BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka - UIN Walisongo

3y ago
49 Views
2 Downloads
643.31 KB
25 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Jewel Payne
Transcription

BAB IILANDASAN TEORIA. Kajian PustakaDalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitianpenelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenaikekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggaliinformasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka mendapatkan suatuinformasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judulyang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.1. Skripsi Husni Robith, mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang tahun 2010 dengan judul “Penerapan Pendekatan ReciprocalTeaching Berbasis Media Pembelajaran Visual Untuk Meningkatkan HasilBelajar Pada Materi Pokok Cahaya Siswa Kelas VIII-A MTS NegeriJeketro.Penelitian ini merupakan jenis penelitian PTK. Pengumpulan datayang digunakan adalah instrumen tes yang berupa multiple choice test danessay untuk mengetahui hasil belajar siswa kognitif siswa, lembarobservasi digunakan sebagai lembar penelitian psikomotorik dan efektifsiswa selama proses pembelajaran siswa berlangsung. Data hasil penelitiandianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil penelitiandiperoleh bahwa, pada siklus 1 nilai rata-rata aspek kognitif naik sebesar5,80 poin dari 63,55 pada temuan awal menjadi 69,35 pada siklus 1.Persentase ketuntasan sebesar 3,27% dari persentase ketuntasan temuanawal 67,74% menjadi 70,97% pada siklus 1. Jumlah siswa tuntas sebanyak22 siswa, dan tidak tuntas 9 siswa. Presentase nilai rata-rata aspek efektifmenunjukkan kategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 4,36% daripersentase nilai aspek efektif pada temuan awal 62,58% menjadi 66,94%pada siklus 1. Presentase nilai rata-rata aspek psikomotorik menunjukkankategori cukup, dilihat dari kenaikan sebesar 1,94% dari presenrase nilaiaspek psikomotorik pada temuan awal 64,03% menjadi 65,97% pada5

siklus 1. Pada siklus II nilai rata-rata aspek kognitif nilai sebesar 5,27 poindari 69,35 pada siklus I naik menjadi 74,62 pada siklus II. Presentseketuntasan naik sebesar 12,90% dari presentase ketuntasan siklus I 70,97%naik menjadi 83,87% pada siklus II. Jumlah tuntas siswa sebanyak 26siswa dan tidak tuntas 5 siswa. Presentase nilai rata-rata kelas didilhat dariaspek efektif menunjukkan kategori baik, dilihat dari kenaikan sebesar9,35% dari persentase nilai aspek efektif pada siklus I 65,94% menjadi76,29% pada siklus II. Pada siklus III nilai rata-rata aspek kognitif nilaisebesar 5,27 poin dari 74,62 pada siklus III. Jumlah siswa yang tuntassebanyak 31 siswa, dan tidak ada siswa yang tidak tuntas. Presentase nlairata-rata kelas dilihat dari aspek efektif menunjukkan kategori baik, dilihatdari kenaikan sebesar 9,84% dari presentase nilai aspek efektif pada siklusII 76,29% naik menjadi 9,84% dari presentase nilai aspek efektif padasiklus II 76,29% naik menjadi 86,13% pada siklus III. Persentase nilairata-rata kelas dari aspek psikomotorik menunjukkan kategori baik, dilihatdarikenaikan sebesar 7,10% dari persentase nilai aspek psikomotorik padasiklus II 85,48% menjadi 92,58% pada siklus III.2.Yulia Dwi Probini. Mahasiswa Universitas Negeri Semarang tahun ajaran2009 dengan judul “Penerapan Pendekatan MODERAT (Modification ofReciprocal Teaching) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisikapada siswa SMP Negeri 1 Sumpiuh Kabupaten Banyumas.Hasil penelitian ini menunjukkan pemahaman konsep siswa padasiklus 1 sebesar 53,85; siklus II sebesar 69,233; dan siklus III sebesar72,82. Presentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III,yaitu pada siklus I sebesar 20,51%, siklus II sebesar 58,97%, dan siklus IIIsebesar 87,18%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwapenerapan pendekatan MODERAT dapat meningkatkan pemahamankonsep secara signifikan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 supiuhtahun ajaran 2008/2009.Dari dua kajian pustaka di atas, perbedaan keduanya terhadappenelitian skripsi ini adalah kedua kajian pustaka di atas menggunakan6

