BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dasar Teori 2.1.1 Prinsip Dasar .

3y ago
51 Views
3 Downloads
1.23 MB
22 Pages
Last View : 13d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Fiona Harless
Transcription

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA1.1 Dasar Teori2.1.1 Prinsip dasar mesin CNC bubutMesin CNC adalah mesin yang mampu menjalankan sebuah program darikomputer. CNC merupakan singkatan dari Computer Nomerical Control. Merupakansistem otomasi mesin yang mampu menjalankan perintah yang diprogram secaraabstrak dan di simpan di media peyimpanan komputer. Hal ini sangat berbeda darimesin-mesin konvensional yang gerakannya di kontrol melalui putaran-putaran yanghampir sepenuhnya di lakukan oleh operator.Sudah sangat banyak mesin-mesin perkakas atau mesin konvensional yangsudah di lengkapi dengan kontrol melalui komputer (CNC), salah satunya adalahmesin bubut. Dengan ditambahkannya kontrol melalui komputer ini maka operatortidak perlu lagi mengendalikan gerakan dari mesin bubut tersebut, namun operatorhanya perlu memasukkan program berupa angka-angka dan kode yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam komputer yang terdapat di mesin bubut tersebut dankeudian memasang material yang akan di kerjakan kemudian menentukan titik noldari alat potong dan benda kerja.Setelah benda kerja terpasang dan telah di tentukan titik nol dari alat potongdan material maka operator hanya perlu menjalankan program yang sudah di siapkan.Operator hanya perlu memantau pekerjaan mesin dari luar hingga proses pengerjaanselesai dan kemudian memasukkan dan menseting benda kerja berikutnya jika prosessebelumnya telah selesai.Mesin bubut CNC memiliki proses pemesinan yang sama jika di bandingkandengan mesin bubut konvensional, yaitu benda kerja berputar pada pencekam ataukepala tetap yang terhubung pada motor utama, sedangkan pahat atau alat potongbergerak sesuai arah sumbunya yaitu sumbu X dan Z.

Gambar 2.1 Persumbuan Mesin Bubut CNC2.1.2 Bagian-bagian utama mesin CNC bubutMesin CNC bubut ini merupakan sebuah mesin yang didalamnya memilikibagian-bagian penting yang saling berkaitan, namun bagian yang paling utama yaitubagian mekanik dan bagian pengendali:1. Bagian mekanik mesin CNC bubuta. Motor utamaMotor utama adalah motor penggerak putaran spindel dan berfungsi memutarbenda kerja. Motor utama berperan dalam mengatur putaran dan menjadivariabel yang penting dalam proses pembubutan.b. Step motorFungsi step motor adalah untuk menggerakkan eretan ke arah sumbu X danZ, pada arah sumbu X bertujuan untuk menentukan kedalaman sayat atau arahuntuk melakukan pemotongan benda kerja, sedangkan pada arah sumbu Zbertujuan untuk penyayatan benda kerja. Step motor pada masing-masingmesin bubut CNC memiliki spesifikasi yang berbeda-beda baik dari segiketelitian dan kecepatannya tergantung jenis mesin dan kebutuhan. Namunpada umumnya ketelitian yang dimiliki oleh step motor adalah 0.01mm.c. HeadstokHeadstock atau sering di sebut kepala tetap adalah bagian yang terhubunglangsung dengan motor utama yang berfungsi mencekam benda kerja selamaproses pengerjaan berlangsung, dan bisa di katakan juga bahwa kepala tetap6

