Juda Damanik, MSW - Universitas Padjadjaran

2y ago
58 Views
5 Downloads
783.17 KB
177 Pages
Last View : 2d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Maxton Kershaw
Transcription

Juda Damanik, MSWPEKERJAANSOSIALJILID 2SMKDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan NasionalDilindungi Undang-undangPEKERJAANSOSIALJILID 2Untuk SMKPenulis: Juda DamanikPerancang Kulit: TIMUkuran Buku:DAMp17,6 x 25 cmDAMANIK, JudaPekerjaan Sosial Jilid 2 untuk SMK/oleh Juda Damanik ---Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,Departemen Pendidikan Nasional, 2008.iii. 163 hlmDaftar Pustaka : A1-A3Glosarium: B1-B3ISBN: 978-602-8320-90-0Diterbitkan olehDirektorat Pembinaan Sekolah Menengah KejuruanDirektorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemen Pendidikan NasionalTahun 2008

KATA SAMBUTANPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dankarunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasardan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakankegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatanpembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan StandarNasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telahdinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam prosespembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepadaseluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanyakepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luasoleh para pendidik dan peserta didik SMK.Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepadaDepartemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannyaharus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Denganditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagimasyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruhIndonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untukmengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepadapara peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapatmemanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku inimasih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritiksangat kami harapkan.Jakarta, 17 Agustus 2008Direktur Pembinaan SMK

DAFTAR ISIKATA SAMBUTANDAFTAR ISIiiiBagian IBab 1Bab 2Bab 3Bab 4Profesi Pekerjaan SosialPekerjaan Sosial: Suatu Pemberian BantuanSuatu profesi yang Sedang BerkembangPekerjaan Sosial dan Sistem SosialSistem Penyelenggaraan Pelayanan Sosial124889121Bagian IIBab 5Bab 6Bab 7Perspektif Pekerjaan SosialNilai-nilai dan Etika dalam Pekerjaan SosialPekerjaan Sosial dan Keadilan SosialKeberagaman dan Pekerjaan Sosial166167202228Bagian IIIBab 8Pekerjaan Sosial Generalis247Proses-proses Pemberdayaan bagi Praktek PekerjaanSosial248Fungsi-fungsi dan Peran-peran Pekerjaan Sosial 277Pekerjaan Sosial dan Kebijakan Sosial310Bab 9Bab 10Bagian IVBab 11Bab 12Bab 13Bab 14Isu-isu Kontemporer dalam Bidang-bidang Praktek329Pekerjaan Sosial di Ranah Publik330Pekerjaan Sosial di Bidang Kesehatan, Rehabilitasi .380Pekerjaan Sosial dengan Keluarga dan Pemuda 448Pelayanan-pelayanan Orang Dewasa dan Lanjut Usia498LAMPIRAN A Daftar PustakaLAMPIRAN B Daftar Istilahii

BAGIAN 2PERSPEKTIF PEKERJAAN SOSIALPekerjaan sosial dapat dengan jitu dideskripsikan sebagai kesadaranmasyarakat. Kesadaran profesional kita berasal suatu penegasan akanmartabat dan harga diri yang melekat di dalam diri manusia, saatukeyakinan akan prinsip-prinsip pekerjan sosial, dan suatupenghargaan dan perayaan akan keberagaman. Karena manusia tidaksempurna, mereka juga tinggal di dalam suatu masyarakat yang tidaksempurna, kita harus menerus mengusahakan harmoni sepanjangkehidupan kita. Pekerja sosial berada di dalam suatu posisi yangsangat penting untuk mendamaikan tantangan-tantangan kehidupandan memberikan suatu visi bagi perbaikan sosial.Bagian II disajikan untuk menguji secara kritis nilai-nilai dan etikapekerjaan sosial, isu-isu keadilan sosial, dan keberagamankebudayaan serta sosial. Nilai-nilai profesional dan kode etikperilaku bagi pekerja sosial dilampirkan untuk memberikan pedomanpraktek dan sosialisasi terhadap norma-norma dan harapan-harapanprofesi. Keadilan sosial didefinisikan, dan implikasi ketidakadilansosial--diskriminasi, viktimisasi, dan penindasan—bagi pekerjaansosial dijelajahi. Perbedaan-perbedaan gaya hidup, dan keagamaanditegaskan dari suatu perspektif kompetensi dan kekuatan-kekuatan.166

