USAHA PENGERINGAN EMPON-EMPON BAHAN OBAT HERBAL DI .

3y ago
89 Views
2 Downloads
882.74 KB
10 Pages
Last View : 15d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Arnav Humphrey
Transcription

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)USAHA PENGERINGAN EMPON-EMPON BAHAN OBATHERBAL DI KECAMATAN KISMANTORO KABUPATENWONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAHRudi Susanto1, Wiji Lestari2, Novemy Triyandari Nugroho31,2,3STMIK Duta Bangsa SurakartaJalan Bhayangkara Nomor 55 Tipes Surakarta1e-mail: rudist87@gmail.comAbstrakMitra kegiatan pengabdian adalah UD Jahe Wangi dan UD Tani Tlaten yangbergerak pada bidang usaha pengeringan empon-empon untuk bahan obat herbal.Mitra berlokasi di Kecamatan Kismatoro Kabupaten Wonogiri Provinsi JawaTengah. Permasalahan mitra meliputi bidang produksi, manajemen, dan pemasaran.Metode pelaksanaan pengabdian terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Analisis kondisidan kebutuhan mitra; (2) Penyusunan materi; (3) Pelaksanaan pelatihan yang terdiridari pembuatan SOP pengolahan empon-empon, pelatihan pembukuan usaha, danpelatihan pemasaran secara online; dan (4) Evaluasi. Hasil kegiatan pengabdianadalah: (1) Meningkatnya pemahaman mitra dalam bidang produksi, manajemen,dan pemasaran dengan rata-rata sebesar 22,5%; dan (2) Mitra dapat membuat SOPpengolahan empon-empon, pembukuan usaha serta melakukan pemasaran secaraonline.Kata Kunci: empon-empon, obat herbal, produksi, manajemen, pemasaran.AbstractThe Partners of community service are UD Jahe Wangi and UD Tani Tlatenengaged in the business of draining empon-empon for herbal medicine ingredients.Located in Kismatoro District Wonogiri Regency Central Java Province. ThePartners’ manufacturing barries included production, management, and marketing.The community service implementation method to solve them consisted of fourstages, namely: (1) Analysis of conditions and needs of partners; (2) Preparation ofmaterials; (3) Implementation of training that consist of making SOP processingof empon-empon, training book keeping, and training online marketing; and (4)Making Evaluation. The results of community service are: (1) Able to increase theirunderstanding in the field of production, management, and marketing in average of22.5%; and (2) they were able to make SOP processing of empon-empon, bookkeeping, and online marketing.Keywords: empon-empon, herbal medicine, production, management, marketing.PENDAHULUANIndonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatanyang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahanbaku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembanganproduksi tanaman obat cukup cerah antara lain karena berkembangnya industriobat modern dan tradisional, serta meningkatnya konsumsi dan harga komoditi75

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)obat (Utami, 2013). Menurut data Depatemen Pertanian tahun 2007, pasar yangmenyerap produk agribisnis hulu dan hilir tanaman obat adalah 1.023 perusahaanindustri obat tradisional (IOT) yang terdiri dari 118 IOT (aset Rp 600 juta) dan905 IKOT (industri kecil obat tradisional, aset Rp 600 juta) yang bersamaindustri farmasi rata-rata menyerap sebesar 63%, ekspor 14%, dan untukkonsumsi rumah tangga 23%. Data penyerapan tersebut akan terus meningkatsejalan dengan kecenderungan peningkatan konsumsi obat tradisaional (jamu),baik ditingkat nasional maupun global, sehingga jumlah industri jamu atau obattradisional juga akan meningkat.Tanaman obat adalah tanaman yang mengandung bahan yang dapatdigunakan sebagai pengobatan dan bahan aktifnya dapat digunakan sebagai bahanobat sintetik (Pribadi, 2009). Berdasarkan pengertian umum kefarmasian, bahandari bagian tumbuhan yang digunakan sebagai obat baik dalam bentuk asli atausebagai bahan baku obat yang sudah dikeringkan disebut simplisia nabati.Menurut Utami (2013) ada 5 kategori simplisia, salah satunya adalah simplisiarimpang atau empon-empon. Empon-empon yaitu tanaman yang dimanfaatkansebagai obat pada bagian akar rimpang atau umbinya. Contohnya adalah jenisjahe-jahean, seperti jahe, kencur, lengkuas, kunyit, lempuyang, temulawak, temuputih.Salah satu wilayah di Indonesia yang merupakan penghasil empon-emponterbesar di Indonesia adalah Jawa Tengah yang telah menyediakan kebutuhannasional sebesar 50% (Fahma, dkk., 2012). Salah satu penyokong terbesartersebut adalah Kabupaten Wonogiri. Adiarni (2007) menyatakan bahwa emponempon terutama jahe terdapat di seluruh kecamatan yang ada di KabupatenWonogiri dengan luas 360 hektar dengan produksi 1.839 ton. Jumlah produksitersebut melibatkan 3.082 kepala keluarga (KK) petani atau rata-rata setiap KKpetani menangani 0,117 hektar atau 1.170 m2.Berdasarkan survei tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) diKecamatan Kismantoro, terdapat enam (6) pedagang empon-empon yang beradadi jalan utama kecamatan yang menghubungkan Kabupaten Wonogiri danKabupaten Pacitan. Pedagang empon-empon yang melakukan pengeringan di76

