Penentuan Topik Survei Perencanaan - Perpustakaan UT

2y ago
100 Views
4 Downloads
753.50 KB
37 Pages
Last View : 19d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Mara Blakely
Transcription

Modul 1Penentuan Topik Survei PerencanaanIr. Nia Kurniasih Pontoh, M.T.Delik Hudalah, S.T., M.T., M.Sc., Ph.D.PEN D A HU L UA NTahap awal dalam kegiatan studio adalah penentuan topik, perumusan isu,perumusan tujuan, dan sasaran studi. Tahap awal dari proses studiobegitu penting karena akan menentukan arah studio selanjutnya. Tahap studioproses selanjutnya akan ditentukan mengacu kepada rumusan awal ini.Walaupun isu, tujuan, dan sasaran dapat direvisi saat studio berlangsungkarena disebabkan ketidaksesuaian dengan apa yang terjadi di lapangan saatitu, namun tetap perumusan isu-persoalan, tujuan, dan sasaran studi menjadibagian penting untuk menjadi fokus studi yang nantinya akan dijawabmelalui proses studio. Studio proses perencanaan akan dapat dicapai denganbaik jika perencana telah menentukan topik yang diangkat, isu telahdirumuskan, dan telah menetapkan tujuan dan sasaran studi, sehinggaperencana bekerja dalam suatu kerangka yang jelas.Menurut Anderson (2000) secara umum terdapat dua macam topik, yaitutopik umum dan topik spesifik. Topik umum seperti hal-hal yangberhubungan dengan bentuk kota, konflik antara perkembangan dankonservasi kota, dan lain-lain. Selain itu, ada juga topik spesifik, yangbiasanya dinyatakan dalam perumusan isu seperti arus kemacetan di kawasanpermukiman, kurangnya ketersediaan rumah sederhana, dan lain-lain. Topikperencanaan biasanya didasarkan pada persoalan praktis di lapangan ataupunperistiwa empiris di wilayah atau kota lain yang kemungkinan dapat terjadi diwilayah atau kota yang dikaji. Pemilihan topik dalam proses perencanaanharus mempertimbangkan kemudahan dalam pelaksanaannya, sepertiketersediaan dan kemudahan mendapatkan data, didukung pendanaan,ketersediaan waktu dan tenaga yang memadai.Menurut Arikunto (1998) isu perencanaan secara garis besar terdapat 3jenis, yaitu isu yang bersifat deskriptif, komparasi, dan korelasi. Isu yangbersifat deskriptif adalah isu yang disusun untuk mengetahui status dan

1.2Studio Proses PErencanaan mendeskripsikan suatu fenomena dalam wilayah atau kota. Isu yang bersifatkomparasi adalah isu yang disusun untuk membandingkan dua fenomenaatau lebih dengan cara mencari persamaan atau perbedaan dari fenomenatersebut, yang kemudian mencari arti dan manfaat dari persamaan danperbedaan yang sudah diidentifikasi tadi. Sedangkan isu yang bersifatkorelasi merupakan isu yang disusun dalam rangka mencari hubungan antaradua fenomena baik hubungan secara sejajar/linier maupun sebabakibat/timbal balik.Tujuan memiliki arti: Pernyataan yang memberikan pedoman nyatatentang tindakan yang diinginkan dari suatu kegiatan perencanaan (Bendavid,1991); Suatu pencapaian yang diinginkan dari kegiatan perencanaan, yangdinyatakan dalam istilah yang bersifat kualitatif (Dusseldorp, 1971);Keinginan atau kehendak yang bersifat umum, yang pencapaiannya sangatdiharapkan, bersifat jauh dan belum tentu dapat dirumuskan dan diprogramdengan cukup spesifik untuk dikaitkan secara kuantitatif dalam rencanakomprehensif. Tujuan lebih menunjukkan apa yang ingin dicapai sehinggasasaran kebijakan dan perencanaan lebih lanjut dapat diarahkan (Branch,1985). Tujuan harus merupakan pencerminan hasil yang diinginkan agarsuatu keadaan masa depan yang diharapkan menjadi kenyataan.Penjelasan tugas Modul 1 sudah termasuk dalam pembahasan modul ini.Penjelasan tugas di antaranya memuat tujuan, sasaran, dan keluaran tugasModul 1; sifat tugas dan bagaimana mengorganisasikan tugas itu sendiri; alat,materi dan bahan yang diperlukan guna menunjang penyelesaian tugas;langkah, metode, dan strategi pengerjaan tugas untuk memudahkanpraktikan; latihan soal; cara evaluasi pengerjaan tugas, dan kisi-kisi kegiatanyang perlu dilakukan selain kegiatan formal studio.