Bab 5Nilai-nilai dan Etika dalam Pekerjaan SosialFormulir rujukan perencanaan terminasi yang diterima oleh TarcisiaMariana, pekerja sosial medis di Rumah Sakit Harapan BundaJakarta, menunjukkan bahwa Dr. Mario Mardiono menghendaki iamelakukan transfer ke Panti Asuhan Lanjut Usia Hana bagi IrmaDamayanti berusia 80-an tahun yang baru saja mengalami retakpersendian. Menurut informasi yang tertera dalam formulir rujukan,Irma Damayanti menolak mematuhi perintah dokter. Sebutannyaberubah dari ibu yang manis menjadi ibu yang sering marah, agresif,bandal, dan tidak mau bekerjasama. Ketika Tarcisia berjumpa Irmapertama kali, Irma memberikan banyak komentar.“Aku berharap anda berada di sini untuk memberitahukan kepadakuapa yang aku harus lakukan, seperti yang dilakukan oleh orang lainkepadaku. Aku ingin pulang. Aku tidak mau tinggal di panti asuhanbersama orang-orang lanjut usia itu. Tidak enak rasanya terkurunglama di rumah sakit.”Tarcisia bertanya, “Sejak persendian anda retak, segala sesuatunampaknya di luar kendali, Bu Irma?”“Ya, benar,” Irma menyahut. “Aku ingin berteriak. Aku ingin keluardari lingkungan yang gila ini.”Tarcisia menanggapi, “Anda ingin kembali untuk mengurus diri andasendiri.”Irma menyahut, “Aku lelah di rumah sakit, disuruh-suruh melakukanini dan itu setiap hari. Teman-temanku bilang bahwa aku harusbersyukur. Apa? Dari mata teman-temanku yang datang membesukmereka pasti bilangt, “Kasihan si Irma.’ Dan ada juga yang bilang itusemua gara-gara aku. Lain kali kalau ia dating aku akan berpura-puratidur saja. Tetapi barangkali mereka benar. Barangkali aku hanyalahseorang nenek-nenek yang menuntut terlalu banyak.”167

Ibu melanjutkan, “Aku hanya ingin merasakan kehangatan rumahku,bukan mencium sprei rumah sakit yang dingin. Aku ingin menciumtunas bunga-bunga di taman rumahku, bukan bau obatan-obatan yangberhamburan di udara. Aku ingin menikmati kue buatanku sendiri,bukan makanan yang rasanya tidak jelas. Aku ingin pulang. Rasanyaaku tidak akan pernah pulang ke rumahku lagi kalau tidak sekarang!”Percakapan berlanjut beberapa lama, menyusul pertanyaan Tarcisia,“Bagaimana anda tahu kapan anda merasakan harapan lagi?”Irma menjawab, “Ketika aku dapat berjalan. Ketika aku dapatmembuat keputusan-keputusan untuk diriku sendiri.” KemudianIrma menjangkau dan meraih tangan pekerja sosial sambil berkata,“Aku punya rencana yang aku ingin lakukan. Keputusan-keputusansulit yang harus aku lakukan. Dan aku cukup tangguh untukmelakukannya!”Contoh ini melahirkan serangkaian pertanyaan yang meliputi nilainilai dan etika, seperti: Apa akibat-akibat dari pandangan masyarakatterhadap orang-orang lanjut usia? Bagaimana nilai-nilai Ibu IrmaDamayanti mempengaruhi pandangannya terhadap dirinya sendiridan orang lain, pilihan-pilihan yang ada padanya, dan pemecahanmasalahnya?Bagaimana pandangan ketuaan (ageism)mempengaruhi bagaimana pekerja social berinteraksi dengan orangorang lanjut usia? Bagaimana kira-kira akibatnya apabila pekerjasosial yakin bahwa orang-orang lanjut usia tidak mampu membuatkeputusan-keputusan bagi diri mereka sendiri? Apakah percakapanitu akan berlangsung secara berbeda seandainya Ibu Irma masihmuda? Konflik apa yang dihadapi oleh Tarcisia seandainya Ibu Irmamenolak kembali ke rumah walaupun keputusan itu dapatmenyelamatkan dirinya dari resiko? Pertanyaan-pertanyaan inimenunjukkan pentingnya pertimbangan nilai-nilai dan etika dalampraktek pekerjaan sosial sehari-hari.Untuk mengkomunikasikan landasan nilai-nilai dan etika profesipekerjaan sosial, bab ini membedakan nilai-nilai dari etika, merincinilai-nilai pekerjaan sosial, menguraikan prinsip-prinsip yangmemandu praktek pekerjaan sosial, menguji ketentuan-ketentuankode etik, dan menganalisis konteks nilai pekerjaan sosial.A. Nilai-nilai dan etika168