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri diantaranya adalah UD Jahe Wangidan UD Tani Tlaten. UD Jahe Wangi berlokasi di Desa Pucung KecamatanKismantoro atau Jalan Purwantoro-Jeruk KM 12. Sedangkan UD Tani Tlatenberlokasi di Desa Gedawung Kecamatan Kismantoro atau Jalan PurwantoroKismantoro KM 4.Kondisi UD Jahe Wangi dan UD Tani Tlaten masih mengalami persoalandi bidang produksi, manajemen, dan pemasaran. Sebagai contoh: di bidangproduksi, kedua mitra belum mempunyai Standard Operation Procedure (SOP);di bidang manajemen, kedua mitra belum mempunyai pembukuan; dan di bidangpemasaran, kedua mitra belum melakukan pemasaran yang optimal untukmeningkatkan penjualan, khususnya menuju pasar ekspor. Permasalahan mitradari berbagai aspek bisnis tersebut memerlukan penyelesaian secara komprehensifdan secepatnya agar bisnis mitra menjadi lebih berkembang dan semakin maju.Berdasarkan kondisi mitra tersebut, maka tujuan PKM adalah: (1) Mitradapat membuat dan menerapkan SOP untuk meningkatkan kualitas produk keringempon-empon; (2) Mitra dapat melakukan pembukuan usaha, seperti cash flowdan laba rugi secara sederhana; dan (3) Mitra mampu melakukan pemasaransecara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas.METODEKegiatan PKM berupa kegiatan pelatihan dalam bidang produksi,manajemen, dan pemasaran dengan tahapan: (1) Analisis kondisi dan kebutuhanmitra; (2) Penyusunan materi; (3) Pelaksanaan pelatihan; dan (4) Evaluasi. Tahapanalisis kondisi dan kebutuhan mitra dilakukan dengan cara berdiskusi denganmitra terkait aspek produksi, manajemen, dan pemasaran. Tahap penyusunanmateri dilakukan dengan membuat modul pelatihan. Modul pelatihan dibutuhkanagar pelatihan dapat berjalan lancar dan efisien. Modul yang dibuat adalah modulSOP Produksi, modul pembukuan usaha, dan modul untuk pemasaran online.Tahap pelaksanaan pelatihan yang diberikan kepada mitra mempunyaitujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam rangkameningkatkan produktivitas mitra. Pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan77

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)mitra. Pelatihan yang dilakukan adalah: pelatihan pembuatan dan pengunaan SOP;pelatihan pembukuan usaha, dan pelatihan pengembangan pemasaran secaraonline. Tahap evaluasi digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pelatihandengan memberikan pre test dan post test.HASIL DAN PEMBAHASANSecara umum, kondisi UD Jahe Wangi dan UD Tani Tlaten terlihat sepertiberikut.a. Perajangan jahe di UD Tani Tlatenb. Proses sorting dan packing di UDJahe Wangic. Tempat pengeringan di UD Tani d. Oven pengering UD Jahe WangiTlatenGambar 1 Kondisi Mitra78

