BAB I METODE TAKHRIJ, SYARAH DAN KRITIK HADITS A. Metode .

3y ago
153 Views
8 Downloads
7.91 MB
334 Pages
Last View : 9d ago
Last Download : 3m ago
Upload by : Harley Spears
Transcription

BAB IMETODE TAKHRIJ, SYARAHDAN KRITIK HADITSA. Metode Takhrij1. Pengertian Takhrij HaditsTakhrij menurut lughat (bahasa) berasal dari kata‗kharaja‘, yang berarti ‗tampak‘ atau ‗jelas‘. Takhrijsecara bahasa juga berarti istinbath (mengeluarkan),tadrib (memperdalam) dan taujih (menampakkan). 1Menurut istilah muhadditsin (ahli hadits), takhrijdiartikan dalam beberapa pengertian:a) Sinonimdariikhraj,yakniseorangrawimengutarakan suatu hadits dengan menyebutkansumber keluarnya (pemberita) hadits tersebut.b) Mengeluarkanhadits-haditsdarikitab-kitab,kemudian menyebutkan sanad-sanadnya.1Endang Soetari Ad, Ilmu Hadits: Kajian Riwayah danDirayah, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), hlm. 1541

c) Menukil hadits dari kitab-kitab sumber (diwanhadits)denganmenyebutsanadnyasertadijelaskan martabat haditsnya.Rumusan Mahmud al-Thahan tentang ta‟riftakhrij adalah:―Takhrij ialah penunjukan terhadap tempat haditsdalam sumber aslinya yang dijelaskan sanad danmartabatnya sesuai dengan keperluan‖ 2Takhrtij secara istilahi juga berarti:2Ibid.2

“Mengembalikan (menelusuri kembali ke asalnya)hadits-hadits yang terdapat di dalam berbagai kitabyang tidak memakai sanad kepada kitab-kitabmusnad, baik disertai dengan pembicaraan tentangstatus hadits-hadits tersebut dari segi shahih ataudha'if, ditolak atau diterima, dan penjelasan tentangkemungkinan illat yang ada padanya, atau hanyasekedar mengembalikannya kepada kitab-kitab asal(sumber)-nya.3Para muhadditsin mengartikan takhrij haditssebagai berikut:a) Mengemukakanhaditspadaorangbanyakdengan menyebutkan para periwayatnya dalamsanad yang telah menyampaikan hadits itudenganmetodeperiwayatantempuh.3Nawir Yuslem, Ulum, hlm. 3933yangmereka

b) Ulama mengemukakan berbagai hadits yang telahdikemukakan oleh para guru hadits, atau kan riwayat sendiri, atau para gurunya,siapa periwayatnya dari para penyusun kitab ataukarya tulis yang dijadikan sumber pengambilan.c) itabdanmengatakandalam kitab Fath al-Mughits sebagai an hadits-hadits dari dalam ajza‘, almasikhat, atau kitab-kitab lainnya. Kemudian,hadits tersebut disusun gurunya atau temantemannya dan sebagainya, dan dibicarakankemudian disandarkan kepada pengarang ataupenyusun kitab itu.‖d) Dalalah, yaitu menunjukkan pada sumber haditsasli dan menyandarkan hadits tersebutpadakitab sumber asli dengan menyebutkan perawipenyusunnya.e) Menunjukkan atau mengemukakan letak asalhadits pada sumbernya yang asli, yakni kitab4

yang di dalamnya dikemukakan secara lengkapdengan sanadnya masing-masing, lalu untukkepentingan penelitian, dijelaskan kualitas sanadhadits tersebut.4Dari uraian definisi di atas, takhrij dapatdijelaskan sebagai berikut:a)Mengemukakan hadits pada orang banyak denganmenyebutkan para rawinya yang ada dalam sanadhadits skan sumber pengambilannya dari an riwayat yang telah unya, dan yang er pengambilannya dari kitab-kitab yang didalamnya dijelaskan metode periwayatannya dansanad hadits-hadits tersebut, dengan metode dankualitas para rawi sekaligus haditsnya.4M Syuhudi Ismail, Metode Penelitian Sanad Hadits,(Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 41-425

