BAB I. KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN 1

2y ago
118 Views
6 Downloads
625.03 KB
11 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Rosemary Rios
Transcription

1BAB I.KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN1.1 Konsep AgribisnisDi Indonesia, kegiatan agribisnis sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namundemikian popularitas agribisnis baru muncul sejak tahun 1990-an. Hal ini tidak perludiperdebatkan, yang terpenting bagaimana semua pihak mempersepsikan sama terhadapagribisnis, yaitu mulai dari kegiatan praproduksi, produksi, pengolahan/industri, pemasaran,hingga kegiatan konsumsi dan jasa pendukung semua rangkaian agribisnis.Istilah "agribisnis" telah menjadi semakin populer, berbagai macam pengertian danpemahaman tentang istilah ini telah berkembang. Dari asal katanya, "agribisnis" terdiri daridua suku kata, yaitu "agri" (agriculture pertanian) dan "bisnis" (business usahakomersial). Oleh karena itu, agribisnis adalah kegiatan bisnis yang berbasis pertanian.Sebagai konsep, agribisnis dapat diartikan sebagai jumlah semua kegiatan-kegiatan yangberkecipung dalam industri dan distribusi alat-alat maupun bahan-bahan untuk pertanian,kegiatan produksi komoditas pertanian, pengolahan, penyimpanan dan distribusi komoditaspertanian atau barang-barang yang dihasilkannya (Davis dan Golberg, 1957 dalam Soemarno,1996).Masih dalam Soemarno (1996), menurut Snodgrass dan Wallace (1974), kegiatanagribisnis tersebut merupakan kegiatan pertanian yang kompleks sebagai akibat daripertanian yang semakin modern. Pertanian meliputi perkebunan, pertanian tanaman pangan,peternakan, perikanan dan kehutanan. Agribisnis dapat memfokuskan kegiatannya pada satusegmen dari keseluruhan industri atau keseluruhan kegiatan secara terintegrasi. Agribisnisdapat berupa perusahaan besar seperti perkebunan besar, pabrik pupuk, pabrik pestisida,pabrik minyak, pabrik susu, perusahaan perikanan, dan lainnya. Selain itu juga dapat berupaperusahaan kecil, seperti perkebunan rakyat, nelayan, petani, pedagang (bakul), peternak, danlainnya. Berikutnya, menurut Balbin dan Clemente (1986), pengertian agribisnis dapatdiperluas mencakup pemerintah, pasar, asosiasi perdagangan, koperasi, lembaga keuangan,sekelompok pendidik dan lembaga lain yang mempengaruhi dan mengarahkan bermacammacam tingkatan arus komoditas. Kemudian, Halcrow (1981) mengartikan agribisnis hanyameliputi kegiatan industri jasa dan material untuk usahatani (produksi pertanian) dan industripengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Sedangkan William dan Karen (1985)mengartikan agribisnis sebagai perusahaan besar (profit company) yang berbeda denganpetani kecil.Dua definisi berikutnya juga tentang agribisnis: Pertama, agribisnis adalah bisnisyang berbasis pertanian dalam pengertian agrokompleks, meliputi bidang pertanian,perikanan, dan peternakan. Untuk menunjang kegiatan utama di pertanian, beberapa kegiatanlain turut mendukung sukses bisnis pertanian, yaitu berbagai usaha jasa terkait pertanian,usaha penyedia sarana penunjang, maupun penyediaan prasarana pendukung kegiatanpertanian oleh pemerintah, kegiatan penelitian dan pengembangan, berbagai kelembagaanyang secara langsung maupun tidak langsung namun mendukung kegiatan pertanian, sertausaha pembiayaan atau keuangan.Praktek bisnis pertanian tidak akan sukses dalam dalam jangka panjang jika tidakdilakukan secara terpadu, satu kesatuan dan menyeluruh. Terpadu maksudnya satu kesatuanyang tidak dapat dipisahkan antara rantai agribisnis hulu sampai hilir. Pengusaha agribisnisyang memilih menjalankan rantai bisnis produksi pertanian, maka baginya tidak akan suksesjika hanya fokus melakukan produksi tanpa mengendalikan ketersediaan input (bahan baku,benih, pakan, pupuk, tenaga kerja, modal, lahan), sarana, serta pemasaran. Dalam bahasapepatah: “lebih baik mendahulukan membangun/menciptakan network pemasaranBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