ini berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor utama menuju benda ataumaterial yang di kerjakan.d. SupportSupport adalah bagian yang berfungsi untuk mendukung benda kerja.Berfungsi untuk menahan atau menopang benda kerja dengan dimensi yangpanjang agar tetap berada pada center dan tetap pada poisi poros putarnya.Dengan demikian proses pengerjaan akan lebih aman dan mendapatkan hasilyang bagus.e. RevolverRevolver atau sering di sebut juga rumah alat potong, sesuai namanya bagianini berfungsi sebagai tempat menempatkan alat potong. Dalam revolver initerdapat lebih dari satu alat potong, kemampuan revolver dalam menampungalat potong ini sangat bermacam-macam tergantung dari jenis mesinnya.Revolver ini dapat berputar sesuai program yang di masukkan untukmenentukan alat potong mana yang akan di gunakan pada proses pengerjaan.Dengan adanya revolver ini pekerjaan yang di lakukan akan lebih efisienkarena mampu mengganti alat potong secara otomatis di sela-sela pengerjaantanpa harus menghentikan program dan menghentikan mesin.f. Bed mesinBed mesin adalah sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian mesin sepertisupport, bed mesin ini memiliki bentuk memanjang sejajar dengan sentermesin. Panjang bed mesin ini sangat bervariasi tergantung dari jenis mesindan kebutuhannya.g. Pintu/pelindungPintu pelindung ini berfungsi untuk mengamankan proses pengerjaan danoperator, karena dalam proses pengerjaan akan menimbulkan percikan geramyang bercampur dengan cairan pendingin, dan ketika terjadi kecelakaan ataubenda kerja yang terlepas saat pengerjaan maka benda kerja yang terlepastidak langsung mengenai operator. Pintu pelindung ini biasanya terbuat daribahan yang kuat dan tembus pandang agar opertor tetap bisa melihat prosesyang berlangsug dengan lebih aman.7

2. Bagian pengendali mesin CNC bubut (panel kontrol)a. Panel kontrol mesin CNC bubutPada dasarnya setiap mesin CNC memiliki kontrol panel yang prinsipkerjanya hampir sama antara mesin yang satu dan lainnya. Hanya saja adabeberapa perbedaan pengaturan tata letak, simbol, ataupun istilah yangdigunakan. Setiap mesin akan di sertakan buku petunjuk manual yang didalamnya terdapat penjelasan dari setiap fungsi tombol untukmengoperasikan mesin tersebut. Pada panel kontrol ada banyak sekalitombol-tombol yang memiliki fungsi masing-masing dan terkadang ada jugatombol yang merupakan gabungan dari beberapa fungsi. Berikut gambar darikontrol panel pada mesin bubut CNC.Gambar 2.2 panel control mesin cnc bubut1.2 Parameter Mesin CNC BubutPada mesin bubut CNC terdapat parameter dan rumus-rumus untukmembantu proses pengerjaan yang sama dengan mesin bubut konvensional, berikutadalah parameter yang di gunakan :Benda kerja :D: Diameter benda kerja (mm)L: Panjang (mm)do: Diameter awal (mm)dm: Diameter akhir (mm)8

Pahat bubut :Ξ³0: Sudut geramΞΈ: Sudut geserΒ΅: Sudut gesekπ‘Ÿπœ€: Radius pojokMesin bubut/turning :a: Kedalaman pemotongan (mm)f: Gerak makan (mm/r)n: Kecepatan putar (rpm)V: Kecepatan potong (m/min)Vf: Kecepatan makan (mm/min)Z: Kecepatan penghasil geram (π‘π‘š3 /min )Adapun rumus untuk menghitung elemen-elemen dasar adalah :2.2.1 Kecepatan potong (cutting speed)Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukankecepatan atau pemotongan benda kerja (Suhardi, 1999:74). Harga kecepatan potongditentukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja yang akan di kerjakan :𝑉 πœ‹ 𝑑 𝑛 π‘š/π‘šπ‘–π‘›1000Keterangan :V Kecepatan Potong ; m/mind Diameter rata-rata benda kerja ; mmn Kecepatan Putar ; rpm9

Tabel 2.1 Kecepatan Putar/Cutting Speed Bahan Teknik Untuk ProsesPerautan Roughing dan Finishing (Manufacturing Engineering andTechnology ; Laurie MacGuire, Denise Descoteaux, Capricorn Design, JohnWalker, Serope Kalpakjian).Range for Roughing andFinishingNOMaterialDeepof CutmmFeedmm/rCuttingSpeedm/min1Low-C and FreeMachining Steels0.57.60.151.160-1352Medium and High-CSteels0.57.60.150.7545-1203Cast Iron, Gray0.412.70.10.7575-1852.2.2 Kecepatan makanKecepatan makan atau biasa di sebut feeding speed adalah kecepatan geraktool atau tepat reltif terhadap benda kerja atau maerial. Pada mesin CNC kecepatanmakan dipengaruhi oleh kecepatan makan per putaran benda kerja :𝑉𝑓 𝑓 𝑛 ; π‘šπ‘š/π‘šπ‘–π‘›Keterangan :Vf Kecepatan Makan ; mm/minf Gerak Makan ; mm/rn Putaran Benda Kerja ; rpm2.2.3 Putaran benda kerjaBagian paling fundamental adalah putaran benda kerja karena akanmempengaruhi parameter-parameter yang lainnya. Putaran benda kerja berantung10

