DESAIN PERALATAN PENGUJI ISOLASI BELITAN MOTOR

2y ago
24 Views
2 Downloads
8.70 MB
86 Pages
Last View : 8d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Emanuel Batten
Transcription

TUGAS AKHIR – TE 141599DESAIN PERALATAN PENGUJI ISOLASI BELITAN MOTORINDUKSI MENGGUNAKAN GELOMBANG SURJA DANMETODE ERROR AREA RATIOWisam Jaya NugrohoNRP 2211100149Dosen PembimbingDimas Anton Asfani, ST., MT., Ph.D.Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc.JURUSAN TEKNIK ELEKTROFakultas Teknologi IndustriInstitut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya 2015

FINAL PROJECT – TE 141599EQUIPMENT DESIGN FOR TURN TO TURN INSULATIONTESTING USING SURGE WAVE AND ERROR AREA RATIOMETHODWisam Jaya NugrohoNRP 2211100149AdvisorDimas Anton Asfani, ST., MT., Ph.D.Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc.DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERINGFaculty of Industrial TechnologySepuluh Nopember Institute of TechnologySurabaya 2015

DESAIN PERALATAN PENGUJI ISOLASI BELITAN MOTORINDUKSI MENGGUNAKAN GELOMBANG SURJA DANMETODE ERROR AREA RATIONamaNRP: Wisam Jaya Nugroho: 2211100149Pembimbing I : Dimas Anton Asfani, ST., MT., Ph.D.Pembimbing II : Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.ScABSTRAKTugas akhir ini berisikan penelitian untuk mendapatkan peralatantes surja yang memiliki akurasi tinggi dan memenuhi standar. Untukmendapatkan peralatan tersebut, maka pada penelitian ini akandilakukan pengujian variasi komponen pada peralatan tes surja. Nilainilai komponen yang ada pada peralatan tes surja tersebut akandivariasikan dan diujikan pada beberapa belitan motor induksi dengankondisi yang berbeda-beda. Lalu hasil tersebut akan dianalisismenggunakan metode error area ratio dan dibandingkan denganstandar. Setelah dilakukan pengujian ternyata didapatkan hasil bahwanilai-nilai komponen pada peralatan tes surja memiliki dampak yangcukup besar terhadap hasil pengujian. Contohnya pada pengujian denganvariasi tegangan uji, semakin besar tegangan uji yang digunakan makakerusakan isolasi antar belitan semakin mudah terdeteksi. Selain itu daripenelitian ini juga didapatkan nilai-nilai komponen yang paling idealuntuk memenuhi standar yang ada.Kata kunci : Kegagalan isolasi antar belitan, metode error area ratio,pengaruh komponen pada peralatan, pengujian denganvariasi nilai komponen, tes surja.i

Halaman ini sengaja dikosongkanii

EQUIPMENT DESIGN FOR TURN TO TURNINSULATION TESTING USING SURGE WAVE ANDERROR AREA RATIO METHODNameNRP1st Advisor2nd Advisor: Wisam Jaya Nugroho: 2211100149: Dimas Anton Asfani, ST., MT., Ph.D.: Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.ScABSTRACTThis final project contains a research to get a surge test equipmentthat has high accuracy and fulfill the standards. To get it, so this researchwill be testing components on the surge test equipment with varyingcomponent values. The values of the components on the surge testequipment will be varied and tested in several induction motor windingwith different conditions. Then the results will be analyzed using theerror area ratio method and compared to a standard. After testing it wasfound that the results of the component values in the surge testequipment have big impact on the results of testing. For example in thetest with a test voltage variation, the greater value of the test voltagemake the turn to turn insulation fault more easily detected. Besides fromthis research also found the component values that most ideal to fulfillthe standards.Keywords: effect of components on equipment, test with a variationvalue component, the standard for industrial level, turn toturn insulation failure, surge tests.iii

