TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI SULAWESI UTARA

3y ago
47 Views
2 Downloads
2.81 MB
98 Pages
Last View : 7d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Josiah Pursley
Transcription

TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI SULAWESI UTARAJILID IIJULIANUS KINHODIAH IRAWATI DWI ARINIJAFRED HALAWANELIS NURANIHALIDAHYERMIAS KAFIARMOODY C.KARUNDENGi

TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL DI SULAWESI UTARAJILID IIPengarahEditor: Ir. Adi Susmianto, M.Sc(Kepala Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi)Ir. Mahfudz, MP(Kepala Balai Penelitian Kehutanan Manado): Julianus Kinho, Diah Irawati Dwi Arini, Jafred Halawane, LisNurani, Halidah, Yermias Kafiar dan Moody C.Karundeng: Moody C. Karundeng: Julianus Kinho dan Diah Irawati: Balai Penelitian Kehutanan ManadoBadan Penelitian dan Pengembangan KehutananKementrian KehutananJln. Raya Adipura Kel.Kima Atas, Kec.Mapanget-ManadoTlp. (0431) 3666683 e-mail : bpk mnd@yahoo.com: Ir.Mahfudz, MPSumber fotosampul depanatas kiriatas kananbawah kiribawah kanan: Julianus Kinho dan Diah Irawati:: Bischofia javanica Blume.: Tetracera indica Merr.: Piper umbellatum L.: Ficus septica Burm f.PenulisDesain grafisFoto SampulPenerbitAll rights reserved. No part of this book may be reproduced in any form or byany means without the written permission of the authors and the publisher.ISBN : 978-602-98144-1-5ii

PRAKATABuku “Tumbuhan Obat Tradisional Di Provinsi Sulawesi Utara Jilid2” ditulis untuk memperkenalkan keanekaragaman jenis tumbuhan yangdigunakan dalam pengobatan tradisional Di Sulawesi Utara. Di dalam bukuini penulis menguraikan secara singkat dan jelas tentang beberapa jenistumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara yang dapat dijumpai di dalamdan diluar kawasan hutan, yang tersebar dari pesisir pantai sampai daerahpegunungan, disertai deskripsi singkat mengenai karakteristik morfologistumbuhan yang dilengkapi dengan gambar, kegunaan/manfaat, bagian yangdigunakan dan cara meramu atau cara menggunakan dan kandunganbahan aktifnya.Buku ini merupakan rangkuman dari kegiatan penelitian yangdilakukan oleh Balai Penelitian Kehutanan Manado yang dilakukan selama 2(dua) tahun di 10 (sepuluh) Kabupaten/ Kota di Provinsi Sulawesi Utarayaitu : Kab. Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kab. Minahasa,Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Minahasa Selatan, Kota Kotamobagu, Kab.Bolaang Mongondow, Kab.Bolaang Mongondow Timur dan KabupatenBolaan Mongondow Selatan. Mengingat masih banyaknya tumbuhan obattradisional di Sulawesi Utara yang belum terdata dan teridentifikasi padakesempatan ini, sehingga penerbitan Buku Tumbuhan Obat Tradisional DiSulawesi Utara direncanakan akan terbit secara berseri. Semoga dengankehadiran buku ini dapat membantu mereka yang membutuhkan informasitentang keanekaragaman jenis tumbuhan obat tradisional, secara khusus diSulawesi Utara. Buku ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi bagigenerasi muda untuk lebih mengenal tumbuhan obat sebagai kakayaanhayati yang harus dilestarikan.Akhir kata dengan segala keterbatasan yang ada namun untuktujuan mulia, kami menyadari bahwa buku ini masih banyak kekurangansehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demipenyempurnaan. semoga bermanfaat.Penulisiii

