Pemetaan Curah Hujan Menggunakan Metode Isohyet Studi .

3y ago
262 Views
85 Downloads
2.56 MB
17 Pages
Last View : 17d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Pierre Damon
Transcription

Pemetaan Curah Hujan Menggunakan Metode IsohyetStudi Kasus: Kota SemarangArtikel IlmiahDiajukan KepadaFakultas Teknologi InformasiUntuk Memperoleh Gelar Sarjana KomputerPeneliti :Rifan N.S. Lesawengan (672011143)Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.KomProgram Studi Teknik InformatikaFakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya WacanaSalatiga2017i

Halaman Persetujuan Ujian AkhirPemetaan Curah Hujan Menggunakan Metode IsohyetStudi Kasus: Kota SemarangOleh:Rifan N.S. LesawenganNIM : 672011143Telah disetujui untuk diuji:Tanggal,PembimbingDr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom2

Pemetaan Curah Hujan Menggunakan Metode IsohyetStudi Kasus: Kota Semarang1)Rifan N.S. Lesawengan, 2) Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo.,S.Si.,M.KomFakultas Teknologi InformasiUniversitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, IndonesiaEmail: 1)rivan771@gmail.com, 2)sri.yulianto@staff.uksw.eduAbstractRainfall is an important factor in utilizing the land of Semarang city, both asresidential and plantation. It is because rainfall greatly affects the level ofavailability of groundwater that can be utilized as the necessities of life. The raindata acquisition with point rainfall method cannot describe the level of rainfall ina particular area, so that required to apply a rainfall mapping method, calledishoyet, to obtain an overview of rainfall level. By applying isohyet method, itshowed the difference of rainfall level, it found that 62.5% of the area inSemarang had very high rainfall level. Then, 93.75% of the area in the city hadmedium level of rainfall. Based on the findings, it could be concluded thatSemarang has average level of rainfall in medium category.AbstrakCurah hujan menjadi faktor penting dalam memanfaatkan lahan kota semarang baiksebagai lahan hunian maupun sebagai lahan perkebunan, hal ini dikarenakan curah hujansangat mempengaruhi tingkat ketersediaan air tanah yang dapat dimanfaatkan sebagaikebutuhan hidup. Perolehan data hujan dengan metode point rainfall tersebut tidak dapatmenggambarkan tingkat curah hujan dalam luas wilayah tertentu sehingga diperlukanpenerapan metode pemetaan curah hujan yaitu metode isohyet untuk memperolehgambaran tingkat curah hujan. Dengan menerapkan metode isohyet maka diperoleh hasilpersentase tingkat curah hujan kota semarang 6,25% memiliki tingkat curah hujan tinggidan 93,75% wilayah dengan tingkat curah hujan menengah. Berdasarkan angka tersebutmaka dapat disebutkan bahwa kota semarang memiliki tingkat curah hujan yang meratadengan kategori menengah.Kata Kunci : Curah Hujan, Isohyet, Kota Semarang1)Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, UniversitasKristen Satya Wacana Salatiga.2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.3

1. PendahuluanSemarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah dan jugamerupakan salah satu kota terbesar di pulau Jawa. Secara geografis, sebelahutara kota Semarang berada pada 6 50” LS yang berbatasan dengan LautJawa, sebelah selatan berada pada 7 10” LS yang berbatasan denganKab.Semarang, sebelah barat berada pada 109 50” BT yang berbatasandengan Kab.Kendal, dan sebelah timur berada pada 110 35” BT yangberbatasan dengan Kab. Semarang. Kota Semarang memiliki luas wilayahseluas 373,7 Km2 yang dimanfaatkan sebagai lahan kota seluas 17768 Ha,lahan ladang seluas 1235.33 Ha, lahan sawah seluas 3789.63 Ha, lahan kebunseluas ,9814.13, tambak atau kolam seluas 4633.84 dan lahan sementara tidakdi usahakan seluas 129.23 1 . Guna memaksilmalkan pemanfaatan lahantersebut diperlukan berbagai macam faktor, salah satu diantaranya adalahfaktor curah hujan. Curah hujan menjadi faktor penting dalam memanfaatkanlahan kota semarang baik sebagai lahan hunian maupun sebagai lahanperkebunan, hal ini dikarenakan curah hujan sangat mempengaruhi tingkatketersediaan air tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai kebutuhan hidup.Saat ini data curah hujan diperoleh dari penakar hujan yang hanyamemberikan informasi curah hujan pada satu titik (point rainfall). Perolehandata hujan dengan metode point rainfall tersebut tidak dapat menggambarkantingkat curah hujan dalam luas wilayah tertentu. Terdapat beberapa metodeyang dapat diimplementasikan guna mengetahui tingkat curah hujan yangterjadi dalam luas wilayah tertentu, khususnya wilayah Semarang. Salah satumetode yang dapat digunakana adalah metode isohyet. Metode isohyetmerupakan metode yang paling teliti untuk menghitung kedalaman hujan ratarata di suatu luas wilayah tertentu [1]. Penggunaan metode isohyet dalampemetaan menghasilkan nilai rata-rata curah hujan diwilayah tertentu sehinggapemanfaatan lahan di suatu wilayah tertentuh dapat dimanfaatkan secaramaksimal.Berdasarkan uraian latar belakang di atas, pada penelitian ini akandilakukan pemetaan curah hujan dengan menggunakan metode isohyet denganstudi kasus kota Semarang. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah,memperoleh gambaran nilai curah hujan rata-rata di wilayah kota Semarangsehingga menjadi informasi yang dapat digunakan dalam pemanfaatan lahan.2. Tinjauan PustakaPenelitian terdahulu yang digunakan adalah penelitian yang dilakukanoleh Ningsih dengan judul penelitian “Metode Thiessen Polygon UntukRamalan Sebaran Curah Hujan Peridoe Tertentu Pada Wilayah yang TidakMemiliki Data Curah Hujan”. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwapenggunaan metode thiessen polygon dapat memberikan gambaran curahhujan secara poligon serta dapat membantu melihat sebaran curah hujan dalamcakupan wilayah tertentu [2]. Penelitian terdahulu lainnya yang digunakandalam penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh Christian dengan judul1Data Badan Pusan Statistik. Di Akses 9 Desember 20174

penelitian “Model Prediksi Hujan dengan Kombinasi Double ExponentialSmooth, Thiessen Polygon, dan Isohyet Wilayah Stasiun Iklim Jawa Tengah.”Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa dengan menggunakankombinasi dari metode peramalan hujan dapat diperkirakan bahwa curah hujantertinggi pada tahun 2015 di kabupaten Wonosobo adalah 3190.433 [3].Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan kedua penelitain terdahuluadalah pada penelitian dilakukan pemetaan informasi geografis curah hujandengan menggunakan metode isohyet dengan studi kasus wilayah kotaSemarang .Sistem informasi geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputeryang dibangun sebagai fungsi masukan, fungsi simpan, fungsi kelola, fungsianalisis suatu data untuk tujuan pemetaan [4]. Definisi lain dari sisteminformasi geografis adalah sebagai sistem yang dapat mendukungpengambilan keputusan dalam aspek spasial dan dapat diintegrasikan dengandeskripsi lokasi berdasarkan karakteristik dan fenomena lokasi tersebut [5].Subsistem sistem informasi geografis terdiri dari data input yang berfungsiuntuk mendapatkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber, data outputyang berfungsi untuk menampilkan basis data secara sebagian atas secarakeseluruhan dalam bentuk softcopy atau hardcopy, data management yangmengorganisasi data spasial maupun atribut kedalam sebuah basis datasedemikian rupa sehingga dapat dilakukannya operasi update, insert dandelete, dan sub sistem sistem informasi geografis yang terakhir adalah datamanipulation and analysis yang menentukan setiap informasi yang dapatdihasilkan oleh SIG serta melakukan pemodelan data untuk menghasilkaninformasi yang di harapkan [6].Terdapat beberapa metode perhitungan curah hujan, antara lain;metode perhitungan rata-rata aljabar, metode isohyet, dan metode poligonthiessen. Metode perhitungan rata-rata aritmatik atau juga disebut arithmaticmean merupakan cara sederhana yang dapat digunakan dalam menghitungcurah hujan. Metode arithmatic mean biasanya digunakan untuk daerah yangdatar dengan jumlah pos curah hujan yang banyak serta dengan asusmsibahwa curah hujan di wilayah tersebut adalah seragam (uniform distribution).Persamaan yang digunakan dalam menghitung curah hujan menggunakanmetode arithmatic mean adalah [7].𝑅𝑎𝑣𝑒 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛𝑛. (1)Dimana :RaveR1.Rnn: Curah hujan rata-rata (mm): Besarnya curah hujan pada masing-masing stasiun (mm): Jumlah stasiun pengukuran hujanMetode berikutnya yang digunakan adalah metode isohyet, metode isohyetadalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan curah hujan yang sama.Pada metode isohyet, dianggap bahwa hujan dalam suatu wilayah diantara duagaris isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rerata dari kedua garis5