Nilai ialah landasan bagi praktek pekerjaan social. Dengandemikian, pekerjaan sosial ialah suatu profesi yang berdasarkannilai yang merupakan “serangkaian keinginan-keinginan yangberkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang dianggap baik danbagaimana kebaikan itu seharusnya dilakukan” (Levy, 1976: 234,dalam DuBois & Miley, 2005: 109). Dalam kenyataan, adadimensi-dimensi nilai dan etika pada hampir semua aspekpekerjaan sosial (Reamer, 1999).1. Definisi nilai-nilaiNilai-nilai ialah gagasan-gagasan yang tersirat dan tersurattentang apa yang kita pandang sebagai ideal atau diinginkan.Akibatnya, nilai-nilai menentukan tujuan-tujuan dan tindakantindakan mana yang kita evaluasi sebagai “baik.” Nilai-nilaikita membentuk keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap kita,dan sebaliknya, keyakinan-keyakinan dan sikap-sikap kitamembentuk nilai-nilai kita. Nilai-nilai merupakan norma ataupanduan dalam berperilaku. Nilai-nilai juga sarat denganemosi.Nilai-nilai mempengaruhi evaluasi kita tentangsituasi-situasi dan memotivasi tindakan-tindakan yang kitalakukan (Day, 2003).Lihat kembali sebentar ke belakang kepada contoh Ibu IrmaDamayanti. Apa yang ia junjung tinggi dan bagaimana nilainilainya mempengaruhi perilakunya? Nampaknya Ibu IrmaDamayanti menjunjung tinggi kemandirian. Kecelakaan yangia alami menghentikan kebiasaan-kebiasaan yang ia lakukandalam mengurus dirinya, tetapi itu tidak mengubahkeinginannya untuk mandiri. Ternyata, perilakunya yangdicap oleh staf rumah sakit sebagai “tidak patuh dan tidakmau bekerjasama” benar-benar mendorong dirinya untuktetap dapat mempertahankan kendali atas dirinya.Prioritasnya dalam hal kemandirian diterjemahkan ke dalamtindakan-tindakan yang penuh emosi.Sistem nilai ialah jejaring nilai-nilai yang kompleks yangdikembangkan oleh manusia baik secara individual maupunsecara kolektif. Idealnya, nilai-nilai yang ada di dalam sistemnilai itu ialah sesuai, atau konsisten secara internal. Akantetapi, beberapa konflik terdapat di dalam sistem nilai ini.Sebagai contoh, ketika manusia yakin bahwa “semua manusiaadalah setara” dan secara bersamaan yakin bahwa “hanya169

manusia yang bekerja secara produktif yang dihargai,” nilainilai yang dianut itu tidak konsisten.Bagaimana menerjemahkan nilai-nilai ke dalam tindakantindakan? Orientasi manusia terhadap nilai-nilai memberikanmotivasi dan arah bagi perilakunya. Di dalam suatu sistemnilai, nilai-nilai individu cenderung ditata secara berjenjang.Bergantung kepada situasi, suatu nilai cenderung terjadisebelum nilai lain ada.Pada satu level, manusia menyatakan nilai-nilainya dalamistilah yang agak abstrak. Akan tetapi ada level lain, manusiamentransformasikan nilai-nilai ke dalam tindakan-tindakanyang konkret. Pada umumnya manusia cenderung berspakattentang nilai-nilai abstrak dean tidak besepakat tentangimplikasi nilai-nilai itu dalam tindakan-tindakan yangkonkret. Sebagai contoh, hampir setiap orang bersepakattentang sucinya kehidupan. Akan tetapi, nilai-nilai yangmempertahankan sucinya kehidupan diterjemahkan ke dalamtindakan-tindakan yang berbeda yang berkaitan denganaborsi: Orang-orang yang pro dan yang kontra terhadap aborsiyang sah yakin tindakan-tindakan mereka mendukung nilainilai mereka atas kehidupan. Pada contoh ini, orang-orangmemegang suatu nilai bersama tetapi nilai-nilai ituditerjemahkan ke dalam arah tindakan yang berlawanan.2. Definisi etikaSementara nilai-nilai ialah keyakinan-keyakinan yang tersiratatau tersurat tentang apa yang manusia pandang sebagai baik,etika berkaitan dengan apa yang manusia pandang sebagaitepat atau benar.Etika merupakan standard yangmengarahkan perilaku seseorang. Berkaitan dengan etika dannilai-nilai profesional, etika merupakan “nilai-nilai dalamtindakan” (Levy, 1976: 233). Secara khusus, “etika pekerjaansosial merupakan harapan-harapan atau keinginan-keinginanperilaku yang dikaitkan dengan tanggung jawab pekerjaansosial” (h. 79).a. Etika mikro dan etika makroMikro etika berkaitan dengan standard-standard danprinsip-prnsip yang mengarahkan praktek. Etika makroatau etika sosial, “berkaitan dengan aturan-aturan dan170