UCAPAN TERIMA KASIHPada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih danpenghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak baik pribadimaupun lembaga yang telah membantu dalam proses penulisan danpenerbitan buku ini. Buku ini dapat tersusun setelah melewati prosespanjang selama kurun waktu 2 tahun (2009-2010) dan merupakan hasilkerja sama tim peneliti dari Balai Penelitian Kehutanan Manado dalamprogram insentif riset peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa,Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (2009) danKementrian Riset dan Teknologi (2010), untuk itu kami menyampaikanucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepadaKementrian Pendidikan Nasional dan Kementrian Riset dan Teknologi yangtelah mendanai kegiatan penelitian ini. Ucapan Terima kasih danpenghargaan juga kami sampaikan kepada Balai Penelitian KehutananManado yang telah memberikan arahan,petunjuk dan masukan-masukanyang sangat berharga bagi kami. Kepala Pusat Litbang Hutan danKonservasi Alam yang telah berganti nama menjadi Pusat LitbangKonservasi dan Rehabilitasi, Badan Litbang Kehutanan, KementrianKehutanan yang telah mengakomodir kegiatan penelitian ini dalam simpulkoordinasi Rencana Penelitian Integratif (RPI). Prof.Dr.Edi Suryanto, dkk diLaboratorium Advance FMIPA Unsrat Manado yang telah membantumenganalisis kandungan fitokimia bahan-bahan alam yang kami kumpulkandari lapangan. Pimpinan dan staf Laboratorium Uji Biofarmaka, Pusat StudiBiofarmaka IPB Bogor yang telah menganalisis kandungan bahan aktif darisampel-sampel tumbuhan yang kami kumpulkan. Pimpinan dan stafHerbarium Puslitbang Hutan dan Konservasi Alam Bogor, secara khususkepada Ir.Uhaedi Sutisna dan Anggana yang telah membantu dalamidentifikasi material herbarium. Dr.Ir.John Tasirin, M.Sc.F atas saran danmasukan yang berharga bagi kami. Dr.Axel Dalberg Poulsen (RoyalBotanical Garden Edinburgh) atas saran dan masukan yang berharga.Krisma Lekitoo yang telah memberikan inspirasi, saran, masukan yangsangat berharga. Ucapan terima kasih dan penghargaan juga kamisampaikan kepada tokoh-tokoh kunci yang menjadi responden kami,khususnya Opa Kadi dan Oma Kadi (Batuputih-Bitung), Elisa Walukow daniv

Opa Boyo (Pinilih, Minahasa Utara), Dicky Kelung (Rurukan,Tomohon), WeliTairas dan oma Vivi Sumanti (Seretan Timu, Minahasa), Dolfi Rambi, OpaJance Kolinug, Oda Kolinug (Ratahan,Minahasa Tenggara), Decky Hansangdan keluarga (Tatengesan, Minahasa Tenggara), Boy Momuat (Mokobang,Minahasa Selatan), Abidin Modeong, Isnaeni Modeong (Buyat, BolmongTimur), Niklas Salamate dan Jeferson Kampong (Kotabunan, BolmongTimur), Salib Bibitan dan Aida Bonde (Pinolosian, Bolmong Selatan), OpaDemon, Setram Tambun, Ramli dan keluarga (Pinogaluman,Bolmong),Nurdin Ansik dan Kadir Ungkat (Tanoyan,Bolmong), Nus Mamonto(Kotamobagu), Nurdin Latimpala, Anwar Mooduto (Posigadan, BolmongSelatan).Akhir kata kami menyadari bahwa buku ini dapat tersusun berkatkerjasama dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkansatu persatu, oleh karena itu kami menyampaikan terima kasih danpenghargaan yang setinggi tingginya atas segala bantuan yang telahdiberikan, semoga buku ini bermafaat.MOTO TOMPIAAN, MOTO TABIAN BO MOTO TANOBAN SOMAHE KAI KEHAGE, SANSIOTE SANG PATE-PATE PAKATITI TUHEMA, PAKANANDU MANGENA BOLENG-BALANG SEGKAHINDO PAKATUAN WO PAKALAWIREN !!!Manado, April 2011Penulisv

SAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG KEHUTANANIndonesia dianugerahi kekayaan alam berupa sumberdaya hutanyang sangat luas dengan segala potensi yang terkandung di dalamnya.Hutan Indonesia yang luasnya 120,35 juta hektar menyimpan potensi danmanfaat hasil hutan yang tak ternilai harganya. Potensi hasil hutan berupaflora, fauna dan mikroorganisme memberikan kontribusi yang sangat besarterhadap kehidupan manusia. Meskipun demikian kita belum mengolah danmengelola potensi hasil hutan secara optimal untuk kemaslahatan manusia.Selama ini kita sibuk mengurus manfaat hutan yang berupa kayu, yangmenurut analisa para ahli kehutanan hanya memberikan manfaat sekitar 35% dari total ekonomi sumberdaya hutan. Kita belum optimal menggarapsisanya sekitar 95% dari nilai manfaat hutan, seperti hasil hutan bukan kayuyang berupa keanekaragaman flora, fauna, mikroorganisme dan jasalingkungan dari hutan.Salah satu jenis hasil hutan bukan kayu yang berpotensimemberikan manfaat ekonomi tinggi adalah tumbuhan obat. Tumbuhan obatmemiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan, baik untukmemenuhi kebutuhan masyarakat maupun sebagai bahan baku industri obatdan kosmetika. Industri obat dan kosmetika dalam negeri memerlukanpasokan bahan baku yang berasal dari tumbuhan obat dalam skala besar(skala industri). Oleh karena itu budidaya dan pengelolaan tanaman obatmemiliki prospek yang sangat bagus kedepan.Penulisan buku “Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid2” dimaksudkan untuk memperkenalkan jenis-jenis tumbuhan obattradisional yang telah lama digunakan secara turun temurun olehmasyarakat asli di Sulawesi Utara. Buku ini disajikan secara lugas, daninformatif disertai dengan foto-foto tumbuhan obat yang mungkin tidak asinglagi bagi, tetapi kurang diperhatikan kegunaannya semoga dengan hadirnyabuku ini, dapat menggugah kita untuk memperhatikan kembali tumbuhtumbuhan yang terdapat disekitar kita yang dapat dimanfaatkan sebagaiobat alternative atau obat tradisional. Namun harus disadari pula bahwakhasiat tumbuhan sebagai obat tergantung pada banyak faktor, baik darisenyawa kimia yang dikandungnya terkait dengan lingkungan tempattumbuhnya maupun keadaan penyakit penderitannya. Hal ini akanvi

mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untukmenghasilkan manfaat yang sebesar-besarnya dari tumbuhan obat sebagaihasil hutan non kayu.Kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunanbuku ini diucapkan terima kasih atas segala jerih payah dan usaha yangtelah dilakukan. Semoga buku ini bermanfaat.Jakarta,April 2011Kepala Badan Litbang KehutananDr.Ir.Tachrir Fathoni, M.Scvii

DAFTAR ISIHalamanPRAKATA .iiiUCAPAN TERIMA KASIH .ivSAMBUTAN KEPALA BADAN LITBANG KEHUTANAN .viDAFTAR ISI .viiiPENDAHULUAN .1PETUNJUK SEPUTAR PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT .3DESKRIPSI JENIS TUMBUHAN .9DAFTAR ISTILAH .83DAFTAR PUSTAKA .88viii