Halaman ini sengaja dikosongkaniv

KATA PENGANTARSegala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWTyang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunanlaporan tugas akhir yang berjudul “Desain Peralatan Penguji IsolasiBelitan Motor Induksi Menggunakan Gelombang Surja dan MetodeError Area Ratio” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan tugas akhirini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan StudiStrata-1 di Jurusan Teknik Elektro ITS.Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian laporan tugas akhirini tentunya juga tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagaipihak. Untuk itu pada kesempatan yang penuh kebanggaan dankebahagiaan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :1. Ayah, ibu, kakak, dan adik tercinta yang selalu memberikan doa dansemangat yang tak ternilai harganya.2. Bapak Dimas Anton Asfani, ST., MT., Ph.D dan Bapak Dr. Eng. IMade Yulistya Negara, ST., M.sc selaku dosen pembimbing yangtelah meluangkan waktu berharga demi memberikan bimbingan dansaran yang sangat membantu dan bermanfaat.3. Seluruh dosen Jurusan Teknik Elektro yang telah banyakmemberikan ilmu dan menginspirasi penulis.4. Dhika dan seluruh rekan-rekan Laboratorium Tegangan Tinggi5. Rekan-rekan di Jurusan Teknik Elektro yang tidak dapat disebutkansatu persatu.Penulis menyadari dan memohon maaf atas segala kekuranganpada tugas akhir ini. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yangmembangun dari para pembaca. Semoga laporan tugas akhir ini dapatmemberikan manfaat, membuka wawasan mengenai pengujian sistemisolasi motor, dan mendorong penciptaan teknologi baru.Surabaya, Juni 2015Penulisv

Halaman ini sengaja dikosongkanvi

DAFTAR ISILembar JudulLembar PernyataanLembar PengesahanAbstrak . .iAbstract . . iiiKata Pengantar . .vDaftar Isi . .viiDaftar Gambar . .ixDaftar Tabel . xiiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang . 11.2 Sistematika Penulisan. 3BAB II TES SURJA2.1 Motor Induksi . 52.2 Isolasi Mesin Listrik . 62.3 Kegagalan Isolasi Antar Belitan Pada Stator Motor. 72.4 Tes Surja . 82.5 IEEE 522 Rise Time dan Rekomendasi Tegangan Uji . 102.6 Metode Analisis Error Area Ratio . 122.6.1 P-P EAR% . 132.6.2 L-L EAR% . 142.6.3 Test-Ref EAR% . 142.7 Pembangkit Tegangan Tinggi DC . 142.7.1 Rangkaian Cockcroft-Walton . 152.7.2 Cara Kerja Rangkaian Cockcroft-Walton. 152.7.3 Rangkaian Single Secondary Winding VillardCascade. 172.8 LabVIEW . 172.9 Arduino . 192.10 PSIM . 20BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN ALAT3.1 Konfigurasi Sistem . 213.2 Perancangan Hardware . 22vii

3.2.13.2.23.2.33.2.4Pembangkit Tegangan Tinggi DC . 22Rangkaian Switching . 24Rangkaian Kapasitor Tes Surja . 25NI PXIe-1073, NI PXIe-5122 dan Probe TeganganTinggi . 273.3 Perancangan Software. 273.3.1 Perancangan Program Arduino . 283.3.2 Perancangan Program LabVIEW . 283.4 Perancangan Perangkat Motor Induksi .303.4.1 Perancangan Belitan Motor Induksi TanpaRumah Stator . 303.4.2 Perancangan Motor Induksi dengan Rumah Stator . 32BAB IV DETEKSI KERUSAKAN ISOLASI BELITAN MOTORINDUKSI3FASATEGANGANRENDAHMENGGUNAKAN TES SURJA4.1 Hasil dan Analisis Pengujian Pembangkit TeganganTinggi DC .354.2 Hasil dan Analisis Pengujian Gelombang Surja .374.2.1 Hasil dan Analisis Pengujian Tegangan Puncak . 384.2.2 Hasil dan Analisis Pengujian Rise TimeGelombang Surja . 414.2.3 Hasil dan Analisi Pengujian BentukGelombang Surja . 424.3 Hasil dan Analisis Tes Surja denganVariasi Komponen .434.3.1 Hasil Tes Surja dan Analisis EAR dengan VariasiKapasitansi Kapasitor . 444.3.2 Hasil Tes Surja dan Analisis EAR dengan VariasiResistansi Damping Resistor . 504.3.3 Hasil Tes Surja dan Analisis EAR dengan VariasiTegangan Uji . 53BAB V PENUTUP5.1 Kesimpulan . 595.2 Saran . 59Daftar Pustaka. .61Lampiran . .65viii

