PEMBELAJARANBERBASIS E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN .

3y ago
69 Views
3 Downloads
449.50 KB
16 Pages
Last View : 1d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Callan Shouse
Transcription

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.1 No.1 Tahun 2016 ISSN: 2548-3978PEMBELAJARANBERBASIS E-LEARNING PADA MATAPELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS VIIIMADRASAH TSANAWIYAH NEGERIEuis Sofieuis.sofie11@yahoo.comGuru MTs N 1 Model PandeglangAbstrak. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi pembelajaran e-learning padaMadrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan pada kelas VIII di MTsN 1 Pandeglang danMTsN 18 Jakarta. Metodologi penelitian menggunakan kualitatif studi kasus. Sumber dataprimer guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Admin e-learning dan siswa,Instrumen pengumpul data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknikanalisis data meliputi: pengumpulan data, reduksi data, verivikasi data dan dan display data.Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, perencanaan pembelajaran guru membuatperangkat, bahan ajar, penugasan, dan quiz. Admin membuat e-mail bagi guru dan siswaberbasis classroom google, mendownload aplikasi classroom google pada Handphoneberbasis android dan membuat pasword. Kedua, pelaksanaan pembelajaran meliputi:eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan menggunakan classroom google. Kegiatan akhirberupa post tests cara lisan. Ketiga, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam terlihat padamotivasi, aktivitas dan kreativitas siswa. Nilai akhir pembelajaran 70% di atas KriteriaKetuntasan Minimum dan 30 % di bawah Kriteri Ketuntasan Minimum.Kata Kunci: e-learning, e-mail, upload, online, google clasrrom.Abstrac: This study aims to analyze the implementation of e-learning at MarasahTsanawiyah. The study was conducted in classes VIII in MTsN 1 Pandeglang and MTsN 18Jakarta The research methodology used qualitative case study. The primary data sourcesubject teachers Cultural History of Islam, Admin e-learning and students. Instrumentscollecting data using interviews, observation and documentation. Data analysis techniquesinclude: data collection, data reduction, and data verification and display data. The resultshowed: pertama, teacher lesson plans to make devices, materials, assignments, and quizzes.Admin makes e-mail for teachers and students based clssroo-google. download classroomgoogle at mobilephone based android. Second, the implementation of learning coveringexploration, elaboration, and confirmation by using classroom google. The final activity inthe form of post tests orally. Third, learning outcomes Cultural History of Islam seen inmotivation, activity and creativity of students. The final value of learning 70% above theMinimum Criteria for completeness and 30% below the minimum criteria for completeness.Keywords: e-learning, e-mail, upload, online, google clasrrom.PENDAHULUANEra globalisasi ditandai dengan pesatnya produk dan pemanfaatan teknologiinformasi, maka konsepsi penyelenggaraan pembelajaran telah bergeser pada upayaperwujudan pembelajaran yang modern. Produk TI (Teknologi Informasi) telah memberikanalternatif berupa bahan belajar yang dapat digunakan dan dapat di akses oleh peserta didikdalam bentuk CD, DVD, Flasdisk, dan sebagainya (Deni 2012, 54). Dimana programpembelajaran berlangsung secara interkatif.49