isohyet tersebut [3]. Isohyet diperoleh dengan cara interpolasi harga-hargacurah hujan lokal dengan menggunakan persamaan berikut [7]:𝑅 𝑑𝑖 1 𝑑𝑖 𝑛 𝐴𝑖 12 𝑛𝑖 1 𝐴𝑖. (2)Dimana:RA1,A2.And1,d2.dn: Curah hujan daerah: Luas daerah curah hujan isohyetberdekatan (km2): Curah hujan di garis isohyet (mm)yangMetode selanjutnya yang digunakan adalah metode poligon thiessen, metodeini dapat digunakan pada daerah yang memiliki titik pengamatan tidak merata.Cara yang dilakukan pada metode ini adalah dengan membuat poligon yangmemotong tegak lurus pada tengah-tengah garis penguhubung dua stasiunhujan. Berdasarkan pemotongan tersebut setiap stasiun penakar Rn akanterletak pada suatu wilayah poligon tertutup. Persamaan yang digunakandalam metode poligon thiessen adalah sebagai berikut [7].𝑅 𝐴1 .𝑅1 𝐴2 .𝑅2 𝐴𝑛 𝑅𝑛𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛. (3)Dimana:RA1,A2.AnR1,R2.Rn: Curah hujan daerah: Luas daerah pengaruh tiap-tiap stasiun (km2): Curah hujan rata-rata pada bagian stasiunA1,A2.AnTingkatan curah hujan dalam suatu wilayah dapat dibagi dalambeberapa kategori. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG) tingkat curah hujan dibagi dalam 4 kategori antara lain kategorirendah, kategori menengah, kategori tinggi, dan kategori sangat tinggi.Klasifikasi kategori curah hujan dapat dilihat dalam tabel 1.Tabel 1 Tingkatan Curah HujanKategoriRendahMenengahTinggiSangat TinggiCurah Hujan (mm)0 – 100101 – 300301 – 400 4016

3. Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatifdan metode kausal yang terdiri dari 7 tahapan penelitian yaitu studi literatur,analisa penelitian, pengumpulan data, analisa kebutuhan sistem, perhitungandan implementasi, analisa hasil implementasi program dan penulisan laporan.Studi LiteraturAnalisa PenelitianPengumpulan DataAnalisa KebutuhanSistemPenulisanAnalisa HasilImplementasiProgramPerhitungan danImplementasiProgramGambar 1 Tahapan Penelitian [3]Gambar 1 merupakan 7 tahapan penelitian yang dilakukan dimanapada tahapan pertama yaitu studi literatur, pada tahapan ini dilakukanidentifikasi masalah studi pustaka penelitian dengan mengkaji berbagailiteratur baik jurnal, buku maupun literatur lainnya yang berkaitan denganpenelitian, pada tahapan kedua yaitu analisa penelitian akan dilakukanpenentuan metode pemetaan yaitu metode isohyet serta penetapan studi kasusyaitu wilayah kota semarang. Tahapan ketiga yaitu pengumpulan data yaitudata primer dan data sekunder, data primer dalam penelitian ini adalah datawilayah kecamatan kota semarang, baik luas kecamatan dan koordinat setiapkecamatan serta data curah wilayah kota semarang sedangkan data sekunderadalah data-data literatur terkait penelitian baik teori maupun data pendukunglainnya. Tahapan keempat adalah analisa kebutuhan sistem dimana padatahapan ini dilakukan analisa kebutuhan minimum dan analisa kelemahansistem. Tahapan kelima adalah tahapan perhitungan dan implementasiprogram, pada tahapan ini dilakukan penetapan setiap wilayah berdasarkantitik koordinat yang diperoleh sebelumnya, implementasi database, pembuatanprogram dan testing. Tahapan keenam adalah tahapan analisa hasilimplementasi program, dimana pada tahapan ini dilakukan perhitungan curahhujan berdasarkan program yang telah dibuat. Tahapan terakhir adalahtahapan penulisan dimana pada tahapan ini dilakukan penulisan laporanpenelitian [3].7

4. Hasil dan PembahasanAnalisis Curah Hujan Kota SemarangPemetaan curah hujan dilakukan berdasarkan data curah hujan daristasiun pengukuran menurut kecamatan yang ada di kota Semarang. Secarakeseluruhan terdapat 16 wilayah kecamatan dan 117 kelurahan yang menjadiobjek pemetaan curah hujan yang, adapun data kecamatan dan kelurahansecara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut.Tabel 2 Kecamatan dan Kelurahan Kota ang BaratSemarang SelatanSemarang TengahSemarang TimurSemarang UtaraTembalangTuguKELURAHANPudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, SrondolWetan, Pedalangan, Sumurboto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, NgesrepCandi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, KaranganyarGunung, Tegalsari, WonotingalBendang Duwur, Bendan Ngisor, Bendungan, Gajahmungkur, Krangrejo,Lempongsari, Petompon, SampanganGayamsari, Kaligawe, Pandean Lamper, Sambirejo, Sawahbesar,Siwalan, Tambakrejo,Bangetayu Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari,Genuksari, Karangroto, Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor,Sembungharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, TrimulyoCepoko, Gunungpati, Jatirejo, Kalisegoro, Kandri, Mangunsari, Ngijo,Nongkosawit, Pakintelan, Patemon, Plalangan, Pongangan, Sadeng,Sekaran, Sukorejo, SumurejoBubakan, Cangkiran, Jatibaran, Jatisari, Karangmalang, Kedungpani,Mijen, Ngadirgo, Pesantren, Polaman, Purwosari, Tambangan,Wonolopo, Wonoplumbon,Bambankerep, Beringin, Gondoriyo, Kalipancur, Ngaliyan, Podorejo,Purwoyoso, Tambak Aji, Wonosari, WatesGemah, Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul,Pedurungan Lor, Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari,Tlogomulyo, Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan,Bojongsalaman, Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul,Kalibanteng Kulon, Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan,Manyaran, Ngemplaksimongan, Salamanmloyo, Tambakharjo,Tawangmas, TawangsariBarusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah,Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, WonodriBangunharjo, Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman,Kembangsari, Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul,Pendrikan Lor, Purwodinatan, SekayuBugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru,Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, BandarharjoBulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor,Plombokan, Purwosari, TanjungmasBulusan, Jangli, Kedungmundu, Kramas, Mangunharjo, Meteseh,Rowosari, Sambiroto, Sendangguwo, Sendangmulyo, Tandang,TembalangJerakah, Karanganyar, Mangkang Kulon, Mangkang Wetan,Mangunharjo, Randu Garut, Tugurejo8