PENDAHULUANIndonesia sebagai negara kepulauan yang tersusun dari beribu-ribupulau yang didiami oleh berbagai macam suku bangsa serta adatistiadatnya. Dengan luas kawasan hutan tropis terkaya kedua di duniasetelah Brazil, negara kita menyimpan potensi hayati yang merupakansumber bahan pangan dan obat-obatan yang telah lama dimanfaatkan olehsuku-suku tradisional di Indonesia. Dengan luas kawasan yang mencapai120,35 juta hektar Indonesia memiliki sekitar 80% dari total jenis tumbuhanyang berkhasiat obat (Heriyanto, 2006). Herbarium Puslitbang Hutan danKonservasi Alam Bogor yang memiliki koleksi khusus tanaman danmempunyai nilai ekonomis, khususnya tumbuhan obat yang disebut sebagaikoleksi Heyne, mempunyai 3302 spesies dalam 1468 genus yang termasukdalam 199 famili (Heyne, 1987 dalam Sikumbang, 2008)Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa penduduk pedesaan diIndonesia khususnya yang bermukim disekitar kawasan hutan, seringkalimenggunakan tanaman atau tumbuhan liar yang terdapat di hutan untukpengobatan (Kusumawati dkk, 2003). Sehubungan dengan kekayaan alamIndonesia yang cukup tinggi, kemudian dipadukan dengan keragaman sukubangsa akan terungkap berbagai sistem pengetahuan tentang lingkunganalam. Pengetahuan ini akan berbeda dari satu etnis dengan etnis lainnyakarena perbedaan tempat tinggal dan dipengaruhi oleh adat, tata cara danperilaku (Waluyo dalam Hendra, 2002).Provinsi Sulawesi Utara yang terbagi ke dalam 14 wilayahadministrasi kabupaten/kota merupakan daerah hunian lima komunitaspenduduk asli yakni Talaud, Sangihe, Minahasa, Mongondow dan Gorontalo(Parengkuan, 2009). Dari kelima komunitas penduduk asli di SulawesiUtara, Minahasa merupakan merupakan etnis terbesar yang terdiri empatsub-etnik utama yaitu Tombulu,Tonsea,Tondano dan Tontemboan(Wenas,2007).Masyarakat tradisional di Sulawesi Utara yang bermukim di sekitarkawasan hutan telah banyak memanfaatkan sumberdaya hutan khususnyatumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti keperluan pangan,bahan konstruksi rumah, dan lainnya begitu pula obat-obatan tradisional,kayu bakar dan sebagainya. Pengetahuan mengenai pengobatan secaratradisional, terutama yang bahan bakunya berasal dari alam telah dikenal1

sejak zaman purba di Tanah Minahasa. Pengetahuan ini biasanyaditurunkan dari generasi ke generasi.Perkembangan zaman dan modernisasi budaya dapatmenyebabkan hilangnya pengetahuan tradisional yang dimiliki olehmasyarakat (Bodeker, 2000). Sejalan dengan hal itu pengetahuan mengenaitumbuhan obat tradisional di Minahasa juga menjadi semakin langka dandikhawatirkan akan menghilang, karena pengetahuan mengenai tumbuhanobat tradisional ini cenderung diketahui oleh kelompok atau klen tertentudan tidak semua anggota masyarakat atau anggota suku mengetahuinya.Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka diperlukan upayauntuk menggali informasi mengenai jenis-jenis tumbuhan obat yangdimanfaatkan secara tradisional oleh suku asli (indigenous people) diSulawesi Utara yang belum dikenal dan dikembangkan serta dibuktikanmengenai kandungan fitokimianya. Data dan informasi ini menjadi sangatpenting untuk didokumentasikan sehingga dapat diketahui oleh generasiberikutnya, mengingat belum adanya dokumentasi tentang tumbuhan obattradisional di Sulawesi Utara yang komprehensif dan dilengkapi dengan datailmiah tentang kandungan bahan aktif yang terkandung dalam jenis-jenistumbuhan obat tersebut.Buku ini mengulas tentang beberapa jenis tumbuhan obattradisional di Sulawesi Utara yang telah digunakan oleh masyarakat aslidalam pengobatan untuk pencegahan, penyembuhan dan pemulihanterhadap beberapa jenis penyakit. Penyajian dalam buku ini bersifatinformatif yang dikemas secara lugas, ilmiah dan sederhana sehinggadiharapkan dapat dipahami oleh khalayak umum dan dapat diaplikasikan.Deskripsi tumbuhan disertai dengan gambar berwarna untuk membantudalam pengenalan jenis tumbuhan obat dimaksud.2

