ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HIV AIDS DI IRNA NON .

3y ago
274 Views
20 Downloads
955.70 KB
192 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Warren Adams
Transcription

POLTEKKES KEMENKES PADANGASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGANHIV AIDS DI IRNA NON BEDAH PENYAKITDALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANGKARYA TULIS ILMIAHFAUZIAH ISWANDINIM: 143110245JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANGTAHUN 2017Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES PADANGASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGANHIV AIDS DI IRNA NON BEDAH PENYAKITDALAM RSUP DR. M. DJAMIL PADANGPROPOSALDiajukan ke Program Studi D III Keperawatan Politeknik Kesehatan KemenkesPadang Sebagai Salah Satu Persyaratan UntukMemperoleh Gelar Ahli Madya KeperawatanFAUZIAH ISWANDINIM: 143110245JURUSAN KEPERAWATANPROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANGTAHUN 2017Poltekkes Kemenkes Padang

Poltekkes Kemenkes Padang

Poltekkes Kemenkes Padang

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR RIWAYAT HIDUPNama: Fauziah IswandiTempat/ Tanggal Lahir: Parambahan / 8 Juli 1996Agama: IslamStatus: Belum MenikahAlamat: Jorong Kububatanduak, Nagari Parambahan, KecamatanLimo kaum, Kabupaten Tanah DatarNama Orang TuaAyah: MarsuandiIbu: MiswarnisRiwayat Pendidikan1. SDN 15 Tigo Niniek Nagari ParambahanTahun Lulus 20082. SMP Negri 4 BatusangkarTahun Lulus 20113. SMA Negri 1 ParianganTahun Lulus 20144. Poltekkes Kemenkes PadangTahun Lulus 2017Poltekkes Kemenkes Padang

KATA PENGANTARPuji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat danrahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang bejudul “Asuhankeperawatan pada pasien dengan HIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit DalamRSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah inidilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar AhliMadya Keperawatan pada program Studi D III Keperawatan Padang PoltekkesKemenkes Padang. Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna.Oleh karena itu saya mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membengun dariberbagai pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.Selama proses pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, saya tidak terlepas dari dukunganberbagai pihak. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagaipihak, sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karenaitu, saya mengucapkan terimakasih kepada :a. Ibu Ns. Nova Yanti,M.Kep,Sp.Kep.MB dan Ibu Hj.Efitra,S.Kp,M.Kep selakudosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untukmengarahkan saya dalam penyusunan proposal ini.b. Bapak Dr. H. Yusyirwan Yusuf, Sp.BA. MARS selaku direktur Utama RSUP. Dr.M. Djamil Padangc. Bapak H.Sunardi,SKM,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan KementrianKesehatan Padangd. Ibu Hj.Murniati Muchtar,SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan KeperawatanPolitenik Kesehatan Kementrian KesehatanPadange. Ibu Ns.Idrawati Bahar,S.Kep M.Kep selaku Ketua Program Studi D IIIKeperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Padangf. Ibu/Bapak Staf Dosen Program Studi Keperawatan Padang Politeknik kesehatanKementrian Kesehatan Padang yang telah memberikan bekal ilmu untuk bekalpenelitianPoltekkes Kemenkes Padang

