Direktorat Obat Asli Indonesia - Janaaha

3y ago
75 Views
3 Downloads
1.69 MB
86 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Giovanna Wyche
Transcription

Direktorat Obat Asli Indonesia

Volume Ketiga Edisi PertamaBadan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2007BADAN POM RIDirektorat Obat Asli IndonesiaDAFTAR ISISambutan Kepala Badan POM RIKata PengantarTim Penyusun dan NarasumberBAB I Pembuatan Sediaan HerbalA.Informasi Umum Sediaan HerbalB.Cara Pembuatan Sediaan Herbal1.Hal-hal yang Perlu gan dan pengukuran4).Derajat kehalusan bahan tumbuhan obat5).Penyimpanan2.Macam Sediaan Herbal Infusa (Infus)Dekokta (Dekok)Tea (Teh)Gargarisma dan Kolutorium (Obat kumur dan obat cuci mulut)Sirupi (Sirup)Tinctura (Tingtur)Extracta (Ekstrak)BAB II Sediaan Saluran PencernaanA.AntidiareCaesalpiniaeCortexCoriandri FructusMomordicae FoliumGambierB.PencaharSennae FoliumC.AntiemetikZingiberis RhizomaBAB III Sediaan Antihiperlipidemia/AntihiperkolesterolemiaCurcumae domesticae RhizomaAnacardii FructusPolyanthi FoliumAllii cepae BulbusBAB IV Sediaan Anti-Inflamasi (Pereda Radang)Ageratii HerbaGraptophyllii FoliumGynurae procumbensis FoliumBoesenbergiae RhizomaMyristicae ArillusDirektorat Obat Asli Indonesia

BAB V Sediaan HepatoprotektorCurcumae zedoariae RhizomaEcliptae FoliumGlycyrrhizae RadixKaempferiae rotundae RhizomaPlantaginis FoliumBAB VI Sediaan Diabetes MelitusAlstoniae CortexCarambolae FructusPerseae SemenSyzigii cuminii SemenPhysalis FoliumBAB VII Sediaan Antikanker/AntitumorCatharanthi HerbaCentellae HerbaCurcumae manggae RhizomaBAB VIII Sediaan Imunomodulator/Imunostimulator(Pengatur/Penguat Sistem Imun)Andrographidis HerbaAzadirachtae FoliumPhyllanthi HerbaDirektorat Obat Asli Indonesia

SAMBUTAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIATumbuhan obat sudah sejak lama dimanfaatkan oleh masyarakat dalam upaya penyembuhan danpencegahan penyakit, peningkatan daya tahan tubuh serta mengembalikan kebugaran. Sepertidiketahui bahwa Indonesia adalah negara terbesar kedua setelah Brazil dalam kekayaankeanekaragaman hayati atau merupakan negara terbesar pertama apabila biota laut diperhitungkan.Dari sekitar 30 ribu jenis tumbuhan yang ada di Indonesia tersebut, lebih dari 1000 jenis telahdimanfaatkan untuk pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat kaya akan bahanobat yang berasal dari alam.Hampir setiap suku bangsa/etnis di Indonesia memiliki tumbuhan obat dan ramuan khas obattradisional/obat asli Indonesia. Ramuan sebahagian telah diproduksi dan dipasarkan oleh industriobat tradisional untuk tujuan swa-pengobatan. Para peneliti dari perguruan tinggi, lembaga penelitianmaupun kalangan industri telah melakukan penelitian tentang khasiat obat asli Indonesia dantumbuhan obat Indonesia. Namun hasil penelitian tersebut kebanyakan masih berupa makalah ataukertas kerja dan belum merupakan satu kesatuan informasi yang lengkap. Masyarakat dan profesikesehatan sering menemui kesulitan untuk mendapat informasi tentang khasiat, keamanan dan carapenggunaan suatu jenis tumbuhan obat atau ramuan obat asli Indonesia secara utuh.Dalam rangka penyebarluasan informasi tentang bahan obat dari alam, Badan Pengawas Obat danMakanan RI bekeija sama dengan para pakar dari perguruan tinggi menerbitkan buku “Acuan SediaanHerbal” yang berisikan informasi berkaitan dengan tumbuhan obat Indonesia. Pada volume pertamadan kedua, buku ini memuat masing-masing 30 monografi tumbuhan obat Indonesia yangmenguraikan tentang manfaat, keamanan dan cara penggunaan tumbuhan obat Indonesia. Buku“Acuan Sediaan Herbal” volume ketiga memuat 31 monografi tumbuhan obat Indonesia lainnya.Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi baik kepada masyarakat luas maupun para pemberipelayanan kesehatan sehingga tumbuhan obat dan obat asli Indonesia yang telah terbukti khasiatdan keamanannya secara ilmiah dapat lebih ditingkatkan pemanfaatannya pada Unit PelayananKesehatan Formal disamping untuk tujuan swa-pengobatan.Kepada semua pihak yang telah bekeija keras menyusun buku ini kami ucapkan terima kasih, semogakeija keras Saudara-saudara dapat memberikan sumbangan kepada pembangunan kesehatan danbermanfaat bagi pengembangan obat asli Indonesia.Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, MKes, SpFKDirektorat Obat Asli Indonesia