1.3 PWKL4205/MODUL 1Kegiatan BelajarPenentuan Topik Survei PerencanaanA. TUJUAN, SASARAN, DAN KELUARAN TUGAS1.Tujuan TugasTujuan tugas pada Modul 1 ini, yaitu praktikan mampu membuattanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK).2.a.b.c.d.e.Sasaran TugasSasaran tugas untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu praktikan:mampu menentukan topik studi;mampu merumuskan isu dan persoalan;mampu mengidentifikasi persoalan;mampu membatasi persoalan, danmampu membuat tujuan dan sasaran studi.3.Keluaran TugasKeluaran tugas modul 1 yang diharapkan yaitu tanggapan terhadapKAK. Tanggapan terhadap KAK ini berisikan:a. Usulan topik persoalanb. Latar belakang persoalanc. Rumusan persoaland. Tujuan dan sasarane. Ruang lingkup kegiatanf. Metodologi pelaksanaan kegiatang. Rencana kegiatan (Timeline)h. Keluaran studiBila 1 (satu) tim Dosen Pembimbing membimbing 3 (tiga) tugaskelompok, maka keluaran tugas Modul 1 ini adalah hasil seleksi dari 3 tugaskelompok yang terbaik dan telah disempurnakan dari 1 Tim DosenPembimbing. Hasil seleksi yang sudah disempurnakan tersebut selanjutnyaakan digunakan 2 kelompok lainnya dalam 1 Tim Dosen Pembimbingsebagai acuan untuk pengerjaan proses studio selanjutnya.

1.4Studio Proses PErencanaan Tugas di kerjakan dalam kertas A4, menggunakan huruf times newroman (12) dengan spasi 1,5, margins normal, banyaknya halaman 10-15halaman, mengikuti penulisan akademik dan sesuai dengan ejaan yangdisempurnakan. Dikumpulkan 1 minggu setelah tugas ini diberikan dalamformat soft copy. Lebih teknis dalam menghasilkan tugas modul 1 ini akandijelaskan pada bagian evaluasi pengerjaan.B. SIFAT DAN ORGANISASI TUGAS1.Sifat TugasTugas Modul 1 ini bersifat kelompok. Setiap kelompok dibimbing oleh 1Tim Dosen Pembimbing yang terdiri dari Dosen dan Asistennya. 1 TimDosen Pembimbing membimbing maksimum 3 kelompok. Setiap kelompokterdiri dari 5-7 orang mahasiswa yang berdomisili dalam kota yang sama ataudalam 1 UPBJJ yang sama untuk kemudahan berkoordinasi dalam tim. Setiapmahasiswa memiliki tanggung jawab pengerjaan yang jelas disesuaikandengan pengorganisasian kelompok. Pengorganisasian misalnya dapatdisesuaikan dengan aspek yang dikaji atau dengan cara yang lainnya sesuaidengan kebutuhan kelompok.2.a.b.c.d.e.Organisasi TugasPengorganisasian tugas dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.Bentuklah kelompok 5-7 mahasiswa yang berdomisili dalam kota yangsama atau UPBJJ yang sama untuk kemudahan mengerjakan tugas secaratim (lihat Panduan Penyelenggaraan Studio Proses Perencanaan yangdapat di peroleh di UPBJJ tempat Anda mendaftar).Tunjuk satu anggota kelompok sebagai ketua/koordinator kelompok.Bagilah tugas kepada setiap anggota kelompok/individu sedemikian rupasehingga setiap kelompok memperoleh bobot yang sama.Pembagian tugas kepada individu dapat disesuaikan dengan aspek yangdikaji atau sesuai dengan kebutuhan kelompok.Buatlah jadwal pengerjaan tugas modul 1 dalam kelompok, besertapenanggungjawabnya tiap kegiatan yang akan dilakukan, misalnyakegiatan studi literatur batas waktunya kapan dan penanggungjawabnyasiapa (contoh jadwal dan hasil pengerjaan tugas dapat dilihat padalampiran 1.1).

PWKL4205/MODUL 1f.g.1.5Perlu diperhatikan tugas Modul 1 ini adalah tugas kelompok jadipengorganisasian dan pengerjaan tugas dilakukan secara tim (teamwork).Kegiatan asistensi pengerjaan tugas Modul 1 dapat dilakukan bersamaTim Dosen Pembimbing sesuai dengan jadwal kegiatan studio (lihatPanduan Penyelenggaraan Studio Proses Perencanaan).C. ALAT, MATERI, DAN BAHANUntuk menunjang keberhasilan pengerjaan tugas, diperlukan alat, materidan bahan yang tepat. Pengadaan alat, materi dan bahan disesuaikan dengankondisi yang ada, tidak dituntut semua alat harus ada. Alat, materi, dan bahanyang sedikitnya diperlukan dalam menunjang keberhasilan pengerjaan tugasModul 1 adalah sebagai berikut.1.a.b.c.AlatAlat yang perlu dipersiapkan adalah sebagai berikut.Ruang diskusi kelompok dan kelas yang sudah disiapkan di UPBJJtempat Anda mendaftar.Laptop/komputer (PC).Alat tulis.2.MateriMateri yang diperlukan adalah bacaan baik berupa buku, jurnal, artikel,surat kabar, dan modul kuliah studio proses perencanaan terkait mengenai:a. cara perumusan topik;b. cara perumusan isu dan persoalan;c. cara perumusan tujuan dan sasaran;d. cara perumusan ruang lingkup penelitian, dane. cara perumusan metodologi penelitian.3.BahanBahan awal yang digunakan sebagai acuan adalah KAK yang diberikanoleh dosen mata kuliah studio proses perencanaan. Bahan lain yang dapatdigunakan adalah bahan paparan dosen mengenai pengenalan topik umumstudio proses perencanaan pada awal kuliah, yaitu Modul 1 tentang