2(permintaan) daripada pabrik/lahan/kolam/kios”. Hal ini karena jika pasar tersedia,panen/produksi tentu segera terserap di pasar. Jika tidak, pengusaha (petani/pembudidayaikan/nelayan/peternak/pengolah) akan menanggung risiko lain seperti harus mengeluarkanbiaya untuk melanjutkan pemeliharaan, misalnya pakan, obat-obatan, menyimpan (storage),tenaga kerja, energi listrik, transportasi, sewa gudang/kios, dan lain-lain sebelum produkterpasarkan, bahkan risiko penyusutan berat, kualitas, sampai harga.Keterpaduan pengelolaan rantai agribisnis ini tidak hanya dari sisi usaha agribisnishulu sampai hilir, tetapi juga keterpaduan atau koordinasi di antara lembaga pemerintahdalam menangani agribisnis, sehingga akan mendukung praktek agribisnis itu sendiri.Koordinasi berbagai kelembagaan pemerintah yaitu antara lembaga yang menangani saranaproduksi dan distribusi (Dinas Industri dan Perdagangan), urusan keuangan ditangani olehKementerian Keuangan, urusan keamanan pangan dikendalikan oleh Dinas Kesehatan,urusan kelautan dan perikanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan), dan urusan prasaranaoleh Dinas Pekerjaan Umum. Dalam menjaga kecukupan dan keamanan pangan (foodsecurity and food safety), pemerintah perlu melakukan koordinasi di antara semua bidanginstansi yang menangani pertanian sektor hulu-hilir, mata rantai agribisnis, maupun dengankelembagaan pendukung lainnya. Hal ini akan mendukung kesuksesan pelaku usaha dimasing-masing rantai agribisnis dalam upaya memadukan dengan rantai agribisnis lainnya.Kedua, agribisnis terdiri dari tiga sektor utama yang secara ekonomi salingbergantung satu sama lain, yaitu sektor input (faktor produksi/masukan), proses (produksi/farm/ budidaya/ penangkapan ikan), dan sektor output (hasil produksi/ panen/ produk). Sektorinput dalam agribisnis terdiri dari penyediaan perbekalan bagi petani, nelayan, pembudidayaikan, dan peternak yang secara berturut-turut untuk dapat memproduksi hasil produksipertanian, menangkap ikan, membudidayakan ikan dan memproduksi ternak. Contohperbekalan bagi petani adalah pupuk, bibit, bahan kimia, mesin pertanian, bahan bakar,tenaga kerja, makanan dan minuman untuk konsumsi tenaga kerja pertanian, sejumlah uanguntuk membiayai pengadaan berbagai input, dan perbekalan lainnya. Perbekalan dan inputbagi nelayan misalnya mesin dan kapal untuk melaut, bahan bakar, es, cold box, keranjang,alat-alat tangkap ikan (pancing, jaring, dan lain-lain), tenaga kerja (nelayan: juragan darat,juragan laut, dan nelayan anak buah kapal), makanan dan minuman untuk konsumsi nelayanselama melaut, sejumlah uang untuk membiayai pengadaan berbagai input, dan perbekalanlainnya. Perbekalan bagi pembudidaya ikan antara lain mesin dan alat budidaya ikan (kincirair, generator listrik, diesel, mesin penghitung benih, mesin pembajak sawah, jaring,perangkat reproduksi buatan dan lain-lain), bahan bakar, pakan ikan, pupuk, obat-obatanuntuk budidaya, tenaga kerja (pembudidaya, teknisi budidaya: di tambak, kolam, laut),makanan dan minuman untuk konsumsi pembudidaya, sejumlah uang untuk membiayaipengadaan berbagai input, dan perbekalan lainnya. Adapun perbekalan untuk peternakmeliputi mesin dan alat beternak (mesin penetas telur, mesin pemeras susu, perangkatreproduksi buatan, dan lain-lain), pakan ternak, obat-obatan peternakan, tenaga kerja(peternak dan teknisi peternakan), makanan dan minuman untuk konsumsi peternak, sejumlahuang untuk membiayai pengadaan berbagai input, dan perbekalan lainnya.Berdasarkan keterangan di atas, "agribisnis" secara luas dapat dipandang sebagai"bisnis" yang berbasis pertanian dan mengintegrasikan strategi bisnis ke dalam kegiatanpertanian. Strategi bisnis harus „capable to match‟ tantangan persaingan global. Secarastruktural usaha bisnis ini terdiri atas tiga sektor yang saling bergantung, yaitu (i) sektormasukan, yang ditangani oleh berbagai industri hulu yang memasok bahan masukan kepadasektor pertanian , (ii) sektor produksi (farm), yang ditangani oleh berbagai jenis usahataniyang menghasilkan produk-produk bio-ekonomik, dan (iii) sektor keluaran, yang ditanganioleh berbagai industri hilir yang mengubah hasil usahatani menjadi produk konsumsiBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

