Mengapa Iman Al-Bukhari Menulis Kitab Shahihnya

3y ago
50 Views
2 Downloads
513.77 KB
23 Pages
Last View : 1m ago
Last Download : 2m ago
Upload by : Casen Newsome
Transcription

MENGAPA IMAM AL-BUKHARIMENULIS KITAB SHAHIHNYAMengenal Sisi Lain Shahih al-BukhariOleh: Ustadz Abu Unaisah Abdul Hakim bin Amir Abdat خفظه اهلل Publication: 1434 H 2013 MMENGAPA IMAM AL-BUKHARI MENULIS KITAB SHAHIHNYAMengenal Sisi Lain Shahih al-BukhariOleh: Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat خفظه اهلل Sumber: Majalah As-Sunnah No.1 Thn. XVI 1433 H/2012 MDownload 520 eBook Islam diwww.ibnumajjah.wordpress.com

Imam al-Bukhari رمحه اهلل menceritakan kepada kita di antarasebab-sebab beliau menulis kitab Shahihnya: صزّا َ َ لَىِ جَ َوعِحُنِ كِحَابّا هُخِح :َ َفقَال ، كٌَُّا عٌِِدَ إِسِحَاقَ بِ ُي رَاهُىٌَِه لِصَحٍِِحِ سٌَُّ ِة رَسُىِلِ اهللِ صلى علٍه وسلن "Kami pernah berada bersama Ishaq bin Rahuwaih,1 lainbeliau berkata (kepada kami para pelajar hadits), ngkas khusus (hadits-hadits) yang Shahih saja dariSunnah Rasulullah صلى اهلل علٍه وسلن ."ِ فََأخَذْتُ ِفًِ جَوِعِ الْجَاهِعِ الصَّحٍِِح ،ًِ فَىَقَعَ ِفًِ قَلْب :َ قَال Imam al-Bukhari mengatakan, "Maka perkataan beliau itumeresap ke dalam hatiku, lalu aku mulai mengumpulkan(menulis) al Jami’ush Shahih".Beliau رمحه اهلل juga mengatakan:ُ ث هِيَ الصَّحٍِِحِ َأكَْثز ُ ِال صَحٍِِحّا َوهَاَج َز ْك َّ لَنِ ُأ َخزِّجِ ِفًِ هَذَا اْلكِحَابِ إ 1Beliau Amirul Mu'minin fil Hadits salah seorang Imam Ahlus Sunnahdan gurunya Imam al-Bukhari dan Sahabat dekat Imam Ahmad.

Tidak ada satupun hadits yang aku takhrij dalam kitab inimelainkan yang shahih dan hadits shahih yang akutinggalkan (tidak aku masukkan ke dalam kitab ini) masihlebih banyak lagi".2PENJELASAN DARI SEBAGIANPERKATAAN IMAM n(menulis) al-Jami’ush Shahih.Penjelasan: Beliau telah menamakan kitab Shahihnyadengan nama kitab al-Jami’, bukan kitab Sunan atau lainnya.Kitab hadits al-Jami’ adalah sebuah kitab hadits yangmengumpulkan seluruh bab-bab syari'ah seperti aqidah,ilmu, ahkam, tafsir, tarikh, adab, zuhud, manaqib, fitan,asyratus sa'ah (tanda-tanda hari Kiamat) dan hari Kiamat.Seperti yang dapat kita lihat dari puluhan judul kitab daribab-bab Syari'ah yang ada di al-Jami’ Shahih Bukhari.Demikian juga kitab al-Jami’ Shahih Muslim dan kitab alJami’ at-Tirmidzi. Kedua orang Imam besar ini -Muslim danat-Tirmidzi-adalah dua orang murid besar Imam al-Bukhari.Keduanya telah mengikuti manhaj guru mereka Imam al2Hadyus Sari Muqaddimah Fat-hul Bari' Syarah Shahih Bukharii (hlm.9) oleh al-Hafizh Ibnu Hajar.