PETUNJUK SEPUTAR PENGGUNAAN TUMBUHAN OBATDalam menggunakan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perludiperhatikan sehingga di dapat hasil pengobatan yang maksimal. Berikut inimerupakan petunjuk seputar penggunaan tumbuhan obat :A.IdentifikasiDalam buku ini terdapat ilustrasi tumbuhan obat dengan foto berwarnadi sertai urainnya yang cukup jelas sehingga pembaca dapat mengetahuiciri – ciri tumbuhan obat yang dimaksud. Hal ini perlu diperhatikan karenabanyak tumbuhan yang mirip tetapi tidak berkhasiat atau mempunyai khasiatyang berbeda.B. NamaBeberapa hal perlu dijelaskan tentang nama tumbuhan obat yang dipakai dalam buku ini.1) Nama ilmiah : menggunakan nama latin yang paling umum dipakai.2) Nama daerah : menggunakan nama daerah atau penyebutandengan bahasa daerah3) Sinonim : nama latin lain untuk tumbuhan obat yang berbeda namunmempunyai khasiat yang sama.4) Nama asing : menggunakan nama yang paling umum di pakai padabuku-buku kepustakaan luar negeri.C.Waktu PengumpulanGuna mendapat bahan terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikansaat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat.3

Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum, bilatidak dinyatakan lain,1) Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buahmenjadi masak2) Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.3) Buah dipetik dalam keadaan masak.4) Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.5) Akar (Radix), rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis(bulbus) dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya terhenti.D. Pencucian dan PengeringanBahan obat yang sudah dikumpulkan dan segera di cuci bersih,sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segeradimanfaatkan bila diperlukan pemakain bahan segar. Namun, bisa perludikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu – waktu diperlukan.Pengerikan bertujuan untuk mengurai kadar air dan mencegahpembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian, bahan dapatdisimpan lebih lama dalam toples atau wadah yantg tertutup rapat. Bahankering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk.Berikut ini cara mengeringkan bahan obat.1) Bahan berukuran besar atau banyak mengandung air dapat dipotong – potong seperlunya terlebih dahulu.2) Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakaipelindung seperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yangtidak terlalu cepat.4

3) Pengeringan bisa juga di lakukan dengan mengangin-anginkanbahan di tempat yang teduh atau dalam ruangan pengering yangaliran udaranya baik.E.Sifat dan Cita RasaDi dalam Traditional Chinese Pharmacology di kenal 4 macam sifatdan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan cara daripengobatan tradisional timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obatitu adalah dingin , panas, hangat dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnyapanas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasientakut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat, atau nadi lambat.Tumbuhan obat yang bersifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatansidroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidahmerah atau denyut nadi cepat.Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat adalah pedas, manis,asam, pahit, dan asing. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karenaselain berhubungan dengan organ tubuh, juga mempunyai khasiat dankegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar danmerangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan. Rasa asamberkhasiat mengawetkan dan mengelat. Rasa pahit dapat menghilangkanpanas dan lembab, semantara rasa asing melunakkan dan sebagai pecahar.Kadang – kadang ada yang menambahkan cita rasa yang keenam, yaitunetral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.F.CARA MEREBUS RAMUAN OBATPerebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, ataupanci email. Pot keramik dapat dibeli di toko obat tradisional Tionghoa.Panci dari bahan besi, aluminium, atau kuningan sebaiknya tidak digunakanuntuk merebus. Hal ini perlu diingat karena bahan tersebut dapat5

menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknyaracun, atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimiadengan bahan obat.Gunakan air yang bersih untuk merebus, sebaiknya digunakan airtawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut. Bahanobat dimasukan kedalam pot tanah. Masukan air sampai bahan terendamseluruhnya dan permukaan air berada sekitar 30 mm di atasnya. Perebusandi mulai bila air telah meresap kedalam bahan ramuan obat.Lakukan perebusan dengan api sesuai petunjuk pembuatan.Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan denganapi besar sampai airnya mendidih, selanjutnya api di kecilkan untukmencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian ,adakalanya api besar dan api kecil digunakan sendiri – sendiri sewaktumerebus bahan obat. Sebagai contoh, obat yang bekhasiat tonik umumnyadirebus dengan api kecil sehingga zat berkhasiatnyan dapat secara lengkapdikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yangmengandung racun perlu direbus dengan api kecil dalam waku yang agaklama sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api yangbesar digunakan untuk ramuan obat yang berkhasiat mengeluarkankeringat, serperti ramuan obat untuk influenza atau demam hal ini di maksudagar pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebihan dari zat yangmerupakan komponen aktif tumbuhan dapat di cegah.Apabila tidak di tentukan khusus, perebusan di anggap selesaiketika air rebusan tersisa setengah dari jumlah semula. Namun, jika bahanobat yang direbus banyak yang keras seperti biji, batang dan kulit kayumaka perebusan selesai setelah air tersisa sepertiganya. Berikut ini caraperebusan yang sedikit berbeda dari cara konvensional yang telah diuraikan diatas karena adanya bahan – bahan yang memerlukan perlakuankhusus.6

1) Direbus terlebih dahulu. Dilakukan bila ada bahan obat yang besaratau keras dan sukar diekstrak seperti kulit kerang atau bahanmineral. Bahan tersebut perlu dihancurkan dan direbus terlebihdahulu 10 menit sebelum bahan lain dimasukan.2) Direbus paling akhir. Dilaksanakan bila ada bahan obat yang mudahmenguap atau bahan aktifnya mudah terurai. Contohnyapeppermint, akar costus atau bahan pewangi. Bahan tersebut bia

Buku ini mengulas tentang beberapa jenis tumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara yang telah digunakan oleh masyarakat asli dalam pengobatan untuk pencegahan, penyembuhan dan pemulihan terhadap beberapa jenis penyakit. Penyajian dalam buku ini bersifat informatif yang dikemas secara lugas, ilmiah dan sederhana sehingga diharapkan dapat dipahami oleh khalayak umum dan dapat diaplik asikan .

Related Documents:

PEDOMAN CARA PEMBUA TAN OBAT TRADISIONAL YANG BAlK i. PENDAHULVAN 1.1. Latar 8elakang Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan . selumh aspek pembuatan obat tradisional dalam industri obat tradisional tersebut selalu mel11enulu CPO'lH.

Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.42.2996 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat Tradisional, Dalam rangka pengawasan importir, distributor, industri obat tradisional dan atau industri farmasi yang memasukkan obat tradisional wajib melakukan pendokumentasian distribusi obat tradisional. 11

Keywords: empon-empon, herbal medicine, production, management, marketing. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatan yang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahan baku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah antara lain karena berkembangnya industri obat modern dan .

tempat dimana Obat tradisional itu di buat dan di produksi. b. Sales S. a. les dalam proses peredaran obat tradisional ilegal merupakan pihak yang menawarkan obat tradisional kepada penjual obat tradisional, Jadi pengertian Sales Person atau Salesman di sini adalah individu yang menawarkan suatu produk

obat dan alat kesehatan c. Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku alam yang terkaitdengan kesehatan d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan .

2. lndustri Obat Tradisional : adalah industri yang memproduksi obat traditional dengan total asset diatas Rp 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah), tidak termasuk harga tanah dan bangunan 3. lndustri Kecil Obat Tradisional : adalah industri obat tradisional dengan total aset tidak lebih dari Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta

Daftar Obat Esensial Nasional adalah daftar yang memuat obat esensial yang diterbitkan oleh suatu negara. Daftar obat esensial nasional disusun berdasarkan konsensus untuk pengobatan dengan obat yang tersedia yang dipilih berdasarkan kemanfaatan dan keamanan. Daftar obat esensial dapat disesuaikan dengan level pelayanan yang ada, misal daftar .

ACCOUNTING 0452/21 Paper 2 May/June 2018 1 hour 45 minutes Candidates answer on the Question Paper. No Additional Materials are required. READ THESE INSTRUCTIONS FIRST Write your Centre number, candidate number and name on all the work you hand in. Write in dark blue or black pen. You may use an HB pencil for any diagrams or graphs. Do not use staples, paper clips, glue or correction fluid. DO .