3awetan/olahan dan yang menyalurkan produk ini melalui sistem pemasaran kepada konsumen(Downey dan Erickson, 1989 dalam Soemarno, 1996).Konsep agribisnis yang ditulis oleh Pasaribu (2012) adalah sebagai berikut: Suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantaiproduksi, pengolahan hasil, dan pemasaran yang luas, yaitu kegiatan usaha yangmenunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan-kegiatanpertanian. Sebuah sistem kegiatan yang meliputi tiga komponen the farm input sector, the farmingsector, dan the product marketing sector. Keseluruhan dan kesatuan dari seluruh organisasi dan kegiatan mulai dari produksi dandistribusi sarana produksi, kegiatan produksi pertanian di lahan pertanian sampai denganpengumpulan, penyimpanan, pengolahan dan turun sampai distribusi hasil akhir daripengolahan tersebut ke konsumen. Agribisnis meliputi semua aktivitas sebagai rangkaian system, terdiri dari (1) sistempengadaan dan penyaluran sarana produksi, teknologi dan pengembangan sumberdayapertanian, (2) subsistem produksi pertanian atau usaha tani, (3) subsistem pengolahanhasil-hasil pertanian atau agroindustri, dan(4) subsistem distribusi dan pemasaran hasilpertanian.Pambudy (2010) menulis bahwa agribisnis mencakup kegiatan pertanian, perkebunan,kehutanan, perikanan dan kelautan, peternakan, pariwisata (agro dan eco-tourism) yang seluasluasnya (hulu-on farm-hilir dan jasa-jasa penunjangnya). Dengan demikian pengembanganentrepreneur dalam sistem dan usaha agribisnis dapat diarahkan paling tidak pada limakelompok besar (subsystem) pengembangan yaitu:1. Mengembangkan entrepreneur dan perusahaan keluarga/kecil/menengah dan besar dalamlingkup subsistem agribisnis hulu (up-stream agribusiness) yakni industriyangmenghasilkan barang modal bagi pertanian (arti luas) yakni industri perbenihan/pembibitan(genome-DNA) tumbuhan dan hewan, industri agrokimia (pupuk, pestisida, obat/vaksinternak, ikan, manusia) dan industri agro-otomatif (mesin dan peralatan pertanian) sertaindustri pendukung lainnya.2. Mengembangkan entrepreneur dan perusahaan keluarga/kecil/menengah dan besar dalamsub-sistem usahatani (on-farm agribusiness) yakni kegiatan yang menggunakan barangmodal dan sumberdaya alam untuk mengasilkan komoditas pertanian primer tanamanpangan, pakan, serat, hortikultura, rempah, herbal, obat-obatan, perkebunan, peternakan,perikanan dan kehutanan.3. Mengembangkan entrepreneur dan perusahaan keluarga/kecil/menengah dan besar yangbergerak dalam sub-sistem pengolahan (down-stream agribusiness) yakni industri yangmengolah komoditas pertanian primer (agroindustri) menjadi produk olahan antara(intermediateproduct) dan akhir (finish product). Termasuk di dalamnya industrimakanan, minuman, pakan, industri dasar bahan serat (karet, plywood, pulp, kertas, kayu,rayon, komposit, benang kapas/sutera, barang kulit), indutri biofarma, agrowisata,estetika dan kosmetika.4. Mengembangkan entrepreneur dan perusahaan keluarga/kecil/menengah dan besar dalamsubsistem jasa bagi subsistem agribisnis hulu, subsistem usahatani dan subsistemagribisnis hilir. Dalam subsistem ini adalah jasa keuangan, hukum, perkreditan, asuransi,transportasi (darat, laut, udara), pergudangan, pendidikan, penelitian, pelatihan,periklanan dan sistem informasi-komputerasi.5. Mengembangkan entrepreneur dan perusahaan keluarga/kecil/menengah dan besar dalamsistem yang terintegrasi mulai dari hulu-hilir sampai pemasaran hasil komoditaspertanian, perikanan dan kehutanan (segar maupun olahan). Termasuk didalamnya adalahBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

