KESANTUNAN BERBAHASA PADA KOMENTAR PEMBACA

2y ago
3 Views
2 Downloads
1.20 MB
16 Pages
Last View : 2y ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Kaleb Stephen
Transcription

KESANTUNAN BERBAHASA PADA KOMENTAR PEMBACA BERITAONLINE INSTAGRAM INDOZONE.ID “RAENI, ANAK PENGAYUH BECAKAKAN LANJUT S-3 DI INGGRIS”Disusun sebagai salah satu menyelesaikan Program Studi Strata I pada JurusanPendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanDiajukan Oleh:Anis Arum RachmawatiA310140194PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMMADIYAH SURAKARTA2018i

ii

iii

iv

KESANTUNAN BERBAHASA PADA KOMENTAR PEMBACA BERITAONLINE INSTAGRAM INDOZONE.ID “RAENI, ANAK PENGAYUH BECAKAKAN LANJUT S-3 DI INGGRIS”.Anis Arum RachmawatiPendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Surakartaanis.arum16@gmail.comABSTRAKPenelitian ini memiliki dua tujuan. (1) Memaparkan prinsip kesantunanberbahasa pada komentar pembaca berita online instagram Indozone.id “Raeni, AnakPengayuh Becak Akan Lanjut S-3 di Inggris”. (2) Memaparkan skala kesantunanberbahasa menurut Lakoff pada komentar pembaca berita online instagramIndozone.id “Raeni, Anak Pengayuh Becak Akan Lanjut S-3 di Inggris” Penelitianini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalahkomentar pembaca berita online instagram Indozone.id “Raeni, Anak PengayuhBecak Akan Lanjut S-3 di Inggris”. Sumber data pada penelitian ini adalah portalberita indozone.id dalam media sosial instagram. Hasil dari penelitian menunjukkanbahwa prinsip kesantunan berbahasa ditemukan ada 8 tuturan maksim kebijaksanaan,10 tuturan maksim penerimaan, 37 tuturan maksim kemurahan, 10 tuturan maksimkerendahan hati, 14 tuturan maksim kecocokan, dan 23 tuturan maksim kesimpatian.Sedangkan skala kesantunan menurutr Lakoff ditemukan ada 11 tuturan skalaformalitas, 3 skala pilihan, dan 20 skala kesekawanan. Prinsip kesantunan berbahasayang paling mendominasi adalah tuturan maksim kemurahan. Sedangkan skalakesantunan berbahasa yang paling dominan adalah skala kesekawanan.Kata kunci: kesantunan berbahasa, pragmatik, berita online, instagramABSTRACTThis research has two objectives. (1) Describing the principle of politenessin the Indozone.id Instagram news reader online commentary "Raeni, the PedicabPedicure Child Will Continue S-3 in England". (2) Describing the languagepoliteness scale according to Lakoff in the Indozone.id Instagram news reader onlinecommentary "Raeni, the Pedicab's Pedicure Children Will Continue S-3 in England"This research uses qualitative research. The data in this study are the Indozone.idInstagram news reader comments online "Raeni, Pedicab Children Will Continue S-3in England". The source of data in this study is the indozone.id news portal onInstagram social media. The results of the study show that the principle of languagepoliteness is found there are 8 utterances maxims of wisdom, 10 utterances ofmaxims of acceptance, 37 utterances of maxims of mercy, 10 utterances of maximsof humility, 14 utterances of maximization of compatibility, and 23 utterances ofmaximal conclusions. Whereas politeness scale according to Lakoff found there were11 utterances of the formalities scale, 3 choice scales, and 20 scale of security. Themost dominant principle of language politeness is the utterance of the maxim ofmercy. While dominant language politeness scale is the scale of the prisoners.Key word: manners of commenting, pragmatics, online news, instagram1v

1. PENDAHULUANBahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat untukmenunjukkan identitas masyarakat pemakai bahasa. Masyarakat tutur merupakanmasyarakat yang timbul karena rapatnya komunikasi dengan tetap menghormatikemampuan komunikatif penuturnya tanpa mengingat jumlah bahasa atau variabelbahasa yang digunakan. Kesantunan bahasa merujuk nilai sopan, melibatkantuturan yang halus dan indah serta sikap yang memancarkan budi pekerti mulia.Penutur yang menggunakan strategi kesantunan dalam tuturan mereka akanmenggunakan bahasa yang halus. Kata-kata yang diucapkan tidak mempunyaimaksud sindiran atau ejekan sebaliknya mengandungi unsur kejujuran, sertamenggunakan bahasa yang tidak menyinggung perasaan orang lain yangmendengarnya.Kondisi masyarakat sekarang semakin memprihatinkan dalam halkesantunan berbahasa dalam berkomunikasi. Baik dalam berkomunikasi langsungmaupun tak langsung. Banyak masyarakat yang menggunakan kata-kata tidaksantun dalam menyampaikan pedapat atau komentar mereka terutama dalammedia sosial seperti facebook, instagram,dan twitter tetapi bukan berarti semuapengguna sosial media menggunakan bahasa yang tidak santun, tidak jarang pulapengguna media sosial yang bertutur dengan santun.Kesantunan merupakan suatu norma yang sangat penting di dalammasyarakat. Terlebih pada jaman sekarang, kesantunan pada anak muda sudahjarang ditemukan. Melalui kesantunan berbahasa orang dapat menilai sifat dalamdiri seseorang atau dapat melihat karakteristik dalam diri seseorang tersebut.Kesantunan berbahasa tidak hanya dilihat dari tutur bicara seseorang tetapi dapatdilihat pula dari perilaku atau tindakan seseorang. Dalam berbahasa banyak yangharus diingat seperti halnya pemilihan kata yang tepat dan harus memperhatikanstruktur kalimat yang digunakan. Selain itu hal yang perlu diperhatikan yaitulawan tutur dalam berbicara, sehingga seseorang tersebut dapat menjaga kata-katayang digunakannya dan dapat memilih struktur kalimat yang tepat dan sopan.Budiarta dan I Gusti Ngurah Adi Rajistha (2018) melakukan penelitiandengan judul Politeness in “Adit dan Sopo Jarwo” Animation. Persamaan2vi

penelitian yang dilakukan oleh Budiarta dan I Gusti Ngurah Adi Rajistha (2018)dengan penelitian ini terdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-samamenganalisis tentang kesantunan. Perbedaan kedua penelitian ini terletak padaobjek kajiannya.Ariputra, dkk (2018) melakukan penelitian dengan judul LanguagePoliteness Principle in Indonesia Lawyers Club Talkshow on Tv One. Persamaanpenelitian yang dilakukan oleh Ariputra, dkk (2018) dengan penelitian ini terdapatpada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis tentang kesantunanberbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada objek kajiannya.Wahidah, dkk (2017) melakukan penelitian dengan judul “AnalisisKesantunan Berbahasa Menurut Leech pada Tuturan Berbahasa Arab GuruPondok Pesantren Ibnul Qoyyim Putra Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017(Kajian Pragmatik)”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wahidah,Hendriana Wijaya (2017) dengan penelitian ini terdapat pada analisis kajiannya,yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitianini terletak pada objek kajiannya.Astuti, dkk (2017) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa dalam Surat Kabar Linggau Pos”. Persamaan penelitian yang dilakukanoleh Astuti, Tri Wahyudi (2017) dengan penelitian ini terdapat pada analisiskajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan keduapenelitian ini terletak pada objek kajiannya.Saleh, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul “WujudKesantunan Berbahasa Mahasiswa dalam Wacana Akademik”. Persamaanpenelitian Saleh, dkk (2016) dengan penelitian ini terdapat pada analisiskajiannya, yaitu sama-sama menganalisis tentang kesantunan berbahasa.Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada objek kajiannya.Kuntarto (2016) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa Ditinjau dari Prespektif Kecerdasan Majemuk”. Persamaan penelitianyang dilakukan oleh Kuntarto (2016) dengan penelitian ini terdapat pada analisiskajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan keduapenelitian ini terletak pada objek kajiannya.3vii

