Pemetaan Situasi Dengan Metode Koordinat Kutub Di Desa .

3y ago
81 Views
4 Downloads
484.41 KB
6 Pages
Last View : 10d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Annika Witter
Transcription

Article HistoryJurnal IntegrasiReceived February, 2016Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55Accepted March, 2016p-ISSN: 2085-3858Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan,Kecamatan Bayat, Kabupaten KlatenFarouki Dinda Rassarandi, S.T. , Politeknik Negeri BatamProgram Studi Teknik Geomatika, Jurusan Teknik InformatikaJalan Ahmad Yani, Batam Kota, Batam 29461, IndonesiaE-mail: farouki@polibatam.ac.idAbstrakPeta situasi adalah peta topografi skala besar yang merupakan penyajian dari gambaran permukaan bumi baikdetil alam maupun buatan manusia yang digambar pada bidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi dan skalatertentu. Peta situasi dapat diperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu proses pemetaan yang pengukurannyalangsung dilakukan di permukaan bumi dengan peralatan ukur tertentu.Dalam pemetaan terestris, gambaran objek-objek yang berada di permukaan bumi dipresentasikan dalamtitik-titik detil. Detil adalah segala obyek yang ada di lapangan, baik yang bersifat alamiah, maupun hasil budayamanusia yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat. Penentuan posisi dari titik-titik detil dengan caradiikatkan pada titik kerangka pemetaan yang telah diukur sebelumnya. Pemilihan detil, distribusi dan teknikpengukurannya tergantung dari skala dan tujuan peta itu dibuat. Penentuan posisi dari titik-titik detil diikatkanpada titik-titik kerangka pemetaan terdekat yang telah diukur sebelumnya, atau dari garis ukur yang merupakansisi dari kerangka peta.Metode penentuan posisi detil yang dilakukan untuk pemetaan situasi di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat,Kabupaten Klaten adalah metode koordinat kutub. Metode ini mengukur posisi tiga dimensi (x, y, z) detil yangditentukan dengan komponen azimuth (sudut, arah dan beda tinggi dari titik ikat). Karena detil yang diukurbanyak, pengukuran dilakukan dengan teknik yang cepat, yang disebut takhimetri. Azimuth/sudut diukur denganteodolit, jarak diukur secara optis, dan beda tinggi diukur secara trigonometris.Kata Kunci :.peta situasi, terestris, detil, koordinat kutub.1PendahuluanIlmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yangmempelajari cara-cara pengukuran di permukaanbumi dan di bawah tanah untuk berbagai keperluanseperti pemetaan dan penentuan posisi relatif sempit,sehingga unsur kelengkungan permukaan buminyadapat diabaikan. Salah satu produk keluaran dari ilmuukur tanah adalah peta situasi.Sedangkan geodesi mencakup kajian dan pengukuranyang lebih luas, tidak sekadar pemetaan danpenentuan posisi di darat, namun juga di dasar lautuntuk berbagai keperluan, juga penentuan bentuk dandimensi bumi baik dengan pengukuran di bumi dandengan bantuan pesawat udara, maupun dengan satelitdan sistem informasinya.Peta situasi adalah peta topografi skala besar yangmerupakan penyajian dari gambaran permukaan bumibaik detil alam maupun buatan manusia yangdigambar pada bidang datar (kertas) dengan sistemproyeksi dan skala tertentu. Peta situasi dapatdiperoleh dengan pemetaan teristris, yaitu prosespemetaan yang pengukurannya langsung dilakukan dipermukaan bumi dengan peralatan ukur tertentu.Dalam pemetaan terestris, gambaran objek-objekyang berada di permukaan bumi dipresentasikandalam titik-titik detil. Detil adalah segala obyek yangada di lapangan, baik yang bersifat alamiah, maupunhasil budaya manusia yang akan dijadikan isi dari petayang akan dibuat. Penentuan posisi dari titik-titik detildengan cara diikatkan pada titik kerangka pemetaanyang telah diukur sebelumnya. Pemilihan detil,distribusi dan teknik pengukurannya tergantung dariskala dan tujuan peta itu dibuat. Penentuan posisi darititik-titik detil diikatkan pada titik-titik kerangkapemetaan terdekat yang telah diukur sebelumnya, ataudari garis ukur yang merupakan sisi dari kerangkapeta.50 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858

