BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Kajian Tentang Semut Api .

3y ago
115 Views
3 Downloads
529.31 KB
22 Pages
Last View : 2m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Kajian Teori1. Kajian tentang semut api merah Solenopsis invictaa. Morfologi dan KlasifikasiSemut api termasuk makhluk hidup dalam kingdom Animalia, dantergolong hewan avertebrata yang termasuk pada kelas insekta. Hewan inimudah ditemukan karena dapat hidup di daratan bahkan di dalam rumahpun mereka dapat ditemukan. Tubuh semut api terdiri atas tiga bagian,yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Semut api memilikieksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan jugasebagai tempat menempelnya otot. Menurut Tarumingkeng (2001) dalamTaib (2012) bahwa, semut api memiliki lubang-lubang pernapasan dibagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasimereka. Pada kepala semut api terdapat banyak organ sensor. Semut apimemiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebihkecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Merekajuga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksiperubahan cahaya dan polarisasi.Gambar 2.1 Struktur tubuh semut api merah Solenopsis invicta (Minarti, 2012)6

Klasifikasi semut api merah menurut Taib (2012) adalah sebagai berikut:Kingdom: AnimaliaPhylum: ArthropodaClass: InsektaOrdo: HymnenopteraFamily: FormicidaeGenus: SolenospisSpecies: Solenopsis invictab. Siklus HidupSiklus hidup semut api merah Solenopsis invicta mengalamimetamorphosis sempurna. Dimulai dari telur menjadi larva, larva menjadipupa, kemudian berkembang semut dewasa. Menurut Wahyudin (2007)dalam Taib (2012) Perkembangan dari stadium telur sampai menjadi dewasaberkisar 6 minggu lebih, tergantung ketersedian makanan, suhu, musim danfaktor lain.Gambar 2.2 Daur Hidup Semut Solenopsis invicta (Minarti, 2012)7

1) TelurRatu semut meletakkan telur di dalam sarangnya. Telur itu sangatkecil dan berbentuk elips, berukuran kira-kira 0.5 mm x 1 mm. Telurmenetas menjadi larva yang berukuran 5-10 kali lebih besar. Bentuklarva dan telur sangat mirip, yaitu menyerupai ulat (Taib, 2012).Gambar 2.3 Telur Semut Solenopsis invicta (Minarti, 2012)2) LarvaLarva menetas dalam 8 hingga 16 hari, dan tahapan kepompongakan berakhir dalam 9 sampai 16 hari. Bentuk larva dan telur sangatmirip, yaitu menyerupai ulat. Larva pertama kali ini diberi makan olehsemut dewasa, larva generasi berikutnya diberi makan oleh pekerja.Pada larva sudah terbentuk mata dan mulut sedangkan pada telur keduaorgan itu belum ada. Selama masa pertumbuhannya, larva mengalamibeberapa kali ganti kulit (molting), seperti ular. Setelah beberapa kaliganti kulit, maka larva berkembang menjadi pupa (Taib, 2012).8

Gambar 2.4 Larva Semut Solenopsis invicta (Minarti, 2012)3) PupaLarva yang diberi makan cukup dan mengalami beberapa kalimolting akan menjadi pupa. Pupa bentuknya seperti semut dewasadengan tekstur tubuh lebih lunak, berwarna putih krem, dan tidak aktif.Gambar 2.5 Pupa Semut Solenopsis invicta (Minarti, 2012)4) Semut DewasaSetelah mengalami masa perkembangan dari telur hingga menjadipupa yang menyerupai semut dewasa tetapi belum aktif secarasempurna. Semut dewasa akan muncul dalam beberapa hari dan akanmengalami proses pengerasan dan penggelapan kutikula denganberubah warna sesuai dengan kasta nya. Seekor semut pekerja yangbaru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertamauntuk merawat ratu dan semut muda. Setelah itu menggali danmembuat sarang kemudian mencari makan dan mempertahankansarang (Taib, 2012).9