pada jenis material, dan pada aplikasi lapangan juga memperhitungkan panjang dandiameter benda kerja serta tingkat kesulitan pengerjaan.𝑛 𝑣 1000 ; π‘Ÿπ‘π‘šπœ‹ 𝑑Keterangan :n Putaran Benda Kerja ; rpmV Kecepatan Potong ; m/mind Diameter rata-rata (do dm) / 2 ; mm2.2.4 Kedalaman pemakananKedalaman pemakanan dapat di tuliskan sebagai berikut:a (𝑑0 π‘‘π‘š )/2 ;mmDimana ; a𝑑0π‘‘π‘š kedalaman pemakanan ;mm diameter mula-mula ;mm diameter akhir ;mmKedalaman pemakanan suatu material dipengaruhi dari jenis material,putaran benda kerja, radius pahat, dan kondisi pemotongan. Rekomendasikedalaman potong didapatkan dari rekomendasi tabel berikut :Tabel 2.2 Rekomendasi Kedalaman Pemotongan Berdasarkan RadiusMata Pahat Potong (Perkakas & Sistem Pemerkakasan ; Taufiq Rochim)a mm0–33 – 1010 – 20r𝜺 mm0.5 – 0.80.8 – 1.51.5 – 2.02.2.5 Radius pojokRadius pojok berfungsi untuk memperkuat ujung pertemuan antara matapotong utama S dengan mata potong S’ dan selain itu menentukan kehalusanpermukaan hasil pemotongan. Semakin besar penampang geram, pojok pahat harus11

dipilih lebih kuat. Perlu dicatat, radius pojok yang besar akan memperbesar gayaradial 𝐹π‘₯ , sehingga untuk sistem pemotngan yang tidak kaku (poros panjang dengandiameter relative kecil) akan terjadi kelenturan ataupun getaran yang akanmenurunkan kualitas geometrik produk.Gambar 2.3 radius pojok pada insert (sisipan pahat)Bagi radius pojok yang relatif besar, bersama dengan gerak makan yangdi pilih, kehalusan permukaan hasil permesinan ditentukan dengan rumus :𝑅𝑑 π‘π‘ŸDimana, 𝑅𝑑𝑓28π‘Ÿπœ€;Β΅π‘š kekasaran total (peak to valley height) yang merupakanparameter kekasaran ; Β΅π‘šf gerak makan ; mm/rπ‘Ÿπœ€ radius pojok ; mmπ‘π‘Ÿ faktor konversi, tergantung pada sifat ketermesinan bendakerja, kondisi pemotongan yang dipilih (kecepatan potong) dankekakuan sistem pemotongan. Kekakuan system pemotongandilihat dari k’r untuk system pemotongan kaku mulai dari 5π‘œ 10π‘œ dan 10π‘œ 20π‘œ untuk system pemotongan lemah, dimana : kaku 2000 lemah 300012

2.2.6 Gaya geserGaya geser adalah gaya yang mendeformasikan material pada bidang gesersehingga melapaui batas elastik material dan memutuskan benda kerja di ujung pahatpada suatu bidang geser. Gaya geser dapat di hitung menggunakan rumus berikut :𝐹𝑠 π΄π‘ β„Žπ‘– . πœπ‘ β„Žπ‘– 𝑁Dimana : πœπ‘ β„Žπ‘– tegangan geser pada bidang geser : N/π‘šπ‘š2π΄π‘ β„Žπ‘– penampang bidang geser A / sin πΎπ‘Ÿ :π‘šπ‘š2A penampang geram sebelum terpotong f . a b . h : π‘šπ‘š2Untuk memperoleh harga πœπ‘ β„Žπ‘– , maka menggunakan rumus :πœπ‘ β„Žπ‘– 0.8 𝜎 ; 𝑁/π‘šπ‘š2Keterangan :πœπ‘ β„Žπ‘–πœŽ tegangan geser pada bidang geser ; N/π‘šπ‘š2 Kekuatan Tarik Material ; 𝑁 π‘šπ‘š2Gambar 2.4 proses bubut (klasifikasi proses,gaya dan daya permesinan;Taufiqrochim)13