2Landasan TeoriKerangka dasar (kontrol) dapat dibagi menjadi duamacam, yaitu kerangka horizontal (poligon) dankerangka vertical (tinggi). Kerangka dasar pemetaanhorizontal bermacam-macam, pemilihan danpemakaiannya ditentukan oleh banyak faktor, antaralain luas daerah yang dipetakan, ketersediaanperalatan, dan kemudahan perhitungan.2.1. Kerangka Kontrol Horizontal (Poligon)Poligon berasal dari kata poli yang berartibanyak dan gonos yang berarti sudut. Secaraharfiahnya, poligon berarti sudut banyak.Namun arti yang sebenarnya adalah rangkaiantitik-titik secara berurutan yang digunakansebagai kerangka dasar pemetaan. Sebagaikerangka dasar, posisi atau koordinat titik-titikpoligon harus diketahui atau ditentukan secarateliti. Karena akan digunakan sebagai ikatandetil, pengukuran poligon harus memenuhikriteria atau persyaratan tertentu. (Basuki,2006).Metode koordinat kutub mengukur posisi tigadimensi (x, y, z) detil yang ditentukan dengankomponen azimuth (sudut, arah dan beda tinggidari titik ikat). Karena detil yang diukur banyak,pengukuran dilakukan dengan teknik yang cepat,yang disebut takhimetri. Azimuth/sudut diukurdengan teodolit, jarak diukur secara optis, danbeda tinggi diukur secara trigonometris. (Basuki,2006)2.5. Peta SituasiPeta merupakan gambar permukaan bumi padabidang datar dalam ukuran yang lebih kecil.Dalam hal ini, posisi titik-titik pada petaditentukan terhadap system siku-siku x dan y(Prihandito, 2010). Peta situasi adalah petatopografi skala besar yang merupakan penyajiandari gambaran permukaan bumi baik detil alammaupun buatan manusia yang digambar padabidang datar (kertas) dengan sistem proyeksi danskala tertentu.Gambar 2.1. Kerangka Kontrol Horizontal (Poligon)2.2. Kerangka Kontrol VertikalPengukuran kontrol vertical dilakukan denganpengukuran beda tinggi secara teliti antaratitik-titik kontrol horizontal atau titik-titikpoligon yang berurutan dengan metodesipatdatar, atau dengan cara takhimetrik maupuntrigonometrik, tergantung dari tingkat ketelitianyang disyaratkan. Dengan kombinasi antarakontrol horizontal (X, Y) dan vertikal (Z), makatitik-titik kerangka dasar pemetaan tersebut akandapat ditentukan posisinya dalam tiga dimensi(X, Y, Z). (Basuki, 2006).2.3. Detil SituasiDetil adalah segala obyek yang ada di lapangan,baik yang bersifat alamiah, maupun hasil budayamanusia yang akan dijadikan isi dari peta yangakan dibuat. (Basuki, 2006).2.4. Metode Polar atau Koordinat KutubGambar 2.2. Peta Situasi3Metode PenelitianMetodologi penelitian ini dijelaskan secara lengkapsebagai berikut:3.1. Lokasi PenelitianPenelitian ini dilakukan pada area seluas 4 Ha di desaBanyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten,Jawa Tengah, pada tanggal 13 - 27 April 2012.3.2. Peralatan Penelitiana.Teodolit Topcon Y91737 dengan skalabacaan terkecil 6’’ beserta aksesorisnya(unting-unting, statif dan pen koreksi),b.Sipat datar Nikon autolevel 828856,c.Pita ukur 50 meter,51 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858