Gambar 2.6 Semut Solenopsis invicta (Minarti, 2012)c. HabitatSemut api merupakan hama utama pertanian dan rumah tangga,menghancurkan hasil panen dan menyerang area pemukiman, baik di luarmaupun di dalam ruangan. Bukan hanya itu, semut api mampu mengigitmanusia. Gigitannya amat menyakitkan seperti dibakar api, karena racunatau asam format yang diproduksi oleh kantung racun. Gigitannya mampumenyebabkan tempat yang digigit berair, dan bagi mereka yangmempunyai alahan, mampu menyebabkan mata dan telinga bengkak.Semut api biasa hidup di tanah baik dataran rendah maupun datarantinggi atau daerah pegunungan yang memiliki suhu sedang. Semut apidikatakan sebagai pekerja keras. Mereka dapat membangun bukit setinggi30 cm dan selebar 60 cm, atau menggali terowongan labirin hinggasedalam 1,5 m di bawah tanah. Di wilayah-wilayah tertentu, semut apimembangun bukit-bukit kecil hingga lebih dari 350 buah (Taib, 2012).Faktor suhu dan kelembaban udara mikro dalam ekosistem turutmempengaruhi variasi kehidupan semut. Menurut Riyanto (2007) dalamYuniar dan Haneda (2015) menyatakan bahwa kisaran suhu 25-32 Cmerupakan suhu optimal dan toleran bagi aktifitas semut di daerah tropis.Selain itu suhu tanah merupakan salah satu faktor yang sangat menentukankehadiran dan kepadatan organisme tanah. Suhu tanah akan menentukan10

tingkat dekomposisi material organik tanah. Secara tidak langsung terdapathubungan kepadatan organisme tanah dan suhu, bila dekomposisi materialtanah lebih cepat maka vegetasi lebih subur dan mengundang seranggauntuk datang. Suhu tanah yang tidak terlalu dingin disukai oleh arthropodaSalah satunya adalah semut api.2. Kajian tentang pengendalian seranggaa. Pengendalian secara BiologiPengendalian serangga secara Biologi adalah dengan memanfaatkanparasitoid. Menurut Godfray (1994) dalam Meilin dan Praptana (2014)Parasitoid adalah serangga yang tumbuh dan berkembang pada arthropodalain. Parasitoid telur merupakan musuh alami yang telah banyak digunakanuntuk mengendalikan serangga hama tanaman dan perlu dipertimbangkandalam pengendalian hayati hama karena keefektifannya mengendalikanpopulasi lebih dini (Godfray, 1994 dalam Meilin dan praptana, 2014).b. Pengendalian MekanikPengendalian Mekanik terhadap serangga sering dilakukan olehkebanyakan masyarakat adalah dengan mencari sarang atau sumber tempatberkumpulnya koloni semut atau serangga dan memindahkan ke tempatyang jauh dari kehidupan makhluk hidup lain, selain itu juga dapatmembakar sarang – sarang serangga untuk mengurangi jumlahpopulasinya.c. Pengendalian KimiaBahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk mengendalikanserangga yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, tingkahlaku, perkembangbiakan, kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan,serta aktivitas biologis lainnya hingga berujung pada kematian seranggapengganggu.11