Herniti, dkk (2016) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa dalam Dakwah Multikultural”. Persamaan penelitian yang dilakukanoleh Herniti, Arif Budiman, Aning Ayu Kusumawati (2016) dengan penelitian initerdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunanberbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada objek kajiannya.Nurjamily (2015) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa Indonesia dalam Lingkungan Keluarga (Kajian Sosiopragmatik)”.Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Nurjamily (2015) dengan penelitian initerdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis tentangkesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada objekkajiannya.Syahrul (2014) melakukan penelitian dengan judul Language Politenessand Character Education in Indonesian Language Learning Based on Curriculum2013. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Syahrul (2014) dengan penelitianini terdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis tentangkesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada objekkajiannya.Rahardini, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa dalam Interaksi Pembelajaran Bahasa Jawa di SMP N 1 Banyumas”.Persamaan penelitian Rahardini, dkk (2014) dengan penelitian ini terdapat padaanalisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis tentang kesantunan berbahasa.Perbedaan kedua penelitian ini terdapat pada objek kajiannya.Alviah (2014) melakukan penelitian dengan judul “KesantunanBerbahasa dalam Tuturan Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam”. Persamaanpenelitian yang dilakukan oleh Alviah (2014) dengan penelitian ini terdapat padaanalisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa.Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada objek kajiannya.Gunawan (2013) melakukan penelitian dengan judul “Wujud ndari:KajianSosiopragmatik”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2013)dengan penelitian ini terdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama4viii

menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terletak padaobjek kajiannya.Yuni (2013) melakukan penelitian dengan judul “Kesantunan Berbahasadalam Mata Najwa (Tinjauan Pragmatik)”. Persamaan penelitian yang dilakukanoleh Yuni (2013) dengan penelitian ini terdapat pada analisis kajiannya, yaitusama-sama menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian initerletak pada objek kajiannya.Wardhono (2013) melakukan penelitian dengan judul An Analysis onPoliteness in Sms of the Students to the Lecturers of English Department UnirowTuban. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Wardhono (2013) denganpenelitian ini terdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisiskesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian initerletak pada objekkajiannya.Park (2008) melakukan penelitian dengan judul Linguistic Politeness andFace-Work in Computer-Mediated Communication, Part 1: ATheoreticalFramework. Persamaan penelitian Park (2008) dengan penelitian ini terdapat padaanalisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa.Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada objek kajiannya.2. METODE PENELITIANMetode adalah cara yang haru dilakukan peneliti untuk mengkaji data-datamenjadi objek penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sebabdata yang dianalisis berupa kata-kata, yaitu teks atau wacana pada berita dalammedia sosial instagram. Menurut Mahsun (2005:233), penelitian kualitatif adalahpenelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata bertujuan untukmemahami fenomena sosial termasuk fenomena kebahasaan.Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh penelitidalam mengumpulkan data penelitiannya. Teknik pengumpulan data yangdigunakan dalam penelitian ini yaitu pustaka, simak dan catat. Teknik pustakayakni mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumbersumber tertulis yang digunakan dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan. Tekniksimak dan catat berarti peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan5ix

