JAMU & KESEHATAN

3y ago
35 Views
2 Downloads
653.39 KB
34 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Bria Koontz
Transcription

JAMU & KESEHATANProf dr Tjandra Yoga AditamaSp P(K), MARS, DTM&H, DTCE

Katalog Dalam Terbitan. Badan Penelitian dan Pengembangan RIQV 766TjaTjandra Yoga AditamajJamu & Kesehatan – Jakarta : Badan Penelitian dan PengembanganKesehatan. 2014ISBN 978-602-0936-18-51. JudulII. Herbal MedicinalI. Plants, Medicinal Hak pengarang dan penerbit dilindungi Undang-undangCetakan Pertama. 2014Pengarang : Tjandra Yoga AditamaDicetak oleh : Lembaga Penerbit Balitbangkes (LPB)Jl. Percetakan Negara No. 29 Tlp. 021-4261088website : terbitan.litbang.depkes.go.ide-mail : LPB@litbang.depkes.go.id

JAMU & KESEHATANProf dr Tjandra Yoga AditamaSp P(K), MARS, DTM&H, DTCEBADAN LITBANG KESEHATANKEMENTERIAN KESEHATAN RI2014

Jamu & KesehataniKATA PENGANTARKesehatan adalah salah satu sendi terpenting kehidupan.Ada tiga aspek penting dalam kesehatan. Pertama, adalahkonsep bahwa menjaga yang sehat menjadi tetap sehatmerupakan prinsip utama. Kedua, yang namanya sehat itubukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dankesehatan sosial. Aspek ketiga, kalau memang sudah sakit makadiperlukan usaha untuk menjadi sehat kembali.Dalam ketiga aspek di atas, maka jamu punya peranpenting tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Ada jamu yangmembuat orang tetap sehat, ada jamu yang dapat membantupenyembuhan penyakit, dan jamu juga punya konsep holistik,menyeluruh, tidak hanya mengurusi kesehatan fisik saja.Di luar hal itu, jamu adalah bagian tidak terpisahkandari budaya bangsa, sejak masa lalu, sampai masa kini, dandiharapkan dapat terus lestari di masa depan. Kekayaan budayajamu perlu terus dijaga menjadi milik Nusantara, dan terusdikembangkan untuk mendunia.Buku ini menyampaikan gambaran umum tentang Jamudan Kesehatan, beserta berbagai aspek yang menyertainya.Diharapkan buku ini dapat memberi sumbangsih baik dalamaspek kesehatan dan juga aspek budaya dari Jamu, suatukekayaaan Nusantara.November, 2014Prof dr Tjandra Yoga AditamaSp P(K), MARS, DTM&H, DTCE

iiP r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aDAFTAR ISI1.Kata Pengantar.i2.Daftar Isi. ii3.Pendahuluan. 14.Peraturan perUU-an. 55.Perkembangan Masa Datang. 86.Saintifikasi Jamu.107.Tanaman Obat Nusantara.168.Toga & Wisata Kesehatan.209.Penelitian Dan Pengembangan Jamu & Kesehatan. 2310. Kekayaan Budaya Nusantara & “GRKTF”.2511. Penutup.27

Jamu & Kesehatan1PENDAHULUANJamu dapat digunakan untuk pengobatan danpemeliharaan kesehatan. Meskipun rasanya pahit, namun sejakberabad-abad yang lalu Jamu selalu mendapat tempat yangpenting dalam kehidupan sebagian besar masyarakat IndonesiaBerbagai literatur yang menyatakan bahwa tumbuhanobat di sekitar lingkungan hidup manusia telah berhasilmencegah kemusnahan mereka akibat wabah penyakitmenular – seperti wabah di masa lalu.Secara historis, pemanfaatan pelayanan kesehatantradisional telah berlangsung lama di Indonesia dalam upayameningkatkan derajat kesehatan hingga saat ini. Ada pendapatbahwa hal ini dapat ditelusuri pada relief Candi, sementaraistilah Jamu (Jampi Oesada) mungkin juga dapat ditelusuripada peninggalan tulisan jaman dulu, ada yang mengatakanmungkin ada di naskah Ghatotkacasraya (Mpu Panuluh), SeratCenthini dan Serat Kawruh Bab Jampi-Jampi Jawi.Sejarah jamu memang tidak diketahui secara pasti, adajuga yang menghubungkan dengan kebiasaan pada KerajaanHindu Mataram. Catatan lain pada kebiasaan putri-putri keratonuntuk menjaga kesehatan dan kecantikan diri di depan suami,mereka menggunakan jamu dan kosmetik herbal. “Acaraki”misalnya, adalah sebutan bagi orang yang membuat jamu danresep ramuan itu terangkum dalam kitab Madhawapura’s.Rumphius, seorang botanis yang hidup pada masapemerintahan Belanda di Indonesia yaitu tahun 1775 Masehitelah melakukan penelitian tentang jamu di Indonesia. Iamenerbitkan buku berjudul ‘Herbaria Amboinesis’.