Dengandemikian,pen-takhrij-anhadits,penelusuran atau pencarian hadits dalam berbagai kitabhadits (sebagai sumber asli dari hadits yang dilacak),baik menyangkut materi atau isi (matan), maupun jalurperiwayatan (sanad) hadits yang dikemukakan.Yang dimaksud dengan menunjukkan letak haditspada uraian di atas, adalah menyebutkan berbagai kitabyang di dalamnya terdapat hadits yang sedang dicariseperti, hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari di dalamkitab Shahih-nya, atau kitab-kitab sejenis yang memuathadits ts yang asli‘, adalah kitab-kitab hadits yangmenghimpun hadits-hadits Nabi Muhammad saw yangditemukan oleh penulis kitab tersebut dari para ammad saw.Yang dimaksud dengan ‗menjelaskan status dankualitas hadits tersebut ketika dibutuhkan‘, adalahmenjelaskan kualitas hadits tersebut apakah shahih,hasan atau dha'if. Apabila hal tersebut diperlukan, oleh6

karenanya, menjelaskan status dan tingkatan haditsbukanlah sebagai penyempurna yang akan butuhan bagi kaum Muslimin untuk diaplikasikandalam kehidupan.2. Latar Belakang TakhrijMenurut Anton Athoillah, latar belakang adanyatakhrij hadits sekurang-kurangnya sebagai berikuit:a) Hadits merupakan segala sesuatu yang disandarkankepada Rasulullah saw, sang pembawa risălah,sehingga segala sesuatu itu sangat berpeluangdianggap bernilai risălah. Adanya kepastian bahwamemang betul hal tersebut berasal dari sangpembawa risălah tadi itulah yang menyebabkanhadits perlu diteliti.b) Hadits tidak sempat dibukukan seperti ukanlah cara-cara tertentu yang kemudiandikenal dengan nama takhrij. Cara ini kemudiandidefinisikan sebagai proses penunjukan hadits padaal-Mashadir al-Ashliyyah kitab-kitab hadits induk7

yang mencantumkan hadits secara lengkap sanad danmatannya untuk kemudian dilakukan perlukan.c) Secara empirik, periwayatan hadits berlangsungdengan mempergunakan dua cara; yaitu 1) riwayathadits bi al-lafzh dan 2) riwayat hadits bi al-ma‟na.Cara pertama, riwayat hadits bi al-lafzh adalah carameriwayatkan hadits yang dilakukan oleh paraperawi dengan mempergunakan redaksi yang samaantara riwayat yang diterimanya dari adariwayatmuridnyaberikutnya). Sementara itu, cara kedua,yang(generasiriwayathadits bi al-ma‟na adalah cara meriwayatkan an redaksi yang berbeda antara ya) dengan riwayat yang disampaikannyakepada muridnya (generasiberikutnya).Dalamperbedaan redaksi itu, boleh jadi terdapat kesamaanmakna. Namun, tidak tertutup kemungkinan, terdapat8

pula perbedaan makna yang ditangkap oleh perawiberikutnya, sehingga pemahaman terhadap maknayang terkandung dalam matan hadits pun menjadiberbeda.d) Ketika sampai pada tahap kodifikasinya, banyakhadits yang ‗tidak sempat diteliti‘ oleh paramudawwin-nya, sehingga banyak hadits yang tidakdiketahui kepastian kualitasnya. Kalaupun sempatditeliti, ternyata ‗hanya‘ kitab Shahihain (ShahihBukhari dan Shahih Muslim) yang ‗selamat‘dari‗cacat‘ yang terdapat pada hadits selama prosesperiwayatan dan kodifikasinya. Di luar dua kitabtersebut, hadits masih memerlukan penelitian ulang.e) Hadits yang tidak diketahui kepastian kualitasnya itutampak sudah ‗terlanjur‘ dibaca, dipahami, dikutip(dan karenanya diyakini sebagai bagian risalah) olehgenerasiyang datang yaitupun,kasarnya, tampak tercampur antara hadits yangdiketahui kepastian kualitasnya dan yang tidak.55Anton Atoillah, Kuliah Ilmu Hadits, (Bandung: 16Nopember, 2007)9

3. Tujuan dan Manfaat Takhrij HaditsPenguasaan tentang Ilmu Takhrij sangat penting,bahkan merupakan suatu kemestian bagi setiap ilmuanyang berkecimpung di bidang ilmu-ilmu kesyari‘ahan,khususnya yang menekuni bidang hadits dan IlmuHadits. Dengan mempelajari kaidah-kaidah dan metodetakhrij, seseorang akan dapat mengetahui bagaimanacara untuk sampai kepada suatu hadits di dalam sumbersumbernya yang asli yang pertama kali disusun oleh paraulama yang mengkodifikasi hadits. Dengan mengetahuihadits tersebut di dalam buku-buku sumbernya yang asli,sekaligus akan mengetahui sanad-sanad-nya, dan hal iniakan memudahkan untuk melakukan penelitian sanaddalam rangka untuk mengetahui status dan kualitasnya.Kebutuhan ini akan sangat dirasakan ketika menyadaribahwa sebagian para penyusun kitab-kitab dalam bidangFiqh, Tafsir dan Sejarah yang memuat hadits-hadits Nabisaw, tidak menuliskan hadits-hadits tersebut secarasempurna; mereka kadang-kadang hanya meringkas haditshadits tersebut pada bagian-bagian yang mereka perlukansaja, atau pada saat tertentu mereka menuliskan lafadzhaditsnya dan pada saat yang lain maknanya saja,10

bahkan kadang-kadang ada yang menuliskan lafadzhaditsnya namun tanpa menyebutkannya sebagai hadits.Selain itu, juga terdapat penyebutan hadits tanpamemberikan klarifikasi apakah statusnya marfŭ', mauqūf,atau maqthŭ‟ yang tentunya berlanjut kepada status dankualitas hadits tersebut.Selanjutnya, mengenai tujuan dan manfaat takhrijhadits ini, 'Abd al-Mahdi melihatnya secara terpisahantara yang satu dan yang lainnya. Menurut 'Abd alMahdi, yang menjadi tujuan dari takhrij adalahmenunjukkan sumber hadits dan menerangkan ditolakatau diterimanya hadits tersebut. Dengan demikian, adadua hal yang menjadi tujuan takhrij, yaitu: (1) hui kualitas dari suatu hadits, apakah dapatditerima (shahih atau hasan) atau ditolak (dha'if).Sedangkan manfaat takhrij menurut 'Abd alMahdi sebagai berikut:a) Memperkenalkan sumber-sumber hadits, kitabkitab asal dari suatu hadits beserta ulama yangmeriwayatkannya.11

b) Menambah perbendaharaan sanad hadits melaluikitab-kitab yang ditunjukkannya.c) Memperjelas keadaan sanad, sehingga dapatdiketahui apakah munaqthi‘ atau lainnya.d) Memperjelas hukum hadits dengan banyaknyariwayat, seperti hadits dha'if melalui suaturiwayat maka dengan takhrij kemungkinan akandidapati riwayat lain yang dapat mengangkatstatus Hadits tersebut kepada derajat yang lebihtinggi.e) Mengetahuipendapat-pendapatparaulamasekitar hukum hadits.f) Memperjelas perawi hadits yang sama, karenadengan adanya takhrij dapat diketahui namaperawi yang sebenarnya secara lengkap.g) Memperjelas perawi hadits yang tidak diketahuinamanya melalui perbandingan di antara sanadsanad.h) Dapatmenafikanpemakaian‗andalamperiwayatan hadits oleh seorang perawi mudallis.Dengan didapatinya sanad yang lain yangmemakaikatayang12jelaskebersambungan

sanadnya, maka periwayatannya yang memakai‗an tadi akan tampak pula kebersambungansanadnya.i) Dapat menghilangkan kemungkinan terjadinyapercampuran riwayat.j) Dapat membatasi nama perawi yang sebenarnya.Hal ini karena mungkin saja ada perawi-perawiyang mempunyaikesamaangelar. Denganadanya sanad yang lain, maka nama perawi ituakan menjadi jelas.k) Dapat memperkenalkan periwayatannya yangtidak terdapat dalam satu sanad.l) Dapat memperjelas arti kalimat asing yangterdapat dalam satu sanad.m) Dapat menghilangkan syadz (kesendirian riwayatyang menyalahi riwayat perawi yang lebih gan riwayat.n) Dapat membedakan hadits yang mudraj (yangmengalami penyusupan sesuatu) darilainnya.13yang

o) Dapat mengungkap hal-hal yang terlupakan ataudiringkas oleh perawip) Dapat mengungkap hal-hal yang terlupakan ataudiringkas oleh seorang perawi.q) Dapat membedakan antara proses an dengan makna saja.r) Dapat menjelaskan masa dan tempat kejadiantimbulnya hadits.s) Dapat menjelaskan sebab-sebab timbulnya haditsmelalui perbandingan sanad-sanad yang ada.t) Dapat mengungkap kemungkinan dingan sanad yang ada.64. Cara Pelaksanaan TakhrijDalam melakukan takhrij hadits, menurut EndangSoetari Ad, ada tiga langkah kegiatan, yaitu:6Abu Muhammad Abdul Mahdi bin Abd. Qadir, ThuruquTakhrij Haditsu Rasulullah Saw, terj. HS Agil Husain AlMunawwar, Cara Mentakhrij Hadits Rasulullah, (Semarang: DinaUtama, 1994), hlm. 8714

a) Al-Dilalah, al-Tautsiq, al-Naql, atau alAkhdzuAl-Tautsiq adalah penelusuran, penukilan danpengutipan hadits dari al-Mashadir al-Ashliyyah, baikdari kitab Mushannaf, kitab Musnad, Sunan dan Shahih,atau kitab lainnya yang mengoleksi hadits secaralengkap rawi, sanad, dan matanya, dengan cara:(1) Bila diketahui nama rawi sahabat, maka an urutan rawi sahabat, seperti kitabMusnad, kitab Mu‟jam, dan kitab Athraf.(2) Bila diketahui tema atau maudhu‟ hadits, makapencarian hadits menggunakan kitab Mushannafyangpenyusunnyaberdasarkan bab-babMaudhu‟i, seperti kitab Muwaththa‟, Sunan, danShahih, dengan melihat Fahras-nya.(3) Bila diketahui lafazh awal matan, maka pencarianhadits menggunakan kitab Miftah, Fahras danMu‟jam, seperti kitab al-Jami‟ al-Shaghir (alSuyuthi)(4) Bila diketahui salah satu lafazh matan, makadigunakan kitab Mu‟jam, seperti kitab al-Mu‟jam15

al-Mufahras li Alfazh al-Hadits al-Nabawi (AJWensink dan Muhammad Abdul Al-Baqi)(5) Bila diketahui sifat hadits dari segi rawi, sanaddan matannya, sehingga diketahui kualifikasi haditstersebut, maka dapat mencarinya melalui kitab kumpulanhadits-hadits tertentu.7Dewasa ini dapat melakukan penelusuran danpenukilan hadits melalui fasilitas CD Komputer, sebabtelah dibuat CD kitab Mu‟jam dan kitab Mashadir-nya,antara lain CD Maktabah Syamilah.b) Tashhih dan I’tibarTash-hih adalah menentukan kualitas haditsdengan menilai rawi, sanad dan matan, menurut kriteriakeshahihannya dengan menggunakan kaidah dirayahseperti yang telah diurai dalam ilmu-ilmu hadits tentangrawi, sanad dan matan, dan bahkan telah dihimpundalam kitab-kitab pembantu yang praktis.Untuk melengkapi, pembanding atau substitusidari tash-hih, diakukan i‟tibăr, dalam makna penentuan7Endang Soetari Ad, Syarah, hlm. 29-3016

kualitas hadits atas dasar petunjuk (qarinah), baik darijenis kitabnya (i‟tibar diwan), dari penjelasan kitabSyarah (i‟tibar syarah), dan pembahasan kitab „Ilmu(i‟tibar fan) apalagi yang bersifat muqaranah.85. Kitab yang Diperlukan dalam Takhrij HaditsDalam melakukan takhrij hadits, seseorangmemerlukan kitab-kitab tertentu yang dapat dijadikanpegangan atau pedoman sehingga dapat melakukankegiatan takhrij secara mudah dan mencapai sasaranyang dituju

