Konstruksi PoRtAL BAJA DAN KOLOM BAJA

3y ago
59 Views
2 Downloads
391.61 KB
93 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Lilly Andre
Transcription

STRUKTUR BAJA II konstruksi poRtAL BAJADAN KOLOM BAJA PENDAHULUAN Struktur Balok baja biasanya akan digabungdengan bahan lantai yang lain, biasanya lantaiterbuat dari bahan Beton Bertulang dandisebut juga dengan Balok Komposit ataupenggabungan dari dua bahan bangunan yangberbeda sifat dan karakternya.Struktur balok komposit adalah merupakansatu kesatuan antara Gelagar Baja dan PelatBeton bertulang yang apabila digabungkanbersama-sama akan mempunyai daya tahanyang besar terhadap gaya geser horizontal.Daya tahan gabungan ini diperoleh denganmengelasShearConnector(SC)ataupenahan geser pada gelagar/balok ataudengan memberikan lapisan pelindung/ panahangeser pada gelagar atau balok.

Sebatang profil baja dikatakan berupa Balok(Beam) karena memikul Momen saja, dandikatakan berupa Kolom (Column) karenamemikul Gaya tekan aksial saja dan apabilabatang tersebut memikul kedua-duanya danberfungsi ganda baik sebagai Kolom maupunsebagai Balok dan batang ini disebut denganBeam Column atau Balok Kolom.Balok Kolom / Beam Column ini banyakditemukanbiasa pada konstruksi-konstruksisebagai berikut seperti dibawah ini : 1. Pada bangunan umum, banyak ditemuipadabatang/kakikuda-kudadimanapenempatan gordingnya tidak tepat padatitik simpul sehingga menimbulkan GayaAksial Tekan (batang tekan) dan Momenlentur (M) pada batang tersebut.MPP MPPMRAMRBPRC

2. Pada suatu Portal Baja yaitu Kolom danBaloknya, dimana Balok memikul gayatekan P dan Momen M serta gaya lintang Qdan Kolom memikul Gaya lintang Q danMomen M dan gaya reaksi perletakan.PC M1M1M1DM1M2PPM2ABRAPRBBalok Kolom dapat ditinjau dalam keadaan/kondisi bermacam-macam antara lain : a. Kekakuan Kolom dalam bidang ZX, danmenekuknya dalam bidang YZ karena adalateral Restrains tegak lurus bidang YZ.PZLateralRestrainsLYOMPX

b. Flexural Torsional Buckling dari Kolomyang melentur dalam bidang YZ danmenekuknya dalam bidang XZP MZLateralRestrainsLMPYOMX c. Biaxial Bending Column, melentur dalamYZ dan XZP MZLateralRestrainsMPLOMXYMYX

Tahapan PerencanaanPortal Baja 1. PerhitunganBalok Komposit Dalam Preliminary Design / perencanaanpendahuluan RingBalk dan balok dihitungsebagai balok sederhana yang terletak diatasdua perletakan sederhana sendi dan roll dantidak menerima gaya tekan aksial.Untuk menghindari penaksiran profil Balokyang berulang-ulang terhadap dimensi Balokmaka digunakan rumus Empiris/ taksiran untukrencana ringbalk dan balok.IX (20 s/d 50) L4 (cm4) inersia X (Taksir)L panjang balok (meter)20 s/d 50 faktor pengali, bisa diinterpolasiLebar Jalur Pembebanan4m8mFaktor Pengali2050Persyaratan yang diminta : IX(rencana) IX(Empiris)Pengambilan Faktor pengali rumus empiristersebut berdasarkn Lebar Jalur pembebann,dan faktor pengali yang akan diambil bisadicari dengan cara interpolasi linier. 2. Perhitungan / Design

Kolom Baja Kolom adalah bagian dari struktur bangunanyang berfungsi untuk meneruskan bebandiatasnya kekonstruksi pondasi bangunan.Dalam perencanan pendahuluan/PreliminaryDesign kolom, gaya-gaya dalam yang bekerjaadalah Gaya aksial serta Momen.Untuk menghindari taksiran yang ampangkolomjugamenggunakan rumus empiris yaitu :IX (20 s/d 30) H4 (cm4)IX Inersia Kolom arah X (cm4) (Taksiran)H Tinggi Kolom(meter)20 s/d 30 faktor pengali, bisa diinterpolasi.Lebar Jalur Pembebanan4m8mFaktor Pengali2030Persyaratan harus dipenuhi/dipertimbangkan :IX(rencana) IX(Empiris)Pengambilan Koefesien untk rumus Empiristersebut berdasarkan tinggi kolom, makintinggi kolom bajanya maka faktor pengalinyaharus dicari/disesuaikan pula dengan carainterpolasi lineir terhadap faktor pengalinya. 3. Analisa Pembebanan

