KORELASI PERSEPSI TENTANG KETERAMPILAN GURU DENGAN HASILBELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TIK SISWA SMP NEGERI 1 AMURANGTHE CORRELATION PERCEPTION OF TEACHER SKILLS WITH ICTLEARNING OUTCOMES OF STUDENTS SMP NEGERI 1 AMURANGAltje Tombokan*email:altje tombokan@yahoo.comABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi yang positif antarapersepsi tentang keterampilan guru dengan hasil belajar TIK siswa SMP Negeri 1Amurang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode korelasional denganvariabel bebas adalah persepsi tentang keterampilan guru dan variabel terikat adalahhasil belajar TIK. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Amurang,dengan jumah sampel 60 siswa . Terdapat korelasi positif antara persepsi siswa tentangketrampilan guru dengan hasil belajar pada Teknologi Informasi dan Komunikasisiswa SMP Negeri 1 Amurang dijelaskan oleh koefisien korelasi r 0,682 melaluipersamaan regresi.Kata Kunci: Persepsi, Keterampilan Guru, Hasil BelajarABSTRACTThe purpose of this study was to determine whether there is a positive correlationbetween students perceptions about teachers’ skills with ICT learning outcomes ofstudents SMP Negeri 1 Amurang. The research method used is a correlational methodwith the independent variable is the perception of teachers’ skills and the dependentvariable is learning outcomes in ICT. The population in this study is SMP Negeri 1Amurang students, with a sample size of 60 students. There is a positive correlationbetween students’ perceptions about the skills of teachers with learning outcomes inInformation and Communication Technology students of SMP Negeri 1 Amurangexplained by the correlation coefficient r 0.682 with regression equation Y 43.98 0.256 XKeywords: Perception, Teacher Skills’, Learning OutcomesPENDAHULUANKeberhasilan belajar siswa bukan hanyaditentukan oleh lengkapnya fasilitas sekolah,namun sebagian besar dipengaruhi oleh guru.Karena guru sebagai pengajar, pendidik danpemimpin memiliki posisi yang menentukankeberhasilan pembelajaran.Hasil belajar siswa adalah kemampuanyang diperoleh siswa dari suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yangmempengaruhi hasil belajar siswa terbagidua, yaitu faktor dari dalam diri siswa dandari luar. Menurut Slameto (2003) hasil belajar dipengaruhi oleh faktor yang berasal daridalam diri siswa dan faktor yang berasal dariluar diri siswa. Faktor yang berasal dari dalamdiri siswa adalah intelegensi, motivasi, minat,bakat, persepsi, kondisi fisik, sikap dan kebiasaan. Sedangkan yang termasuk faktor yangberasal dari luar diri siswa adalah keadaansosial ekonomi, lingkungan, sarana dan prasarana, guru dan cara mengajarnya, kurikulumdan sebagainya.Persepsi sebagai salah satu faktor psikologis berpengaruh terhadap pencapaianprestasi belajar siswa. Siswa merupakansasaran utama dalam proses belajar mengajaryang memiliki prestasi berbeda-beda dikarenakan karakter. Pada saat proses belajar mengajar seorang siswa diharapkan memilikipersepsi yang positif terhadap segala sesuatuyang menyangkut aktivitas belajar mengajar,salah satunya adalah persepsi terhadap keterampilan mengajar guru.Persepsi menurut Slameto (2003: 102)adalah proses yang menyangkut masuknyapesan atau informasi kedalam otak manusia.*Staf Pengajar Pada Program Studi Pendidikan Teknik Elektro Unima44
Tombokan, Korelasi Persepsi Tentang Keterampulan GuruMelalui persepsi manusia terus menerusmengadakan hubungan dengan lingkungannya. hubungan itu dilakukan lewat inderanyayaitu indra penglihat, pendengar, peraba,perasa dan pencium. Sedangkan menurutWalgito (2002: 70) persepsi merupakanproses pengorganisaian, penginterprestasianterhadap stimulus yang diterima olehorganisme atau individu sehingga merupakansesuatu yang berarti. Persepsi merupakanaktivitas yang ada dalam diri individu, makaapa yang ada dalam diri individu akan ikutaktif dalam persepsi.Berdasarkan hal tersebut, maka dalampersepsi dapat dikemukkakan karenaperasaan, kemampuan berpikir, pengalamanpengalaman individu tidak sama, maka dalammempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsimungkin akan berbeda antar individu lain.Brems & Kassin (dalam Siregar, 2006)mengatakan bahwa persepsi sosial memilikibeberapa elemen, yaitu: (a) Person, yaituorang yang menilai orang lain. (b) Situasional,urutan kejadian yang terbentuk berdasarkanpengalaman orang untuk menilai sesuatu. (c)Behavior, yaitu sesuatu yang di lakukan olehorang lain.Ada dua pandangan mengenai prosespersepsi, yaitu (1) Persepsi sosial, berlangsung cepat dan otomatis tanpa banyakpertimbangan orang membuat kesimpulantentang orang lain dengan cepat berdasarkanpenampilan fisik dan perhatian sekilas. (2)Persepsi sosial, adalah sebuah proses yangkompleks, orang mengamati perilaku oranglain dengan teliti hingga di peroleh analisissecara lengkap terhadap person, situasional,dan behaviour.Menurut Mar’at (2000: 11) persepsisebagai suatu proses pengamatan seseorangyang berasal dari kemampuan kognitif,menyangkut sesuatu yang dipikirkan mengenai objek pengamatan. Persepsi merupakanapa yang dialami oleh seseorang. Persepsimenghubungkan jalan kealam sekitar untukmengetahui, mendengar, mencium, meraba,juga membau dengan segera berdasarkan alatindera.Dari beberapa pendapat tersebut dapatdisimpulkan bahwa persepsi adalah suatuproses penerimaan, penilaian, pengorganisasian dan penginterprestasian seseorang atau45kelompok orang terhadap objek, peristiwa,stimulus atau korelasi-korelasi yang diperolehdengan melibatkan pengalaman tentang objekatau peristiwa tersebut. Persepsi seseorangadalah kesan terhadap sesuatu bagaimana iamelihat sesuatu serta menyadarinya dan persepsi merupakan suatu proses yangberlangsung dalam tiap diri orang lain danterhadap dirinya sendiri dimana persepsimerupakan proses mengenal dan memahamiorang lain oleh karena itu, persepsi yang dimiliki suatu individu pula berbeda-beda.Guru dalam tugasnya sebagai pengajar,ia harus memiliki pengetahuan, menguasaisejumlah metode dan teknik mengajar sertamampu memilih metode dan teknik bagaimana yang dihadapinya. Kualitas pendidikansangat ditentukan oleh kualitas pengajaran.Mengabaikan cara kerja guru yang ditunjukkan dalam cara mengajarnya berarti mengabaikan kualitas kerja pengajaran berupa hasilbelajar siswa. Selain itu guru diharapkan menguasai seperangkat keterampilan dasar yangdibutuhkan dalam mengajar.Cara kerja guru berkaitan dengan persoalan mengajar yang banyak menitik beratkan pada bagaimana cara menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada siswa.Pandangan yang lebih luas mengenai hal iniadalah bagaimana membelajarkan siswa(Degeng, 1989; Gagne, 1985; Dick dan Carry,1985) dalam Uno (2007). Salah satu unsurpenting yang dapat dilakukan oleh guru untukmenjalankan cara kerja mengajar adalahdengan melaksanakan keterampilan mengajarguru secara baik dalam mengajar. Hal inidisebabkan karena keterampilan mengajarmerupakan satu diantara keterampilan yangmempersyarati seorang guru dalam mengajar.hendaknya mempunyai keterampilan sepertiyang sudah dikemukakan, apalagi guru-guruteknik kejuruan yang menangani bidang studiteknik dan bersifat praktis minimal harusmampu meningkatkan hasil belajar dari parasiswa sehingga nantinya sebagai output darisekolah teknologi menengah akan mengalamiperubahan dalam tingkah lakunya.Sebagaimana yang telah diuraikan di atas,persepsi adalah pengamatan tentang objekperistiwa atau hubungan yang diperolehdengan menyimpulkan informasi dan penafsiran kesan-kesan sehingga pengamatan dapat
46 ELEKTROMATIKA, VOL. 1, N0. 1, Maret 2011dikatakan sebagai pintu gerbang masuknyapengaruh dari luar. Suatu interaksi belajar mengajar didalamnya terdapat partisipasi siswayang satu dengan yang lain berbeda-bedadalam hal keaktifannya. Hal ini disebabkanoleh persepsi siswa mengenai keterampilanmengajar guru yang berbeda-beda. Ada sikapsiswa yang terlibat aktif dalam suatu interaksiedukatif juga ada pula siswa yang bersikapkurang aktif. Siswa akan aktif dalam prosesbelajar mengajar jika keterampilan mengajargurunya baik dan sikap kurang aktif dalamproses pembelajaran jika keterampilan mengajar gurunya tidak baik. Jika persepsi yangdimiliki siswa baik, maka hasil belajarnyamenjadi baik dan sebaliknya apabila persepsiyang dimiliki siswa tidak baik, maka hasilnyapun akan menjadi tidak baik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi yang positifantara persepsi tentang keterampilan gurudengan hasil belajar TIK siswa SMP Negeri1 Amurang.METODE PENELITIANBerdasarkan jenis data yang akan diamati, maka penelitian ini termasuk penelitianEx-post facto, karena semua gejala yangditeliti secara empiris telah terjadi (Arikunto,2006). Sedangkan kalau dilihat dari bentukpermasalahannya, maka penelitian ini termasuk penelitian korelasional karena inginmengetahui ada tidaknya hubungan antarvariabel. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu: variabel bebas (independent variable) ialah persepsi siswa tentang keterampilanguru, dinyatakan dengan simbol X. Variabelterikat (dependent variable) ialah hasil belajarsiswa kelas IX SMP Negeri 1 Amurang,dinyatakan dengan simbol Y. Paradigmapenelitian seperti pada gambar 1.XYGambar 1. Paradigma PenelitianKeterangan:X : Persepsi Siswa TentangKeterampilan GuruY : Hasil Belajar Mata PelajaranTeknologi Informasi danKomunikasiPopulasi dalam penelitian ini adalahseluruh siswa SMP Negeri 1 Amurang yangberjumlah 400 siswa. Pengambilan sampelmenggunakan teknik purposive samplingyaitu pengambilan sampel berdasarkanpertimbangan peneliti sesuai dengan kebutuhan peneliti. Besarnya ukuran sampelditentukan 60 orang siswa, sesuai denganpertimbangan bahwa bila jumlah populasilebih dari 100, maka boleh diambil sampelsebesar 10%-15% atau 20% - 25% (Arikunto,2006: 120).Data variabel persepsi tentang keterampilan mengajar guru diperoleh dari instrumen penelitian berupa angket yang dibagikan kepada siswa kelas IX SMP Negeri 1Amurang. Angket disusun berupa pernyataandengan pilihan jawaban yang disusun secaraterstruktur dengan menggunakan skalaLikert. Sedangkan nilai hasil belajar siswadiperoleh melalui studi dokumentasi selamasatu semester. Dalam penelitian ini diambilnilai hasil belajar siswa semester ganjil kelasIX pada mata pelajaran Teknologi Informasidan Komunikasi di SMP Negeri 1 Amurang.Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebihdahulu uji normalitas untuk semua datavariabel penelitian. Uji hipotesis diawalidengan uji regresi linier menguji keberartiankoefisien regresi. Setelah itu dilanjutkandengan uji korelasi hipotesis penelitian.Pengolahan dan analisis data penelitian ini,dilakukan dengan bantuan program komputerExcel dan SPSS versi 15.0 for windows(Wahana Komputer, 2007).HASIL PENELITIANHasil penelitian variabel persepsi siswatentang keterampilan guru disajikan dalamtabel distribusi frekuensi.Tabel 1.Distribusi Frekuensi Variabel PersepsiSiswa tentang Keterampilan Guru
Tombokan, Korelasi Persepsi Tentang Keterampulan GuruBerdasarkan tabel 1, ada 9 orang siswa15,0% yang mempunyai persepsi yang sangatbaik pada keterampilan mengajar guru, 36orang siswa 60,0% mempunyai persepsi yangbaik, dan 15 orang siswa 25,0% mem-punyaipersepsi yang kurang baik terhadapketerampilan mengajar guru TeknologiInformasi dan Komunikasi di SMP Negeri 1Amurang.Data variabel hasil belajar siswa dapatdisajikan dalam tabel berikut ini.Tabel 2.Distribusi Frekuensi Data VariabelHasil Belajar47persamaan garis regresi linier dan sebaliknya.Kriteria yang lainnya adalah jika nilaisignifikan. (hasil output SPSS) lebih kecil dariá 0,05, maka persamaan garis regresidinyatakan linier.Dengan á 0,05, maka dengan dkpembilang 40 dan dk penyebut 18,dari daftardistribusi F didapat 2,07. Untuk uji kelinieran,didapat F 0,374 dan ini lebih kecil dari 2,07dari hasil perhitungan diperoleh nilai Fhitung 0,374.Hasil penelitian korelasi antara persepsisiswa terhadap keterampilan guru denganhasil belajar dalam pembelajaran TeknologiInformasi dan Komunikasi SMP Negeri 1Amurang dapat dilihat dari besarnya r padatable 4. Hasil pengujian ini dilakukan denganbantuan komputer dengan SPSS 15.0.Tabel 4. Hasil perhitungan koefisienDari 40 orang siswa yang mengikutipembelajaran Teknologi Informasi danKomunikasi di SMP Negeri 1 Amurang, ada13 orang siswa (21,66%) mempunyai hasilbelajar yang rendah, 39 orang siswa (65,0%)mempunyai hasil belajar sedang, dan 8 orangsiswa (13,33%) mempunyai hasil belajar yangbaik.Sebelum dilakukan uji hipotesis dilakukan analisis regresi. Berdasarkan