nilai-nilai organisasi serta prinsip-prinsip etis yangmendasari dan membimbing kebijakan-kebijakan sosial”(Conrad, 1988: 604, dalam DuBois & Miley, 2005: 110).Etika mikro memandu pekerjaan Tarcisia Mariana denganIrma Damayanti. Pertanyaan yang dimunculkan olehperspektif mikro tentang etika meliputi: Apakah selfdetermination mewujud terlebih dulu sebelum isukeselamatan muncul? Apakah penyampaian informasitentang Ibu Irma Damayanti kepada seluruh anggota timmedis merupakan suatu pelanggaran kerahasiaan?Seandainya Ibu Irma Damayanti memiliki anggotakeluarga, apakah mereka harus dilibatkan dalam prosespengambilan keputusan? Pada sisi lain, etika makroberkaitan dengan konteks organisasional rumah sakit yangmempekerjakan Tarcisia Marianadan kebiajkankebiajkan sosial tentang perawatan kesehatan. Isu-isuyang dimunculkan oleh etika makro meliputi bagaimanamendistribusikan secara merata sumber-sumber perawatankesehatan yang terbatas, bagaimana memperluas cakupanperawatan kesehatan kepada semua warga negara, danbagaimana serta kapan menghormati instruksi-instruksitentang arah lebih lanjut dan keinginan hidup?b. Perilaku etisPerilaku etis merupakan tindakan-tindakan yangmempertahankan kewajiban-kewajiban moral danketaatan terhadap standard-standard praktek sebagaimanadinyatakan oleh kode etik. Kode etik berasal darilandasan nilai-nilai profesi.Dalam mendiskusikantanggung jawab etis Max Weber, Levy (1973)mengatakan bahwa pekerja profesi harus akuntabel atassemua hasil dari tindakan-tindakan yang dapat diketahuisebelumnya. Praktek pekerjaan sosial yang beretika tidakdiukur dari hasil praktek, tetapi praktek “melampauisyarat-syarat kompetensi.” (h. 81).Perilaku etisdidasarkan atas suatu interpretasi terhadap penerapannilai-nilai. Karena manusia menginterpretasikan hal-halpenting yang abstrak secara berbeda, mereka sering tidakbersepakat atas apa yang merupakan perilaku etis atau“tindakan-tindakan yang tepat.”B. Landasan nilai-nilai pekerjaan sosial profesional171

Nilai-nilai mengandung akar kesejarahan dan praktek pekerjaansosial kontemporer. Memahami perubahan pada nilai-nilai yangterjadi mengakibatkan fokus nilai-nilai umum pekerjaan sosialkontemporer semakin tajam. Selama bertahun-tahun, fokus nilainilai pekerjaan sosial berubah dari kepedulian terhadap moralitasklien individu menjadi kepedulian terhadap moralitas perilakuprofesional (Reamer, 1990; 1994).1. Berfokus pada moralitasPada akhir abad ke-19 di Inggris, sikap-sikap terhadap orangmiskin mencerminkan keyakinan bahwamanusia miskin karena mereka menolak memperolehkeuntungan dari kesempatan-kesempatan yang melimpahruah untuk memperbaiki kondisi mereka. Pelit dankebajikan, ketidakpelitian dan imoralitas ialah sinonim.Manusia yang pada titik tertentu harus meminta bantuanialah yang merasa bersalah karena mengalami suatukekurangan pada karakter yaitu yang membutuhkanreformasi (de Schweinitz, 1961: 143).Kegiatan-kegiatan kesejahteraan sosial pada akhir abad ke-19di Amerika Serikat memperlihatkan sikap-sikap yang sama.Sebagai contoh, Robert M. Harley, seorang pemimpinorganisasi amal pada Association for Improving the Conditionof the Poor (Perkumpulan Sosial bagi Perbaikan KondisiKaum Miskin), menyatakan bahwa orang miskinmembutuhkan bimbingan agar mereka dapat melarikan diridari setan minum minuman keras dan kemalasan (Lubove,1965).Referensi ini mengilustrasikan fokus kesejahteraan sosialpada moralitas individual pada pergantian abad ke-19. Sudutpandang ini menekankan karakter dan moralitas klien danmembedakan secara jelas antara orang miskin “yangberharga” dan orang miskin “yang tidak berharga.”2. Pentingnya moral bagi profesiDewasa ini, isu moralitas telah beralih dari suatu fokustentang moralitas klien kepada suatu fokus tentang moralitaspekerjaan sosial, perilaku para praktisioner dan tindakantindakan profesi pekerjaan sosial (Reamer, 1990). Gerakan172