1.6Studio Proses PErencanaan Perencanaan sebagai Suatu Proses dan Modul 2 tentang Penyusunan ProgramSurvei.D. LANGKAH, METODE, DAN STRATEGI PENGERJAANUntuk menghasilkan kualitas tugas yang baik, maka sangat diperlukanlangkah, metode dan strategi pengerjaan. Langkah, metode dan strategipengerjaan ini diberikan untuk memberikan gambaran pada praktikan dalammengerjakan tugas. Langkah, metode dan strategi yang diberikan ini bukansesuatu yang baku dan harus diikuti secara kaku. Praktikan dapatmenggunakan langkah, metode dan strategi pengerjaan tugas sesuai dengankebutuhan dan kepentingannya. Diharapkan dengan bantuan poin-poin inipraktikan dapat mengembangkan maupun menemukan cara sendiri yanglebih kreatif.1.Langkah Pengerjaan TugasSifat tugas Modul 1 ini adalah kelompok, maka koordinasi harus intensifdilakukan dalam kelompok dan bekerja secara tim. Diskusi kelompok secaraintensif dilakukan untuk menghindari pengerjaan tugas di batas akhirpengumpulan (deadline). Secara peluang pengerjaan tugas pada batas akhirpengumpulan dapat menyebabkan kualitas tugas yang kurang baik.Sebaiknya praktikan menghindari cara pembuatan tugas seperti ini(pengerjaan tugas di batas akhir pengumpulan). Beberapa langkah yang dapatdigunakan untuk menyelesaikan tugas Modul 1 dengan kualitas yang baikadalah sebagai berikut.a.1)2)3)Teknis PengerjaanLakukan diskusi secara intensif.Buatlah jadwal kelompok untuk mengerjakan tugas Modul 1.Tentukan koordinator dan penanggung jawab setiap tahap kegiatan yangakan dilakukan.4) Buatlah draf tugas untuk dapat dikoreksi kembali.5) Lakukan asistensi bertahap dengan membawa draf tugas Modul 1 diStudio UPBJJ.6) Cross Check kembali tugas yang telah dikerjakan apakah telah sesuaidengan tujuan, sasaran dan keluaran tugas.

PWKL4205/MODUL 11.77) Lakukan editing sebelum mencetak tugas.8) Cetaklah tugas beberapa hari sebelum tanggal pengumpulan tugas.9) Kumpulkan tugas tepat waktu.b. Penyusunan Substansi Tugas1) Buatlah struktur penulisan tugas (outline)Pembuatan outline dimaksudkan untuk mempermudah kerangka kerjadalam pengerjaan tugas. Selain itu, outline ini dimaksudkan untukmempermudah mengoreksi hasil pengerjaan dan pembuatan targetpenyelesaian tugas. Outline pada tugas Modul 1 “Tanggapan terhadapKAK” ini sedikitnya terdiri dari:a)Usulan topik persoalanBagian ini berisikan usulan topik yang ingin diangkat olehkelompok. Usulan topik ini disesuaikan dengan KAK yang telahdiberikan.b) Latar belakang persoalanBagian ini menjelaskan mengenai deskripsi singkat persoalan danalasan persoalan diangkat/dipilih. Mengapa topik yang dipilihtersebut penting; apa hubungannya dengan perencanaan wilayahdan kota.c) Rumusan persoalanBagian ini memuat pernyataan permasalahan dengan didukungdata yang menunjukkan permasalahan baik kondisi exisitingmaupun perkembangannya serta kondisi ideal yang seharusnyaada sebagai bentuk pembuktian permasalahan yang terjadi.d) Tujuan, sasaran, dan keluaran studiTujuan, sasaran dan keluaran studi diturunkan dari rumusanpersoalan; tujuan, sasaran dan keluaran studi ini akan menjadikanfokus studi pada tahap selanjutnya.e) Ruang lingkup kegiatanRuang lingkup kegiatan dibagi menjadi 3, yaitu lingkup waktu,wilayah, dan materi; disesuaikan dengan kondisi dan batasanbatasan sehingga kegiatan studio dapat dijalankan.f) Metodologi pelaksanaan kegiatanBagian ini menjelaskan mengenai pendekatan pelaksanaankegiatan dan metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikanpekerjaan. Sebaiknya juga digambarkan kerangka pemikiranuntuk memperjelas proses yang akan dilakukan (contoh kerangkapemikiran dapat dilihat pada lampiran 1.2).