4kegiatan distribusi, perdagangan, promosi, informasi pasar, serta intelijen pasar (marketintelligence) agar bisa bertahan di pasar domestik dan bersaing di pasar global.Penggambaran lingkup pengembangan enterpreneur dalam sistem agribisnis disajikan padaGambar I-1.Sub-SistemAgribisnis HuluSub-SistemUsahatani Industri benih,bibit gen ternaktanaman, ikan Industri kimia,agrochemical Industri agrootomotif,alatdan machinery Bio fertilizer,herbi- pestisida Tanaman obat,pangan-rempahdan hortikultur Tanaman serat,perkebunan kehutanan Peternakanperikanan Fungi (jamur) Jasad renik Gambar I-1:Sub-SistemPengolahan Industri makananIndustri minumanIndustri rokokIndustri serat alam:tekstil-biokomposit Industri biofarma Industri wisata,estetika-kosmetika Industri vaksin,serumSub-SistemPemasaran DistribusiPromosiInformasi pasarIntelijen pasarPerdaganganStruktur pasarAreal pasarLelangPasar berjangka Pasar modalSub Sistem Jasa dan PenunjangKeuangan: perkreditan, pembiayaan, permodalan dan asuransiInformasi, komputerisasi dan otomatisasiPenelitian, pengembangan, pendaftaran paten dan merkPendidikan, pelatihan, extension and community development.Pelabuhan, jalan,transportasi, pengiriman dan pergudanganKonsultasi hukum: keuangan: bisnis, akuisisi, merger, take over,perdagangan, akutansi dan investasiLingkup Pengembangan(Pambudy, 2010).EnterpreneurdalamSistemAgribisnisBeberapa definisi agribisnis yang penulis kembangkan dari Soemarno (1996), Firdaus(2010) dan Pambudy (2010) serta dari berbagai pengertian yang telah berkembang secaraumum, yaitu:a. Terdapat definisi agribisnis yang hanya menyinggung sektor input (masukan). Jadi,definisi agribisnis yang sempit dan tradisional ini hanya menunjuk pada produsendan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian. Contoh badan usahaagribisnis yang tercakup dalam definisi ini adalah penyalur bahan kimia dan obatobatan tanaman/ternak/ikan, pupuk buatan (baik organik maupun kimiawi), mesinpertanian (termasuk perikanan, peternakan), usaha pembenihan (pembuat) bibittanaman, usaha pembenihan dan pendederan ikan, usaha pembuatan pakan alamimaupun buatan untuk ikan/ternak, kredit pertanian, dan lembaga keuangan lain yangmelayani sektor produksi.b. Agribisnis sering pula diartikan sebagai perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.c. Dewasa ini, pandangan tentang agribisnis yang secara umum dianggap tepat sudahsemakin luas. Menurut pandangan ini, agribisnis mencakup semua kegiatan mulaipengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sampai tataniaga produkpertanian yang dihasilkan usahatani atau hasil olahannya.d. Senada dengan poin c, menurut Arsyad, dkk (1985), yang dimaksud dengan agribisnisadalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan darimata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya denganpertanian agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan) dalam arti luas.Pertanian dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dankegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.Buku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