1) Pengendali Serangga SintetikPengendalian serangga dengan cara kimia adalah denganmemberikan berbagai jenis insektisida sintetis atau yang memilikikandungan bahan kimia. Insektisida sintetis sendiri adalah bahanbahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga.Semua insektisida bersifat toksik, yang berbeda hanya derajattoksisitasnya pada setiap insektisida. Salah satu insektisida sintetisyang sering digunakan adalah yang memiliki bahan aktif deltametrin.Menurut Dietz et al (2009) dalam Bhanu et al (2011) dalam Meilin danPraptana (2014) deltametrin merupakan insektisida spectrum luassebagai racun kontak dan racun perut serangga. Deltametrin banyakdigunakan sebagai bahan aktif pengendali hama pada tanamanpertanian dan juga sebagai pengendali serangga rumah tangga.Penggunaan insektisida oleh masyarakat yang semakin luas akanmenimbulkan dampak negatif baik pada manusia maupun padalingkungan. Toksisitas kronik insektisida tergantung dari formulainsektisida itu sendiri dan akan terlihat dampaknya dengan penggunaanyang berlangsung lama, sehingga berbahaya bagi anggota rumahtangga. Keracunan kronis insektisida rumah tangga diduga dapatmemicu timbulnya kanker. Timbulnya kanker ini karena pemakaianinsektisida rumah tangga terus menerus, dalam ruangan tertutup danberlangsung selama seumur hidup (Raini, nkandungannya menurut Joharina dan Alfiah (2011) yang beredar disupermarket yaitu:a. Formulasi LiquidFormulasi liquid merupakan anti serangga yang mengandungsipermetrin 0,4 g/l ; imiprotin 0,32 g/l ; transflutrin 0,2 g/l ; praletrin0,2886 g/l ; sifenotrin 0,5778 g/l dengan kelebihan daya simpan12

yang baik, daya penetrasi ke celah – celah permukaa, memiliki dayaadhesi yang baik terhadap permukaan berlemak dan tidak bersifatsebagai konduktor listrik. Kekurangannya adalah pelarut yangdigunakan dapat merusak aspal, plastic, karet, berbau, bersifatfitotoksik, kebakaran, licin pada lantai dan mudah terserap padapermukaan porus sehingga tidak memiliki efek residu (Sigit danHadi, 2006 dalam Joharina dan Alfiah, 2011).b. Mosquito Coil dan kertas bakarAsapyangdihasilkan daripembakaran Coilyangmengandung bahan aktif d-alterin 0,1%; tranflutrin 0,028%;metoflutrin 0,015% dapat mengendalikan nyamuk yang akanmendekati area pembakaran coil dan dapat mengurangi gigitannyamuk hingga 80%. Partikel yang diemisikan coil memilikidiameter kurang dari 1μm dimana termasuk polutan yang mudahterhirup oleh pernafasan, sehingga mengakibatkan resiko terhadapkesehatan baik kronis maupun aktif (Becker et al, 2010 dalamJoharina dan Alfiah, 2011).c. AerosolAerosol merupakan jenis anti serangga yang memilikikandungan sipermetrin, translutrin, improtin, praletrin, propoksur,permetrin dan d-alterin yang sangat mudah digunakan dibandingkanbentuk insketisida jenis lain dan juga bekerja lebih cepat. Partikelpartikel nya sangat kecil menyerupai gas sehingga mampumenembus celah – celah kecil.d. VaporizerPrinsip kerja Vaporizer adalah dengan pelepasan insektisidayang memiliki bahan aktif d-alterin, metoflutrin dan tranflutrin yangdilepaskn ke udara perlahan dengan tenaga listrik yang mampu13

mengendalikan serangga (Becker et al, 2010 dalam Joharina danAlfiah, 2011).e. LotionLotion di aplikasikan ke kulit yang bekerja untuk menghindariserangga (repellent). Formulasi ini menggunakan bahan aktif detiltoluamida (DEET). Mampu bertahan hingga 12 jam, tetapiseringkali lengket pada kulit dan senyawa nya dapat merusakplastic.f. Kapur anti seranggaKapur anti serangga termasuk kedalam formulasi dust. Formulasiini biasanya diaplikasikan pada tempat yang bercelah-celah danpada titik tertentu untuk mengendalikan kecoa (Fishel, 2009 dalamJoharina dan Alfiah, 2011). Kelebihan kapur anti serangga adalahformulasi siap pakai dan kerja insektisidanya yang memiliki bahanaktif deltamterin 0.6% sebagai racun kontak dan racun perut mampubertahan dalam waktu lama. Kekurangan dari kapur anti serangga,tidak dapat terserap baik dalam tubuh serangga dan residunyamudah terkikis oleh air atau angin sehingga mengakibatkangangguan pada sistem pernapasan makhluk hidup lainnya (Beckeret al, 2010 dalam Joharina dan Alfiah, 2011).2) Pengendali Serangga NabatiPengendali Serangga Nabati adalah pengendali yang memilikibahan aktif berasal dari tumbuhan dan bahan organik lainnya yangberkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman dan seranggavektor. Anti serangga ini tidak meninggalkan residu yang berbahayapada tanaman maupun lingkungan serta dapat di buat dengan mudahmenggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana.14

Tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan anti seranggaadalah tumbuhan yang memiliki senyawa kimia atau metabolitsekunder yang dapat mempertahankan dirinya terhadap gangguanserangga dan organisme berpotensi penyakit. Metabolit sekunder yangdapat dijadikan penangkal serangga diantaranya golongan alkaloid danterpenoid (Hasanah, dkk, 2012). Menurut Diantoro dkk (2003) dalamAlkhadi dan Mufihati (2017) senyawa yang aktif sebagai insektisidaadalah dari golongan senyawa Flavonoid dan terpenoid. SenyawaFlavonoid merupakan suatu kelompok senyawa fenol yang terbesaryang ditemukan di alam. Flavonoid mempunyai efek toksik, antimikroba atau sebagai pelindung tanaman dari pathogen dan antifeedantatau racun penghambat nafsu makan serangga (Utami, dkk, 2010).3. Kajian tentang anti serangga kapur ekstrak umbi gadung (Dioscoreahispida D.) dan bunga soka (Ixora paludosa L.)Kapur ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida D.) dan bunga soka(Ixora paludosa L.) adalah kapur anti serangga yang dijadikan sebagaipengendali serangga seperti semut api merah (Solenopsis invicta) yangberasal dari bahan–bahan nabati ekstrak tumbuhan. Dengan memanfaatkansenyawa toksik dalam tumbuhan umbi gadung (Dioscorea hispida D.) danbunga soka (Ixora paludosa L.) diperoleh dengan proses ekstraksi yangdikemas dalam kemasan kapur tulis anti serangga.Selain fungsi utamanya sebagai pengendali serangga, kapur ekstrakumbi gadung (Dioscorea hispida D.) dan bunga soka (Ixora paludosa L.)memiliki fungsi lain yaitu mengurangi pemakaian kapur anti seranggasintetis mengandung deltametrin. Deltametrin merupakan bahan aktifdengan nama dekametrin yang banyak diaplikasikan untuk mengendalikanberbagai jenis hama tanaman pangan dan sayuran (Hasibuan, 2015).15

4. Kajian tentang umbi gadung (Dioscorea hispida D.)Umbi gadung merupakan salah satu jenis tanaman umbi–umbian atauuwi (dalam bahasa jawa) yang cukup popular walaupun kurang mendapatperhatian dari masyarakat luas. Gadung menghasilkan umbi yang dapatdikonsumsi manusia, namun memiliki kandungan racun yang dapatmenyebabkan pusing dan muntah apabila kurang benar dalampengolahannya. Salah satu produk dari Umbi Gadung adalah keripik. DiIndonesia, umbi ini memiliki nama sendiri pada setiap daerah. Misalnya diGorontalo disebut bitule, Bima disebut gadu, Daerah Sumba disebut Iwi,suku Sasak disebut kapak, suku Bugis disebut salapa dan sebutan gadungsendiri kebanyakan pada suku Jawa, Bali, Madura dan Sunda (Anonim,2014).Gambar 2.7 Umbi gadung Dioscorea hispida D. (wikipedia)a. Klasifikasi dan Morfologi Umbi GadungKingdom : PlantaeDivisi: MagnoliophytaKelas: LiliopsidaOrdo: DioscorealesFamily: DioscoreaceaeGenus: DioscoreaSpesies: Dioscorea hispida D.(Anonim, 2014)16