DAFTAR TABELTabel 2.1Tabel 3.1Tabel 3.2Tabel 3.3Tabel 4.1Industry test voltages . 12Spesifikasi reed relay. 24Data belitan motor . 30Spesifikasi motor induksi dengan rumah stator . 32Hasil pengujian dan perhitungan pembangkittegangan DC . 36Tabel 4.2 Spesifikasi peralatan uji pada pengujian gelombang surja 37Tabel 4.3 Hasil pengujian tegangan puncak sebanyak 10 kali . 39Tabel 4.4 Hasil analisis EAR sebanyak 10 kali . 43Tabel 4.5 Spesifikasi rangkaian tes surja untuk refrensi pengujian . 44Tabel 4.6 Spesifikasi rangakaian tes surja dengan variasikapasitansi . 44Tabel 4.7 Hasil analisis EAR dengan variasi kapasitansi . 45Tabel 4.8 Spesifikasi rangakaian tes surja dengan variasi resistansi . 50Tabel 4.9 Hasil analisis EAR dengan variasi resistansi . 50Tabel 4.10 Spesifikasi rangakaian tes surja denganvariasi tegangan uji . 53Tabel 4.11 Hasil analisis EAR dengan variasi tegangan uji . 55xiii

Halaman ini sengaja dikosongkanxiv

DAFTAR GAMBARGambar 1.1Gambar 2.1Gambar 2.2Gambar 2.3Gambar 2.4Gambar 2.5Gambar 2.6Gambar 2.7Gambar 2.8Gambar 2.9Gambar 2.10Gambar 2.11Gambar 2.12Gambar 2.13Gambar 2.14Gambar 2.15Gambar 3.1Gambar 3.2Gambar 3.3Estimasi kerugian per jam pada setiap industri . 1(a) rotor sangkar, (b) rotor belit, (c) stator . 5Sistem isolasi mesin listrik . 7Kerusakan isolasi antar belitan . 8Tegangan surja pada tes surja . 9Rangkaian ekivalen tes surja . 9Voltage rise time . 11Recommended surge test voltage vs pulse rise time . 11Paschen’s curve . 12Rangakaian cockcroft-walton . 15Cara kerja rangakain cockcroft-walton . 16Rangkaian single secondary winding villard cascade . 17Front panel LabVIEW . 18Block diagram LabVIEW . 18Board arduino uno . 19Surge test schematic on PSIM . 20Konfigurasi sistem tes surja . 21Desain pembangkit tegangan tinggi DC . 23Implementasi rangkaian single secondarywinding villard cascade . 23Gambar 3.4 Skema rangkaian switching . 25Gambar 3.5 Implementasi rangkaian switching. 25Gambar 3.6 Skema rangkaian kapasitor tes surja . 26Gambar 3.7 Implementasi rangkaian kapasitor tes surja . 26Gambar 3.8 (a) NI PXIe 1073 dan 5122 (b) High voltage probe . 27Gambar 3.9 Flowchart blok digaram serial data arduino . 29Gambar 3.10 Flowchart blok diagram komunikasi LabVIEW danPXIe-5122 . 29Gambar 3.11 Flowchart blok diagram konversi data . 30Gambar 3.12 Belitan kondisi isolasi rusak pada turn 1 dan 24 . 31ix