KATA PENGANTARDalam dua dasawarsa terakhir penggunaan obat tradisional/obat asli Indonesia terus mengalamipeningkatan, baik untuk pemeliharaan kesehatan maupun untuk pengobatan serta gangguankesehatan. Hal ini didorong dengan berbagai hasil penelitian dan kemajuan teknologi yangmembuktikan obat tradisional/obat asli Indonesia mempunyai khasiat yang sangat baik bagikesehatan. Bersamaan dengan itu obat tradisional/obat asli Indonesia yang terbukti berkhasiat danaman secara ilmiah atau bermanfaat secara klinik didorong penggunaannya pada pelayanankesehatan.Agar penggunaan obat tradisional/obat asli Indonesia dapat mencapai hasil optimal maka perludisertai dengan informasi yang lengkap, benar dan objektif. Untuk itu Badan Pengawas Obat danMakanan RI secara berkala menerbitkan Buku Acuan Sediaan Herbal. Buku Acuan Sediaan Herbal inidiharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas maupun para pemberi layanankesehatan tentang tumbuhan obat dan obat asli Indonesia. Namun buku ini tidak dapat digunakanuntuk mengklaim suatu produk yang tidak melalui proses penelitian/pengujian dari produk itu sendiri.Pada volume pertama dan kedua telah dibuat masing-masing 30 monografi simplisia dari berbagaijenis tumbuhan obat Indonesia, yang menguraikan tentang nama simplisia, nama tumbuhan,deskripsi tumbuhan dan informasi lain yang relevan dari suatu hasil penelitian tentangkhasiat/kegunaan dan keamanan simplisia tersebut. Pada volume ketiga ini dibuat 31 monografisimplisia lainnya. Simplisia yang dimuat dalam buku acuan ini dipilih dari tumbuhan yang banyakdigunakan oleh masyarakat untuk pengobatan atau banyak digunakan sebagai bahan bakupembuatan obat tradisional/obat asli Indonesia oleh Industri Obat Tradisional.Penerbitan Buku “Acuan Sediaan Herbal” volume ketiga ini diharapkan akan dilanjutkan denganvolume keempat kelima dan seterusnya, dengan muatan monografi tumbuhan obat yang berbedaatau spesies tumbuhan obat yang sama tetapi khasiat yang berbeda.Kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah bekerja keras menyusundan membantu penerbitan buku Acuan Sediaan Herbal volume ketiga ini, semoga dapat memberikanmanfaat bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat luas yang memerlukannya.Selanjutaya demi kesempurnaan buku ini, kritik serta sumbang saran dari para ahli dan pembacasangat kami harapkan.Jakarta, Desember 2007Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan Produk Komplemen Badan PengawasObat dan Makanan Republik IndonesiaDrs. Ruslan Aspan, MMDirektorat Obat Asli IndonesiaDirektorat Obat Asli Indonesia

TIM PENYUSUN DAN NARA SUMBERPengarahKetuaWakil KetuaSekretarisAnggotaKepala Badan Pengawas Obat danMakanan RIDrs. Ruslan Aspan, M.MDrs. Ketut RitiasaDra. Sri Indrawaty, M.KesDr. Niniek SoedijaniDR. Tepy UsiaDR. SherleyDrs. Sabar HariandjaDrs. Reen Wagner N, MMDrs. SyafrizalNara SumberProf. DR. Lukman Hakim, MSc DR. Subagus Wahyuono Prof. DR. Sidik DR. Asep Gana Suganda DR.Elfahmi DR.Wahjo Dyatmiko DR. Marianti A. Manggau Prof. DR. Amri Bachtiar DR. Noor WijayahadiDR. Aty WidyawaruyatiStaf PenyusunDra. Emawati Amelia Febriani, S.FarmDirektorat Obat Asli IndonesiaDirektorat Obat Asli Indonesia