5e. David and Goldberg, Sonka and Hunson, farrel and Funk berpendapat bahwaagribusiness included all operations involved in the manufacture and distribution offarm supplies, productions on the farm; the storage, processing and distribution offarm commodities made from them, trading (wholesaler, retailers), consumers to it,all non farm firms and institution serving them (Harling, 1995).f. Agribisnis terdiri atas (i) sektor masukan, yang ditangani oleh berbagai industri huluyang memasok bahan masukan kepada sektor pertanian, (ii) sektor produksi (farm),yang ditangani oleh berbagai jenis usahatani yang menghasilkan produk-produk bioekonomik, dan (iii) sektor keluaran, yang ditangani oleh berbagai industri hilir yangmengubah hasil usahatani menjadi produk konsumsi awetan/olahan dan yangmenyalurkan produk ini melalui sistem pemasaran kepada konsumenBerdasarkan penjelasan poin a sampai f, agribisnis (termasuk agribisnis perikanan)digambarkan sebagai sebuah sistem yang terdiri atas lima subsistem, yaitu sebagai berikut:a. Subsistem pembuatan, pengadaan, dan distribusi berbagai sarana produksi pertanian(farm supplier), seperti benih (ikan), bibit (tanaman), pupuk, obat-obatan, alat danmesin pertanian (mesin pembajak sawah, mesin pemanen padi, cangkul, sabit, danlain-lain), mesin dan alat budidaya ikan dan udang (seser, mesin filter, kincir air,jarring, bak air, alat/teknologi reproduksi buatan, alat/teknologi rekayasa genetikaikan, dan lain-lain), alat dan mesin penangkapan ikan (perahu, jarring, mesin diesel,pancing, coldbox, keranjang, pelampung, GPS, dan lain-lain), bahan bakar, dan kredit.Pelaku kegiatan ini antara lain perusahaan swasta, koperasi, lembaga pemerintah,bank atau perorangan.b. Sub sistem kegiatan produksi dalam usahatani (included fishing effort, culture effort)yang menghasilkan berbagai produk pertanian seperti bahan pangan, hasilperkebunan, ikan, udang, daging, telur, dan lain-lain. Usahatani mencakup semuabentuk organisasi produksi mulai dari yang berskala kecil (usahatani keluarga) sampaiyang berskala besar (perkebunan, peternakan, pertambakan, hatchery, penangkapanikan laut), termasuk budidaya pertanian yang menggunakan lahan secara intensifseperti akuakultur, florikultur, hidroponik, tambak udang atau bandeng intensif,budidaya kerapu di tambak maupun keramba, dan lain-lain. Pengusaha kegiataniniantara lain petani, perusahaan swasta, koperasi, lembaga pemerintah, maupunperorangan. Teknologi yang digunakan mulai dari yang sederhana, tradisional, sampaiyang high technology, sehingga performan usahataninya pun berbeda-beda. Di antarapengusahatani tersebut ada yang hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhannyasendiri dan keluarga (disebut usahatani subsistem), adapula yang memang diusahakanuntuk memenuhi kebutuhan/permintaan pasar (disebut usahatani komersial/perusahaan pertanian/perusahaan perikanan).c. Subsistem pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penyaluran berbagai produkpertanian yang dihasilkan usahatani atau hasil olahannya ke konsumen. Pengusahayang berkecimpung di subsistem ini antara lain perusahaan swasta, koperasi, lembagapemerintah, bank, maupun perorangan.Hubungan antara satu subsistem dengan subsistem lainnya sangat erat dan salingtergantung atau tidak dapat berdiri sendiri, artinya siapapun yang memilih salah satusubsistem untuk menjadi fokus bisnisnya, maka dia tidak akan sukses nasi/merakit subsistem yang lain.Sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu subsistem akan menyebabkanterganggunya keseluruhan subsistem. Oleh sebab itu, pemahaman hubungan-hubungan yangterdapat antara masing-masing subsistem ini, baik ke depan maupun ke belakang besertalembaga penunjangnya (koperasi, bank, regulasi/kebijakan/peraturan pemerintah, pasar, jasaBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