Bukhari- dalam menyusun kitab hadits dengan nama alJami'.Perkataan beliau, "Tidak ada satupun hadits yang akutakhrij dalam kitab ini melainkan yang shahih."Maksudnya adalah:Pertama: hakikat takhrijul hadits ialah meriwayatkanhadits dengan sanad dari iwayatkan hadits dengan sanad darinya, dari gurunyadan seterusnya sampai kepada Nabi صلى اهلل علٍه وسلن atau rusnya. Oleh karena itu Imam al-Bukhari dan saudarasaudaranya sesama perawi hadits dinamakan mukharrij yaituorang yang mentakhrij hadits sesuai dengan ta'rif di atas.Kedua: Adapun ketika cara yang pertama yang tadi sayaterangkan tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan -yaitumeriwayatkan hadits dengan sanad darinya sendiri- sepertipada zaman kita sekarang ini, bahkan pada zaman-zamansebelumnya, disebabkan jarak yang demikian jauhnya, danhadits telah dicatat dan dikumpulkan oleh para Imam ahlihadits lengkap dengan sanadnya, maka takhrijul haditsuntuk cara yang kedua ialah meriwayatkan hadits darikitab-kitab hadits dengan mengumpulkan sanadnya

kemudian menghukumi hadits tersebut, apakah diahadits shah atau tidak ?"Inilah yang dinamakan takhrijul hadits. Oleh karena itupara Imam ahli hadits yang datang belakangan semuanyamenempuh cara yang kedua ini. Adapun semata-matameriwayatkan atau mengembalikan hadits kepada asalnyaseperti ungkapan hadits tersebut telah dikeluarkan oleh AbuDawud dan at-Tirmidzi dan Nasa-i dan lain-lain tanpamenghukumi hadits tersebut shah atau tidaknya, maka padahakikatnya itu bukanlah takhrijul hadits.Dari sini kita mengetahui, bahwa hakikat dari takhrijulhadits adalah ijtihad bukan taqlid. Yakni ijtihad dari seorangahlinya mentahrijnya setelah dia menempuh :Pertama; Mengumpulkan sanad, memeriksanya, kaitanlafazh-lafazhnyadanerat dengan status hukumsebuah hadits.Kedua; Melihat dan meneliti dengan cermat keputusanpara ahli hadits mengenai status hadits enyetujui sebagian ahli hadits yang menshahihkannya ataumendhaifkannya, dan adakalanya dia menyalahinya. Sebagaicontoh yang mudah untuk saat ini adalah Imam Dzahabi,ketika beliau mentakhrij hadits-hadits di kitab al Mustadrak

karya Imam Hakim. Adakalanya beliau menyetujui keputusanImam Hakim terhadap status hukum suatu hadits, lanjutnya, sebagian dari keputusan Dzahabi, juga telahdibantah oleh sebagian Ulama. Dan begitulah seterusnyayang menunjukkan kepada para pelajar yang rnendalamiilmu yang mulia ini, bahwa hakikat dari takhrijul haditsadalah sebuah ijtihad dari seorang yang ahli mentakhrijnya,bukan taqlid.Maka apabila keputusan status hukum terhadap haditsdiserahkan saja kepada ahlinya seperti dia mengatakan,bahwa hadits tersebut telah diserahkan oleh Imam fulan atautelah didha'ifkan oleh Imam fulan, maka ini adalah hkan keputusan hukum tersebut supaya dia jangandituduh sebagai pencuri.Tentunya hal yang demikian dibolehkan selama diamenyandarkannya dan menyerahkannya kepada ahlinya,bukan kepada orang-orang yang jahil atau yang bukanahlinya. Dibolehkannya taqlid dalam masalah ini, karenatidak ada seorangpun juga yang selamat meskipun dia orangyang ahli dalam sebagian pembahasan ilmiahnya, walaupuntidak menjadi kebiasaannya.