BAB IPEMBUATAN SEDIAAN HERBALA.Informasi Umum Sediaan HerbalDalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuatdengan cara sederhana seperti infus, dekok dan sebagainya yang berasal dari simplisia. Simplisiaadalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman yang digunakansebagai obat dan belum mengalami pengolahan atau mengalami pengolahan secara sederhana sertabelum merupakan zat mumi kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Eksudattanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan caratertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia mumi.Setiap judul monografi menggunakan nama Latin dari simplisia yang terdiri atas nama marga (genus)atau nama jenis (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) tanaman asal, diikuti dengan bagiantanaman yang dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sediaan herbal yang diperoleh daribeberapa macam tanaman yang berbeda-beda marganya maupun eksudat tanamanPada monografi setiap simplisia dicantumkan informasi tentang deskripsi tanaman dan simplisia,habitat, sinonim nama daerah, nama asing, kandungan kimia, efek farmakologi, indikasi,kontraindikasi, peringatan, efek yang tidak diinginkan, interaksi obat, toksisitas, penyimpanan,penyiapan dan dosis. Pada deskripsi diuraikan nama latin tanaman dan bagian yang digunakan1pemerian serta makroskopis dari bagian tanaman yang digunakan Cara kerja obat atau efekfarmakologi didukung oleh data penelitian praklinik maupun data klinikDirektorat Obat Asli IndonesiaB.Cara Pembuatan Sediaan Herbal1.Hal-hal yang Perlu DiperhatikanDalam membuat sediaan herbal terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan karena sangatberpengaruh terhadap khasiat dan keamanan penggunaan sediaan herbal tersebut untukpengobatan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah:1).IdentifikasiSebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harus dipastikan bahwa tidak menggunakanbahan tanaman yang salah. Menggunakan sediaan herbal yang salah dapat menimbulkan efek yangtidak diinginkan atau keracunan.2).PeralatanPeralatan panci/ wadah yang digunakan sebaiknya dari bahan gelas/ kaca, email atau stainless steel.Gunakan pisau atau spatula/ pengaduk yang terbuat dari bahan kayu atau baja, saringan dari bahanplastik atau nilon. Jangan menggunakan peralatan dari bahan aluminium karena dapat bereaksidengan kandungan kimia tertentu dari tanaman yang mungkin menjadi toksis.3).Penimbangan dan pengukuranPada umumnya timbangan dapur dapat digunakan walaupun dengan gelas ukur lebih akurat. Ukurangram atau liter lebih mudah dan lebih umum digunakan daripada ukuran besaran lainnya. Apabilamendapat kesukaran dalam menimbang jumlah yang sedikit/ kecil seperti 10 gram, maka dapatdilakukan dengan penimbangan 20 gram, kemudian hasil penimbangan dibagi dua.4). Derajat kehalusan bahan tumbuhan obatDalam penyarian bahan berkhasiat yang terdapat dalam bahan tumbuhan obat, derajat kehalusanmerupakan hal yang terpenting. Derajat kehalusan bukan merupakan faktor tunggal yangmempengaruhi proses pelepasan bahan berkhasiat, tetapi jumlah dan sifat alami dari bahanpendamping/metabolit primer lain yang terdapat dalam bahan obat juga memegang peranan penting.Direktorat Obat Asli Indonesia

5). PenyimpananSediaan yang berbeda dapat bertahan untuk jangka waktu yang berbeda sebelum mulai berkurang/kehilangan kandungan bahan berkhasiatnya. Simpanlah infus atau dekok didalam lemari pendinginatau pada tempat yang teduh. Infus harus dibuat segar setiap hari (24 jam) dan dekok harusdigunakan dalam waktu 48 jam. Tingtur dan sediaan cair lainnya seperti sirup dan minyak atsiri perludisimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang teduh terlindung dari cahaya matahari dandapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.2. Macam Sediaan HerbalInfusa (Infus)Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi simplisia nabati dengan air padasuhu 90 C selama 15 menit. Pembuatan infus merupakan cara yang paling sederhana untukmembuat sediaan herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas ataudingin. Sediaan herbal yang mengandung minyak atsiri akan berkurang khasiatnya apabila tidakmenggunakan penutup pada pembuatan infus.Pembuatan:Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90 C sambil sekali-sekali diaduk.Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hinggadiperoleh volume infus yang dikehendaki. Infus simplisia yang mengandung minyak atsiri diserkaisetelah dingin. Infus simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infus simplisia yangmengandung glikosida antarkinon, ditambah larutan natrium karbonat P 10% dari bobot simplisia.Kecuali dinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera dibawah, infus yang mengandungbukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.Untuk pembuatan 100Kulit KinaDaun DigitalisAkar IpekaDaun Kumis kucingSekale KomutumDaun SennaTemulawakbagian infus berikut, digunakan sejumlah yang bagian4bagianDekokta (Dekok)Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu90 C selama 30 menit.Pembuatan:Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskandiatas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu 90 C sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagipanas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volumedekok yang dikehendaki, kecuali dekok dari simplisia Condurango Cortex yang harus dilaksanakansetelah didinginkan terlebih dahulu jika tidak ditentukan perbandingan yang lain dan tidakmengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagiandari bahan dasar atau simplisia. Untuk bahan berikut, digunakan sejumlah yang tertera.Bunga AmicaDaun DigitalisKulit Akar IpekaKulit KinaDaun Kumis kucingAkar Senega40,50,560,54Direktorat Obat Asli Indonesiabagianbagianbagianbagianbagianbagian