Gambar 3.13Gambar 3.14Gambar 3.15Gambar 3.16Gambar 4.1Gambar 4.2Gambar 4.3Gambar 4.4Gambar 4.5Gambar 4.6Gambar 4.7Gambar 4.8Gambar 4.9Gambar 4.10Gambar 4.11Gambar 4.12Gambar 4.13Gambar 4.14Gambar 4.15Gambar 4.16Gambar 4.17Gambar 4.18Gambar 4.19Skema turn belitan yang dihubunkan ke external tab. 32Belitan dengan external tab . 32Motor induksi dengan external tab. 33Skema turn yang dihubungkan dengan external tab . 34Pengujian pembangkit tegangan DC . 36Grafik hasil pengujian tegangan DC . 37Proses tes surja dan pengambilan data . 38(a) belitan tanpa rumah stator (b) belitan denganrumah stator . 38Hasil pengujian tegangan puncak . 39Hasil pengujian tegangan puncak dengan PSIM . 40Hasil simulasi PSIM dengan frekuensi sampling10 MHz . 40Hasil pengujian rise time . 41Hasil pengujian bentuk gelombang surja . 42Hasil tes surja dengan kapasitor 10 nF dan 1 nF . 45Analisis bentuk gelombang turn fault 1-24 danturn fault 1-15. 47Analisis bentuk gelombang surja dengan kapasitansi1 nF pada belitan dengan rumah stator . 47Analisis bentuk gelomang surja dengan kapasitansi1 nF pada belitan isolasi rusak . 48Grafik EAR dengan variasi kapasitansi(a) 10 nF (b) 1 nF . 48Grafik total luasan dengan variasi kapasitansi(a) 10 nF (b) 1 nF . 49Hasil tes surja dengan resistansi 22 Ohm dan100 Ohm . 51Grafik EAR dengan variasi resistansi(a) 22 Ohm, (b) 100 Ohm . 52Grafik total luasan dengan variasi resistansi(a) 22 Ohm, (b) 100 Ohm . 53Hasil tes surja dengan tegangan uji 480 V,930 V, dan 1400 V . 54x

Gambar 4.20 Analisis bentuk gelomang surja dengan tegangan uji1400 V pada belitan dengan rumah stator . 56Gambar 4.21 Analisis bentuk gelomang surja dengan tegangan uji480 V pada belitan isolasi rusak . 56Gambar 4.22 Grafik EAR dengan variasi tegangan uji (a) 930 V,(b) 480 V, (c) 1400 V . 57Gambar 4.23 Grafik total luasan dengan variasi tegangan uji(a) 930 V, (b) 480 V, (c) 1400 V . 58xi

Halaman ini sengaja dikosongkanxii

1BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangMotor Induksi merupakan salah satu mesin listrik yang berfungsiuntuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik. Motor induksisendiri sangat banyak diaplikasikan pada sebuah industri. Dari hasilstudi diketahui bahwa motor induksi mengkonsumsi 65% seluruh energilistrik yang ada pada sebuah industri [1]. Penghentian proses yang tidaksesuai jadwal dikarenakan kegagalan kerja pada motor induksi sangattidak diharapkan, karena hal ini dapat menyebabkan kerugian dalamjumlah besar [2]. Sebagai contoh kerugian yang ditimbulkan padaindustri off shore karena kegagalan motor induksi bisa mencapai 25.000/jam. Besarnya kerugian ekonomi yang ditimbulkan karenakegagalan kerja pada motor induksi untuk industri lain dapat dilihatpada Gambar 1.1 [3]. Kegagalan kerja pada motor induksi ini bisadisebabkan oleh banyak hal. Tetapi penyebab utama terjadinyakegagalan pada motor induksi ini adalah karena kegagalan bearing dankegagalan isolasi stator [4]. Kegagalan isolasi stator dapat disebabkanoleh pengaruh panas, listrik, mekanik, dan pengaruh dari lingkungan [5].Gambar 1.1 Estimasi kerugian per jam pada setiap industri [3]1