rumah pemukiman Amerika Serikat pada awal abad ke-20memberikan suatu dorongan bagi perubahan ini denganpenekanannya pada reformasi sosial daripada pada reformasiindividual. Pengalaman depresi besar-besaran pada tahun1930-an memberikan bukti lebih lanjut tentang cara-caradimana masalah-masalah sosial dan ekonomi menyumbangbagi kebutuhan-kebutuhan manusia (Reamer, tifikasikan kesamaan-kesamaan dalam praktekpekerjaan sosial, Konferensi Milford menggambarkan suatufilosofi bagi pekerjaan sosial dan memunculkanberanekamacam pertanyaan yang berorientasi nilai. Salinandari hasil konferensi mencatat betapa nilai-nilai sangatpenting bagi peserta konferensi:Social caseworker memiliki kebutuhan akan suatu sistempemikiran tentang nilai-nilai sosial yang tidak hanya untukmengklarifikasikan tujuan umumnya dan mengarahkannyadalam kaitan dengan teori-teori kemajuan sosial, tetapi jugamemandunya dalam setiap kontak profesional. Pertanyaanpertanyaan praktis di bawah ini mengilustrasikan kebutuhanakan suatu filosofi:x Apa hak-hak klien sebagai seorang individu?x Apa kewajibannya kepada keluarganya?x Dalam keadaan apa dianggap baik untukmempertahankan suatu keluarga tidak berantakan?x Dalam keadaan apa dianggap baik untukmenghancurkan suatu keluarga? (misalnya, nilai-nilaiapa yang dianut oleh individu, kelompok,masyarakat?)x Apakah kekerasan dibenarkan pada kasus tertentu?x Sejauh mana dan kapan dependensi individual menjaditanggung jawab publik, sejauh mana dan kapanmenjadi tanggung jawab privat?x Kebutuhan-kebutuhan sosial individual apa yangmenjadi tanggung jawab publik: pendidikan,pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan jiwa, bimbingankerja, rekrerasi, dan seterusnya?173

x Sejauh mana lingkungan sosial harus diubah demikepentingan orang sakit atau orang yang tidak dapatmenyesuaikan diri?x Dalam keadaan apa, kalau ada, kerahasiaan kliendilanggar oleh social caseworker?x Apakah social caseworker bertanggung jawab ataspenegakan hukum? (American Association of SocialWorkers, 1929: 28, dalam DuBois & Miley, 2005:112).Konferensi Milford itu memainkan suatu peran yang sangatpenting dalam mendamaikan faksi-faksi yang berbeda didalam profesi pekerjaan sosial dan dalam memunculkanpertanyaan-pertanayaan tentang landasan nilai profesi. Padadasarnya Konferensi Milford berfokus pada moralitas profesi.Karena dirumuskan lebih dari 80 tahun yang lalu, pertanyaanpertanyaan ini tetap sangat penting untuk memahami perannilai-nilai dalam praktek pekerjaan sosial dewasa ini.3. Nilai-nilai umum pekerjaan sosialLandasan nilai profesi pekerjaan sosial mencerminkankeyakinan-keyakinan yang mendasar tentang hakekatmanusia, perubahan, dan kualitas yang melekat padanya:Karena persoalan pokoknya ialah manusia danperkembangan kemanusiaan, nilai-nilai pekerjaan sosialharus manusiawi secara radikal yaitu nilai-nilai tersebutharus menyumbang bagi dan menyentuh akar kondisimanusia. Nilai-nilai itu setidak-tidaknya harus mencakupkesetaraan, keadilan sosial, membebaskan gaya hidup,akses kepada sumber-sumber sosial, dan pembebasankekuatan-kekuatan diri sendiri. Nilai-nilai ini menuntutpekerja sosial untuk berdiri sebagai pembebas makhlukmanusia dari situasi-situasi sosial yang membatasi, kuno,dan menekan. (Hunter & Saleeby, 1977: 62, dalamDuBois & Miley, 2005: 112).Elemen kunci dari landasan nilai pekerjaan sosial mendorongperubahan-perubahan dalam pekerjaan sosial sebagai suatuprofesi yang sedang berkembang.Komitmen profesipekerjaan sosial terhadap kualitas kehidupan, keadilan sosial,174