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikansemua pihak yang telah membantu.Padang, Juni 2017PenulisPoltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .ABSTRAK .PENYATAAN PERSETUJUAN .PERNYATAAN PENGESAHAN PENGUJI .LEMBAR OSRISINALITAS .DAFTAR RIWAYAT HIDUP .KATA PENGANTAR .DAFTAR ISI .DAFTAR BAGAN .DAFTAR TABEL .DAFTAR GAMBAR .DAFTAR LAMPIRAN .iiiiiiivvviviiixxixiixiiixivBAB I PENDAHULUANA.B.C.D.Latar Belakang .Rumusan Masalah .Tujuan Penelitian .Manfaat Penelitian .1667BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep HIV AIDS .1. Pengertian .2. Penyebab .3. Patofisiologi .4. WOC .5. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologi .6. Penatalaksanaa .B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien HIV AIDS .1. Pengkajian .2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan .3. Perencanaan Keperawatan .88101316182228293335BAB III METODE PENELITIANA.B.C.D.E.F.Desain Penelitian .Tempat dan Waktu Penelitian.Alat dan Instrumen Pengumpulan Data .Populasi dan Sampel .Pengumpulan Data .Rencana Analisa .484848484954Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IV HASIL DAB PEMBAHSANA. Deskripsi Kasus . 55B. Pembahasan Kasus . 68BAB V PENUTUPA. Kesimpulan . 83B. Saran . 84DAFTAR PUSTAKALAMPIRANPoltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR BAGANBagan 2.1WOC HIVAIDS . 16Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR TABELTabel 2.1 Intervensi KeperawatanNanda, NIC-NOC . 31Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan Pada Pasien dengan HIV AIDS di IRNANon Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang . 55Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien dengan HIV AIDS di IRNANon Bedah Penyakit Dalam RSUP. Dr. M. Djamil Padang . 60Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan Pada Pasien dengan HIV AIDS di IRNANon Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang . 63Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Pada Pasien dengan HIV AIDS diIRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang 64Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan Pada Pasien dengan HIV AIDS di IRNANon Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang . 67Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR GAMBARGambar 2.1 Perjalanan Infeksi HIV AIDS .13Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR LAMPIRANLampiran 1Lembar Persetujuan (Informed Concent)Lampiran 2Surat Izin PenelitianLampiran 3Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan PenelitianLampiran 4Asuhan KeperawatanLampiran 5GanchartLampiran 6Jadwal Bimbingan ProposalLampiran 7Jadwal Bimbingan KTIPoltekkes Kemenkes Padang

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangInfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired ImmunodeficiencySyndrome (AIDS) merupakan salah satu penyakit mematikan di dunia yangmenjadi wabah internasional sejak pertama kehadirannya (Arriza, Dewi, Dkk,2011). Penyakit ini merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksivirus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalantubuh (Kemenkes, 2015).Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita mengalami penurunanketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macampenyakit lain (Kemenkes, 2015). Meskipun telah ada kemajuan dalampengobatannya, namun infeksi HIV dan AIDS masih merupan masalahkesehatan yang penting di dunia ini (Smeltzer dan Bare, 2015).Penyakit AIDS diartikan sebagai sekumpulan gejala yang menunjukkankelemahan atau kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luardan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringandalam respon imun dan tanpa gejala yang nyata, hingga keadaan imunosupresiyang berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian(Padila,2012).Proporsi orang yang terinfeksi HIV, tetapi tidak mendapat pengobatan anti HIVdan akhirnya akan berkembang menjadi AIDS diperkirakan mencapai lebih dari90%. Karena tidak adanya pengobatan anti HIV yang efektif, Case Fatality Ratedari AIDS menjadi sangat tinggi, kebanyakan penderita di negara berkembang(80-90%) mati dalam 3 sampai 5 tahun sesudah di diagnosa terkena AIDS(Kunoloji,2012).Poltekkes Kemenkes Padang