menyadap penggunaan bahasa seseorang yang menjadi informan (Mahsun, 2005:90). Hasil penyimakan itu lalu dicatat sebagai sumber data. Sedangkan teknikanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pragmatik.Menurut Husna (2015: 46-47) Analisis pragmatik adalah analisis bahasaberdasarkan pada sudut pandang pragmatik. Pendekatan analisis pragmatikdidefinisikan sebagai kajian tentang cara para penutur dapat memakai danmemahami tuturan sesuai dengan konteks situasi yang tepat.3. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Prinsip kesantunan berbahasa pada komentar pembaca berita onlineinstagram Indozone.id “Raeni, Anak Pengayuh Becak Akan Lanjut S-3 diInggris”Penelitian ini menggunakan portal berita indozone.id dalam mediasosial intagram sebagai sumber data. Dalam hasil penelitian, peneliti akanmelakukan dan menyajikan pembahasan prinsip kesantunan berbahasa yangdilakukan pembaca dalam memberikan komentar pada berita onlineinstagram Indozone.id “Raeni, Anak Pengayuh Becak Akan Lanjut S-3 diInggris“. Dalam melakukan analisis data peneliti menemukan enam prinsipkesantunan berbahasa, yaitu maksim kebijaksanaan, maksim penerimaan,maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan, danmaksim kesimpatian.3.1.1 Maksim KebijaksananMaksim kebijaksanaan pada prinsip kesantunan adalah penuturhendaknya berpengang prinsip untuk mengurangi keuntungan padadirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak. Maksim inidiungkapkan dengan tuturan imposif dan komisif. Berikut data yangtermasuk maksim kebijaksanaan.(1) Tiap hari musti baca yg kek bgini biar ndak malas bljarData (1) termasuk tuturan maksim kebijaksanaan. Penuturdalam tuturan ini memberikan keuntungan kepada mitra tutur. Penuturmenginginkan portal berita Indozone.id lebih banyak memuat beritayang dapat memotivasi dan menginspirasi banyak orang, sehingga akan6x

lebih banyak pembaca yang tertarik dengan berita yang dimuatIndozone.id.3.1.2 Maksim PenerimaanMaksim penerimaan pada prinsip kesantunan adalah penuturhendaknya berpengang prinsip untuk mengurangi keuntungan padadirinya sendiri dan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Maksimini diungkapkan dengan tuturan imposif dan komisif. Berikut data yangtermasuk maksim penerimaan.(1) Selamat Raeni, punya orang tua hebat, kacang jangan lupa kulitnya,jadilah anak solehah yg dpt mengantar org tua bahagia duniaakhirat.aamiin.Data (1) termasuk tuturan maksim penerimaan. Penutur dalamtuturan ini berusaha mengurangi keuntungan pada dirinya sendiri danmemaksimalkan kerugian bagi diri sendiri. Penutur menginginkan mitratutur untuk tidak melupakan kedua orang tuanya dan mendoakansupaya mitra tutur menjadi anak yang membahagiakan kedua orangtuanya.3.1.3 Maksim KemurahanMaksim kemurahan pada prinsip kesantunan adalah penuturmemaksimalkan rasa hormat kepada lawan tutur dan mengurangi rasatidak hormat kepada lawan tutur. Maksim ini diutarakan dengan kalimatekspresif dan kalimat asertif. Berikut data yang termasuk maksimkemurahan.(1) Mantap pinter bgt itu mahData (1) termasuk tuturan maksim kemurahan. Penutur dalamtuturan ini berusaha memaksimalkan memaksimalkan rasa hormatkepada lawan tutur dan mengurangi rasa tidak hormat kepada lawantutur. Penutur memberikan rasa hormat dengan memuji kemampuanlawan tutur.7xi

