Sistem, Konsep, Dan Pendekatan Agribisnis

2y ago
14 Views
2 Downloads
229.61 KB
14 Pages
Last View : 24d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kelvin Chao
Transcription

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis Alam telah memperlihatkan bahwa segala sesuatu dalamkehidupan ini berbentuk sistem, dari sistem yang palingsederhana hingga sistem yang paling kompleks. Suatu sistem yang berada dalam jaring kehidupan akansaling mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lainsehingga kondisi setiap sistem akan selalu saling terkait. Bila pengamatan difokuskan pada suatu sistem, akanterlihat bahwa sistem terbentuk dari subsistem dan elemen,kemudian antara subsistem/elemen terhubungkan olehaliran energi dan untuk menjaga agar tidak terjadikekacauan hubungan maka terdapat semacam aturan emen tersebutRikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Wicaksana (2010) mengatakan untuk menyatakan sistemsebagai satu kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkanlebih dahulu batasan sistem agribisnis. Keberadaan agribisnis diawali karena adanya pemanenanenergi surya melalui proses foto sintesis menjadi energikimia, sehingga produk-produk dasar agribisnis telahdisediakan oleh alam. Peran manusia adalah memanfaatkannya atau melakukanpengolahan untuk menambah nilai produk tersebut denganmenggunakan pengetahuan yang dimilikinya, menggunakanteknologi yang dikuasainya agar diperoleh produk yangsesuai dengan kebutuhan konsumen.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Batasan pertama sistem agribisnis adalah komoditi atauCommodity. Komoditi akan memiliki nilai ekonomi bila adakonsumen yang memerlukan tetapi jumlah komoditi yangtersedia terbatas. Batasan kedua sistem agribisnis adalah tempat atau Placedimana komoditi tersebut dihasilkan dan dipasarkan. Batasan ketiga sistem agribisnis adalah kuantitas atauQuantity. Tidak mudah memperoleh kuantitas komoditiagribisnis yang telah ditetapkan. Batasan keempat bagi sistem agribisnis adalah kualitas atauQuality yang diperlukan konsumen. Adanya pengaruh alamdan faktor genetika menyebabkan komoditi agribisnis amatbervariatif. Proses seleksi, sortasi dan grading harusdilakukan berdasarkan spesifikasi kualitas produk yangdiperlukan oleh konsumen.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Batasan sistem agribisnis yang kelima adalah waktu atauTime. Ketersediaan komoditi agribisnis berfluktuasitergantung musim dan iklim. Selera dan kebutuhankonsumen juga selalu berubah ubah dari waktu ke waktuapalagi komoditi agribisnis memiliki umur pakai yangterbatas sehingga waktu merupakan pembatas sistem. Batasan ini sesuai dengan pendapat para ahli agribisnis yangmenyatakan bahwa pengembangan agribisnis harusberpedoman pada 4-tepat, yaitu tepat tempat, tepatjumlah, tepat kualitas dan tepat waktu. Pedoman 4-tepat iniperlu dilengkapi lagi dengan satu pedoman tambahan yaitutepat komoditi sehingga menjadi 5-tepat karena komoditiagribisnis amat bervariasi sehingga perlu spesifikasikomoditi yang jelas untuk memenuhi kebutuhan konsumen.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Sistem agribisnis berarti kesatuan dari semua unsur ataukomponen terkait yang bekerja bersama-sama sesuaifungsinya untuk menghasilkan produk pertanian bernilaitinggi dan sampai kepada konsumen sesuai kebutuhan,serta dapat memberikan keuntungan bagi sektor pertanian. Kunci keberhasilan sistem agribisnis apabila: (1) terjadi kerjasama seimbang; (2) produk pertanian bernilai tambah; (3)pertanian berkelanjutan; dan (4) ada perolehan keuntunganyang adil. Sistem agribisnis terdiri atas lima unsur atau komponenbesar yaitu: (1) agroinput atau agribisnis hulu; (2) usahatani;(3) agribisnis hilir pengolahan hasil; (4) agribisnis hilirpemasaran; dan (5) jasa layanan dan pendukung.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Dalam penerapannya sistem agribisnis memiliki tujuan yaitu: (1) menggerakkan kegiatan semua komponen, yang berartijuga mengoptimalkan potensi yang ada di wilayah ataudaerah; (2) memperoleh keuntungan berusahatani; (3)memberikan kesempatan kerja; (4) memberikan nilaitambah produk pertanian; (5) meningkatkan pendapatandaerah dan nasional; serta (6) mengangkat kembali "citraatau daya tarik" sektor pertanian. Beberapa faktor yang menghambat keberhasilan sektorpertanian masa lalu adalah: (1) kegiatan yang parsialdiantara subsektor terkait; (2) konsep keuntungan bersifatsesaat bukan untuk jangka panjang; (3) pendekatanpembangunan pertanian yang bersifat terpusat, sehinggakebutuhan masyarakat setempat kurang terakomodasi; (4)kurang mengakomodasi karakteristik petani yang beragam.