1.8Studio Proses PErencanaan g) Rencana kegiatan (Timeline)Rencana kegiatan ini berisikan jadwal keseluruhan kegiatan surveibeserta tenggat waktunya (contoh jadwal kegiatan studio dapatdilihat pada lampiran 1.3).2) Lakukan studi literaturStudi literatur dilakukan untuk memperdalam dan memperkayainformasi pada topik yang telah diangkat. Kegiatan ini akanmempermudah melakukan identifikasi dan menstrukturkan persoalan.Contoh hasil kegiatan melakukan studi literatur adalah sebagai berikut.SUMBERISILuar NegeriSarana dan Prasarana Transportasi serta PendukungnyaTime saver standards for housing Standar jalan untuk kawasan perumahanand residential development, 1995: Standar parkir di badan jalan untukparkir dan jalankawasan perumahan Perletakan tempat parkir di kawasanperumahan Desain dan pengaturan tentang parkir diapartemenGedung parkir untuk bangunanapartemenTime saver standards for landscape Kriteria jalur pejalan, jenis kelengkapanarchitecture, 1988: standar jalurjalur pejalan: ramp, tanggapejalan Standar desain untuk jalur pejalan Standar desain kelengkapan jalurpejalan: ramp, tangga Standar aksesibilitas untuk jalur pejalanPetrol stations-guidelines on Lokasi-lokasi yang diperuntukkan untuklocation and designSPBU Panduan desain dan pembangunanSPBU yang aman Pertimbangan kemacetan yang mungkinditimbulkanRuang Bangunan dan LingkunganData arsitek, Ernst Neufert, edisi 2, Perancangan organisasi ruang dan1996: perancangan rumahorientasi Standar kebutuhan ruang dan jalanmasuk Standar hubungan antar bangunan Standar desain halaman dan tanamanTime saver standards for housing Standar kepadatan sebuah kawasanand residential development, 1995perumahan

1.9 PWKL4205/MODUL 1SUMBERISI Standar topografi untuk tapak kawasanperumahan Standar fasilitas umum untuk kawasanperumahanTime sarver standards for landscapearchitecture, 1988. Standarperencanaan fasilitas rekreasi danolah ragaFasilitas LingkunganMertes, James D., dan Hall, JamesR. 1995. Park, Recreation, openspace and greenway guidelines Standar kebutuhan lapangan olahraga Standar kebutuhan taman bermain Standar jenis-jenis lapangan olahragadan fasilitas pendukungnya Standar level of services (LOS) darisebuah taman Standar fasilitas dari sebuah taman Standar aksesibilitas untuk taman danruang terbuka Standar kebutuhan taman untukkawasan-kawasan fungsional:perumahan, industri, komersialDalam NegeriSarana dan Prasarana TransportasiKeputusan Dirjenhubdar SK. 43/AJ Jenis, kriteria, fungsi dan persyaratan007/DRJD/97 tentang Perekayasaanumum fasilitas pejalan kaki,Fasilitas Pejalan Kaki di wilayah Persyaratan teknis trotoarKota Persyaratan teknis penyeberangansebidang Persyaratan teknis penyeberangan tidaksebidangRuang, Bangunan, dan LingkunganUU no. 28 tahun 2002 Bangunan gedungUU no. 4/92 tentang perumahan dan Norma dan kriteria dalam merencanakanpermukimandan mengembangkan kawasanperumahanSNI 03-1733-1989 Tata cara perencanaan lingkunganperumahan di perkotaanTata RuangUU no. 26 tahun 2007 Penataan ruangPP no. 16 Tahun 2004 Penatagunaan tanah. . .3) Lakukan survei pendahuluan jika diperlukanKegiatan survei pendahuluan ini dilakukan untuk memperdalampenghayatan persoalan. Survei pendahuluan dapat dilakukan melalui