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.10 No.1 Tahun 2016 ISSN : 2548-3978Program pembelajaran interaktif berbasis komputer mampu mengaktifkan siswa untukbelajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannya pada system multimedia yangmampu menyuguhkan tampilan teks, gambar, video, sound, dan animasi. Selain itu adanyamedia internet memudahkan warga belajar untuk mengakses ke berbagai sumber informasi,termasuk halaman web. Melalui halaman web ini, maka warga belajar dapatmentransformasikan informasinya kepada orang lain sehingga membentuk suatu jaringanatau komunitas belajar yang dikenal dengan virtual learning atau e-learning ((Deni 2012,85).Pembelajaran interaktif yang menggunakan teknologi internet belum banyakdilakukan oleh para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang ada di madrasah-madrasahmaupun sekolah umum, hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh madrasahatau sekolah-sekolah tersebut. Penyebab lain yaitu guru yang kurang antusias menggunakanmedia internet, dikarenakan belum bisa menggunakan internet atau menganggap hal yangterlalu banyak dampak negatifnya dibanding dampak positifnya.Peran pendidik dalam pembelajaran interaktif sangat signifikan dalam menentukankeberhasilan pembelajaran. Guru diharapkan mampu menentukan pendekatan yang sesuaidengan karakter siswa dan materi. Muhaimin mengamati adanya kelemahan-kelemahanpendekatan yang digunakan oleh guru cenderung normatif. Kurang kreatifnya guru dalammenggali metode yang bisa digunakan, menyebabkan kegiatan pembelajaran cenderungmonoton (Muhaimin, 2004; 89-90). Upaya untuk meningkatkan kualitas peserta didikdilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan menggunakan berbagai teknologipembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan sifatlingkungan belajarnya.Pembelajaran interaktif berbasis teknologi dengan menggunakan e-learning dapatditerapkan untuk semua mata pelajaran. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalamkurikulum madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan AgamaIslam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,menghayati, sejarah kebudayaan Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnyamelalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengamatan, dan pembiasaan.Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada pesertadidik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam yang mengandungnilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,watak, dan kepribadian peserta didik (Kemenag, KTSP PAI MTs, 45-46).Kenyataannya setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa kendala.Antara lain materi SKI lebih terfokus pada aspek kognitifnya dan minim dalam pembentukansikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Pendidik juga kurang memberikan motivasidan menggunakan model pembelajaran yang statis (IGSKI, Wawwancara, 09 Desember2015). Hal ini menyebabkan pembelajaran kurang menarik minat peserta didik dalam belajarArief; 2002: vii).Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam melalui e-learning ini, pendidik dapatmengelola materi pembelajaran, yakni menyusun silabi, mengupload materi, memberikantugas pada peserta didik, menerima pekerjaan mereka, memberikan tes/quiz, memberikannilai, memonitor keaktifan, mengolah nilai, dan berinteraksi dengan peserta didik melaluiforum diskusi/chat. Di sisi lain, peserta didik dapat mengakses informasi dan materipembelajaran, berinteraksi dengan sesama mereka dan pengajar, melaksanakan transaksitugas-tugas, mengerjakan quiz/tes, dan melihat hasil pencapaian belajar (Surjono: 2013: 6).Keunggulan menggunakan e-learning sebagai media pembelajaran menjadi sangatmenyenangkan dan melibatkan emosi. Penggunaan e-learning dapat mengeksploitasi emosidalam meningkatkan proses pembelajaran (Charalampos dan Demosthenes; 2011 :263).50

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.1 No.1 Tahun 2016 ISSN: 2548-3978Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan menganalisis implementasipembelajaran berbasis e-learning pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam. Sehinggarumusan masalahnya adalah bagaiamana implemntasi pembelajaran e-learning pada matapelajaran Sejarah Kebudayaan Islam.KAJIAN TEORIPembelajaran Sejarah Kebudayaan IslamMata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islma dalam kurikulum madrasah Tsanawiyahadalah salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal usul, perkembangan, peranankebudayaan/peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masalampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa nabi Muhammad SAW,khulafaur Rasyidin, bani Umayyah, bani Abbasiyah, Ayyubiyah, sampai perkembanganIslam di Indonesia. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam merupakan perkembanganperjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyari‟ah dan berakhlakserta dalam mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah (Muhaimin; 2005,1-3).Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuanmengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasidan mengaitkannya dengan fenomena social, budaya, politik, ekonomi, IPTEK dan seni, danlain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masayang akan dating (Peraturan Menteri Agama RI 165; 2015: 38).Secara substansial mata pelajaran SKI memberikan kontribusi dalam memberikanmotivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, sejarah kebudayaanIslam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, latihan, penggunaan pengamatan, dan pembiasaan yang mengandung nilai-nilaikearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dankepribadian peserta didik (Kemenag, KTSP PAI MTs, 45-46).Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki beberapa tujuan, antara lain(Peraturan Menteri Agama RI 165; 2015: 47): a) Membangun kesadaran peserta didiktentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai, dan norma-norma Islam yangtelah dibangun oleh Rasulullah SAW dalm rangka mengembangkan kebudayaan danperadaban Islam; b) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dantempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan; c)Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengandidasarkan pada pendekatan ilmiah; d)Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan pesertadidik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masalampau; d) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dariperistiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, danmengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lainlain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.Pembelajaran e-learningSecara etimologi, muncul istilah e-learning, Distance learning, Open learning.Namun dari beberapa terminology itu bermuara pada definisi yang sama. Kata “learning”sering diasosiakan dengan “education”, sementara kata “e” (electronic) sering diasosiasikandengan kata “tele”, “virtual”, atau “distance”. Istilah e-learning juga identik dengan onlinelearning, internet learning, networked learning, virtual learning, web based learning, atauonline instruction (M. Ally: 2004: 4). Istilah-istilah tersebut menunjukkan bahwa antara gurudan siswa tidak saling bertatap muka, tetapi memanfaatkan teknologi jaringan komputer51