3.1.4 Maksim Kerendahan HatiMaksim kerendahan hati diharapkan mampu membuat penuturmampu bersikap rendah hati dengan cara mengurangi pujian terhadapdirinya sendiri. Seseorang dikatakan sombong apabila di dalamkegiatan bertutur selalu memuji dan mengunggulkan dirinya sendiri.Berikut data yang termasuk maksim kerendahan hati.(1) Keren gue yang masih muda mah jadi ibu rumah tangga aja dahData (1) termasuk tuturan maksim kerendahan hati. Penuturdalam tuturan ini berusaha meminimalkan rasa hormat bagi dirinyasendiri dan memaksimalkan ketidakhormatan pada dirinya sendiri.Penutur tidak bersikap sombong meskipun sama-sama masih muda, ialebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga.3.1.5 Maksim KecocokanMaksim kecocokan ini diharapkan penutur mampu membinakecocokan atau kemufakatan di dalam kegiatan bertutur. Apabilaterdapat kecocokan atau kemufakatan antara diri penutur dengan mitratutur dalam kegiatan bertutur, masing-masing dari mereka dapatdikatakan bersikap santun. Berikut data yang termasuk maksimkecocokan.(1) Ini contoh anak yg berbakti sm orang tua,,sudah buat bangga orangtua dan dia tidak malu dgn pekerjakan bapaknya,,Data (1) termasuk tuturan maksim kecocokan. Penutur dalamtuturan ini memaksimalkan kecocokan di antara mereka danmeminimalkan ketidakcocokan. Penutur sangat bangga dan setujudengan tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur.3.1.6 Maksim KesimpatianMaksim kesimpatian mengharuskan penutur memberikan rasasimpati kepada lawan tutur dan mengurangi rasa antipati kepada lawantutur. Maksim ini diungkapkan dengan tututan asertif dan ekspresif.Berikut data yang termasuk maksim kesimpatian.(1) MasyaAllah bangga sekali denganmu mbak8xii

Data (1) termasuk tuturan maksim kesimpatian. Penutur dalamtuturan ini memberikan rasa simpati kepada lawan tutur danmengurangi rasa antipati kepada lawan tutur. Penutur sangat banggadengan kesuksesan yang telah dicapai oleh lawan tutur.3.2 Skala Kesantunan Berbahasa Menurut Lakoff pada komentar pembacaberita online instagram Indozone.id “Raeni, Anak Pengayuh Becak AkanLanjut S-3 di Inggris”.3.2.1 Skala FormalitasSkala formalitas dinyatakan agar para peserta tutur dapat merasanyaman dan tidak bosan dalam kegiatan bertutur. Skala ini dapatterwujud apabila penutur tidak memaksa atau tidak bersikap angkuhterhadap mitra tutur. Tuturan yang memaksa dan angkuh adalah tuturanyang tidak atau kurang sopan.(1) Semoga bsa jd contoh yg baik dan memotivasi buat semua anak,baik yg mau kuliah atau udh kuliah, terutama yg orang tuanyakaya, kuliah mahal tapi masih aja bolos kuliah buat main.Data (1) termasuk data skala formalitas. Tuturan tersebutdianggap santun karena penutur tidak memaksa dan tidak bersikapangkuh terhadap mitra tutur. Penutur tidak memaksakan Raeni untukdijadikan contoh oleh semua anak, tetapi ia berharap anak-anak kuliahzaman sekarang bisa menjadikan kisah Raeni sebagai contoh yang baik.3.2.2 Skala PilihanSkala Pilihan menunjukkan bahwa agar penutur dan mitra tuturdapat saling merasa nyaman dan tidak bosan dalam bertutur. Skala inidapat terwujud apabila penutur tidak memaksa dan memberikan pilihankepada mitra tutur.(1) Mantab, pas balik jadi guru besar aja mba atau jadi mentriData (1) termasuk data skala pilihan. Skala pilihan dapatterjuwud jika penutur tidak memaksa dan memberikan pilihan kepada9xiii