Ada dua macam pembebanan yaitu : a. Beban Mati adalah beban konstruksi yangdiakibatkan oleh berat sendiri elemenelemen struktur, bisa berupa beban terpusatP atau beban titik P dan bisa juga berupabeban terbagi rata qDL b. Beban Hidup adalah beban yangbergerak /berpindah-pindah yang bekerjanyasetelah bangunan difungsikan, bisa berupabeban terpusat P dan bisa juga berupa bebanterbagi rata qLLDalam menganalisa portal arah melintangataupun arah memanjang penentuan bebanyang bekerja pada struktur atau elemenstruktur secara tepat tidak bisa dilakukan,walaupun lokasi beban pada struktur sudahdiketahui letaknya.Distribusi beban dari elemen keelemen padastruktur biasanya memerlukan anggapan/asumsi-asumsi dan rumus pendekatan.Seluruh besaran-besaran pembebanan yangdigunakan harus disesuaikan dahulu denganperaturan yang berlaku yaitu PeraturanPembebanan Indonesia untuk gedung. 4. Analisa Struktur

Dalam analisa struktur portal baik arahmemanjangataupunarahmelintangdikerjakan dengan bantuan program komputerdimana nilai-nilai “Gaya Dalam” dalam hal iniMomen M, Gaya Lintang Q dan gaya normalN dijadikan sebagai input data. Perletakan Elastis Padaumumnyakeadaanujung-ujung(perletakan) suatu batang tekan (Kolom)dipengaruhi oleh bagian-bagian konstruksi yangberhubungan dengannya, misalnya untuk portalsimetris seperti gambar ini :0,5 K 0,7Portal A1,0 K 2,00,7 K 1,0Portal B2,0 K Portal CPortal DPortal A dan Portal B adalah portal yangmempunyaiTumpuan/perletakansamping

sehingga tidak dapat bergoyang kesampingsedangkan Portal C dan Portal D tidakmempunyai tumpuan/perletakan samping jadidapat bergoyang kesamping.Harga K akan lebih besar apabila kekakuanbalok lebih kecil bila dibandingkan dengankekakuan Kolom, sebaliknya harga K akanlebih kecil apabila kekakuan baloknyabertambah besar (membesar).Panjang Tekuk Kolom suatu bangunanbertingkat dengan sambungan Kaku dapatdihitung dengan cepat memakai Nomogramyang dibuat oleh JACKSON dan MORELANDPerhitungan untuk Nomogram ini sebenarnyaditurunkan untuk kolom yang kekakuankekakuannya sama atau hampir sama, jikakekakuankolomnyatidaksamamakaNomogram ini berada dipihak yang aman.AdapunNomogram-Nomogramtersebutadalah seperti Grafik-grafik berikut ini : a. Nomogram JACKSON & MORELANDuntuk Portal yang “Tidak” Bergoyang.

1,0 0,70,0GAK0,50,0GB b. Nomogram JACKSON & MORELANDuntuk Portal yang “DAPAT” Bergoyang 2,00,0GA1,0K0,0GBDimana harga-harga GA dan GB adalah :GA (IC/LC) / (Ib/Lb) Utk titik kumpul Atas

GB (IC/LC) / (Ib/Lb) Utk titik kumpul BawahICIbLCLb Momen inersia kolom. Momen inersia balok. Panjang kolom. Panjang balok.Pada rumus/persamaan GA danGB diatasapabila ujung kolom berupa titik kumpul,maka apabila berupa perletakan nilai G : 1. Perletakan Sendi [G 10]Untuk keadaan yang ideal maka (Ib/Lb) 0sehingga G (IC/LC) / (Ib/Lb) ada / 0 Dalam prakteknya keadaan ideal itu Tidakmungkin tercapai atau dijumpai sehinggaAmerican Column Reseach Council, dan jugaPPBBI menganjurkan pemakaian G 10 untukkonstruksi perletakan Sendi. 2. Perletakan Jepit [G 1]Untuk keadaan yang ideal maka (Ib/Lb) sehingga G (IC/LC) / (Ib/Lb) ada / 0