1.10Studio Proses PErencanaan internet, BPS, bertanya pada orang yang mengetahui wilayah studitersebut, membaca penelitian terkait atau penelitian lain tetapi di wilayahstudi yang sama. Jika studi kasus jaraknya tidak jauh ada baiknyalangsung ke lapangan. Kegiatan survei pendahuluan ini dilakukan untukmemperoleh gambaran umum permasalahan dengan ditunjang oleh datadata awal guna memperkuat pengerjaan tugas.2.Metode yang Dapat DigunakanMetode-metode di bawah ini merupakan alat yang dapat digunakan danmempermudah dalam pengerjaan tugas Modul 1. Mahasiswa diharapkanmampu mencari sendiri dan memahami metode-metode di bawah ini jikasebelumnya belum pernah mendapat bahan dan paparan dari dosen terkaitmetode-metode tersebut. Beberapa metode yang dapat membantu dalampenyusunan substansi tugas Modul 1 adalah sebagai berikut.a.Penentuan TopikMetode yang dapat digunakan dalam menentukan topik persoalan dapatdigali melalui metode sebagai berikut:1) pendekatan literatur;2) diagram alur pikir;3) membuat KAK.b.Perumusan Isu dan PersoalanIsu merupakan persoalan yang diperkirakan atau tidak diperkirakanterjadi di masa yang akan datang. Dalam merumuskan isu dapat dilaluidengan tahap sebagai berikut.1) Penghayatan isu (problem sensing); tahapan analisis mengamati ataumengalami kondisi yang menumbuhkan situasi problematik.2) Konseptualisasi isu (problem conceptualization); tahapan analisismenggunakan bahasa konvensional untuk mengonseptualisasikan isu kedalam istilah atau terminologi yang paling dasar dan umum. Hasil daritahap ini adalah dapat dirumuskannya isu substantif.3) Spesifikasi isu (problem specification); tahapan analisis membangunpenyajian secara formal atas suatu isu substantif yang kemudianmenghasilkan isu secara formal untuk dipecahkan.Metode yang dapat digunakan dalam perumusan isu adalah sebagaiberikut (lihat Modul terkait atau referensi yang relevan):

PWKL4205/MODUL 11)2)3)4)1.11Brainstorming dan Diagram AlirAnalisis KlasifikasiAnalisis HierarkisAnalisis SWOTMetode yang dapat digunakan sebagai alat dalam merumuskan persoalansecara lebih rinci adalah sebagai berikut (lihat modul terkait atau referensiyang relevan):1) metode verifikasi;2) metode redefinisi;3) perincian (listing) persoalan.c.Perumusan Tujuan dan SasaranMetode yang dapat digunakan sebagai alat dalam merumuskan tujuandan sasaran studi adalah sebagai berikut (lihat Modul terkait atau referensiyang relevan):1) Checklist of Goal2) Checklist Plus Criteria3) Analisis Proses Hierarki (AHP)4) Penilaian secara intuisi (intuitive judgment). Hal ini dapat dilakukan jikasudah terbiasa dalam merumuskan tujuan dan sasaran.3.Strategi PengerjaanUntuk menghindari praktikan sebagai seorang deadliner beberapalangkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas 1 dengan kualitasyang baik adalah sebagai berikut.a. Kerjakan pemilihan topik yang akan diangkat dan pahami dengan baikalur/arah studi tersebut.b. Rumuskan isu dan persoalan sesuai dengan topik yang telah dipilih.c. Tetapkan serta turunkan tujuan dan sasaran studi berdasarkan tahappertama dan kedua.Pastikan bahwa pemilihan topik, perumusan isu dan persoalan,penetapan tujuan dan sasaran memiliki keterkaitan yang tidak terpisahkan,menjadi satu kesatuan yang utuh.

1.12Studio Proses PErencanaan LAT IH A NUntuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,kerjakanlah latihan berikut!Latihan ini diberikan untuk lebih memudahkan mahasiswa dalammemahami dan melaksanakan tugas Modul 1. Latihan ini bersifat individudan tidak dikumpulkan. Pengerjaan latihan ini akan membantu mahasiswadalam memahami dan melaksanakan tugas Modul 1.Berdasarkan contoh KAK di bawah ini buatlah tanggapan terhadap KAKyang berisikan:1) tentukan topik yang akan diangkat;2) rumuskan isu dan persoalannya;3) rumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai;4) tentukan ruang lingkup kegiatan;5) buatlah metodologi pelaksanaan kegiatan, dan6) buatlah rencana kegiatan yang sesuai.Sebagai latihan membuat tanggapan terhadap KAK dapat dipilih salahsatu di antara 2 KAK di bawah ini. KAK pertama berjudul IdentifikasiKarakteristik Guna Lahan dan Kegiatan di Kota Bandung; dan KAK keduaberjudul Evaluasi Bentuk Perkotaan yang Berkelanjutan: Komparasi antaraPengembangan ‘Kawasan Cokelat’ dan ‘Kawasan Hijau’ di WilayahCekungan Bandung.Contoh KAK (1)Kerangka Acuan Kerja (KAK)Identifikasi KarakteristikGuna Lahan dan Kegiatan di Kota BandungA. Latar BelakangProses perkembangan kota pada dasarnya memiliki dua bentuk dasarseperti yang dikemukakan oleh Doxiadis (1968), yaitu pertumbuhan dantransformasi. Pertumbuhan berbeda dengan transformasi yangmenunjukkan perubahan yang terus menerus bagian-bagian permukiman