Adapun bagi orang-orang awam, maka seluruh keputusantakhrij diserahkan kepada ahlinya. Demikian juga bagi parapelajar ilmiah yang tidak mendalami ilmu yang mulia ini karena pada setiap ilmu ada orang yang mendalaminya danahlinya- mereka disamakan denganorang-orang awamdalam bab ini, maka seluruh keputusan takhrij diserahkankepada ahlinya.Sedikit saya panjangkan masalah takhrij ini karenaseringkali terjadi kesalahan ilmiah dari sebagian pelajarkhususnya para pemula yang mendalami ilmu yang mulia ini.Ilmu yang sangat besar ini yang membutuhkan waktu cukuplama sampai puluhan tahun untuk mempelajarinya dengankepandaian yang cukup serta kesabaran yang dalam.Perkataan beliau, "Tidak ada satupun hadits yang akutakhrij dalam kitab ini melainkan yang shahih."Maksudnya: Menurut keputusan beliau, bahwa semuahadits bersanad yang beliau takhrij dalam kitab shahihnyaadalah shahih. Inilah yang disebuat sebagai al ashlu atauyang asal dari kitab Shahih al-Bukhari atau al Jami’ushShahih yang beliau katakan semua haditsnya shahih.Tidak termasuk ke dalam al ashlu yang beliau maksudkandan syaratkan semua haditsnya shahih, adalah mkitabShahihnya ini. Tetapi adakalanya beliau maushulkan sendiridi kitab-kitab beliau yang lainnya, atau telah dimaushulkan

oleh para Imam ahli hadits di kitab-kitab mereka seperti olehImam Muslim di Shahihnya dan lain-lain sebagaimana telahsaya jelaskan pembahasannya dengan panjang lebar di kitabPengantar Ilmu Mushthalahul Hadits. Demikian juga denganatsar dari para Sahabat dan Tabi'in dan seterusnya.Adapun derajat dari hadits-hadits mu'allaq yang beliau رمحه اهلل tidak maushulkan di kitab Shahihnya ini ada yang shahih,hasan dan dha'if. Demikian juga dengan atsar. Dan, beliau رمحه اهلل sendiri telah memberikan isyarat-isyarat ilmiah denganlafazh-lafazh jazm dan tamridh sebagai pengantar bagi ahliilmuuntukmelanjutkan pemeriksaan danmenghukumiderajatnya. Saya kira -wallahu a'lam- al Hafizh Ibnu Hajar رمحه اهلل sebagai salah seorang Imam ahli hadits yang menjadikeajaiban zaman telah mengupas tuntas bab ini dalammuqaddimah dan syarahnya atas Shahih al-Bukhari yang taktertandingi sampai hari ini.Jika saudara bertanya, "Mengapa dalam kitab Shahih alBukhari masih ada hadits-hadits yang dha'if ?" Jawabannyaialah:Pertama: Telah ada jawabannyasebelum ini. Semogapara pembaca yang terhormat dapat membedakannya diantara al ashlu atau yang asal dari kitab takhrij Shahih alBukhari yang beliau رمحه اهلل syaratkan semua hadits-haditsnyashahih dengan yang bukan asal, tetapi hanya sebagai

penguat untuk istinbath (menyimpulkan suatu) hukum daribab-bab ilmiah yang beliau رمحه اهلل berikan pada setiap judulkitab dari kitab Shahihnya.Kedua: Dan, ini adalah sebuah syubhat yang seringkalidilemparkan oleh sebagian orang yang berbeda maksud dantujuannya dalam mensikapi Shahih al-Bukhari. Biasanya inimuncul dari mereka yang mempunyai tujuan dan maksudjahat untuk meremehkan dan merendahkan kitab Shahih alBukhari serta menafikan keshahihannya secara mutlak.Mereka mengatakan banyak sekali hadits-hadits dha'if dikitab Shahih al-Bukhari, bahkan sebagian dari merekasampai mengatakan terdapat ratusan hadits maudhu' (palsu)!!?Perkataan ini selain tidak mempunyai pembuktian ilmiahdari jurusan ilmu riwayah dan ilmu dirayatul hadits, jugasangat berlebihan sekali kejahilan dan kebohongannya.Biasanya keluar dari kaum zindiq seperti Rafidhah (Syi'ah)dan yang semanhaj atau yang terkena syubhat mereka.Adapun para Imam yang mengomentari dan mengkritiksebagian kecil dari hadits dan rawi dalam Shahih al-Bukhariseperti Imam Daruquthni dan lain-lain, mereka semuanyaberjalan di atas manhaj ilmiahnya para ahli hadits denganilmu dan keadilan. Bukan dilandasi kejahilan dan kezhalimanseperti kaum zindiq rafidhah atau ahli bid'ah dari mu'tazilahdan lain-lain. Dan, kritikan sebagian Imam ahli hadits seperti