2P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aData Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, suatupenelitian kesehatan berskala nasional yang diselenggarakanBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan KementerianKesehatan, menunjukkan bahwa 30,4% rumah tangga diIndonesia memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional,diantaranya 77,8% rumah tangga memanfaatkan jenispelayanan kesehatan tradisional keterampilan tanpa alat,dan 49,0% rumah tangga memanfaatkan ramuan. Sementaraitu, Riskesdas 2010 menunjukkan 60 % penduduk Indonesiadiatas usia 15 tahun menyatakan pernah minum jamu, dan 90% diantaranya menyatakan adanya manfaat minum jamu.Pelayanan kesehatan tradisional ramuan juga dikenal luasdi Indonesia sebagai Jamu dan secara empiris digunakan dalamupaya promotif, preventif bahkan selanjutnya berkembang kearah kuratif dan paliatif.Selain sudah dalam bentuk jamu, maka berbagai tanamanobat juga dikenal luas di negara kita sejak lama. Penelitianberskala nasional lain yang juga dikerjakan Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan adalah RisetTumbuhan Obat dan Jamu I (Ristoja) tahun 2012. Penelitian iniberhasil memperoleh data 1.889 spesies tumbuhan obat, 15.671ramuan untuk kesehatan, dan 1.183 penyembuh/pengobattradisional dari 20% etnis (209 dari total 1.128 etnis) Indonesianon Jawa dan Bali. Upaya ini perlu dilanjutkan dan dituntaskanagar seluruh etnis dapat dicakup dan tercapai 100% etnis.Dari kacamata internasional, WHO telah sepakatuntuk: (1) memajukan pemanfaatan pengobatan tradisional,complementary medicine untuk kesehatan, wellness yang bersifatpeople centered dalam pelayanan kesehatan dan (2) mendorongpemanfaatan keamanan dan khasiat pengobatan tradisionalmelalui regulasi dan product, practice, and practitioners.

Jamu & Kesehatan3Untuk Pengertian kesehatan/kedokteran alternatif dankomplementer, kini banyak istilah yang dipakai, a.l  “traditionalmedicine”, “complementary and alternative medicine”,“integrative medicine”, “medical herbalism”, “phytotherapy”,“natural medicine”, menter memang berbeda dengan pengobatankonvensional. Prinsip pengobatan tradisional & komplementera.l adalah :1. Pendekatan holistik (mind-body-spirit),2. Modalitas yang dipakai juga komprehensif (intervensi mindbody-spirit),3. Pengobatan lebih kepada mengembalikan vitalitas tubuhuntuk self-healing,4. Pengukuran hasil pengobatan juga bersifat holistik(perbaikan fungsi tubuh).Untuk supaya jamu dapat meningkat perannya dalamkehidupan masyarakat kita, maka sedikitnya ada lima pihakyang penting perannya.Pertama adalah tentu masyarakat sendiri, dan initidak terlalu sulit karena kenyataannya sebagian cukup besarmemang sudah menggunakan salah satu bentuk jamu dalamrumah tangganya. Kedua adalah petugas kesehatan, yangberhadapan langsung dengan pasien/masyarakat. Ini yangmasih butuh tantangan, khususnya bukti ilmiah yang dapatmeyakinkan petugas kesehatan, serta aturan yang mendukung.Untuk mendapat bukti ilmiah maka diperlukan peranaktor ketiga, yaitu peneliti, baik di Lembaga Riset sepertiBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)Kementerian Kesehatan RI, atau juga dari Universitas. Pihak

4P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m akeempat yang juga amat penting adalah para PenentuKebijakan Publik, yang dibutuhkan dukungan politiknya danjuga ketersediaan peraturan per UU-an yang diperlukan.Sementara itu, pihak kelima yang juga mutlakdiperlukan adalah dunia usaha, yang akan membuat jamusebagai komoditi yang dapat dijumpai secara luas.