Rata-rata curah hujan Kota Semarang diperoleh dari stasiunpengukuran hujan atau pos hujan. Secara keseluruhan terdapat 11 stasiunpengukuran hujan dengan masing-masing tingkat curah hurah hujan sebagaiberikut.Tabel 3 Tingkat Curah Hujan Berdasarkan Stasiun HujanTahunStasiun dara Ahmad YaniTanjung MasTlogosariSemarang BaratBeringinNgaliyanCandiKlipangGunung 109Tingginya curah hujan dihitung berdasarkan perbandingan antara luasdaerah pengaruh tiap-tiap stasiun yaitu berdasarkan kecamatan dengan curahhujan rata-rata pada bagian stasiun. Berdasarkan nilai perbandingan tersebutmaka diperoleh kategori tingkat curah hujan suatu daerah dalam hal inikecamatan sebagai berikut.Tabel 4 Tingkat Curah Hujan Berdasarkan rang BaratSemarang SelatanSemarang TengahSemarang TimurSemarang UtaraTembalangTugu9CurahHujan nengahMenengahMenengahMenengah

Penyajian Data Dalam Bentuk Rupa PetaPenuyajian data curah hujan kota Semarang dilakukan denganmenggunakan OpenStreetMap dan PHP 5.6. Secara keseluruhan terdapat tigalayer pada peta masing-masing menggambarkan curah hujan,kemiringan/kelerangan dan penggunaan lahan.Gambar 1 Layer Peta Wilayah Kota SemarangPemetaan Peta wilayah kota semarang dilakukan dengan menempatkankoordinat serta luas wilayah kecamatan dengan menggunakan perintah kodeprogram 1.Kode Program 1 Pseudeocode Peta DasarInitialize type to featureInitialize id to 1Initialize properties to name, kecamatan, tugu, luas, colorInitialize geometry to coordinateKode program 1 merupakan pseudeocode yang digunakan untukmenempatkan titik-titik koordinat berdasarkan batas wilayah kecamatan.Selain dari batas wilayah, perintah tersebut juga digunakan untuk menentukanluas wilayah kecamatan.10

Gambar 2 Layer Curah Hujan Kota SemarangGambar 2 merupakan pemetaan curah hujan kota semarangberdasarkan wilayah kecamatan. Berdasarkan tingkat curah hujan, KotaSemarang memiliki dua kategori curah hujan yaitu tingkat curah hujanmenengah dan tinggi.Kode Program 2 Penentuan Titik Tinggkat Curah Hujan out array(); response array(); sql "SELECT curahhujan, color FROM tcurahhujancurahhujan"; query this- modelrecords- execquery( sql); numrows query- num rows();GROUPBYcolor,Kode Program 2 merupakan perintah yang digunakan untukmenentukan tingkatan curah hujan suatu wilayah yang dibagi berdasarkankecamatan. Baris ketiga Kode Program 2 merupakan perintah yang digunakanuntuk menampilkan indeks warna berdasarkan tingginya curah hujan.11

Gambar 3 Layer Penggunaan Lahan Kota SemarangGambar 3 merupakan pemetaan penggunaan lahan kota semarangberdasarkan wilayah kecamatan. Berdasarkan penggunaan lahan terdapat 11jenis pemanfaatan lahan di kota semarang antara lain, bangunan, hutan, hutanrawa, kebun/perkebunan, pemukiman, rawa, rumput/tanah kosong, sawahirigasi, semak belukar, tambak, dan tegalan.Kode Program 3 Penentuan Titik Penggunaan Lahan Kota Semarang out array(); response array(); sql "SELECT DISTINCT(landuse) as landuse, color FROM tlahan GROUP BYlanduse, color"; query this- modelrecords- execquery( sql); numrows query- num rows();Kode Program 3 merupakan perintah yang digunakan untukmenentukan titik penggunaan lahan suatu wilayah yang dibagi berdasarkankecamatan. Baris ketiga Kode Program 2 merupakan perintah yang digunakanuntuk menampilkan indeks warna berdasarkan kategori penggunaan lahan.5. SimpulanHasil pemetaan curah hujan di Kota Semarang menurut batas wilayahkecamatan menggunakan metode isohyet maka diperoleh hasil bahwa 6,25%memiliki tingkat curah hujan tinggi dan 93,75% wilayah dengan tingkat curahhujan menengah. Berdasarkan angka tersebut maka dapat disebutkan bahwakota semarang memiliki tingkat curah hujan yang merata dengan kategorimenengah. Untuk pengembangan penelitian selanjutnya dapat dikembangakanperamalan resiko banjir pada wilayah dengan tingkat curah hujan tertentu.12