1.3 Material Benda Kerjahttps://id.wikipedia.org/wiki/Baja Baja adalah besi karbon campuran logamyang dapat berisi kosentrasi dari element campuran lainnya, ada ribuan campuranlogam lainnya yang memunyai perlakuan bahan dan komposisi berbeda. Sifat mekanisadalah sensitive kepada isi dari pada karbon, yang mana secara normal kurang dari1,0 %C. sebagian dari baja umum digolongkan menurut kosentarsi karbon, yaknikedalam rendah, medium dan jenis karbon tinggi.Dalam dunia industri dan manufaktur baja merupakan material yang palingbanyak digunakan baik itu dalam segmen konstruksi berat seperti pembuatan rangkagedung dan jembatan maupun untuk konstruksi mesin, baja adalah mateial yangsangat umum untuk digunakan. Dari produk berbasis logam, baja mendudukiperingkat 90% logam yang paling digunakan. Baja merupakan paduan Besi (Fe)dengan Karbon (C), dimana kandungan karbon tidak lebih dari 2%.Baja banyak digunakan karena baja mempunyai sifat mekanis lebih baikdaripada besi, sifat baja antara lain : Tanguh dan ulet Mudah ditempa Mudah diproses Sifatnya dapat diubah dengan mengubah karbon Sifatnya dapat diubah dengan perlakuan panas Kadar karbon lebih rendah dibandingkan besi Banyak dipakaiuntuk berbagai bahan peralatanWalaupun baja adalah sebagai bahan yang ideal dan paling banyakdigunakan, namun unsur Besi (Fe) pada baja sangat rentan mengalami korosi jikabersentuhan langsung dengan unsur oksigen (O2).2.3.1 Spesifikasi Material S45CBaja S45C adalah nama merek produk baja yang diproduksi oleh BOHLER.S45C memiliki kesamaan dengan beberapa merek lain seperti AISI 1045, DIN C 45W, HITACHI NS 1045, ASSA 760, dan THYSSEN 1730. Setiap material tersebutmemiliki jumlah kadar karbon, silizium, dan mangan yang sama, namun materialtersebut diproduksi oleh pabrik yang berbeda. Sifat material S45C yang dibutuhkanadalah keras, tahan aus, tahan beban puntir, dan cukup ulet pada bagian inti. Sifattersebut dapat tercapai secara optimal bila kekerasan material tersebut 57 HRC, sesuaidengan buku pedoman BOHLER.14

Tabel 2.3 Tabel komposisi kimia material baja S45C (Website achine-structural/).StandardGradeJIS G4051S45CBerat JenisModulus elastisitasKekuatan TarikTitik LelehCMn0.42-0.48 0.60-0.90PSSi0.030.0350.15-0.35: 7700-8030 Kg/m3: 190-210 GPa: 569 Mpa (Standard), 686 Mpa (Quenching): 1520 C2.3.2 Aplikasi material S45CMelihat dari sifat-sifat mekanik yang dimiliki oleh material baja S45C,material tersebut sangat sering di gunakan sebagai komponen mesin, berikut beberapapart yang banyak menggunakan baja S45C sebagai bahan antara lain: Poros Gear Kopeling Otomotif Rantai Gear Sproket Pegas Dll.1.4 Sisipan Pahat (insert)Bagian perkakas potong/pahat yang berfungsi sebagai pelaksana prosespemotongan (pembentukan geram) disebut sebagai badan (tool body) yangkeseluruhannya dapat terbuat dari material pahat (HSS) atau sebagai sisipan pahatyang dipasang pada badan yang terbuat dari baja biasa. Untuk memungkinkanpemakaiannya secara luas, ISO telah membuat standar bentuk dan ukuran sisipanpahat sebagaimana yang di perlihatkan pada gambar, kodifikasi sisipan pahat tersebutmencakup bebeapa hal berikut:1.Bentuk sisipan: menentukan mata potong yang bisa dipakai15