6angkutan, dan lain-lain) merupakan salah satu tujuan penting dalam kurikulum agribisnis.Penambahan kata manajemen sebelum agribisnis, sehingga menjadi manajemen agribisnismenunjukkan pentingnya mengelola/memanage (by management) hubungan-hubungan yangada dalam seluruh subsistem usaha agribisnis agar tercapai keterpaduan antara semuasubsistem agribisnis, bahkan siapa pelaku dalam tiap subsistem, serta teknologi yangdigunakan (mekanis, organik, kimia, biologis, padat karya, padat modal). Gambar I-2memperjelas hubungan keterkaitan antara subsistem dalam agribisnis. PEMASARANDISTRIBUSIPENYIMPANAN (storage)PENGOLAHAN nBungaPertambakan: Ikan, udang,bandeng, dll Penangkapan ikan Budidaya ikan: kolam,keramba, dll Peternakan LEMBAGA PENUNJANG: Koperasi Bank Kelembagaan sosial ekonomipesisir: misalkan pengamba‟ Lembaga penelitian Pasar Pemerintah: dengan membuatregulasi (peraturan/kebijakan)terkait bidang agribisnis Lembaga pendampinganmasyarakat oleh sociopreneur,Orsosmas, NGO, konsultanagribisnis, dan lain-lain.PENGADAAN DAN PENDISTRIBUSIAN SAPRODI:Bibit (tanaman), benih (ikan)Pakan ternak dan ikanPupukObat-obatanPestisidaMesin dan alat pertanian, perikanan (budidaya dan penangkapan)Gambar I-2. Hubungan Keterkaitan antar Subsistem dalamAgribisnis (dikembangkan dari Firdaus, 2010).Pada umumnya, pelaku pada model agribisnis yang paling sederhana (disebutsubsisten) yang menjalankan ketiga subsistem pada Gambar I-2 (saprodi, usahatani, danpasca produksi: pengolahan, penyimpanan, distribusi, pemasaran) adalah hanya seorangpelaku (one person agribusiness). Sarana produksi: pupuk biasanya berasal dari komposkotoran ternak, sedangkan pengolahan hasil pertanian sangat sederhana dan pemasarannyaterbatas di sekitar rumahnya. Contoh usaha subsisten pada perikanan adalah budidayatambak/kolam sekala tradisional, dimana saprodi: pakan dari pakan alami yang tersedia di dikolam dan daun-daunan di sekitar kolam (untuk ikan gurame), sisa-sisa makanan dan kotoranmanusia (untuk pakan lele), bagi pemancing ikan menggunakan umpan alami (cacing), lalupengolahan hasil perikanan juga sangat sederhana dan pemasarannya juga masih terbatas disekitar tempat tinggalnya.Pada agribisnis yang setingkat komersial pada umumnya memiliki berbagai tugasperusahaan yang terbagi ke dalam beberapa bagian organisasi tergantung seberapa komplekurusan agribisnisnya sejalan dengan perubahan dan penerapan iptek atau inovasi.Keberhasilan agribisnis dalam mencapai tujuan utamanya (main goal) sangat tergantung padafaktor manajemen, sehingga perkembangan terakhir dalam mempelajari dan menerapkanagribisnis di tengah persaingan yang sangat ketat selalu menggunakan manajemen. Keahlianmanajemen tersebut biasanya disebut sebagai manajerial skill. Pengusaha yang memilikiBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

7manajerial skill akan mampu meningkatkan added value produk dalam rangka memperolehkeuntungan. Oleh karena itu, paradigma mengelola dan menjalankan agribisnis seringdigunakan istilah MANAJEMEN AGRIBISNIS. Fungsi-fungsi manajemen yang harusditerapkan pada setiap subsistem agribisnis untuk mencapai sukses agribisnis adalah planning(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (how to act, pergerakan) dancontrolling (pengendalian dan pengawasan). Manajemen juga berperan menjadi penghubungantara pengelola (tim manajemen: manajer dan stafnya) dan pemilik (agribusiness owner).1.2 Perikanan dan Usaha PerikananBerdasarkan Undang-Undang 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undangNo. 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud dengan perikanan adalah semuakegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan danlingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yangdilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.Dari pengertian tersebut, ternyata ruanglingkup bidang perikanan sangat luas, yang tidak hanya memanfaatkan sumberdaya ikan danlingkungannya, tetapi juga mengelolanya. Kata “pemanfaatan” bermakna sekedarmengeksploitasi, mengeksplorasi dan memanfaatkan sumberdaya ikan dan lingkungannyatanpa ada upaya perencanaan, pengendalian, evaluasi, serta konservasi. Oleh karena itu,kajian yang terkandung dalam kata “perikanan” diperluas dengan adanya kata “pengelolaan”.Lebih lanjut Undang-Undang 45 Tahun 2009 mendefinisikan pengelolaan sebagai semuaupaya, termasukproses yang terintegrasi dalam pengumpulaninformasi, analisis, perencanaan,konsultasi,pembuatan keputusan, alokasi sumber daya ikan, danimplementasi sertapenegakan hukum dari peraturanperundang-undangan di bidang perikanan, yangdilakukanoleh pemerintah atau otoritas lain yangdiarahkan untuk mencapai kelangsunganproduktivitassumberdaya hayati perairan dan tujuanyang telah disepakati.Sumberdaya ikan adalah potensi semua jenis ikan. Ikan adalah segala jenis organismeyang seluruhatau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalamlingkunganperairan.Lingkungan sumber daya ikan adalah perairantempat kehidupan sumber daya ikan,termasukbiota dan faktor alamiah sekitarnya.Sumber daya perikanan termasuk kepadakelompok sumber daya alam yang dapat diperbaruhi (renewable source). Meskipun demikiandalam pemanfaatan sumber daya ini harus rasional sebagai usaha untuk menjagakeseimbangan produksi dan kelestarian sumber daya. Hal ini perlu adanya penegasan karenasumber daya perikanan merupakan sumber daya milik bersama (common property resources)dalam artian hak properti atas sumber daya tersebutdipegang secara bersama-sama sehinggatidak ada larangan bagi siapapun untuk memanfaatannya.Pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan (Resources) menjadi tanggung jawabbersama antara masyarakat sebagai pengguna sumberdaya (Users) dan pemerintah sebagaifasilitator dan manager pengelolaan (Management). Dua komponen yang pertama (Resourcesdan Users) memerlukan komponen ketiga yaitu manager pengelolaan (Management) agarpenggunaan resources oleh users lebih berdayaguna, bernilai tambah (added value), dan tetapmemperhatikan kelestariannya. Dengan kata lain,agar pemanfaatan sumberdaya ikan danlingkungan (resources) oleh users (nelayan, pembudidaya ikan, pedagang, dan komponenmasyarakat lainnya) tidak sekedar berorientasi kepentingan ekonomi semata, maka peranpemerintah sangat penting untuk membuat berbagai kebijakan untuk mengatur pemanfaatandan pengelolaan.Usaha yang dilakukan oleh users dalam memanfaatkan sumberdaya ikan danlingkungannya disebut sebagai usaha perikanan. Praktek pemanfaatan sumberdaya perikanandapat melalui penangkapan ikan (perikanan tangkap) dan budidaya ikan. Sehingga usahaperikanan merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau badan hukumuntuk menangkap atau membudidayakan ikan termasuk kegiatan pasca panen mulai dariBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya

8menyimpan (storage), mengolah (processing), mendinginkan atau mengawetkan ikan untuktujuan komersil dan mendapatkan laba dari kegiatan yang dilakukan. Menurut UndangUndang 45 Tahun 2009, yang dimaksud usaha perikanan adalah usaha yang dilaksanakandalam sistem bisnisperikanan, meliputi praproduksi, produksi,pengolahan, dan pemasaran.Dengan demikian, usaha perikanan bukan hanya usaha di bidang produksi (budidaya ikan danpenangkapan ikan), namun demikian juga usaha pendukung produksi (usaha pra produksi)dan usaha pasca produksi (pengolahan dan pemasaran) untuk meningkatkan nilai tambah(added value) hasil-hasil perikanan. Sedangkan berdasarkan BPS dalam Klasifikasi BakuLapangan Usaha Indonesia Tahun 2009, yang termasuk dalam sektor perikanan adalahkegiatan usaha yang mencakup penangkapan dan budidaya ikan, jenis crustacea (sepertiudang, kepiting), moluska, dan biota air lainnya di laut, air payau dan air tawar. Dari berbagaipemahaman di atas, maka usaha perikanan dapat dikelompokkan sebagai berikut:a. Usaha pra produksi perikanan merupakan usaha pendukung dan penyedia sarana,input,saprodi, dan berbagai perbekalan nelayan maupun pembudidaya ikan, misalnyausaha pembuatan kapal ikan, usaha penyedia alat tangkap ikan (jaring, pancing,pelampung, dan lain-lain), usaha produksi mesin penangkapan ikan (diesel, sparepart,dan lain-lain), usaha penyediaan pupuk, pakan ikan, es, keranjang, box, cold box,obat-obatan perikanan, usaha penyediaan teknologi reproduksi buatan, usahapertokoan sembako, makanan dan minuman untuk perbekalan melaut dan budidaya,sampai usaha jasa penyediaan tenaga kerja produksi perikanan, dan lain-lain.b. Usaha pembudidayaan ikan (aquaculture effort) adalah kegiatan untukmemelihara,membesarkan, dan/atau membiakkanikan serta memanen hasilnya dalam lingkunganyangterkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakankapal untuk ahariannyamelakukanpembudidayaan ikan disebut pembudidaya ikan.c. Penangkapan ikan (fishing effort) adalah kegiatan untuk memperolehikan di perairanyang tidak dalam keadaandibudidayakan dengan alat atau cara apa pun,termasukkegiatan yang menggunakan kapal untukmemuat, mengangkut, menyimpan,mendinginkan,menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya. Orang yang matapencahariannya melakukan penangkapan ikan disebut nelayan (fisherman).Menurut Ningsih (2005) sumber daya perikanan laut dapat dikelompokkan ke dalamempat kelompok besar yaitu: (1) sumber daya ikan demersal, yaitu jenis ikan yanghidup di atau dekat dasar perairan; (2) sumber daya ikan pelagis, yaitu jenis sumberdaya ikan yang hidup di sekitar permukaan perairan; (3) sumber daya ikan pelagisbesar, yaitu jenis ikan oceanik seperti tuna, cakalang, tenggiri dan lain-lain; (4)sumber daya udang dan biota laut non ikan lainnya seperti kuda laut.d. Usaha pengolahan ikan(fish processing effort) merupakan usaha yang bertujuanmenciptakan dan atau menambah kegunaan (utility) ikan, baik kegunaan waktu (timeutility) maupun kegunaan bentuk (form utility). Orang yang melakukan usahapengolahan ikan disebut pengolah ikan (fish processor).e. Usaha pemasaran ikan (fish marketing effort) merupakan semua upaya untukmenyampaikan ikan dari produsen ke konsumen. Orang yang melakukan kegiatanpemasaran ikan disebut pedagang atau pemasar ikan (fish middlemen). MenurutCrawford (1997), kegiatan pemasaran menurut fungsinya ada 3 kelompok, yaitufungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitasi. Dari ketiga fungsi tersebut terbagimenjadi 9 kegiatan, yaitu buying, selling, storage, transportation, processing,standardization, financing, risk bearing, market intelligence. Berdasarkan apa yangditulis oleh Crawford, ternyata pengolahan (processing) merupakan bagian kegiatanpemasaran, sedangkan pemerintah RI melalui UU 31/2004 tentang Perikanan dan UUBuku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BAProgram Studi Ag