Penyebaran HIV tidak mengenal umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,pekerjaan, status perkawinan, dan daerah tempat tinggal penderitanya(Tangadi,1996 & Budiharto,1997 dalam Desima,2013). Laporan dari JointUnited Nations Programme on HIV and AIDS atau UNAIDS pada tahun 2015terdapat 2,1 juta infeksi HIV baru diseluruh dunia, yang banyak tersebar diwilayah afrika dan asia. Data ini menambah total penderita HIV menjadi 36.7juta dan penderita AIDS sebanyak 1,1 juta orang (UNAIDS, 2016).Laporan perkembangan HIV AIDS dari Direktorat Jendral Pencegahan danPengendalian Penyakit atau Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI pada tanggal18 Mei 2016 menyebutkan bahwa di Indonesia dari bulan Januari sampai denganMaret 2016 jumlah HIV yang dilaporkan sebanyak 7.146 orang dan AIDSsebanyak 305 orang. Rasio perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu2:1 (Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, 2016).Total angka kejadian kasus AIDS yang dilaporkan di Sumatra Barat dari tahun2009 sampai dengan bulan Maret 2016 yaitu 1.192 kasus, dimana komulatifCase Rate nya yaitu 21,59%. Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan dari provinsi,pada tahun 2011 ada 132 kasus, pada tahun 2012 133 kasus, tahun 2013 ada 222kasus, tahun 2014 ada 321 kasus, tahun 2015 ada 243 kasus, dan sampai bulanMaret 2016 ada 28 kasus (Ditjen P2P Kementrian Kesehatan RI, 2016).Dari data yang ada kasus HIV AIDS mengalami trend peningkatan setiaptahunnya. Untuk cara penularan kasus AIDS di tahun 2013 faktor resikotertinggi sudah beralih dari NAPZA suntik ke heteroseksual yaitu sebesar 59%.Dalam 5 tahun sebelumnya penularan melalui narkoba suntik adalah faktorresiko utama kasus HIV AIDS di Sumatra Barat. Sumatra Barat bahkan pernahmenduduki rangking 5 kasus HIV AIDS dari narkoba suntik (Profil KesehatanProvinsi Sumatra Barat Tahun 2013).Poltekkes Kemenkes Padang

Menurut Profil Kesehatan Provinsi Sumatra Barat tahun 2013 distribusi kasusHIV dan AIDS tersebar di 19 kabupaten dan kota di Sumatra Barat. Distribusipenyakit HIV AIDS terbesar terdapat di kota padang yaitu kasus infeksi HIVbaru sebanyak 39 orang dan AIDS sebanyak 322 orang dan angka kematianakibat AIDS sebanyak 58 orang, kota nomor 2 paling tinggi yaitu kotabukittinggi yaitu sebanyak 151 kasus (HIV sebanyak 7 kasus dan AIDSsebanyak 144 kasus) yang meninggal akibat AIDS sebanyak 15 orang.Sedangkan menurut dinas kesehatan kota padang tahun 2013 kasus HIV AIDSdi kota padang tahun 2013 kasus HIV AIDS dikota padang yaitu 59 kasus (HIVsebanyak 15 orang sedangkan kasus AIDS sebanyak 44 kasus). Angka kematianakibat AIDS sebanyak 8 kasus sedangkan pada tahun 2014 jumlah penderitaHIV sebanyak 225 orang penderita AIDS sebanyak 95 dan angka kematianakibat AIDS sebanyak 15 orang. Data yang mewakili dari RSUP Dr. M. DjamilPadang, berdasarkan data yang dihitung dari buku laporan di IRNA Non BedahPenyakit Dalam Pria RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan November 2016sampai Januari 2017 terdapat 41 orang pasien yang dirawat dengan HIV AIDS.Penyakit HIV AIDS merupakan penyakit infeksi yang dapat ditularkan ke oranglain melalaui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses hubunganseksual, tranfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi secarabergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasentadan kegiatan menyusui (Dinkes Kota Padang, 2015).Infeksi HIV menular melalui cairan genitalia (sperma dan cairan vagina)penderita dan masuk ke orang lain melalui jaringan epitel sekitar uretra, vaginadan anus akibat hubungan seks bebas tanpa kondom, heteroseksual atauhomoseksual. Ibu yang menderita HIV/AIDS sangat beresiko menularkan HIVke bayi yang dikandung jika tidak ditangani dengan kompeten (Nursalam.2011).Menurut laporan Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atauDitjen P2P Kementrian Kesehatan RI tahun 2016 presentase faktor resiko HIVtertinggi adalah hubungan seks beresiko pada heteroseksual (47%), Lelaki SeksPoltekkes Kemenkes Padang