Imam Daruquthni رمحه اهلل terhadap sebagian kecil hadits-haditsdi Shahih al-Bukhari, juga telah dijawab dengan jawabanjawaban ilmiah oleh para Imam ahli hadits, di antaranya olehal-Hafizh Ibnu Hajar رمحه اهلل di muqaddimah Fat-hul Bari'.Ketiga: Bahwa kitab Shahih al-Bukhari bukan hanyasebagai kitab hadits riwayah dan dirayah saja, namun jugasebagai kitab hukum atau fiqih dari semua bab-bab syariat.Telah sangat dikenal dikalangan para Ulama dan para pelajarilmiah khususnya mereka yang berkhidmat kepada kitab ini,bahwa bab-bab ilmiah yang beliau رمحه اهلل berikan pada setiapjudul kitab dari kitab Shahihnya adalah merupakan fiqih ataumadzhab ilmiah beliau رمحه اهلل . Karena itu, beliau menyebutkandalil-dalil dari luar seperti nash-nash al-Qur'an, hadits-haditsmu'allaq yang beliau tidak maushulkan di kitab Shahihnya,atsar-atsar ilmiah dari para Sahabat رضي اهلل عٌه م , dan Tabi'in,perkataan ahli tafsir, ahli tarikh dan ahli bahasa danseterusnya.Di antara bab-bab ilmiah itu ialah :1. Untuk membantah firqah-firqah sesat yang telah tersesatdari manhaj yang haq, yaitu manhaj dan aqidah kaumSalaf seperti Khawarij, Rafidhah, Murji'ah, Qadariyyah,Mu'tazilah dan Jahmiyyah. Bahkan sebagiannya iyyah. Bantahan beliau ini terdapat di sejumlah

kitab atau pada sebagian bab dari kitab Shahih beliauseperti di kitab Iman dan kitab Tauhid dan lain-lain.2. ) yang beliau pegang. Walaupun untuk n para Imam atau sebagian dari mereka. Tidakmengapa, karena beliau رمحه اهلل memang seorang mujtahidmutlak. Beliau رمحه اهلل berjalan bersama dalil dari al-Kitab,Sunnah dan atsar dari para Sahabat رضي اهلل عٌه م dan Tabi'in.Karena itu, sangatlah tidak tepat, ketika as-Subki ab asy-Syafi'i !رمحه اهلل Beliau رمحه اهلل adalah salahseorang Imam madzhab yang berdiri sendiri denganijtihad-ijtihadnya. Beliau رمحه اهلل tidak hanya berbeda ijtihaddengan Imam Syafi'i رمحه اهلل saja, juga dengan para Imamlainnyadalamsebagiankeputusanbeliau.sangat menakjubkan saya, ketika beliauSungguh رمحه اهلل dalambanyak bab seringkali menyalahi dan berbeda ijtihaddenganImamAbuHanifah,masalah, justru beliautetapidalamsebagian رمحه اهلل setuju dengan keputusanhukum Abu Hanifah. Contohnya dalam masalah zakat,beliau telah membolehkan mengeluarkan zakat denganharganya atau diganti dengan harganya seperti denganbarangataupakaiandanlain-lainberdalildengan

