TEKNIK ANALISIS DATA MULTIVARIAT - CORE

3y ago
64 Views
3 Downloads
494.95 KB
13 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Nadine Tse
Transcription

TEKNIK ANALISIS DATA MULTIVARIATDENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELLING ( SEM )Minto WaluyoJurusan Teknik Industri UPN “ Veteran “ JatimAbstrakPenelitian yang melibatkan variable majemuk, teknik analisis data yang sering digunakanadalah analisis multivariat. Secara umum teknik analisis multivariat dapat dibagi menjadiinpendence methods dan interpendence method dengan tool SEM dengan beberapa model ( onestep, two step dan two step menjadi one step ). Untuk menjamin validitas informasi yangdihasilkan penggunaan teknik analisis meultivariat memerlukan pengetahuan tentang asumsi dasarteknik yang dipilih dan skala pengukuran yang digunakan pada saat pengumpulan data. Makalahini memberikan paparan mengenai teknik-teknik analisis meultivariat yang meliputi tujuan, asumsi– asumsi dasar dan jenis data yang harus dipenuhi dalam setiap teknik.Keywords : analisis dan pengolahan data, analisis multivariat, dependence methods, interdepencemethods, Structural Equation Modelling ( SEM ) dengan model tipe one step, twostep dan two step jadi one step.PENDAHULUANDalam melakukan penelitian, tahapan analisis data memiliki peran penting utuk menggaliinformasi dari observasi yang telah dilakukan (Sekaran, 2003; Neuman, 2006; Aaker et al.,1995). Pada penelitian – penelitian yang melibatkan variable majemuk salah satu alat analisisyang sering digunakan adalah teknik analisis multivariat. Untuk mendapatkan informasi yangtepat dan valid, pemilihan teknik analisis multivariat harus memperhatikan tujuan penelitianyang dilakukan, asumsi dasar teknik analisis multivariat yang akan dipilih, dan skala pengukuranyang digunakan pada saat pengumpulan data.Secara umum data dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu data metrik (kuantitatif)dan nonmetrik (kualitatif) (Hair et al.,2006). Selanjutnya, skala pengukuran dapat dibagi kedalam empat kelompok: (1) skala nominal, (2) skala ordinal, (3) skala interval, dan (4) skalarasio (Sekaran, 2003). Data-data metrik diukur dengan skala interval atau rasio sedangkan datanonmetrik diukur menggunakan skala nominal atau ordinal (Singgih, 2002). Untuk lebih jelaslihat gambar 1.KLASIFIKASI TEKNIK-TEKNIK ANALISIS DATA MULTIVARIATMenurut Dillon dan Goldstein (1984), analisis multivariat didefinisikan sebagai :Semua metode statistik yang menganalisis beberapa pengukuran (variable-variable) yang adapada setiap obyek dalam satu atau banyak sampel secara simulan. Berdasarkan dedifinisitersebut, setiap teknik analisis yang melibatkan lebih dari dua variable secara simultan dapatdianggap sebagai analisis multivariat.Teknik analisis multivariat secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :1. Dependence Methods : Teknik multivariat yang didalamnya terdapat variable atau setvariable terikat (dependent variable) dan variable lainnya sebagai variable bebas(independent variable).2. Interdependence Methods: Teknik multivariat di mana semua variable dianalisis secarasimultan, tidak ada variable yang didefinisikanbebas atau terikat.

TujuanPerlu ALRata – RataStandar DeviasiKoefisien VariasiTes HipotesaKlasifikasi DataNominalOrdinalIntervalRasioProporsiRata - istikKai KuadratLatar BelakangGambar 1. Teknik Analisis MultivariateSatuDuaSampelSampelKeciln 30ANALISISMULTIVARIATEBesarn 30Keciln 30ANOVAKeterangan : Apabila latar belakangnya memberi suatu keputusan menggunakan metode interdependence dengan Tool SEM denganmenggunakan data statistik kuantitatif.Besarn 30