Jamu & Kesehatan5PERATURAN perUU-anDalam meningkatkan pemanfatan obat tradisional-Utamanya Jamu– Indonesia telah memiliki berbagai regulasidan kebijakan mengenai pengobatan tradisional. UU No. 36 Tahun 2009 tentang KesehatanAmanat UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 47 : Upaya kesehatan diselenggarakan dalambentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif,kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu,menyeluruh dan berkesinambungan. Pasal 48 ayat 1 butir b : Upaya Kesehatan melaluipelayanan kesehatan tradisional. Integrasi pelayanan kesehatan tradisional dalampelayanan kesehatan formal merupakan suatu programpemerintah utamanya Kementerian Kesehatan.1. Pasal 48 : Pelayanan kesehatan tradisional merupakanbagian integral dari penyelenggaraan upayakesehatan.2. Pasal 100 ayat 1 : Sumber obat tradisional yang sudahterbukti berkhasiat dan aman digunakan dalampencegahan, pengobatan, perawatan, dan/ataupemeliharaan kesehatan tetap dijaga kelestariannya.3. Pasal 100 ayat 2 : Pemerintah menjaminpengembangan dan pemeliharaan bahan baku obattradisional. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 381/2007 tentangKebijakan Obat Tradisional Nasional.1. Mendorong pemanfaatan sumber daya alam Indonesiasecara berkelanjutan utk digunakan sebagai obattradisional demi peningkatan pelayanan kesehatan danekonomi.

6P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m a2. Menjamin obat tradisional yang aman, bermutudan bermanfaat serta melindungi masyarakat daripenggunaan obat tradisional yang tidak tepat.3. Tersedianya obat tradisional yang memiliki khasiat nyatayang teruji secara ilmiah, dan dimanfaatkan secara luasbaik untuk pengobatan sendiri maupun dalam pelayanankesehatan formal.4. Mendorong perkembangan dunia usaha di bidangobat tradisional yang bertanggung jawab agar mampumenjadi tuan rumah di negeri sendiri dan diterima dinegara lain. Peraturan Menteri Kesehatan No. 003/2010 tentangSaintifikasi Jamu dalam penelitian berbasis pelayanankesehatan, bertujuan mendapatkan evidence basepenggunaan jamu terkait manfaat dan keamanan jamu.1. Memberikan landasan ilmiah (evidence based)penggunaan Jamu.2. Mendorong terbentuknya jejaring tenaga kesehatansebagai pelaku “yankes Jamu” dan “penelitian Jamu”,baik promotif, preventif, kuratif, dan paliatif.3. Meningkatkan penyediaan Jamu yang aman, berkhasiatdan bermutu.4. Mengatur penyediaan data dan informasi tentangJamu untuk mendukung Jamu evidence based decisionmaking dalam upaya pengintegrasian Jamu dalampelayanan kesehatan. WHO Traditional Medicine Strategy 2014-2023Goals1. To support Member States in harnessing the potentialcontribution of T&CM to health, wellness and peoplecentred health care.

Jamu & Kesehatan72. To promote the safe and effective use of T&CM throughthe regulation and product, practice and practitioners.Strategy1. Building the knowledgebase and formulating nationalpolicies.2. Strengthening safety, quality and effectiveness throughregulation.3. Promoting universal coverage by integrating T&CMservices and self-health care into national health system.Selain itu, juga terdapat sistem / kebijakan lain, seperti : ASEAN, dalam bentuk Asean Task Force on TraditionalMedicine. APEC, dengan dokumen The Role of Traditional Medicine forStrengthening Primary Health Care. Di tingkat Nasional kita memiliki Kotranas (KebijakanObat Tradisional Nasional) dan dibentuknya Direktoratdi Kementerian Kesehatan yang mengurus kesehatantradisional dan komplementer.Secara umum ada lima hal yang akan didapat daripengembangan jamu dan tanaman obat ini. Kelima hal ituadalah :1. Saintifikasi Jamu.2. Kekayaan Tanaman Obat Nusantara.3. Pemanfaatan Tanamam Obat Keluarga (TOGA).4. Wisata Kesehatan.5. Pengakuan Jamu sebagai kekayaan budaya nusantara.