PWKL4205/MODUL 11.13Kerangka Acuan Kerja (KAK)perkotaan maupun perdesaan untuk meningkatkan nilai dan tingkatefisiensi penghuninya (Doxiadis, 1968:448). Proses transformasi melaluitahapan seperti penetrasi, yaitu penerobosan fungsi baru ke dalam suatufungsi yang homogeny, kemudian invasi, yang merupakan serbuan fungsibaru yang lebih besar dari tahap penetrasi tetapi belum mendominasifungsi lama, kemudian dominasi yang menunjukkan perubahan dominasiproporsi fungsi dari fungsi lama ke fungsi baru akibat besarnya perubahanke fungsi baru dan terakhir adalah suksesi di mana terjadi pergantian samasekali dari fungsi lama ke baru.Proses transformasi ini sering menjadi persoalan di dalam masyarakatkarena pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat sering sekali tidaksesuai dengan rencana tata ruang kota. Dampak yang dihasilkannya puntidak kecil akibat tidak sesuainya pembangunan oleh masyarakat.Ketidaksesuaian atau pun transformasi ini sangat berpengaruh terhadappenduduk perkotaan baik hal tersebut berpengaruh pada kehidupan sosial,budaya, ekologi, perubahan struktur kota, dan sangat dirasakan hasilnyaadalah perubahan ekonomi masyarakat perkotaan. Perubahan-perubahanyang terjadi tersebut dapat menimbulkan dampak negatif yang besar makaperan politik menata guna lahan dari pemerintah sangat berperan untukmenghasilkan tingkat efisiensi masyarakat dan social benefit maksimaldapat tercapai.Begitu banyaknya kegiatan atas guna lahan di perkotaan makadiperlukan suatu identifikasi karakteristik guna lahannya untukmemudahkan melihat proses transformasi tersebut. Guna lahan seringdipahami sebagai fungsi dominan dengan ketentuan khusus yangditetapkan pada suatu kawasan sedangkan kegiatan tersebut merujuk padaaktivitas (pemanfaatan ruang) pada suatu persil. Kegiatan-kegiatanpenduduk suatu perkotaan dalam memanfaatkan lahan dapatdikelompokkan sebagian besar menjadi blok perumahan, komersial,industri, ruang terbuka hijau, kawasan lindung, campuran dan lainnya.Tidak semua wilayah perkotaan memiliki lahan yang berfungsi yangdijelaskan sebelumnya, maka dari itu diperlukan identifikasi karakteristikguna lahan dan kegiatan dalam hal ini khususnya Kota Bandung.

1.14Studio Proses PErencanaan Kerangka Acuan Kerja (KAK)B. Tujuan dan SasaranTujuan survei ini adalah untuk mengkaji kesesuaian antara guna lahandan kegiatan melalui pemahaman sistem dan karakteristik guna lahan danvariasi serta karakteristik kegiatan yang berkembang di dalamnya.Sasaran kegiatan ini yaitu: diidentifikasinya karakteristik guna lahandi Kota Bandung; diidentifikasinya karakteristik variasi kegiatan dalamsuatu guna lahan di Kota Bandung; dan diidentifikasinya karakteristikkegiatan yang berkembang di dalam guna lahan di Kota Bandung.C. Keluaran yang DiharapkanKeluaran yang diharapkan berupa satu laporan hasil survei yang siappakai bagi kepentingan tahapan proses perencanaan selanjutnya.D. Lingkup KegiatanKegiatan survei dilakukan di Kota Bandung yang di bagi menjadienam wilayah pengembangan (WP). Kegiatan ini akan dilaksanakanselama 1 semester.E. Pendekatan Pelaksanaan KegiatanBeberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikanpekerjaan adalah sebagai berikut: sebelum melaksanakan kegiatan surveisangat diperlukan pemahaman dan perumusan masalah mengenai topik iniagar nantinya kegiatan survei dapat berjalan dengan baik; merumuskankebutuhan data; merumuskan populasi sampel; memilih, menyusun, danmenggunakan perangkat survei; menentukan target area untuk disurvei;melakukan survei dan etika survei; mengolah dan menampilkan data;melakukan interpretasi sederhana dari data yang didapat.Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengorganisasikankegiatan agar nantinya dapat berjalan dengan efektif dan efisien adalahpertama membuat organisasi tim; membuat proposal kegiatan; membahaskegiatan; pola kebutuhan dan jenis data; pencarian data; perkiraan biaya;dan mengurus perizinan ke pihak yang terkait.