jenis penelitian PTK, sedangkan penelitian dalam skripsi ini menggunakanpenelitian kuantitatif. Kedua kajian pustaka menggunakan satu modelpembelajaran, yaitu untuk kajian pustaka yang pertama itu menggunakanmodel pembelajaran Reciprocal Teaching, sedangkan kajian pustaka yangkedua menggunakan pendekatan moderat (Modification Of ReciprocalTeaching). Adapun penelitian ini menggunakan perpaduan keduanya, yaitumodel pembelajaran tutor sebaya dan pendekatan MODERAT. Jenisinstrumen yang dipakai dalam kajian pustaka itu berupa tes pilihan gandadan essay, sedangkan dalam penelitian skripsi ini jenis instrumen yangdigunakan hanya tes pilihan ganda.B. Kerangka Teoritik1. EfektivitasEfektivitas berasal dari kata efektif yang berarti adanya efek,adanya pengaruh, dapat membawa hasil usaha, tindakan.2 Efektivitas dapatdiartikan tercapainya tujuan belajar dalam proses belajar. Efektivitas yangdimaksud dalam penelitian ini adalah efektivitas penggunaan modelpembelajaran Tutor Sebaya dengan pendekatan MODERAT (ModificationOf Reciprocal Teaching). Sedangkan indikator efektivitas penggunaanmodel pembelajaran adalah hasil belajar siswa dengan model pembelajarantutor sebaya dengan pendekatan MODERAT (Modification of ReciprocalTeaching) lebih baik dari hasil belajar siswa dengan model pembelajarankonvensional (ceramah).2. Tutor Sebayaa. Pengertian Tutor SebayaTutor sebaya merupakan bagian dari cooperative learning ataubelajar bersama. Dalam model ini siswa yang kurang mampu dibantubelajar oleh teman-teman sendiri yang lebih mampu dalam suatu2Tim penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 2847

kelompok. Bentuknya adalah satu tutor membimbing satu teman, atausatu tutor membimbing beberapa teman dalam kelompok.3 Dari banyakpengalaman model tutor sebaya lebih jalan daripada tutor oleh gurunyakarena situasi siswa dengan tutornya lebih dekat, sedangkan denganguru agak jauh. Cara berfikir teman dan cara penjelasan teman biasanyalebih mudah ditangkap dan tidak menakutkan.Model tutor sebaya ini dapat membantu guru fisika yang mengajarsiswa banyak dan berbagai kelas. Kalau anak yang lemah selalu diberitambahan jam pelajaran sendiri oleh guru sendiri, maka akankekurangan waktu dan hasilnya belum pasti lebih baik.Berdasarkan definisi tentang tutor sebaya di atas, maka dapatdisimpulkan bahwa istilah tutor sebaya yang dimaksud dalam penelitianini yaitu bagaimana mengoptimalkan kemampuan siswa yangberprestasi dalam satu kelas untuk mengajarkan atau menularkankepada teman sebaya mereka yang kurang berprestasi. Sehingga siswayang kurang berprestasi bisa mengatasi ketertinggalan. Pembimbingandalam pelajaran yang diberikan oleh seorang siswa kepada siswa lain,sedangkan mereka (antara pembimbing dan yang dibimbing) adalahteman sekelas atau teman sebangku yang usianya relatif sama, dansiswa yang kurang paham bisa bertanya langsung kepada temansebangkunya (tutor yang ditunjuk) sehingga kondisi kelas pun bisahidup karena siswa tidak malu bertanya ketika mereka tidak paham.b. Kelebihan dan kekurangan tutor sebayaAda beberapa keunggulan dan kekurangan dengan menggunakantutor sebaya, seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini.3Suparno, P. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan.(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 2007). Hlm. 139-1408