Dalam prakteknya keadaan ideal itu Tidakmungkin tercapai/ dijumpai sehingga AmericanColumn Reseach Council, dan juga PPBBImenganjurkan pemakaian G 1 untukkonstruksi perletakan Jepit.Apabila ujung yang lain dari Balok yangbertemu pada satu titik tertentu tapi tidakmenahan Momen (Simple Connection) makaharga/faktor (Ib / Lb) harus dikalikan dengan1,50 untuk portal yang “Tidak” bergoyangdan dikalikan dengan 0,50 untuk portal yang“Dapat” bergoyang.Cara pemakaian Nomogram JACKSON danMORELANDuntukportalyangTidakbergoyang dan portal yang bergoyang adalahdengan mencari harga GA dan GB dengan rumusseperti diatas kemudian memplotkannya padamasing-masing grafik GA dan GB dari titikpotong GA ditarik garis ketitik potong GB dangaris ini memotong grafik K dan pada titikpotong inilah besarnya harga/nilai K tersebut.Selain dengn pembacan Nomogram tersebutharga/faktor tekuk kolom (K) bisa juga dicaridengan rumus/persamaan sebagi berikut : a. Portal “Tidak” Bergoyang ¼(GA.GB)(π/K)2 {2tan(π/2k)}/(π/K)

½(GA.GB){1-(π/K)/tan(π/K)} 1 b. Portal “Dapat” Bergoyang {GA.GB(π/K)2 – 36} / {6(GA GB)} –{(π/K) / (tan(π/K)} 0 Kekauan Balok dan Kolom Sebuah model dari Kolom yang ideal terdiridari 2 batang balok Baja yang sangat Kakudisambung ditengah dengan Pin (sendi) dandiberi Pegas (Spring) yang dapat berputar.PK M/θ (disebut Spring Constantatau Konstanta Pegas)M K.θL/2 θ L/2θSetelah Gaya P bekrja pada kolommaka Kolom akan menekuk danterjadi lendutan ditengah sebesar dan Pegas (spring) mengalamirotasi sebesar 2 θ.PSehingga Momen pada pegas (spring) :MS K.2θ;θ /(½L)MS K.2( )/½L 4K.( /L)MS merupakan Momen “Dalam”MP P. merupakan Momen “Luar”

Dalam keadaan seimbang, maka : MS MP4K. /L P. P 4K/L . harga ini adalah PCr P kritisApabila Tegangan Kritis yang terjadi lebih kecildaripada Tegangan Proporsional Limit (σP)maka harga PCr disebut Elastic Buckling Load(Beban Tekuk Elastis)Pe π2EI/kL2 ; i (I/A) ; i2 I/A ; I i2APe (π2E.i2A)/(kL)2σe Pe/A {π2E.i2A}/{(kL)2A} {π2E.i2}/(kL)2i2 (kL) / λ ; σe (π2E) / λ2 σCrMaka σCr (π2E) / λ2 Pengaruh Lendutanpada Momen L/2PAQCL/2BP

Q QCSebuah Balok AB yang terdiri dari 2 batangyang kaku sekali dihubungkan ditengah-tengahbentangnya dengan sebuah Sendi dan Pegas(Spring), balok tersebut dibebani gaya tekanaksial P dan ditengah-tengah bentangnyadibebani dengan gaya terpusat QAkibat beban Q saja tanpa adanya beban P akantimbul lendutan sebesar Q dan akibat bebanQ dan beban tekan aksial P yang bekerjabersamaan akan timbul lendutan sebesar Qcseperti gambar diatas.Pada Pegas/Spring ditengah-tengah bentangmempunyai Konstanta Pegas K dan terjadiMomen pada Pegas/Spring sebesar MSMS 4K /L ; (MS L)/(4K)Dimana lendutan ditengah-tengah bentang Apabila beban Tekan aksial P tidak ada yangada hanya beban terpusat Q saja, makaditengah-tengah bentangnya timbul MomenMQ ¼QL dan Momen ini disebut Momenawal (MQ)Momen awal Momen Spring (MS.L)/4K ; Q (MQ.L)/4K ; MQ ¼QL

Q (QL2)/16K Apabila beban Tekan aksial P dan beban Qbekerja bersama-sama, maka pada tempatspring ada tambahan Momen lagi akibat P,sehimgga Momen terakhir sebesar MQCMQC ¼QL P. QC ; QC (MQC L)/4KMQC MS sehingga QC (MS L)/4K QC (¼QL P. QC) x {L/(4K)} QC (QL2)/(4K) (PL QC)/(4K) QC Q / {1 – (PL)/4K} ; P PCr Pe 4K/L QC Q / {1 – P/Pe}1/(1 – P/Pe) disebut “Magnification Factor” Q (MQL)/4K MQ x (L/4K) QC (MQCL)/4K MQC x (L/4K) , maka : QC Q / {1 – P/Pe} dan menjadikan RumusMQC MQ / {1 – P/Pe} Jika (Pe/P n) , makaMQC MQ {n/(n – 1)}Rumus ini berlaku juga untuk balok yang ujungujungnya memikul Momen dan gaya P 5. Perhitungan tehadapTegangan yang terjadi Perhitungan Tegangan yang terjadi untukRingBalkdanBalokdikontroldenganmenggunakan Tegangan lentur pada Lapangn(Momen Lapangn) dan Tumpuan (MomenTumpuan) akibat terjadiny Momen Lentur,sedangkan untuk Kolom dikontrol dengan

menggunakan Tegangan Lentur Tarik danTekan akibat terjadinya kombinasi bebanAksial Tekan dan Momen Lentur.Jika Gaya Aksial Tekan P dan Momen Mbekerja pada suatu penampang balok baja danTegangan-teganganyangterjaditidakmelebihi Tegangan leleh (σY), maka pengaruhgaya P dan Momen M ini dapat dihitungmenurut rumus-rumus sebgai berikut σmax P/AS;σmax (M.Y) / IS Jadi pada titik tertentu pada penampang bajayang berjarak Y terhadap garis netral,tegangannya yang terjadi adalah :σmax P / AS (M.Y) / IS Rumus ini menjadi : σmax P / AS M / W Dengan memasukan pengaruh Tekuk maka : σmax ωP/AS M / W Balok yang menerima Gaya Tekan Aksial Pdan Momen lentur M seperti gambar berikutMAPMBPApabila harga/nilai MA MB Momen Maksimum Mmax secara sederhanadapat dituliskan sebagai berikut :

Mmax (βXMA.nX) / (nX – 1)MA Momen yang terbesar.Maka persyaratan Tegangan menjadi :σmax (ωX.P) / AS {βX.nX.Mmax}/ {(nX –1)WX}PAMAPada Ujung-ujung Kolom, makaBeban-beban yang bekerja harusmemenuhi persyaratan berikut :σmax (P/AS Mmax / WX) σIjin(d)KolomBajaMBBPnX PCr/P (π2.ES.IX)/(LK2.P)nX (π2.ES.LK2.AS) / (LK2.λX2.P)σe (π2.AS.ES) / λX2σe σEX (lihat tabel 10 PPBBI)nX (AS.σEX) / PnX (π2 AS.ES) / (λX2.P) 6. Pengaruh terhadapBeban Lintang Oleh karena adanya Beban Lintang makapersyaratan Tegangan Lentur menjadi : σmax (ωX.P)/AS {nX/(nX - 1)}{(βX.Mmax MDX)/WX} σijin(d)

Dengn ketentuan MDX adalah Momen LenturLapangan Terbesar akibat beban Lintangyang tegak lurus sumbu X, dengan anggapankedua ujung kolom sebagai perletakn sendi. Menurut MASSOMET: βX 0,6 0,4MA/MBatau βX 0,6 0,4MX1/MX2 dengan syarat : MA MB atau MX1 MX2 βX harus 0,4 Jika panjang tekuk (LK) padaarahyangTegakLurusSumbu X diperoleh denganmengambil bagian terpanjngyang tidak disokong padaarah tegak lurus sumbu X.βX harus 0,6 Jika panjang tekuk (LK) padaarah yang Tegak Lurus sumbuX diperoleh dengan tikan syarat-syaratbatas ujung-ujung kolom. 7. Kontrol terhadapStabilitas Kolom Kontrol terhadapTegangan Lentur Pada Kolom yang ujungnya menerima GayaAksial P dan Momen M, harus memenuhi : σmax (P/AS Mmax / WX) σIjin(d)