mitra tutur. Penutur tidak memaksa dan memberikan pilihan kepadamitra tutur mengenai pekerjaan yang harus dipilihnya setelah ia lulusS-3 di Inggris.3.2.3 Skala KesekawananSkala kesekawanan menunjukkan bahwa agar dapat nselalumempertahankan persahabatan. Skala ini dapat terwujud apabilapenutur menganggap mitra tutur sama atau tidak memandangkedudukan. penutur hendaknya membuat mitra tutur merasa senang.(1) Pinter banget mah diaData (1) termasuk data skala kesekawanan. Tuturan tersebutdianggap santun karena penutur membuat mitra tutur merasa senang.Penutur memuji kepintaran yang dimiliki oleh mitra tutur.4. PENUTUPBerdasarkan analisis data dan pembahasan mengenai kesantunanberbahasa pada komentar pembaca berita online instagram Indozone.id “Raeni,Anak Pengayuh Becak Akan Lanjut S-3 di Inggris” dapat ditarik dua simpulan.Pertama, prinsip kesantunan berbahasa terdiri atas enam maksim, yaitu maksimkebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahanhati, maksim kecocokan, dan maksim kesimpatian. Hasil analisis data dalampenelitian ini ditemukan ada 8 tuturan maksim kebijaksanaan, 10 tuturan maksimpenerimaan, 37 tuturan maksim kemurahan, 10 tuturan maksim kerendahan hati,14 tuturan maksim kecocokan, dan 23 tuturan maksim kesimpatian. Tuturan yangpaling mendominasi berdasarkan prinsip kesantunan berbahasa yaitu tuituranmaksim kemurahan. Kedua, skala kesantunan berbahasa menurut Lakoff terdiriatas tiga, yaitu skala formalitas, skala pilihan, dan skala kesekawanan. Hasilanalisis data dalam penelitian ini ditemukan ada 11 tuturan skala formalitas, 3tuturan skala pilihan, dan 20 tuturan skala kesekawanan. Tuturan yang palingmendominasi berdasarkan skala kesantunan berbahasa yaitu skala kesekawanan.10xiv

DAFTAR PUSTAKAAlviah, Iin. 2014. “Kesantunan Berbahasa dalam Tuturan Novel Para Priyayi KaryaUmar Kayam”. Jurnal Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaVol 3, No 2.Ariputra, Aditya Mahendra, Muhammad Rohmadi, Sumarwati. 2018. LanguagePoliteness Principle in Indonesia Lawyers Club Talkshow on Tv One. JurnalBahasa dan Sastra, Vol. 12, No. 1.Astuti, Tri, Tri Wahyudi. 2017. “Kesantunan Berbahasa dalam Surat Kabar LinggauPos”. Jurnal Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran (KIBASP) Vol 1, No 1.Budiartha, I Wayan, I Gusti Ngurah Adi Rajistha. 2018. “Politeness in “Adit danSopo Jarwo” Animation”. Jurnal Lingua Cultura, Vol 12, No 1.Gunawan, Fahmi. 2013. “Wujud Kesantunan Berbahasa Mahasiswa TerhadapDosen di Stain Kendari: Kajian Sosiopragmatik”. Journal Arbitrer, Vol. 1No. 1.Herniti, Ening, Arif Budiman, Aning Ayu Kusumawati. 2016. “KesantunanBerbahasa dalam Dakwah Multikultural”. Jurnal Adabiyyāt, Vol XV, No 1.Husna, Siti Minatul. 2015. “praanggapan dan perikutan dalam wacana iklan dikatalog kecantikan oriflame edisi januari 2014”. Skripsi. Fakultas Bahasa danSeni. Universitas Negeri Semarang.Kuntarto, Eko. 2016. “Kesantunan Berbahasa Ditinjau dari Prespektif KecerdasanMajemuk”. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 16, No 2.Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, DanTekniknya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.Nurjamily, Wa Ode. 2015. “Kesantunan Berbahasa Indonesia dalam LingkunganKeluarga (Kajian Sosiopragmatik)”. Jurnal Humanika Vol 3, No 15.Park, Jung Ran. 2008. berjudul Linguistic Politeness and Face-Work in ComputerMediated Communication, Part 1: ATheoretical Framework. Journal OftheAmerican Society For Information Science Andtechnology, Vol 59, No 13.Rahardini, Astiana Ajeng, Suwarna. 2014. “Kesantunan Berbahasa dalam InteraksiPembelajaran Bahasa Jawa di SMP N 1 Banyumas”. Jurnal LingTera Vol 1,No 2.Saleh, Muhammad, Baharman. 2016. “Wujud Kesantunan Berbahasa Mahasiswadalam Wacana Akademik”. Jurnal Pendidikan INSANI Vol 19, No 1.11xv