Sedangkan 80% dari kegagalan isolasi stator sendiri disebabkan olehisolasi antar belitan yang melemah [6]. Isolasi antar belitan yangmelemah ini akan menimbulkan hubung singkat antar belitan dan padaakhirnya menyebabkan degradasi pada belitan hingga kegagalan isolasiseluruh belitan [7]. Untuk menghindari hal tersebut maka harusdilakukan pengujian dan pemeliharaan motor secara terjadwal. Terdapatbanyak jenis pengujian untuk isolasi motor induksi, meskipun begitutidak ada tes yang bisa menilai secara langsung integritas isolasi antarbelitan selain tes surja. Maka dari itu digunakanlah tes surja untukmengetahui pelemahan isolasi antar belitan [8]. Keuntungan utama darites surja dibandingkan tes lain yaitu tes ini dapat diaplikasikan keberbagai macam belitan dengan desain dan level tegangan yang berbedadan tes ini juga dapat mendeteksi degradasi isolasi pada belitan sebelumterjadi kerusakan total [9]. Prinsip dasar dari tes surja adalahmembangkitkan tegangan surja berfrekuensi osilasi pada belitan motorinduksi. Lalu tegangan surja tersebut dibaca oleh osiloskop dan hasilbaca oleh osiloskop akan dianalisis menggunakan sebuah metode.Terdapat beberapa metode untuk menganalisi gelombang surja [10,11].Dan metode terbaik untuk menganalisis gelombang surja tersebut adalahmetode Error Area Ratio (EAR) [6]. Dari metode EAR inilah akandidapatkan nilai yang dapat menentukan apakah kondisi isolasi antarbelitan bermasalah atau tidak, sehingga dapat menentukan kelayakanoperasi motor induksi tersebut.Untuk kelas industri sendiri nilai EAR yang didapatkan dari tessurja harus akurat. Sedangkan nilai EAR ini juga dipengaruhi olehkomponen-komponen yang ada pada peralatan tes surja. Oleh karena itutujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mendesain peralatan tes surjayang dapat memenuhi standar industri. Untuk memenuhi standartersebut maka pada tugas akhir ini akan dilakukan penelitian untukmengetahui pengaruh komponen-komponen peralatan tes surja terhadaphasil tes surja dan nilai EAR yang didapatkan. Dan adapun manfaatmanfaat yang diharapkan pada tugas akhir ini yaitu penelitian inidiharapkan dapat mendukung penilitian kedepannya, khususnya padabidang deteksi kerusakan motor induksi, diharapkan dapat digunakansebagai acuan untuk membuat peralatan tes surja dan menjalankanpengujian surja, dan diharapkan dengan adanya acuan tersebut, makadeteksi kerusakan isolasi antar belitan motor induksi akan menjadi lebihmudah. Lalu metodelogi yang digunakan pada tugas akhir ini yaitupertama mendasain dan membuat peralatan uji, kedua pengujian dan2

analisis, ketiga penarikan kesimpulan, dan terakhir penyusunan buku.Selain itu batasan-batasan masalah yang ada pada penelitian dan tugasakhir ini yaitu pertama peralatan-peratan tes surja dengan ratingtegangan 1.5 kV. Kedua komponen-komponen yang divariasikan untukmngetahui pengaruh komponen tersebut terhadap hasil tes surja yaitukapasitansi kapasitor peralatan tes surja, resistansi tes surja, dantegangan tes surja. Ketiga pengambilan dan pengolahan data tes surjamenggunakan LabVIEW dan PXIe. Keempat analisis tegangan surjamenggunakan metode Error Area Ratio (EAR). Dan terakhir belitan ujiyang digunakan untuk menganalisis akurasi komponen yaitu belitanmotor induksi tiga fasa tegangan rendah dengan beberapa kondisi yangdimodifikasi yaitu: kondisi isolasi antar belitan yang normal, kondisiisolasi antar belitan yang terhubung singkat, dan kondisi isolasi antarbelitan yang rusak.1.2Sistematika PenulisanSistematika yang digunakan pada penelitian ini yaitu pertamapendahuluan. Pendahuluan merupakan bab yang membahas tentang latarbelakang penelitian, permasalahan yang ada dilapangan, tujuan danmanfaat dari penelitian ini, batasan masalah, dan sistematika daripenulisan tugas akhir ini. Kedua yaitu dasar teori, yang pada bab inidijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam tugas akhir ini.Ketiga yaitu desain peralatan dan pengujian. Pada bab ini akan dibahasmengenai desain sistem yang digunakan, desain peralatan tes surja daneksperimen tes surja pada belitan motor induksi tiga fasa teganganrendah. Lalu pada bab empat yaitu hasil eksperimen dan analisis. Padabab ini membahas pemaparan data yang telah diambil dan juga berisikananalisis dari hasil eksperimen tes surja pada belitan motor induksi tigafasa tegangan rendah. Dan pada bab terakhir yaitu penutup. Bab iniberisikan kesimpulan dan saran pada tugas akhir ini.3