dan martabat serta harga diri manusia, terbukti pada tahuntahun awal profesi hingga dewasa ini (Reamer, 1995; 1999).Apa nilai-nilai inti profesi pekerjaan sosial? Council onSocial Work Education (CSWE, Ikatan Pendidikan PekerjaanSosial Amerika Serikat) mengidentifikasikan beberapa nilainilai inti sebagai pusat bagi semua level pendidikan peekrjaansocial. Pernyataannya konsisten dengan nilai-nilai pekerjaansosial yang dianut oleh organisasi-organisasi proesi lainseperti National Association of Social Workers (NASW,Ikatan Pekerja Sosial Amerika Serikat) dan InternationalFederation of Social Workers (IFSW, Ikatan Pekerja SosialInternasional). Menurut CSWE (2001):Profesi pekerjaan sosial didasarkan atas nilai-nilai pelayanan,keadilan sosial dan ekonomi, martabat dan harga diri manusia,pentingnya relasi manusia, dan integritas serta kompetensipraktek. Dengan nilai-nilai ini sebagai prinsip-prinsip yangmenegaskan, tujuan-tujuan pekerjaan sosial ialah:x Meningkatkankesejahteraanmanusiadanmemerangi kemiskinan, tekanan, dan bentukbentuk lain ketidakadilan sosial.x Meningkatkan keberfungsian sosial dan interaksiindividu, keluarga, kelompok, organisasi, danmasyarakat dengan melibatkan mereka -sumberdaya, dan mencegah sertamengurangi ketegangan.x Merumuskan dan melaksanakan kebijakankebijakan, pelayanan-pelayanan, dan programprogram sosial, yang memenuhi kebutuhankebutuhan dasar manusia dan mendukungpengembangan kemampuan-kemampuan manusia.x Mengejarkebijakan-kebijakan,pelayananpelayanan, dan sumberdaya-sumberdaya melaluiadvokasi dan tindakan-tindakan sosial atau politkyang mempromosikan keadilan sosial dan eknomi.x Mengembangkan dan memanfaatkan penelitian,pengetahuan, dan keterampilan-keetrampilan yangmemajukan praktek pekerjaan sosial.175

x Mengembangkan dan menerapkan praktek didalam konteks kebudayaan-kebudayaan yangberaneka ragam. (h. 6).Bagaimana kontinuum nilai-nilai profesional?Profesipekerjaan sosial menyatakan nilai-nilainya sepanjang suatukontinuum dari umum ke khusus (Compton & Galaway,1999). Dalam istilah yang umum, pernyataan-pernyataannilai mengungkapkan cita-cita yang abstrak yang biasanyaditerima oleh semua anggota profesi. Dalam istilah yangkonkret, tindakan-tindakan mengoperasionalisasikan nilainilai. Sebagai contoh, apabila pekerja sosial yakin padamartabat dan harga diri semua manusia, ntindakannya? Apabila pekerja sosial yakin manusia harusmemiliki akses kepada sumberdaya-sumberdaya, apaimplikasi dari keyakinan-keyakinan itu bagi advokasi?Apabila pekerja sosial yakin manusia memiliki hak untukmenentukan nasib sendiri, bagaimana keyakinan-keyakinanini mengubah pendekatan prakteknya? Salah satu tantanganmenjadi seorang pekerja sosial profesional abungkannya ke dalam tindakan-tindakan. Ternyata,Perlman (1976, dalam DuBois & Miley, 2005: 113)mengatakan bahwa “suatu nilai memiliki harga yang kecil,kecuali nilai itu digerakkan atau dapat digerakkan darimeyakini menjadi melakukan, dari penegasan verbal menjaditindakan” (h. 381). Pilihan atas tindakan-tindakan tertentumemberikan suatu keanekaragaman interpretasi bagaimanapekerja sosial harus menerjemahkan nilai-nilai menjaditindakan-tindakan.C. Konteks nilai pekerjaan sosialBanyak sistem, yang masing-masing memiliki nilai-nilainyasendiri yang unik, yang menyatu di dalam praktek pekerjan sosial,menciptakan ketegangan. Di antara sistem-sistem ini ialahlingkungan sosial dan budaya, badan sosial, klien, dan pekerjasosial.Karena sistem-sistem bertumpang tifdih, camptraninteraksinya menciptakan suatu jenjang nilai-nilai yang bersaingdan kesetiaan-keseti an yang bertentafgan secara unik (Gambar5.1).Sebagai contoh, pendekatan-pendekatan pemecahanmaSalah-masalah sosial dapat mencerminkan prioritas-prioritas176

masyarakat dan profesional yang bertentangan; ketepatan metodemetode intervensi yang dinyatakan oleh kebijakan badan sodialdapat bertentangan dengan pendapat pekerja sodial profesionaltentang strategi-strategi intervensi yang tepat bagi seorang klientertentu; dan ketidaksepakatan anggota-anggota keluarga atassolusi “hak” dapat menempatkan pekerja sosial dalam suatukesulitan ketika menyeimbangkan isu-isu penentuan nasibsendiri.Tlin360Gambar 5.1Konteks .ilai pekerjaan sosialx Konteks sosial-budaya-politik177