8P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aPERKEMBANGAN MASA DATANGPada gelar Kebangkitan Jamu tahun 2008, PresidenRepublik Indonesia menyampaikan empat hal penting terkaitdengan pengembangan Jamu yaitu:1. Membangun sistem pelayanan kesehatan dan pendidikanyang berlaku.2. gan jamu.3. Mendorong industri jamu untuk masuk ke dalam mainstreampasar global dan pasar dalam negeri serta yang juga sangatpenting adalah branding Indonesia untuk produk jamu.4. Mendorong berkembangnya usaha jamu melalui usahamikro, usaha kecil dan usaha menengah.Untuk dapat mewujudkan jamu sebagai komoditi yangkompetitif ditingkat global, diperlukan arah pengembanganjamu ke depan yang jelas disertai dengan langkah strategisyang dapat diukur capaiannya. Visi pengembangan jamusangat diperlukan, dilanjutkan dengan perumusan misi dantujuan pengembangan jamu yang diterjemahkan dalam bentukprogram yang sistematis dengan sasaran yang terukur untukpengembangan jamu tradisional, jamu terstandar, fitofarmaka,jamu saintifik, dan produk minuman, makanan kesehatan, sertakebugaran. Untuk itu acuan arah dan tahapan pelaksanaanperlu dituangkan dalam bentuk tapak jalan (roadmap) yanglebih rinci dan komprehensif.Roadmap pengembangan jamu (RPJ) merupakanpenuntun arah, tujuan dan tahapan pengembangan jamuIndonesia yang memiliki potensi ekonomi yang tinggi gunameningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saingbangsa. RPJ 2011-2025 merupakan acuan dan penuntun

Jamu & Kesehatan9teknis tahapan pengembangan jamu secara komprehensifyang dirumuskan dari visi, misi dan program jangka pendek,menengah dan panjang pengembangan jamu Indonesia.Dalam roadmap pengembangan jamu telah ditetapkanvisi, misi dan tujuan sebagai berikut:VisiJamu Indonesia menjamin Kualitas Hidup DuniaMisi1. Meningkatkan keamanan, khasiat-manfaat dan mutu jamu.2. Meningkatkan kemandirian bahan baku jamu.3. Mengembangkan industri jamu berkelas dunia.4. Memantapkan pasar lokal dan mendorong pasar global.5. Meningkatkan pemanfaatan jamu dalam pelayanankesehatan.6. Jamu sebagai brand image bangsa Indonesia.TujuanPengembangan jamu Indonesia bertujuan untuk mewujudkanjamuIndonesia yang aman, berkhasiat dan bermutudengan dukungan industri yang mandiri dan berdaya saingpada pasar global dan terlaksananya integrasi jamu dalampelayanan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup dankesejahteraan masyarakat.ArahArah perkembangan jamu nasional terbagi ke dalam 4 yaitu :1. Pengembangan jamu untuk kesehatan (fitofarmaka).2. Pengembangan jamu untuk kecantikan dan kebugaran.3. Pengembangan jamu untuk makanan dan minuman.4. Pengembangan jamu untuk wisata dan keagamaan.