6. Daftar Pustaka[1]Triadmojo, Bambang.2008. Hidrologi Terapan. Beta Offset,Yogyakarta.[2]Ningsih, D.W. Untari. 2014. Metode Thiessen Polygon UntukRamalan Sebaran Curah Hujan Peridoe Tertentu Pada Wilayah yangTidak Memiliki Data Curah Hujan. Jurnal Teknologi InformasiDINAMIK. Vol.17 No.2[3]Christian. 2014. Model Prediksi Hujan Dengan Kombinasi ModelDouble Exponential Smooth dan Isohyetal Wilayah Stasiun IklimJawa Tengah. Universitas Kristen Satya Wacana.[4]Burrough Peter A, McDonnel Rachel A. 1998. Principle ofGeographical Information System. Oxford University Press.[5]Gistut. 1994. Sistem Informasi Geografis. Gramedia Pustaka Utama[6]Sari, Dewi Maya. 2007. Perancangan Sistem Informasi GeografisBerbasis Web Menggunakan MapServer. Departemen Teknik Elektro.Universitas Sumatera Utara[7]Suyono Sosrodarsono, Kensaku Takeda. 2003. Hidrologi UntukPengairan. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.13

Terdapat beberapa metode perhitungan curah hujan, antara lain; metode perhitungan rata-rata aljabar, metode . isohyet, dan metode poligon . thiessen. Metode perhitungan rata-rata aritmatik atau juga disebut . arithmatic mean . merupakan cara sederhana yang dapat digunakan dalam menghitung curah hujan. Metode . arithmatic mean. biasanya digunakan untuk daerah yang datar dengan jumlah pos curah .

Related Documents:

c. Menentukan curah hujan maksimum tiap tahunnya dari data curah hujan yang ada. d. Menganalisis curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun. e. Menghitung debit banjir rencana berdasarkan besarnya curah hujan rencana. f. Menghitung debit andalan untuk keperluan irigasi dan air baku. g. Menghitung ke

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

Perencanaan kebutuhan material dengan menggunakan metode MRP dalam tulisan ini menggunakan metode lot sizing, dimana metode-metode lot sizing yang digunakan adalah Lot-for-lot, dan Economic order quantity, serta menggunakan rumus peramalan Exponential smoothing dan least squares sebagai acuan untuk mengetahui besarnya kebutuhan bahan baku

Menurut Rahim (2006) air hujan yang menjadi run off sangat bergantung kepada intensitas hujan, penutupan tanah, dan ada tidaknya hujan yang terjadi sebelumnya (kadar air tanah sebelum terjadinya hujan). Debit puncak dapat dikatakan sebagai d

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berikut adalah metode penelitian yang diusulkan : masing parameter pengaruh Gambar 3.1 Metode Penelitian YA AHP Sintesa prioritas Uji konsistensi CR 0.1 ? Perbandingan berpasangan TIDAK Pengumpulan Data Peta Hidrologi Peta Curah Hujan tahun Peta Kemiringan Lereng Peta Penggunaan Lahan Peta Jenis

digunakan adalah poligon tertutup. d. Perhitungan Detil Situasi dengan Menggunakan Metode Koordinat Kutub Perhitungan detil situasi baik planimetris maupun spotheight dilakukan dengan langkah yang sama yaitu : 1. Perhitungan jarak, sudut horisontal dan beda tinggi dengan ekstrapolasi koordinat kutub menggunakan metode takhimetri. Gambar 3.2. Penentuan posisi detil a dari titik berdiri alat di .

b. What is AngularJS? 2. Basic Angular Security Concepts a. Strict Contextual Auto Escaping b. The HTML Sanitizer 3. Common Security pitfalls a. Server-Side Template Injection b. Client-Side Template Injection c. Converting strings to HTML d. White- and Blacklisting URLs 4. Conclusion Agenda