x Konteks badan sosialx Sistem klienx Masalahx Pekerja sosial1. Masyarakat dan nilai-nilaiPada level analisis yang paling makro, nilai-nilai sosial danbudaya memberikan konteks yang lebih luas bagi pemahamaninteraksi antara sistem klien dan pekerja sosial. Nilai-nilaisosial dan budaya nampak jelas pada keyakinan-keyakinandan tradisi-tradisi yang dianut secara umum. Sebagai contoh,dalam kaitan dengan nilai-nilai yang dominan padamasyarakat Amerika Serikat, kita dapat sten;kitamengidentifikasikan suatu rasa martabat dan harga dirimanusia serta tanggung jawab umum “bagi tetangga sebelahrumah yang membutuhkan.” Dalam etika kaum puritan(orang-orang yang memegang teguh nilai-nilai tradisional),kita melihat penekanan pada moralitas kerja dan penilaianorang menurut hasil kerjanya. Dan dalam interpretasiindividualistik tentang cita-cita demokrasi, kita menyadaripentingnya penekanan pada prestasi individual, persaingan,dan otonomi. Pada setiap masyarakat, nilai-nilai yangdominan menjadi tolok ukur untuk mengukur harga wargamasyarakat. Orang-orang yang tidak memenuhi tanda inimengalami efek merusak dari komentar-komentar yangmencemarkan nama baik dan sikap-sikap prasangka sertaperilaku-perilaku diskriminasi. Sikap-sikap prasangka sertaperilaku-perilaku diskriminasi yang paling menonjol diAmerika Serikat antara lain ialah rasisme yang melembaga,seksisme, age-ism (paham yang mengutamakan usia muda),heteroseksisme, regionalisme, dan etnosentrisme. Semuanilai-nilai yang dominan ini dan semua nilai-nilai lain yangmerupakan bagian dari warisan istimewa kita seldiri,mempengaruhi baeaimana kita memandang 0ekerjaan sosiald!n kesejahteraan sosial, memahami masalah-masalahpersonal dan sosial, serta mencari solusi-solusi. Dalamkonteks Indonesia, apakah anda melihat ada sikap-sikapprasangka serta perilaku-perhlaku diskrimanasi?178

Bagaimana kaitan antara nilai-nilai masyarakat dankesejahteraan sosial? Dalam karya klasiknya, The giving andTaking of Help (Memberi dan Menerima Bantuan), uAlanKeith-Lucas (1972) mendeskripsikan tiga nilai-nilaimasyarakat yang dominan yang mendasari mandatmasyarakat bagi kesejahteraan sosial.Pertama, sistemkeyakinan kapitalis-puritan mempopulerkan kredo orangAmerika Serikat. Kredo semacam inilah yang paling kuat diantara sistem-sistem keyakinan. Dengan tekanannya padaprestasi dan keberhasilan yang bersifat kebendaan, sistemkeyakinan ini lebih puritan daripada kapitalis.Inimenghubungkan kehendak Allah dengan keberhasilansehingga “yang berhasil dianggap sebagai ‘baik’ dan yangtidak berhasil dianggap sebagai “buruk” atau rendah. Orangorang yang tidak memiliki ambisi atau kemauan yang kuatakan dipermalukan, didesak, dihukum, atau dibiarkan menjadibeban sistem ekonomi” (h. 138). Asumsi dasar sistemkeyakinan kapitalis-puritan ialah:a. Manusia bertanggung jawab atas kebehasilan ataukegagalannya.b. Sifat manusia pada dasarnya buruk tetapi dapat diatasidengan suatu tindakan kemauan.c. Tujuan utama manusia ialah memperoleh kekayaankebendaan yang ia capai melalui kerja keras.d. Tujuan utama masyarakat ialah melindungi hukum danketeraturan yang memungkinkan untuk memperolehkekayaan kebendaan.e. Orang yang tidak berhasil atau berperilaku menyimpangtidak berhak memperoleh bantuan, walaupun usaha-usahaharus dilakukan hingga pada titik tertentu untukmerehabilitasikannya atau memberinya usaha-usaha yanglebih besar demi kepentingannya sendiri.f. Insentif utama untuk berubah ialah dalam bentuk hadiahhadiah dan hukuman-hukuman ekonomi atau fisik. (h.138).Secara umum, posisi kapitalis-puritan bukanlah mengarahkanorang-orang untuk membantu satu sama lain. Posisi inimemandang tanggung jawab individual atas tindakantindakannya sendiri. Ancaman hukuman dan janji hadiahmendorong perubahan: “Pemberian bantuan ialah suatu179