Syahrul R. 2014. Language Politeness and Character Education in IndonesianLanguage Learning Based on Curriculum 2013. Jurnal Proceeding of theThird International Seminar on Languages and Arts Vol 17, No 18.Wahidah, Yeni Lailatul, Hendriana Wijaya. 2017. “ Analisis Kesantunan BerbahasaMenurut Leech Pada Tuturan Berbahasa Arab Guru Pondok Pesantren IbnulQoyyim Putra Yogyakarta Tahun Ajaran 2016/2017 (Kajian Pragmatik)”.Jurnal Al Bayan Vol 9, No 1.Wardhono, Agus. 2013. “An Analysis on Politeness in Sms of the Students to theLecturers of English Department Unirow Tuban”. Jurnal Didaktika, Vol 19,No 2.Yuni, Qonita Fitra. 2013. “Kesantunan Berbahasa dalam Mata Najwa (TinjauanPragmatik)”. Jurnal NOSI Vol 1, No. 7.12xvi

Berbahasa dalam Tuturan Novel Para Priyayi Karya Umar Kayam”. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Alviah (2014) dengan penelitian ini terdapat pada analisis kajiannya, yaitu sama-sama menganalisis kesantunan berbahasa. Perbedaan kedua penelitian ini terletak pada objek kajiannya. Gu

Related Documents:

A. Pengertian Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini 2 B. Hubungan Antara Bahasa dan Pikiran 4 C. Berbahasa dan Berbicara 6 1. Pengertian berbahasa dan berbicara 6 2. Proses belajar berbicara 7 D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan berbahasa dan berbicara 16 1.

peningkatan yang membanggakan dalam kemahiran berbahasa Indonesia untuk menulis karya ilmiah ini. Kata kunci: keterampilan berbahasa, collaborative writing and multip

penggunaan bahasa Indonesia dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai pedoman yang berlaku di era saat ini. Berdasarkan pernyataan tersebut, dipilihlah judul skripsi Kesalahan Berbahasa pada Majalah Mimbar Pembangunan Agama Edisi Junisampai denganAgustus 2016 dengan harapan dapat mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penulisan dan .

kertas, lontar, kulit kayu, dan rotan. Di Nusantara, naskah-naskah berbahasa Melayu (a ksara Jawi) dan Jawa (a ksara Jawa dan Pegon) umumnya ditulis pada kertas, lontar banyak dipakai pada naskah-naskah berbahasa Jaw

penilaian risiko audit, sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan, dan . memberikan pendapat mengenai kewajaran keadaan keuangan dan hasil usaha . pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawabannya dengan cara menyediakan analisis, penilaian, rekomendasi dan komentar-komentar yang .

‘Para Priyayi’ Karya Umar Kayam menjelaskan, novel Para Priyayi karya Umar Kayam memiliki karakteristik tuturan yang digunakan untuk mewujudkan kesantunan berbahasa. Tuturan tersebut diwujudkan dengan cara memberikan p

Majalah anak adalah majalah yang berisi bacaan yang ditujukan untuk anak-anak. Mengacu pada pandangan Huck, Hepler dan Hickman (dalam Sumardi, 2003:136) yang menyebutkan bahwa bacaan anak mempunyai ciri esensial berupa penggunaan sudut pandang anak dalam menghadirkan informasi, maka majalah anak berbahasa Jawa yang dimaksud, baik dari

accounting purposes, and are rarely designed to have a voting equity class possessing the power to direct the activities of the entity, they are generally VIEs. The investments or other interests that will absorb portions of a VIE’s expected losses or receive portions of its expected residual returns are called variable interests. In February 2015, the Financial Accounting Standards Board .