaya yang sama baik intra maupun interspesies. Pengukuran ini dapat berdasarkanada atau tidaknya suatu spesies dalam unit sampling (asosiasi interspesies) atauberdasarkan pengukuran kuantitatif (kelimpahan) menggunakan analisis kovariasiinterspesies. Bila dalam sebuah relung atau ekologi terjadi proses ketertarikanbaik ketertarikan yang terjadi pada komunitas maupun spesies maka hal tersebuttelah membuktikan bahwa adanya proses afinitas dalam sebuah relung ekologi.Interaksi spesies adalah hal penting dalam ekologi suatu spesies. Dalamsuatu komunitas, terdapat sejumlah faktor biotic maupun abiotik yangmempengaruhi distribusi, kelimpahan, dan interaksi spesies. Adanya interaksiantar spesies akan menghasilkan suatu asosiasi antarspesifik yang polanya sangatditentukan oleh apakah dua spesies memilih atau menghindari habitat yang sama,mempunyai daya penolakan atau daya tarik, atau bahkan tidak berinteraksi.Asosiasi ini bisa positif, negatif atau tidak ada asosiasi (Soegianto, 1994).Menurut Swasta (2006), aspek kajian tentang afinitas spesies dalamkomunitas mengarah pada dua permasalahan utama yaitu tumpang tindih relungdan asosiasi antar spesies. Penelitian ini akan membahas tentang asosiasi antarspesies yang terjadi pada komunitas gastropoda.10

2.1.1Asosiasi SpesiesAsosiasi spesies merupakan hubungan timbal balik antar spesies didalamsuatu komunitas dan dapat digunakan untuk menduga komposisi komunitas(Michael, 1994). Menurut Nybakken, (2000) ada atau tidaknya asosiasi spesiesdalam komunitas dapat menunjukkan tingkat keragaman dalam komunitastersebut. Tingkat asosiasi spesies yang tinggi akan menunjukkan keragamanspesies yang tinggi pula. Interaksi dan asosiasi intra dan inter spesies (afinitasspesies) akan menghasilkan asosiasi spesifik yang polanya sangat ditentukan olehapakah spesies memilih atau menghindari habitat yang sama, mempunyai dayapenolakan atau daya tarik, atau tidak berinteraksi. Asosiasi bisa positif, negatifatau tidak adanya asosiasi.Menurut Michael (1994), asosiasi positif ditandai dengan kecenderunganspesies selalu ditemukan bersama-sama atau tidak ditemukan bersama dalamsetiap petak pengamatan. Asosiasi positif cenderung bersifat mutualistik sehinggasalah satu spesies tidak merasa dirugikan oleh spesies lainnya, sedangkan asosiasinegatif dapat terjadi karena adanya kompetisi atau persaingan dengan spesies lainterhadap sumberdaya (nutrisi) dan ruang yang sama. Dalam asosiasi negatif,hubungan antara spesies cenderung bersifat merugikan sehingga salah satu spesiesakan tertekan.Terjadinya asosiasi disebabkan karena diantara spesies-spesies yangmembentuk komunitas itu terdapat jalinan fungsional yang dapat melahirkanketerikatan interaktif diantara mereka. Keterikatan interaktif ini merupakan dayagabung yang cukup efektif yang dapat membuat beberapa spesies untuk hadirbersama dalam suatu habitat. Beberapa bentuk keterikatan interaktif yang11

mendorong adanya asosiasi ini adalah symbiosis, protokooperatif, kompetisi,predasi, dan komensalisme (Odum, 1971; Krebs, 1978; Keindeigh, 1975) dalamSwasta, 2006.Menurut Kusmana (1995) asosiasi ini terjadi bila: a) Kedua spesiestumbuh pada lingkungan yang serupa, b) Distribusi geografi kedua spesies serupadan keduanya hidup di daerah yang sama, c) Bila salah satu spesies hidupnyabergantung pada yang lain, d) Bila salah satu spesies menyediakan perlindunganterhadap yang lain.Menurut Swasta (2006) terjadinya asosiasi dapat disebabkan oleh dua faktoryaitu:1. Faktor internalFaktor internal ini terjadi yang berasal dari komunitas itu sendiri yaituberkaitan dengan sifat biologi dan ekologi suatu komunitas. Sifat biologis dansifat ekologis yang bersesuaian dapat menyebabkan beberapa spesies memilihcara dan kebutuhan hidup yang sama sehingga mereka cenderung ada bersamasama dalam suatu habitat. Peluang asosiasi antar spesies sangat ditentukan olehluas atau sempitnya kisaran berbagai peubah ekologis yang menjadi penentukehadiran spesies dalam suatu habitat. Semakin luas kisaran peubah ekologis,peluang hadirnya banyak spesies dalam satu corak habitat semakin besar, danini berarti peluang adanya asosiasi diantara beberapa spesies menjadi semakinbesar pula.12