1) Keunggulan dari tutor sebaya:a) Tutor sebaya menghilangkan ketakutan yang sering disebabkanoleh perbedaan umur, status, dan latar belakang antara siswadengan guru.b) Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebalperasaan sosial.c) Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegangtanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatihkesabaran.d) Tutor teman akan lebih sabar daripada guru terhadap siswa yanglamban dalam belajar.42) Kekurangan dari tutor sebaya:a) Siswa yang dibantu seringkali belajar kurang serius karenahanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnyakurang memuaskan.b) Ada beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untukbertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya.c) laksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutordengan siswa yang diberi progam perbaikan.d) Bagi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karenatidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkannya kembalikepada teman-temannya.c. Kriteria Tutor SebayaUntuk menjadi seorang tutor seorang siswa harus mempunyaibeberapa kriteria di antaranya yaitu:1) Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas2) Mampu menjalin kerja sama dengan sesama siswa3) Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik4Suparno, P. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. hlm.1409

4) Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan ramah dengan sesama5) Suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitand. Tugas dan Tanggung Jawab Tutor SebayaSeorang siswa yang menjadi seorang tutor, harus memilikitanggung jawab, berikut beberapa tanggung jawab yang harus dimilikioleh seorang tutor, yaitu:1) Memberikan tutorial kepada anggota terhadap materi yang dipelajari2) Mengkoordinir proses diskusi agar berlangsung kreatif3) Menyampaikan permasalahan kepada guru apabila ada materi yangbelum dikuasai.e. Langkah-langkah model pembelajaran tutor sebayaSebelum melakukan kegiatan pembelajaran, guru menyiapkanlangkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran tutorsebaya, yaitu sebagai berikut:1. Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajarisiswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi(segmen materi).2. Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yangheterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru.Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindaksebagai tutor sebaya3. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi.Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutorsebaya.4. Beri mereka waktu yang cukup untuk persiapan, baik di dalam kelasmaupun di luar kelas5. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuaidengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.10

6. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara barurutansesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasiseandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.5Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalambentuk soal yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam kelompokkelompok kecil. Dengan demikian melalui model pembelajaran ini dalamdiri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya.3. Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)PendekatanReciprocal Teaching merupakan salah satu modelpembelajaran yang dilaksanakan agar tujuan pembelajaran tercapai dengancepat melalui proses belajar mandiri dan siswa mampu menyajikannyadalam kelas.6 Dengan pengajaran terbalik guru mengajarkan menciptakanpengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudinmembantu siswa mengembangkan ketrampilan tersebut atas usaha merekasendiri dengan pemberian semangat dan dukungan.Melalui pengajaran terbalik siswa diajarkan empat strategipemahaman yaitu, perangkuman, pengajuan pertanyaan, pengklarifikasian,dan prediksi.7a. nuntukmengidentifikasi dan mengintegrasikan informasi yang paling pentingdalam teks. Teks dapat diringkas dalam paragraf, kalimat, dan sebagiansecara keseluruhan. Ketika siswa pertama memulai prosedur pengajarantimbal balik, upaya mereka umumnya difokuskan pada kalimat danparagraf. Saat mereka menjadi lebih mahir, mereka mampumengintegrasikan antar paragraf.5Suparno, P. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan.Hlm. 140-1416Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta: TimPrestasi Pustaka, 2007). Hlm. 967Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,. Hlm. 9711

b. Pengajuan PertanyaanPengajuan pertanyaan merupakan tahapan Reciprocal Teachingyang bertujuan untuk menghasilkan pertanyaan,meringkas strategiuntuk memperkuat dan membawa siswa satu langkah lebih jauh dalamkegiatan pemahaman. Ketika siswa menghasilkan pertanyaan, makaterlebih dahulu mengidentifikasi jenis informasi yang cukup kemudianmenggunakan berbagai informasi yang diidentifikasi dari sebuah teksdalam bentuk pertanyaan dan self-test untuk memastikan bahwa merekamemang bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka sendiri.c. PengklarifikasianMenurut Iskandar (2004) tugas mengklarifikasi adalah mencarikata-kata yang sulit atau masih belum pernah dikenal, dan konsepkonsep sulit yang membuat bacaan sulit dipahami. Kemampuan siswadalam mengklarifikasi jawaban dapat diukur dari respon siswa terhadapkesalahan, yang biasa dilakukan dengan menandai dan merefisi ataumenambah jawaban dengan berpedoman pada prinsip dasar yangdipelajarid. PrediksiTugas memprediksi adalah memprediksi jawaban dari suatupermasalahan yang ada pada wacana. Kegiatan memprediksi menurutPalinscar dan Klenk(1992) dapat melatih siswa untuk berpikir kritisdalam mengambil keputusan, dimana pengetahuan siswa akan menjadisangat bermakna bila pengetahuan yang telah di bentuk diaplikasikanpada berbagai situasi yang dihadapinyaLangkah-langkah pendekatan Reciprocal Teaching yaitu:a) Guru menyediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak diajarb) Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang ditetapkan.Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf demi paragraf12