Gadung merupakan perdu pemanjat yang tingginya dapat mencapai5–10m. Memiliki batang bulat, berbentuk galah, berbulu, berduri yangtersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Umbinya bulat diliputirambut akar yang besar dan kaku. Kulit umbi berwarna gading ataucoklat muda, daging umbinya berwarna putih atau kekuningan.Umbinya muncul dekat dengan permukaan tanah. Dapat dibedakandari jenis-jenis dioscorea lainnya karena dauunya merupakan daunmajemuk terdiri dari 3 helai daun, warna hujau, panjang 20-25 cm,lebar 1-12 cm, helaian daun tipis lemas, bentuk lonjong, ujungmeruncing, pangkal tumpul, permukaan kasar (Ndaru, 2012).b. Kandungan KimiaKandungan kimia pada Umbi gadung (Dioscorea hispida D.) yangbersifat toksik, adalah dari Golongan Alkaloid. Alkaloid merupakansuatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan di alam.Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebarluas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besaralkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhanmonokotil mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Alkaloidmemiliki fungsi sebagai upaya melindungi tanaman dari berbagaiserangan parasit, hama, dan atau pemangsa tumbuhan lainnya.Gambar 2.8 rumus kimia Alkaloid (Djaafar , 2009)Senyawa yang termasuk golongan alkaloid memiliki giyang

mengkonsumsinya (Djaafar dkk, 2009) yang terdapat pada umbigadung di antaranya:a. Senyawa glukosida saponina) DioscorineDioscorine merupakan protein yang terdapat dalam ubitanaman tropis dari keluarga Dioscorea spp yang merupakansenyawa alkaloid berperisa pahit (Sumunar dan Estiasih, 2015).Dioscorine berfungsi sebagai cadangan protein pada umbigadung. Dioscorine (C13H1902 N) merupakan racun yangapabila dikonsumsi dengan kadar rendah atau tinggi dapatmenyebabkan pusing (Hasri Ndaru, 2012)b) Dioscin (dihidroscorine)Dioscin atau dihidrodioscorine adalah alkaloid turunandihidro dari dioscorine. Dioscine memiliki efek toksik yangsama dengan dioscorine, tetapi dioscorine lebih toksikdibandingkan dioscin.Dioscin dan dioscorine bersifat racun terhadap syaraf(neurotoksik) dan bersifat konvulsan yang dapat menyebabkanparalisis dan kelumpuhan system syaraf pusat (SSP) padabinatang. Mekanisme keracunan melalui kelumpuhan danparalisis SSP ini mirip dengan mekanisme toksin dari tanamanyang bekerja mempengaruhi SPP.b. Senyawa glikosida sianogenikGadung merupakan umbi yang mengandung asam sianida(HCN) dalam bentuk bebas maupun terikat yang berupa glikosidasianogenik. HCN dihasilkan dari reaksi hidrolisis yang dikatalisoleh enzim pada tanaman yang mengandung glikosida sianogenik.Sianida (HCN) dapat menghambat kerja enzim ferisitokormoksidase dalam proses pengambilan oksigen untuk pernapasan18