Pemodelan Persamaan Struktural(Structural Equation Modeling (SEM))Pemodelan persamaan struktural adalah definisi umum yang diberikan pada teknik analisismultivariat yang memiliki karakteristik sebagai berikut :1. Melakukan estimasi hubungan – hubungan dependen yang saling berkaitan satu sama lain.2. Memiliki kemampuan untuk mempresentasikan konsep-konsep yang tidak teramati secaralangsung.Perbedaan utama teknik pemodelan persamaan struktural dibandingkan teknik-teknik analisismultivariat lainnya adalah teknik ini menggunakan hubungan / persamaan yang berbeda-bedauntuk setiap variabel dependen dengan Persamaan struktural dari model yang dibuat adalahsebagai berikut :X1 f (X) Z5Bauran Pemasaran 1 Kebijakan Perusahaan Z5X1.1 f {f (X1)} Z1Produk f {f (Bauran Pemasaran)} Z1X1.2 f {f (X1)} Z2Harga f {f (Bauran Pemasaran)} Z2X1.3 f {f (X1)} Z3Distribusi f {f (Bauran Pemasaran)} Z3X1.4 f {f (X1)} Z4Promosi f {f (Bauran Pemasaran)} Z4Y1 f {f (X)} Z6Perilaku Konsumen f {f (Kebijakan Perusahaan)} Z6Y2 f {f (Y1)} Z7Keputusan Pembelian f {f (Perilaku Konsumen)} Z7Y3 f {f (Y2)} Z8Kinerja Pemasaran f {f (Keputusan Pembelian)} Z8Y4 f {f (Y3)} Z9Keunggulan Bersaing Berkelanjutan f {f (Kinerja Pemasaran)} Z9Persamaan di atas model kerangka konseptuall gambar 2Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk membentuk model persamaan struktural antaralain analisis kovariansi, analisis faktor konfirmatif, LISREL, dan analisis regresi majemuk.Asumsi dasar yang harus dipenuhi tentunya disesuaikan dengan teknik analisis yangdigunakan. Hair et al. (2006) menjelaskan bahwa secara umum terdapat tujuh tahapan dalampenggunaan teknik pemodelan persamaan struktural.

Langkah – Langkah Pemodelan SEMSebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Modeldan Structural Model. Measurement Model atau Model Pengukuran ditujukan untukmengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator – indikator empirisnya.Structural Model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk ataumenjelaskan kausalitas antar faktor. Apabila peneliti memutuskan menggunakan Tool SEMbuatlah kerangka konseptual secara tuntas sehingga permasalahan dapat terselesaikan secaratuntas, karena Tool ini mampu melakukan itu. Masih banyak peneliti yang memutuskanmenggunakan Tool SEM tetapi kerangka konseptualnya tidak tuntas sehingga penyelesaianmasalahnya tidak tuntas dan bahkan ada peneliti yang variabel endogennya hanya satu, kalaukerangka konseptualnya seperti itu Tool yang digunakan SPSS.Untuk membuat pemodelan yang lengkap, beberapa langkah berikut ini perlu dilakukan.1. Pengembangan model berbasis teori2. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas3. Konversi diagram alur ke dalam serangkaian persamaan struktural dan spesifikasimodel pengukuran4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun5. Menilai problem identifikasi6. Evaluasi model / Goodnes Of Fit7. Interpretasi dan Modifikasi model.Masing – masing langkah tersebut akan diuraikan pada bagian berikut ini.Langkah Pertama : Pengembangan Model Berbasis TeoriDalam pengembangan model teoritis, seorang peneliti harus melakukan serangkaianeksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas modelteoritis yang dikembangkannya. Dengan perkataan lain, tanpa dasar teoritis yang kuat, SEMtidak dapat digunakan. Hal ini disebabkan karena SEM tidak digunakan untuk menghasilkansebuah model, tetapi digunakan untuk mengkonfirmasi model teoritis tersebut, melalui dataempirik. Jadi keyakinan seorang peneliti untuk mengajukan sebuah model kausalitas denganmenganggap adanya hubungan sebab akibat antara dua atau lebih variabel, bukannyadidasarkan pada metode analisis yang digunakan, tetapi haruslah berdasarkan sebuahjustifikasi teoritis yang kuat.SEM bukanlah untuk menghasilkan kausalitas, tetapi untuk membenarkan adanya kausalitasteoritis melalui uji data empirik. Itulah sebabnya uji hipotesis mengenai perbedaan denganmenggunakan uji chi – square digunakan dalam SEM.Peneliti harus berhati – hati sejak dini dalam menggunakan metode SEM yaitu bahwahubungan sebab akibat bukanlah dihasilkan oleh SEM, melainkan oleh teori dan pengalamanempirik. Karena itu telaah teori yang mendalam untuk mendapatkan sebuah justifikasi teoriuntuk model yang akan diuji adalah syarat mutlak dalam aplikasi SEM ini.Pada dasarnya SEM adalah sebuah “confirmatory technique” sebagai lawan dariexploratory factor analysis. Teknik ini digunakan untuk menguji sebuah “teori” mungkinsebuah teori yang baru dikembangkan sendiri oleh peneliti atau teori yang sudahdikembangkan sejak lama, pokoknya harus berupa sebuah teori yang untuk pembuktiannyadibutuhkan sebuah pengujian empirik. Dalam pengembangan model, seorang penelitiberdasarkan pijakan teoritis yang cukup, membangun hubungan – hubungan mengenai sebuahfenomena. Peneliti mempunyai kebebasan untuk membangun hubungan sepanjang terdapatjustifikasi teoritis yang cukup. Disinilah mungkin terjadi apa yang disebut kesalahanspesifikasi. Kesalahan paling kritis dalam pengembangan model yang memiliki pijakanteoritis yang cukup adalah kurang atau terabaikannya satu atau beberapa variabel prediktifdalam menjelaskan sebuah model. Kesalahan semacam ini disebut kesalahan spesifikasi

(spesification error). Kesalahan ini harus sedapat mungkin dihindari dengan caramerumuskan dan mencari dukungan atau justifikasi teoritis yang memadai. Hal ini pentingkarena kesalahan spesifikasi membawa implikasi pada biasnya penilaian yang diberikan padakekuatan sebab akibat yang dihasilkan oleh sebuah variabel kebijakan.Langkah Kedua : Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)Model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama akan digambarkan dalamsebuah path diagram yang akan mempermudah peneliti melihat hubungan – hubungankausalitas yang ingin diujinya. Kita ketahui bahwa hubungan – hubungan kausal biasanyadinyatakan dalam bentuk persamaan tetapi dalam SEM hubungan kausalitas itu cukupdigambarkan dalam sebuah path diagram dan selanjutnya bahasa program akan mengkonversigambar menjadi persamaan dan persamaan menjadi estimasi.Di dalam pemodelan SEM peneliti akan bekerja dengan “konstruk” atau “faktor” yaitu konsep–konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai hubungan.Contoh pathdiagram seperti di halaman berikut :Gambar 2 Model two stepSumber Panduan dan Aplikasi SEM Jidil II Minto Waluyo, 2005Konstruk – konstruk yang dibangun dalam diagram alur di atas dapat dibedakan dalam 2kelompok konstruk, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen yang diuraikan sebagaiberikut :

Konstruk eksogen (exogenous construct) dikenal juga sebagai source variable atauindependent variable yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Secaradiagramatis, konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujungpanah. Dalam diagram di atas, konstruk eksogen adalah kebijakan. Garis lengkung dengananak panah 2 ujung tidak menjelaskan sebuah kausalitas melainkan untuk mengindikasikanadanya korelasi, karena syarat yang harus dipenuhi dalam uji regresi adalah tidak adakorelasi/korelasinya tidak signifikan (angka korelasinya kecil) antar variabelindependen/eksogen dalam sebuah model. Dengan garis lengkung ini, peneliti dapatmengamati berapa kuatnya tingkat korelasi antar kedua konstruk yang akan digunakan untukanalisis lebih lanjut.Konstruk endogen (endogenous construct) adalah faktor yang diprediksi oleh satu ataubeberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstrukendogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstrukendogen. Berdasarkan pijakan teoritis yang cukup, seorang peneliti dapat menentukan manayang akan diperlakukan sebagai konstruk endogen dan mana sebagai konstruk eksogen.Dalam model di atas yang termasuk dalam konstruk endogen adalah produk, harga, distribusi,promosi, bauran pemasaran, perilaku konsumen, keputusan pembelian, kinerja pemasaran dankeunggulan bersaing berkelanjutan.Langkah Ketiga : Konversi Diagram Alur ke dalam PersamaanSetelah model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, penelitidapat mulai mengkonversi model tersebut ke dalam rangkaian persamaan yang terdiri dari :1. Persamaan struktural (structural equation)Persamaan ini untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Pedomandalam persamaan struktural contohnya adalah sebagai berikut :Konstruk endogen 1 f (Konstruk eksogen ) ErrorKonstruk endogen 1 Konstruk eksogen 1 ErrorApabila dalam model terdapat lebih dari satu konstruk endogen, maka persamaanstrukturalnya adalah sebagai berikut :Konstruk endogen 2 f (Konstruk endogen 1) ErrorDalam model pada gambar yang terakhir persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut :Keunggulan bersaing berkelanjutan Kinerja Pemasaran Z92. Persamaan model pengukuran (measurement model)Peneliti dalam membuat persamaan model pengukuran hanya melibatkan indikator daripengukur konstruk. Dalam model sebelumnya dapat diambil salah satu contoh persamaanmodel pengukuran, yaitu :Keragaman Produk 1 Produk e1Mutu 2 Produk e2Pelayanan 3 Produk e3Langkah Keempat : Memilih Matriks Input dan Teknik EstimasiSEM menggunakan matriks varian / kovarian sebagai input data untuk estimasi yangdilakukannya. Hal inilah yang menjadi perbedaan antara SEM dengan teknik – teknikmultivariat lainnya. Data individual tentu saja digunakan dalam program ini, tetapi data ituakan segera dikonversi ke dalam bentuk matriks varian / kovarian sebelum estimasidilakukan. Hal ini karena fokus SEM bukanlah pada data individual tetapi pada polahubungan antar responden. Matriks varian / kovarian digunakan karenamemiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang valid antara populasi yangberbeda atau sampel yang berbeda. Matriks kovarian umumnya lebih banyak digunakandalam penelitian mengenai hubungan, sebab bila menggunakan matriks korelasi sebagaiinput, standar error yang dilaporkan dari berbagai penelitian umumnya menunjukkan angka