PWKL4205/MODUL 11.15Contoh KAK (2)Kerangka Acuan Kerja (KAK)Evaluasi Bentuk Perkotaan yang Berkelanjutan:Komparasi antara Pengembangan Kawasan Cokelat dan Kawasan Hijaudi Wilayah Cekungan BandungRingkasanSecara fisik-spasial, pertumbuhan perkotaan ini, terutama di kotakota metropolitan, ditandai dengan pertumbuhan pesat kawasan pinggirankota yang dikenal sebagai proses suburbanisasi yang cenderung menjadikankawasan perkotaan secara fisik meluas secara liar/terpencar (urban sprawl).Fenomena urban sprawl yang ditandai dengan ekspansi kawasan terbangunyang lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk ini padaumumnya tidak diikuti oleh desentralisasi pusat kegiatan/lokasi tempatkerja secara proporsional. Oleh karena itu, jarak pergerakan yang harusdilakukan oleh penduduk kota semakin panjang. Dalam konteks inilahkemudian masalah yang terkait dengan tata ruang perkotaan, sistemtransportasi dan lingkungan muncul: kebutuhan lahan untuk pengembanganperumahan yang menyebabkan urban sprawl, ketergantungan pada kendaraan bermotor yang semakin tinggi, kemacetan lalu lintas, peningkatankonsumsi energi, serta pencemaran udara.Masalah substantif dalam penelitian ini adalah pengembangan kawasanperkotaan secara horizontal yang berlangsung ekspansif dan sprawlmengarah pada ketidak-berlanjutan. Dalam kaitannya dengan kota-kota diIndonesia yang sedang mengalami pertumbuhan pesat, baik secarademografis, ekonomi, dan fisik-spasial, menjadi penting untukmempertanyakan keterkaitan antara bentuk perkotaan (urban form) dankeberlanjutannya, baik secara lingkungan, sosial maupun ekonomi. Bertolakdari hasil kajian empirik di negara-negara maju yang menunjukkanketerkaitan antara bentuk perkotaan dengan keberlanjutannya, sejauh manahal ini juga berlaku di kota-kota di Indonesia sehingga dapat dijadikanlandasan untuk menjawab persoalan kecenderungan perkembangan fisik kotadi Indonesia yang bersifat ekspansif dan menunjukkan gejala urban sprawlyang semakin tidak terkendali dengan berbagai dampaknya secaralingkungan, sosial, dan ekonomi.

1.16Studio Proses PErencanaan Kerangka Acuan Kerja (KAK)Dalam konteks perkembangan perkotaan di Indonesia yang ditandai olehmasih terkonsentrasinya perkembangan tersebut di kota-kota besar danmetropolitan, konsekuensinya adalah tidak terkendalinya perkembanganfisik-spasial secara ekspansif dan sprawl yang semakin mengancam tingkatkeberlanjutan dan kelayakhunian. Oleh sebab itu kebijakan perkotaan yangsalah satunya diarahkan pada pengelolaan pertumbuhan kota besar danmetropolitan dengan memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan,harus diikuti dengan strategi pengembangan kawasan perkotaan yang dapatmengurangi kecenderungan urban sprawl yang semakin tidak terkendali.Dalam hal ini adanya berbagai strategi pengembangan kawasan perkotaanyang mengacu pada prinsip-prinsip kota yang berkelanjutan harus tetapdisesuaikan dengan karakteristik spesifik kota-kota di Indonesia. Berbagaikajian empirik merekomendasikan solusi preskriptif compact cita ataukompaksi perkotaan yang diyakini lebih berkelanjutan karena mengurangikebutuhan perjalanan dengan kedaraan bermotor, mengurangi pemborosanlahan di kawasan perdesaan, meningkatkan kesetaraan sosial, menghidupkankembali kawasan pusat kota yang terlantar, serta berkontribusi pada vitalitasperkotaan dalam konteks keberlanjutan jangka panjang. Dalam konteks inilahkemudian berbagai manfaat potensial kompaksi perkotaan dijadikan dasarpertimbangan promosi gagasan ini untuk diterapkan, terutama dalam:(1) pengurangan ketergantungan terhadap kendaraan bermotor sehinggamenimbulkan emisi yang lebih rendah sekaligus mengurangi konsumsienergi; (2) peningkatan pelayanan transportasi umum yang lebih baik;(3) peningkatan aksesibitas; (4) penggunaan kembali prasarana dan lahanyang telah dibangun; (5) regenerasi kawasan perkotaan; (6) peningkatankualitas hidup, dan (7) perlindungan terhadap ruang terbuka hijau. Dalamimplementasinya, kompaksi perkotaan dapat dilakukan pada kawasan dalamkota (inner city, dalam bentuk infill development atau brownfielddevelopment). Infill development adalah praktek pembangunan pada lahankosong atau kapling yang belum terbangun di dalam bagian lama kawasanperkotaan. Brownfield development: adalah praktek pemanfaatan kembalilahan di kawasan dalam kota (misalnya bekas lahan peruntukan industri)untuk pembangunan baru, untuk membedakannya dengan greenfielddevelopment, yang merupakan pembangunan pada kawasan yang sebelumnyabelum terbangun (kawasan pertanian) yang biasanya berada di pinggiran