2.Sudut bebas: bersama-sama dengan orientasi dudukansisipan pada pemegang pahat menentukan sudut bebas pasif.3. Toleransi: menentukan ketelitian dan kdalamanpencekam sisipan.4. Bentuk pematah geram (chip breaker) : menentukan kemudahan pembuangangeram.5. Ukuran sisi utama sisipan:6. Tebal sisipan:7. Radius ujung pahat (nose radius) :menentukan kendala pemakaian8. Kondisi mata potong:9. Arah gerak makan:10. Simbol khusus, menurut pabrik pembuat (berkaitan dengan pematah geram)Sisipan pahat tersebut dapat dipasang dengan secara tetap dengan cara patrikeras (brazing) atau secara tak tetap dengan menggunakan klem pengikat pada badanpahat. Pahat dengan sisipan yang terpasang tetap biasanya di asah kembali apabilatelah aus. Bagi pahat dengan sisipan yang diklem tak pernah diasah dan mata potongyang aus diganti dengan yang baru dengan mengubah posisi pemasangan sisipantersebut (atau telah menggantikan dengan sisipan baru bila seluruh sisiaktif/matapotongnya telah aus).16

Gambar 2.5 Sistem kode pahat insert (Perkakas & SistemPemerkakasan ; Taufiq Rochim)17

Gambar 2.6 type insert yang digunakan (WNMG)1.5 Pemegang pahat (tool holder)Pahat atau pemegang sisipan pahat dipasang pada mesin perkakas dengancara tertentu sesuai dengan system pmegang pahat pada tool post atau spindle mesinperkakas. Bentuk pemegang pahat yang paling sederhana adalah pada bubut luar,dimana pada bagian ujungnya merupakan tempat sisipan pahat diasangkan. Karenabentuk dan ukuran sisipan pahat bermacam-macam serta penggunaannya yangberbagai macam. Untuk mencegah kesimpangsiuran bentuk pemegang pahat makaISO mengeluarkan standar klasifikasi & kodifikasi pemegang pahat.Pada gambar berikut merupakan kodifikasi pemegang pahat untuk prosesbubut, dengan perincian sebagai berikut: Metoda pemasangan sisipan; menentukan bentuk sisipan. Bentuk sisipan; menentukan jumlah mata potong. Bentuk pemegang; bersama-sama dengan bentuk sisipan menentuanjenis pemakaiannya. Sudut bebas; ditentukan bersama-sama dengan sudut bebas padasisipan pahat. Poisi mata potong; menentukan arah pemakanan (feeding),kanan,kiri atau netral Tinggi, tebal, serta panjang pemegang pahat dan ukuran sisipan.18

Gambar 2.7 kodifikasi pemegang sisipan bagi pahat bubut.19

Gambar 2.8 tool holder yang digunakan1.6 Pengukran kekasaran permukaan2.6.1 Parameter-parameter permukaanSebelum membicarakan parameter-parameter permukaan perlu dibicarakanterlebih dulu mengenai profil permukaan.a. Profil Geometris Ideal (Geometrically Ideal Profile)Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal yang tidakmungkin diperoleh dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi dalam prosespembuatannya. Bentuk dari profil geometris ideal ini dapat berupa garis lurus,lingkaran, dan garis lengkung.b. Profil Referensi (Reference Profile)Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteistik dari suatupermukaan. Bentuknya sama dengan bentuk profil geometris ideal, tetapi tepatmenyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang sampel yang diambildalam pengukuran.20

c. Profil Terukur (Measured Profile)Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh melaluiproses pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk menganalisiskarakteristik kekasaran permukaan produk pemesinan.d. Profile Dasar (Root Profile)Profil dasar adalah profil referensi yang digeserkan kebawah hingga tepatpada titik paling rendah pada profil terukur.e. Profile Tengah (Centre Profile)profil tengah adalah profil yang berada ditengah-tengah dengan posisisedemikian rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada profilterukur sama dengan jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profilterukur. Profil tengah ini sebetulnya merupakan profil referensi yang digeserkankebawah dengan arah tegak lurus terhadap profil geometris ideal sampai pada batastertentu yang membagi luas penampang permukaan menjadi dua bagian yang samayaitu atas dan bawah.Untuk lebih memperjelas dimana posisi dari profil geometisideal, profil terukur, profil referensi, profil dasar, dan profil tengah, dapat dilihatGambar berikut iniGambar 2.9 profil suatu permukaanBeberapa parameter yang dapat dijabarkan dari profil-profil ysng telah disebutkandiatas adalah diantara lain :21