hasil analisis regresi dengan program SPSS 15.0 diperoleh persamaan regresi penelitian ini adalah. Koefisien-koefisienpada persamaan regresi ini telah diujikeberartiannya, hasilnya seperti pada tabel 3.Tabel 3.Hasil uji keberartian koefisien regresiKriteria pengujian yang diterapkan untukmenyatakan kelinieran garis regresi yaitu nilastatistik Fhitung yang diperoleh dari pengujiandan F dalam taraf nyata yang sudahditentukan. Jika nilai Fhitung Ftabel, artinyaKoefisien korelasi r antara variabelpersepsi siswa tentang keterampilan gurudengan hasil belajar ialah sebesar 0,682.PEMBAHASANHasil penelitian variabel persepsi siswaterhadap keterampilan guru menunjukkanbahwa ada 9 orang siswa (15,0%) yangmempunyai persepsi yang sangat baik padaketerampilan mengajar guru, 36 orang siswa(60%) mempunyai persepsi yang baik, dan 15orang siswa (25,0%) mempunyai persepsiyang kurang baik terhadap keterampilanmengajar guru Teknologi Informasi danKomunikasi. Hal ini berarti, bahwa sebagianbesar siswa mempunyai persepsi positiftentang keterampilan guru.Siswa lebih banyak mempunyai persepsiyang baik dalam aspek keterbukaan psikologis, seperti mampu berkomunikasidengan orang lain, peduli akan masalah siswa,dan terbuka dalam memberikan bantuan.Demikian pula dalam aspek kepribadian guru,seperti guru teknologi informasi dan komunikasi
48 ELEKTROMATIKA, VOL. 1, N0. 1, Maret 2011bersifat jujur, sabar, memiliki rasa humor,dan peramah. Siswa mempunyai persepsiyang kurang baik dalam aspek fleksibilitaskognitif , seperti dalam penggunaan metodebelajar yang bervariasi, ketep
korelasi persepsi tentang keterampilan guru dengan hasil belajar dalam pembelajaran tik siswa smp negeri 1 amurang the correlation perception of teacher skills with ict
Asumsi yang harus dipenuhi pada Analisis Faktor Oleh karena prinsip utama Analisis Faktor adalah korelasi, maka asumsi-asumsi terkait dengan korelasi: 1. Besar KORELASI atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat, di atas 0,5. 2. Besar Korelasi Parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap tetap variabel yang lain, justru .
keterampilan mengadakan variasi (variation skills), keterampilan menjelaskan (explanning skills), keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction and closer), keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, serta keterampilam mengajar perseorangan.Untuk menjadi seorang guru, keterampilan guru seharus
dan menempatkan keterampilan‐keterampilan itu dalam situasi yang sesuai. Asumsi ini berimplikasi adanya keterampilan‐keterampilan generik esensial guru IPA yang dapat diamati supervisor, misalnya: “keterampilan memotivasi”, “keterampilan bertanya dasar dan lanjutan”, “keteramp
Analisis Keterampilan Dasar Mengajar Guru dalam Pembelajaran di Kelas IV SD Negeri 03 Nglebak Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oktober, 2017. Penelitian ini untuk mendeskripsikan: 1) Pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru keterampilan dasar mengajar guru apa saja .
persepsi dan sikap, ruang lingkup dari teori yang digunakan adalah berasal dari teori perbankan syariah dan ilmu sosial. Teori ini mencakup tentang persepsi-persepsi masyarakat Kelurahan Pasar Muarasipongi terhadap perbankan syariah yang berbeda-beda, dan akan dibahas sesuai dengan persepsi yang ditemukan peneliti dilapangan.
2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna sehingga menghasilkan sebuah nilai dan hasil pekerjaan tersebut. Sardiman (2014,
9,79% (3) Persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh dan memiliki keterkaitan terhadap tingkat loyalitas nasabah, dibuktikan dari nilai t hitung 2,053, signifikansi 0,000 0,05 dan nilai korelasi parsial 2,34% (4) Kualitas sistem, persepsi manfaat, dan persepsi kemudahan penggunaan mempunyai pengaruh dan
“Explosive, thrilling, action-packed – meet Alex Rider.” Guardian “Horowitz is pure class, stylish but action-packed being James Bond in miniature is way cooler than being a wizard.” Daily Mirror “Horowitz will grip you with suspense, daring and cheek – and that’s just the first page! Prepare for action scenes as fast as a movie.” The Times “Anthony Horowitz is the .