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)Kondisi usaha mitra dari aspek produksi, manajemen, dan pemasaran sepertiterlihat berikut.No123456Tabel 1 Kondisi Aspek Produksi, Majemen, dan Pemasaran MitraAspek BisnisUD Jahe WangiUD Tani TlatenProduka. JenisUsaha dagang tanamanUsaha pengeringanobat dan pengeringan.tanaman obat.b. JumlahTotal produksi kurangTotal Produksi 8lebih 48 ton/bulan (kering ton/bulan (kering).dan basah).Produksia. PeralatanPerajang, oven pengering, Pengrajang, pengeringanayakan sortiran, pencucidengan di jemur dibawahempon-empon.matahari.b. KapasitasJahe, Kunir, lengkuas: 45 8 ton/bulan (produkton/bulan (basah) dan 3kering).ton/bulan untuk produkkering.c. In ProcessSudah dicek manual.Cek manual.Controld. Kemasan/Packing manual/jahitPacking manual danPackingmesin.press.Prosesa. Sudah ada SOP Belum.Belum.b. Jaminan Mutu Belum.Belum.Manajemena. ProductionProduksi dilakukanProduksi dilakukanPlanningberdasarkan pesanan.berdasarkan pesanan.b. AccountingBelum.Belum.Book Keepinga. AuditingBelum.Belum.b. PerpajakanSudah.Belum.c. PolaKeluargaan, keuanganDari relasi.Manajemenpribadi, dan usaha masihmenjadi satu.d. InventoryBelum.Belum.ControlPemasarana. TeknikLewat Facebook, WADari relasi.PemasaranGroup, Gelar Potensi.b. Harga JualMenyesuaikan hargaDitentukan harga pasar.Produkpasar.c. KonsumenPabrik, perorangan/Pabrik, perorangan/pedagang.pedagang.79

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)Solusi untuk mengatasi permasalahan mitra dapat dilihat pada tabel berikut.Tabel 2 Permasalahan Mitra dan Solusi yang DiberikanAspek BisnisPermasalahan MitraProses produksi/pengeringanProduksibelum megunakan SOP.Solusi yang DiberikanPembuatan SOP Pengolahandan Pelatihan.ManajemenBelum adanya pembukuan, baik Pembuatan aplikasi cash flowcash flow maupun laporan laba dan laba rugi serta pelatihan.rugi.PemasaranPemasaran yang masihkonvensional.Pelatihan dan pendampinganpemasaran online berbasisalibaba.com.Solusi tersebut diberikan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh timPKM yang diperoleh dari hasil diskusi dengan mitra. Berdasarkan hasil analisis,mitra membutuhkan SOP dalam melakukan pengolahan untuk menghasilkanproduk kering/simplisia. Kualitas bahan obat sangat tergantung oleh penangananpascapanen yang benar. Pada aspek manajemen, mitra menyadari akan pentingnyapembukuan. Akan tetapi, mitra terkendala dengan penerapan pengetahuanakuntansi yang terbatas. Oleh karenanya, tim PKM mengusulkan untukpenggunaan pembukuan yang sederhana menggunakan aplikasi MS Excel. Padaaspek pemasaran, tim PKM melakukan pelatihan pemasaran secara online denganmenggunakan http://alibaba.com sebagai portal jual-beli multinasional untukpromosi online dan menyiapkan usaha mitra menuju bisnis berorentasi ekspor danmendapatkan pembeli dari luar negeri.Berdasarkan Tabel 2 tersebut, dibuat materi pelatihan yang terdiri darimateri presentasi dan modul pelatihan. Modul pelatihan dibutuhkan agar pelatihandapat berjalan lancar dan efisien. Modul yang dibuat adalah: (1) Modul SOPProduksi yang terdiri dari SOP Sorting, SOP Pencucian, SOP Perajangan, danSOP Pengeringan; (2) Modul pembukuan usaha yang terdiri dari buku daftarinventaris barang, buku neraca awal, buku kas transaksi, buku pembelian, bukupenjualan, buku stok barang, buku utang, buku piutang, buku bank, bukupendapatan, buku biaya pemesanan, laporan keuangan; (3) Modul untuk80