2. Faktor eksternalFaktor eksternal berasal dari habitat suatu komunitas yaitu tingkat kemampuanhabitat dalam menyediakan pilihan berbagai kondisi lingkungan dansumberdaya yang menjadi kebutuhan bagi komunitas.2.1.2Interaksi Antar SpesiesSemua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain,tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lainjenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasilain. Jadi interaksi spesies merupakan, hubungan timbal balik antar organismebaik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda. Interaksi demikianbanyak kita lihat di sekitar kita. Persaingan terjadi ketika organisme baik darispesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber dayaalam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yangbersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup danpertumbuhannya (Tyara, 2012).Interaksi antarpopulasi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanismeinteraksi atau efek interaksi. Ekologiawan menggunakan kedua klasifikasi ini dansering menggabungkan keduanya. Menurut Leksono (2007) berdasarkanmekanisme, interaksi dibagi menjadi enam jenis, yaitu sebagai berikut.1.KompetisiBila dua spesies tergantung pada sumber daya tertentu di lingkungannyamaka mereka saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya tersebut.Biasanya sumber daya yang diperebutkan adalah makanan, selain itu bisa13

juga tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, cahaya matahari, dansebagainya.Secara klasik, kompetisi dibagi menjadi dua. Kompetisi eksploitataif/scramble, yaitu kompetisi yang terjadi bekerja secara tidak langsung denganpengurangan sumber daya, dan kompetisi interferensi. Kontes, kompetisiyang melibatkan interaksi langsung antarspesies seperti teritorialitas daninterferensi kimia.2.PredasiPredasi cukup sulit didefinisikan dengan tegas karena kisaran organisme iawanmendefinisikan predasi sebagai semua kegiatan mengkonsumsi termasukherbivora, detrivori, parasitisme dan karnivora. Jika predasi dibatasi padapengertian konsumsi satu organisme oleh organisme lain pada saatmangsanya dalam keadaan hidup maka detrivori tidak termasuk predasi. Kitamengenal istilah heterptrof sebagai organisme yang mendapatkan energi dariorganisme lain. Dengan demikian semua predator adalah heterotrof namuntidak semua heterotrof adalah predator.Menurut Tyara (2012), predasi merupakan interaksi antara dua atau lebihspesies yang salah satu pihak (prey, organisme yang dimangsa), sedangkanpihak lainnya (predator, organisme yang memangsa) beruntung. Hubunganini sangat erat sebab tanpa mangsa, predator tak dapat hidup. Sebaliknya,predator juga berfungsi sebagai pengontrol populasi mangsa.14

3.HerbivoraHerbivora merupakan proses interaksi utama antara hewan dan tumbuhan .secara umum herbivora bersifat menguntungkan herbivor dan merugikantumbuhan.4.ParasitismeParasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salahsatu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan darihospes/inangnya sehingga bersifat merugikan inangnya. Biasanya interaksiparasitisme ini dilakukan oleh tumbuhan atau hewan tingkat rendah dengancara menumpang dan menghisap sari makanan dari hewan atau tumbuhanyang ditumpanginya. Hewan atau tumbuhan yang ditumpangi biasa disebutinang. Pada tumbuhan seperti tumbuhan benalu yang menempel pada pohon(Tyara, 2012).5.PenyakitPenyakit merupakan asosiasi antara mikroorganisme patogen denganinangnya yang menyebabkan inang menderita secara fisiologis.6.MutualismeMutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesiesyang saling menguntungkan kedua belah pihak oleh adanya asosiasi danmasing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan suatukeharusan untuk berasosiasi. Contoh, bakteri Rhizobium yang hidup padabintil akar kacang-kacangan, bunga dan lebah (Tyara, 2012).15