sebagian hadits dan atsar. Pendapat beliau ini jelas sekalitelah menyalahi pendapat jumhur Ulama sebagaimanatelah dijelaskan oleh al Hafizh dalam Syarahnya.3. Untuk membantah sebagian pendapat dari sebagianImam.4. Untuk menjelaskan bahwa dalam masalah ini para Ulamatelah berselisih pendapat.Dan seterusnya dari bab-bab ilmiah dari fiqih ataumadzhab Bukhari di kitab Shahihnya.Ini .! Sebagaimana telah kita ketahui dari ketegasanperkataan Imam al-Bukhari, bahwa semua hadits yang beliautakhrij di kitab Shahihnya ini -yakni al ashlu- adalah shahih.Inilah yang asal dari kitab Shahih beliau sebagaimana telahdijelaskan di depan. Karena itu beliau menamakan kitabnyaini dengan nama:3َ هلل صَلَّى اهللُ عَلٍَِهِ وَسَلَّن ِ ث رَسُىِلِ ا ِ ٌِِ الْجَاهِعُ الصَّحٍِِحُ الْ ُوسٌَِ ُد هِيِ حَد ِ وَسٌٌَُِهِ وَأٌََّا ِهه Dari sini memungkinkan bagi kita untuk mengatakan,siapa saja yang mendhaifkan hadits di Shahih al-Bukhari yakni al ashlu-, baik dari jurusan kelemahan rawinya atau3Hadyus Sari (hlm. 10).

terputusnya sanad, maka orang pertama yang harus diahadapi adalah Imam al-Bukhari sendiri. Maka, merekarnendha'ifkan harus menjelaskan sebabnya atau al jarhulmufassar (celaan yang dijelaskan sebabnya)4. Karena Imamal-Bukhari telah menegakkan hujjah akan keshahihannyadengan persyaratan beliau yang sangat ketat sekali, rbicara tentang rawi-rawi al-Bukhari di kitab Shahihnyasangat luas sekali yang dapat saya ringkas sebagai berikut:Pertama: Imam al-Bukhari telah memakai di kitabShahihnya ini dari rawi-rawi yang tsiqah dalam 'adalahnyadan kedhabitannya dan sedikit sekali kesalahannya. Makarawi yang seperti ini walaupun )al-Bukharitetapmemakainya disebabkan ketsiqahannya. Inilah yang menjadisyarat al-Bukhari dan juga syarat awah yang pertama yang tidak mempunyai kekuatan kalauberdiri sendiri, maka kebiasaan Imam al-Bukhari terhadaprawi yang seperti ini, beliau selalu mengiringi riwayatnyadengan rawi yang lainnya untuk menguatkannya.4Hadyus Sari (hlm. 364-366 dan 403-404).5Hadyus Sari (hlm. 11-15).

Ketiga: Apabila seorang Imam banyak sekali rawi bertingkat-tingkatan) seperti al Imam az-Zuhri رمحه اهلل sampailima (5) thabaqah rawi yang meriwayatkan hadits darinya,maka syarat Imam al-Bukhari adalah memilih thabaqah yangpertama dari murid-murid az-Zuhri رمحه اهلل seperti Malik binAnas رمحه اهلل , Sufyan bin 'Uyainah dan lain-lain. Karena merekasangat tsiqah dalam 'adalahnya dan kedhabithannya dalammeriwayatkan hadits-hadits az-Zuhri dibandingkan denganthabaqah kedua dan ketiga apalagi keempat dan kelima.Selain itu, mereka juga sangat dekat sekali dengan az-Zuhridalam persahabatan dan pertemanan yang cukup lama,yakni mereka bermulazamah, sampai ada di antara merekayang menemani az-Zuhri baik dalam safar maupun muqim,sehingga mereka sangat paham betul dan hapal (al hifz)serta mutqin (kokoh dan kuat) akan hadits-hadits az-Zuhri.Adapun thabaqah yang kedua walaupun mereka se-tsiqahyang pertama, tetapi tetap saja mereka tidak semahirthabaqah yang pertama dalam hifz, itqan dan lamanyabermulazamah dengan az-Zuhri. Thabaqah yang kedua inilahyang menjadi syarat Muslim di kitab Shahihnya seperti alAuza'i dan Laits bin Sa'ad dan lain-lain. Kadang-kadangImam al-Bukhari meriwayatkan juga hadits-hadits az-Zuhridari thabaqah yang kedua ini, tapi tidak lengkap dan