f.Kedalaman total (peak to valley),RtKedalaman total ini adalah besarnya jarak dari profil refrensi sampai denganprofil dasar. Satuannya adalah dalam micron (Β΅m).Gambar 2.10 kedalaman total𝑅𝑑 π‘π‘Ÿπ‘“28π‘Ÿπœ€;Β΅π‘šDimana, 𝑅𝑑 kekasaran total (peak to valley) yang merupakan parameterkekasaran ; Β΅π‘šf gerak makan ; mm/rπ‘Ÿπœ€ radius pojok ; mmπ‘π‘Ÿ faktor konversi, tergantung pada sifat ketermesinan bendakerja, kondisi pemotongan yang dipilih (kecepatan potong) dankekakuan sistem pemotongan. Kekakuan system pemotongandilihat dari k’r untuk system pemotongan kaku mulai dari 5π‘œ 10π‘œ dan 10π‘œ 20π‘œ untuk system pemotongan lemah, dimana : kaku 2000 lemah 3000g. Kekasaran Rata-rata Aritnetis (Mean Roughness Indec/Center LineAverage, CLA), RaKekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetisdari harga absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat dilakukan dengan cara grafis22

Gambar 2.11 menenentukan kekasaran rata-rata RaTable 2.4 toleransi harga Ra23

Toleransi harga kekasaran rata-rata, Ra dari suatu permukaan tergantung padaproses pengerjaannya. Hasil penyelesaian permukaan dengan menggunakan mesingerinda sudah tentu lebih halus dari pada dengan menggunakan mesin bubut. Tabelberikut ini memberikan contoh harga kelas kekasaran rata-rata menurut prosespengerjaannya.Tabel 2.5 Tingkat kekasaran rata-rata permukaan menurut prosespengerjaannya2.6.2Alat ukur kekasaran permukaan (Mitutoyo Surface Tester SJ-201)Mitutoyo surface tester SJ-201 merupakan alat ukur kekasaran permukaandengan menggunakan jarum sebagai peraba kekasaran permukaannya. Alat inimempunyai empat bagian utama yaitu :a. Unit utama surftest SJ-201 (surftest SJ-201 main unit)Unit utama adalah unit keseluuhan dari surftest SJ-201 dimana unit initerdiri dari dua unit yaitu : Drive unit yaitu sebagai tempat detector peraba kekasaran permukaan yangnantinya dikirimkan oleh kabel penghubung ke Drive unit house. Drive unit house yaitu sebagai tempat penyetingan penerimaan informasi danhasil permukaan.24

b.Panel pengoperasian (operation panel)Panel pengoperasian adalah bagian dari surftest SJ-201 yang berfungsi untukmemutar dan menghentikan pengukuran, melihat hasil dan membuat grafikkekasaran permukaan pada kertas printer. Bagian dar panel pengoperasian yaitu: Tombol start / stop digunakan untuk memutar dan menghentikan prosespengukuran kekasara

Gambar 2.1 Persumbuan Mesin Bubut CNC 2.1.2 Bagian-bagian utama mesin CNC bubut Mesin CNC bubut ini merupakan sebuah mesin yang didalamnya memiliki bagian-bagian penting yang saling berkaitan, namun bagian yang paling utama yaitu bagian mekanik dan bagian pengendali: 1. Bagian mekanik mesin CNC bubut a. Motor utama

Related Documents:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini menggunakan beberapa pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini berfungsi untuk pedoman dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Urfan (2017) melakukan penelitian berjudul Aplikasi Kalender Event Seni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL. PENELITIAN . 2.1 Tinjauan Pustaka. Tinjauan pustaka adalah kajian mengenai penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi permasalahan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian terhadap penelitiapenelitian sebelumnya diharapkan memberikan wawasan agar n-

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang aplikasi mobile berbasis android yang dibuat oleh universitas atau berisi info seputar kampus atau panduan bagi mahasiswa atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Keagenan Keagenan adalah hubungan yang mempunyai kekuatan hukum yang terjadi bilamana kedua pihak bersepakat, memuat perjanjian, dimana salah satu pihak diamakan agen, setuju untuk mewakili pihak lainnya yang

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Chronic kidney disease (CKD) a. Definisi Chronic kidney disease merupakan suatu keadaan kerusakan ginjal secar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengacu pada beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada dimana masing-masing penulis menggunakan metode yang berbeda sesuai dengan permasalahan yang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Bank Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Umum tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase Suatu hubungan keperdataan yakni dalam suatu perjanjian selalu akan ada resiko kemungkinan timbulnya suatu perselisihan dalam prosesnya baik antar pihak maupun dengan objek perjanjian. Sengketa tersebut dapat