Mendeteksi asosiasi spesies mempunyai implikasi ekologi yang penting.Beberapa proses ekologis mungkin saja menghasilkan asosiasi positif atau negatifantar dua spesies (Soegianto, 1994).Adapun beberapa macam bentuk interaksi yang terjadi antar makhluk hidupyaitu:Tabel 2.1: Beberapa Macam Bentuk Interaksi Antarspesies.InteraksiTidak ada interaksiMutualismeKompetisiPredasiContoh prosesNegativePositifSpesiesmempunyai Spesiesmempunyaikebutuhan sumberdaya respon yang samayang ayaSpesies satu dengandiperebutkandan lainnyasalingdipergunakansecara mempertinggidayaeksklusif oleh spesiessurvivalnyaGangguan antar spesies singanspesies terbatasnyalainnyasumberdayaKepadatan predator yang Predator berfluktuasitinggimenurunkan selarasdengankepadatan mangsanya.kepadatan mangsanya(Sumber: Soegianto, 1994)2.2 Komunitas2.2.1Definisi KomunitasMenurut Leksono (2007), komunitas merupakan sekumpulan spesies yangditemukan dalam suatu habitat atau area. Batasan area atau habitat suatukomunitas dapat ditentukan, misalnya area diskret seperti telaga, kolam, sepotongkayu lapuk, dan sebagainya, atau batasan yang kontinyu seperti savana, hutansekunder hutan rawa dan sebagainya. Komunitas terdiri atas sekumpulan spesies16

yang kelimpahannya berkorelasi secara positif atau negatif dengan waktu atautempat.Konsep komunitas adalah salah satu dari asas-asas dalam pemikiran danpraktek ekologi yang paling penting. Hal ini penting untuk teori ekologi sebab halini menegaskan kenyataan bahwa pusparagam jenis organisme biasanya hidupbersama didalam cara yang beraturan, tidak hanya begitu saja tersebar diatas bumiseperti yang bebas tidak tergantung satu sama lain (Odum, 1994).2.2.2Karakteristik KomunitasDalam mempelajari komunitas ada beberapa parameter yang dapat tikekayaanspesies,keanekaragaman spesies, dan kelimpahan dan komunitas bersifat kualitatif, sepertitingkatan trofik, bentuk dan karakter hidup.Leksono (2007), mengklasifikasikan karakter komunitas sebagai berikut:1.Kekayaan Spesieskekayaan spesies menunjukan jumlah spesies dalam suatu komunitas yangdipelajari. Untuk menentukannya perlu dilakukan suatu kajian intensif untukdapat memperoleh informasi yang tepat mengenai jumlah spesies yang ada.Semakin banyak jenis spesies yang ada disuatu area, semakin tinggi tingkatkekayaannya.2.Keanekaragamankeanekaragaman spesies menggambarkan jumlah total proporsi suatu spesiesrelatif terhadap jumlah total individu yang ada. Semakin banyak jumlahspesies dengan proporsi yang seimbang menunjukan keanekaragaman yangsemakin tinggi.17

3.Kelimpahan RelatifKelimpahan relatif dihitung dengan membandingkan kelimpahan individusatu spesies terhadap jumlah kelimpahan total individu tersebut dalamkomunitas.4.Struktur TrofikStruktur trofik ditrntukan berdasarkan posisi spesies dalam piramidamakanan. Struktur trofik ini ditentukan berdasarkan jenis makanan suatuspesies. Hubungan ini menggambarkan aliran energi dari spesies ke spesieslain.5.Bentuk Dan Karakter HidupBentuk hidup pada tumbuhan dapat diklasifikasikan dalam kelompok semak,perdu dan pohon. Ciri lain yang penting dalam menggambarkan vegetasitumbuhan adalah karakter tumbuhan adalah karakter tumbuhan yangdominan, misalnya tumbuhan yang gugur daun, tumbuhan evergreen dansebagainya.2.2.3Klasifikasi KomunitasKlasifikasi komunitas dapat didefinisikan sebagai pengelompokan daribeberapa obyek, yang didasarkan pada persamaan yang dimiliki oleh obyek-obyektersebut yang kemudian dikelompokkan berdasarkan persamaannya dalamkomunitas. Pada awal lahirnya ekologi, klasifikasi komunitas dinyatakan secaraintuisi, didasarkan pada keputusan yang sangat subyektif dan dijelaskan secarakualitatif, jadi bersifat lebih obyektif (Soegianto, 1994).18