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Menurut Wicaksana (2010) sebagaimana sistem lainnya, sistemagribisnis juga memiliki siklus hidup. Agribisnis dipengaruhi olehsiklus hidup tanaman dan siklus hidup manusia sehingga ada tigasiklus hidup dalam agribisnis yaitu siklus hidup produsen, siklushidup bisnis dan siklus hidup konsumen. Tahapan siklus hidup sistem agribisnis dimulai dari tahap kelahirandimana sistem memiliki ketergantungan pada lingkungan. Tahap pertumbuhan/pengembangan dimana sistem memilikiketergantungan sekaligus bertransisi ke kemandirian. Tahap dewasa stabil dimana sistem telah mandiri dan bersiapuntuk regenerasi. Tahap matang/ penurunan; sistem memiliki saling ketergantungandengan lingkungan untuk mempertahankan hidupnya.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Siklus Hidup AgribisnisRikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Fase kelahiran merupakan fase lahirnya agribisnis dimana masihmemiliki ketergantungan, pada fase ini agribisnis masihmemerlukan proteksi dan perlindungan dari semua pihak yangberkepentingan termasuk proteksi dari pemerintah melaluiperaturan-peraturannya. Fase pertumbuhan merupakan fase tumbuh berkembangnyaagribisni untuk mencari posisi di dunia usaha. Walaupun pada faseini agribisnis telah mulai menunjukkan kemandiriannya, masihdiperlukan pendampingan dan dukungan kebijakan untukmengembangkan semua potensi usaha yang dimilikinya. Fase produktif merupakan fase dewasa yang mandiri dan stabildimana agribisnis mampu memanfaatkan semua potensi yang adauntuk berproduksi seoptimal mungkin dengan tujuanmemposisikan diri, mematangkan diri dan jika mampu melakukanekspansi usaha secara vertikal maupun horizontal. Fase penurunan merupakan fase saling ketergantungan antaraprodusen dan konsumen. Pada fase ini agribisnis dituntut untukmelakukan regenerasi atau reproduksi untuk mempertahankankehidupan bisnisnya sekaligus pengembangan usaha.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Sistem agribisnis harus selalu berupaya memperbaharuisiklus hidupnya dengan perbaikan dan inovasi. Tujuannyaadalah mempertahankan sistem agribisnis denganmembentuk rantai siklus hidup sistem agribisnis agarmampu bertahan mengikuti perkembangan kebutuhankonsumen dan menjadi agribisnis yang berkelanjutan.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Konsep Agribisnis Konsep agribisnis pertama kali diperkenalkan oleh John H. Davispada tahun 1955 dalam suatu makalah yang disampaikan padaBoston Conference on Distribution di Amerika Serikat. Pada tahun1957 konsep agribisnis dimasyarakatkan kembali oleh orang yangsama dalam buku yang berjudul A Conception of Agribusiness diHarvard University. Saptana, dkk (2004) mengatakan dalam pengembanganagribisnis suatu komoditas juga dikenal azas-azas yang perluditerapkan yang terdiri dari terpusat (centralized), efisien(efficient), menyeluruh dan terpadu (holistic and integrated), dankelestarian lingkungan (sustainable ecosystem). Konsep agribisnis adalah kegiatan pertanian yang dikelola secarabisnis untuk mendapatkan keuntungan melalui kerja sama yangadil sehingga menghasilkan produk pertanian bernilai tinggisecara berkelanjutan.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Sejarah perkembangan konsep agribisnis diawali denganpemikiran bahwa pertanian adalah sesuatu yang tergantungdari alam kemudian diurus atau dibudidayakan. Pada mulanya merupakan kegiatan di on farm saja, sepertibercocok tanam, memelihara ternak, dan memelihara ikan.Olehkarenaitupertaniandalamkonseptradisional merupakan a way of life, tidak dimaksudkanuntuk pasar atau hanya untuk memenuhi kebutuhankeluarga. ngnya telekomunikasi, meluasnya urbanisasi, danterbukanya pasar, bertani bukan lagi sebagai pandangandan cara hidup semata. Pertanian mulai masuk ke pasar. Darisinilah lambat laun pertanian menjadi bisnis.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Pendekatan Agribisnis Pendekatan agribisnis adalah pendekatan yang mengasumsikanbahwa aktivitas pertanian adalah sebuah sistem yang di dalamnyabekerja dan berinteraksi sejumlah komponen (Salman, 2001). Perlu adanya penggabungan antara pendekatan agribisnis denganpendekatan community development, baik untuk komoditaskomersial maupun komoditas subsistensial. Untuk komoditaskomersial, pendekatan agribisnis dijadikan tumpuan, sedangkanpendekatan community development sekadar sebagai penunjang. Pendekatan agribisnis mempunyai pengertian bahwa berbagaikegiatan yang terkait dengan budidaya pertanian, sepertiindustri hulu pertanian, industri hilir pertanian, dan sektorpenyedia jasa yang diperlukan, dikaji secara simultan danharmonisRikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Untuk mendorong perkembangan agribisnis di pedesaanmaka pendekatan agribisnis yang dilakukan bersifatkonsolidatif, yaitu usaha kecil dikonsolidasikan, sehinggasistem ekonomi dualistik yang selama ini mendominasiusaha pertanian di Indonesia dapat dihapuskan. dasi secara vertikal dari sejak segmen kegiatanusahatani, pengolahan hingga pemasaran. Dengankonsolidasi ini kegiatan pertanian “usahatani” menjadi satukesatuan dengan industri “pengolahan hasil”, hinggapemasaran.Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis Wicaksana (2010) mengatakan untuk menyatakan sistem sebagai satu kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkan lebih dahulu batasan sistem agribisnis