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.10 No.1 Tahun 2016 ISSN : 2548-3978untuk mengakses materi pelajaran, berinteraksi dengan para guru dan siswa di tempat lainuntuk saling memberikan bantuan dalam hal proses pembelajaran.Menurut Romi Satrio Wahono penyampaian bahan ajar menggunakan e-learningmeliputi : (Wahono, Jurnal Teknodik No. 21/XI/TEKNODIK/AGUSTUS/2007, Agustus 2007)a) Synchrounous e-learning : guru dan siswa berada di dalam kelas, di waktu yang samatetapi berada di tempat yang berbeda. Dalam pembelajaran ini menggunakan infrastrukturteleconference. Melalui teleconference siswa dapat berinteraksi dengan guru di tempat yangberbeda. Untuk dapat menggunakan fasilitas teleconference dibutuhkan kapasitas bandwithyang memadai, sehingga proses teleconference tidak terputus-putus; b) Asynchronous elearning : guru dan siswa berada pada kelas yang sama tetapi dalam waktu dan tempat yangberbeda. Menggunakan kelas yang sama maksudnya adalah kelas virtual yang ada dalamjaringan internet maupun jaringan intranet. Dalam hal ini dibutuhkan sistem e-learningberupa learning management system (LMS) dan content pembelajaran baik berupa teksmaupun multimedia.Menurut Davidson dan Rasmussen ada tiga kemungkinan dalam mengembangkansystem pembelajaran berbasis internet, yaitu (Davidson dan Rasmussen: 2006: 24): a) Webcourse : model pengembangan ini sepenuhnya menggunakan jaringan internet. Dalam prosespembelajaran tidak menggunakan tatap muka antara guru dan siswa. Semua bahan-bahanpembelajaran sudah tersedia melalui internet. Pembelajaran ini disebut pembelajaran jarakjauh; b) Web centric course : model belajar ini sebagian menggunakan jaringan internet dansrebagian lagi menggunakan tatap muka. Pada pembelajaran tatap muka guru memberikansebagian materi dan pengarahan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran yangdisediakan dalam webdalam web dan mencari materi-materi yang relevan pada sumbersumber lain. Fungsinya saling melengkapi. Pada pembelajaran tatap muka lebih banyakdigunakan untuk diskusi tentang materi yang sudah dipelajari siswa dalam web; c) Webenchanced course : untuk model ini, internet hanya digunakan untuk pengayaan. Prosespembelajaran yang paling utama ada di dalam kelas. Fungsi internet hanya untukmemberikan pengetahuan tentang materi-materi yang relevan, oleh karena itu guru dituntutuntuk menguasai teknik pencarian informasi, memberikan arahan pada siswa untukmenemukan situs-situs yang sesuai dengan materi pelajaran, melayani bimbingan, dankomunikasi melalui jaringan internet.Menurut Ally dan Janicki & Liegle untuk mengembangkan materi pembelajarandalam e-learning perlu mempertimbangkan tiga belajar yang sangat terkenal yaitubehaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme (Surjono, 2013: 7-8). Tiga teori ini dapatdigunakan sebagai taksonomi pembelajaran, misalnya teori behaviorisme untuk mengajarkanfakta (what), teori kognitivisme untuk mengajarkan teori dan prinsip (how), dan teorikonstruktivisme untuk mengajarkan penalaran tingkat tinggi (why).Beberapa contoh implementasi prinsip behaviorisme dalam e-learning adalah sebagaiberikut (Surjono, 2013: 7-8): 1) Tujuan pembelajaran perlu ditampilkan; 2) Pencapaian hasilbelajar perlu dinilai; 3) Materi harus urut mulai dari sederhana sampai yang kompleks; 4)Umpan balik perlu diberikan. Selanjutnya implementasi prinsip kognitivisme adalah : 1)Informasi yang penting perlu diletakkan di tengah layar; 2) Informasi yang penting perluditonjolkan untuk menarik perhatian; 3) Informasi perlu ditampilkan sedikit demi sedikituntuk menghindari terjadinya beban lebih pada memori; 4) Materi pembelajaran perludisajikan sesuai dengan gaya belajar peserta didik. Kemudian implementasi prinsipkonstruktivisme adalah sebagai berikut : 1) Program e-learning perlu bersifat interaktif; 2)Contoh dan latihan perlu bermakna; 3) Peserta didik dapat mengontrol jalannya pembelajaran52