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)pemasaran online, yaitu: Pengaturan dan Memelihara Akun di alibaba.com,Pengaturan Profil Perusahaan, Cara Posting Produk pada alibaba.com.Gambar 2 SOP Penyortiran AwalPelaksanaan pelatihan mengunakan pendekatan ceramah, diskusi, danworkshop. Materi pelatihan meliputi: (1) SOP Pengolahan Empon-Empon; (2)Pembukuan sederhana dengan MS Excel; dan (3) Pemasaran online. Pesertapelatihan terdiri dari perwakilan UD Jahe Wangi dan UD Tani Tlaten denganjumlah 8 peserta.Evalusi pelaksanaan pelatihan dilakukan dengan memberikan pertanyaansebelum dan sesudah pelatihan. Pertanyaan berkaitan SOP Produksi, pembukuan,dan pemasaran online dengan 15 pertannyaan. Model jawaban adalah pilihanganda, dengan memilih satu jawaban yang paling tepat. Nilai peserta didapatkandari p jumlah jawaban benar dibagi jumlah soal dikalikan 100 (Dewi, 2017).Berdasarkan hasil pelatihan terdapat peningkatan pemahaman peserta. Nilai ratarata peserta sebelum pelatihan adalah 69,17%. Hasil tersebut mengindikasikanbahwa peserta pelatihan telah memahami hal-hal dasar yang bersifat umum terkait81

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)dengan materi pelatihan. Nilai rata-rata peserta setelah pelatihan adalah 91,67%menurut Tim PKM hasil tersebut mengindikasikan bahwa peserta memahami teoridan praktik terkait dengan materi pelatihan karena dalam pertanyaan terdapatpraktik seperti “Bagaimana tahapan posting produk di suatu market place?”Gambar 3 Pelaksanaan PelatihanSecara lengkap, nilai peserta pelatihan adalah sebagai berikut.Peserta12345678Rata-rataTabel 3 Hasil Nilai Peserta PelatihanSebelum PelatihanSesudah 060,086.766,793,366,793,369,1791,6782Kenaikan (%)20,0026,6713,3320,0020,0026,6726,6726,6722,5

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)Evalusi dilakukan dengan wawancara dengan mitra, yaitu Ibu Sugiarsi.Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa dengan adanya pelatihan mitrabisa melakukan pembukuan usaha, sehingga bisa menjalankan usaha dengan lebihbaik. Mitra bisa membuat SOP produksi serta melakukan pemasaran online.SIMPULANBerdasarkan hasil kegiatan PKM yang dilakukan, disimpulkan bahwa: (1)Kegiatan PKM mampu meningkatkan pemahaman mitra dalam bidang produksi,majanemen, dan pemasaran rata rata sebesar 22,5%; (2) Kegiatan PKMbermanfaat bagi mitra, hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara mitra bisamelakukan pembukuan usaha. Mitra dapat membuat SOP produksi sertamelakukan pemasaran online sehingga menjalankan usaha dengan lebih baik.UCAPAN TERIMA KASIHPenulis berterima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat(DRPM), Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, KementerianRiset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (RISTEKDIKTI) yang telah mendanaikegiatan PKM. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sugiarsi, S.E.selaku pemilik UD Jahe Wangi dan Bapak Paidi selaku pemilik UD Tani Tlatenselaku mitra PKM.DAFTAR PUSTAKAAdiarni, N. 2007. Rekayasa Sistem Rantai Pasokan Bahan Baku BerbasisJaringan Pada Agroindustri Farmasi. Disertasi: Prodi Teknologi IndustriPertanian IPB.Departemen Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan AgribisnisTanaman Obat Edisi KeduaDewi, D. A. L. & Maslichan. 2017. Upaya Peningkatan Kualitas Produksi danManajemen Usaha pada UMKM Genteng dan Batu Bata Di KabupatenRembang. Jurnal Pengabdian pada Masyarakat (PENAMAS), 1 (1): 34 –44.Fahma, F., dkk. 2012. Penetapan Harga Pokok Produksi (HPP) Produk RimpangTemulawak Menggunakan Metode Full Costing sebagai Dasar Penentuan83