Buku Ajar “MANAJEMEN AGRIBISNIS PERIKANAN”, oleh: Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BA Program Studi Agribisnis Perikanan, FPIK, Universitas Brawijaya BAB I. KONSEP AGRIBISNIS PERIKANAN 1.1 Konsep Agribisnis Di Indonesia, kegiatan agribisnis sudah dilakukan sejak zaman dahulu, namun demikian popularitas

Related Documents:

2. Agribisnis Sebagai Suatu Usaha Agribisnis juga mengedepankan aspek bisnis dan pelaku bisnisnya. Dipandang dari sudut ini, agribisnis dapat diartikan sebagai kegiatan yang terkait dengan pertanian (dalam arti luas sebagai sistem agribisnis) yang pengelolaan organisasinya dilakukan sec

NAUTIKA 2015 PERIKANAN LAUT PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT MODUL MEL AKUKAN PEN AN G AN AN IKAN PEL A GIS KECIL DIKAP Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan AL A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.A-PDF.com to .

Sistem, Konsep, dan Pendekatan Agribisnis Rikky Herdiyansyah SP., MSc / Pengantar Agribisnis Wicaksana (2010) mengatakan untuk menyatakan sistem sebagai satu kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkan lebih dahulu batasan sistem agribisnis

3.3 Pengembangan Komoditas Unggulan 63 3.3.1 Pengembangnan Ternak Terpadu 63 3.3.2 Pengembangan Komoditas Jagung 66 3.3.3 Pengembanngan Komoditas Ubi Kayu 68 3.3.4 Pengembangan Komoditas Padi 69 BAB IV AGRIBISNIS KAWASAN AGROPOLITAN 73 4.1 Konsep Agribisnis 73 4.2 Rancangan Usaha Agribisnis 78 4.2.1 Tujuan Usaha Agribisnis 79

menteri kelautan dan perikanan republik indonesia keputusan menteri kelautan dan perikanan nomor : kep. 26 /sj-kkp/kp.430/vii/2016 tentang pemberhentian dan pengangkatan dari dan dalam jabata pengawas setara eselon iv dan eselon v di lingkungan direktorat jenderal perikanan tangkap kementerian kelautan dan perikanan

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.06/MEN/2010 TENTANG ALAT PENANGKAPAN IKAN DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 7 ayat (1) huruf f Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan .

SUPM Teknika Perikanan Laut/SUPM Mesin Perikanan/SMK Teknika/ SMK Teknika Kapal Penangkap Ikan/ D-lll Mesin Dan Peralatan Perikanan/ Teknika SUPM Nautika Perikanan Laut/ SUPM Penangkapan Ikan/ SMK Nautika/ SMK Nautika Kapal Penangkap Ikan/ D-lll Teknologi Penangkapan Ikan/ Nautika S-2 Pariwisata/Manajemen Ekowisata dan Jasa Lingkungan/Kajian .

ANSI A300 Part 4 ( American National Standards Institute, Standard for Lightning protection Systems For Trees ) recommends designing the earth (ground) termination based on a visual inspection of the soil and its moisture content. This is not possible as water is an insulator not a conductor; it is the dissolved salts in the water that give it its conductive properties. These salts are not .