pencarian hadits menggunakan kitab Mushannaf yang penyusunnya berdasarkan bab-bab Maudhu‟i, seperti kitab Muwaththa‟, Sunan, dan Shahih, dengan melihat Fahras-nya. (3) Bila diketahui lafazh awal matan, maka pencarian hadits menggunakan kitab Miftah, Fahras dan Mu‟jam, seperti kitab al-Jami‟ al-Shaghir (al-Suyuthi)

Related Documents:

BAB 1: -Kaedah takhrij-Tatacara kerja dalam takhrij hadis-Mukaddimah awal dalam meneliti keadaan hadis serta penentuan kaedah termudah dalam takhrij. Fasal 3: Kaedah Takhrij-Kaedah Pertama: Takhrij menerusi lafaz gharib atau penting. - Jenis kitab kaedah ini - Pengenalan al-Mu’jam al-Mufahras - Peringkat takhrij menerusi

PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian yaitu (a) metode deskriptif, (b) metode eksperimen, (c) metode historis, (d) metode pengembangan, (e) metode tindakan, dan (f) metode kualitatif.

7. Metode Exstended Quadratic Interior Point (EQIP) Sama dengan metode Karmakar, metode EQIP merupakan salah satu metode untuk menyelesaikan masalah program linier. Metode EQIP adalah metode deterministik yang merupakan pengembangan metode Karmakar. Metode EQIP dikembangakan oleh James A. Momoh. Metode EQIP bisa digunakan untuk

E. Kitab-Kitab yang Diperlukan dalam Takhrij Hadits3 Dalam melakukan takhtij hadits, kita memerlukan kitab-kitab yang berkaitan dengan takhrij hadits ini. Adapun kitab-kitab tersebut antara lain sebagai berikut. a. Hidayatul bari ila tartibi Ahadisil Bukhari Kitab ini disusun oleh Abdur Rahman Ambar Al-Misri At-Tahtawi, kitab

Buku Keterampilan Dasar Tindakan Keperawatan SMK/MAK Kelas XI ini disajikan dalam tiga belas bab, meliputi Bab 1 Infeksi Bab 2 Penggunaan Peralatan Kesehatan Bab 3 Disenfeksi dan Sterilisasi Peralatan Kesehatan Bab 4 Penyimpanan Peralatan Kesehatan Bab 5 Penyiapan Tempat Tidur Klien Bab 6 Pemeriksaan Fisik Pasien Bab 7 Pengukuran Suhu dan Tekanan Darah Bab 8 Perhitungan Nadi dan Pernapasan Bab .

Texts of Wow Rosh Hashana II 5780 - Congregation Shearith Israel, Atlanta Georgia Wow ׳ג ׳א:׳א תישארב (א) ׃ץרֶָֽאָּהָּ תאֵֵ֥וְּ םִימִַׁ֖שַָּה תאֵֵ֥ םיקִִ֑לֹאֱ ארָָּ֣ Îָּ תישִִׁ֖ארֵ Îְּ(ב) חַורְָּ֣ו ם

bab ii penerimaan pegawai . bab iii waktu kerja, istirahat kerja, dan lembur . bab iv hubungan kerja dan pemberdayaan pegawai . bab v penilaian kinerja . bab vi pelatihan dan pengembangan . bab vii kewajiban pengupahan, perlindungan, dan kesejahteraan . bab viii perjalanan dinas . bab ix tata tertib dan disiplin kerja . bab x penyelesaian perselisihan dan .

Quality level according to API 6A - PSL 1, 2 or 3. 1. In the trunnion mounted design configuration, the ball is supported by bearing, held in position by the valve closures. This configuration allows to discharge any side loads on the valve body, enabling a smoother operation of the ball, minimizing the operating torque and reducing seat seal wear. 2. Anti-Blow Out stem design. 3. Standard .