Pembelajaran Diskursus Multi Representasi Terhadap .

3y ago
26 Views
2 Downloads
596.83 KB
10 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Laura Ramon
Transcription

Available online at http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpmJurnal Riset Pendidikan Matematika 5 (1), 2018, 43-52Pembelajaran diskursus multi representasi terhadap peningkatankemampuan komunikasi dan disposisi matematis mahasiswaRatni Purwasih 1 *, Martin Bernad 11Jurusan Pendidikan Matematika, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Siliwangi.Jalan Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi 40526, Indonesia* Corresponding Author. Email: ratnipurwasih61@gmail.comReceived: 8April 2017; Revised:10 April 2017; Accepted: 27 April 2018AbstrakTujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi dan disposisimahasiswa melalui pembelajaran diskursus multi representasi (DMR). Metode yang digunakan dalampenelitian adalah metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian pretset-posttest control groupdesign. Populasi yang dipilih dalam penelitian adalah seluruh dari mahasiswa pendidikan matematikaIKIP Siliwangi yang mengikuti mata kuliah metode pembelajaran matematika sekolah SD pada semesterganjil Tahun Ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 3 kelas, yaitu: A1, A2 dan A3. Sementara, Sampelpenelitian yang dipilih terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A2 sebagai kelas kontrol sebanyak 35 orangmahasiswa dan kelas A1 merupakan kelas eksperimen sebanyak dari 36 orang mahasiswa. Analisis datadigunakan dalam pengolahan hasil gain pada kemampuan mahasiswa mata kuliah metode pembelajaranmatematika sekolah SD. Sedangkan analisis skala disposisi matematis mahasiswa menggunakanMicrosoft Excel 2010. Untuk memperoleh hasil data penelitian menggunakan instrumen berupa tesuraian dan skala disposisi. Analisis penelitian menggunakan uji perbedaan rata-rata Mann Whitney.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pencapaian dan peningkatan kemampuan komunikasimatematis yang mendapat pembelajaran DMR lebih baik daripada mahasiswa yang mendapatpembelajaran konvensional; dan (2) Disposisi matematis mahasiswa yang pembelajarannyamenggunakan DMR lebih baik daripada mahasiswa dengan pembelajaran yang menggunakanpendekatan konvensional.Kata Kunci: pembelajaran DMR, disposisi, komunikasi matematisLearning multi discourse representation to enhance studentscommunication and their mathematical dispositionAbstractThis study aims to determine the improvement of students’ mathematical communication anddispositions ability through multi-representation discourse (DMR) learning. This research method isquasi-experimental with the design of pretset-posttest control group. The population is all students ofmathematics education STKIP Siliwangi Bandung attending the course subject of MetodePembelajaran Matematika SD (Elementary Mathematics Learning Method) in the first semester of2016/2017 academic year consisting of three classes, namely: A1, A2 and A3. The samples are selectedfrom two classes; A2 as the control group consisting of 35 students and A1 as the experimental groupconsisting of 36 students. Data analysis is performed to find out the gain from the results of students’ability test in the subject of Metode Pembelajaran Matematika SD; while the students’ mathematicaldisposition scale analysis is conducted by using Microsoft Excel 2010. To obtain research data, theinstruments of description test and disposition scale are used. The analysis of research uses the MannWhitney’s mean differences test. The results show that: (1) the achievement and improvement ofcommunication ability of the students’ receiving DMR learning are better than those who receiveconventional learning; and (2) Mathematical disposition of students with DMR learning is better thanthose with the conventional approach.Keywords: DMR learning, disposition, mathematical communicationHow to Cite: Purwasih, R., & Bernad, M. (2018). Pembelajaran diskursus multi representasi terhadap peningkatankemampuan komunikasi dan disposisi matematis mahasiswa. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5(1), i1.13589This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5 (1), 2018 - 44Ratni Purwasih, Martin BernadPENDAHULUANMatematika memiliki peranan pentingdalam kehidupan manusia. Melalui pembelajaran matematika manusia mampu menggunakanistilah dan simbol yang cermat dan mudahdipahami. Seperti yang diungkapkan Ruseffendi(2006, p. 261) bahwa matematika sebagai bahasa simbol dipahami orang dengan tepat kita harusmenggunakan simbol dan istilah yang cermatyang disepakati secara bersama.Matematika bukan hanya meliputi hitungan semata namun salah satu bentuk ekpresiungkapan yang penuh makna secara tulisanmaupun lisan. Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan mahasiswa yangharus di miliki untuk mampu mengungkapkanide-ide secara lisan maupun tulisan. MenurutGreenes & Schulman (Untayana & Harta, 2016)komunikasi matematis adalah kemampuan untuk:(1) menyatakan ide matematika melalui ucapan,tulisan, demonstrasi dan melukiskan secaravisual dalam tipe yang berbeda; (2) memahami,menafsirkan dan menilai ide yang disajikandalam tulisan, lisan atau dalam bentuk visual; (3)menafsirkandanmenghubungkanbermacammacam representasi ide dan hubungannya.Van de Walle (Khamid & Santosa, 2016,p. 114) menyatakan bahwa komunikasi merupakan standar pokok yang memiliki arti pentingdalam berbicara, menulis, menggambarkan danmenjelaskan ide-ide matematika. Belajar berkomunikasi dalam matematika dapat mengembangkan interaksi dan eksplorasi ide-ide di dalamkelas sebagai mahasiswa yang belajar aktif dalamlingkungan verbal.Menurut Ontario Ministry of Education’s(Zaini & Marsigit, 2014) bahwa berkomunikasimatematis adalah menyampaikan makna melaluilisan, ditulis, dan bentuk visual (misalnya, memberikan penjelasan alasan atau pembenaran hasilsecara lisan atau tertulis; mengkomunikasikanide-ide matematika dan solusi secara tertulis,dengan menggunakan angka dan simbol aljabar,dan secara visual, menggunakan gambar, diagram, grafik, tabel, grafik, dan materi konkret).Menurut LAOCE (Hidayati, 2016), terdapatberagam bentuk komunikasi matematis, misalnya: (1) merefleksi ide-ide matematika; (2)Menggunakan simbol matematika dalam kehidupan sehari-hari (3) menstimulus ide matematika dan membuat argumen (conjecture) danmembuat argumen yang meyakinkan; (4) menggunakan keterampilan. Berdasarkan uraian tersebut, adapun indikator dari kemampuan komuni-kasi matematis yang digunakan yaitu: (1) mengorganisasi dan mengkonsolidasi pemikiranmatematika mereka melalui komunikasi; (2)menyampaikan makna melalui lisan, ditulis, danbentuk visual; (3) menggunakan keterampilanmemvisualisasikan dan mengevaluasi ide-idematematika.Melalui aktivitas belajar mengajar di kelas, siswa dikembangkan kemampuan komunikasi matematis untuk menunjang prestasi belajardan pemahaman terhadap konsep materi matematika. Melalui proses belajar ini, siswa dilatihdan distimulus kemampuan afektifnya. Salah satukemampuan afektif yang diharapkan berkembang adalah disposisi matematis. Polking(Hendriana, 2012) menyatakan disposisi matematis meliputi: (1) rasa percaya diri dalammenggunakan matematika, memecahkan permasalahan, mengkomunikasikan gagasan; (2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematisdan berusaha mencari metoda alternatif dalammemecahkan permasalahan; (3) tekun mengerjakan tugas matematika; (4) mempunyai minat,keingintahuan (curiosity), dan daya temu dalammelakukan pekerjaan matematika; (5) kecenderungan untuk memonitor dan merefleksikanperformancedan penalaran mereka sendiri; (6)menilai aplikasi matematika ke situasi lain yangtimbul dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; (7) penghargaan (appreciation) peranmatematika dalam kultur dan nilai, baik matematika sebagai alat, maupun matematika sebagaibahasa.NCTM (Kusmaryono & Dwijanto, 2016,p. 20) bahwa Pada pembelajaran matematika,disposisi merupakan salah satu komponen yangsangat penting bagi siswa (mahasiswa) karenaMahasiswa dibiasakan mendapatkan persoalanpersoalan yang memerlukan sikap postif, percaya diri, mandiri dan tangguh untuk menyelesaikannya. Menurut Kilpatric, Findel, & Swaford(Kusmaryono & Dwijanto, 2016) dis-posisi dapatdidefinisikan sebagai suatu kecen-derungansiswa atau mahasiswa secara individu dalammemandang matematik secara positif ataunegatif. Tanpa disposisi matematis yang baikmaka siswa tidak dapat mencapai kompetensiatau kecakapan matematik sesuai harapan. Haldidukung oleh suatu pembelajaran yang inovatifyaitu pembelajaran diskursus multi representasiagar tercipta suasana belajar kon-dusif danmembantu kompetensi serta tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Oleh karena itu, eratkaitan antara disposisi matematis dengan pembelajaran pada saat berlangsung di kelas yangCopyright 2018, Jurnal Riset Pendidikan MatematikaISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5 (1), 2018 - 45Ratni Purwasih, Martin Bernadmengimplementasikan diskursus multi representasi. Pembelajaran diskursus multi representasimampu meningkatkan kemampuan komunikasidan ranah afektif mahasiswa yaitu disposisimatematis. Oleh karena itu, setting pembelajaranmata kuliah metode pembelajaran matematikaSD mahasiswa dikondisikan sede-mikian rupaagar terbiasa untuk memberikan argumen setiapjawabannya serta memberikan tanggapan atasjawaban yang diberikan oleh orang lain. Hal inilah melatih kemampuan mahasiswa untuk beranidan penuh percaya diriberbicara mengungkapkan argumen dan solusi permasalahan. Pengembangan kemampuan komunikasi ini sangatdiperlukan dalam rangka implementasi metodepembelajaran matematika sekolah SD di berbagai situasi dan kondisi. Sedangkan sikapmengaplikasikan matematika ke situasi lain danbergairah serta serius terhadap matematika merupakan bagian dari disposisi matematis. Olehkarena itu, perlu suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis mahasiswa dalam bentuk pembelajaranoleh dosen. Pembelajaran yang dimaksud adalahpembelajaran diskursus multi representasi yangselanjutnya di singkat DMR. Menurut Hudiono(2012) diskursus multi representasi adalah suatupembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan multi representasi dalam setting kelasberbentuk diskursus. Pembelajaran DMR inimemberikan kesempatan kepada mahasiswauntuk berusaha memahami permasalahan dandosen mengarahkan dalam mengkomunikasikanide-idenya dalam diskursus. Hal ini sejalandengan Suherman (Purwasih, 2013) bahwa pembelajaran DMR merupakan salah satu pembelajaran matematika yang berorentasi kepadamahasiswa.Setting pembelajaran di kelas menekankan pada aktivitas diskursus yaitu penggunaansuatu tugas yang memotivasi mahasiswa untukmemecahkan masalah yang disajikan melaluitugas, lembar kerja dan latihan sih, 2013) mengatakan bahwa tahapantahapan pembelajaarn diskursus multi representasi meliputi persiapan, pendahuluan, pengembangan. Dalam DMR mahasiswa akan terpacuuntuk melakukan aktivitas bertanya, berpendapat, menulis maupun berbicara multi arahuntuk sampai pada kemampuan berkomunikasimatematis yang diharapkan.Menurut Hudiono (Purwasih, 2013) pembelajaran matematika dengan model DMR meliputi: (1) intervensi, harapan pendidik dalamdiskusi di kelas dapat berkembang kemampuankomunikasi matematis yang dimiliki mahasiswayang mengantarkan pada pemahaman materikuliah yang sedang dipelajari; (2) pendekatandosen, pendekatan langsung mengarahkanmahasiswa presentasi dan memberikan jawabanterarah. Sedangkan pendekatan tidak langsungmenstimulus mahasiswa melalui pertanyaan,merangkum hasil diskusi dan pemecahan masalah; (3) pengambilan keputusan, proses pembelajaran dalam diskursus dapat berjalan optimalmelalui intervensi dosen. Dosen harus mampumenentukan strategi aman yang tepat dalamproses pembelajaarn. Untuk mengatasi pemasalahan tersebut, dosen memerlukan sikap yangteguh dalam pengambilan keputusan; (4) settingpembelajaran, dalam pelaksanaan pem-belajaarndi kelas melalui DMR ini terdapat aturan yangjelas tentang setting pembelajaarn yang akanberlangsung.Pembelajaran DMR ini memberikan ruanggerak aktif untuk mengembangkan ke-mampuankomunikasi matematis mahasiswa melaluilangkah-langkah diskursus yang meli-batkanperan mahasiswa untuk berargumen ter-hadappermasalahan matematika. Selain itu, ikan matematika terhadap lingkungan sehari-hari. Hal inilah salah satu bagian terpenting disposisi matematis yang muncul saatpembelajaran berlangsung. Melalui pembelajaran DMR ini diharapkan kemampuan komunikasidan disposisi matematis mahasiswa dapat lebihbaik dan meningkat sesuai harapan.Manfaat penelitian ini adalahmahasiswamengetahui tingkat kemampuan komunikasi dandisposisi matematis dalam belajar mata kuliahmetode pembelajaran amtematika SD,mahasiswa lebih termotivasi untuk belajar, dapat mengetahui kondisi individu mahasiswa sehinggadosen mengetahui bagian materi mana yangbelum dikuasai mahasiswa, sebagai masukandalam pembaruan proses pembelajaran denganpembelajaaran DMR untuk meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan diharapkan pembelajarandengan pembelajaran diskursus multi representasi dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis mahasiswa.METODEMetode yang digunakan dalam penelitianadalah metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini ada dua kelas yang dibandingkan denganCopyright 2018, Jurnal Riset Pendidikan MatematikaISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5 (1), 2018 - 46Ratni Purwasih, Martin Bernadmemberikan perlakuan yang berbeda. Dengandesain penelitian sebagai berikut:OOXOOKeterangan:A Pengelompokkan subjek tidak acak kelasO Pretest PosttestX Pembelajaran menggunakan DMRPenelitian ini dilaksanakan di STKIPSiliwangi Bandung pada semester ganjil tahunpelajaran 2016/2017 yang dimulai pada bulanOktober 2016 sampai Desember yang mengikutimata kuliah metode pembelajaran matematikasekolah SD, yang terdiri dari 3 kelas, yaitu: A1,A2 dan A3. Sampel dalam penelitian ini adalahkelas A2 dengan 35 mahasiswa dan kelas A1dengan 36 mahasiswa yang ditentukan denganpurpose random sampling. Kelas eksperimen(kelas A2) memperoleh penerapan model pembelajaran DMR dan kelas kontrol (kelas A1)memperoleh penerapan model pembelajarankonvensional.ProsedurPenelitian ini dilakukan dalam tiga tahap,yaitu persiapan dan pelaksanaan penelitian, sertapenulisan laporan.Intrumen, dan Teknik Pengumpulan DataInstrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes kemampuan komunikasi matematis(Pretest dan Posttest) dalam bentuk essay untukmengetahui kemampuan komunikasi matematisdan skala disposisi matematis disusun berdasarkan indikator-indikator variabel yang merupakan ciri-ciri prilaku yang hendak diteliti danberisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan pilihan yang sesuai dengan individutersebut. Analisis hasil dari data disposisi matematis dilakukan dengan menggunakan modelLikert termodifikasi. Format skoring skala disposisi matematis disajikan pada Tabel 1.Tabel 1. Format Skoring Skala (Positif)4321Unfavourable(Negatif)1234Teknik Analisis DataTahap-tahapan pengolahan data hasilpenelitian meliputi: (1) uji normalitas digunakanuntuk melihat data tes awal (pretest) dan tes akhir(posttest) berdistribusi normal atau tidak. Ujiyang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk; (2) ujiHomogenitas dilakukan untuk mengetahuikesamaan varians (homogenitas) antara kelaseksperimen dan kelas kontrol. Uji ini disebutdengan Uji Homogenitas Varians dengan menggunakan Uji F-test; (3) uji perbeda-an dua ratarata untuk mengetahui adanya perbedaan duarata-rata kemampuan komunikasi matematisantara dua kelas. Uji hipotesis ini dengan menggunakan uji t (two tailed); (4) uji gain ternormalisasi untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan komunikasi matematis mahasiswa; (5) melakukan analisis angket skala sikapdengan menghitung persentase jawaban mahasiswa. Skor setiap indikator merupakan jumlahbobot nilai tiap jawaban mahasiswa dalamindikator tersebut.Semua pengolahan data menggunakanSPSS 17.0 dan microsoft excel 2010. Adapunrumus gain ternormalisasi dari Hake (Putra &Purwasih, 2016), sebagai berikut:g skor tes terakhir skor tes awalskor maksimum ideal skor tes awalTingkat perolehan skor gain ternormalisasi dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu:Tabel 2. Kriteria Indeks GainGaing 0,70,3 g 0,7g 0,3KriteriaTinggiSedangRendahTabel 3. Kriteria Interpretasi Skor SkalaDisposisi Matematis riteriaSangat lemahLemahCukupKuatSangat kuatUntuk mendapatkan gambaran kualitasdisposisi matematis mahasiswa dalam perkuliahan metode pembelajaran matematika SDdilakukan perhitungan rerata dan skor persentasiter-hadap skor total. Instrumen skala disposisimatematis terdiri dari 21 item pernyataan positifdan 14 item pernyataan negatif. Adapun kriteriainterpretasi skor disposisi matematis mahasiswCopyright 2018, Jurnal Riset Pendidikan MatematikaISSN 2356-2684 (print), ISSN 2477-1503 (online)

Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 5 (1), 2018 - 47Ratni Purwasih, Martin Bernadadari modifikasi pendapat Riduwan (2010)adalah seperti pada Tabel 3.HASIL DAN PEMBAHASANBerdasarkan hasil skor pretest dan posttest pada aspek yang akan di ukur yaitu aspekkemampuan komunikasi matematis, diperolehnilai minimum (X min), skor maksimun (X max),rerata, dan simpangan baku (s). Data disajikanpada Tabel 4.Tabel 4. Statistika Deskriptif Pretest danPosttestKemampuan Komunikasi retestt Posttest Pretestt 1,441,241,0926,8089,2025,7558,50Skor Maksimum Ideal 20Tabel 4 menunjukan bahwa rata-rata skorhasil pretest kelas dari kedua kelas tidak adaperbedaan. Hal ini menunjukan bahwa datapretest untuk kedua kelompok sampel tidak jauhberbeda dengan kualifikasi masing-masingkelompok dan sampel berada pada katagori kurang. Sedangkan hasil dari posttest menunjukanbahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol. Rata-rata kelaseksperimen sebesar 16,84 dari skor maksimumideal lebih besar daripada kelas kontrol. Darihasil pengamatan mengenai pencapaian kemampuan komunikasi matematis mahasiswa. Pengujian normalitas skor pretest dihitung denganmenggunakan program SPSS 17for windowsdengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Hipotesis yang diuji pada masing-masing data pretestkemampuan komunikasi matematis pada keduakelas tersebut, adalah:Ho: sampel berdistribusi normalHa: sampel tidak berdistribusi normalKriteria pengujian, jika P value (sig.) α,maka Ho diterima dan jika P value (sig.) α,maka Ho ditolak, dengan taraf signifikan sebesarα 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat padaTabel 5.Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi berdasarkan uji ShapiroWilk untuk kemampuan komunikasi matematispada kelas eksperimen dan kontrol, masingmasing kurang dari nilai α 0,05. Ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, data tersebuttidak berdistribusi normal. Untuk selanjutnyadilakukan uji Mann-Whitney untuk skor pretestkemampuan komunikasi pada kelas yang menggunakan pembelajaran DMR dan pembelajarankonvensional. Karena data tidak berdistribusinormal maka uji homogenitas varians tidak bisadilakukan. Uji statistik berikutnya adalah denganuji nonparametrik Mann-Whitney yang bertujuanuntuk melihat uji perbedaan dua rata-rata skorpretest kemampuan komunikasi matematis antarakelas yang pembelajarannya DMR dan kelasdengan pembelajaran konvensional.Tabel 5. Uji Normalitas Pretest pada tic.DfSig.0,883360,0280,874350,003Karena nilai signifikan kedua data α,maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan tingkatsignifikansi α 0,05, dapat disimpulkan bahwaterdapat perbedaan rerata skor pretest antara kemampuan awakomunikasi matematis kelas yangmenggunakan pembelajaran DMR dan pembelajaran konvensional.Hasil perhitungan uji Mann-Whitney kemampuan komunikasi matematis diperli

maupun lisan. Kemampuan komunikasi mate-matis merupakan kemampuan mahasiswa yang harus di miliki untuk mampu mengungkapkan ide-ide secara lisan maupun tulisan. Menurut Greenes & Schulman (Untayana & Harta, 2016) komunikasi matematis adalah kemampuan untuk: (1) menyatakan ide matematika melalui ucapan,

Related Documents:

Diskursus kegilaan dalam novel Kalatidha mengungkap sejumlah ironi . lingusitik, filsafat, psikologi sosial, dan pelbagai bidang lainnya (Mills 1997:1). Dalam menjelaskan definisi diskursus, . mengembangkan kritik terhadap krisis rasionalitas modern. Kategori gila

Dimensi Filsafat Ilmu dalam Diskursus Integrasi Ilmu v Alhamdulillah, selamat kami ucapkan atas terbitnya buku Dimensi Filsafat Ilmu dalam Diskursus Integrasi Ilmu ini. Selain pengajaran dan pengabdian, penelitian merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Buk

c. Kegiatan analisis mencakup analisis representasi visual dan isi buku teks tersebut ditinjau dari aspek tipe visual, keterkaitan representasi visual dengan konten, realitas visual, dan fungsi penerapan representasi visual yang berkaitan

audara pokok bahasan Hakikat Strategi Pembelajaran Bahasa ini merupakan materi awal pengajaran keterampilan berbahasa. Pokok bahasan ini mencakup: (1) konsep umum strategi pembelajaran, (2) pendekatan pembelajaran, (3) metode pembelajaran, (4) teknik pembelajaran, dan (5) teori yang melandasi berbagai strategi pembelajaran bahasa.

Pembelajaran dapat dipandang sebagai suatu sistem, pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran atau alat 7 Ibid, h. 27, 8 Hamdani, Op.Cit., h. 23.

Hasil analisis varian satu jalur untuk pengaruh bentuk representasi soal menghasilkan F sebesar 49,35 yang lebih besar dari F tabel. Persentase hasil analisis kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada berbagai bentuk representasi adalah 67% representasi soal dalam bentuk gambar, 63% soal dalam

Analisis Kualitas Representasi Visual Buku Biologi SMA Kelas XI Kurikulum 2013 pada Materi Sel. Representasi Visual (RV) yang ditampilkan di dalam buku teks akan menambah nilai estetika buku, namun buku yang berkualis akan memperhatikan seluruh aspek tampilan buku agar b

Alfredo López Austin (1993:86) envisioned the rela - tionship between myth, ritual, and narrative as a triangle, in which beliefs occupy the dominant vertex. They are the source of mythical knowledge