10P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aSAINTIFIKASI JAMUUntuk menjamin tersedianya Jamu yang aman, berkhasiatdan bermutu, Pemerintah Indonesia melakukan langkah danupaya untuk menjamin keamanan Jamu. Untuk memperkuatdata dan informasi ilmiah tentang Jamu –utamanya formulaJamu-. Pemerintah Indonesia melaksanakan Program SaintifikasiJamu atau Scientific Based Jamu Development, yaitu penelitianberbasis pelayanan yang mencakup Pengembangan TanamanObat menjadi Jamu Saintifik, meliputi tahap-tahap :1. Studi etnofarmakologi untuk mendapatkan base-line dataterkait penggunaan tanaman obat secara tradisional.2. Seleksi formula jamu yang potensial untuk terapi alternatif/komplementer.3. Studi klinik untuk mendapatkan bukti terkait manfaat dankeamanan.4. Jamu yang terbukti berkhasiat dan aman dapat digunakandalam sistem pelayanan kesehatan formal.Jamu saintifik yang dihasilkan dari program digunakanuntuk terapi komplementer di fasilitas pelayanan kesehatandan dijadikan pilihan masyarakat jika mereka menginginkanuntuk mengonsumsi Jamu saja sebagai subyek dalam upayapreventif, promotif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif.Pengembangan Tanaman Obat menjadi Jamu Saintifik.1. Studi etnofarmakologi untuk mendapatkan base-line dataterkait penggunaan tanaman obat secara tradisional.2. Seleksi formula jamu yang potensial untuk terapi alternatif/komplementer.3. Studi klinik untuk mendapatkan bukti terkait manfaat dankeamanan.

Jamu & Kesehatan114. Jamu yang terbukti berkhasiat dan aman dapat digunakandalam sistem pelayanan kesehatan formal.Dewasa ini sudah tersedia dua Jamu Saintifik, yaitu untukhipertensi ringan dan untuk hiperurisemia.Formula Jamu Saintifik untuk hipertensi ringanNoNamaLokalNama LatinBagianTanamanKandungan1SeledriApium graveolens LHerbaFlavonoid status(Thunb).B.B.S. osida danmadekasosida),triterpen asamasiatat, quersetin,kaempferol3PegaganCentella asiatica (L.)Urban4TemulawakCurcumaxanthorrhiza RoxbRimpangKurkumin,xhantorizol,kurkuminoid,minyak atsiri5KunyitCurcuma domesticaValRimpangKurkuminoid,resin, minyak atsiriHerbaLignan (filantin,hipofilantin),flavonoid, minyakatsiri6MeniranPhyllanthus niruri L

12P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aFormula Jamu Saintifik untuk hiperurisemiaNoNamaLokalNama ahol (BI.)Hook.F.&ThDaunFlavonoid,tanin, steroid2SecangCaesalpinia sappan LKayuFenol n),kumarin(skopoletin)TempuyungSonchus arvensis L4Temu lawakCurcumaxanthorrhiza RoxbRimpangKurkumin,xhantorizol,kurkuminoid,minyak atsiri5KunyitCurcuma domesticaValRimpangKurkuminoid,resin, minyakatsiri6MeniranPhyllanthus niruri LHerbaLignan (filantin,hipofilantin),flavonoid,minyak atsiri3Saintifikasi Jamu di tahun mendatang ini adalah antara lainjamu untuk :1.    Haemorrhoid2.    FAM (Fibro Adenoma to-protektor8.    Immuno-modulator, dll

Jamu & Kesehatan13Selain yang sudah diteliti, maka saat ini baru diuji 24formula jamu untuk menjadi kandidat formula jamu Saintifik,yaitu 19 formula jamu untuk uji klinik pre-post dan 5 formulajamu untuk uji klinik multisenter.Dalam pelaksanaannya, program saintifikasi jamudikelola oleh Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan, dalam hal ini ditangani oleh BalaiPenelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan ObatTradisional di Tawangmangu. Kegiatan melibatkan dokterdan apoteker yang secara berkala dilatih dan jumlahnyameningkat dari waktu ke waktu. Program ini memberikanlandasan ilmiah (evidence based) penggunaan Jamu empiris.Selain itu, keberadaan para penelitinya juga akan mendorongterbentuknya jejaring tenaga kesehatan sebagai pelaku“pelayanan kesehatan Jamu” dan “penelitian jamu”, untukupaya promotif, preventif, kuratif, dan paliatif.Jejaring ini dibuat untuk :1. Turut menyiapkan regulasi mendukung saintifikasi jamu,seperti peraturan daerah, tarif, standar, dll.2. Menyiapkan sarana pendukung, a.l dalam bentuk : Penyediaan sumber daya manusia, a.l melaui pelatihan,magang. Penyediaan bahan Jamu (kerjasama dengan petani, DinasPertanian, Dinas Kesehatan.Selain dokter-dokter yang telah mengikuti PelatihanSaintifikas Jamu (sekitar 300 orang sampai Oktober 2014), makasebagian dokter juga termasuk dalam organisasi Praktisi Herbala.l : Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI), Perhimpunan Dokter Pengembangan Kesehatan TradisionalTimur (PDPKT),