σmax Tegangan yang terjadi (kg/cm2)P Gaya aksial /normal pada kolom (kg)AS Luas penampang profil baja (cm2)Mmax Momen maksimum yng terjadi (kgcm)WX Momen Tahanan dari profil baja (cm3)σIjin(d) Tegangan ijin dasar baja (kg/cm2)βX Konstanta faktor TekukMA Momen ujung kolom pada titik A (atas)MB Momen ujung kolom pada titik B (bwh)LK Panjang Tekuk (cm)PCr Gaya aksial kritis (kg)λ Angka/faktor kelangsingan, λX LKX/ iXωX faktor tekuk yang berkaitan dengan λXdan arah sumbu XωY faktor tekuk yang berkaitan dengan λYdan arah sumbu YnX Perbandingan Gaya Aksial kritis dengngaya normal.σEX Tegangan Elastis Euler dengan sumbu Xsebagai Garis Netral (Tabel 10 PPBBI) a. kolom yang ujungnya“tidak” bergoyang Menurut PPBBI Bab IV pasal 4.8 sbgai berikut 1. Dalam pasal-pasal ini sumbu X dansumbu Y dari penampang adalah sumbusumbu utama dimana iX lebih besar dariiY

2a. Kolom-kolom yang “Tidak” dibebanigaya lintang, sedangkan Momen lenturhanyaterhadapsumbuX,harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut (ωXP/AS) (βX.nX.MX)/{(nX – 1)WX} σIjin(d) ωY P/AS σIjin(d) (P/AS MX / WX) σIjin(d) MA & MB atau MX1 & MX2 Momen-momenpada ujung-ujung kolom dengan ketentuan MA MB dan MX1 MX2 Dalam pembagian MA/MB atau MX1/MX2 tandaMomen ( ) atau Momen (-) harus disertakanMA dan MB atau MX1 dan MX2 bertanda sama jikamemberikan arah lendutan yang sama.Dan harga MX MB atau MX MX2 .nX (π2.ES.AS)/{P.(λX)2} (AS.σEX)/P 2b Kolom-kolom yang “Dibebani” gayagaya lintang, sedangkan Momen lenturhanyaterhadapsumbuX,harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut (ωX.P) / AS {βX.nX. βX.MX2 MDX }/{(nX - 1)WX} σIjin(d) {P/AS (MX2 MDX)/ WX } σIjin(d)

3a. Kolom-kolom yang “Tidak” dibebanigaya lintang, sedangkan Momen lenturhanyaterhadapsumbuY,harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut (ωYP/AS) (βY.nY.MY)/{(nY – 1)WY} σIjin(d) ωX P/AS σIjin(d) (P/AS MY / WY) σIjin(d)Untuk harga-harga ω, n, β dan M berlaku jugaketentuan serupa dengan yang disebut padaayat (2) diatas dan dihitung menurut arah Y.Untuk harga-harga σEX dan σEY dapat dilihat padaTabel 10 pada PPBBI 3b Kolom-kolom yang “Dibebani” gayagaya lintang, sedangkan Momen lenturhanyaterhadapsumbuY,harusmemenuhi syarat-syarat sebagai berikut (ωY.P) / AS {βY.nY. βY.MY2 MDY }/{(nY - 1)WY} σIjin(d) {P/AS (MY2 MDY) / WY } σIjin(d)

4. Kolom-kolom yang “Tidak” dibebanigaya lintang tetapi Melentur terhadapsumbu X dan sumbu Y, harus memenuhisyarat-syarat sebagai berikut (ωmax.P/AS) (ϑ. β X.nX.MX) / {(nX -1)WX} (βY.nY.MY) / {(nY – 1)WY} σIjin(d) (P/AS) (ϑ.MX)/WX (MY/WY) σIjin(d)Dimana :ωmax ωX apabila ωX ωYωmax ωY apabila ωY ωX ϑ (5σIjin(d)) / [σIjin(kip){8 – 3(MX1/MX2)}] ϑ 1,0 σIjin(kip) untuk Statis Tertentu atau Statis TakTentu dihitung/dicari dengan rumus sepertiBalok Lentur (Struktur Baja I). 5. Kolom-kolom yang selain dibebani GayaNormal (P) dan Momen Lentur (M), jugadibebaniGaya-gayaLintangharusmemenuhi syarat-syarat berikut : (ωmax.P/AS) {(ϑ .nX) (βX.MX2 MDX) } / {(nX - 1)WX} {nY. (βYMY2 MDY) } / {(nY – 1)WY} σIjin(d)