Masalah klasifikasi didalam komunitas biotik dapat dijelaskan denganmengambil contoh-contoh yang disederhanakan. Misalnya kita jalan-jalan melaluipadang rumput dan membuat catatan mengenai organisme yang penting yang kitaamati. Setelah “sensus” demikian itu, kita akan memperoleh daftar:Tabel 2.2: Contoh Klasifikasi Komunitas:NoJenisJumlah1. Rumput jampang (blue grass)48 hektar2. White clover2 hektar3. Oak tree2 batang4. Sapi potong2 ekor5. Sapi perah48 ekor6. Ayam6 ekor7. Kalkun2 ekor8. Domba1 ekor9. Kuda1 ekor(Sumber: Odum, 1994)Dari daftar tersebut menunjukkan bahwa rumput jambang merupakan“dominan” diantara produsen, dan ternak piara diantara konsumen. Komunitastersebut jelas merupakan padang penggembalaan ternak piara. Gambaran yanglebih lengkap, tentunya akan dapat diperoleh jika kita mempelajari dari petanivariasi musiman yang digunakan, produksi rumput dan daging, dan sebagainyadan jika kita mengetahui tentang kegiatan mikroorganisme didalam tanah.Sekalipun demikian, relatif hanya sedikit jenis yang seringkali mengendalikankomunitas dan mereka ini disebut dominan.19

Langkah awal dalam klasifikasi komunitas adalah kegiatan pengambilansampel, yang bertujuan untuk mendapatkan berbagai macam data baik kuantitatifmaupun kualitatif. Data-data itu dapat berupa daftar spesies yang ada ataubeberapa petunjuk tentang kelimpahan (seperti kepadatan, frekuensi, luaspenutupan atau biomassa). Selanjutnya mengukur tingkat kesamaan antar semuapasangan unit sampling (SU), hal ini berguna untuk mengkuantifikasikankesamaan atau ketidaksamaan diantara mereka. Selanjutnya SU (obyek)dikelompokkan berdasarkan tingkat kesamaannya (Soegianto, 1994).Menurut Soegianto (1994) terdapat beberapa istilah yang digunakan dalamklasifikasi yaitu:1.Klasifikasi secara hierarchical dan reticulate.Pada klasifikasi secara hierarchical, kelompok dengan tingkat kesamaanyang lebih rendah secara eksklusif terkelompok menjadi subkelompoktersendiri dan terpisah dari kelompok dengan tingkat kesamaan yang lebihtinggi. Pada klasifikasi secara reticulate, kelompok didefinisikan secaraterpisah, namun terikat bersama dalam suatu jaringan.2.Klasifikasi secara divisive dan agglomerative.Pada klasifikasi secara divisive, seluruh SU yang terkumpul dibagi dan dibagikembali, pembagian berdasarkan pada tingkat kesamaan SU, sampai akhirpengelompokan diperoleh gambar inverted tree. Pada klasifikasi secaraagglomerative, individu-individu SU dirangkai dan dirangkai kembali,perangkaian didasarkan pada tingkat kesamaan SU, sampai diperoleh bentukpengelompokan yang lebih lebar (akan diperoleh gambar tree).20

3.Klasifikasi secara monothetic dan polythetic.Pada klasifikasi secara monothetic, kesamaan dari dua SU atau kelompokdidasarkan pada nilai variable tunggal, sebagai contoh data presence-absencedari spesies tunggal. Pada klasifikasi polythetic, kesamaan dua SU ataukelompok didasarkan pada kesamaan yang diukur dari sejumlah variable,sebagai contoh data kelimpahan spesies.2.3 Kelas GastropodaMenurut (Hudha, 2002) gastropoda berasal dari dari kata gaster perut,dan podos kaki. Tubuh bilateral simetris, tetapi massa viceral umumnyamelindungi di dalam cangkang spiral dan lunak. Contoh yang representatif adalah: Helix pomatia (siput air tawar), Achatina fulica (bekicot), Lymnea stagnalis.Kelas gastropoda dibagi menjadi beberapa subkelas yaitu:2.3.1Subklas ProsobranchiaSubklas ini merupakan ordo yang terbesar, beranggota 30.000 spesies.Dimana sebagian besar hidup di laut. Insang terletak didalam rongga mantelsebelah anterior dari pada jantung.viseral dari pada hewan ini mengikutipembelitan, jenis kelaminnya terpisah (Jasin, 1987).Jasin (1987) mengklasifikasikan subklas Prosobranchia menjadi beberapaordo yaitu:1.Ordo ArchaeogastropodaSiput dengan bentuk primitif biasanya mempunyai sepasang insang dibipectinate, dua serambi (auricles) dan dua buah nefridia: cangkangmelingkar atau simetris secara sekunder: umumnya di laut. Cangkang dengan21