Halaman ini sengaja dikosongkan4

22.1BAB IITES SURJAMotor InduksiMotor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yangpaling banyak penggunaannya. Berdasarkan jenis sumbernya, motorinduksi dibagi menjadi 2 jenis yaitu motor induksi 3 fasa dan motorinduksi 1 fasa. Motor induksi 3 fasa dioperasikan pada sistem tenaga 3fasa dan umumnya digunakan untuk industri. Sedangkan motor induksi1 fasa dioperasikan pada sistem tenaga 1 fasa dan umumnya digunakanpada peralatan rumah tangga.Motor induksi seperti motor pada umunya yaitu memiliki statordan rotor. Stator merupakan bagian yang diam dan mempunyaikumparan yang menginduksikan medan elektromagnetik kepadakumparan rotornya. Sedangkan rotor merupakan bagian yang bergerakakibat induksi magnet dari kumparan stator. Berdasarkan konstruksirotornya motor induksi dibagi menjadi dua jenis yaitu rotor sangkar danrotor belit. Seperti pada Gambar 2.1 contoh motor induksi dengan rotorsangkar dan dengan rotor belit.Gambar 2.1 (a) rotor sangkar, (b) rotor belit,(c) stator [12]5

Cara kerja motor induksi yaitu mula-mula stator akanmenginduksikan tegangan ke rotor. Karena rotor merupakan rangkaiantertutup maka timbulah arus, adanya arus didalam medan maka timbulahgaya yang pada akhirnya akan memutar rotor [13]. Perbedaan putaranrelatif antara stator dan rotor disebut slip. Stator motor induksi berisikanbelitan yang memiliki nilai induktansi tertentu, dan setiap fasanya harusmemiliki nilai induktansi yang sama agar medan yang dibangkitkanseimbang. Salah satu penyebab nilai induktansi setiap fasa tidak samaadalah karena adanya short antar belitan, dan hal ini bisa menyebabkankerusakan pada bearing hingga bagian lainnya pada motor [27].2.2Isolasi Mesin ListrikIsolasi sering sekali menjadi salah satu faktor pembatas dalammendesain mesin listrik. Jika ketebalan isolasi meningkat maka ruangkonduktor untuk membawa arus akan berkurang. Sehingga konduksipanas pada konduktor juga terbatas [7]. Maka dari itu terdapat syaratsyarat yang harus dimiliki sistem isolasi pada stator mesin listrik, yaitu:1. Kekuatan dielektrik yang tinggi2. Ketahanan yang tinggi terhadap partial discharge3. Konduktivitas termal yang tinggi4. Ketahanan yang tinggi terhadap abrasi (goresan)5. Ketahanan yang tinggi untuk tape speration yang dipengaruhipemanasan termal6. Ketahanan yang tinggi terhadap kelembaban dan uap minyakSistem isolasi mesin listrik terdiri dari lima subsistem isolasi yaitusebagai berikut:1. Isolasi antar belitan (turn to turn insulation)Isolasi ini terletak diantara belitan pada kumparan. Isoalsi inibiasanya dalam bentuk lapisan enamel pada kawat.2. Isolasi antar fasa (phase to phase insulation)Isolasi terletak antar kumparan yang berdekatan dalamkelompok fasa yang berbeda.3. Isolasi fasa ke ground (phase to ground insulation)Isolasi ini terletak antar belitan dengan bagian struktural darimotor.4. Slot wedge insulation systemIsolasi ini merupakan slot wedge yang memegang sekaligusmenopang konduktor yang ada dalam slot.5. Impregnation insulation system6