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.1 No.1 Tahun 2016 ISSN: 2548-3978METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). MenurutSuryasubrata, penelitian lapangan bertujuan mempelajari secara intensif latar belakang,keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembagaatau masyarakat (Suryasubrata; 1998 : 22). Jika dilihat dari jenis data yang dikumpulkan,maka penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif. Bogdan dan Tailor sepertiyang dikutip oleh Maleong mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitianyang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atauperilaku yang dapat diamati (Maleong; 2006 : 4).Penelitian ini dilakukan di MTsN 18 Jakarta dengan tipe madarasah terakreditasi Abertempat di Cijantung, Jakarta. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 18 Jakarta merupakanmadrasah berbasis IT yang beralamat lengkap di Jl. Satya Raya Komplek akartaTimur(www.mtsn18jakarta.sch.id, diakses pada tanggal 8 Mei 2016).Sumber data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu sumber data primerdan sekunder. Dalam penelitian ini informan utama yang digunakan peneliti teridiri dari : a)Siswa kelas VIII, b) Guru mata pelajaran SKI kelas VIII; c) Kepala Madrasah; d) WakilKepala Madrasah bidang kurikulum; e. Admin e-learning. Data sekunder yang penelitigunakan berupa dokumen-dokumen sekolah, RPP, silabus, kalender pendidikan, websitemadrasah dan foto atau video sebagai dokumentasi.Teknik pengumpulan data melalui interview / wawancara dilakukan untuk menggaliinformasi secara mendalam dari informan mengenai implementasi pembelajaran berbasis elearning pada mata pelajaran SKI. Penelitian juga penelitian ini menggunakan observasipartisipatif, yaitu peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedangdiamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian (Sugiyono, 2010: 310).Analisis data maka menggunakan model interactive model “aktivitas data reduction,dan conclusion drawing/verifying” (Sugiyono, 2010: 245) Model interaktif yang biasadigunakan pada proses analisis untuk penelitian kualitatif, yaitu melalui proses pengumpulandata, reduksi data, dan display data yang hasilnya adalah konklusi dari perolehan data selamaproses pengumpulan data yang telah diverifikasi terlebih dahulu.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANPerencanaan Pembelajaran Berbasis E-LearningPerencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru SKI meliputi kurikulum danperangkat pembelajaran. Perencanaan pembelajaran e-learning di MTsN 18 Jakarta meliputiperencanaan yang dilakukan hanya oleh guru, admin IT, dan siswa. Perencaan olehh gurumeliputi: “Pembelajaran e-learning sesuai dengan implementasi kurikulum 2013. Dengan elearning siswa menjadi belajar lebih aktif, Hal itu merubah pola lama yang monoton beralihmenjadi siswa senang membaca dan pembelajaran SKI tidak menjenuhkan. Itulah wujud darikurikulum 2013 yang sebenarnya. Akan tetapi proses perencanaan pembelajaran berbasis elearning belum tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tapi pada tahappelaksanaannya,merupakan implementasi kurikulum 2013” (IGSKI: Wawancara 18 Mei2016).Perencanaan yang dilakukan guru adalah mempersiapkan modul-modul yang akandiberikan kepada siswa, membuat soal-soal latihan, dan mengkondisikan sarana berupahandphone (HP) milik siswa yang akan digunakan. Karena madrasah ini melarang siswauntuk membawa HP, terlebih dahulu harus meminta izin menggunakannya pada jampelajaran kepada wakil kepala madrasah bidang kurikulum dan Pembina OSIS” IGSKI:Wawancara 18 Mei 2016).53

TANZHIM Jurnal Penelitian Manajemen PendidikanVol.10 No.1 Tahun 2016 ISSN : 2548-3978Persiapan yang dilakukan admin IT adalah melakukan hal-hal bersifat teknis yangberkaitan dengan Learning Management System (LMS) berupa GAfE. Menurut Admin ataupengelola IT yang harus dilakukan adalah : “Madrasah belum sepenuhnya siap denganpengembangan e-learning. Hal ini dikarenakan infrastruktur masih belum memadai danmasih banyak memiliki kekurangan. Tetapi ada banyak cara dan alat yang bisa dimanfaatkan,dan pembejaran e-learning tetap berjalan walaupun dalam keterbatasan. Sebelum melakukanpembelajaran e-learning terlebih dahulu guru dan siswa harus mempunyai e-mail yangterdaftar di google classroom, yang berbeda dari e-mail yang lain karena domainnya dapatmenggunakan identitas madrasah sendiri. Untuk mendapatkan e-mail tesebut, harus terlebihdahulu terdaftar di Google Apps for Education (GAfE) miliknya google” (ITA: Wawancara:18 Mei 1025).Perencanaan yang dilakukan siswa adalah Langkah-langkah untuk mengakses webgoogle classroom adalah (www.classroomgoogle.com diakses 23 Mei 2016) Siswa daftardengan menggunakan e-mail madrasah,Setelah masuk ke dalam classroom siswamembuat sendiri pasword. Siswa memasukkan kode kelas. Siswa dapat membaca materi,mendownload, diskusi, dan mengikuti ujian (ulangan harian, remedial, pengayaan, tugas)dimana ujiannya dapat berbentuk pilihan ganda, essay maupun upload tugas, sesuai informasijadwal yang diberikan oleh guru pada mata pelajaran yang diikuti oleh siswa.Proses pembeljaran di sekolah, sebelum melaksanakan proses pembelajaran,perencanaan pembelajaran sangat diperlukan. Merencanakan pembelajaran tidak terlepas dariberbagai variabel pembelajaran. Menurut Hunt, perencanaan pembelajaran meliputi rumusantentang apa

