Pengaruh Tinggi Pemotongan Profil (h), Terhadap Perilaku .

3y ago
39 Views
2 Downloads
1,003.96 KB
14 Pages
Last View : 5d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Averie Goad
Transcription

Pengaruh Tinggi Pemotongan Profil (h), Terhadap Perilaku Lentur pada BalokBaja Kastela (Castellated Beam)Andys Wicaksono SaputroABSTRAKPada konstruksi balok baja kebanyakan dikenal dengan struktur balok utuh dan balok berlubang(balok baja kastela). Balok baja kastela adalah balok yang dipakai untuk konstruksi bentang panjang(lebih dari 10 meter), yang berupa 2 profil baja yang disatukan menjadi 1 untuk mendapatkan tinggiprofil yang sesuai. Balok kastela disebut juga honey comb beam, karena bentuk lubang segienamnya yang menyerupai sarang lebah (honey comb). Profil tersebut dilubangi untuk memperkecilberat sendiri profil dan agar sambungan lasnya dapat lebih efektif dan efisien. Spesifikasi profilyang ditingkatkan kekuatan komponen strukturnya dengan memperpanjang kearah satu sama laindan di las sepanjang pola. Castellated beam ini mempunyai tinggi (h) hampir 50% lebih tinggi dariprofil awal sehingga meningkatkan nilai lentur axial, momen inersia (Ix), dan seksion modulus (Sx).Dalam penelitian ini digunakan 6 benda uji berupa balok kastela sebagai sampelnya, yaitu h1 0mm (utuh), h2 26mm, h3 50mm, h4 76mm, h5 102,5mm, dan h6 150mm. Sistem pengujiancastellated beam yang dilakukan di laboratorium adalah dengan memberi beban terpusat di sekitartengah bentang balok baja, kemudian pada daerah uji (test region) dipelajari perilaku balok bajasaat menerima beban terpusat tersebut. Dari hasil uji tersebut akan didapatkan besarnya beban, (lendutan), grafik hubungan waktu-beban, hubungan tegangan-regangan, hubungan beban-lendutan,hubungan lendutan-tegangan.Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan adanya penambahan tinggi pemotongan profil (h)pada baja kastela, maka didapatkan momen inersia yang besar. Dengan besarnya nilai momeninersia maka akan menambah tingkat kekakuan dari baja kastela tersebut. Dengan semakin kakunyabaja kastela tersebut maka akan didapatkan lendutan yang kecil, sehingga dapat menahan momenyang besar serta dapat menahan tegangan yang besar. Dalam penelitian ini didapatkan tinggioptimal baja kastela adalah tidak boleh lebih dari 50% dari tinggi profil sebelum dibuat balokkastela.Kata kunci: castellated beam, momen, momen inersia, lendutan, tegangan.Effect of Cutting High Profile (h), Against Bending Behavior on Castellated Beam SteelAndys Wicaksono SaputroABSTRACTIn the most recognized steel beam construction with block structure intact and perforated beam(steel castellated beam). Steel castellated beam is the beam used for the construction of long span(over 10 meters), in the form of two steel profiles are incorporated into 1 to obtain thecorresponding height profile. Castellated beam also called honey comb beam, because the shape ofthe hole in terms that resemble the sixth beehive (honey comb). The profile it self hollowed out toreduce weight and allow the connection profile welding can be more effective and efficient.Enhanced profile specification component force structure by extending toward each other andwelded along the pattern. This has a castellated beam height (h) is almost 50% higher than theinitial profile thus increasing the value of axial bending, the moment of inertia (Ix), and seksionmodulus (Sx).This study used a 6 specimen castellated as the sample, this is h1 0mm (intact), h2 26mm,h3 50mm, h4 76mm, h5 102.5mm, and h6 150mm. Castellated beam system testing performed inthe laboratory is to provide the load centered around the middle span steel beam, then the test regionstudied the behavior of steel beam to receive the concentrated load. From the test results will be