PWKL4205/MODUL 11.17Kerangka Acuan Kerja (KAK)kota.Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pola pengembangan kawasanperkotaan yang lebih berkelanjutan, dengan melakukan komparasi terhadappola pengembangan pada kawasan hijau dan kawasan cokelat. Untukmencapai tujuan tersebut, sasaran penelitian adalah (1) mengidentifikasiperbedaan pola pengembangan kawasan perkotaan yang dilakukan padakawasan hijau dengan kawasan cokelat, dalam kaitannya dengankeberlanjutan secara sosial, ekonomi, dan lingkungan; (2) menganalisispotensi penerapan kompaksi perkotaan pada kawasan cokelat (borwnfielddevelepment) sebagai alternatif pengembangan kawasan perkotaan yang lebihberkelanjutan, dan (3) merumuskan strategi pengembangan kawasan cokelatsecara spasial yang dapat mewujudkan pola ruang kawasan perkotaan yanglebih berkelanjutan sesuai dengan karakteristik spesifik kota.Riset yang akan dilakukan mengambil kasus kawasan perkotaanBandung (Kota Bandung dan sekitarnya). Riset yang akan dilakukan padadasarnya merupakan riset dasar (basic research) yang terkait dengan bentukperkotaan berkelanjutan (sustainable urban form). Dalam kaitan ini hasilpenelitian yang menyangkut keterkaitan antara bentuk perkotaan (urbanform) dengan keberlanjutannya, diharapkan dapat memperluas khazanahpengetahuan yang didasarkan pada kajian empirik kota-kota di Indonesiayang dapat dijadikan dasar bagi perencanaan tata ruang perkotaan yangberkelanjutan.Riset yang akan dilakukan pada dasarnya mengisi program riset utamaKelompok-Kelompok Perencanaan dan Perancangan Kota (KK-PPK)–Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, yang salahsatu temanya adalah lingk

Usulan topik ini disesuaikan dengan KAK yang telah diberikan. b) Latar belakang persoalan Bagian ini menjelaskan mengenai deskripsi singkat persoalan dan alasan persoalan diangkat/dipilih. Mengapa topik yang dipilih tersebut penting;

Related Documents:

GRI topik spesifik untuk pelaporan mengenai topik materialnya. Standar-standar ini diatur menjadi tiga seri: 200 (Topik ekonomi), 300 (Topik lingkungan), dan 400 (Topik sosial). Setiap Standar topik termasuk pengungkapan khusus untuk

BAB II Pengertian 5 BAB III Tata Cara Survei Akreditasi 3.1. Ketentuan Survei 3.2. Persiapan Survei Akreditasi 3.3. Pelaksanaan Survei Akreditasi . Telaah Rekam Medis Tertutup 6.16. Wawancara dengan Pimpinan 6.17. Pertemuan Tim Surveior 6.18. Persiapan Penyusunan Laporan 6.19. Exit Conferen

pustakawan. Berbagai upaya sudah dilakukan pustakawan dalam mengikat hati para siswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Menurut kepala perpustakaan SMP Negeri 2 Pallangga mengatakan bahwa perpustakaan ini berjalan apa adanya, karena pustakawan yang ada di perpustakaan kurang, sehingga buku-buku di perpustakaan

Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah dapat diterbitkan meskipun masih dalam bentuk dan konten yang sederhana. Topik bahasan dalam buku ini merupakan topik-topik terpenting terkait dengan perencanaan dan penganggaran dalam rangka upaya pencapaian efektifitas penyelenggaraan otonomi daerah.

Integrasi dan Harmonisasi dalam Perencanaan Pembangunan i. ii Perencanaan Desa Terpadu PERENCANAAN D E S A T E R P A D U. Perencanaan Desa Terpadu iii. . Partisipasi dalam Perencanaan Desa Perencanaan Desa dalam Kerangka Pembangunan Kabupaten Peran Pemangku Kepentingan 32 34 34 36 37 38 42 44

mendapat bimbingan dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. Dengan demikian staf di perpustakaan sekolah tidak hanya memahami pengelolaan perpustakaan, tetapi juga mampu berperan sebagai guru pendamping yang akan membantu siswa dalam memanfaatkan perpustakaan, sehingga dikenal istilah guru pustakawan (teacher librarian).

BAB II LANDASAN TEORI A. Perpustakaan 1. Pengertian Perpustakaan Pada umumnya setiap lembanga ataupun instansi baik pemerintah maupun swasta memiliki perpustakaan ataupun pusat informasi. Perpustakaan berasal dari kata pustaka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab, buku.

Second Grade – English/Language Arts Kentucky Core Academic Standards with Targets Student Friendly Targets Pacing Guide . Page 2 of 40 Revised 2/28/2012 College and Career Readiness Anchor Standards for Reading The K-5 standards on the following pages define what students should understand and be able to do by the end of each grade. They correspond to ten broad College and Career Readiness .