14 P r o f d r T j a n d r a Yo g a A d i t a m aPerhimpunan Kedokteran Komplementer dan AlternatifIndonesia (PKKAI)Sementara itu, peran apoteker dalam kegiatan saintifikasijamu dapat dilakukan dengan :1. Menerapkan pekerjaan kefarmasian dalam SJ.2. pengadaan Jamu berkualitas.3. penyimpanan dan distribusi Jamu.4. Melakukan Pharmaceutical Care.5. Melakukan Pharmaceutical Record.6. Pengembangan produk Jamu Saintifik : bentuk sediaan yangpraktis.Masih banyak data ramuan hasil Riset yang sudahdilakukan pada 2012 yang “mengantri”, belum lagi ditambahdengan formulasi ramuan berbasis etnis. Inilah peran pentinglembaga penelitian perguruan tinggi, juga industri untukmelakukan percepatan Saintifikasi Jamu, yang hasilnya nantidialirkan ke Industri untuk diproduksi dalam skala nasional.Diharapkan lembaga penelitian di perguruan tinggi maupunlembaga riset terkait lainnya, baik Pemerintah maupun swasta,dapat melakukan langkah dan upaya guna membantuPemerintah dalam mensuks

Herbal Medicinal I. Plants, Medicinal Hak pengarang dan penerbit dilindungi Undang-undang Cetakan Pertama. 2014 Pengarang : Tjandra Yoga Aditama Dicetak oleh : Lembaga Penerbit Balitbangkes (LPB) Jl. Percetakan Negara No. 29 Tlp. 021-4261088 website : terbitan.litbang.depkes.go.id e-mail : LPB@litbang.depkes.go.id. JAMU & KESEHATAN Prof dr Tjandra Yoga Aditama Sp P(K), MARS, DTM&H, DTCE .

Related Documents:

C. Analisis Kebijakan Kesehatan 12 D. Sistem Nasional Kesehatan Indonesia 16. BAB 2 METODE ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN 19. A.engertian Metode Analisis Kebijakan Kesehatan P 19 B. Metode Analisis Kebijakan Kesehatan 21 C. Pengaruh . Stakeholder. Terhadap Kebijakan . esehatan K 24 D.roses Analisis Kebijakan Kesehatan P 26

Usaha kesehatan masyarakat yang betul2 tertuju pada penduduk pribumi dimulai oleh Dr.J.L. Hydrich pada thn1924 ketika ia memulai pendidikan kesehatan masyarakat utk daerah pedesaan di Pulau Jawa. Terlantar pada masa pendudukan Jepang. Hidup kembali dengan bantuan UNICEFF (1950) Pada thn1952 Di departemen Kesehatan dibentuk Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan mulai 1956 dibentuk Usaha .

KESEHATAN JIWA Pada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yang dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini .

makam pejuang kesehatan, penggerakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, pameran hasil pembangunan kesehatan, gelar pelayanan kesehatan preventif dan promotif, gelar pelayanan medis tertentu , gerakan membangun kesehatan masyarakat desa, seminar dan lokakarya pemecahan masalah

obat dan alat kesehatan c. Pembinaan dan pengawasan industri, sarana produksi dan sarana distribusi sediaan farmasi, obat tradisional, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT), bahan obat, bahan baku alam yang terkaitdengan kesehatan d. Pengawasan pre-market obat, obat tradisional, kosmetika, alat kesehatan, PKRT, dan makanan .

Direktorat Kesehatan Keluarga, Kementerian Kesehatan dan jajarannya. Policy brief ini juga diharapkan dapat menjadi masukan untuk pemerintah daerah khususnya kabupaten/kota dalam meningkatkan layanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Peran Budaya dalam Pemanfaatan Layanan Kesehatan Ibu Hamil

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI 363.1 Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

The “Agile Software Development Manifesto” was developed in February 2001, by representatives from many of the fledgling “agile” processes such as Scrum, DSDM, and XP. The manifesto is a set of 4 values and 12 principles that describe “What is meant by Agile". THE AGILE VALUES 1. Individuals and interactions over processes and tools 2. Working software over comprehensive .