Ketiga, hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam terlihat pada motivasi, aktivitas dan kreativitas siswa. Nilai akhir pembelajaran 70% di atas Kriteria Ketuntasan Minimum dan 30 % di bawah Kriteri Ketuntasan Minimum. Kata Kunci: e-learning, e-mail, upload, online, google clasrrom. Abstrac: This study aims to analyze the implementation of e-learning at Marasah Tsanawiyah. The study was conducted .

Related Documents:

Usaha Kesehatan Mata Penyakit mata banyak terdapat di Indonesia (menular dan tidak menular) Penyakit mata menular 1. Conjunctivitis yaitu suatu penyakit mata yang sering terjadi pada bayi karena ibunya gonorrhoea. Mata bengkak, bernanh dan tidak dapat berubah. 2. Trachoma (belek) yaitu suatu penyakit mata yang disebabkan oleh virus. Mata gatal, sering berair, bulu mata membalik ke dalam .

SILABUS MATA KULIAH 1. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata kuliah : STATISTIK Kode Mata Kuliah : TW504 Beban / Jumlah SKS : 2 SKS Semester : II (Dua) Prasyarat : - Jumlah minggu / jam pertemuan : (14 x 3 Jam) Pertemuan Nama Dosen : Dodiet Aditya Setyawan, SKM. 2. DESKRIPSI MATA KULIAH : Mata kuliah ini mengenalkan dan menyiapkan mahasiswa untuk

SILABUS, DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH: INOVASI PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU September 2015 . CM.PRD-PGSD-01-04 Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Inovasi Pendidikan Kode Mata Kuliah : IP 303 Bobot SKS : 2 SKS Semester : 5 Mata Kuliah Prasyarat : Semua Mata Kuliah Semester 1 Dosen : Dr. Hj. Lely Halimah .

Universitas Pamulang Manajemen S-1 Pengantar Manajemen iv MODUL MATA KULIAH PENGANTAR MANAJEMEN IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Manajemen S-1 Mata Kuliah/Kode : Pengantar Manajemen / EKO0013 Sks : 3 Prasyarat : - Deskripsi Mata Kuliah : Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah wajib pada program studi Manajemen S-1 yang membahas

Silaby Mata Kuliah : Epidemiologi D-IV Kebidanan, Hal.-1 FM -POLTEKKES SKA BM 09 04/R0 SYLABUS MATA KULIAH I. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah : Epidemiologi Kesehatan Reproduksi Kode Mata Kuliah : Beban Studi : 2 SKS (T : 1, P : 1) Penempatan : Semester II/ D4 Kebidanan minat Komunitas

prasyarat pada mata kuliah yang lain. Sebagai contoh, materi fungsi yang ada pada kalkulus dibahas pada mata kuliah: analisis real, geometri analitik ruang, geometri transformasi dan mata kuliah lainnya. Itulah alasan peneliti memilih mata kuliah kalkulus sebagai kajian dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian (R osyadi, 2017, hal.

Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Nama Mata Kuliah : Koding Klasifikasi dan Terminologi Kesehatan Kode : KUI 7811 Kredit : 2 SKS Status Mata Kuliah : Pilihan Semester : III SESI KELAS MATA KULIAH Hari : Lihat Jadwal Waktu : Lihat Jadwal Lokasi : Lihat Jadwal PENGAMPU MATA KULIAH (K OORDINATOR) Prof. dr Hari Kusnanto, DrPH NIDN : 0012115304 Email : harikusnanto@yahoo.com Telp .

to AGMA 9 standard, improved the quality and performance of the QE range. Today, the QE Vibrator not only meets industry expectations, but will out-perform competitive models when correctly selected and operated in line with the information given in this brochure. When a QE Vibrator is directly attached to a trough it is referred to as a “Brute Force” design. It is very simple to calculate .