belahan (celah) atau berlubang. Scissurella dan Haliolis; keyhole limpetDiodora, top shells- Trocus dan Calliostoma, Neretina dan Theodoxus adalahjenis dari family Neritidae yang telah memasuki perairan tawar.2.Ordo MeogastropodaMempunyai sebuah insang unipectinate, sebuah auricle (serambi) dan sebuahnephiridium (karena organ-organ yang kanannya hilang), umumnya di laut,beberapa di air tawar dan darat, radula dengan 7 buah gigi pada jajaranmelintang, kebanyakan siput termasuk ordo ini. Jenis laut antara lain;Littorina vermicularia, Strombus, Atlanta (pelagis), Polinices. Siput air tawarberoperculum Pila, Viviparus dan Belamya dan Pomacea.3.Ordo NeogastropodaInsang sebuah dan unipectinate dengan Ospharadium yang bipectinate padatepi cangkang terdapat takik (belahan, Notch), umumnya karnivor danmempunyai probosis dengan 3 buah gigi besar-besar pada jajaran transversal,laut Urosalpinx (pengebor karang), Buccinum, Busycon, danConus danMurex.2.3.2Subklas OpisthobranchiaSubklas ini sering dimasukkan kedalam ordo Pulmonata pada subkelasEuthyneuria. Semua ordo ini hidup di laut. Cangkoknya kecil atau tak mempunyaiinsang, bila ada terletak dibelakang jantung. Viseralnya membelit dan hemaprodit(Jasin, 1987).Jasin (1987) mengklasifikasikan subklas Opisthobranchia menjadibeberapa ordo yaitu:22

1. Ordo CephalaspideMempunyai cangkang eksternal atau internal; kepala bagian dorsal membesarseperti tameng. Contohnya Hydatina dan Gastropteron.2. Ordo PyramidellaceaMerupakan ektoparasit pada kerang dan Polychaeta. Mempunyai cangkangdan operkulum; probosis tidak mempunyai radula tetapi mengandung stylet(alat penusuk seperti jarum kecil). Pyramidella dan Brachystomia.3. Ordo AcochlidiaceaSiput dengan ukuran sangat kecil sampai mikroskopis; tidak mempunyaicangkang, ada kalanya mempunyai spikul; tidak mempunyai insang ataupunrahang; hidup sebagai fauna interstisial diantara butir-butir pasir. Microhedyledan Hedylopsis.4. Ordo AnaspideaKelinci laut (Sea hares) ukuran tubuh besar. Cangkang mengecil dantersembunyi dalam mantel; bentuk tubuh simetri bilateral secara sekunder;mempunyai insang dan rongga mantel; kaki dilengkapi parapodia disisi lateral.Contohnya jenis Aplysia dan Akera.5. Ordo NotaspideaCangkang internal, eksternal atau tidak ada; rongga mantel tidak ada; n.UmbraculumdanPleurobranchus.6. Ordo SaccoglosaRadula dan sekitar mulut bermodifikasi sebagai alat untuk menusuk danmenghisap ganggang (algae); cangkang ada atau tidak ada. Berthelinia23

merupakan gastropoda yang mempunyai dua keping cangkang (bivalved),terdapat di laut tropis dan Elysia.7. Ordo ThecosomataPteropoda bercangkang atau kupu-kupu laut (sea butterfly). Siput bercangkangyang hidup pelagis dan mempunyai parapodia besar. Limacina dan Spiratella.8. Ordo NudribranchiaTidak mempunyai cangkang maupun rongga mantel; tubuh simetri bilateralsecara sekunder; insang asli lenyap tetapi acap kali mempunyai insangsekunder sekeliling anus; pada permukaan dorsal acapkali terdapat tonjoltonjolan (cerata) yang berisi pelebaran kelenjar pencernaan. Jenis Doris,Chromodoris ditaman nasional Bunaken, Eubranchus dan Glosodoris.2.3.3Subklas PulmonataHewan pada subklas ini hidup di air tawar atau tanah, tak ada insang, ronggamantel berfungsi sebagai paru-paru. Cangkoknya sederhana, spiralnya teratur,kadang-kadang rudimenter. Sebagian anggota ordo ini cangkok mempunyaiepiphragma, hemaprodit. Umumnya ovipar, beberapa vivipar, sebagian besarvegetarir tapi ada beberapa yang carnivor. Anggota ordo ini 20.000 spesies(Jasin, 1987).Jasin (1987) mengklasifikasikan subklas Pulmonata menjadi beberapaordo yaitu:1. Ordo StymmatophoralTentakel dua pasang; pasangan kedua mempunyai mata di ujungnya. Siputdarat; Achatina (bekicot) dan Helix.24

2. Ordo BasommatophoralTentakel sepasang; mata terletak pada pangkal tentakel; kebanyakan di airtawar, beberapa di laut. Limpet lau; siphonaria. Siput air tawar Liminaea,Pysa, Gyraulus dan Ferrisia.2.3.4Gastropoda Air TawarGastropoda air tawar di pulau Jawa tercatat ada 62 jenis menyebar dari JawaBarat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur (Jutting, 1956). Namun hasil pemantauandan ekspedisi yang dilakukan 20 tahun terakhir, saat ini tercatat ada 66 jenis,bertambah 4 jenis yakni Pomacea canaliculata, Physastra stagnalis, P.Sumatrana yang masuk ke Indonesia sekitar 1980 an dan ditemukan Sulcospirayang diduga jenis baru. Beberapa jenis gastropoda menyebar luas di beberapapulau lainnya, namun beberapa jenis lainnya terbatas hanya di pulau Jawa(Mousson, 1894). Gastropoda air tawar umumnya dijumpai di berbagai tipehabitat seperti sungai, rawa, danau. Kolam yang air tenang atau berair deras, padaperairan dangkal atau deras ( 10 m). Beberapa jenis gastropoda air tawar biasadimakan, yakni keong tutut (Filopaludina spp.), keong gondang (Pila spp.) dankeong mas (Pomacea canaliculata) atau dikumpulkan sebagai pakan ternak itikdan lele (Ristiyanti, 2011).Beberapa jenis gastropoda yang banyak ditemukan disungai/air tawar adalah:1. Genus ThiaridaePada genus ini paling banyak menyukai habitat air beraliran agak derasserta bagian dasar yang berlumpur, sehingga pada siput ini hampir semuahabitat dapat dihuninya (Fadhilah, 2013).25

Gambar 2.1: Melanoides tuberculata(Sumber: Ristiyanti, 2011)2. FilopaludinaGastropoda air tawar genusFilopaludina yang termasuk dalam suku(Family) Viviparidae, merupakan jenis gastropoda yang umum dikenal diAsia dan Asia Tenggara. Di Indonesia biasa disebut keong tutut, dijumpaimenyebar luas hampir di berbagai tipe habitat, seperti sungai, rawa, danau,sawah, kolam baik yang berarus tenang maupun deras (Marwoto, 2009).Gambar 2.2: Filopaludina(Sumber : Ristiyanti, 2011)3. PlanorbidaeDari anggota genus ini ada dua jenis yang pada umumnya sering dijumpaipada habitat-habitat yang banyak ditumbuhi oleh tumbuhan air yaituGyraulus convexiusculus dan Indoplonorbis exustus, sebab jenis ini26