Lelaki atau LSL (25%) dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun(3%). Sedangkan untuk presentase faktor resiko AIDS tertinggi adalahhubungan seks beresiko pada heteroseksual (73,8%), Lelaki Suka Lelaki atauLSL (10%), penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (5,2%), danperinatal (2,6%).Orang yang terinfeksi HIV atau mengidap AIDS biasa disebut dengan ODHA.Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) beresiko mengalami Infeksi Oportunistikatau IO. Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang terjadi karena menurunnyakekebalan tubuh seseorang akibat virus HIV. Infeksi ini umumnya menyerangODHA dengan HIV stadium lanjut. Infeksi Oportunistik yang dialami ODHAdengan HIV stadium lanjut menyebabkan gangguan berbagai aspek isasi,nutrisi,cairan,kenyamanan, koping, integritas kulit dan sosial spritual. Gangguan kebutuhandasar ini bermanifestasi menjadi diare, nyeri kronis pada beberapa anggotatubuh, penurunan berat badan, kelemahan, infeksi jamur, hingga distres dandepresi (Nursalam,2011).Penurunan imunitas membuat ODHA rentan terkena penyakit penyerta, menuruthasil laporan Direktur jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atauDitjen P2P tahun 2016 ada beberapa penyakit penyerta yang biasa menyertaiAIDS diantaranya, Tuberkulosis, Taksoplasmosis, Diare, Kandidiasi, Dermatitis,PCP ataupneumonia pneumocystis, Harpes simplex, Herpes zooster,Limfadenopati generalisata persisten.Penyakit HIV AIDS juga memunculkan berbagai masalah psikologis sepertiketakutan, keputusasaan yang disertai dengan prasangka buruk dan diskriminasidari orang lain, yang kemudian dapat menimbulkan tekanan psikologis (GreenSetyowati 2004 dalam Arriza, Dkk. 2013). Menurut Nursalam (2011) jikaditambah dengan stres psikososial-spiritual yang berkepanjangan pada pasienPoltekkes Kemenkes Padang

terinfeksi HIV, maka akan mempercepat terjadinya AIDS, bahkan meningkatkanangka kematian.Berdasarkan pengalaman praktik keperawatan medikal bedah IV di ruang rawatinap interne pria RSUP Dr. M.Djamil Padang pada bulan September 2016,terdapat 2 klien yang menderita HIV AIDS dalam 1 minggu praktek.Berdasarkan observasi selama dinas di bangsal interne pria, pengkajian tentangkebutuhan nutrisi pada pasien dengan HIV AIDS kurang dilakukan secara rinciseperti penimbangan berat badan, pengukuran antropometri. Evaluasi jugajarang dilakukan seperti jumlah makanan yang dimakan pasien, seberapa banyakmakanan yang dihabiskan pasien dalam 1 porsi pemberian, serta jarangdilakukan evaluasi penimbangan berat badan.Nutrisi yang sehat dan seimbang diperlukan pasien HIV AIDS untukmemperthankan kekuatan tubuh, mengganti kehilangan vitamin dan mineral,meningkatkan fungsi sistem imun dan kemampuan tubuh untuk memerangipenyakit dan juga meningkatkan respon terhadap pengobatan. Namun pasienHIV dan AIDS seringkali tidak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yangcukup karena beberapa sebab diantaranya adanya lesi oral, mual, muntahkelelahan dan depresi membuat ODHA menurun nafsu makannya (Nursalam,2011).Perawat memiliki tugas memenuhi kebutuhan dan membuat status hankeperawatanmerupakan suatu tindakan atau proses dalam praktik keperawatan yangdiberikan secara langsung kepada pasien untuk memenuhi kebutuhan objektifpasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti telah melakukan penelitian tentangasuhan keperawatan pada pasien dengan HIV AIDS di IRNA Non BedahPenyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.Poltekkes Kemenkes Padang

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian adalah bagaimanaasuhan keperawatan pada pasien dengan HIV AIDS di IRNA Non BedahPenyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017 ?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumTujuan umum penelitian adalah mendeskripsikan asuhan keperawatan padapasien dengan HIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr.M. Djamil Padang tahun 20172. Tujuan Khususa. Mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan pada pasien dengan HIVAIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padangtahun 2017b. Mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada pasien denganHIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. DjamilPadang tahun 2017c. Mendeskripsikan rencana keperawatan atau intervensi pada pasiendengan HIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M.Djamil Padang tahun 2017d. Mendeskripsikan tindakan keperawatan atau implementasi pada pasiendengan HIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M.Djamil Padang tahun 2017e. Mendeskripsikan evaluasi keperawatan pada pasien dengan HIV AIDSdi IRNA Non Bedah Penyakit Dalam,RSUP Dr.M. Djamil Padang tahun2017Poltekkes Kemenkes Padang