Tea (Teh)Pembuatan sediaan teh untuk tujuan pengobatan banyak dilakukan berdasarkan pengalaman sepertipada pembuatan infus yang dilakukan pada teh hitam sebagai minuman.Pembuatan:Air mendidih dituangkan ke simplisia, diamkan selama 5-10 menit dan saring. Pada pembuatansediaan teh, beberapa hal perlu diperhatikan yaitu jumlah simplisia dan air, jumlah dinyatakan dalamtakaran gram dan air dalam takaran mililiter.Derajat kehalusan untuk beberapa simplisia sesuai dengan yang tertera berikut ini:Daun, bunga dan herba: rajangan kasar dengan ukuran lebih kurang 4 mm.Kayu, kulit dan akar: rajangan agak kasar dengan ukuran lebih kurang 2,5 mm.Buah dan biji: digerus atau diserbuk kasar dengan ukuran lebih kurang 2 mm.Simplisia yang mengandung alkaloid dan saponin: serbuk agak halus dengan ukuranlebih kurang 0,5mm.Gargarisma dan kolutorium (Obat kumur dan obat cuci mulut)Obat kumur dan cuci mulut umumnya mengandung bahan tanaman yang berkhasiat sebagaiastringen yang dapat mengencangkan atau melapisi selaput lendir dan tenggorokan dan tidakdimaksudkan agar obat menjadi pelindung selaput lendir. Obat kumur dan obat cuci mulut dibuat darisediaan infus, dekok atau tingtur yang diencerkan.Penyimpanan:Dalam wadah berupa botol berwarna susu atau wadah lain yang sesuai. Pada etiket harus jugatertera:1.Petunjuk pengenceran sebelum digunakan2.“Hanya untuk kumur, tidak boleh ditelan”Sirupi (Sirup)Sirup adalah sediaan berupa larutan dari atau yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain,kadar sakarosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%.Pembuatan:Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkangula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobotyang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatan sirup dari simplisia yangmengandung glikosida antrakinon, ditambahkan natrium karbonat sebanyak 10% bobot simplisia.Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan metil paraben0,25% b/v atau pengawet lain yang sesuai.Tinctura (Tingtur)Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia dalam pelarutyang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan20% zat khasiat dan 10% untuk zat khasiat keras.Pembuatan:Maserasi:Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:Masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalamsebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung daricahaya sambil sering diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hinggadiperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan ditempat sejuk, terlindung daricahaya selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring.Direktorat Obat Asli Indonesia

Perkolasi:Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5bagian sampai 5 bagian penyari, masukkan kedalam bejana tertutup sekurang-kurangnya selama 3jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati-hati,tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan diatas simplisia masihterdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam. Biarkan cairan menetesdengan kecepatan 1 ml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehinggaselalu terdapat selapis cairan diatas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa,campurkan cairan perasan kedalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya sehinggadiperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam sebuah bejana, tutup, biarkan selama 2 hari ditempatsejuk, terlindung dari cahaya. Enap tuangkan atau saring.Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkankadarnya. Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan penyari secukupnya.Extracta (Ekstrak)Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yangcocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadiserbuk. Cairan penyari:Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, etanol, atau campuran etanol dan air.Pembuatan:Penyarian:Penyarian simplisia dengan cara maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan cara maserasi atau perkolasi. Penyariandengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.Direktorat Obat Asli IndonesiaMaserasi:Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada Tinctura. Suling atau uapkan maserat padatekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 C hingga konsistensi yang dikehendaki.Perkolasi:Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada Tinctura. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkanselama 24 jam, biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mgperkolat yang keluar terakhir diuapkan tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkandengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 C hingga konsistensi yang dikehendaki. Padapembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkanhingga 0,2 bagian, campur dengan perkolat pertama. Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol,dapat juga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas.Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air:Hangatkan segera pada suhu lebih kurang 90 C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekananrendah pada suhu tidak lebih dari 50 C hingga bobot sama dengan bobot simplisia yang digunakan.Enapkan ditempat sejuk selama 24 jam, serkai uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebihdari 50 C hingga konsistensi yang dikehendaki.Ekstrak (air dengan penyari etanol):Hasil akhir harus dibiarkan ditempat sejuk selama 1 bulan, kemudian disaring sambil mencegahpenguapan.Daftar Pusataka1.Van Duin, C.F, 1954, Ilmu Resep, PT. Soeroengan, Edisi 2, Jakarta, 73-79.2.Anonim, Pharmacopee Belanda, Edisi V, 188-189.Direktorat Obat Asli Indonesia

3.4.5.Andrew Chevallier Mnimh, The Encyclopedia of Medicinal Plants, Dorling Kindersley, 290-291.Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.Direktorat Obat Asli Indonesia

BAB IISEDIAAN SALURAN PENCERNAANA. Anti

Makanan RI secara berkala menerbitkan Buku Acuan Sediaan Herbal. Buku Acuan Sediaan Herbal ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat luas maupun para pemberi layanan kesehatan tentang tumbuhan obat dan obat asli Indonesia. Namun buku ini tidak dapat digunakan untuk mengklaim suatu produk yang tidak melalui proses penelitian/pengujian dari produk itu sendiri. Pada volume .

Related Documents:

OBAT HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA - 29 BAB PRODUK OBAT MODERN ASLI INDONESIA HAL 30 – 100 INDEX 114 . B Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi COVID-19 2 Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan atas karunia-Nya, penyusunan “Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) di Masa Pandemi COVID-19” dapat diterbitkan untuk memberikan dukungan .

Keywords: empon-empon, herbal medicine, production, management, marketing. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatan yang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahan baku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah antara lain karena berkembangnya industri obat modern dan .

herbal 37,55%), Pakistan US 10,71 juta (36,76%), Malaysia US 2,67 juta (9,17%), Vietnam sebesar US 1,19 juta (4,12%) dan Jepang sebesar US 806 ribu (2,77%). nilai ekspor obat Herbal indonesia 2009-2013 (Us ribu) Produk Utama ekspor obat Herbal indonesia Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia. Warta Ekspor Edisi September 2014 5 Tajuk Utama Pasar Impor Obat Herbal Nilai impor obat herbal .

Direktorat Pendidikan Madrasah Φ Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Φ Kementerian Agama RI. 2 PENDiS Edisi No. 2/II/ 2014 Warta Pendidikan Islam - Direktorat Pendidikan Madrasah - Direktorat Pondok Pesantren - Direktorat Diktis - Direktorat PAI - Sekretariat Laporan Khusus - Pendidikan Berkualitas Tidak Harus Mahal - Multi Indikasi Madrasah

Daftar Obat Esensial Nasional adalah daftar yang memuat obat esensial yang diterbitkan oleh suatu negara. Daftar obat esensial nasional disusun berdasarkan konsensus untuk pengobatan dengan obat yang tersedia yang dipilih berdasarkan kemanfaatan dan keamanan. Daftar obat esensial dapat disesuaikan dengan level pelayanan yang ada, misal daftar .

Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.00.05.42.2996 Tentang Pengawasan Pemasukan Obat Tradisional, Dalam rangka pengawasan importir, distributor, industri obat tradisional dan atau industri farmasi yang memasukkan obat tradisional wajib melakukan pendokumentasian distribusi obat tradisional. 11

PEDOMAN CARA PEMBUA TAN OBAT TRADISIONAL YANG BAlK i. PENDAHULVAN 1.1. Latar 8elakang Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang jenis dan . selumh aspek pembuatan obat tradisional dalam industri obat tradisional tersebut selalu mel11enulu CPO'lH.

Last previous edition approved in 2018 as A234/A234M – 18. DOI: 10.1520/A0234_A0234M-18A. 2 For ASME Boiler and Pressure Vessel Code applications see related Specifi-cation SA-234 in Section II of that Code. 3 For referenced ASTM standards, visit the ASTM website, www.astm.org, or contact ASTM Customer Service at service@astm.org. For Annual Book of ASTM Standards volume information, refer .