c) Siswa disuruh membuat pertanyaan, merangkum pokok pikirandalam paragraf, mempridiksi, dan memberikan komentar bilamenemukan hal yang tidak jelas dalam bacaan.d) Segmen berikutnya dilnjutkan dengan bagian bacaan/paragrafberikutnya, dan dipilih satu siswa yang akan berperan sebagai gurusiswa.e) Siswa dilatih sebagai guru sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswalain untuk berperan serta dalam dialog, namun selalu memberi gurusiswa untuk kesempatan memimpin dialog. Memberikan umpanbalik kepaada guru-siswa untuk peran sertanya.f) Pada hari berikutnya, semkin lama guru mengurangi peraan dalamdialog, sehingga guru-siswa dan siswa lain berinsiatif sendirimenangani kegiatan itu. Peran guru selanjutnya sebagai moderator,menjaga agar siswa tetap berada dalam jalur dan membantumengatasi kesulitan.84. Pendekatan MODERAT (Modification Of Reciprocal Teaching)Pendekatan MODERAT pada dasarnya merupakan gagasan penelitiyang berdasarkan pada tinjauan pustaka. Pendekatan ini merupakanpenggabungan antara pembelajaran konvensional dan pembelajaranberbalik (Reciprocal Teaching) yang disajikan dalam kelompok-kelompokkecil. Dalam hal ini, peneliti ingin mencoba meningkatkan keefektikanpembelajaran dengan menggabungkan keduanya.Karakteristik dari model pembelajaran MODERAT (Modificationof Reciprocal Teaching) adalah: “A dialogue between student and teacher,each taking a term in the role of dialogueleader : “reciprocal” interactionswhere me person acts in response to the otherstructured dialogue usingfour strategis : questioning, summarizing ,clarifying ,Predicting”.989Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Hlm. 98-99Hynd, C.R., Whorter, J.Y.V., Phares, V.L., & Suttles, C.W. Journal of ResearchInScienceTeaching.199413

Dengan demikian karakteristik dari Modification Of ReciprocalTeaching adalah:a) Dialog antara siswa dan guru, dimana masing-masing mendapatkesempatan dalam memimpin diskusi.b) Suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lainc) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yaitumerangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) danmemprediksi. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswamembangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya.Langkah-langkah pendekatan moderat (modification Of ReciprocalTeaching), diandiinformasikan kepada siswa agar terlebih dahulu merangkum materidan mempelajari materi dirumah.b.Guru menjelaskan secara garis besar, kemudian siswa mempelajarilagi materi tersebut secara mandiri.c.Siswa diberi soal latihan yang dikerjakan secara mandiri. Gurumengoreksi hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya mancatat sejumlahsiswa yang dapat mengerjakan secara benard.Siswa dibagi dalam kelompok dengan pembagian siswa yang dapatmengerjakan secara benar dan meyakinkan merata pada setiapkelompoknya, dengan tujuan dapat membimbing teman dalamkelompoknya yang mengalami kesulitan, sampai semua teman dalamkelompoknya benar-benra dapat mengerjakan soal latihan yangdiberikan pada gurue.Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.Siswa dapat membimbing temannyaf.Guru membahas soal latihan yang diberikang.Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali materisecara singkat untuk mengembangkan materi selanjutnya14