GERVASI: Jurnal Pengabdian kepada MasyarakatVol. 2, No. 1, Juni 2018ISSN 2598-6147 (Cetak)ISSN 2598-6155 (Online)Harga Jual (Studi Kasus: Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar).Prosiding SNST ke-3 Tahun 2012.Pribadi, E. R. 2009. Pasokan dan Permintaan Tanaman Obat Indonesia serta ArahPenelitian dan Pengembangannya. Perspektif, 8(1): 52 – 64.Utami, M,. dkk. 2013. Keragaman dan Pemanfaatan Simplisia Nabati yangDiperdagangkan di Purwokerto. Jurnal BIOSFERA, 30(1).84

Keywords: empon-empon, herbal medicine, production, management, marketing. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara penghasil komoditi obat-obatan yang potensial. Aneka ragam jenis tanaman obat telah diproduksi sebagai bahan baku obat modern maupun obat tradisional (jamu). Prospek pengembangan produksi tanaman obat cukup cerah antara lain karena berkembangnya industri obat modern dan .

Related Documents:

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suhu dan lama pengeringan daun kakao terhadap beberapa komponen mutu teh hijau daun kakao. Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu suhu pengeringan yang terdiri dari suhu (40oC, 50oC dan 60oC) dan lama pengeringan selama 40 menit dan 50 menit .

dibandingkan dengan pengeringan pada kelembaban yang rendah (Ratnasari, 2014). Menurut Resmi (2014) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan Jamur Tiram”, suhu yang digunakan untuk pengeringan sayuran atau buah-buahan dengan alat pengeringa

Gambar 3. Nilai kadar protein ikan pari kering dengan metode pengeringan berbeda Gambar 3 menunjukan kadar protein terendah diperoleh perlakuan pada pengeringan oven pada suhu 100-130 C selama 5 jam sebesar 41,87% dan nilai kadar abu tertinggi diperoleh dari perlakuan pengeringan sinar matahari pada

kedua, menggunakan mesin pengering untuk mencapai kadar air 12,5% diperlukan waktu pengeringan dengan mesin pengering selama 8-10 jam pada suhu 45 - 60 C [2]. Jenis tungku berdasarkan bahan bakar (sumber panas) yang digunakan yaitu : 1. Tungku bahan bakar gas 2. Tungku listrik 3. Tungku bahan bakar minyak Parameter Pengeringan 1.

Buku Ajar Teknologi Bahan Alam ini disusun sebagai bahan pengajaran . bahan bantu bagi mahasiswa Farmasi dan Kimia untuk memahami tentang kimia bahan alam, teknologi sediaan bahan alam, dan farmakognosi. . , dilanjutkan dengan teknik seleksi dan penyiapan bahan, teknik ekstraksi, te

Variasi temperatur pengeringan yang digunakan adalah 50 oC, 55 oC, 60 oC, 70oC. Sebagai hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa waktu pengeringan tercepat untuk mencapai kadar air 12%w.b dari kadar air 21% yaitu 57,4 menit dan terjadi pada pengerifnlug idized bed den

Setelah dilakukan analisa statistik, diketahui bahwa suhu pengeringan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kelarutan kurkumin. Untuk mendapatkan tingkat kelarutan kurkumin yang tertinggi maka suhu pengeringan yang baik adalah 60 0C. Tabel 2. Pengaruh Suhu Air Pelarut Terhadap Kelarutan Kurkumin Taraf

CCSS English/Language Arts Standards Reading: Informational Text Second Grade Key Ideas and Details Craft and Structure Integration of Knowledge and Ideas. Indicator Date Taught Date Retaught Date Reviewed Date Assessed Date Re-Assessed CCSS.ELA-LITERACY.W.2.1 Write opinion pieces in which they introduce the topic or book they are writing about, state an opinion, supply reasons that support .