d.Roll meter 2 meter,e.Pen ukur,f.Rambu ukur,g.Alas rambu, danh.Jalon.melebihi TOR. TOR ditentukanberdasarkan alat yang dipakai.d. Pengukuran Sipat Datar BerantaiPengukuran kerangka kontrol vertikalpoligon dilakukan menggunakan alatsipat datar autolevel dengan metodesipatdatar berantai.3.3. Bahan PenelitianBahan – bahan yang digunakan dalam penelitian iniadalah :a.Patok kayu 2x3x20 cm sebanyak 25 buah,b.Paku payung, palu dan parang,c.Tas lapangan beserta alat tulis, alat gambardan alat hitung,d.Formulir datahitungan.lapangandanformulir3.4. Tahapan PenelitianAdapun tahapan penelitian yang dilakukan padapenelitian ini adalah sebagai berikut:3.4.1. PersiapanMenyiapkan peralatan dan bahan penelitian.Koreksi alat ukur teodolit untuk memperolehnilai kesalahan kolimasi dan indekslingkaran vertikal. Koreksi kesalahan bedatinggi sipat datar. Masing-masing nilaikesalahan yang didapat digunakan untukkoreksi pada setiap bacaan teodolit dansipatdatar.e. Pengukuran AzimuthUntuk mendapatkan arah uranazimuthmatahari dengan metode nadahkanbayangan matahari pada kertas dibelakang lensa okuler.Gambar 3.2. Sketsa lapanganpengukuran azimuth matahari3.4.2. Pelaksanaan pengukurana. Orientasi lapangan dan pemasanganpatokOrientasi lapangan dilakukan sebelumpengukuran di lapangan. Hal inibertujuan untuk mengetahui situasi dankondisi lapangan sehingga akanmembantu dalam perencanaan danpelaksanaan pengukuran di lapangan.b. Pengukuran Jarak LangsungPengukuran jarak antar titik poligondilakukan dengan pengukuran jaraklangsung menggunakan pita ukur.c. PengukuranPoligonKontrol Horizontal)Gambar 3.1. Pengukuran sipatdatarberantai(KerangkaPengukuran sudut dilakukan denganmetode dua seri rangkap. Artinya setiapsudut ada empat bacaan sudut.Nantinya keempat bacaan tersebut akandiratakan dan selisihnya tidak boleh52 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858f. Pengukuran Detil Situasi denganMenggunakan Metode KoordinatKutubDetil situasi yang diukur adalah detilplanimetris yang meliputi detil alamdan detil buatan manusia. Selain detilplanimetris, detil tinggi (spotheight)juga diukur untuk pembuatan gariskontur. Sebelum dimulai pengukuran,terlebih dahulu dilakukan perencanaanpemberian kode tiap detil-detil, baikdetilplanimetrismaupun detilspotheight. Langkah pelaksanaanpengukuran detil dengan metodekoordinat kutub adalah sebagai berikut.1. Teodolit didirikan di titik poligon,kemudian dilakukan sentering danpengaturan sumbu I vertikal.2. Teropong diarahkan ke salah satu

titik poligon yang digunakan sebagaititik acuan (missal titik 1), bacaanhorizontal ke titik acuan diatur agar otheightdilakukan dengan langkah yang samayaitu :3. Teropong diarahkan ke salah satudetil yang telah didirikan rambu ukur.Lakukan pembacaan dan pencatatanbenang atas, benang tengah, benangbawah rambu serta piringan horisontaldan vertikal. Sehingga nantinyadidapatkan data sudut pengikatan (β),jarak (d), dan tinggi detil (h).1.Perhitungan jarak, sudut kutubmenggunakan metode takhimetri.Gambar 3.2. Penentuan posisi detil adari titik berdiri alat di 1Keterangan:Gambar 3.1. Pengukuran detil di titik 2dengan acuan ke titik 1Jarak optis (D1 a) A x (ba – bb) xcos2 helling4. Pengukuran detil planimetrisdilakukan dengan pembidikan kepojok-pojok detil sehingga membentukgeometri dari detil tersebut. Sedangkandetil spotheight diukur tergantung darikerapatan titik detil yang diinginkan.Sudut horizontal (βa) bacaanpir.horz.2 – bacaan pir.horz. av D1 a . tan hellingBeda tinggi ( h1a) ta1 v – bta3.4.3. Proses perhitungan2.a. Perhitungan Jarak LangsungJarak yang dipakai adalahrata-rata antar titik poligon.b. PerhitunganPoligonKontrol Horizontal)jarakαa α12 360o – βa (jika azimuthsisi 1 ke 2 yang digunakan)(KerangkaMetode yang digunakan untukmenghitungkerangkakontrolhorisontal adalah metode Bouwditch.3.Ya Y1 D1 a cos α1aUntuk menghitung beda tinggi antaratitik digunakan rumus:Za Z1 h 1a3.4.4. Penggambaran Peta SituasiPenggambaran peta menggunakan skala1:500 pada kertas kuran A3 dengan jumlah 6lembar peta,Tinggi titik dengan rumus:HB HA hAB.Perhitungan koreksi kesalahan penutupbeda tinggi dilakukan jika poligon yangdigunakan adalah poligon tertutup.Perhitungan koordinat titik detil(Xa, Ya, Za) dari koordinatpendirian alat (X1, Y1, Z1).Xa X1 D1 a sin α1ac. Perhitungan Sipat Datar Berantaibt rambu muka (A) – bt rambu belakang(B)Perhitungan azimuth detil situasiberdasarkan azimuth salah satu sisipoligon dan sudut horisontal hasilukuran. Rumus yang digunakanadalah :3.4.5. Uji Petad. Perhitungan Detil Situasi denganMenggunakan Metode KoordinatKutubPengujian peta dilakukan dengan tujuanuntuk menguji kualitas peta yang dibuat,berikut adalah langkah uji peta yangdilakukan:A. Uji ketelitian horizontal53 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858

1. Mengecek ukuran panjang daribeberapa detil yang ada dilapangandengan ukuran panjang di peta.Sampel yang diukur minimal 10, danmerata diseluruh wilayah yangdipetakan.2. Mengukur dengan menggunakan pitaukur detil yang ada dilapangan.4.2. Hasil PengukuranVertikal (KKV)B. Uji ketelitian vertikal1. Mengecek ketelitian kontur dengancara mengukur profil memanjang daridua buah titik poligon yang adadilapangan.2. Menggambarkanbentukprofilmemanjang yang ada dilapangan danmembandingkannya dengan profilmemanjang dari dua buah titikpoligon yang sama dipeta.Tabel IV.2. Tabel Ketelitian KKV4.3. Penggambaran Peta SituasiPenggambaran peta situasi menggunakan skala1:500 dengan interval kontur 0,25 m, yangdicetak pada 6 lembar peta berukuran A3.Penggambaran peta digital menggunakansoftware Surpac dan AutoCAD LandDevelopment.Berikutadalahhasilpenggambaran petanya.4 Hasil dan Pembahasan4.1. Hasil PengukuranHorizontal kalmenggunakan alat sipat datar Nikon AutomaticLevel. Hasil hitungan beda tinggi pergi danpulang yang disertai dengan toleransipengukuran sipat datar memanjang ditampilkanpada tabel IV.2.3. Mengukur juga dengan penggarisdetil yang tergambar pada peta,kemudian dikalikan skala.4. Membandingkan ukuran di lapangandengan di peta, toleransi perbedaanukuran maksimum tidak lebih dari0,15 meter sebenarnya.KerangkaKontrolPengukuran kerangka kontrol horizontalmenggunakan teodolit Topcon dengan ketelitianbacaan terkecil 6” (untuk pengukuran sudut) danpita ukur (pengukuran jarak langsung), serta alatbantu ukur lainnya. Hasil hitungan jumlah sudutterukur, kesalahan penutup sudut, jarak antartitik poligon, dan kesalahan linier dengantoleransi pengukurannya ditampilkan pada tabelIV.1.Tabel IV.1. Tabel Ketelitian KKH54 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858