yang kurang akurat. Hair dkk (2006) juga menyarankan agar peneliti menggunakan matriksvarian / kovarian pada saat pengujian teori untuk memvalidasi hubungan – hubungankausalitas karena lebih memenuhi asumsi – asumsi metodologi penelitian.Ukuran sampel juga memegang peranan penting dalam estimasi dan interpretasi hasilSEM walaupun seperti yang dike

TEKNIK ANALISIS DATA MULTIVARIAT DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELLING ( S EM ) . menggunakan data statistik kuantitatif. DESKRIPTIF INFERENSIAL Rata – Rata Standar Deviasi Koefisien Variasi Tes Hipotesa Klasifikasi Data Nominal Ordinal Interval Rasio Proporsi Rata - Rata Satu Dua Satu Dua Sampel Sampel Kai Kuadrat Kecil n 30 Besar n 30 Kecil n 30 Besar n 30 ANALISIS MULTIVARIAT .

Related Documents:

TEKNIK TRANSMISI TELEKOMUNIKASI (057) 2. TEKNIK SUITSING (058) 3. TEKNIK JARINGAN AKSES (060) Kelas X Semester : Ganjil / Genap Materi Ajar : Teknik Kerja Bengkel Teknik Telekomunikasi CPE e m baga) t em n ex er Kelas XI dan Kelas XII C3:Teknik Elektronika Komunikasi Teknik Kerja Bengkel Teknik Listrik Teknik Elektronika Simulasi Digital Dasar .

32 Teknik Instalasi Tenaga Listrik 617 33 Teknik Otomasi Industri 618 Pilihan : 34 Teknik Pengelasan 421 35 Teknik Fabrikasi Logam 422 9 Teknik Mesin Umum 420 36 37 38 Teknik Pengecoran Logam Teknik Pemesinan Teknik Pemeliharaan Mekanik Mesin 423 424 425 39 Teknik Gambar Mesin 426 .

Analisis Reduksi Harmonisa Pada Variable Speed Drive Menggunakan Filter Lc Dengan Beban Motor Induksi Tiga Fasa 1) Maharani Putri Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro USU s 2) Usman Bafaai Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro USU 3) Marwan Ramli Mahasiswa Magister Teknik Jurusan Teknik Elektro

teknik dasar listrik telekomunikasi peta kedudukan modul bidang studi keahlian : teknik informasi dan komunikasi program studi keahlian : teknik telekomunikasi paket keahlian : 1. teknik transmisi telekomunikasi (057) 2. teknik suitsing (058) 3. teknik jaringan akses (060) kelas x semester : ganjil / genap

Teknik Elektro 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian dan Istilah a. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman. b. Fakultas adalah Fakultas Teknik Universirsitas Jenderal Soedirman. c. Jurusan adalah Jurusan Teknik Elektro dengan Program Studi S1 Teknik Elektro pada Fakultas Teknik. d.

(13) Teknik Mekatronika 464 4. SUB RUMPUN TEKNOLOGI KEBUMIAN 470 BIDANG ILMU (1) Teknik Panas Bumi 471 (2) Teknik Geofisika 472 (3) Teknik Pertambangan (Rekayasa Pertambangan) 473 (4) Teknik Perminyakan (Perminyakan) 474 (5) Teknik Geologi 475 (6) Teknik Geodesi 476 (

KONVERSI ENERGI ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BENSIN MENGGUNAKAN PISTON FLAT DENGAN PISTON DOME Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh gelar sarjana Teknik (ST) Program Studi Teknik Mesin Pada Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Disusun oleh : REZA ANHARY SITORUS 1307230195 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

The relationship between the prisoner and health care staff 8 The organization of prison health care 9 European Prison Rules 11 Conclusion 12 References 12 Further reading 13 3. Protecting and promoting health in prisons: a settings approach - Paul Hayton 15 Introduction 15 Major problems that need to be addressed 15 The whole-prison or settings approach and a vision for a health-promoting .