persoalan sederhana di antara kita yang menerapkan hadiahdan hukuman yang tepat. Tidak ada ruang bagi relasi ataukepedulian kepada orang lain, kecuali dalam caramerendahkan diri atau menilai yang luar biasa” (h. 142).Kebanyakan ilmuwan sosial dan pengikut liberal menganutpandangan kedua yaitu sistem keyakinan humanis-positivisutopia. Asumsi yang mendasari ialah gagasan-gagasan“bahwa semua manusia mengalami sesuatu yang tidakdikehendakinya, dan harus dicegah atau setidak-tidaknyadikurangi, bahwa semua perilaku manusia ialah hasil dariinterrelasi antara organisme biologis dan lingkungannya danbahwa metode ilmiah ialah dasar untuk memahami manusia”(h. 143). Asumsi posisi ini ialah:a. Tujuan utama masyarakat ialah memenuhi kebutuhankebutuhan material dan emosional manusia.b. Apabila kebutuhan-kebutuhan manusia terpenuhi, iakemudian harus mengalami suatu keadaan yang secaraberagam disebut sebagai kebaikan, dewasa, menyesuaikandiri, produktivitas, yakni banyak masalahnya dan masalahmasyarakat dapat dipecahkan.c. Apa yang menghambatnya dalam mencapai keadaan iniialah lingkungan eksternal, yang pada umumnya bukan dibawah kendali individu. Ini terjadi karena kurangnyapendidikan, keadaan ekonomi, relasi masa anak-anak, danlingkungan sosialnya.d. Keadaan ini dapat diubah oleh orang-orang yang memilikipengetahuan teknis dan ilmiah yang memadai, padaumumnya dengan menggunakan apa yang dikenal sebagai“metode ilmiah,” dan akibatnyae. Manusia dan masyarakat pada akhirnya dapat sempurna.(h. 139-140).Manusia yan

pekerjaan sosial, isu-isu keadilan sosial, dan keberagaman kebudayaan serta sosial. Nilai-nilai profesional dan kode etik perilaku bagi pekerja sosial dilampirkan untuk memberikan pedoman praktek dan sosialisasi terhadap norma-norma dan harapan-harapan profesi. Keadilan s

Related Documents:

MSW Course of Study 26 Campus MSW Programs 26 2 Year Foundation MSW Program - Campus 26 1 Year Advanced Standing MSW Program - Campus 27 Distributed Learning (DL) MSW Programs 28 3.5 Year Part Time DL MSW Program 28 2 Year Part Time Advanced Standing DL MSW Program 29 Course Descriptions 31 Independent Studies SW 599 and SW 699 36

MSW Course of Study 20 . Campus MSW Programs 20 . 2 Year Foundation MSW Program - Campus 20 . 1 Year Advanced Standing MSW Program - Campus 21 Distributed Learning (DL) MSW Programs 22 . 3.5 Year Part Time DL MSW Program 22 . 2 Year Part Time Advanced Standing DL MSW Program 23 . Course Descriptions 25 . Independent Studies SW 599 and SW 699 28

26. Anggota Tim Evaluasi Diri Universitas Padjadjaran (2004-2006) 27. Ketua Medical Education Research & Development Unit (MERDU) FKUP (2 005-2006) 28. Sekretaris Bagian Biokimia FK UNPAD (2 006 – 2010) 29. Anggota Senat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (2006-2010) 30. Sekretaris Eksekutif FK UNPAD (2006 – 2007) 31.

mbagshaw@uw.edu Jennifer Brower, MSW MSW Field Faculty Room 112F 206‐616‐8551 Jjb2@uw.edu Stacey De Fries, MSW MSW Field Faculty Room 112C 206‐221.5017 sdefries@uw.edu Cynthia Dickman, MSW CWTAP Field Faculty Room 111D 206‐897‐1835 cdickman@uw.edu Tom Diehm, MSW, PhD MSW Field Faculty

Susan Egbert, MSW, LCSW, Ph.D. MSW Program Director J.C. Sheen, MSW, Ph.D. MSW Logan Program Coordinator C.J. Sorenson, MSW, LCSW Social Work Field Education Director Becky Montoya, MSW, CSW Social Work Graduate Program Coordinator Department of Social Work Utah State University, 0730 Old Main (Main 239) Logan, UT 84322-0730 Office: (435) 797-1286

1. s1.universitas syiah kuala banda aceh 2. s2.universitas padjadjaran bandung 1996 3. s3.universitas padjadjaran bandung 2007 ilmu hukum 19 usman kasim 0009125303/ 195312091985031003 pidie 09- 12- 1953 pembina utama muda iv/ c guru besar prof.dr, m.ed 1. s1/iv universitas syiah kuala ban

Fran Gomory, MSW Director, MSW Program fgomory@fsu.edu Katrina Boone, MSW Director, Field Education kboone@fsu.edu Rosalyn Deckerhoff, MSW Director, Online Field Education rdeckerhoff@fsu.edu Neil Abell, Ph.D. Professor and Director of International Programs nabell@fsu.edu Dana DeBoer MSW Admissions Coordinator (850) 644-9591 ddeboer2@admin.fsu.edu

2014 AMC 8 Problems Problem 1 Harry and Terry are each told to calculate . Harry gets the correct answer. Terry ignores the parentheses and calculates . If Harry's answer is and Terry's answer is , what is ? Solution Problem 2 Paul owes Paula 35 cents and has a pocket full of 5-cent coins, 10-cent coins, and 25-cent coins that he can use to pay her. What is the difference between the largest .