(P/AS) {ϑ. (MX2 MDX) } / WX (MY2 MDY) / WY) σIjin(d) MDX adalah Momen Lapangan terbesar padaKolom akibat Beban Melintang yang Tegaklurus sumbu X, dengan asumsi kedua ujungKolom berupa sendi. MDY adalah Momen Lapangan terbesar padaKolom akibat Beban Melintang yang Tegaklurus sumbu Y, dengan asumsi kedua ujungKolom berupa sendi. Apabila MDX berlawanan tanda dengan MX2dan MDX 2 MX2 pada persamaan diatasmaka MDX tidak perlu diperhitungkan Apabila MDY berlawanan tanda dengan MY2dan MDY 2 MY2 pada persamaan diatasmaka MDY tidak perlu diperhitungkan 6. Kolom-kolom yang selain dibebani jugamengalami Flexural–Torsional Buckling Kolom yang seperti ini melentur terhadapsumbu X – X (sumbu kuatnya) dan menekukarah Lateral (terhadap sumbu lemahnya) makaterjadilah Puntir.

Menurut PPBBI pengaruh Lateral TorsionalBuckling ini diperhitungkn dengan mengalikanfaktor ϑ pada suku kedua dari rumus tersebutdan menjadi : (ωX.P/AS) (βX.nX.MX)/{(nX – 1)WX} σIjin(d)Sehingga rumus diatas menjadi : (ωX.P/AS) {ϑβ XnXMX}/{(nX – 1)WX} σIjin(d)Apabila Balok Kolom (Beam Column) jugamenerima beban Lintang berlaku rumus : (ωX.P/ AS) {ϑ.nX. βX.MX2 MDX }/{(nX - 1)WX} σIjin(d)ϑ (5σIjin(d)) / [σIjin(kip){8 – 3(MX1/MX2)}] 1,0Menurut PPBBI, σIjin(kip) untuk Statis Tertentuatau Statis Tak Tentu dihitung/dicari denganrumus seperti pada Balok Lentur (lihat bahankuliah pada Struktur Baja I). 7. Kolom-kolom yang selain dibebani jugamengalami Biaxial BendingKolom yang seperti ini melentur terhadapsumbuKuatnyajugaterhadapsumbuLemahnya dan disertai dengn adanya Puntir.

Bentuk geometris dari portal bangunan danpembebanannyaumumnyabersifattigaDimensi, sehingga kolom yang merupakanelemen struktur tersebut akan memikul bebanbeban aksial lentur dan puntir akibat elemenelemen lainnya yang dihubungkan dengankonstruksi kolom tersebut.Biasanya pembebanan terhadap konstruksibangunan dibuat agar beban-beban yangbekerja hanya menimbulkan lentur terhadapsumbu kuatnya saja, tetapi lentur terhadapsumbu lemah batang sering tidak dapatdicegah dan cukup besar pengaruhnyasehingga tidak boleh diabaikan/dihilangkan.Akibat adanya gaya aksial tekan P pada kolomakan memperbesar deformasi baik terhadapsumbu kuatnya maupun sumbu lemahnya,analisa terhadap batang yang memikul aksialtekan dan lentur pada kedua sumbuutamanya adalah sulit sekali. A Menurut PPBBI kolom yang mengalami/menerima Biaksial Bending tanpa adanyabeban lintang harus memenuhi syarat-syarat /rumus-rumus sebagai berikut ini : (ωmax.P/AS) {ϑβ XnXMX}/{(nX – 1)WX}

{βYnYMY}/{(nY – 1)WY} σIjin(d)Pada ujung batang harus dikontrol denganpersamaan sebagai berikut : (P/AS ϑMX/WX MY/WY ) σIjin(d) B. Untuk Beam Column yang menerimabeban Lintang harus memenuhi rumus : (ωmax.P/AS) {ϑnX βX.MX2 MDX } / {(nX – 1)WX} {nY βY.MY2 MDY } / {(nY – 1)WY} σIjin(d) (P/AS {ϑ MX2 MDX } / WX { MY2 MDY } / WY ) σIjin(d) KONTROL STABILITAS KOLOM Langkah pertama dalam Kontrol terhadapTekuk Arah X dan Y adalah dengan mencariharga-harga GA dan GB dan memplotkannyapada Nomogram Jackson dan Morelandsehingga didapatkn harga/nilai K dan mencaripanjang tekuk (LK), selanjutnya sama sepertipenyelesaian Tekuk pada Kolom tunggal. Contoh 14 Sebuah portal baja yang Tidak bergoyangmenggunakan balok baja profil DIN seperti padagambar, portal tersebut memikul beban mati