kebanyakan mu 'allaq. Demikian juga thabaqah ketiga sedikitsekali dan juga mu'allaq.Adapun Imam Muslim telah meriwayatkan hadits-haditsaz-Zuhri dari thabaqah pertama dan kedua secara lengkapdan menyeluruh dan menjadi syaratnya. Kemudian thabaqahketiga seperti Imam al-Bukhari pada thabaqah kedua.Demikian juga dapat diqiyaskan dengan para Imam ahlihadits lainnya seperti Sa'id bin Musayyab, al A'raj, al Amasy,Nafi', Qatadah, Syu'bah dan lain-lain yang berthabaqah. Imam al-Bukhari senantiasa memilih thabaqahyang pertama yang menjadi syaratnya khususnya di kitabShahihnya.Inilah salah satu kelebihan dan keutamaan Shahih alBukhari dari Shahih Muslim dari jurusan pemilihan terhadaprawi-rawi hadits di kitab Shahih keduanya sebagaimana telahdikatakan para Imam ahli hadits.Syarat kedua: Adanya ketetapan atau kepastian bahwarawi tersebut bertemu dengan syaikhnya dan ada ketegasanbahwa dia mendengar dari Syaikhnya atau sharraha bittahdits, misalnya dia mengatakan : سَ ِوعٌَِا - ُ حَدَّثًٌَِِ – حَدَّثَيَ أَوِ َأحَِبزًًَِ – َأحَِبزًََا أَوِ سَ ِو ِعث Aku atau kami diberitahu; aku atau kami mendengar

Dan lafazh-lafazh lain yang menunjukkan bahwa pun hanya sekali, sudah cukup bagi al-Bukhari untukmembuktikannya. Kemudian setelah itu dia mempergunakanlafazh 'an'anah ( فُالَى ِ )عَي dari Syaikhnya, tidaklah mengapabagi al-Bukhari, karena telah terbukti bahwa dia bertemudan mendengar dari Syaikhnya. Tetapi apabila tidak adakepastian dan ketegasan seperti yang telah saya zh'an'anah saja -walaupun rawi itu bukan seorang mudallismaka menurut madzhab Bukhari sanad itu tidak khariyang رمحه اهلل nyatakan di kitab Tarikhnya dan di anhadits di kitab Shahihnya yang tidak berkaitan dengan judulbab yang beliau رمحه اهلل berikan hanya untuk menjelaskanbahwa rawi itu benar-benar telah mendengar dari Syaikhnya,karena sebelumnva rawi itu di tempat yang lain di kitabShahihnya mempergunakan lafazh 'an'anah, maka waisnadnya muttashil.Adapun Imam Muslim, beliau tidak menjadikan syaratyang kedua Imam al-Bukhari ini sebagai sebuah syarat di6Hadyus Sari (hlm. 13-14)

kitab Shahihnya. Madzhab Muslim رمحه اهلل , sebagaimana beliau رمحه اهلل jelaskan sendiri di muqaddimah Shahihnya denganpenjelasan panjang lebar dalam bantahan yang sangat keraskepada sebagian Imam yang menyalahinya, bahwa seorangrawi apabila sezaman dengan Syaikhnya maka riwayat'an'anahnya menunjukkan muttashil, walaupun belum adakepastian bahwa keduanya bertemu, kecuali kalau rawi ituseorang mudallis, maka riwayat 'an'anahnya tertolak sampaidia sharraha bit tahdits (dengan tegas meriwayatkan dengankalimat misalnya, aku atau kami dankeutamaan) Shahih al-Bukhari dari Shahih Muslim darijurusan ittishal atau bersambungnya sanad. Karena syaratImam al-Bukhari lebih kuat, lebih kokoh dan lebih nyataittishalnya dari Imam Muslim yang tidak mensyaratkannya.Meskipun demikian, madzhab Muslim رمحه اهلل yang juga menjadimadzhabnya jumhur Ulama wajib di terima. Yaitu riwayat'an'anah dari rawi yang tsiqah yang tidak disifatkan dengantadlis dihukumi ittishal. Tetapi jumhur juga mengatakan,bahwa syarat Imam al-Bukhari lebih unggul dari syaratImam Muslim. Dari sini kita mengetahui, betapa Imam alBukhari telah menempuh jalan-jalan yang sangat sulit dansempit sekali khususnya di kitab Shahihnya dalam rangkamembela Sunnah Nabi yang mulia صلى اهلل علٍه وسلن .