Isolasi ini merupakan impregnasi yang digunakan untukmenyatukan semua kumparan dan juga untuk mengisi ruangudara sehingga memberikan perlindungan terhadapkontaminan. Impregnasi ini merupakan bentukan cairan yangnantinya akan mengeras seperti batu.Gambar 2.2 Sistem isolasi mesin listrik [7]Dan berdasarkan klasifikasi NEMA sistem isolasi listrik dibagimenjadi beberapa kelas seperti kelas O, A, B, F, H dan C. Setiap kelastersebut memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap temperaturtertentu.2.3Kegagalan Isolasi Antar Belitan Pada Stator MotorKegagalan isolasi antar belitan pada stator motor dapat disebabkanoleh banyak hal yaitu: (1) karena usia, (2) sebab listrik, (3) sebabmekanik, (4) sebab termal, (5) pengaruh lingkungan [7]. Penurunan kualitas isoalasi yang disebabkan usia yaitu karenakerapuhan, penyusutan, dan retakan pada isolasi. Sebab listrik yaitu karena adanya corona, lightning switch surge,unbalance voltages, efek panas berlebih dan kegagalan tes.Unbalance voltage akan menimbulkan arus urutan negatif dan padaakhirnya timbul panas berlebih. Panas berlebih ini nantinya akanmempengaruhi isolasi stator. Selain itu dampak dari kelebihanbeban adalah timbul panas berlebih pada belitan stator, tekananmekanik pada belitan dan akhirnya akan menyebabkan degradasi7

pada isoasi antar belitan (turn to turn), coil to coil, phase to phase,dan coil to ground. Sebab mekanik yaitu vibrasi, wedges longgar, karena pengaruhkincir kipas, korelasi yang longgar, dan benda asing. Sebab termal yaitu beban lebih, panas berlebih yang muncul karenakegagalan isolasi, dan karena tape speration. Sebab lingkungan dan kontaminasi yaitu masuknya partikel debu,kelembaban, minyak, dan partikel magnetik.Contoh gambar kerusakan isolasi antar belitan pada stator motor listrikdapat dilihat pada Gambar 2.3. Gambar tersebut memberikan contohsebuah degradasi isolasi karena munculnya hot spot yang ditimbulkanoleh kegagalan isolasi antar belitan.Gambar 2.3 Kerusakan isolasi antar belitan [14]2.4Tes SurjaBanyak fakta mengatakan bahwa kegagalan motor listrik dimulaikarena adanya hubung singkat antar belitan. Hubung singkat ini akanmenyebabkan timbulnya hot spot dan pada akhirnya degradasi isolasipada belitan hingga kegagalan isolasi seluruh belitan. Mekanisme darikegagalan ini mungkin akan membutuhkan waktu yang lama,bergantung pada karakteristik operasi motor. Dan kegagalan seperti initidak dapat dideteksi oleh insulation resistance test ataupun hi-pot test8

dikarenakan sifat alaminya. Namun diketahui bahwa kegagalan jenis inidapat dideteksi oleh tes surja [13].Prinsip dasar dari tes surja yaitu dengan mengaplikasikan pulsashort current dengan rise time tertentu pada belitan stator mesin listriksehingga timbul tegangan induksi antar belitan [3]. Jika tegangan lebihbesar dari kemampuan isolasi maka akan timbul hubung singkat. Prosesini dapat dideteksi dengan cara mengamati respon impuls yang timbulpada belitan motor atau biasa disebut gelombang surja seperti padaGambar 2.4.Pada proses dilapangan, muatan kapasitor akan diisi hingga leveltegangan tertentu dan muatan tersebut akan dilepas pada sebuah belitanmotor melalui sebuah saklar. Berdasarkan rumus orde dua makakapasitor dan belitan motor akan membentuk rangkaian RLC sepertiGambar 2.5.Gambar 2.4 Tegangan surja pada tes surjaGambar 2.5 Rangkaian ekivalen tes surja [6]9