4.4. Uji PetaHasil uji lapangan meliputi cek ketelitianhorizontal, secara keseluruhan sebagian besardetil yang terukur masuk dalam toleransi, untukyang tidak masuk toleransi dilakukan editingpada peta. Cek ketelitian vertikal (gambar profilmemanjang) antara dua titik poligon di lapangandengan di peta sama dan tidak berbeda secarasignifikan.Tabel 4.3. Tabel Uji Ketelitian Horizontal5Kesimpulan1) Hasil uji peta dari pengukuran detil menggunakanmetode koordinat kutub menghasilkan ketelitianhorizontal sebesar 70% dengan selisih maksimumperbedaan detil di peta dengan di lapangan adalah-0,638 m. Sedangkan ketelitian vertikalnya adalah100 %, yang dapat disimpulkan bahwa posisitinggi objek yang tergambar di peta sama dengandi lapangan.2) Terdapat beberapa kesalahan hasil perhitungankoordinat detil dan titik tinggi yang disebabkankarena kekurangtelitian dalam input data. Hal inidapat diatasi dengan menginput ulang koordinatdetil berdasarkan data dan sket lapangan ataumenghapus detil yang janggal pada peta.Daftar Pustaka[1] Basuki, Slamet., 1998, Penentuan Azimuth denganPengamatan Matahari, Kanisius, Yogyakarta.[2] Basuki, Slamet., 2006, Ilmu Ukur Tanah, GadjahMada University Press, Yogyakarta.[3] Kahar, Joenil., 2008, Geodesi, Penerbit ITB,Bandung.[4] Prihandito, Aryono., 2010, Proyeksi Peta,Kanisius, Yogyakarta.Gambar 4.1. Peta situasi Desa Banyuripan yangterbagi menjadi 6 lembar peta ukuran A355 Jurnal Integrasi Vol. 8, No. 1, April 2016, 50-55 p-ISSN: 2085-3858

digunakan adalah poligon tertutup. d. Perhitungan Detil Situasi dengan Menggunakan Metode Koordinat Kutub Perhitungan detil situasi baik planimetris maupun spotheight dilakukan dengan langkah yang sama yaitu : 1. Perhitungan jarak, sudut horisontal dan beda tinggi dengan ekstrapolasi koordinat kutub menggunakan metode takhimetri. Gambar 3.2. Penentuan posisi detil a dari titik berdiri alat di .

Related Documents:

Transformasi koordinat dari sistem koordinat geodetik ke sistem koordinat proyeksi UTM ataupun sebaliknya. Transformasi dapat dilakukan pada satu koordinat ataupun banyak koordinat (multi coordinate) dengan mengunggah file sesuai dengan template yang telah disediakan. Gambar 4. Tampilan transformasi geodetik-UTM (sumber: https://srgi.go.id)

Sedangkan sistem koordinat langit meliputi sistem koordinat horison, sistem koordinat sudut waktu dan sistem koordinat ekliptika. Sistem koordinat langit ini digunakan untuk mendefinisikan posisi benda-benda langit seperti bintang, matahari, planet, bulan, satelit buatan dan sebagainya (Fahrurrazi, 2011). Dalam tulisan ini disajikan sistem .

Terdapat beberapa metode perhitungan curah hujan, antara lain; metode perhitungan rata-rata aljabar, metode . isohyet, dan metode poligon . thiessen. Metode perhitungan rata-rata aritmatik atau juga disebut . arithmatic mean . merupakan cara sederhana yang dapat digunakan dalam menghitung curah hujan. Metode . arithmatic mean. biasanya digunakan untuk daerah yang datar dengan jumlah pos curah .

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

nilai koordinat dan nilai koordinat ini disusun berdasarkan sistem koordinat tertentu. Dalam mendefinisikan posisi di bumi dari hasil pengukuran dan pemetaan menggunakan suatu sistem referensi tertentu yang dinamakan dengan sistem referensi Geospasial. Spektrum posisi di bumi dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini.

sebanyak 10 titik koordinat dan 4 titik koordinat untuk metode bujur sangkar. Tabel 1. Data titik koordinat dengan penyelesaian menggunakan metode segitiga Titik Lintang Bujur Titik Lintang Bujur 1 -7,294441667 110,499463889 6 -7,299430556 110,500027778 2 -7,292563889 110,498886111 7 -7,300044444 110,500722222

Our International Automotive Industry Group provides a full range of contentious and non-contentious corporate, commercial, intellectual property and regulatory law services to investors, manufacturers, suppliers, distributors and dealers. About Bird & Bird is an international law firm that provides a unique service based on an extensive knowledge of key industry sectors and areas of legal .