Related Documents:

Buku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BA Program Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya BAB I. KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN 1.1 Konsep Agribisnis Di Indonesia, kegiatan agribisnis sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun demikian popularitas

2. Agribisnis Sebagai Suatu Usaha Agribisnis juga mengedepankan aspek bisnis dan pelaku bisnisnya. Dipandang dari sudut ini, agribisnis dapat diartikan sebagai kegiatan yang terkait dengan pertanian (dalam arti luas sebagai sistem agribisnis) yang pengelolaan organisasinya dilakukan sec

sistem organ, kelainan dan penyakit. Sistem – sistem pada manusia dan hewan 1. Sistem pencernaan 2. Sistem ekskresi 3. Sistem pernapasan 4. Sistem peredaran darah 5. Sistem saraf dan indera 6. Sistem gerak 7. Sistem imun 8. Sistem reproduksi 9. Keterkaitan antar sistem organ dan homeostasis 10. Kelain

KONSEP DASAR PENGEMBANGAN SISTEM AKUNTANSI Sub Pokok bahasan : 1) Perlunya pengembangan sistem akuntansi 2) Prinsip pengembangan sistem Akuntansi 3) Siklus hidup pengembangan sistem akuntansi 4) Pendekatan pengembangan sistem akuntansi 5) Metodologi pengembangan sistem akuntansi 6) Alat dan teknik

Penerapan subsistem agribisnis dapat diidentifikasi berdasarkan hasil survai yang meliputi subsistem praproduksi, subsistem budidaya ternak, subsistem penanganan dan pengolahan produk, subsistem pemasaran produk, subsistem penunjang agribisnis, dan perencanaan agribisnis (Prasetyo e

Agribisnis, yaitu mampu merancang pengoperasian dan pengembangan unit usaha agribisnis yang inovatif, kompetitif, bernilai-tambah, dan berwawasan lingkungan yang dirumuskan pada Profil Pengusaha Agribisnis. . Menyampaikan guideline (kompetensi dasar dan materi pokok) perkuliahan sesua

3.3 Pengembangan Komoditas Unggulan 63 3.3.1 Pengembangnan Ternak Terpadu 63 3.3.2 Pengembangan Komoditas Jagung 66 3.3.3 Pengembanngan Komoditas Ubi Kayu 68 3.3.4 Pengembangan Komoditas Padi 69 BAB IV AGRIBISNIS KAWASAN AGROPOLITAN 73 4.1 Konsep Agribisnis 73 4.2 Rancangan Usaha Agribisnis 78 4.2.1 Tujuan Usaha Agribisnis 79

Zrunners-repeaters-strangers-aliens [ (RRSA) (Parnaby, 1988; Aitken et al., 2003). This model segments inputs of demand from customers (in this case, the requests from researchers for data cleared for publication) and uses the different characteristics of those segments to develop optimal operational responses. Using this framework, we contrast how the rules-based and principles-based .