obtained magnitude of the load, Δ (deflection), the load-time graph relationships, stress-strainrelationship, relationship load-deflection, deflection-stress relationship.The results showed that with the addition of cutting height profile (h) on castellated beam steel,so he found a large moment of inertia. With the value of the moment of inertia, it will increase thelevel of rigor of the castellated beam steel. With the rigidity of the castellated beam steel it will geta small deflection, so it can withstand a great moment, and can withstand large stress. In this study,the optimum height castellated beam steel is not more than 50 % of pre-made high-profile beamcastellated.Keywords: castellated beam, moment, moment of inertia, deflection, stress.PENDAHULUANA. Latar Belakang MasalahPada era pembangunan di Indonesia saatini banyak pekerjaan konstruksi bangunanmenggunakan konstruksi baja sebagai strukturutama. Di samping kemampuan baja yangcukup besar untuk menahan kekuatan tarikdan tekan walaupun dari bahan baja denganjenis yang paling rendah kekuatannya, jugamempunyaiperbandingankekuatanpervolume yang lebih tinggi dibandingkandengan bahan–bahan bangunan lainnya yangumum dipakai.Batang-batang struktur baik kolommaupun balok harus memiliki kekuatan,kekakuan, dan ketahanan yang cukupsehingga dapat berfungsi selama umurlayanan struktur tersebut. Dalam mendesainbatang tarik yaitu balok baja harusmemberikan keamanan dan menyediakancadangan kekuatan yang diperlukan untukmenanggung beban layanan, yakni balokharus memiliki kemampuan terhadapkemungkinan kelebihan beban (overload)atau kekurangan kekuatan (understrength).Kelebihan beban dapat terjadi akibatperubahan fungsi balok, terlalu rendahnyataksiran atas efek-efek beban karenapenyederhanaan yang berlebihan dalamanalisis strukturalnya dan akibat variasivariasi dalam prosedur konstruksinya.Denganhargabahanbangunankhususnya bahan baja yang relatif harganyasemakinmeningkat,makadenganmenggunakan balok kastela (castellatedbeam) dalam pelaksanaan konstruksi akandiperoleh suatu penghematan biaya yangcukup berarti dari segi penggunaan materialbaja, di samping itu juga lebih bersifat padatkarya.Bentuk badan profil baja kastelatergantung dari teknis pembelahan pelatbadan profil yang disesuaikan dengankebutuhannya. Ada beberapa macam bentukyang sering dipergunakan dilapangan, salahsatunya adalah bentuk belah zig–zaghorisontal.Cara pembelahan zig-zag horisontal yaitudengan cara mengukur sama antara bagianujung bentang dan bagian tengah bentang, adajuga yang pembelahannya berbetuk belahketupat dan persegi delapan. Gambar 1,menunjukan profil I yang dibelah zig-zaglurus di tengah pelat badan, kemudian hasilbelahan bagian bawah dibalik dan disatukankembali dengan bagian atas dengan cara dilasseperti yang terlihat pada Gambar 2.bagian yangdipotongatasbawahGambar 1. Profil Balok I dipotong zig-zagsepanjang badannyadilasatasbawahGambar 2. Balok kastela segi enamSudut dapat digunakan antara 450sampai dengan 700, sedangkan yang banyakdipakai dilapangan adalah 450 dan 600. Sudut ditentukan dengan memperhitungkantegangan geser yang terjadi pada bagian garisnetral badan sehingga tidak melebihi teganganijinnya. Menurut beberapa literatur sudut

yang paling bagus adalah sebesar 600. Jarak eboleh bervariasi sesuai tegangan geser yangbekerja.Sedangkan untuk tinggi (h) pemotonganprofil castellated beam di lapangan sendiribelum pernah dikaji secara spesifik dan belumada ketentuan yang terperinci untukmenentukan besar tinggi pemotongan profilcastellated beam.B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian dari sub latarbelakang di atas maka permasalahan dapatdirumuskan sebagai berikut: Bagaimanapengaruh tinggi pemotongan profil (h),terhadap perilaku lentur pada balok bajakastela (castellated beam) jika bebandiletakan pada bagian baja yang tidakberlubang?C. Tujuan PenelitianUntuk memberi arah pada penelitian,terlebih dahulu diketahui apakah tujuan daripenelitian. Tujuan yang ingin dicapai dalampenelitian ini adalah: Untuk mengetahuiketinggian pemotongan profil (h) bajacastellated beam yang optimal terhadapkekuatan dan beban dari profil castellatedbeam jika beban diletakan pada bagian bajayang tidak berlubang tersebut.D. Manfaat Hasil PenelitianManfaat yang diharapkan pada penelitianini adalah:1. Mengetahui pengaruh tinggi pemotonganprofil (h), terhadap perilaku lentur padabalok baja kastela (castellated beam) jikabeban diletakan pada bagian baja yangtidak berlubang.2. mupengetahuan dalam teknik sipil utamanyauntukperencanaanstrukturbajacastellated beam.3. Membuktikan secara praktik tentangkebenaran ketentuan tabel baja catellatedbeam, bukan hanya sekedar secara teorisaja.4. Tambahan referensi bagi kalanganakademis khususnya Jurusan Teknik Sipildi UNESA.E. Batasan MasalahBerdasarkan uraian di atas, maka analisaini peneliti batasi pada:1. Perencanaan hanya terbatas pada tinggipemotongan profil. Pada penelitian ini direncanakan tinggi pemotongan profiladalah h1 0mm (utuh),h2 26mm, h3 50mm, h4 76mm, h5 102,5mm, dan h6 150mm.2. Sudut yang digunakan untuk bendauji adalah sudut 600.3. Benda uji yang dipakai adalah profil WF200.100.5,5.8.4. Penelitian hanya terbatas pada balokuntuk struktur bangunan gudang.KAJIAN PUSTAKAA. Balok Baja Kastela (Castellated Beam)Balok kastela (castellated beam) adalahbalok yang dipakai untuk konstruksi bentangpanjang (lebih dari 10 meter), yang berupa 2profil baja yang disatukan menjadi 1 untukmendapatkan tinggi profil yang sesuai.1. Proses Pembuatan2. Keuntungan dan Kekurangan ProfilCastellated Beama. Keuntungan Profil Castellated BeamMenurut Jihad Dokali Megharief(1997) dan Johann Griinbauer (2001),beberapa keuntungan dari profilcastellated beam:1) Dengan lebar profil yang lebih tinggi(dg), menghasilkan momen inersiadan modulus section yang lebih besarsehingga lebih kuat dan kaku biladibandingkan dengan profil asalnya.2) Mampu memikul momen lebih besardengan tegangan ijin yang lebihkecil.3) Bahannya ringan, kuat, serta mudahdipasang.b. Kekurangan Profil Castellated BeamMenurutJohann Griinbauer(2001),Profilcastellatedbeammemiliki beberapa kekurangan antaralain:1) Castellated beam kurang tahan api.Sehingga harus ditambah lapisantahan api 20% lebih tebal agar

mencapai ketahanan yang samadengan profil awalnya.2) Kurang kuat menerima gaya lateral,sehingga perlu diberi satu atau lebihplat pada ujung–ujung (dekat denganpertemuan balok-kolom).3. Kegagalan pada Profil Castellated BeamAdabeberapakegagalandaripembuatan castellated beam antara lain:a. Lateral – Torsional – Bucklingb. Rupture of Welded JointB. Dimensi Castellated BeamMenurut L. Amayreh dan M.P. Saka(2005), dimensi geometri penampangcastellated beam dibagi menjadi tigaparameter, yaitu:1. Sudut Pemotongan (Ø)2. Expansion Ratio/Tinggi Pemotongan (h)3. Welding Length/Lebar Pemotongan(e)C. Perhitungan Castellated BeamMenurut jurnal Banu Adhibaswara(2010), rumus perhitungan castellated beamadalah:1. Menentukan Dimensi Castellated Beam2. Pembebanan3. Kontrol Penampang4. Bottom dan Top Tee5. Kontrol LendutanD. Momen1. Momen Eksperimen2. Momen TeoriE. Kontrol GeserKontrol geser: Vu VnF. Sambungan LasProses pengelasaan yang paling umumterutama untuk mengelas baja strukturalmemakai energi listrik sebagai sumber panas,yang paling banyak digunakan adalah busurlistrik (nyala). Busur nyala adalah pancaranarus listrik yang relatif besar antara elektrodadan bahan dasar yang dialirkan melalui kolomgas ion hasil pemanasan, kolom gas inidisebut plasma. Pada pengelasan busur nyala,peleburan terjadi akibat aliran bahan yangmelintasi busur dengan tanpa diberi tekanan.Sambungan kuat bila:σw P/Aσ (N/mm2) σwijin (N/mm2)τw P/Aτ (N/mm2) τwijin (N/mm2)G. TeganganTegangan adalah gaya yang bekerja padabaja per satuan luas penampang baja.Regangan merupakan respon dari n panjang yang terjadi akibattegangan dengan panjang baja mula-mula.Tegangan dasar adalah tegangan leleh yangdibagi dengan faktor keamanan. Hal inidharapkan tegangan yang terjadi pada strukturtidak akan melampaui tegangan batas elastis,sehingga batang struktur selalu kembali kebentuk semula pada saat tidak adapembebanan. Jenis tegangan adalah sebagaiberikut: Tegangan LelehTegangan leleh untuk perencanaan(fy) tidak boleh diambil melebihi nilaiyang diberikan pada tabel sifatmekanisme baja struktural. Tegangan Putus/RuntuhTegangan putus untuk perencanaan(fu) tidak boleh diambil melebihi nilaiyang diberikan pada tabel sifatmekanisme baja struktural.H. Gaya Tekuk Lateral (Buckling)Gaya tekuk lateral terjadi apabilaelemen penampang pada sumbu Y tidak bisamenahan gaya aksial yang terjadi, sehinggaterjadi pembengkokan pada bagian badanprofil seperti pada gambar berikut. Faktoryang mempengaruhi gaya tekuk antara lain,karakteristik kekakuan, bentuk penampang,kelangsingan profil, dan penjang profil.Gambar 3. Tekuk lateral (buckling)

8cm8cm10cmUjung TarikaaPot. a-a2cmb0,7m2cmb70cm2cm50cm2cm70cmB. Metode Pengumpulan DataAdapun metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah:1. Metode Eksperimen2. Metode Dokumentasi3. Metode Literatur atau KepustakaanD. Pelaksanaan Penelitian1. Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada semestergenap tahun ajaran 2012/2013.2. Tempat PenelitianTempatpenelitianadalahdiLaboratorium Ilmu Bahan UniversitasNegeri Surabaya.3. Tahap-Tahap Penelitiana. Masa Persiapanb. Preliminary Designc. Pelaksanan Pembuatan Benda Ujid. Pengujian Benda Ujia) Pengujian Mutu Baja50cmA. Jenis PenelitianJenis penelitian ini adalah penelitianeksperimen, penelitian yang menggunakanprofil baja sebagai bahan utama dalampenelitian. Dalam penelitian ini profil bajayang digunakan adalah profil baja berukuranWF 200.100.5,5.8.Pada eksperimen ini akan dibuat 6 bendauji baja castellated beam dengan ukuranpanjang masing-masing benda uji 1,5 meterdengan lubang yang berbeda-beda, untukmelihat kecenderungannya. Ukuran yangdibuat berbeda pada masing-masing benda ujiadalah tinggi pemotongan profil (h) yaitu, h1 0mm (utuh), h2 26mm, h3 50mm, h4 76mm, h5 102,5mm, dan h6 150mm yangkemudian akan diuji denga menggunakan alatuji lentur.10cm“Metode penelitian merupakan cara yangditempuh oleh peneliti dalam melakukanpenelitian” (Suharsimi Arikunto, 2002). Jadimetode dapat diartikan sebagai cara yangteratur dalam mengumpulkan, mengolah, danmenganalisa data untuk menentukan suatuteori atau mengembangkannya dan mengujikebenaran dari teori tersebut secara ilmiah.Kegiatan penelitian harus didasarkan padaciri-ciri keilmuan, yaitu:1. Rasional2. Empiris3. SistematisVariabel terikat adalah variabelakibat yang keadaanya akan tergantungpada variabel bebas. Sehingga variabelterikat pada penelitian ini adalahkekuatan lentur dari profil castellatedbeam.3. Variabel KontrolVariabel kontrol adalah perlakuanyang disamakan terhadap penelitian yangdilakukan. Variabel kontrol dalampenelitian ini adalah:a. Sudut pemotongan profil. Dalampenilitian ini digunakan sudut 600.b. Mutu Bajac. e (lebar pemotongan profil). Dalampenilitian ini digunakan e 5,125cm.d. Jenis profil yaitu WF 200.100.5,5.8e. SAP 20000,55mMETODOLOGI PENELITIANPot. b-bUjung TarikBADANSAYAPGambar 4. Set-up pengujian uji tarikC. Variabel PenelitianVariabel-variabel yang digunakan dalampenelitian ini adalah:1. Variabel BebasVariabel bebas adalah variabel yangdimanipulasi untuk dilihat pengaruhnyapada variabel lain. Variabel bebaspenelitian ini adalah tinggi (h)pemotongan profil baja.2. Variabel Terikatb) Uji Kuat LenturSistempengujianbajacastellated beam yang dilakukandi laboratorium adalah denganmemberi beban terpusat di sekitartengah bentang balok baja,kemudian pada daerah uji (testregion) dipelajari perilaku balok

baja saat menerima beban terpusattersebut.Di samping itu nilai hasilpengujian juga dibaca pada dialgauge yangmeliputi databuckling,lendutan,danpertambahan panjang.Datatersebutdigunakansebagaipembanding dengan data yangdidapat pada Pc/software.c) Pengolahan DataSetelah melakukan penelitiandi laboratorium, akan diperolehdata hasil pengujian yangmencakup: Data hasil pengujian momenlentur Data hasil pengujian teganganlentur Kontrol geser pada bagianberlubang Kontrol geser pada bagiantidak berlubang Data hasil pengujian lendutanpada P maksimal Data hasil pengujian lendutanpada P yang sama Data hasil pengujian bucklingpada P maksimal Data hasil pengujian bucklingpada P yang samaHASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANA. Pemeriksaan Bahan1. Penyajian Terhadap Ukuran DimensiBalok Kastela (Castellated Beam)Balok baja kastela yang digunakandalam penelitian ini mempunyai ukurandimensiyangberbeda-beda.2. Uji TarikHasil pengujian uji tarik pada baja WF200.100.5,5.8 pada bagian badan, sayapatas, dan sayap bawah dapat diketahuimutu bajanya. Mutu baja akan dinyatakandalam bentuk grafik hubungan tegangandan regangan.Hasil pengujian tarik didapat ratarata mutu baja yang digunakan sebagaibenda uji pada balok baja kastela sepertipada tabel berikut:Tabel 1. Mutu bajaNo123ProfilBadanSayapBawahSayapAtasRata-Rata FyKeseluruhanσ Leleh(Mpa)Rata-RataFy Leleh(Mpa)σRuntuh(Mpa)Rata-RataFy 33356,4569,31566,32371,13555,3Dari hasil pengujian tarik yangdilakukan dilaboratorium didapat nilaimodulus elastis (E) baja WF 200.100.5,5.8sebesar 45580,81 N/mm2. Hasil moduluselastisitas tersebut nilainya jauh di bawahnilai standart yang dinyatakan dalam SNIyaitu 200000 N/mm2.B. Kuat Lentur Balok1. Perbandingan Momen Teori denganMomen Eksperimen Terhadap TinggiPemotongan Profil (h)Dari hasil pengujian di laboratorium(tes lentur) didapatkan hasil momen leleh:Grafik Perbandingan Momen anjang Antar TumpuanbPanjang KeseluruhanGambar 5. Dimensi baja kastela (castellatedbeam)Gambar 6. Grafik perbandingan momenleleh teori dan eksperimenDalam hal ini bila ditinjau secarateoritis semakin tinggi pemotongan profil(h) maka semakin besar pula momeninersianya, sehingga kemampuan menahanmomen balok baja kastela semakin besar

yang pada akhirnya akan membuat baloktersebut menjadi kuat dan kaku. Kemudiansetelah menarasikan data penelitian padakondisi leleh dari benda uji, dilihatkecenderungan bahwa semakin tinggipemotongan profil (h), benda uji makamomen inersia yang dihasilkan jugasemakin besar ini dibuktikan bahwabesarnya momen yang dihasilkan semakinmeningkat dari benda uji ke-1 sampai ke-6.Dimana momen inersia akan berbandinglurus dengan besarnya momen eksperimendan juga tingkat kekuatan dan kekakuandari balok baja tersebut. Jadi semakintinggi pemotongan profil (h), maka akandihasilkan momen yang semakin besar.Dari hasil pengujian di laboratorium(tes lentur) didapatkan hasil momen runtuhseperti yang tertera sebagai berikut ini:leleh dan runtuh adalah adanya gejalabuckling. Jadi dengan adanya tinggipemotongan profil (h), semakin tinggipemotongannya maka gejala buckling yangterjadi juga akan semakin bertambah.Namun pada kondisi tertentu harus diambiloptimalnya supaya tidak terjadi bucklingyang besar, sehingga balok baja kastelamasih memiliki kekuatan dan kekakuanyang diharapkan.Grafik Perbandingan Momen LelehEksperimen dan Runtuh sperimenTeoriGambar 7. Grafik perbandingan momenruntuh teori dan eksperimenDalam hal ini bila ditinjau secarateoritis semakin tinggi pemotongan profil(h) maka semakin besar pula momeninersianya, sehingga kemampuan menahanmomen balok baja kastela semakin besaryang pada akhirnya akan membuat baloktersebut menjadi kuat dan kaku. Kemudiansetelah menarasikan data penelitian padakondisi runtuh dari benda uji, dilihatkecenderungan bahwa semakin tinggipemotongan profil (h), benda uji makamomen inersia yang dihasilkan jugasemakin besar ini dibuktikan bahwabesarnya momen yang dihasilkan semakinmeningkat dari benda uji ke-1 sampai ke-6.Dimana momen inersia akan berbandinglurus dengan besarnya momen eksperimendan juga tingkat kekuatan dan kekakuandari balok baja tersebut. Jadi semakintinggi pemotongan profil (h), maka akandihasilkan momen yang semakin besar.Namun yang membedakan untuk kondisiMomen RuntuhGambar 8. Grafik perbandinganmomen runtuh eksperimen dan leleheksperimenTabel 2. Kekuatan lentur residuGrafik Perbandingan Momen Runtuh100,00Momen 54,25h 26mm1,315413,7288,21136,0154,19h 50mm1,283466,0596,41149,4855,05h 76mm1,49544

ketinggian pemotongan profil (h) baja castellated beam yang optimal terhadap . kebenaran ketentuan tabel baja catellated beam, bukan hanya sekedar secara teori saja. 4. Tambahan referensi bagi kalangan . yang digunakan adalah profil baja berukuran WF 200.100.5,5.8.

Related Documents:

Nama baja profil ditulis dengan kode profil diikuti dengan ukuran pokoknya. Berikut ini contoh-contoh penulisan nama baja profil menurut nomor profil yang bersangkutan : 1) Baja WF 250x125x6x9 Yaitu baja profil WF ( Wide Flange sayap lebar ) dengan ukuran tinggi profil 250 mm, lebar sayap 125 mm, tebal badan 6 mm, dan tebal sayap 9 mm.

4.6. Pengaruh kecepatan belt conveyor dan sensitivitas detektor pada tampilan profil Pengaruh kecepatan belt conveyor terhadap tampilan profil pad a monitor komputer, makin besar kecepatan belt maka makin runcing profil tampilan seperti pad a gambar berikut : I (Kg/m2) W AKTU (DETIK) Gambar 9. Profil tampilan akibat pengaruh dari kecepatan belt

Indonesia. Pusdatin Kemenristekdikti Statistik Pendidikan Tinggi Tahun 2018 Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Jakarta: Pusdatin Iptek Dikti, Setjen, Kemenristekdikti, 2018 xvi, 220 hal. ; 20x25 cm.—(PT 18) ISSN 2528 - 0252 Frekuensi Tahunan (2018) 1. Statistik Pendidikan Tinggi 2. Statistik Perguruan Tinggi 3.

6. Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi: Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, di mana perguruan tinggi seperti UIN Jakarta harus memenuhi standar nasional pendidikan tinggi dan bahkan

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi di Perguruan Tinggi oleh Perguruan Tinggi, untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Perguruan Tinggi secara berkelanjutan [1]. Dalam SPMI konsep yang digunakan ialah konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action) dalam Kaizen. Kaizen berasal .

Proses manajemen mutu perguruan tinggi melalui fungsi-fungsinya, yaitu: menetapkan standar pendidikan tinggi, melaksanakan standar pendidikan tinggi, evaluasi pelaksanaan . (UU Dikti) mengokohkan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi yang telah dilaksanakan sejak tahun 2008. Walaupun dengan nama baru, yaitu Sistem Penjaminan Mutu.

Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 4 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Penyusunan Instrumen Akreditasi SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI SISTEM PENJAMIN MUTU

on top of it, including the ASP.NET MVC, Entity Framework, and Enterprise Library. Since it has been around for a long time, most legacy and existing .NET applications are developed for the .NET Framework, and it also has the richest set of libraries, assemblies, and an ecosystem of packages. One of the key challenges for .NET Framework applications is that backward- compatibility can be .