Tafdhil (kelebihan dan keutamaan) Shahih al-Bukhari dariShahih Muslim yang lain lagi adalah bahwa para rawi danhadits yang dikritik atau didha'ifkan oleh sebagian Imam ahlihadits yang terdapat di kitab Shahih al-Bukhari jumlahnyalebih sedikit dari yang ada dalam kitab Shahih Muslim. Tentuyang jumlahnya sedikit lebih utama dari yang banyak.Tafdhil (kelebihan dan keutamaan) yang lain lagi yaituImam al-Buk

Bukhari- dalam menyusun kitab hadits dengan nama al-Jami'. Perkataan beliau, "Tidak ada satupun hadits yang aku takhrij dalam kitab ini melainkan yang shahih." Maksudnya adalah: Pertama: hakikat takhrijul hadits ialah meriwayatkan hadits dengan sanad dari dirinya. Contohnya seperti Imam al-Bukhari, dia telah

Related Documents:

Menulis di taman kanak-kanak menurut High Scope Child Observation Record, disebut menulis dini atau awal. Kegiatan menulis dini mencangkup anak mencoba teknik menulis menggunakan lekuk-lekuk dan garis sebagai huruf, meniru tulisan atau meniru huruf-huruf yang dapat dikenal, menulis nama sendiri, menulis beberapa kata atau frasa pendek, menulis frasa atau kalimat bervariasi.4 Sebagai pendidik .

hassan soliman osman soliman ibrahim abd el mohsen ihab negm el din soliman iman el dawoody shahbou iman m. abd rabo iman mokhtar mahmoud atteya iman omar el masry iman safwat el sheikh inas mohamed hosny abbas karam fahmy rawash khaled abdel wahab daoud khaled mohamed aly negm magda makr

Kitab ini termasuk kitab yang ditulis pada abad ke-3 H. B. Pembahasan 1. Imam Bukhâri a. Nasabnya . menanyakan 10 hadits yang berbeda kepada Bukhari. Setiap kali salah seorang di antara mereka menanyakan kepadanya tentang hadits yang mereka bawakan, maka Bukhari

16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami. KD: 16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai. 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan Sumber: Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 113-116) Sejalan dengan SK dan KD yang telah dirumuskan, guru memiliki kewajiban untuk menuntaskan tujuan pembelajaran berdasarkan .

A. Angket Pengalaman Siswa Membaca dan Menulis Puisi NO PERNYATAAN JAWABAN Ya Tidak 1. Saya pernah membaca puisi 2. Saya suka membaca puisi 3. Saya membaca puisi dari media apa saja (koran, majalah, majalah dinding, internet) 4. Saya membaca puisi dari koleksi perpustakaan 5. Saya membaca puisi dari bahan ajar yang disediakan sekolah 6. Saya pernah menulis puisi 7. Saya suka menulis puisi 8 .

membaca dengan kemampuan menulis teks eksposisi, hubungan antara penguasaan diksi dan kemampuan menulis teks eksposisi, dan hubungan antara kebiasaan membaca dan penguasaan diksi dengan kemampuan menulis teks eksposisi. di kelas X siswa SMA Negeri 11 Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian jenis ex post facto.

hadits-hadits ini bukanlah hadits Shahih Al-Bukhari yang sebenar. Oleh sebab itu, kita akan dapati hadits-hadits mu allaq ini tidak diletakkan nombor. Hadits mu allaq dalam Shahih Al-Bukhari terbahagi kepada dua: (a) hadits mu allaq yang marfu . (b) hadits mu allaq yang tidak marfu (kata-kata sahabat, tabi in, dan sebagainya).

Alex Rider is not your average fourteen-year-old. Raised by his mysterious uncle, an uncle who dies in equally mysterious circumstances, Alex finds himself thrown into the murky world of espionage. Trained by MI6 and sent out into the field just weeks later, Alex [s first mission is to infiltrate the base of the reclusive billionaire suspected of killing his uncle. Filmic and fast-paced (the .