karena merupakan racun bagi semua makhluk hidup yang dapatmenghambat pernapasan dan menghambat perkembangan selmenjadi tidak sempurna (Hasri Ndaru, 2012)5. Kajian tentang bunga soka (Ixora paludosa L.)Soka merupakan tanaman hias yang cukup popular di kalangan hobistanaman hias. Selain unik, bentuk dan jenisnya pun beragam. Ada yang asliebrasal dari dalam negri yaitu Soka Jawa (Ixora javanica), ada pula yangberasal dari luar negri, dan kini hadir soka baru yang disebut soka hibrida.Di kalangan masyarakat, tanaman soka sering dijadikan sebagai tanamanhias. Tanamn ini sering ditemui di taman-taman kota sebagai tanamanoutdoor. Selain itu banyak masyarakat yang menggunakan bunga sokasebagai bunga tabur yang dicampur dengan bunga mawar, bunga melati,bunga kenanga (Syaepudin, 2010).Gambar 2.9 Soka Ixora paludosa L. (wikipedia)a. Klasifikasi dan Morofologi Bunga Soka (Ixora paludosa L.)Kingdom : Plantae19Divisi: SpermatophytaKelas: DicotyledoneaOrdo: RubialesFamily: RubiaceaeGenus: IxoraSpesies: Ixora paludosa L.

Ixora Paludosa (asoka) memiliki tinggi tanaman hingga 4m.Lingkar pangkal batang bisa mencapai 40cm. Batang tumbuhan dikotilini berwarna gelap yang disertai bercak-bercak oleh lumut kerak yangbanyak menempel pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya denganakar tunggang dengan kayunya relative keras. Bentuk daun lonjongdengan ukuran panjang maksimum 24,2cm dan lebar daun bagiantengah 9,6cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol(Anonim, 2011).b. Kandungan kimia Bunga Soka (Ixora paludosa L.)1) AlkaloidAlkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yangterbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal daritumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenistumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit. Alkaloidmemiliki fungsi sebagai upaya melindungi tanaman dari berbagaiserangan parasit, hama, dan atau pemangsa tumbuhan lainnya.Gambar 2.10 Senyawa Alkaloid (wikipedia)Alkaloid bersifat racun mampu menghambat kerja pada sistemsaraf dan merusak membran sel. Golongan ini umumnya akan20

menghambat enzim asetilkolinesterase, sehingga asetilkolin akantertimbun pada sinapsis. Efek yang ditimbulkan akan menghambatproses transmisi saraf. Efek lain yang ditimbulkan adalah prosesinhibitor sintesis kitin dan kerja hormon yang terhambat (Soemirat,2003 dalam Aseptianova dkk, 2017). Zat toksik relatif lebih mudahuntuk menembus kutikula dan selanjutnya masuk ke dalam tubuhserangga, karena umumnya tubuh serangga berukuran kecilsehingga luas permukaan luar tubuh yang terpapar relatif lebihbesar terhadap volume (Widyantoro, 2011 dalam Aseptianova dkk,2017).2) FlavonoidFlavonoid adalah salah satu golongan fenol alam yang terbesar.Golongan flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum.Gambar 2.11 Senyawa Flavonoid (wikipedia)Fungsi flavonoid yang terdapat pada tumbuhan adalahmengatur tumbuh, mengatur fotosintesis, dan sebagai antimikroba,anti virus yang dapat bekerja terhadap serangga.Menurut Nuria dkk (2009) dalam Aseptianova dkk (2017),Senyawa flavonoid diyakini mampu merusak sel bakteri dengancara membentuk senyawa kompleks dengan protein ekstraselulerdan terlarut sehingga senyawa intraseluler akan keluar menuju21

ekstraseluler. Ketika flavonoid diabsorbsi, akan esisprotein,diferensiasi dan proliferasi sel, serta angiogenesis. Apabilaflavonoid dikomsumsi secara berlebihan, akan menyebabkanmutagen dan menghambat enzim-enzim tertentu dalam kerjametabolisme hormon serta metabolis

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian tentang semut api merah Solenopsis invicta a. Morfologi dan Klasifikasi Semut api termasuk makhluk hidup dalam kingdom Animalia, dan tergolong hewan avertebrata yang termasuk pada kelas insekta. Hewan ini mudah ditemukan karena dapat hidup di daratan bahkan di dalam rumah pun mereka dapat ditemukan.

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat