Welcome To Repository UIN Sumatera Utara - Repository UIN .

3y ago
54 Views
5 Downloads
3.33 MB
152 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Ophelia Arruda
Transcription

Dr. FARIDA JAYA, M.Pd.NIP. 19570921 198303 2001FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SUMATERA UTARAMEDAN2019

KATA PENGANTARSyukur alhamdulillah, berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Bahanajar berjudul: “ Perencanaan Pembelajaran PAI ” telah selesai penulis susun.Semoga Bahan ajar ini dapat membantu penulis untuk belajar lebih lanjut danjuga diharapkan dapat membantu mahasiswa didalam menelaah dan memahamisuatu perencanaan pembelajaran yang sistematis.Karya ini menyajikan serpihan-serpihan pemikiran dan informasi dariberbagai sumber yang ada pada penulis. Pilihan topik dan sistematikanyadisesuaikan dengan sylabus mata kuliah Perencanaan Sistem Pendidikan AgamaIslam yang tercantum dalam Kurikulum Inti Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Sumatera Utara Medan. Dalam penulisan bahan ajar ini penulismencantumkan buku sumber sebagai acuan yang akan dapat membantu paramahasiswa yang ingin memperdalam pembahasan ini dengan melihat sumberacuan tersebut.Namun penulis sadar bahwa penulisan bahan ajar ini masih sarat dengankekurangan-kekurangan. Oleh sebab itu, konstribusi pemikiran dan kritikkonstruktif dari para pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan.Akhir kata, hanya kepada Allah SWT. penulis berserah diri, semoga karyaini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.Medan, 03 September 2019Penulisi

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR. iDAFTAR ISI . iiBAB I : LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAANPEMBELAJARANA. Kompetensi Dasar . 1B. Concept Map . 1C. Pendahuluan . 2D. Konsep Belajar/Hakikat Belajar . 3E. Hakikat Pembelajaran . 4F. Konsep/Hakikat Perencanaan Pembelajaran . 8BAB II : MODEL-MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARANA. Kompetensi Dasar . 17B. Peta Konsep . 17C. Teori-Teori yang Mendasari Perencanaaan Pembelajaran . 18D. Model-model Perencanaan Pembelajaran . 21BAB III : RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AGAMA ISLAMA. Kompetensi Dasar . 32B. Peta Konsep . 32C. Pengertian dan Arah Pendidikan Agama Islam. 33D. Ruang Lingkup dan Tema Pokok Bahan Pelajaran PendidikanAgama Islam . 34BAB IV : KOMPONEN-KOMPONEN PERENCANAANPEMBELAJARANA. Kompetensi Dasar . 41B. Peta Konsep . 41C. Komponen-komponen Perencanaan Pembelajaran . 421. Analisis Karakteristik Siswa dan Menilai Kebutuhan .2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran .3. Learning Task Analisis & Analisis Materi .4. Merancang Evaluasi Pembelajaran .5. Pengembangan Sistem Penilaian Autentik .6. Membuat Perencanaan Pembelajaran .ii434753606575

BAB V : PENDEKATAN SISTEM DALAM PEMBELAJARAN PAIA.Kompetensi Dasar . 79B.Peta Konsep . 79C.Pengertian Sistem. 80D.Pendekatan Sistem dalam Perencanaan Pembelajaran . 82E.Pendekatan Sistem Dalam Penyusunan Rancangan Pembelajaran . 84BAB VI : Pengembangan SILABUS, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Program Tahunan (PROTA), dan Program Semester(PROSEM),A. Kompetensi Dasar . 88B. Peta Konsep . 88C. Pengembangan Silabus . 89D. Pengembangan RPP . 92E. Penyusunan Prota dan Prosem . 124KATA KERJA OPERASIONAL . 134DAFTAR PUSTAKA . 141iii

BAB ILANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN PEMBELAJARANA. Kompetensi DasarSetelah mempelajari materi ini diharapkan anda mampu menggunakankonsep dasar belajar dan pembelajaran yang mendasari perencanaan pembelajaranserta variabel-variabel pembelajaran yang harusdirumuskan dalam suatuperencanaan pembelajaran.B. Peta KonsepPERENCANAAN DEHASIL1

C. PendahuluanPembelajaran merupakan aktivitas (proses) yang sistematis dan sistemikyang terdiri dari beberapa komponen yaitu: dosen, program/kurikulum,mahasiswa, proses, output dan fasilitas serta strategi. Masing-masing komponentidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalansecara teratur, saling tergantung, komplementer dan berkesinambungan. Untukitu diperlukan rancangan dan pengelolaan belajar yang baik, yang dikembangkandalam rangka mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal inimenuntut staf pengajar di dalam melaksanakan tugasnya baik sebagai perancang(desainer) maupun sebagai pengelola (pelaksana) pembelajaran untuk memilikiketerampilan dalam menyusun perencanaan pengajaran, mampu melakukaninteraksi dengan para siswa/mahasiswa, mengelola kelas, mendaya gunakansumber belajar serta melakukan penilaian pembelajaran dan semangat yang kuatuntuk meningkatkan efektivitas pembelajarannya.Pada tingkat yang paling dasar, tugas seorang guru/dosen sebagaiperancang pembelajaran adalah untuk menjawab 3 (tiga) pertanyaan pokok(Mager, 1984 dalam Smith dan Ragan, 1992) sebagai berikut:1. Kemana kita akan pergi? Artinya melakukan analisis pembelajaran untukmenentukan apa yang menjadi tujuan pembelajaran.2. Bagaimana kita akan sampai disana? Artinya mengembangkan strategipembelajaran untuk menentukan strategi dan media yang bagaimana yangdigunakan.3. ngembangkan dan melakukan evaluasi untuk menentukan bagaimana dankapan kita akan mengevaluasi dan merevisi materi pelajaran.Dalam hal ini selama fase analisis, para desainer (perancang) akanmempelajari sebanyak yang mereka dapatkan tentang lingkungan para siswa dankarakteristik siswa, serta tugasnya. Pada saat mengembangkan strategipembelajaran, para desainer akan menetapkan bahan pengajaran yang2

berhubungan dengan penyajian. Disamping itu ia menetapkan susunan langkahlangkah pengajaran dan medianya serta kegiatan para siswa. Pada fase evaluasi,para perancang akan merencanakan jenis-jenis test apa saja yang akandibutuhkan dalam mengevaluasi materi-materi pelajaran.Menurut Rohani dan Ahmadi (1990), pengelolaan pengajaran mengacukepada suatu upaya untuk mengatur efektivitas pengajaran berdasarkan konsepdan prinsip-prinsip pengajaran yang dijabarkan dari falsafah pendidikan yangdianut. Oleh karena itu tugas guru/dosen diawali dengan perencanaan dandiakhiri dengan penilaian. Hasil dari penilaian akan dimanfaatkan sebagai umpanbalik bagi perbaikan pengajaran selanjutnya.D. Konsep Belajar/Hakikat BelajarBelajar adalah suatu tahapan perubahan tingkahlaku individu yangdinamis sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yangmelibatkan unsur kognitif, afektif dan psikomotorik. Dengan kata lain, belajaradalah suatu proses dimana kemampuan sikap, pengetahuan dan konsep dapatdipahami, diterapkan dan digunakan untuk dikembangkan dan diperluas.Keberhasilan belajar akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi, senang,serta termotivasi untuk belajar lagi, karena belajar tidak hanya meliputi matapelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat,penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan dan cita-cita.Sebagaimana yang dikatakan Oemar Hamalik (1992:45) bahwa belajarmengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku,termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakatdan pribadi secara lebih lengkap. Namun tidak semua perubahan perilaku berartibelajar. Orang yang kakinya patah karena kecelakaan mengubah tingkahlakunya, tetapi kehilangan kaki (perubahan bentuk) bukanlah belajar. Mungkinorang itu akan melakukan perbuatan belajar untuk mengimbangi kakinya yanghilang itu dengan mempelajari keterampilan-keterampilan baru.3

Selanjutnya Gagne, Briggs & Wager (1993:3-11) mengatakan bahwaproses belajar seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktoreksternal peserta didik itu sendiri, yaitu pengaturan kondisi belajar. Prosesbelajar terjadi karena adanya sinergi memori jangka pendek dan memori jangkapanjang yang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajaranatau lingkungan belajar. Melalui inderanya peserta didik dapat menyerap materisecara berbeda. Pengajar mengarahkan agar pemrosesan informasi untuk memorijangka panjang dapat berlangsung lancar.Dengan demikian hakikat proses belajar bertitik tolak dari suatu konsepbahwa belajar merupakan perubahan perbuatan melalui aktifitas, praktik, danpengalaman. Dua faktor yang menentukan proses belajar adalah hereditas danlingkungan. Hereditas adalah bawaan sejak lahir seperti bakat, abilitas, danintelegensi, sedangkan aspek lingkungan yang paling berpengaruh adalah orangdewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan lingkungan belajar, yakni gurudan orangtua. Faktor lainnya adalah aspek jasmaniah seperti penglihatan,pendengaran, biokimia, susunan saraf, dan respons individu terhadap perangsangdengan berbagai kekuatan dan tujuannya.E. Hakikat PembelajaranPembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk mengarahkantimbulnya perilaku belajar peserta didik, atau upaya untuk membelajarkanseseorang. Pembelajaran, sebelumnya dikenal dengan pengajaran, yang dalambahasa Arab disebut dengan “ta’lim” yang dalam kamus Arab-Inggris karanganElias & Elias (1982) diartikan sebagai “to teach; to educate; to instruct; to train,yakni mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan denganungkapan yang dikemukakan Syah (1996), yaitu “ allamal ilma” yang berarti toteach atau to instruct (mengajar atau membelajarkan).Selanjutnya, istilah pembelajaran dalam bahasa Inggris disebut dengan“instruction”, yang menurut Tardif (1987)bahwa “instruction” diartikansebagai proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan4

untuk mencapai tujuan. Sedangkan Reber (1988) mengartikannya sebagai prosesperbuatan mengajarkan pengetahuan; dan Degeng (1989) mengistilahkan“pembelajaran” sebagai upaya untuk membelajarkan siswa.Berdasarkan batasan tersebut di atas, secara implisit tampak bahwa dalampembelajaran ada kegiatan: memilih, menetapkan dan mengembangkan“metode” untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan, penetapan danpengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada.Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti desain pembelajaran.Istilah pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untukmengungkapkan hakikat perencanaan pembelajaran, sebagai upaya untukmembelajarkan siswa. Karena dalam kegiatan belajar, siswa tidak hanyaberinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi jugaberinteraksi pula dengan semua sumber belajar yang mungkin dapatdigunakan/dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.Pembelajaran bukan hanya memperhatikan pada “apa yang dipelajarisiswa”, melainkan pada “bagaimana membelajarkan siswa”. Perhatian pada“apa yang akan dipelajari” adalah merupakan kajian kurikulum, yang lebihmenekankan pada deskripsi tentang apa tujuan yang ingin dicapai dan apa isipembelajaran yang seharusnya dipelajari siswa. Sedangkan “bagaimanamembelajarkan siswa” lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan,yaitu berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasi isi pembelajaran, danmengelola pembelajaran.Simon mengklasifikasi variabel-variabel pembelajaran yang dikenaldengan istilah ilmu merancang (a design science) kedalam 3 komponen, yaitu:(1) kendala, (2) kegiatan, dan (3) pilihan tujuan. Glaser membuat klasifikasi yangdisebut dengan 4 components of psychology of instruction, yaitu: (1) analisis isibidang studi, (2) diagnosis kemampuan awal siswa, (3) proses pembelajaran, dan(4) pengukuran hasil belajar (Degeng, 1998).Klasifikasi lain yang tampaknya lebih rinci dan dianggap memadaisebagai landasan pengembangan suatu teori pembelajaran adalah yang5

dikemukakan oleh Reigeluth, Bunderson, dan Merrill (1977). Merekamempekenalkan empat variabel yang menjadi titik perhatian ilmuanpembelajaran, yaitu: Kondisi pembelajaran (instructional situation) . Bidang studi (subject matter). Strategi pembelajaran (instructional strategy). Hasil pembelajaran (instructional outcomes).Hal ini dapat di lihat pada tabel berikut ini:REIGELUTHSIMONGLASER Kondisi Kendala Analisis bidang studi Metode Kegiatan Diagnosis kemampuan awal siswa Hasil Pilihan tujuan Proses pembelajaran Pengukuran hasil belajarTabel 1: Perbandingan klasifikasi variabel pembelajaran Reigeluth, Simon, dan Glaser(dikutip dalam Degeng, 1989)Pada perkembangan selanjutnya, Reigeluth dan Merrill, (1978; 1979),Reigeluth, (1979; 1983) memodifikasi pengklasifikasian tersebut menjadi tigabagian, yaitu: Kondisi pembelajaran (instructional situation). Metode pembelajaran (instructional methods). Hasil pembelajaran (instructional outcomes).Klasifikasi veriabel-veriabel pembelajaran yang digunakan dalampembahasan ini adalah klasifikasi Reigeluth, dkk. yang telah mengalamimodifikasi dan telah banyak diujicobakan serta diwarnai oleh pemikiranteknologi pembelajaran, hal ini akan tampak pada variabel dan sub variabelnyasebagaimana yang dapat dilihat pada diagram dibawah ini:6

Tujuan dankrakteristik isibidang studiStrategiPengorganisasianPembelajaran- Strategi makro- Strategi mikroKendala darikrakteristikbidang PengelolaanPembelajaranKefektivitasan, Keefisienan, dan Daya TarikDiagram 1; Taksonomi Variabel Pembelajaran (dikutip dalam Degeng, 1989)a. Kondisi PembelajaranKondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhimetode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajarantersebut akan berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada hakekatnyatidak dapat dimanipulasi.b. Metode PembelajaranMetode dan strategi pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yangberbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisipembelajaran yang berbeda, dan pada dasarnya semua cara itu dapat dimanipulasi oleh perancang pembelajaran atau guru. Namun, apabila dalamsituasi tertentu, metode pembelajaran tidak dapat dimanipulasi, maka ia akanberubah menjadi kondisi pembelajaran. Sebaliknya, bila kondisi pembelajaran,dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metodepembelajaran.7

c. Hasil PembelajaranHasil pembelajaran mencakup semua akibat yang dapat dijadikan sebagaiindikator perolehan nilai yang diperoleh sebagai akibat dari penggunaanmetode pembelajaran dibawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Hasilpembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes) dan hasil yangdiinginkan (desired outcomes). Actual outcomes adalah hasil yang nyatadicapai dari penggunaan suatu metode dibawah kondisi tertentu, sedangkandesired outcomes adalah hasil yang ingin dicapai, yang sering mempengaruhikeputusan perancangan pembelajaran dalam melakukan pilihan metode yangsebaiknya digunakan.F. Konsep/Hakikat Perencanaan Pembelajarana. Pengertian Perencanaan PembelajaranPerencanaan Pembelajaran adalah proses menspesifikasi kondisikondisi untuk belajar sehingga tercipta strategi dan produk pembelajaran, baikpada level makro maupun mikro. Menurut Ragan & Smith (1992),perencanaan pembelajaran berkaitan dengan proses yang sistematik dalammenterjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran kedalam suatuperencanaan materi dan kegiatan pembelajaran.Jadi perencanaan pembelajaran adalah suatu pemikiran atau embelajarandenganmenerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkahpembelajaran, perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalamrangka pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.Perencanaan berasal dari kata dasar “rencana” yang artinya membuatrancangan sketsa (kerangka sesuatu yang akan dikerjakan). Di dalam ilmumanajemen pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah “planning”, yaitu:persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaiansuatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaiantujuan tertentu. Karena menurut ilmu manajemen, perencanaan berperan:8

menentukan tujuan dan prosedur mencapai tujuan, memungkinkan organisasimendapat sumber daya untuk mencapai tujuan, memperjelas bagi anggotaorganisasi melakukan berbagai kegiatan sesuai tujuan dan prosedur danmemungkinkan untuk memantau dan mengukur keberhasilan organisasi sertamengatasi bila ada kekeliruan. Peter Drucker dalam A.W. Tunggal (1993)mengatakan ada 3 macam tolok ukur keberhasilan organisasi, yaitu:1. Efficiency doing things right2. Economy minimisasi maksimasi3. Effectiveness doing the right thingsDi antara ketiga ukuran itu menurut Drucker, efektivitaslah yang lebihpenting dari efisiensi dan ekonomis, sebab yang penting bagaimana melakukansesuatu dengan baik (efisien), tapi yang lebih penting adalah bagaimanamemilih sesuatu yang baik (goal) untuk dikerjakan (efektif).Menurut Sudjana (1991: 20) bahwa makna atau arti dari perencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan gurumengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran ituberlangsung.Briggs (1978: 20) mengatakan bahwa perencanaan pembelajaran adalahkeseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar serta pengembangansistem penyampaiannya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuantersebut, termasuk di dalammya pengembangan paket pembelajaran dankegiatan belajar mengajar, uji coba dan revisi paket pembelajaran dan terakhiradalah mengevaluasi program dan hasil belajar.Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat diambil suatu pengertian bahwaperencanaan pembelajaran adalah merupakan suatu gambaran umum tentanglangkah-langkah yang akan dilakukan seorang guru didalam kelas pada waktuyang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektifdan efisien. Dengan demikian perencanaan pembelajaran merupakan suatu halyang harus dirancang oleh setiap guru , karena hal ini merupakan salah satukompetensi yang harus diwujudkannya. Dengan demikian, sebagai seorang9

perancang pembelajaran, guru bertugas membuat rancangan programpembelajarannya (meliputi pengorganisasian bahan ajar, penyajian danevaluasi) yang menjadi tanggung jawabnya sesuai tujuan pembelajaran yangtelah ditetapkan.Dengan kata lain, perencanaan pembelajaran merupakan perencanaanyang sistem

Diagram 1; Taksonomi Variabel Pembelajaran (dikutip dalam Degeng, 1989) a. Kondisi Pembelajaran Kondisi pembelajaran didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran tersebut akan berinteraksi dengan metode pembelajaran, dan pada hakekatnya tidak dapat dimanipulasi. b.

Related Documents:

digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—by.ac.id digilib.uin—byKac.id digilib.uin—by.ac.id

solaris repository description Local\ copy\ of\ the\ Oracle\ Solaris\ 11.1\ repository solaris repository legal-uris solaris repository mirrors solaris repository name Oracle\ Solaris\ 11.1\ Package\ Repository solaris repository origins solaris repository

SKRIPSI Submitted to Faculty of Tarbiyah and Teachers Training UIN- SU Medan as a Partial Fulfillment of the Requirement for the (Degree of Sarjana Pendidikan) S-1 Program By: NESSY NIM : 34.14.1.021 DEPARTEMENT OF ENGLISH EDUCATION TARBIYAH AND TEACHER TRAINING FACULTY THE STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA 2018

Creating, Restoring, and Configuring the Informatica Repository 78 Starting the Informatica Repository Server 78 Creating or Restoring the Informatica Repository 79 Dropping the Informatica Repository (Optional) 81 Registering the Informatica Repository Server in Repository Server Administration Console 81 Pointing to the Informatica Repository 82

analisis persepsi dosen terhadap perbankan syariah ( studi kasus dosen tamu program studi perbankan syariah fakultas ekonomi dan bisnis islam uin sumatera utara) peneliti: mawaddah irham, m.e.i (ketua) tri inda fadhila rahma, m.e.i lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (lp2m) universitas islam negeri (uin) sumatera utara medan 2019

Introduction Basic Git Branching in Git GitHub Hands-on practice Git: General concepts (II/II) I clone: Clone remote repository (and its full history) to your computer I stage: Place a le in the staging area I commit: Place a le in the git directory (repository) I push: Update remote repository using local repository I pull: Update local repository using remote repository

PEDOMAN BEASISWA PROGRAM 5000 DOKTOR . Program Beasiswa Rekruitmen baru pada tahun 2019 sebanyak 250 peserta yang tersebar di 36 penyelenggara program yaitu, UIN Sumatera Utara, UIN Ar Raniry Banda Aceh, UIN Imam . IAIN Jember, Universitas Jember, dan IAIN Tulung Agung. Kami berharap penerbitan buku Petunjuk Teknis ini bermanfaat dan .

4 Flexural Strength Kp/cm 950 ASTM D 790 5 Elongation at Break % 80 ISO R 527 6 Yield Stress Kp/cm 400 ISO R 527 7 Resistance to Heat mm 2 BS 4607 PART 2:70 CHEMICAL PROPERTIES Properties at 20_C Unit Values Method of Evaluation 1 Resist to Sulphuric Acid .g/45cm -0.13 3.19 2 Resist to Methylene Chloride % 3 ISO 2508/81 3 Resist. Water Absortion .mg/cm 2.0 ISO 2508/81 & DIN 8061 .