D. Manfaat Peneliian1. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pengalaman yang berharga bagipeneliti dari aspek aplikatif dan sebagai wujud aplikatif mata ajar risetkeperawatan tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan HIV AIDS2. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pustaka atau referensi dalampembuatan atau pengaplikasian asuhan keperawatan pada pasien denganHIV AIDS3. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pembanding untuk penelitianselanjutnya.Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA.KONSEP HIV AIDS1. rupakanpenyakitkekurangan sistem imun yang disebabkan oleh retrovirus HIV tipe 1 atau HIVtipe 2 (Copstead dan Banasik, 2012). Infeksi HIV adalah infeksi virus yangsecara progresif menghancurkan sel-sel darah putih infeksi oleh HIV biasanyaberakibat pada kerusakan sistem kekebalantubuhsecara progresif,menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu (terutamapada orang dewasa) (Bararah dan Jauhar. 2013). Acquired Immune DeficiencySyndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yangmerupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia & Lorraine, 2012).Definisi Kasus Surveilans untuk infeksi HIV dari CDC menurut Sylvia danLorraine (2012) yaitu: Kriteria yang direvisi pada tahun 2000 untuk pelaporantingkat nasional, mengombinasikan infeksi HIV dan AIDS dalam satu definisikasus. Pada orang dewasa , remaja, atau anak berusia 1

keperawatan pada pasien dengan HIV AIDS di IRNA Non Bedah Penyakit Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2017”. Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada program Studi D III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang. Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini belum sempurna. Oleh karena itu saya .

Related Documents:

kali 1 sesi dilakukan pada pasien resiko perilaku kekerasan dengan tujuan untuk mengontrol marah pasien. Pengkajian Keperawatan, pengkajian keperawatan yang dilakukan pada selasa, 18 Februari 2020 didapatkan hasil identitas pasien merupakan seorang perempuan bernama Ny. S pasien dengan resiko perilaku kekerasan. Alasan pasien

asuhan keperawatan pada pasien karsinoma mamae . 2. Institusi Pendidikan Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran untuk pengembangan ilmu dalam penerapan asuhan keperawatan pada pada pasien dengan karsinoma mamae 3. Masyarakat (keluarga/pasien) Di

dalam upaya memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru. 1.4.2 Secara Praktis a. Bagi Puskesmas Dapat sebagai masukan untuk menyusun kebijakan atau pedoman pelaksanaan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan TB Paru sehingga penatalaksanaan dini bisa dilakukan dan dapat menghasilkan keluaran

Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi. Dengan adanya tugas ini di harapkan mahasiswa lain dapat memahami materi Asuhan Keperawatan Jiwa Pasien dengan Halusinasi dengan baik. Dalam proses pembuatan tugas ini, banyak pihak yang telah membantu dan mendukung untuk menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini

Menganalisa asuhan keperawatan pada pasien Ny. M.G dengan Diagnosa Medis CHF (congestive hearth failure) 1.4. Manfaat Studi Kasus 1.4.1. Manfaat teoritis Memperoleh pengalaman dan pengetahuan serta dapat menerapkan Asuhan Keperawatan yang didapatkan dari akademik sebagai upaya dalam penanganan pada pasien dengan CHF(Congestive Hearth Failure).

keperawatan yang dapat dilakukan adalah menggunakan standar praktek asuhan keperawatan klinis kesehatan jiwa yaitu asuhan keperawatan jiwa. Tujuan : Untuk memahami bagaimana respon klien setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien perilaku kek

3. Menerapkan paradogma keperawatan jiwa dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa 4. Menerapkam model konsep keperawatan jiwa dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah psikososial dan gangguan jiwa.

Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan m edikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas . pada pasien Stroke 3. P enyuluhan dan konseling pada pasein hipertensi 4. Penanga