qDL dan beban hidup qLL sehingga Kolom ABmemikul momen akhir adalah MAB 8,80ton.m dan MBA - 8,00 ton.m dan gaya tekanaksial P 70 ton.Pada kolom AB yang tinggi/panjang h2 4,5mmenggunakan baja profil DIN - 24 dan TegakLurus sumbu lemahnya (sumbu Y) diberiLater

Sebatang profil baja dikatakan berupa Balok (Beam) karena memikul Momen saja, dan dikatakan berupa Kolom (Column) karena memikul Gaya tekan aksial saja dan apabila batang tersebut memikul kedua-duanya dan berfungsi ganda baik sebagai Kolom maupun sebagai Balok dan batang ini disebut dengan Beam Column atau Balok Kolom. Balok Kolom / Beam Column ini banyak

Related Documents:

1. Harga Besi Dan Harga Baja ironsteelcenter.com 2. Besi Baja Wf Iwf 3. Besi Baja H beam Kanal H 4. Besi Plat Hitam Baja Plat Kapal 5. Besi Baja Siku 6. Besi Cnp Baja Kanal C Gording 7. Besi Unp Baja Kanal U 8. Besi Beton Jenis Besi Beton Polos Dan Besi Beton Ulir 9. Besi Pipa Hitam Medium Baja Schedule 40 Schedule 80 C at e gor i e s Baja H .

monoton. Akibat beban tekan, beton mengalami kegagalan pada sambungan balok kolom pracetak pada daerah balok dan sebagian kecil dari dasar kolom. Sedangkan pada sambungan balok kolom normal terjadi pada balok, daerah kolom dekat antarmuka balok, dan sebagian besar bagian bawah kolom. Untuk beban tarik kerusakan pada beton cenderung sama.

MODUL 3 PEMAHAMAN UMUM PENGAWASAN KONSTRUKSI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 5 BAB II KONSEPSI KONSTRUKSI 2.1 Dasar Hukum a) UU No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi b) PP No. 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, sebagaimana terakhir diubah dengan PP No. 54 Tahun 2016 tentang

Carlos Eduardo Almadio Hernandez 1 Baja izquierda 3 1 Duvan Augusto Almanza Sotelo 1 Baja izquierda 3 2 Yersy Alexandra Alpala Colimba 1 Baja izquierda 1 5 . Nicolas Andres Caicedo Leon 2 Baja centro 5 9 Natalia De Los Angeles Caicedo Quevedo 2 Baja centro 8 17 Juan David Caita Cubides 2 Baja centro 5 11 Alvaro Danilo Caita Tapia 2 Baja .

Materi mata kuliah Struktur Baja I terdiri dari: Sifat-sifat mekanika dan metalurgi baja struktur, Dasar-dasar filosofi perancangan struktur baja Perencanaan sambungan konstruksi baja dengan alat sambung: baut dan las, Penentuan dimensi dari elemen-elemen struktur baja, seperti:

Panduan Penggunaan Peralatan Praktik 1 Bidang Pemesinan dan Konstruksi Hakikat Ruang & Peralatan Praktikum Mesin & Konstruksi A Ruang dan peralatan untuk mencoba dan mempraktikkan modul modul pembelajaran yang berkaitan dengan praktikum mesin dan konstruksi Membiasakan siswa dengan alat alat kerja dalam bidang permesinan dan konstruksi

Gambar 1-2: Tabel data yang lebih banyak kolom-kolom dan baris-barisnya. Jika Anda ingin mengubah tampilan dengan memutar baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris seperti gambar yang di bawah, maka Anda perlu sarana untuk memudahkan langkah tersebut. Apakah PivotTable? PivotTable adalah sebuah tabel interaktif yang dalam waktu singkat

The ASM Handbook should be regarded as a set of actions implemented by the ECAC States to be used in conjunction with the EUROCONTROL Specification for the application of the Flexible Use of Airspace (FUA). The ASM Handbook should neither be considered as a substitute for official national regulations in individual ECAC States nor for the ASM Part of the ICAO European Region Air Navigation .