Gelombang surja yang terbentuk oleh tes surja akan memilikifrekuensi osilasi sesuai dengan persamaan berikut [16]:(2.1) Dikarenakan nilaijauh lebih kecil darimaka persamaan dapatdireduksi menjadi [16]: (2.2)Keterangan: frekuensi osilasi induktansi belitan motor kapasitansi kapasitor surja resistansi total rangkaianJika isolasi antar belitan mengalami pelemahan maka akan terjadishort antar belitan sehingga nilai induktansi akan berkurang. Sesuasidengan persamaan, maka nilai frekuensi akan bertambah ketika nilaiinduktansi berkurang karena terjadinya short tersebut.2.5IEEE 522 Rise Time dan Rekomendasi Tegangan UjiBerdasarkan observasi, distribusi tegangan surja pada belitantidaklah linier. Rise time yang cepat akan menginduksi tegangan surjahingga akhir ujung kumparan. Besar tegangan pada akhir ujungkumparan juga dipengaruhi oleh frekuensi tinggi pada impulse surjayang bergerak pada belitan [15].Karena fenomena tersebut, IEEE 522 merekomendasikan berbagaitegangan uji berdasarkan rise time tegangan surja tersebut. Sedangkanrise time disini merupakan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang surjadari kondisi 0 V hingga menuju tegangan puncak. Contoh rise timetegangan surja dapat dilihat pada Gambar 2.6. Untuk gelombang denganrise time 0 hingga 100 ns, direkomendasikan tegangan uji sebesar 1 pu.10

Untuk gelombang dengan rise time antara 100 ns dan 1.2 μs,rekomendasi tegangan uji adalah 3.5 pu. Sedangkan gelombang denganrise

3.2.4 NI PXIe-1073, NI PXIe-5122 dan Probe Tegangan Tinggi . 27 3.3 Perancangan Software .27 3.3.1 Perancangan Program Arduino .28 3.3.2 Perancangan Program LabVIEW .28 3.4 Perancangan Perangkat Motor Induksi.

Related Documents:

3. Tahap Desain Pada tahap desain ini, perancangan sistem dibuat dengan model pengembangan sistem yang meliputi: Use case, Sequence Diagram, Activity Diagram Desain Input dan Desain Output. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah: a. Merancang peralatan, baik software maupun hardwar

Panduan Penggunaan Peralatan Praktik 1 Bidang Pemesinan dan Konstruksi Hakikat Ruang & Peralatan Praktikum Mesin & Konstruksi A Ruang dan peralatan untuk mencoba dan mempraktikkan modul modul pembelajaran yang berkaitan dengan praktikum mesin dan konstruksi Membiasakan siswa dengan alat alat kerja dalam bidang permesinan dan konstruksi

E. KOMPETENSI Modul ini merupakan subkompetensi Mengoperasikan peralatan tangan dan peralatan mesin sebagai alat bantu dalam operasi sistem kelistrikan dan sistem keelektronikaan yang menjadi salah satu unsur untuk membentuk kompetensi mengoperasikan peralatan industri berbasis peralatan elektronik. Uraian subkompetensi ini dijabarkan seperti ini.

Arsitektur dan Desain Riset Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan . Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur, . itu, dukungan kebijakan, sumber daya dan pengalokasiannya. Belum lagi mekanisme .

22 BAB II KERANGKA TEORI DESAIN GRAFIS, KONSEP DAKWAH DAN DESAIN GRAFIS SEBAGAI SENI DAKWAH A. Desain Grafis 1. Pengertian desain grafis Graphic, atau Grafis dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Yunani Graphein yang berarti menulis atau menggambar. Sementara itu, istilah Seni

perpaduan warna,teks,dan gambar yang sesuai dengan isi dan tujuan CMS. c. Desain isi Melakukan perancangan modul dari aplikasi CMS.Desain dirancang berdasarkan kebutuhan informasi yang telah diidentifikasi pada proses analisis.Desain basis data dilakukan yaitu desain model logic,desain mod

a. Pemodelan kebutuhan. b. Pemodelan data dan proses menggunakan DFD dan Flow Diagram. c. Strategi pengembangan. 3. Desain Tahapan desain adalah tahapan dimana spesifikasi sistem secara lengkap dibuat berda-sarkan kebutuhan yang telah direkomendasikan pada tahap sebelumnya. Tahap desain terdiri dari: a. Desain Database b. Desain User Interface

M. Peskin and D. Schroeder, An Introduction to Quantum Field Theory This is a very clear and comprehensive book, covering everything in this course at the right level. It will also cover everything in the \Advanced Quantum Field Theory" course, much of the \Standard Model" course, and will serve you well if you go on to do research. To a large extent, our course will follow the rst section of .