memanfaatkan tumbuhan air untuk meletakkan telur-telurnya (Kariono,2013).Gambar 2.3: Gyraulus convexiusculus dan Indoplanorbis exustus(Sumber: Ristiyanti, 2011)2.4 Keanekaragaman Biota Air TawarHabitat air tawar menempati daerah yang relatif kecil pada permukaan bumi,dibandingkan dengan habitat laut dan daratan, tetapi bagi manusia kepentingannyajauh lebih berarti dibandingkan dengan luas daerahnya. Karena organisme dalamair tawar (atau pada habitat alami yg lain) tidak diatur menurut taksonomi,beberapa jenis klasifikasi dengan dasar ekologis amat berguna (Odum, 1993).Menurut Odum, 1993 klasifikasi ekologis organisme air tawar ada 2 yaitu:1.Klasifikasi organisme berdasarkan niche utama pada posisinya dalam rantaienergi atau rantai makanan yaitu:a. mekemosintetik.b. Phagotrof (konsumen makro) yaitu herbivora, predator, parasit dansebagainya.c. Saprotrof (konsumen mikro atau pengurai) yaitu diklasifikasikanberdasarkan asal bahan organik yang diuraikan2. Klasifikasi organisme berdasarkan bentuk kehidupannya atau kebiasaanhidupnya.27

a.BentosBentos merupakan oragnisme yang melekat atau beristirahat pada dasaratau hidup didasar endapan. Binatang bentos dapat dibagi berdasarkancara makannya menjadi pemakan penyaring (seperti kerang) danpemakan deposit (seperti siput).b.PeriphytonOrganisme (baik tanaman maupun binatang dan daun) dari tanaman yangberakar atau permukaan lain yang menonjol dari dasar.c.PlanktonOrganisme mengapung yang pergerakannya kira-kira tergantung padaarus. Walaupun beberapa zooplankton menunjukan gerakan berenangyang aktif yang membantu mempertahankan posisi vertikal, planktonsecara keseluruhan tidak dapat bergerak melawan arus. Secara praktis,net plankton adalah plankton yang tertangkap didalam jaringan yangamat halus yang ditarik dengan perlahan-lahan didalam air; nanoplanktonterlalu kecil untuk dapat ditangkap dengan jaring dan harus disarikan dariair yang diambil dengan botol atau dengan pompa.d.NektonOrganisme yang dapat berenang dan bergerak dengan kemauan sendiri(dengan demikian dapat menghindari jaring plankton, botol air, dan lainlain). Ikan, amphibi, serangga air besar termasuk golongan ini.e.NeustonOrganisme yang beristrahat atau berenang pada permukaan.28

Diantara binatang konsumen, 4 kelompok menyusun sebagian besar biomasdari kebanyakan ekosistem air tawar, yaitu moluska, serangga air, udang-udangandan ikan. Annelida, profera, protozoa dan cacing umumnya kurang penting,walaupun dalam kasus tertentu salah satu kelompok ini dapat tampak besar dalamekonomi system itu (Odum, 1993).2.5 Tinjauan Umum Sungai BrantasMenurut Odum (1993) pada aliran air terdapat dua zona utama yaitu:1. Zona air derasDaerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkandasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehinggadasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atauorganisme perifitik yang dapat melekat atau berpegang dengan kuat padadasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang.2. Zona air tenangBagian air yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpurdan materi lepas cenderung mengendap didasar, sehingga dasarnya lunak,tidak sesuai untuk bentos permukaan tapi cocok untuk penggali nekton danpada beberapa kasus plankton.2.5.1Sungai BrantasSungai Brantas merupakan sungai terpanjang di Jawa Timur, denganpanjang 320 km dengan daerah aliran seluas 12.000 km2, atau lebih kurangseperempat luas wilayah propinsi Jawa Timur. Sungai Brantas berasal dari lereng29