h.Guru memberi tugas/soal secara individu, termasuk memberikan engembangan materi berikutnyai.Siswa mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasij.Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sampai dimanakeberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.5. Belajar Dan Hasil Belajara.BelajarBelajar merupakan keseluruhan proses pendidikan bagi tiap orangyang meliputi pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan sikap dariseseorang. Seseorang dikatakan belajar apabila dapat diasumsikanbahwa pada dirinya terjadi proses perubahan sikap dan tingkah laku.Perubahan ini biasanya berangsur-angsur dan memakan waktu cukuplama.Perubahan tersebut akan semakin tampak bila ada usaha dari pihakyang terlibat. Tanpa adanya usaha, walapun terjadi proses perubahantingkah laku, tidak dapat diartikan sebagai belajar. Ini dapat diartikanbahwa pencapaian tujuan pembelajaran sangat bergantung pada prosesbelajar yang dilakukan oleh peserta didik itu sendiri. Berikut iniadalah pengertian belajar menurut pandapat para ahli pendidikan :1) Nana Sudjana menyatakan bahwa belajar bukan menghafal danbukan pula mengingat. Belajar adalah proses yang ditandai denganadanya perubahan pada diri seseorang.102) Slameto menyebutkan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yangdilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannyasendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.1110Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, 2008), Cet. IX, hlm. 28.11Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2003), Cet. IV, hlm. 2.15

3) Oemar Hamalik mendeskripsikan belajar sebagai suatu prosesperubahan tingkah laku individu melalui interaksi denganlingkungannya.12Dari keempat pendapat para ahli pendidikan di atas, maka dapatdiambil kesimpulan bahwa indikator dan tujuan belajar adalah perubahantingkah laku. Yang membedakan hanyalah cara atau usaha pencapaiannya.Menurut Slameto dan Oemar Hamalik untuk dapat terjadi perubahantingkah laku maka perlu adanya interaksi antara individu denganlingkungannya yang didalamnya terjadi serangkaian pengalaman belajar.Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali, baiksifat maupun jenisnya. Karena itu sudah pasti tidak setiap perubahandalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.Menurut Slameto, perubahan tingkah laku dalam pengertian belajarantara lain: 131) Perubahan terjadi secara sadar2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah lakuDalam interaksi belajar mengajar yang menjadi persoalan utamaadalah adanya proses belajar pada peserta didik yakni proses ngalamanyangdiperolehnya. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkandalam berbagai bentuk seperti

5 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Pustaka . Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai

Related Documents:

tentang teori-teori hukum yang berkembang dalam sejarah perkembangan hukum misalnya : Teori Hukum Positif, Teori Hukum Alam, Teori Mazhab Sejarah, Teori Sosiologi Hukum, Teori Hukum Progresif, Teori Hukum Bebas dan teori-teori yang berekembang pada abad modern. Dengan diterbitkannya modul ini diharapkan dapat dijadikan pedoman oleh para

BAB II Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis A. Teori Agency (Agency Theory) . agent (yangmenerima kontrak dan mengelola dana principal) mempunyai kepentingan yang saling bertentangan.3 Aplikasi agency theory dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan.4 Teori agensi .

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Beberapa tulisan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur seperti tesis, . teori manajemen, dan teori analisis SWOT. Perbedaan penelitian tersebut di atas adalah perbedaaan

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Nilai Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.1

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam penyusunan skripsi ini dibutuhkan tinjauan pustaka yang berisi teori-teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai kajian dan acuan bagi penulis 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem t

17 BAB II LANDASAN TEORI A. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory) Ramizes dalam bukunya Cultivating Peace, mengidentifikasi berbagai pendapat mengenai stakeholder.Friedman mendefinisikan stakeholder sebagai: “any group or individual who can affect or is affected by the achievment of the organi

BAB II . URAIAN TEORI . 1.1. Landasan Teori . Kerangka teoritis adalah konsep-konsep yang sebenarnya merupakan abstraksi dari ha

6 BAB II LANDASAN TEORI . A. Kajian Teori. 1. Konstruktivisme a. Pengertian Konstruktivisme Konstruktivis