Gunung Arjuna dan Anjasmara, bermuara di selat Madura. Jumlah penduduk diwilayah Madura 14 juta jiwa (40 % dari penduduk Jawa Timur), dimanasebagian besar bergantung pada sumber daya air, yang merupakan sumber dayautama bagi kebutuhan air baku untuk konsumsi domestik, irigasi, industri,rekreasi, pembangkit tenaga listrik dan lain-lain (Anonymous, 1996).Menurut Husamah (2010), Jumlah penduduk di wilayah tersebut mencapai14 juta jiwa atau 40 persen di antara total penduduk Jawa Timur. Sungai Brantasmerupakan sumber utama kebutuhan air baku untuk konsumsi domestik, irigasi,kesehatan, industri, rekreasi, pembangkit tenaga listrik, dan lain-lain. Namun,kondisi Sungai Brantas saat ini ternyata memprihatinkan, meski diakui fungsinyasangat besar bagi kehidupan masyarakat. Tingkat pencemaran sungai ini telahmelewati ambang batas dan berpengaruh negatif terhadap kehidupan biotaperairan serta kesehatan penduduk yang memanfaatkan air sungai. Bahanpencemar berasal dari limbah domestik, limbah pertanian, limbah taman rekreasi,limbah pasar, limbah hotel, limbah rumah sakit, dan limbah industri. Pembuangansampah di sepanjang sempadan maupun langsung ke aliran Sungai Brantas bisamerugikan penduduk sekitar dan di kawasan yang lebih rendah. Sampah yangmenumpuk menimbulkan bau busuk karena fermentasi, menjadi sarang seranggadan tikus, serta bisa menimbulkan kebakaran karena adanya gas metana ditumpukan sampah. Air yang mengenai sampah akan mengandung besi, sulfat, danbahan organik yang tinggi ditambah kondisi BOD (Biochemical Oxygen Demand)dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang melebihi standar air permukaan.Hasil pengukuran turbiditas air Sungai Brantas di Kota Malang, daerahyang masih tergolong sebagai hulu, menghasilkan kisaran angka 14 hingga 1830

mg/l. Kisaran itu telah melebihi kekeruhan maksimum (5 mg/l) yang dianjurkandari Baku Mutu Air pada Sumber Air Golongan A (Kep 02/MENKLH/I/1988).Ditinjau dari rasa, air Sungai Brantas juga tidak sesuai baku mutu.Faktanya, terdapat sekitar 330 ton per hari limbah cair dihasilkan dari aktivitasmanusia di sepanjang DAS Brantas. Sekitar 483 industri mempunyai pengaruhsecara langsung terhadap Sungai Brantas dengan kontribusi pencemaran hingga125 ton per hari (Sunarhadi dkk 2001).Kondisi sungai Brantas pada daerah hulu saat ini perlu mendapatkan perhatiankhusus. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Handayani (2001), sungaiBrantas bagian hulu menerima sekitar 22.054 kg TSS (Total Suspended Solid) perhari dengan kemampuan untuk melakukan self purification 68%. Tingkatpencemaran sungai ini diduga telah melewati daya tampung sungai danberpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan, serta kesehatan pendudukyang memanfaatkan air sungai. Bahan pencemar berasal dari limbah domestik,limbah pertanian, limbah taman rekreasi, limbah pasar, limbah hotel, limbahrumah sakit, dan limbah industri.Air sungai yang keluar dari mata air biasanya mempunyai kualitas yang sangatbaik. Namun dalam proses pengalirannya air tersebut akan menerima berbagaimacam bahan pencemar (Sofia dkk, 2010). Beberapa tahun terakhir ini, kualitasair sungai di Indonesia sebagian besar dalam kondisi tercemar, terutama setelahmelewati daerah pemukiman, industri dan pertanian (Simon dan Hidayat, 2008).Meningkatnya aktifitas domestik, pertanian dan industri akan mempengaruhi danmemberikan dampak terhadap kondisi kualitas air sungai terutama aktifitas31

domestik yang memberikan masukan konsentrasi BOD terbesar ke badan sungai(Priyambada dkk, 2008).Suatu sungai dikatakan terjadi penurunan kualitas air, jika air tersebut tidakdapat digunakan sesuai dengan status mutu air secara normal. Status mutu airadalah tingkat kondisi mutu air menunjukan kondisi cemar atau kondisi baik padasuatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutuair yang ditetapkan. Penentuan status mutu air dapat dilakukan salah satunyadengan menggunakan metode indeks pencemaran. Indeks pencemaran (PollutionIndex) digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadapparameter kualitas air yang diizinkan. Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuksuatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagiseluruh badan air atau sebagian dari suatu sungai (KLH, 2003).2.6 Parameter Fisika Dan Kimia AirDalam upaya untuk memanfaatkan sumberdaya air secara berkelanjutandengan tingkat mutu yang

suatu komunitas dan dapat digunakan untuk menduga komposisi komunitas (Michael, 1994). Menurut Nybakken, (2000) ada atau tidaknya asosiasi spesies dalam komunitas dapat menunjukkan tingkat keragaman dalam komunitas tersebut. Tingkat asosiasi spesies yang ti

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat